Laporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh Cahaya
Kir biologi terbaru
1. “PENGARUH PEMUPUKAN DENGAN TANAH HUMUS
TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU”
Disusun Oleh :
1. Faizah Wahyuningprianti
(02)
2. Febri Dwi Purwanto
(06)
3. Ika Fitri Puspitasari
(07)
4. Maulania Safira
(08)
Kelas : XII – IPA 4
UPT. SMA NEGERI 4 PASURUAN
Jl. Hasanuddin No. 76 Pasuruan telp (0343) 422522
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepa kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, kita dapat menyelesaikan tugas biologi laporan hasil praktikum
perkecambahan yang berjudul “Pengaruh Pemupukan dengan Pupuk Kompos
Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau” ini dengan baik meskipun masih
terdapat banyak kekurangan didalamnya.
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada guru biologi kami
yakni Ibu Sutjiati Sp.d serta rekan – rekan yang telah membantu kami dalam
penyelesaian tugas ini dan dari berbagai sumber buku maupun media massa
(Internet) yang membantu dalam pemecahan masalah.
Kami atas nama pembuat laporan hasil praktikum mohon maaf yang
sebesar – besarnya atas kekurangan dari hasil karya tulis kami. Dan terima kasih
atas kritik – kritikan dan saran – sarannya kami ucapkan terima kasih.
Pasuruan, 19 September 2013
Penulis
3. i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………….. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………….…….. ii
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………….....
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………......
1.3 Hipotesis ………………………………………………………………….....
1.4 Sasaran Penelitian ………………………………………………………......
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………………….....
bab II. Tinjaun Pustaka
2.1 Kajian Teori …………………………………………………………….......
2.2 Pengertian Pertumbuhan & Perkembangan …………………………….......
2.3 Tahap – Tahap Perkembangan ………………………………………….......
2.4 Macam – Macam Pertumbuhan …………………………………………......
2.5 Pengertian Perkecambahan ……………………………………………….....
2.6 Proses & Tahap Perkecambahan ……………………………………….........
2.7 Macam Perkecambahan ………………………………………………….......
2.8 Faktor Yang dipengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Pada Tumbuhan ...
Bab III. Metode Penelitian
3.1 Metode Yang digunakan ……………………………………………….........
3.2 Rancangan Penelitian …………………………………………………..........
3.3 Alat & Bahan …………………………………………………………..........
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….........
3.5 Jadwal Penelitian ……………………………………………………….........
Bab IV. Data Dan Pembahasan
4.1 Deskripsi Data ………………………………………………………….......
4.2 Interpretasi Data ……………………………………………………….......
4.3 Uji Hipotesis Data ……………………………………………………….....
Bab V. Kesimpulan dan Saran
5. Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Selain air dan cahaya matahari, tanaman membutuhkan nutrisi/makanan untuk proses
pertumbuhan
dan
perkembangannya.
Makanan
tersebut
akan
digunakan
untuk
kelangsungan pertumbuhannya. Jika tanaman tersebut tidak mendapatka nutrisi yang
cukup, maka tanaman tersebut akan layu dan kemudian mati.
Kemudian muncul di benak penulis apakah pada saat perkecambahan tanaman juga
memerlukan nutrisi lebih untuk pertumbuhannya dan apakah jika ia tidak mendapatkan
nutrisi yang tepat tanaman tersebut akan mati ?
Berdasar dari fakta di atas, penulis melakukan pengamatan dan percobaan tentang
pengaruh pemupukan dengan tanah humus terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Karena dengan pengamatan tersebut penulis dapat mengetahui pertumbuhan tanaman
kacang hijau yang diberi tanah humus dan yang tidak diberi tanah humus atau hanya
menggunakan tanah kebun biasa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Adakah pengaruh pemupukan dengan tanah humus terhadap pertumbuhan kacang
hijau?
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui adanya pengaruh pemupukan dengan tanah humus terhadap
pertumbuhan biji kacang hijau.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Memberikan informasi tentang Proses Pertumbuhan tumbuhan kacang hijau yang
dipengaruhi oleh nutrisi/hara dalam tanah.
