Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui pendekatan kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X di MAN 2 Palembang
Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui pendekatan kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X di MAN 2 Palembang
Gerakan Bijak Bersosmed memberikan panduan praktis dalam menggunakan media sosial. Gerakan ini mengajak warganet untuk menggali lebih banyak manfaat dari media sosial lewat praktik-praktik media sosial yang positif dan produktif lewat prinsip THINK (True, Helpful, Illegal, Necessary, Kind). Mulai dari etika bersosmed, tantangan di media sosial, dan ajakan untuk mengenal UU ITE yang dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami awam.
diperuntukkan bagi teman teman yang akan menghadapi ujian atau sidang untuk mempertahankan tesis. khusus untuk format presentasi, saya lampirkan contoh PPT nya. semoga bermanfaat
Contoh Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan MenarikMuhammad Noer
Berikut adalah contoh bagaimana membuat slide presentasi yang baik dan menarik.
Anda bisa belajar dari lima contoh sederhana berikut ini untuk membuat slide yang lebih efektif.
Tugas Makalah Pengantar Sosiologi
Program Studi S1 Gizi
Materi : Metodologi dalam Sosiologi
Semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan, ilmu dan pengetahuan untuk para pembaca. Kami juga merasa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, dengan hal itu kami membutuhkan saran dan kritik agar makalah ini mejadi makalah yang baik dan benar. Terima Kasih
Komunikasi dengan Budaya Organisasi (Menyusun kerangka teori)Yunita Wirapraja
Sebuah budaya organisasi terbentuk dari sebuah ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Atau dapat juga muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. Untuk menuangkan ide atau memecahkan masalah-masalah pokok organisasi, dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik dari seorang komunikator kepada komunikan agar saat pembentukan budaya organisasi, para pendengar (komunikan) dapat mencerna perkataan atau ide yang diberikan komunikator dengan baik dan terciptalah sebuah budaya organisasi yang baik dari rundingan atau komunikasi kelompok yang di lakukan. Tanpa adanya komunikasi yang baik, mungkin sebuah budaya organisasi tak akan tercipta dengan baik. Komunikasi di sini tak hanya berbentuk lisan, namun dapat juga dengan sikap seorang pimpinan kepada pegawai dan sebagainya.
Gerakan Bijak Bersosmed memberikan panduan praktis dalam menggunakan media sosial. Gerakan ini mengajak warganet untuk menggali lebih banyak manfaat dari media sosial lewat praktik-praktik media sosial yang positif dan produktif lewat prinsip THINK (True, Helpful, Illegal, Necessary, Kind). Mulai dari etika bersosmed, tantangan di media sosial, dan ajakan untuk mengenal UU ITE yang dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami awam.
diperuntukkan bagi teman teman yang akan menghadapi ujian atau sidang untuk mempertahankan tesis. khusus untuk format presentasi, saya lampirkan contoh PPT nya. semoga bermanfaat
Contoh Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan MenarikMuhammad Noer
Berikut adalah contoh bagaimana membuat slide presentasi yang baik dan menarik.
Anda bisa belajar dari lima contoh sederhana berikut ini untuk membuat slide yang lebih efektif.
Tugas Makalah Pengantar Sosiologi
Program Studi S1 Gizi
Materi : Metodologi dalam Sosiologi
Semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan, ilmu dan pengetahuan untuk para pembaca. Kami juga merasa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, dengan hal itu kami membutuhkan saran dan kritik agar makalah ini mejadi makalah yang baik dan benar. Terima Kasih
Komunikasi dengan Budaya Organisasi (Menyusun kerangka teori)Yunita Wirapraja
Sebuah budaya organisasi terbentuk dari sebuah ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Atau dapat juga muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. Untuk menuangkan ide atau memecahkan masalah-masalah pokok organisasi, dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik dari seorang komunikator kepada komunikan agar saat pembentukan budaya organisasi, para pendengar (komunikan) dapat mencerna perkataan atau ide yang diberikan komunikator dengan baik dan terciptalah sebuah budaya organisasi yang baik dari rundingan atau komunikasi kelompok yang di lakukan. Tanpa adanya komunikasi yang baik, mungkin sebuah budaya organisasi tak akan tercipta dengan baik. Komunikasi di sini tak hanya berbentuk lisan, namun dapat juga dengan sikap seorang pimpinan kepada pegawai dan sebagainya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. WAWANCARA Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada subyek yang diwawancara 2 ALASAN menggali tidak saja apa yg diketahui dan dialami seseorang (subyek), tetapi juga apa yg tersembunyi di dalam diri subyek (explicit knowledge maupun tacit knowlwdge) mencakup hal-hal yg bersifat lintas waktu (lampau, sekarang maupun masa depan)
2.
