SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI
TANAMAN PORANG (Amorphophallus Oncophyllus) DI DESA
KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO DIY
OLEH :
SUROSO.SP
Penyuluh Kehutanan Muda
Penyuluh Kehutanan Kabupaten Kulon Progo DIY
Suroso.roso24@yahoo.com
ABSTRACT
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan komoditi tanaman porang di Desa
Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, dan untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman porang yang tepat
untuk dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder
(dari hasil kepustakaan). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu wawancara
mendalam dan observasi. Sedangakan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data
yang diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-laporan maupun hasil penelitian terdahulu.
Berdasarkan analisis SWOT dengan beberapa tahapan yang dilakukan, mulai dari Analisis IFAS dan EFAS, maka dapat disimpulkan
bahwa pengembangan tanaman porang di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo mempunyai alternatif strategi yang paling tepat yaitu
menggunakan strategi SO, karena strategi ini mempunyai nilai tertinggi yaitu 4,25. Dimana strategi SO ialah strategi menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang agar para petani porang mampu mengembangkan tanaman porang di Desa Kalirejo Nganjuk, sehingga akan
didapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif strategi sebagai berikut :
- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat
tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit diharapkan akan
meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi.
- Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat
dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.
- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang
lebih tinggi.
Kata kunci : Strategi Pengembangan, Tanaman Porang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Negara besar yang mendapat julukan Zamrut
khatulistiwa, Indonesia dikaruniai kekayaan alam berlimpah. Mulai
dari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan
dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Tidak kurang
dari 63% luas daratan Indonesia merupakan hamparan hutan tropis
seluas 136 juta hektar yang terdiri dari hutan konversi, hutan
lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi, dan hutan
produksi yang dapat dikonversi.
Secara umum UU No.41/1999 telah mengamanatkan bahwa
penyelenggaraan kehutanan harus menganut asas manfaat dan
lestari, kerakyatan, berkeadilan, kebersamaan, terbuka dan terpadu.
Berkenaan dengan hal tersebut Kementerian Kehutanan telah berupaya
mewujudkan pengelolaan hutan lestari dengan mengoptimalkan
sumberdaya yang termasuk di dalam dan sekitar hutan dijadikan
salah satu aspek dalam kebijakan Kementerian Kehutanan, dengan
mendorong pengembangan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar
hutan. Pembangunan kehutanan ke depan diarahkan agar
melibatkan peran serta masyarakat yang lebih besar. Salah satu
upaya memperdayakan masyarakat sekitar hutan adalah dengan
memanfaatkan lahan hutan atau lahan masyarakat dengan
penanaman porang yang saat ini mempunyai nilai ekonomi cukup
tinggi (BPIK Jambi, 2008).
Tanaman Porang merupakan tumbuhan herba dan "menahun".
Memiliki batang semu (sebenarnya tangkai daun) yang tegak, berkulit
halus, berwarna hijau pucat dan putih yang belang-belang dan
berkelok-kelok. Di ujung batang memecah menjadi tiga batang
sekunder yang akan memecah lagi menjadi beberapa batang dimana
helaian daun berjajar beriringan. Pada setiap pertemuan batang
terdapat bubil/katak berwarna coklat kehitaman sebagai bahan
perkembangbiakan tanaman. Di akhir musim hujan, batangnya akan
rebah dan mati, selanjutnya umbi porang akan istirahat (dorman) tidak
mengadakan aktivitas pertumbuhan sepanjang musim kemarau. Pada
musim hujan umbi yang dorman di dalam tanah akan tumbuh tunas
baru sehingga lama-kelamaan umbi semakin mengecil dan akan
semakin membesar menjelang musim kemarau dan begitu selanjutnya.
Tanaman Porang yang telah berumur di atas tiga tahun, akan muncul
bunga yang disangga tangkai bunga tunggal yang keluar tepat di pusat
umbi. Tangkai bunga akan menjulur ke permukaan tanah, panjangnya
bisa mencapai 0,5 m s.d. 1,5 m. Permukaan tangkai bunga berwarna
hijau segar dan berbau tidak enak. Tongkol bunga terdiri dari tiga
bagian. Bagian paling atas merupakan bunga mandul, bagian tengah
bunga jantan dan paling bawah merupakan bunga betina. Tinggi
tanaman dapat mancapai 1,5 m tergantung pada tingkat kesuburan
tanah. Dari bunga ini akan menghasil biji - biji yang dapat digunakan
sebagai benih/bibit
Tanaman porang yang hidup subur di kawasan hutan tropis
ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Selain bisa
ditanam di dataran rendah, Porang dengan mudah hidup di antara
tegakan pohon hutan seperti misalnya Jati dan Pohon Sono.
Jepang adalah negara utama pengimpor Porang dari Indonesia.
Umbi Porang menjadi menu favorit sebagian besar masyarakat disana
setelah diolah menjadi makanan Konyaku (tahu) dan Shirataki (mie)
(Pusat Studi Porang, 2012). Oleh karena itu potensi tersebut perlu
untuk dikelola secara optimal guna memenuhi kebutuhan pangan
nasional, dimana pada saat ini kebutuhan bahan pangan pokok
berupa beras semakin tinggi, sedangkan produksi padi nasional
belum dapat memenuhi permintaan. Umbi porang ini diharapkan bisa
menjadi pilihan bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat sehingga dapat mendukung program ketahanan pangan.
Terbukanya peluang usaha porang bukan berarti tanpa aral
melintang. Jumlah eksportir porang yang masih terbatas dikhawatirkan
tercipta ketergantungan pasar. Akibatnya, kendali harga ada di tangan
para eksportir. Modal yang terbatas membuat para pekebun hanya
mengandalkan keuntungan dari hasil penjualan umbi segar. Padahal,
bila dijual dalam bentuk olahan, keuntungan bisa berlipat. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis ingin mengajukan sebuah penelitian
dengan judul ”Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Porang
(Amorphophallus oncophyllus) di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon
Progo”, dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan petani
porang sehingga akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan bagi
petani porang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dengan permasalahan
tersebut, maka pertanyaan penelitian yang menjadi perhatian dalam
penelitian iniadalah sebagai berikut :
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan
komoditi tanaman porang di Desa kalirejo.
2. Bagaimana strategi pengembangan komoditi tanaman porang
yang tepat untuk dilaksanakan di Desa Kalirejo.
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi
pengembangan komoditi tanaman porang di Kabupaten Nganjuk.
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman
porang yang tepat untuk dilaksanakan di Desa Kalirejo.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kokap kabupaten Kulon
Progo. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Januari sampai
dengan Maret 2016.
2.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan
data sekunder (dari penelitian kepustakaan). Hair, Money, Samouel,
dan Page (2007, 192) menjelaskan bahwa dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif, data primer dapat diperoleh
melalui dua jenis metode yaitu wawancara yang dapat dilakukan
dengan cara depth interview (wawancara mendalam), focus group
(fokus kelompok), case studies (studi kasus), projective techniques
(teknik proyektif) dan observasi yang dapat difokuskan pada manusia,
eektronik dan mekanisme.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat
diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu wawancara mendalam dan
observasi. Wawancara mendalam adalah sesi diskusi tidak terstruktur
yang sangat berguna dalam mengklarifikasi konsep dan terjadi antara
pewawancara dan narasumber yang dipilih karena memiliki
pengetahuan tertentu (Hair, Money, Samouel, dan Page, 2007, 201).
Hair, Money, Samouel, dan Page (2007, 193), menyatakan
bahwa pendekatan observasi dapat menghasilkan data naratif dan
numerik. Data naratif dapat dikumpulkan dengan cara mempersiapkan
deskripsi tertulis mengenai perilaku, perilaku terekam dengan media
elektronik, atau informasi diperoleh melalui data elektronik seperti
blog. Sedangkan data numerik dapat dikumpulkan melalui seorang
pengamat terlatih yang merekam kejadian melalui kuesioner
terstruktur atau alat yang mengikuti kejadian tertentu.
Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari hasil penelitian
kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data yang
diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-
laporan maupun hasil penelitian terdahulu.
2.3 Metode Analisa Data
Metode Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis SWOT. Matriks SWOT merupakan perangkat
pencocokan faktor-faktor kunci eksternal dan internal. Hasil dari
analisis SWOT diharapkan dapat memberikan alternatif-alternatif
strategi pengembangan bagi kelompok tani. Matriks SWOT digunakan
untuk menyusun strategi kelompok tani dalam memadukan dan
menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kelompok tani
dengan peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal
kelompok tani.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
mengalami dua tahapan. Tahapan yang pertama dilakukan adalah
analisis potensi tanaman porang yang ada di Desa Kalirejo dan
tahapan kedua adalah dari segi kemampuan petani porang dalam
mengembangkan tanaman porang selanjutnya digunakan analisis
SWOT.
Tahapan analisis SWOT adalah :
1. Mendeskripsikan peluang eksternal kunci tanaman porang.
Faktor peluang merupakan faktor-faktor pendukung dalam
pengembangan tanaman porang. Faktor pendukung ini
merupakan faktor yang berasal dari luar.
2. Mendeskripsikan ancaman eksternal kunci tanaman porang.
Faktor ancaman merupakan faktor-faktor penghambat atau hal-
hal yang dapat mengancam perkembangan tanaman porang.
Faktor ini juga berasal dari luar.
3. Mendeskripsikan kekuatan internal kunci tanaman porang.
Faktor kekuatan merupakan sebuah faktor pendorong dan
kekuatan yang berasal dari dalam, dimana kekuatan disini
meliputi semua komponen tanaman porang sehingga bermakna
positif untuk pengembangan tanaman porang.
4. Mendeskripsikan kelemahan internal kunci tanaman porang.
Faktor kelemahan merupakan suatu faktor kekuatan “yang
seharusnya dimiliki oleh tanaman porang” namun tidak ada,
yang akhirnya menjadi kelemahan tanaman porang tersebut.
Maka weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal
dari dalam tanaman porang itu sendiri.
5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang
eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi S-O.
Strategi S-O ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang eksternal yang ada.
6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-
peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi W-O.
Strategi W-O ini mengatasi kelemahan internal dengan
mencoba memanfaatkan peluang.
7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-
ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi S-T.
Strategi ini menggunakan kekuatan untuk menghindari dampak
dari ancaman eksternal.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-
ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi W-T.
Strategi ini meminimumkan kelemahan dan menghindari