1.4.2 Memberikan informasi yang dapat membedakan pertumbuhan panjang, lebar,
banyaknya daun, dan kuat lemahnya batang tumbuhan kacang hijau dengan
perbedaan jumlah nutrisi.
1.4.3 Dapat mengetahui berapa perbandingan jumlah tanah humus dan tanah kebun yang
paling cocok diterapkan untuk pembibitan kacang hijau.
1.4.4 Bahan acuan penelitian pengembangan lanjutan untuk peningkatan pemahaman
praktikum biologi pada perkecambahan.
6. Bab II. Tinjauan Pustaka
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas
di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting
sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga
lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan
dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau
menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan
dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang
terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung
biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam
pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah
menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
2.1.2 Pengertian Tanah Humus
Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang
pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan
hewan yang mengalami perombakan oleh organisme dalam tanah, berada dalam
keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman. Secara kimia, humus didefinisikan sebagai
suatu kompleks organik makromolekular yang mengandung banyak kandungan seperti
fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida.
Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas
sehingga tidak stabil terutama apabila terjadi perubahan regim suhu, kelembapan dan
aerasi. Humus bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous, luas permukaan dan daya
jerap jauh melebihi liat dengan kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8100 me/100 g. Humus mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia
seperti Ca, Mg, dan K, humus juga merupakan sumber energi jasad mikro serta
memberikan warna gelap pada tanah.
Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap kebertahanan dan kesuburan
tanah. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman dan akan berperan baik bagi
pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dengan sangat
memuaskan terutama dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain
itu humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi
tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawasenyawa organik toksik. Dengan demikian sudah selayaknya pupuk-pupuk organik
yang kaya akan humus ini menggantikan peran dari pupuk-pupuk sintesis dalam
menjaga kualitas tanah.
7. 2.1.3 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya suatu individu akibat pembelahan
mitosis dan penambahan materi. Perkembangan adalah diferensiasi sel membentuk
struktur dan fungsi tertentu.
Pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan
dimulai
dengan
berkecambahnya biji. Perkecambahan terjadi melalui proses fisika, yaitu penyerapan
air, dan proses kimia, yaitu aktivitas enzim. Perkecambahan disebut epigeal jika
kotiledonnya terangkat keatas permukaan tanah, dan hypogeal jika kotiledonnya tetap
berada di bawah permukaan tanah. Titik tumbuh pada tumbuhan terdapat diujung akar
dan ujung batang. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh factor
luar dan factor dalam. Factor luar meliputi air, cahaya, kelembapan, dan makanan.
Factor dalam meliputi gen dan hormone.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh hal – hal berikut. Makanan
berguna untuk sumber energy dan sintesis komponen sel. Air berguna untuk
fotosintesis dan mengaktifkan reaksi enzimatik. Suhu yang optimum diperlukan untuk
kerja enzim. Kondisi lembap diperlukan untuk mendukung aktivitas pemanjangan sel.
Cahaya berpengaruh pada pertambahan tinggi dan pembungaan. Gen dibutuhkan untuk
mengontrol sintesis protein. Hormone berfungsi untuk mengatur pertumbuhan,
misalnya auksin, sitokinin, giberelin, asam traumalin, dan kalin.
2.1.4 Tahap – Tahap Perkembangan
Perkembangan awal suatu tumbuhan secara garis besar melalui tiga tahap, yaitu
pembelahan sel, morfogenesis, dan diferensiasi seluler.
1. Pembelahan sel
Zigot didalam biji tumbuhan mengalami pembelahan sel mitosis membentuk
jaringan embrional.
2. Morfogenesis (perkembangan bentuk)
Embrio yang membentuk didalam biji memiliki kotiledon dan akar serta tunas
rudimenter. Sesudah biji berkecambah, akar dan tunas rudimemter tersebut akan
berkembang membentuk system akar dan tunas tumbuhan. proses ini dinamakan
morfogenesis.