3.
4. 3. MEMBUKA/MENGAWALI ALUR PEMBICARAAN dimulai dari ucapan salam; berbincang soal minat, perhatian dan pengalaman untuk menumbuhkan suasana yg akrab dan kekeluargaan. Setelah itu baru mulai wawancara dengan lebih dahulu mengajukan pertanyaan yang ringan 4. MELANGSUNGKAN ARUS/ALUR WAWANCARA wawancara penelitian berbeda dengan wawancara biasa. wawancara biasa ada arus timbal balik, pertanyaan berkembang menurut minat/kebutuhan masing2. sedangkan wawancara penelitian ada topik yg jelas, terarah, mempunyai tujuan yg jelas.
5. 5. MENGKONFIRMASI DAN MENGAKHIRI WAWANCARA sebelum mengakhiri wawancara, peneliti perlu mengikhtisarkan atau membuat resume hasil wawancara dan kemudian mengecek kesesuaiannya dengan informan 6. MENULISKAN HASIL WAWANCARA Saat berlangsung wawancara, peneliti hanya menulis hal-hal pokok/ kata-kata kunci. Setelah selesai wawancara sesegera mungkin menuliskan secara lengkap hasil wawancara 7. MENGIDENTIFIKASI TINDAK LANJUT hasil wawancara perlu dipikirkan tindak lanjutnya, misal dilanjutkan pencarian informasi, melakukan triangulasi, dsb
6. EMPAT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES WAWANCARA SITUASI WAWANCARA Waktu Tempat Hadirnya orang lain Sikap masyarakat PEWAWANCARA Motivasi Rasa aman Ketrampilan Karakteristik sosial ISI PERTANYAAN Tingkat kepekaan Tingkat kesulitan Tingkat minat Sumber kekawatiran RESPONDEN/ INFORMAN Karakteristik sosial Kemampuan menangkap pertanyaan
7.
8.
9.
10.
11.
12. 3. SUASANA BUDAYA YANG TIDAK DIKENAL 4. CUKUP WAKTU 5. NON-ANALITIS Individu yg memiliki kesempatan/waktu memadai untuk wawancara Tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri (tidak diolah terlebih dahulu) Individu yang tergolong asing bagi peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan narasumber
13.
14. PENCIPTAAN RAPORT BUKAN PERSOALAN MUDAH HUBUNGAN ANTAR INDIVIDU MENYANGKUT KEDUDUKAN DAN PERAN ASING SATU SAMA LAIN PENELITI DIANGGAP BERKEDUDUKAN LEBIH TINGGI PENELITI DIANGGAP BERKEDUDUKAN LEBIH RENDAH PERLU PROSES PENJAJAGAN
15.
16. 3. COOPERATION Ditandai munculnya rasa saling percaya satu sama lain, hilangnya kecurigaan. Mulai tahap ini peneliti sudah dpt lebih produktif menggali dan melacak informasi yg seluas dan sedalam mungkin 4. PARTICIPATION Ditandai kesadaran informan bhw ia merupakan guru atau narasumber peneliti. Informan tdk lagi hanya merespon atau menjawabpertanyaan peneliti tapi juga bersama peneliti mengidentifikasi hsl-hsl yg diperlukan peneliti.