ancaman eksternal.
Tabel 2. Matriks SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHTS (S) WEAKNESS (W)
OPPORTUNITIES
(O)
Daftar Peluang
STRATEGI S-O
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang eksternal
yang ada
STRATEGI W-O
Mengatasi
kelemahan internal
dengan mencoba
memanfaatkan
peluang
THREATHS (T)
Daftar Ancaman
STRATEGI S-T
Gunakan kekuatan
untuk menghindari
dampak dari
ancaman eksternal
STRATEGI W-T
Meminimumkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman eksternal
Sumber : David ,2006
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats)
Analisis (SWOT) yang terdiri dari Strenghts (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats
(ancaman) merupakan salah satu analisis yang dapat menggambarkan
secara jelas keadaan yang dihadapi oleh perusahaan (Septiana Yuyun.
2013).
Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk
mengidentifikasikan keempat faktor-faktor tersebut dan strategi
yang menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka.
Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-
faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Faktor-faktor strategis
perusahaan disusun dalam matriks SWOT, yang menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Teknis perumusan strategi yang
digunakan untuk membantu menganalisa, mengevaluasi, dan memilih
strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu : tahap mengumpulkan data yang
meringkas informasi dan masukan dasar yang diperlukan oleh
organisasi untuk merumuskan strategi. Selanjutnya adalah tahap
pencocokan, berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan
memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. Dan yang terakhir
adalah tahap keputusan, yaitu tahap untuk memilih strategi yang
spesifik dan terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk
diimplementasikan.
Matriks ini menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu :
strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. Strategi SO
artinya adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,
strategi ST artinya menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman,
strategi WO artinya meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang, sedangkan strategi WT artinya meminimalkan kelemahan
untuk menghindari ancaman (Weningsari Estu. 2012).
Gambar 4. Matrik SWOT
3.2 Budidaya Tanaman Porang
a. Morfologi Tanaman Porang
Secara Botani, tanaman Porang adalah sebagai berikut :
Divicio : Spermatophyta
Sub Divicio : Angiospermae
Klas : Monocotyledonae
Ordo : Areaceales
Family : Areaceae
Genus : Amorphophallus
Spesies : Amorphophallus oncophyllus
Gambar 5. Tanaman, umbi dan katak porang
Hasil utama tanaman porang berupa umbi. Ada dua macam
umbi pada tanaman porang yaitu umbi batang yang berada di dalam
tanah, dan umbi tetas/bupil yang terdapat pada setiap pangkal cabang
atau tulang-tulang daun yang mengandung biji. Umbi yang banyak
dimanfaatkan adalah umbi batang yang berbentuk bulatan dan bagian
atasnya berlekuk dangkal tempat bekas tumbuhnya tangkai. Umbi ini
merupakan perubahan bentuk dari batang yang berfungsi sebagai
cadangan makanan. Dengan demikian umbi dan batang menyatu
dengan batas yang tidak begitu jelas. Umbi terdiri atas bagian kulit
dan daging umbi. Kulit umbi ketika dipanen berwarna keabu-abuan
dan jika dibiarkan beberapa hari akan berubah menjadi kehitaman.
Bagian kulit umbi yang terkupas akan mengeluarkan getah yang
licin dan menyebabkan gatal di kulit. Daging umbi porang berwarna
kekuningan, berisi karbohidrat yang berfungsi bagi pertumbuhan
selanjutnya.
Akar tanaman porang berupa akar serabut berwarna putih.
Akar yang berjumlah banyak ini tumbuh dari batang dan kulit umbi,
berguna untuk memperluas daya serap air dan zat-zat hara dari dalam
tanah. Sedangkan batang tanaman porang menyatu dengan umbinya
dan merupakan bagian kecil dari keseluruhan bonggol umbi. Pada
perkembangan selanjutnya batang mengalami perubahan bentuk untuk
menyimpan cadangan makanan sebagai umbi. Bagian lain dari
tanaman porang adalah tangkai daun porang yang tumbuh ke atas dan
dapat mencapai 125 cm dengan diameter mencapai 6 cm. Tangkai
daun utama lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengan
batang. Tangkai daun berwarna hijau muda dengan motif berbentuk
belang-belang, patah-patah tidak beraturan, berwarna putih atau
pudar. Pada ujung tangkai daun terdapat daun yang terbagi dalam tiga
bagian anak daun yang bertumpu pada satu tangkai dan pada ujung
percabangan tangkai daun tumbuh umbi tetas/bupil. Demikian juga
pada tangkai daun, masing-masing membentuk umbi tetas/bupil.
(Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012).
a. Manfaat Tanaman Porang
Menurut Boelhasrin (1970), beberapa manfaat tanaman porang
adalah :
1. Sebagai lem terbaik
2. Campuran kertas agar kuat dan lemas
3. Pengganti media tumbuh mikroba
4. Pengganti selulosa dalam film
5. Isolator listrik
6. Campuran dalam alat-alat pesawat terbang dan parasut
7. Campuran makanan shirataki dan konyiku
8. Penjernih air
9. Pengikat formulasi tablet
10. Pengental sirup
11. Bahan obat
12. Khasiat bagi kesehatan tubuh, porang dapat mengurangi
kadar kolesterol darah, memperlambat pengosongan perut
dan mempercepat rasa kenyang sehingga cocok untuk
makanan diet bagi penderita diabetes. Porang merupakan
serat yang secara alami dapat larut dalam air, tembus
cahaya dan bersifat seperti agar-agar dan tidak berbau
sehingga dapat digunakan sebagai pengganti agar-agar atau
gelatin. Porang banyak mengandung vitamin A dan B lebih
tinggi dari kentang, kandungan karbohidratnya lebih dari
80%. Komponen kimia yang terpenting adalah
glukomanan.
c. Syarat Tumbuh
Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, yang
tumbuh di bawah tegakan dengan kelembaban yang cukup dengan
suhu sekitar 25ºC-35ºC dan curah hujun antara 1.000-1.500 mm.
Tempat tumbuh yang optimal yaitu tempat dengan ketinggian 100-
600m dpl, dengan intensitas cahaya yang dibutuhkan antara 60%
hingga 70%. Kondisi tanah yang diperlukan agar porang dapat tumbuh
dengan baik adalah tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih
dari alang-alang dengan pH netral (6 - 7) (Pusat Studi Porang
Perhutani KPH Nganjuk, 2012).
d. Persiapan Lahan
Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah
naungan dengan intensitas cahaya 60-70%.
Kegiatan penyiapan lahan :
1. Pada lahan datar
Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu
dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang
disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.
2. Pada lahan miring
Lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang
tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat
penanaman.
e. Persiapan Bibit
Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif
(biji, tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan bupil
yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja, setelah bibit yang
ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya,
selanjutnya porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan
penanaman kembali. Kebutuhan bibit per satuan luas sangat
tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan
presentase tumbuh benih di atas 90%, kebutuhan benih per hektar
dengan jarak tanam 1 m x 0,5 m adalah :
1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg)
2. Biji : 300 kg
3. Bupil : 350 kg (± 170 – 175 buah/kg)
Tata cara penyiapan bibit dari umbi adalah :
a. Menentukan anakan tanaman porang yang telah berumur
kurang lebih satu tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.
b. Membongkar rumpun/tanaman tadi kemudian dibersihkan
umbi dari akar – akar dan tanah yang masih menempel.
c. Mengumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah
untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman.
d. Perlu diingat bahwa satu umbi hanya menghasilkan satu
tanaman.
Tata cara penyiapan bibit dari bupil/katak adalah :
1. Bupil diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup
tua.
2. Bupil dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang
sehat.
3. Bupil yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan di
tempat yang kering untuk menunggu penanganan selanjutnya.
4. Dari setiap tanaman porang yang cukup besar dan tua mampu
menghasilkan sampai 15 bupil.
f. Penanaman
Porang sangat baik ditanam ketika turun hujan, yaitu sekitar
Nopember – Desember. Tahapan dalam menanam porang adalah
sebagai berikut :
1. Bibit yang sehat satu persatu dimasukkan ke dalam lubang
tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas. Tutup bibit
tersebut dengan tanah halus atau tanah olahan setebal sekitar 3
cm.
2. Tiap lubang tanaman diisi satu bibit porang jarak tanam
tergantung kebutuhan.
g. Pemeliharaan tanaman
Tanaman porang merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan
tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk
mendapatkan hasil melalui pertumbuhan dan produksi yang maksimal,
dapat dilakukan dengan melakukan perawatan yang intensif,
diantaranya dengan cara :
1. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang
berupa rumput – rumput liar yang dapat menjadi pesaing
tanaman porang dalam kebutuhan air, unsur hara dan faktor
lainnya. Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan sebulan
setelah umbi porang ditanam, sedangkan penyiangan
berikutnya dapat dilakukan kapan saja jika gulma muncul.
Setelah dilakukan penyiangan, selanjutnya gulma yang
terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan
menjadi kompos.
2. Pemupukan
Pada saat pertama kali bibit ditanam, dilakukan pemupukan
dasar, selanjutnya untuk pemupukan berikutnya dilakukan
setahun sekali yaitu pada awal musim hujan. Jenis dan dosis
pupuk urea 10 gram/lubang dan SP 36,5 gram/lubang.
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam di sekitar
batang porang.
3. Pengamanan dari pohon pelindung
Tanaman porang merupakan tanaman yang butuh naungan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengamanan dan pemeliharaan
terhadap pohon pelindung agar dapat tumbuh dengan baik.
4. Pertumbuhan
Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6
bulan setiap tahunnya yaitu pada musim penghujan. Di luar
masa itu tanaman porang mengalami masa istirahat/dorman
dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.
Tanaman akan tumbuh kembali pada musim penghujan dan
umbi yang berada di dalam tanah akan tumbuh membesar.
h. Pemanenan
Tanaman porang setelah ditanam selama tiga tahun baru dapat
dipanen untuk pertama kalinya. Setelah itu tanaman ini dapat dipanen
setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Waktu panen
biasanya dilakukan pada bulan April sampai Juli pada saat tanamannya
mengalami masa dorman. Ciri-ciri tanaman sudah saatnya dipanen
adalah sebagian besar atau seluruh tanaman sudah mati dan tersisa
batang kering dan lubang kecil yang menjadi petunjuk keberadaan
tanaman porang tersebut. Umbi yang dipanen adalah umbi yang sudah
besar yang beratnya mencapai 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih
kecil ditinggalkan untuk dipanen pada daur berikutnya. Rata-rata
produksi umbi porang sekitar 10 ton per hektar.
i. Pengolahan
Setelah dilakukan pemanenan, umbi porang dibersihkan dari
kotoran berupa tanah dan akar yang menempel. Kemudian diiris
dengan ketebalan sekitar 0,5 cm, proses selanjutnya yaitu
menjemurnya di bawah terik matahari hingga benar – benar kering.
Proses penjemuran ini memerlukan waktu sekitar 5 hari, pada tahap ini