3. Diferensiasi seluler
8. Jaringan embrional terus berkembang menjadi struktur dengan fungsi khusus
yang akan dimiliki pada saat dewasa. Pada tahap ini, gen menentukan sifat tumbuhan.
sel – sel yang terdiferensiasi akan membentuk jaringan. Diferensiasi adalah proses yang
menjadikan sel memiliki fungsi – fungsi biokimia dan morfologi khusus yang
sebelumnya tidak dimilikinya. Proses pembentukan jaringan permanen pada tumbuhan
(epidermis, korteks, dan stele) yang berasal dari jaringan embrional disebut spesialisasi.
Jika system organ telah terbentuk organism akan mengalami pertambahan
volume. Hal ini terjadi karena sel terus mengadakan mitosis dan sel mengambil bahan –
bahan yang diperlukannya dari lingkungan. Peristiwa pertambahan volume ini disebut
pertumbuhan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh interaksi antara factor
internal (gen dan hormone) dan factor lingkungan, misalnya suhu, oksigen, cahaya, dan
kelembapan.
Gen menentukan sintesis protein pada saat diferensiasi, sedangkan lingkungan
yang sesuai (cocok) akan lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
2.1.5 Macam – Macam Pertumbuhan
1. Pertumbuhan Primer
Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan primer? Terbentuknya bunga, dimulai
dari alat kelamin betina atau putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi
oleh alat kelamin jantan atau benang sari yang mengandung sel sperma dan akhirnya
membentuk lembaga atau zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini mengalami proses
perkembangan yang ditandai dengan adanya periode perlambatan pertumbuhan atau
tidak ada sama sekali pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak mengalami perubahan
atau tidak mengalami pertambahan ukuran panjang. Proses perkembangan zigot dimulai
dari sel induk yang membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya
satu sel besar dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel besar. Selanjutnya
sel haploid itu menyusun atau mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk
melakukan pembelahan berikutnya secara mitosis. Pembelahan mitosis sebenarnya
adalah awal dimulainya proses pertumbuhan embrionik yang ditandai dengan adanya
periode percepatan pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap secara
cepat dan terus menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel,
dan seterusnya, sehingga terjadi penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya
membentuk kumpulan/kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan meristem
9. atau jaringan embrional, kemudian jaringan meristem ini tumbuh dan berkembang
menjadi embrio yang tersimpan dan terlindungi di dalam biji, kemudian tumbuh
menjadi kecambah hingga mencapai dewasa. Pertumbuhan pada embrio atau jaringan
meristem dari hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer ini disebut dengan
pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer ini terjadi pada embrio, ujung akar, dan
ujung batang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Setelah mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae.
Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat
jaringan meristem primer juga terdapat
jaringan
meristem
Pertumbuhan
sekunder
jaringan
meristem
sekunder.
terjadi
sekunder
pada
berupa
kambium gabus atau gabus. Fungsi
kambium
gabus
perlindungan
adalah
pada
sebagai
pertumbuhan
sekunder
yaitu
tumbuhan
menjadi
bertambah
besar
Contoh
tumbuhan
yang
ukurannya.
pertumbuhan
organ
melakukan pertumbuhan sekunder adalah
pohon jati yang banyak terdapat di daerah Blora, Cepu, Jawa Tengah, seperti tampak
pada gambar disamping.
Pada
awal
pertumbuhan,
cambium
hanya terdapat pada jaringan ikat pembuluh
(vasis) yang disebut kambium intravaskuler
atau cambium vasis, kambium ini dapat
tumbuh dengan arah yang berlawanan, yaitu
yang tumbuh ke arah luar akan menjadi xylem
dan
yang
membentuk
tumbuh
floem.
kearah
dalam
Selanjutnya
akan
pada
10. pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berada di antara cambium intravaskuler akan
tumbuh dan berubah menjadi cambium baru yang disebut cambium intervaskuler.
Di dalam perkembangannya,kambium intervaskuler akan tersambung dengan
kambium intravaskuler yang membentuk suatu lingkaran konsentris, bentuk lingkaran
konsentris pada tumbuhan dikotil sering disebut dengan lingkaran tahun. Contoh batang
tumbuhan dikotil yang mempunyai lingkaran tahun adalah pohon jati. Perhatikan bentuk
pada gambar diatas.
Bagaimanakah proses terjadinya lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil seperti
pohon jati? Lingkaran tahun pada pohon jati terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan
sekunder (kambium gabus) yang berlangsung/berjalan tidak sepanjang tahun.
Pertumbuhan sekunder berlangsung hanya pada musim penghujan karena pada musim
penghujan kebutuhan air dan unsure hara cukup banyak tersedia untuk pertumbuhan
tanaman tersebut, dengan proses pertumbuhan seperti ini akan terbentuk suatu lingkaran
yang disebut lingkaran tahun.
Pada umumnya tumbuhan dikotil seperti pohon jati memiliki kulit batang pecah –
pecah atau rusak. Mengapa kulit batang tumbuhan dikotil seperti pohon
jati tampak pecah-pecah atau rusak? Kulit batang jati mengalami pecahpecah,
karena adanya aktivitas kambium yang membentuk jaringan xylem dan floem lebih cepat
dari pertumbuhan kulit, sehingga akan mengakibatkan jaringan kulit paling luar seperti
epidermis dan korteks menjadi rusak atau pecah-pecah. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan kulit terluarnya lebih lanjut, maka jaringan yang berada di sebelah dalam kulit
membentuk
jaringan
pelindung
dari
kerusakan berupa kambium gabus atau
felogen. Felogen membentuk jaringan yang
tumbuh ke arah dalam disebut feloderm yang
selselnya hidup sedangkan jaringan yang
tumbuh ke arah luar disebut felem yang selselnya mati.
Sebenarnya apakah fungsi dari felogen itu?
Felogen
berfungsi
sebagai
pelindung
dari
kerusakan sel-sel jaringan bagian dalam yang
berada di bawah kulit. Kerusakan dapat terjadi
11. karena banyaknya ruang terbuka yang menyebabkan air dan oksigen keluar masuk secara
bebas.
Lapisan felogen tidak semuanya tertutup rapat, tetapi ada beberapa tempat sel
cambium gabus di epidermis kulit yang membentuk suatu lubang/
celah menyerupai lensa yang disebut dengan lentisel. Bentuk lentisel pada kulit batang
terlihat tampak seperti pada Gambar disamping
3. Pertumbuhan Terminal
Pertumbuhan terminal terjadi pada ujung akar dan ujung batang. Pada ujung
akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang sedang aktif tumbuh terdapat tiga (zona)
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sebagai berikut:
a. Daerah Pembelahan (Daerah Meristematik)
Daerah ini merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat
terbentuknya sel – sel baru yang relative besar, berdinding tipis, dan aktif membelah
diri.
b. Daerah Pemanjangan
Daerah ini merupakan daerah hasil pembelahan sel – sel meristem. Sel – sel
hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian
dari daerah perpanjanga. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali disbanding
sel – sel maristematik.
c. Daerah Diferensiasi
Daerah ini terletak dibawah daerah pemanjangan. Cirri sel pada daerah ini yaitu
memiliki dinding sel yang menebal dan beberapa diantaranya mengalami diferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan empelur. Adapun sel lainnya akan berdiferensiasi
menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xylem
dan floem).
2.1.6 Pengertian Perkecambahan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dimulai pada tumbuhan biji
yang dimulai dengan proses perkecambahan. Perkecambahan adalah proses munculnya
plantula ( tanaman kecil dari dalam biji). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh
12. cahaya, suhu, dan oksigen perkecambahan juga dibagi dalam 2 (dua) tipe yaitu
perkecambahan epigeal, dan perkecambahan hypogeal.
2.1.7 Proses dan Tahap Perkecambahan
Proses perkecambahan melibatkan proses fisika dan kimiawi.
1) Proses Fisika
Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (Imbibisi) akibat dari potensial air
rendah pada biji yang kering.
2) Proses Kimia
Dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang
masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). Hormone
ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensitesis dan
mengeluarkan enzim.
Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endospermae. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam
air, misalnya enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula.
Selanjutnya gula dan zat – zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon
menjadi bibit tanaman.
2.1.8 Macam Perkecambahan
Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2 yaitu epigeal dan hypogeal.
1) Epigeal
Perkecambahan
epigeal
adalah
apabila
terjadi
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau
hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan
kotiledon terangkat keatas tanah, misalnya pada kacang
hijau ( Phaseolus Radiatus ). Lihat gambar disamping.