porang harus benar – benar kering, untuk menghindari timbulnya
jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual porang (Pusat
Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012).
Prospek Pengembangan Komoditi Tanaman Porang
Budidaya Porang termasuk budidaya tanaman yang cukup
mudah dan tidak terlalu intensif pemeliharaannya. Tanaman Porang
merupakaan tanaman sangat pontensial dikembangkan di bawah
tegakan hutan negara maupun hutan rakyat, sebab :
1. Porang hanya tumbuh dan berkembang dengan baik dibawah
naungan dengan intensitas cahaya sebesar 60-70%. Kondisi ini
memerlukan kondisi tegakan hutan yang baik sehingga secara
tidak langsung mencegah terjadinya Illegal Logging dan
mempertahankan keberadaan hutan negara dan hutan rakyat
dalam waktu cukup lama.
2. Mencegah terjadinya penggembalaan liar di dalam kawasan
hutan, karena dapat merusak porang yang ada di dalamnya
(tanah menjadi padat).
3. Mencegah terjadinya kebakaran di kawasan hutan, karena akan
mematikan perkembangan/kelestarian Porang yang ada di
dalamnya.
4. Porang berfungsi hidro orologi sebagai tumbuhan semak di
dalam hutan dan mencegah erosi (run off).
5. Mempunyai nilai ekonomis dan produktif.
6. Merupakan jenis tanaman toleran yaitu tanaman yang mampu
hidup dibawah naungan.
7. Meningkatkan pendapatan/kesejahteraan masyarakat sekitar
tepian hutan.
8. Menciptakan lapangan kerja baru.
Dengan demikian antara tanaman porang (Amorphophallus
oncophyllus)dengan tegakan hutan (hutan negara/hutan rakyat)
mempunyai hubungan simbiosis mutuaslisme (saling
menguntungkan), sehingga tanaman porang layak untuk
dikembangkan dalam upaya pelestarian sumberdaya hutan, sebagai
sarana pengalihan orientasi dan mata pencaharian masyarakat di
sekitar hutan dari Hasil Hutan Kayu ke Hasil Hutan Non Kayu dalam
rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hasil
panen Porang untuk satu hektarnya minimal 4 ton per hektar dan bila
dibudidaya lebih intensif dapat mencapai 8 - 9 ton per ha.
Tanaman Porang tidak dapat dikonsumsi atau digunakan secara
langsung tetapi harus diolah lebih lanjut karena mempunyai sifat gatal.
Hasil olahan dalam bentuk tepung diolah secara pabrikan dan
prosesnya agak rumit. Masyarakat biasanya mengolah sampai dalam
bentuk kripik (chip) kering, untuk selanjutnya dikirim ke pabrik untuk
diolah lebih lanjut. Perbandingan basah ke bentuk kering adalah 100
kg basah menjadi 17 kg kering. Pemasaran selain untuk kebutuhan
dalam negeri, juga diekspor ke Jepang, China, Eropa dan Kanada
(Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012).
2.3. Kerangka Pikir
Hasil Penelitian
4.1.1 Permasalahan Utama Petani Porang
Pengembangan Komoditi
Tanaman Porang
Identifikasi Potensi dan
Permasalahan yang dihadapi
Perumusan Strategi
Rekomendasi Alternatif
Strategi
Analisis SWOT
Feedback
Tanaman porang merupakan tanaman yang sangat potensial
dikembangkan di bawah tegakan hutan negara maupun hutan rakyat.
Beberapa latar belakang adanya pengembangan tanaman porang di
bawah tegakan hutan adalah :
1. Rendahnya produktifitas lahan hutan (masih terbatas dalam
produksi kayu).
2. Terbatasnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa sekitar
hutan.
3. Masih sering terjadi gangguan keamanan hutan, berupa :
kebakaran hutan, pencurian dan penggembalaan liar.
4. Potensi tanaman di bawah tegakan / PLDT berupa empon-
empon, porang, dll belum digarap secara optimal.
5. Rendahnya produktivitas lahan pertanian (lahan sempit,
kesuburan rendah dan tadah hujan).
6. Pembangunan kehutanan belum mampu mengakomodir
kepentingan masyarakat desa sekitar hutan.
(Sumber : Perum Perhutani, Pedoman Budidaya Tanaman Porang,
2013).
Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian di lapangan
ditemukan beberapa permasalahan utama yang saat ini dihadapi oleh
petani porang, diantaranya :
1. Permodalan
Pada umumnya petani porang di Kabupaten Kulon Progo
masih menggunakan modal yang bersifat swadaya, sehingga
untuk mengembangkan usahanya masih kesulitan, karena
untuk mengembangkan usaha membutuhkan modal yang tidak
sedikit.
2. Pencurian umbi dan katak porang
Lahan yang ditanami porang masih sedikit, sehingga pada saat
musim panen porang banyak terjadi pencurian umbi dan katak
porang yang nantinya digunakan sebagai bibit.
3. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan yang terjadi pada musim kemarau
menyebabkan rusaknya tanaman pokok sehingga porang tidak
dapat tumbuh dengan baik.
4. Penggembalaan Liar
Penggembalaan ternak secara liar di lahan yang ditanami
porang menyebabkan rusaknya tanaman porang.
5. Kurangnya bibit porang
Masih sedikitnya budidaya tanaman porang menyebabkan
pasokan bibit tanaman porang juga kurang.
6. Adanya permainan harga oleh tengkulak
Petani tidak memiliki pilihan untuk memasarkan hasil
panennya selain ke tengkulak. Hal ini menyebabkan tengkulak
dapat menetapkan harga secara sepihak.
7. Penebangan Tanaman Pokok
Adanya penebangan tanaman pokok yang berfungsi sebagai
tanaman pelindung menyebabkan presentase hidup tanaman
porang menjadi rendah.
8. Belum ada bimbingan teknis dari stakeholder
Kurangnya bimbingan teknis dari stakeholder menyebabkan
pemahaman petani tentang cara budidaya tanaman porang
maupun tentang pengolahan hasil panen masih sangat minim.
9. Belum ada pengembangan teknologi budidaya tanaman porang
Sampai saat ini budidaya tanaman porang masih dilakukan
secara tradisional sehingga produksi porang belum maksimal.
Dengan adanya penelitian yang berjudul “Strategi
Pengembangan Komoditi Tanaman Porang di Kabupaten Kulon
Progo” ini diharapkan agar masyarakat mampu dan mau
memanfaatkan lahan di bawah tegakan untuk menambah penghasilan
bagi masyarakat dan sekaligus meningkatkan kelestarian hutan.
Sehingga, beberapa permasalahan yang ditemukan tersebut dapat
teratasi secara bertahap.
4.1.2 Identifikasi Faktor – Faktor Kekuatan (Strenghts)
Faktor kekuatan merupakan faktor internal yang utama yang
merupakan bawaan secara turun-temurun melekat pada
perusahaan/organisasi/lembaga dari waktu ke waktu sejak lahirnya
perusahaan/organisasi/lembaga tersebut. Faktor kekuatan yang
dimaksud dalam penelitian ini meliputi semua komponen tanaman
porang sehingga bermakna positif untuk pengembangan tanaman
porang, antara lain :
a. Porang mempunyai banyak manfaat
b. Tanaman porang tidak memerlukan pemeliharaan intensif
4.1.3 Identifikasi Faktor – faktor Kelemahan (Weakness)
Faktor kelemahan merupakan faktor internal yang utama yang
merupakan bawaan secara turun-temurun melekat pada
perusahaan/organisasi/lembaga dari waktu ke waktu sejak lahirnya
perusahaan/organisasi/lembaga tersebut. Yang dimaksud dengan
faktor kelemahan pada penelitian ini adalah faktor kekuatan “yang
seharusnya dimiliki oleh tanaman porang” namun tidak ada, yang
akhirnya menjadi kelemahan tanaman porang tersebut. Maka
weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal dari dalam
tanaman porang itu sendiri, diantaranya adalah:
a. Pengetahuan tentang tanaman porang masih kurang
b. Jumlah eksportir tanaman porang masih terbatas
c. Modal yang terbatas
d. Proses pengolahan rumit
4.1.4 Identifikasi Faktor – Faktor Peluang (Opportunity)
Faktor peluang merupakan faktor yang berasal dari luar
perusahaan/organisasi/lembaga atau berasal dari lingkungan sekitar
dimana perusahaan/organisasi/lembaga itu berada. Faktor peluang
selalu menyertai keberadaan suatu perusahaan/organisasi/lembaga.
Karena setiap perusahaan/organisasi/lembaga dalam menjalankan
aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain baik
secara langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk dalam faktor
peluang yang mendukung perkembangan tanaman porang dalam
penelitian ini antara lain :
a. Harga Chip Porang Tinggi
b. Adanya alat pengolahan porang yang dimiliki oleh LMDH
c. Potensi lahan masih tinggi
4.1.5 Identifikasi Faktor – Faktor Ancaman (Threats)
Faktor peluang merupakan faktor yang berasal dari luar
perusahaan/organisasi/lembaga atau berasal dari lingkungan sekitar
dimana perusahaan/organisasi/lembaga itu berada. Faktor peluang
selalu menyertai keberadaan suatu perusahaan/organisasi/lembaga.
Karena setiap perusahaan/organisasi/lembaga dalam menjalankan
aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain baik
secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dengan
faktor ancaman dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penghambat
atau hal-hal yang dapat mengancam perkembangan tanaman porang
yang berasal dari lingkungan luar. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Populasi bibit porang di alam yang terancam punah
b. Belum ada peraturan yang mengikat antar petani porang
c. Kerusakan Hutan
4.2 Analisis SWOT
Dari data yang diperoleh dalam penelitian dilakukan analisis
dengan pendekatan analisis SWOT yaitu suatu analisis permasalahan
dengan pengkajian tentang suatu konsep strategi dengan menentukan
faktor kekuatan (strenghts), faktor kelemahan (weaknesses), faktor
peluang (opportunities) dan faktor ancaman (threats) sehingga dari
faktor – faktor tersebut dapat di identifikasi berdasarkan strategi
internal dan strategi eksternal.
Dalam pelaksanaan analisis SWOT dilakukan dengan
beberapat tahapan analisis SWOT, diantaranya :
Tahap Matrik SWOT
Dari analisis matrik IFAS dan EFAS disusun matrik SWOT
untuk menganalisis rumusan alternatif strategi, baik strategi SO, WO,
ST dan WT, sedangkan hasil analisis matrik SWOT seperti tabel
sebagai berikut :
Tabel 14. Matrik SWOT
I F A S
STRENGHTS (S)
1.Tidak memerlukan
pemeliharaan
intensif
2.Dapat ditanam di
bawah tegakan
3.Tahan Hama
Penyakit
4.Sekali menanam
tidak perlu
menanam lagi
5.Banyak manfaat
6.Alternatif bahan
pangan
WEAKNESSES
(W)
1. Teknologi pasca
panen terbatas
2. Modal yang
terbatas untuk
pasca panen
3. Proses
pengolahan rumit
4. Pengetahuan
tentang tanaman
porang masih
kurang
5. Jumlah eksportir
masih terbatas
6. Jumlah umbi/bibit
terbatas
7. Tanaman porang
tidak dapat
langsung
dikonsumsi
8. Tidak dapat
ditanam di tempat
terbuka
OPPORTUNITIES
(O)
1. Adanya pengolahan
porang yang
dimiliki LMDH
2. Prospek pasar yang
luas di dalam dan
luar negeri
3. Daya tarik investor
untuk berbisnis
porang tinggi
4. Kebutuhan untuk
ekspor porang besar
tetapi pasokan
sedikit
5. Harga Chip porang
tinggi
6. Potensi lahan di
hutan dan
pekarangan masih
luas
7. Nilai jual porang
yang semakin naik
STRATEGI (SO)
1.Dengan
pemanfaatan
potensi lahan di
hutan dan
pekarangan yang
masih luas dan
beberapa kelebihan
porang diantaranya
dapat tumbuh di
bawah tegakan
hanya perlu sekali
tanam, tidak perlu
pemeliharaan
intensif serta tahan
hama penyakit
akan meningkatkan
jumlah produksi
sehingga
kebutuhan ekspor
dan pasar dalam
negeri tercukupi.
2.Porang mempunyai
banyak manfaat
diikuti dengan
proses pengolahan
yang tepat akan
menambah nilai
jual porang dan
dapat dijadikan
alternatif pangan.
STRATEGI (WO)
1. Pengetahuan
petani tentang
tanaman porang
serta proses
pengolahannya
yang kurang perlu
diatasi dengan
cara pemberian
bimbingan teknis
dari para
stakeholder
sehingga dapat
meningkatkan
jumlah produksi
porang untuk
memenuhi
kebutuhan pasar
di dalam dan luar
negeri.
2. Dengan
pengelolaan
modal yang baik
dan didukung
oleh prospek
pasar yang luas
serta daya tarik
investor yang
tinggi untuk
berbisbis porang
akan mengurangi
E
F
A
S
3.Petani dapat
memanfaatkan
daya tarik investor
yang tinggi dalam
berbisnis porang
untuk meraih harga
jual olahan porang
yang lebih tinggi
ketergantungan
pasar (pada
eksportir tertentu)
3. Pengolahan umbi
porang dengan
teknologi yang