2) Hipogeal
Perkecambahan hypogeal adalah apabila terjadi pembentangan
ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik
13. keatas tanah, tetapi kotiledon tetap didalam tanah. Misalnya pada biji kacang kapri
(Pisum Sativum). Lihat gambar disamping.
2.1.9 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pada Tumbuhan
a. Cahaya atau sinar Matahari
Perhatikan Gambar disamping berikut!
Dari Gambar disamping terlihat cahaya atau
sinar matahari sangat diperlukan tumbuhan
hijau untuk kelangsungan hidupnya, sebab
sinar matahari merupakan sumber energi
yang
digunakan
untuk
proses
berlangsungnya fotosintesis di dalam daundaun tumbuhan hijau. Dari proses
fotosintesis akan dihasilkan zat makanan yang sangat berpengaruh terhadap
pembelahan sel pada pertumbuhan tanaman.
Tetapi pada kenyataannya, mengapa pertumbuhan tanaman yang cukup sinar
matahari lebih lambat jika dibandingkan dengan tanaman yang kekurangan sinar
matahari? Kecambah yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat tidak ada sinar
matahari (gelap) ternyata akan tumbuh lebih cepat, memiliki daun kecil dan tipis
berwarna kekuning-kuningan, batangnya lemah, dan akarnya tidak banyak,
sedangkan kecambah yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat ada sinar
matahari akan tumbuh lebih lambat, memiliki daun yang tumbuh di antara kotiledon,
cepat menghijau dan tebal, batangnya kuat, dan akarnya banyak. Hal ini terjadi
karena pada daun yang tidak mendapat sinar matahari akan mengandung air lebih
banyak sedangkan zat gulanya lebih sedikit. Akibatnya jumlah jaringan mesofil
meningkat sehingga daun yang terbentuk menjadi lebih lebar dan tipis. Adapun pada
daun yang mendapat sinar matahari akan mengandung sedikit air dan jumlah gulanya
banyak, akibatnya akan cepat mengadakan respirasi dan fotosintesis, sehingga
daunnya menjadi lebih tebal menghijau, jaringan palisadenya berlapis-lapis, lapisan
kutikula menebal sehingga terbentuk daun yang lebih tebal dan sempit, berwarna
hijau. Perlu Anda ketahui setiap tumbuhan mempunyai respon yang berbedabeda
terhadap periode penyinaran cahaya matahari, yang disebut fotoperiodisme. Di
daerah yang beriklim sedang akan mengalami empat musim sehingga tumbuhtumbuhan akan mengalami penyinaran yang bervariasi setiap musim. Berdasarkan
14. respon
tumbuhan
terhadap
periode
penyinaran
inilah,
tumbuhan
dapat
dikelompokkan menjadi: tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari netral, dan
tumbuhan berhari panjang. Bagaimana dengan negara Indonesia? Coba Anda
pikirkan!
a. Tumbuhan berhari pendek
Tumbuhan berhari pendek merupakan tumbuhan yang dapat berbungaketika
periode gelap lebih panjang dari pada pencahayaan. Misalnya bunga dahlia, aster,
strawberi, krisan.
b. Tumbuhan berhari netral
Tumbuhan berhari netral merupakan tumbuhan berbunga yang tidak
dipengaruhi oleh lamanya/panjangnya hari penyinaran. Misalnya bunga matahari,
mawar, dan kipas.
c. Tumbuhan berhari panjang
Tumbuhan berhari panjang merupakan tumbuhan yang berbunga ketika
periode pencahayaan lebih lama/panjang daripada periode gelap. Misalnya
bayam, selada, kentang, dan gandum.
2.9 Rumusan Hipotesis
2.9.1
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang akan
diajukan adalah sebagai berikut :
~Ada pengaruh pemupukan dengan tanah humus terhadap pertumbuhan biji
kacang hijau.
15. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Yang Digunakan
3.1.1 Kami menggunakan metode penelitian degan eksperimen
3.2 Definisi Operasional Variabel dan Macam Variabel
3.2.1 Variabel Bebas
Variable bebas (variabel manipulasi) adalah variabel yang dapat diubah –
ubah sesuai kehendak penelitian.
• Pemupukan dengan tanah humus
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (variabel respons) adalah variabel yang terjadi akibat
perlakuan.
Pertumbuhan biji kacang hijau
3.2.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang tidak diperhitungkan dalam penelitian
itu.
Sinar matahari
Suhu
Jumlah air
Kelembapan
Kadar garam dalam air
Ukuran pot
Ph tanah dan air
Jumlah daun yang muncul
Jumlah / kadar O2
3.3 Rancangan Penelitian
3.3.1 Hari ke-1
; Menanam biji kacang hijau dan menyiramnya
3.3.1 Hari ke-2 s/d hari ke-7 ; - Menyiram, mengamati & mencatat pertumbuhan
kacang hijau
- Mengumpulkan data dan memulai menulis laporan
3.4 Sasaran Penelitian
3.4.1 Pengaruh pemupukan dengan tanah humus terhadap pertumbuhan 12 biji
kacang hijau dengan takaran/perbandingan jumlah tanah humus yang berbeda
selama 7 hari..
3.5 Alat & Bahan
3.5.1 Alat
* 4 pot plastic diameter 12cm
* Cetok
* Ember kecil
* Penggaris
3.5.2 Bahan
Tanah humus
Tanah kebun (biasa)
Biji kacang hijau : 12 biji
16.
Air
3.6 Langkah Kerja Penelitian
3.6.1. Menyiapkan 4 pot yang masing-masing diisi dengan campuran tanah kebun
dan tanah humus, dengan perbandingan :
Pot ke 1
2
3
4
3.6.2.
3.6.3.
3.6.4.
3.6.5.
3.6.6.
3.6.7.
Tanah Kebun
1
1
1
1
Tanah Humus
½
1
2
0
Menanam 3 biji kacang hijau ke dalam masing-masing pot;
Memberi label (nomor) pada masing-masing pot; 1/2
Menyiram dengan air secukupnya;
Mengamati pertumbuhan biji kacang hijau;
Mengukur pertumbuhan (panjang) biji kacang hijau;
Mencatat hasil pengamatan dan pengukuran pertumbuhan biji kacang hijau;
3.7 Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan selama 7 hari ;
Mulai : Senin, 9 September 2013
Akhir : Senin, 15 September 2013
17. Bab IV. Data dan Pembahasan
4.4 Deskripsi Data
Tanah kebun:Tanah humus
Hari
ke -
Tanah kebun:Tanah humus
Tanah kebun:Tanah humus
1:½
1:1
1:2
Tanah kebun:Tanah humus
1:0
Pot 1 / tinggi tanaman
(mm)
Pot 2/tinggi tanaman (mm)
Pot 3/tinggi tanaman (mm)
Pot 4/tinggi tanaman (mm)
1
2
3
Ratarata
1
2
3
Ratarata
1
2
3
Ratarata
1
2
3
Ratarata
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
32
-
-
-
20
20
-
-
49
38
-
-
9
10
-
-
3
45
30
-
-
35
32
23
29
56
44
-
-
20
26
-
-
4
140
100
-
-
120
130
35
95
140
110
-
-
60
70
-
-
5
220
210
10
147
180
190
96
155
180
195
20
131
180
170
20
123
6
240
250
50
180
220
240
170
210
250
230
125
181
210
190
85
161
7
275
260
80
205
280
290
210
260
295
280
195
256
260
240
135
211
300
1
2
3
4
5
6
7
250
200
150
100
50
0
POT 1
POT 2
POT 3
POT 4
18. NO
1
2
3
4
PENGAMATAN
JUMLAH DAUN
WARNA DAUN
LEBAR DAUN
KUAT LEMAHNYA
POT 1
2
Hijau Tua
Sedang
Kuat
POT 2
2
Hijau Tua
Sedang
Kuat
POT 3
2
Hijau Tua
Agak Lebar
Lemah
POT 4
2
Hijau Tua
Sedang
Kuat Sekali
BATANG
4.5 Pembahasan Data
4.5.1 Pada pot 1 dengan perbandingan ½ : 1 menunjukkan pertumbuhan biji
kacang hijau
4.6 Uji Hipotesis Data