tepat akan mampu
menaikkan nilai
jual porang.
4. Jumlah umbi /
bibit yang terbatas
dapat diatasi
apabila petani
mampu
memanfaatkan
potensi lahan di
hutan dan
pekarangan yang
masih tinggi serta
daya tarik
investor dalam
berbisnis porang.
THREATS (T)
1. Kerusakan hutan
2. Keberadaan sumber
benih yang terbatas
3. Populasi porang di
alam terancam
habis
4. Banyak pencurian
5. Belum ada aturan
STRATEGI (ST)
1.Melibatkan petani
porang untuk
mencegah
kerusakan hutan
dengan cara
memberikan
sosialisasi tentang
pentingnya
STRATEGI (WT)
1. Melakukan
sosialisasi dan
bimbingan teknis
tentang budidaya
dan pengolahan
pasca panen
tanaman porang
secara benar
yang mengikat
6. Kebakaran hutan
kelestarian hutan
dalam mendukung
pertumbuhan
tanaman porang,
karena porang
hanya dapat
tumbuh di bawah
tegakan.
2.Memberikan
sosialisasi kepada
para petani porang
untuk
membudidayakan
tanaman porang
karena memiliki
berbagai kelebihan,
seperti tidak
memerlukan
pemeliharan
intensif, banyak
manfaat dan tahan
hama penyakit
untuk kemudian
diambil hasilnya
berupa olahan
porang yang
bernilai tinggi
daripada berburu
porang di hutan,
hal ini untuk
menjaga
kelestarian sumber
supaya
keberadaan
sumber benih
porang dan
populasi porang
di alam tetap
terjaga.
2. Dibuat aturan
yang melibatkan
petani porang,
LMDH, Perhutani
dan pihak – pihak
terkait tentang
tanaman porang,
baik itu masalah
pemasaran, kerja
sama, permodalan
dll supaya petani
porang dapat
menyalurkan hasil
panen dengan
mudah dan juga
kemudahan dalam
memperoleh
modal untuk
mengembangkan
usaha.
3. Mengajak petani
porang untuk
menjaga hutan
dari ancaman
kebakaran hutan
benih porang dan
juga menjaga
populasi tanaman
porang di alam.
3.Mengajak
masyarakat
terutama petani
porang untuk
menjaga tanaman
porang dari
pencurian maupun
kebakaran hutan.
4.Membuat suatu
peraturan yang
melibatkan petani,
LMDH, perhutani
dan pihak – pihak
terkait tentang
tanaman porang,
baik itu jalur
pemasaran,
permodalan bagi
petani dll.
dan kerusakan
hutan.
Sumber : Analisis Data, 2013
Berdasarkan Tabel Matrik SWOT dalam pengembangan tanaman
porang di Kabupaten Nganjuk ada empat alternatif strategi yang dapat
dipilih yaitu :
a. Strategi SO : Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang, alternatifnya antara lain :
- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan
yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya
dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak
perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit akan
meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan
pasar dalam negeri tercukupi.
- Porang yang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses
pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan
dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.
- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi
dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang
yang lebih tinggi.
b. Strategi ST : Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman, alternatifnya antara lain :
- Melibatkan petani porang untuk mencegah kerusakan hutan
dengan cara memberikan sosialisasi tentang pentingnya
kelestarian hutan dalam mendukung pertumbuhan tanaman
porang, karena porang hanya dapat tumbuh di bawah tegakan.
- Memberikan sosialisasi kepada para petani porang untuk
membudidayakan tanaman porang karena memiliki berbagai
kelebihan, seperti tidak memerlukan pemeliharan intensif,
banyak manfaat dan tahan hama penyakit untuk kemudian
diambil hasilnya berupa olahan porang yang bernilai tinggi
daripada berburu porang di hutan. Hal ini untuk menjaga
kelestarian sumber benih porang dan juga menjaga populasi
tanaman porang di alam.
- Mengajak masyarakat terutama petani porang untuk menjaga
tanaman porang dari pencurian maupun kebakaran hutan.
- Membuat suatu peraturan yang melibatkan petani, LMDH,
perhutani dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik
itu jalur pemasaran, permodalan bagi petani dll.
c. Strategi WO : Strategi meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang, alternatifnya antara lain :
- Pengetahuan petani tentang tanaman porang serta proses
pengolahannya yang kurang perlu diatasi dengan cara pemberian
bimbingan teknis dari para stakeholder sehingga dapat
meningkatkan jumlah produksi porang untuk memenuhi
kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.
- Dengan pengelolaan modal yang baik dan didukung oleh
prospek pasar yang luas serta daya tarik investor yang tinggi
untuk berbisbis porang akan mengurangi ketergantungan pasar
(pada eksportir tertentu).
- Pengolahan umbi porang dengan teknologi yang tepat akan
mampu menaikkan nilai jual porang.
- Jumlah umbi / bibit yang terbatas dapat diatasi apabila petani
mampu memanfaatkan potensi lahan di hutan dan pekarangan
yang masih tinggi serta daya tarik investor dalam berbisnis
porang.
d. Strategi WT : Strategi meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman, alternatifnya antara lain :
- Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang budidaya
dan pengolahan pasca panen tanaman porang secara benar
supaya keberadaan sumber benih porang dan populasi porang di
alam tetap terjaga.
- Dibuat aturan yang melibatkan petani porang, LMDH, Perhutani
dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik itu
masalah pemasaran, kerja sama, permodalan dll supaya petani
porang dapat menyalurkan hasil panen dengan mudah dan juga
kemudahan dalam memperoleh modal untuk mengembangkan
usaha.
- Mengajak petani porang untuk menjaga hutan dari ancaman
kebakaran hutan dan kerusakan hutan.
4.4.3. Tahapan Analisis Penentuan Strategi
Dari Analisis Matrik SWOT selanjutnya dilakukan Model
Analisis Penentuan Strategi untuk merumuskan strategi yang nantinya
dipakai sebagai alternatif dalam pengembangan tanaman porang di
Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan skor masing – masing strategi
seperti pada strategi SO, WO, ST dan WT maka dapat digambarkan
dalam matrik SWOT adalah sebagai berikut :
Tabel 15. Analisis Penentuan Strategi
IFAS
EFAS
Strenghts (S) Weaknesses (W)
Opportunities (O)
Strategi (SO)
Menggunakan
kekuatan internal
untuk memanfaatkan
peluang eksternal
sebesar – besarnya
= 4,25
Strategi (WO
Meminimalkan
kelemahan internal
untuk memanfaatkan
peluang eksternal
yang ada
= 4,00
Threats (T)
Strategi (ST)
Menggunakan
kekuatan internal
untuk mengatasi
ancaman eksternal
secara intensif
= 4,03
Strategi (WT)
Meminimalkan
kelemahan internal
untuk menghindari
dan mengatasi
ancaman eksternal
= 3,73
Dari hasil Matrik SWOT diatas menunjukkan bahwa
pengembangan tanaman porang di Desa kalirejo Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo, alternatif yang paling tepat, yaitu
menggunakan Strategi SO, karena strategi tersebut mempunyai nilai
tertinggi, yaitu sebesar 4,45. Hal ini juga sesuai dengan diagram
analisis SWOT pengembangan komoditi tanaman porang di
Kabupaten Nganjuk sebagai berikut :
Gambar 28. Diagram analisis SWOT
Rangkuti, F. (2009, 19-20), menyebutkan bahwa dari diagram
analisis SWOT, kuadran I merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Tanaman porang mempunyai peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkannya secara maksimal. Strategi yang
harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi SO
berada di kuadran I, dimana Strategi SO adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar para petani porang
mampu mengembangkan tanaman porang di Kabupaten Nganjuk
sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif
sebagai berikut :
- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang
masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat
tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu
pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit diharapkan akan
meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan
pasar dalam negeri tercukupi.
- Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses
pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat
dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.
- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam
berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang
lebih tinggi.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1. Simpulan
Berdasarkan pada analisis Matrik SWOT diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan tanaman porang di Kabupaten
Nganjuk mempunyai alternatif strategi yang paling tepat yaitu dengan
menggunakan strategi SO, karena strategi tersebut mempunyai nilai
tertinggi, yaitu sebesar 4,25. Dimana strategi SO ialah strategi
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar para petani
porang mampu mengembangkan tanaman porang di Kabupaten
Nganjuk, sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan
alternatif strategi sebagai berikut :
- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan
yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya
dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak
perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit
diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi sehingga
kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi.
- Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses
pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan
dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.
- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi
dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang
yang lebih tinggi.
1.2. Saran
Untuk mempercepat pengembangan tanaman porang di Desa
Kalirejo, maka disarankan alternatif strategi operasional sebagai
berikut :
a. Bagi petani porang (praktis) :
- Pemanfaatan potensi lahan bawah tegakan secara optimal
baik di pekarangan maupun hutan untuk meningkatkan
produksi tanaman porang.
- Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam hal
ini adalah petani porang, sehingga petani dapat melakukan
budidaya tanaman porang dengan baik dan benar.
- Peningkatan kemampuan petani dalam penguasaan
teknologi pasca panen tanaman porang, sehingga akan
dihasilkan produk olahan dari tanaman porang yang
mempunyai nilai jual tinggi.
b. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo, khususnya
Kantor KP4K Kabupaten Kulon Progo :
- Pengembangan sentra tanaman porang di Desa kalirejo,
diantaranya dengan pembuatan demoplot di beberapa
kelompok yang mempunyai persyaratan tumbuh yang
cocok.
- Peningkatan kerjasama dengan para investor baik itu dalam
hal permodalan maupun dalam hal pemasaran.
- Penerapan kebijakan dan aturan – aturan hukum oleh
pemerintah yang memihak dan mendukung petani porang
dalam mengembangkan usahanya.
c. Bagi peneliti selanjutnya :
- Penelitian mendatang hendaknya mengarahkan penelitian
pada obyek yang lebih luas. Dengan adanya pengembangan
sentra tanaman porang, diharapkan lokasi penelitian
dilakukan didesa yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Septiana Yuyun. 2013. Manajemen Pengembangan Agribisnis
Pembesaran Ikan Cupang Di Kelurahan Ketami Kecamatan
Pesantren Kota Kediri. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 13,
No. 1, Januari 2013. ISSN : 1829-7889.
Tim Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk. 2012. Budidaya
Tanaman Porang (Amorphopalus oncophillus). Perhutani KPH
Nganjuk. Nganjuk
Weningsari Estu. 2012. Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan
Cupang di Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren Kota Kediri.
Program PascaSarjana Universitas Islam Kadiri. Kediri.
BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdf

More Related Content

Similar to BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdf

Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docxTugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx
180213AlwanAkmalH
 
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docxTugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docx
180213AlwanAkmalH
 
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
NasrunGayo2
 
STRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdf
STRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdfSTRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdf
STRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdf
primana2
 
LEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdf
LEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdfLEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdf
LEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdf
MohZaini6
 
C:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis togaC:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis toga
ckreasi
 

Similar to BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdf (20)

3. bab 12345
3. bab 123453. bab 12345
3. bab 12345
 
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docxTugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx
 
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docxTugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docx
Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (1).docx
 
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxGANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.Pd
 
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
 
Laporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukLaporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katuk
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPBLaporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
 
STRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdf
STRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdfSTRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdf
STRATEGI PEMASARAN BERAS DI PT PERTANI II.pdf
 
11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf
 
LEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdf
LEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdfLEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdf
LEAFLET SEMILOKA KELAPA SAWIT.pdf
 
PROPOSAL PENELITAN
PROPOSAL PENELITANPROPOSAL PENELITAN
PROPOSAL PENELITAN
 
ppt sempro Farhan Alamsyah S.P.pptx
ppt sempro Farhan Alamsyah S.P.pptxppt sempro Farhan Alamsyah S.P.pptx
ppt sempro Farhan Alamsyah S.P.pptx
 
Mengembangkan visi global melalui riset pemasaran
Mengembangkan visi global melalui riset pemasaranMengembangkan visi global melalui riset pemasaran
Mengembangkan visi global melalui riset pemasaran
 
C:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis togaC:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis toga
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Buku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanianBuku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanian
 
PESTISIDA.docx
PESTISIDA.docxPESTISIDA.docx
PESTISIDA.docx
 

Recently uploaded

Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
syafiraw266
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
ZainalArifin848408
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Ika Putri
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
langkahgontay88
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
 

Recently uploaded (20)

ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptxppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 

BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdf

  • 1. STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG (Amorphophallus Oncophyllus) DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO DIY OLEH : SUROSO.SP Penyuluh Kehutanan Muda Penyuluh Kehutanan Kabupaten Kulon Progo DIY Suroso.roso24@yahoo.com ABSTRACT Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan komoditi tanaman porang di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, dan untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman porang yang tepat untuk dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder (dari hasil kepustakaan). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu wawancara mendalam dan observasi. Sedangakan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data yang diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-laporan maupun hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan analisis SWOT dengan beberapa tahapan yang dilakukan, mulai dari Analisis IFAS dan EFAS, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan tanaman porang di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo mempunyai alternatif strategi yang paling tepat yaitu
  • 2. menggunakan strategi SO, karena strategi ini mempunyai nilai tertinggi yaitu 4,25. Dimana strategi SO ialah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar para petani porang mampu mengembangkan tanaman porang di Desa Kalirejo Nganjuk, sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif strategi sebagai berikut : - Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi. - Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan. - Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang lebih tinggi. Kata kunci : Strategi Pengembangan, Tanaman Porang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai Negara besar yang mendapat julukan Zamrut khatulistiwa, Indonesia dikaruniai kekayaan alam berlimpah. Mulai dari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Tidak kurang dari 63% luas daratan Indonesia merupakan hamparan hutan tropis seluas 136 juta hektar yang terdiri dari hutan konversi, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi, dan hutan produksi yang dapat dikonversi. Secara umum UU No.41/1999 telah mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kehutanan harus menganut asas manfaat dan lestari, kerakyatan, berkeadilan, kebersamaan, terbuka dan terpadu. Berkenaan dengan hal tersebut Kementerian Kehutanan telah berupaya mewujudkan pengelolaan hutan lestari dengan mengoptimalkan sumberdaya yang termasuk di dalam dan sekitar hutan dijadikan salah satu aspek dalam kebijakan Kementerian Kehutanan, dengan mendorong pengembangan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Pembangunan kehutanan ke depan diarahkan agar melibatkan peran serta masyarakat yang lebih besar. Salah satu upaya memperdayakan masyarakat sekitar hutan adalah dengan memanfaatkan lahan hutan atau lahan masyarakat dengan
  • 3. penanaman porang yang saat ini mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi (BPIK Jambi, 2008). Tanaman Porang merupakan tumbuhan herba dan "menahun". Memiliki batang semu (sebenarnya tangkai daun) yang tegak, berkulit halus, berwarna hijau pucat dan putih yang belang-belang dan berkelok-kelok. Di ujung batang memecah menjadi tiga batang sekunder yang akan memecah lagi menjadi beberapa batang dimana helaian daun berjajar beriringan. Pada setiap pertemuan batang terdapat bubil/katak berwarna coklat kehitaman sebagai bahan perkembangbiakan tanaman. Di akhir musim hujan, batangnya akan rebah dan mati, selanjutnya umbi porang akan istirahat (dorman) tidak mengadakan aktivitas pertumbuhan sepanjang musim kemarau. Pada musim hujan umbi yang dorman di dalam tanah akan tumbuh tunas baru sehingga lama-kelamaan umbi semakin mengecil dan akan semakin membesar menjelang musim kemarau dan begitu selanjutnya. Tanaman Porang yang telah berumur di atas tiga tahun, akan muncul bunga yang disangga tangkai bunga tunggal yang keluar tepat di pusat umbi. Tangkai bunga akan menjulur ke permukaan tanah, panjangnya bisa mencapai 0,5 m s.d. 1,5 m. Permukaan tangkai bunga berwarna hijau segar dan berbau tidak enak. Tongkol bunga terdiri dari tiga bagian. Bagian paling atas merupakan bunga mandul, bagian tengah bunga jantan dan paling bawah merupakan bunga betina. Tinggi tanaman dapat mancapai 1,5 m tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Dari bunga ini akan menghasil biji - biji yang dapat digunakan sebagai benih/bibit Tanaman porang yang hidup subur di kawasan hutan tropis ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Selain bisa ditanam di dataran rendah, Porang dengan mudah hidup di antara tegakan pohon hutan seperti misalnya Jati dan Pohon Sono. Jepang adalah negara utama pengimpor Porang dari Indonesia. Umbi Porang menjadi menu favorit sebagian besar masyarakat disana setelah diolah menjadi makanan Konyaku (tahu) dan Shirataki (mie) (Pusat Studi Porang, 2012). Oleh karena itu potensi tersebut perlu untuk dikelola secara optimal guna memenuhi kebutuhan pangan nasional, dimana pada saat ini kebutuhan bahan pangan pokok berupa beras semakin tinggi, sedangkan produksi padi nasional belum dapat memenuhi permintaan. Umbi porang ini diharapkan bisa menjadi pilihan bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga dapat mendukung program ketahanan pangan. Terbukanya peluang usaha porang bukan berarti tanpa aral melintang. Jumlah eksportir porang yang masih terbatas dikhawatirkan tercipta ketergantungan pasar. Akibatnya, kendali harga ada di tangan para eksportir. Modal yang terbatas membuat para pekebun hanya mengandalkan keuntungan dari hasil penjualan umbi segar. Padahal, bila dijual dalam bentuk olahan, keuntungan bisa berlipat. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengajukan sebuah penelitian dengan judul ”Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Porang (Amorphophallus oncophyllus) di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo”, dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan petani porang sehingga akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan bagi petani porang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dengan permasalahan tersebut, maka pertanyaan penelitian yang menjadi perhatian dalam penelitian iniadalah sebagai berikut : 1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan komoditi tanaman porang di Desa kalirejo. 2. Bagaimana strategi pengembangan komoditi tanaman porang yang tepat untuk dilaksanakan di Desa Kalirejo. C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
  • 4. 1. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan komoditi tanaman porang di Kabupaten Nganjuk. 2. Untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman porang yang tepat untuk dilaksanakan di Desa Kalirejo. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kokap kabupaten Kulon Progo. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Januari sampai dengan Maret 2016. 2.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan data sekunder (dari penelitian kepustakaan). Hair, Money, Samouel, dan Page (2007, 192) menjelaskan bahwa dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, data primer dapat diperoleh melalui dua jenis metode yaitu wawancara yang dapat dilakukan dengan cara depth interview (wawancara mendalam), focus group (fokus kelompok), case studies (studi kasus), projective techniques (teknik proyektif) dan observasi yang dapat difokuskan pada manusia, eektronik dan mekanisme. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam adalah sesi diskusi tidak terstruktur yang sangat berguna dalam mengklarifikasi konsep dan terjadi antara pewawancara dan narasumber yang dipilih karena memiliki pengetahuan tertentu (Hair, Money, Samouel, dan Page, 2007, 201). Hair, Money, Samouel, dan Page (2007, 193), menyatakan bahwa pendekatan observasi dapat menghasilkan data naratif dan numerik. Data naratif dapat dikumpulkan dengan cara mempersiapkan deskripsi tertulis mengenai perilaku, perilaku terekam dengan media elektronik, atau informasi diperoleh melalui data elektronik seperti blog. Sedangkan data numerik dapat dikumpulkan melalui seorang pengamat terlatih yang merekam kejadian melalui kuesioner terstruktur atau alat yang mengikuti kejadian tertentu. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data yang diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan- laporan maupun hasil penelitian terdahulu. 2.3 Metode Analisa Data Metode Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Matriks SWOT merupakan perangkat pencocokan faktor-faktor kunci eksternal dan internal. Hasil dari analisis SWOT diharapkan dapat memberikan alternatif-alternatif strategi pengembangan bagi kelompok tani. Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi kelompok tani dalam memadukan dan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kelompok tani dengan peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal kelompok tani. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengalami dua tahapan. Tahapan yang pertama dilakukan adalah analisis potensi tanaman porang yang ada di Desa Kalirejo dan tahapan kedua adalah dari segi kemampuan petani porang dalam mengembangkan tanaman porang selanjutnya digunakan analisis SWOT. Tahapan analisis SWOT adalah : 1. Mendeskripsikan peluang eksternal kunci tanaman porang. Faktor peluang merupakan faktor-faktor pendukung dalam pengembangan tanaman porang. Faktor pendukung ini merupakan faktor yang berasal dari luar.
  • 5. 2. Mendeskripsikan ancaman eksternal kunci tanaman porang. Faktor ancaman merupakan faktor-faktor penghambat atau hal- hal yang dapat mengancam perkembangan tanaman porang. Faktor ini juga berasal dari luar. 3. Mendeskripsikan kekuatan internal kunci tanaman porang. Faktor kekuatan merupakan sebuah faktor pendorong dan kekuatan yang berasal dari dalam, dimana kekuatan disini meliputi semua komponen tanaman porang sehingga bermakna positif untuk pengembangan tanaman porang. 4. Mendeskripsikan kelemahan internal kunci tanaman porang. Faktor kelemahan merupakan suatu faktor kekuatan “yang seharusnya dimiliki oleh tanaman porang” namun tidak ada, yang akhirnya menjadi kelemahan tanaman porang tersebut. Maka weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal dari dalam tanaman porang itu sendiri. 5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi S-O. Strategi S-O ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. 6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang- peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi W-O. Strategi W-O ini mengatasi kelemahan internal dengan mencoba memanfaatkan peluang. 7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman- ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi S-T. Strategi ini menggunakan kekuatan untuk menghindari dampak dari ancaman eksternal. 8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman- ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi W-T. Strategi ini meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman eksternal. Tabel 2. Matriks SWOT IFAS EFAS STRENGHTS (S) WEAKNESS (W) OPPORTUNITIES (O) Daftar Peluang STRATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada STRATEGI W-O Mengatasi kelemahan internal dengan mencoba memanfaatkan peluang THREATHS (T) Daftar Ancaman STRATEGI S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari dampak dari ancaman eksternal STRATEGI W-T Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman eksternal Sumber : David ,2006 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats) Analisis (SWOT) yang terdiri dari Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman) merupakan salah satu analisis yang dapat menggambarkan secara jelas keadaan yang dihadapi oleh perusahaan (Septiana Yuyun. 2013). Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasikan keempat faktor-faktor tersebut dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka.
  • 6. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor- faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Faktor-faktor strategis perusahaan disusun dalam matriks SWOT, yang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Teknis perumusan strategi yang digunakan untuk membantu menganalisa, mengevaluasi, dan memilih strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu : tahap mengumpulkan data yang meringkas informasi dan masukan dasar yang diperlukan oleh organisasi untuk merumuskan strategi. Selanjutnya adalah tahap pencocokan, berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. Dan yang terakhir adalah tahap keputusan, yaitu tahap untuk memilih strategi yang spesifik dan terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk diimplementasikan. Matriks ini menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu : strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. Strategi SO artinya adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi ST artinya menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi WO artinya meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, sedangkan strategi WT artinya meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman (Weningsari Estu. 2012). Gambar 4. Matrik SWOT 3.2 Budidaya Tanaman Porang a. Morfologi Tanaman Porang Secara Botani, tanaman Porang adalah sebagai berikut : Divicio : Spermatophyta Sub Divicio : Angiospermae Klas : Monocotyledonae Ordo : Areaceales Family : Areaceae Genus : Amorphophallus Spesies : Amorphophallus oncophyllus
  • 7. Gambar 5. Tanaman, umbi dan katak porang Hasil utama tanaman porang berupa umbi. Ada dua macam umbi pada tanaman porang yaitu umbi batang yang berada di dalam tanah, dan umbi tetas/bupil yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau tulang-tulang daun yang mengandung biji. Umbi yang banyak dimanfaatkan adalah umbi batang yang berbentuk bulatan dan bagian atasnya berlekuk dangkal tempat bekas tumbuhnya tangkai. Umbi ini merupakan perubahan bentuk dari batang yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Dengan demikian umbi dan batang menyatu dengan batas yang tidak begitu jelas. Umbi terdiri atas bagian kulit dan daging umbi. Kulit umbi ketika dipanen berwarna keabu-abuan dan jika dibiarkan beberapa hari akan berubah menjadi kehitaman. Bagian kulit umbi yang terkupas akan mengeluarkan getah yang licin dan menyebabkan gatal di kulit. Daging umbi porang berwarna kekuningan, berisi karbohidrat yang berfungsi bagi pertumbuhan selanjutnya. Akar tanaman porang berupa akar serabut berwarna putih. Akar yang berjumlah banyak ini tumbuh dari batang dan kulit umbi, berguna untuk memperluas daya serap air dan zat-zat hara dari dalam tanah. Sedangkan batang tanaman porang menyatu dengan umbinya dan merupakan bagian kecil dari keseluruhan bonggol umbi. Pada perkembangan selanjutnya batang mengalami perubahan bentuk untuk menyimpan cadangan makanan sebagai umbi. Bagian lain dari tanaman porang adalah tangkai daun porang yang tumbuh ke atas dan dapat mencapai 125 cm dengan diameter mencapai 6 cm. Tangkai daun utama lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengan batang. Tangkai daun berwarna hijau muda dengan motif berbentuk belang-belang, patah-patah tidak beraturan, berwarna putih atau pudar. Pada ujung tangkai daun terdapat daun yang terbagi dalam tiga bagian anak daun yang bertumpu pada satu tangkai dan pada ujung percabangan tangkai daun tumbuh umbi tetas/bupil. Demikian juga pada tangkai daun, masing-masing membentuk umbi tetas/bupil. (Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012). a. Manfaat Tanaman Porang Menurut Boelhasrin (1970), beberapa manfaat tanaman porang adalah : 1. Sebagai lem terbaik 2. Campuran kertas agar kuat dan lemas 3. Pengganti media tumbuh mikroba 4. Pengganti selulosa dalam film 5. Isolator listrik 6. Campuran dalam alat-alat pesawat terbang dan parasut 7. Campuran makanan shirataki dan konyiku 8. Penjernih air 9. Pengikat formulasi tablet 10. Pengental sirup 11. Bahan obat 12. Khasiat bagi kesehatan tubuh, porang dapat mengurangi kadar kolesterol darah, memperlambat pengosongan perut dan mempercepat rasa kenyang sehingga cocok untuk makanan diet bagi penderita diabetes. Porang merupakan serat yang secara alami dapat larut dalam air, tembus cahaya dan bersifat seperti agar-agar dan tidak berbau sehingga dapat digunakan sebagai pengganti agar-agar atau gelatin. Porang banyak mengandung vitamin A dan B lebih
  • 8. tinggi dari kentang, kandungan karbohidratnya lebih dari 80%. Komponen kimia yang terpenting adalah glukomanan. c. Syarat Tumbuh Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, yang tumbuh di bawah tegakan dengan kelembaban yang cukup dengan suhu sekitar 25ºC-35ºC dan curah hujun antara 1.000-1.500 mm. Tempat tumbuh yang optimal yaitu tempat dengan ketinggian 100- 600m dpl, dengan intensitas cahaya yang dibutuhkan antara 60% hingga 70%. Kondisi tanah yang diperlukan agar porang dapat tumbuh dengan baik adalah tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang dengan pH netral (6 - 7) (Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012). d. Persiapan Lahan Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan intensitas cahaya 60-70%. Kegiatan penyiapan lahan : 1. Pada lahan datar Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm. 2. Pada lahan miring Lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman. e. Persiapan Bibit Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif (biji, tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan bupil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja, setelah bibit yang ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya, selanjutnya porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan penanaman kembali. Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan presentase tumbuh benih di atas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 1 m x 0,5 m adalah : 1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg) 2. Biji : 300 kg 3. Bupil : 350 kg (± 170 – 175 buah/kg) Tata cara penyiapan bibit dari umbi adalah : a. Menentukan anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat. b. Membongkar rumpun/tanaman tadi kemudian dibersihkan umbi dari akar – akar dan tanah yang masih menempel. c. Mengumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman. d. Perlu diingat bahwa satu umbi hanya menghasilkan satu tanaman. Tata cara penyiapan bibit dari bupil/katak adalah : 1. Bupil diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup tua. 2. Bupil dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang sehat. 3. Bupil yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan di tempat yang kering untuk menunggu penanganan selanjutnya. 4. Dari setiap tanaman porang yang cukup besar dan tua mampu menghasilkan sampai 15 bupil. f. Penanaman Porang sangat baik ditanam ketika turun hujan, yaitu sekitar Nopember – Desember. Tahapan dalam menanam porang adalah sebagai berikut :
  • 9. 1. Bibit yang sehat satu persatu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas. Tutup bibit tersebut dengan tanah halus atau tanah olahan setebal sekitar 3 cm. 2. Tiap lubang tanaman diisi satu bibit porang jarak tanam tergantung kebutuhan. g. Pemeliharaan tanaman Tanaman porang merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil melalui pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan dengan melakukan perawatan yang intensif, diantaranya dengan cara : 1. Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput – rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam kebutuhan air, unsur hara dan faktor lainnya. Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam, sedangkan penyiangan berikutnya dapat dilakukan kapan saja jika gulma muncul. Setelah dilakukan penyiangan, selanjutnya gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos. 2. Pemupukan Pada saat pertama kali bibit ditanam, dilakukan pemupukan dasar, selanjutnya untuk pemupukan berikutnya dilakukan setahun sekali yaitu pada awal musim hujan. Jenis dan dosis pupuk urea 10 gram/lubang dan SP 36,5 gram/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam di sekitar batang porang. 3. Pengamanan dari pohon pelindung Tanaman porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamanan dan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar dapat tumbuh dengan baik. 4. Pertumbuhan Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan setiap tahunnya yaitu pada musim penghujan. Di luar masa itu tanaman porang mengalami masa istirahat/dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati. Tanaman akan tumbuh kembali pada musim penghujan dan umbi yang berada di dalam tanah akan tumbuh membesar. h. Pemanenan Tanaman porang setelah ditanam selama tiga tahun baru dapat dipanen untuk pertama kalinya. Setelah itu tanaman ini dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Waktu panen biasanya dilakukan pada bulan April sampai Juli pada saat tanamannya mengalami masa dorman. Ciri-ciri tanaman sudah saatnya dipanen adalah sebagian besar atau seluruh tanaman sudah mati dan tersisa batang kering dan lubang kecil yang menjadi petunjuk keberadaan tanaman porang tersebut. Umbi yang dipanen adalah umbi yang sudah besar yang beratnya mencapai 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada daur berikutnya. Rata-rata produksi umbi porang sekitar 10 ton per hektar. i. Pengolahan Setelah dilakukan pemanenan, umbi porang dibersihkan dari kotoran berupa tanah dan akar yang menempel. Kemudian diiris dengan ketebalan sekitar 0,5 cm, proses selanjutnya yaitu menjemurnya di bawah terik matahari hingga benar – benar kering. Proses penjemuran ini memerlukan waktu sekitar 5 hari, pada tahap ini porang harus benar – benar kering, untuk menghindari timbulnya jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual porang (Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012).
  • 10. Prospek Pengembangan Komoditi Tanaman Porang Budidaya Porang termasuk budidaya tanaman yang cukup mudah dan tidak terlalu intensif pemeliharaannya. Tanaman Porang merupakaan tanaman sangat pontensial dikembangkan di bawah tegakan hutan negara maupun hutan rakyat, sebab : 1. Porang hanya tumbuh dan berkembang dengan baik dibawah naungan dengan intensitas cahaya sebesar 60-70%. Kondisi ini memerlukan kondisi tegakan hutan yang baik sehingga secara tidak langsung mencegah terjadinya Illegal Logging dan mempertahankan keberadaan hutan negara dan hutan rakyat dalam waktu cukup lama. 2. Mencegah terjadinya penggembalaan liar di dalam kawasan hutan, karena dapat merusak porang yang ada di dalamnya (tanah menjadi padat). 3. Mencegah terjadinya kebakaran di kawasan hutan, karena akan mematikan perkembangan/kelestarian Porang yang ada di dalamnya. 4. Porang berfungsi hidro orologi sebagai tumbuhan semak di dalam hutan dan mencegah erosi (run off). 5. Mempunyai nilai ekonomis dan produktif. 6. Merupakan jenis tanaman toleran yaitu tanaman yang mampu hidup dibawah naungan. 7. Meningkatkan pendapatan/kesejahteraan masyarakat sekitar tepian hutan. 8. Menciptakan lapangan kerja baru. Dengan demikian antara tanaman porang (Amorphophallus oncophyllus)dengan tegakan hutan (hutan negara/hutan rakyat) mempunyai hubungan simbiosis mutuaslisme (saling menguntungkan), sehingga tanaman porang layak untuk dikembangkan dalam upaya pelestarian sumberdaya hutan, sebagai sarana pengalihan orientasi dan mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan dari Hasil Hutan Kayu ke Hasil Hutan Non Kayu dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hasil panen Porang untuk satu hektarnya minimal 4 ton per hektar dan bila dibudidaya lebih intensif dapat mencapai 8 - 9 ton per ha. Tanaman Porang tidak dapat dikonsumsi atau digunakan secara langsung tetapi harus diolah lebih lanjut karena mempunyai sifat gatal. Hasil olahan dalam bentuk tepung diolah secara pabrikan dan prosesnya agak rumit. Masyarakat biasanya mengolah sampai dalam bentuk kripik (chip) kering, untuk selanjutnya dikirim ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Perbandingan basah ke bentuk kering adalah 100 kg basah menjadi 17 kg kering. Pemasaran selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga diekspor ke Jepang, China, Eropa dan Kanada (Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012). 2.3. Kerangka Pikir Hasil Penelitian 4.1.1 Permasalahan Utama Petani Porang Pengembangan Komoditi Tanaman Porang Identifikasi Potensi dan Permasalahan yang dihadapi Perumusan Strategi Rekomendasi Alternatif Strategi Analisis SWOT Feedback
  • 11. Tanaman porang merupakan tanaman yang sangat potensial dikembangkan di bawah tegakan hutan negara maupun hutan rakyat. Beberapa latar belakang adanya pengembangan tanaman porang di bawah tegakan hutan adalah : 1. Rendahnya produktifitas lahan hutan (masih terbatas dalam produksi kayu). 2. Terbatasnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa sekitar hutan. 3. Masih sering terjadi gangguan keamanan hutan, berupa : kebakaran hutan, pencurian dan penggembalaan liar. 4. Potensi tanaman di bawah tegakan / PLDT berupa empon- empon, porang, dll belum digarap secara optimal. 5. Rendahnya produktivitas lahan pertanian (lahan sempit, kesuburan rendah dan tadah hujan). 6. Pembangunan kehutanan belum mampu mengakomodir kepentingan masyarakat desa sekitar hutan. (Sumber : Perum Perhutani, Pedoman Budidaya Tanaman Porang, 2013). Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian di lapangan ditemukan beberapa permasalahan utama yang saat ini dihadapi oleh petani porang, diantaranya : 1. Permodalan Pada umumnya petani porang di Kabupaten Kulon Progo masih menggunakan modal yang bersifat swadaya, sehingga untuk mengembangkan usahanya masih kesulitan, karena untuk mengembangkan usaha membutuhkan modal yang tidak sedikit. 2. Pencurian umbi dan katak porang Lahan yang ditanami porang masih sedikit, sehingga pada saat musim panen porang banyak terjadi pencurian umbi dan katak porang yang nantinya digunakan sebagai bibit. 3. Kebakaran Hutan Kebakaran hutan yang terjadi pada musim kemarau menyebabkan rusaknya tanaman pokok sehingga porang tidak dapat tumbuh dengan baik. 4. Penggembalaan Liar Penggembalaan ternak secara liar di lahan yang ditanami porang menyebabkan rusaknya tanaman porang. 5. Kurangnya bibit porang Masih sedikitnya budidaya tanaman porang menyebabkan pasokan bibit tanaman porang juga kurang. 6. Adanya permainan harga oleh tengkulak Petani tidak memiliki pilihan untuk memasarkan hasil panennya selain ke tengkulak. Hal ini menyebabkan tengkulak dapat menetapkan harga secara sepihak. 7. Penebangan Tanaman Pokok Adanya penebangan tanaman pokok yang berfungsi sebagai tanaman pelindung menyebabkan presentase hidup tanaman porang menjadi rendah. 8. Belum ada bimbingan teknis dari stakeholder Kurangnya bimbingan teknis dari stakeholder menyebabkan pemahaman petani tentang cara budidaya tanaman porang maupun tentang pengolahan hasil panen masih sangat minim. 9. Belum ada pengembangan teknologi budidaya tanaman porang Sampai saat ini budidaya tanaman porang masih dilakukan secara tradisional sehingga produksi porang belum maksimal. Dengan adanya penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Porang di Kabupaten Kulon Progo” ini diharapkan agar masyarakat mampu dan mau memanfaatkan lahan di bawah tegakan untuk menambah penghasilan bagi masyarakat dan sekaligus meningkatkan kelestarian hutan. Sehingga, beberapa permasalahan yang ditemukan tersebut dapat teratasi secara bertahap.
  • 12. 4.1.2 Identifikasi Faktor – Faktor Kekuatan (Strenghts) Faktor kekuatan merupakan faktor internal yang utama yang merupakan bawaan secara turun-temurun melekat pada perusahaan/organisasi/lembaga dari waktu ke waktu sejak lahirnya perusahaan/organisasi/lembaga tersebut. Faktor kekuatan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi semua komponen tanaman porang sehingga bermakna positif untuk pengembangan tanaman porang, antara lain : a. Porang mempunyai banyak manfaat b. Tanaman porang tidak memerlukan pemeliharaan intensif 4.1.3 Identifikasi Faktor – faktor Kelemahan (Weakness) Faktor kelemahan merupakan faktor internal yang utama yang merupakan bawaan secara turun-temurun melekat pada perusahaan/organisasi/lembaga dari waktu ke waktu sejak lahirnya perusahaan/organisasi/lembaga tersebut. Yang dimaksud dengan faktor kelemahan pada penelitian ini adalah faktor kekuatan “yang seharusnya dimiliki oleh tanaman porang” namun tidak ada, yang akhirnya menjadi kelemahan tanaman porang tersebut. Maka weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal dari dalam tanaman porang itu sendiri, diantaranya adalah: a. Pengetahuan tentang tanaman porang masih kurang b. Jumlah eksportir tanaman porang masih terbatas c. Modal yang terbatas d. Proses pengolahan rumit 4.1.4 Identifikasi Faktor – Faktor Peluang (Opportunity) Faktor peluang merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan/organisasi/lembaga atau berasal dari lingkungan sekitar dimana perusahaan/organisasi/lembaga itu berada. Faktor peluang selalu menyertai keberadaan suatu perusahaan/organisasi/lembaga. Karena setiap perusahaan/organisasi/lembaga dalam menjalankan aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk dalam faktor peluang yang mendukung perkembangan tanaman porang dalam penelitian ini antara lain : a. Harga Chip Porang Tinggi b. Adanya alat pengolahan porang yang dimiliki oleh LMDH c. Potensi lahan masih tinggi 4.1.5 Identifikasi Faktor – Faktor Ancaman (Threats) Faktor peluang merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan/organisasi/lembaga atau berasal dari lingkungan sekitar dimana perusahaan/organisasi/lembaga itu berada. Faktor peluang selalu menyertai keberadaan suatu perusahaan/organisasi/lembaga. Karena setiap perusahaan/organisasi/lembaga dalam menjalankan aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dengan faktor ancaman dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penghambat atau hal-hal yang dapat mengancam perkembangan tanaman porang yang berasal dari lingkungan luar. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Populasi bibit porang di alam yang terancam punah b. Belum ada peraturan yang mengikat antar petani porang c. Kerusakan Hutan 4.2 Analisis SWOT Dari data yang diperoleh dalam penelitian dilakukan analisis dengan pendekatan analisis SWOT yaitu suatu analisis permasalahan dengan pengkajian tentang suatu konsep strategi dengan menentukan faktor kekuatan (strenghts), faktor kelemahan (weaknesses), faktor peluang (opportunities) dan faktor ancaman (threats) sehingga dari faktor – faktor tersebut dapat di identifikasi berdasarkan strategi internal dan strategi eksternal. Dalam pelaksanaan analisis SWOT dilakukan dengan
  • 13. beberapat tahapan analisis SWOT, diantaranya : Tahap Matrik SWOT Dari analisis matrik IFAS dan EFAS disusun matrik SWOT untuk menganalisis rumusan alternatif strategi, baik strategi SO, WO, ST dan WT, sedangkan hasil analisis matrik SWOT seperti tabel sebagai berikut : Tabel 14. Matrik SWOT I F A S STRENGHTS (S) 1.Tidak memerlukan pemeliharaan intensif 2.Dapat ditanam di bawah tegakan 3.Tahan Hama Penyakit 4.Sekali menanam tidak perlu menanam lagi 5.Banyak manfaat 6.Alternatif bahan pangan WEAKNESSES (W) 1. Teknologi pasca panen terbatas 2. Modal yang terbatas untuk pasca panen 3. Proses pengolahan rumit 4. Pengetahuan tentang tanaman porang masih kurang 5. Jumlah eksportir masih terbatas 6. Jumlah umbi/bibit terbatas 7. Tanaman porang tidak dapat langsung dikonsumsi 8. Tidak dapat ditanam di tempat terbuka OPPORTUNITIES (O) 1. Adanya pengolahan porang yang dimiliki LMDH 2. Prospek pasar yang luas di dalam dan luar negeri 3. Daya tarik investor untuk berbisnis porang tinggi 4. Kebutuhan untuk ekspor porang besar tetapi pasokan sedikit 5. Harga Chip porang tinggi 6. Potensi lahan di hutan dan pekarangan masih luas 7. Nilai jual porang yang semakin naik STRATEGI (SO) 1.Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit akan meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi. 2.Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat dijadikan alternatif pangan. STRATEGI (WO) 1. Pengetahuan petani tentang tanaman porang serta proses pengolahannya yang kurang perlu diatasi dengan cara pemberian bimbingan teknis dari para stakeholder sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi porang untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. 2. Dengan pengelolaan modal yang baik dan didukung oleh prospek pasar yang luas serta daya tarik investor yang tinggi untuk berbisbis porang akan mengurangi E F A S
  • 14. 3.Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang lebih tinggi ketergantungan pasar (pada eksportir tertentu) 3. Pengolahan umbi porang dengan teknologi yang tepat akan mampu menaikkan nilai jual porang. 4. Jumlah umbi / bibit yang terbatas dapat diatasi apabila petani mampu memanfaatkan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih tinggi serta daya tarik investor dalam berbisnis porang. THREATS (T) 1. Kerusakan hutan 2. Keberadaan sumber benih yang terbatas 3. Populasi porang di alam terancam habis 4. Banyak pencurian 5. Belum ada aturan STRATEGI (ST) 1.Melibatkan petani porang untuk mencegah kerusakan hutan dengan cara memberikan sosialisasi tentang pentingnya STRATEGI (WT) 1. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang budidaya dan pengolahan pasca panen tanaman porang secara benar yang mengikat 6. Kebakaran hutan kelestarian hutan dalam mendukung pertumbuhan tanaman porang, karena porang hanya dapat tumbuh di bawah tegakan. 2.Memberikan sosialisasi kepada para petani porang untuk membudidayakan tanaman porang karena memiliki berbagai kelebihan, seperti tidak memerlukan pemeliharan intensif, banyak manfaat dan tahan hama penyakit untuk kemudian diambil hasilnya berupa olahan porang yang bernilai tinggi daripada berburu porang di hutan, hal ini untuk menjaga kelestarian sumber supaya keberadaan sumber benih porang dan populasi porang di alam tetap terjaga. 2. Dibuat aturan yang melibatkan petani porang, LMDH, Perhutani dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik itu masalah pemasaran, kerja sama, permodalan dll supaya petani porang dapat menyalurkan hasil panen dengan mudah dan juga kemudahan dalam memperoleh modal untuk mengembangkan usaha. 3. Mengajak petani porang untuk menjaga hutan dari ancaman kebakaran hutan
  • 15. benih porang dan juga menjaga populasi tanaman porang di alam. 3.Mengajak masyarakat terutama petani porang untuk menjaga tanaman porang dari pencurian maupun kebakaran hutan. 4.Membuat suatu peraturan yang melibatkan petani, LMDH, perhutani dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik itu jalur pemasaran, permodalan bagi petani dll. dan kerusakan hutan. Sumber : Analisis Data, 2013 Berdasarkan Tabel Matrik SWOT dalam pengembangan tanaman porang di Kabupaten Nganjuk ada empat alternatif strategi yang dapat dipilih yaitu : a. Strategi SO : Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, alternatifnya antara lain : - Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit akan meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi. - Porang yang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan. - Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang lebih tinggi. b. Strategi ST : Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, alternatifnya antara lain : - Melibatkan petani porang untuk mencegah kerusakan hutan dengan cara memberikan sosialisasi tentang pentingnya kelestarian hutan dalam mendukung pertumbuhan tanaman porang, karena porang hanya dapat tumbuh di bawah tegakan. - Memberikan sosialisasi kepada para petani porang untuk membudidayakan tanaman porang karena memiliki berbagai kelebihan, seperti tidak memerlukan pemeliharan intensif, banyak manfaat dan tahan hama penyakit untuk kemudian diambil hasilnya berupa olahan porang yang bernilai tinggi daripada berburu porang di hutan. Hal ini untuk menjaga kelestarian sumber benih porang dan juga menjaga populasi tanaman porang di alam. - Mengajak masyarakat terutama petani porang untuk menjaga tanaman porang dari pencurian maupun kebakaran hutan. - Membuat suatu peraturan yang melibatkan petani, LMDH, perhutani dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik itu jalur pemasaran, permodalan bagi petani dll. c. Strategi WO : Strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, alternatifnya antara lain : - Pengetahuan petani tentang tanaman porang serta proses pengolahannya yang kurang perlu diatasi dengan cara pemberian
  • 16. bimbingan teknis dari para stakeholder sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi porang untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. - Dengan pengelolaan modal yang baik dan didukung oleh prospek pasar yang luas serta daya tarik investor yang tinggi untuk berbisbis porang akan mengurangi ketergantungan pasar (pada eksportir tertentu). - Pengolahan umbi porang dengan teknologi yang tepat akan mampu menaikkan nilai jual porang. - Jumlah umbi / bibit yang terbatas dapat diatasi apabila petani mampu memanfaatkan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih tinggi serta daya tarik investor dalam berbisnis porang. d. Strategi WT : Strategi meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman, alternatifnya antara lain : - Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang budidaya dan pengolahan pasca panen tanaman porang secara benar supaya keberadaan sumber benih porang dan populasi porang di alam tetap terjaga. - Dibuat aturan yang melibatkan petani porang, LMDH, Perhutani dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik itu masalah pemasaran, kerja sama, permodalan dll supaya petani porang dapat menyalurkan hasil panen dengan mudah dan juga kemudahan dalam memperoleh modal untuk mengembangkan usaha. - Mengajak petani porang untuk menjaga hutan dari ancaman kebakaran hutan dan kerusakan hutan. 4.4.3. Tahapan Analisis Penentuan Strategi Dari Analisis Matrik SWOT selanjutnya dilakukan Model Analisis Penentuan Strategi untuk merumuskan strategi yang nantinya dipakai sebagai alternatif dalam pengembangan tanaman porang di Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan skor masing – masing strategi seperti pada strategi SO, WO, ST dan WT maka dapat digambarkan dalam matrik SWOT adalah sebagai berikut : Tabel 15. Analisis Penentuan Strategi IFAS EFAS Strenghts (S) Weaknesses (W) Opportunities (O) Strategi (SO) Menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal sebesar – besarnya = 4,25 Strategi (WO Meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada = 4,00 Threats (T) Strategi (ST) Menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal secara intensif = 4,03 Strategi (WT) Meminimalkan kelemahan internal untuk menghindari dan mengatasi ancaman eksternal = 3,73 Dari hasil Matrik SWOT diatas menunjukkan bahwa pengembangan tanaman porang di Desa kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, alternatif yang paling tepat, yaitu menggunakan Strategi SO, karena strategi tersebut mempunyai nilai tertinggi, yaitu sebesar 4,45. Hal ini juga sesuai dengan diagram analisis SWOT pengembangan komoditi tanaman porang di
  • 17. Kabupaten Nganjuk sebagai berikut : Gambar 28. Diagram analisis SWOT Rangkuti, F. (2009, 19-20), menyebutkan bahwa dari diagram analisis SWOT, kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Tanaman porang mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkannya secara maksimal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi SO berada di kuadran I, dimana Strategi SO adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar para petani porang mampu mengembangkan tanaman porang di Kabupaten Nganjuk sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif sebagai berikut : - Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi. - Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan. - Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang lebih tinggi. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1. Simpulan Berdasarkan pada analisis Matrik SWOT diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan tanaman porang di Kabupaten Nganjuk mempunyai alternatif strategi yang paling tepat yaitu dengan menggunakan strategi SO, karena strategi tersebut mempunyai nilai tertinggi, yaitu sebesar 4,25. Dimana strategi SO ialah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar para petani porang mampu mengembangkan tanaman porang di Kabupaten Nganjuk, sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif strategi sebagai berikut : - Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi sehingga
  • 18. kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi. - Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan. - Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang lebih tinggi. 1.2. Saran Untuk mempercepat pengembangan tanaman porang di Desa Kalirejo, maka disarankan alternatif strategi operasional sebagai berikut : a. Bagi petani porang (praktis) : - Pemanfaatan potensi lahan bawah tegakan secara optimal baik di pekarangan maupun hutan untuk meningkatkan produksi tanaman porang. - Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam hal ini adalah petani porang, sehingga petani dapat melakukan budidaya tanaman porang dengan baik dan benar. - Peningkatan kemampuan petani dalam penguasaan teknologi pasca panen tanaman porang, sehingga akan dihasilkan produk olahan dari tanaman porang yang mempunyai nilai jual tinggi. b. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo, khususnya Kantor KP4K Kabupaten Kulon Progo : - Pengembangan sentra tanaman porang di Desa kalirejo, diantaranya dengan pembuatan demoplot di beberapa kelompok yang mempunyai persyaratan tumbuh yang cocok. - Peningkatan kerjasama dengan para investor baik itu dalam hal permodalan maupun dalam hal pemasaran. - Penerapan kebijakan dan aturan – aturan hukum oleh pemerintah yang memihak dan mendukung petani porang dalam mengembangkan usahanya. c. Bagi peneliti selanjutnya : - Penelitian mendatang hendaknya mengarahkan penelitian pada obyek yang lebih luas. Dengan adanya pengembangan sentra tanaman porang, diharapkan lokasi penelitian dilakukan didesa yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Septiana Yuyun. 2013. Manajemen Pengembangan Agribisnis Pembesaran Ikan Cupang Di Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2013. ISSN : 1829-7889. Tim Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk. 2012. Budidaya Tanaman Porang (Amorphopalus oncophillus). Perhutani KPH Nganjuk. Nganjuk Weningsari Estu. 2012. Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Program PascaSarjana Universitas Islam Kadiri. Kediri.