Dokumen tersebut membahas evaluasi kurikulum 2013 yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa, dengan temuan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan penilaian kurikulum 2013 seperti penilaian sikap, penggunaan instrumen penilaian, dan pembuatan kisi-kisi soal. Beberapa rekomendasi yang diberikan adalah pelatihan penilaian bagi guru dan standarisasi format penilaian.
1. PRESENTASI DISKUSI
PENILAIAN KURIKULUM 2013
Dosen Pengampu : Dr. Gunawan Setiadi, S.IP , M.Pd
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Kajian Kurikulum Pendidikan Dasar
Disusun oleh :
ABDUL JALIL NIM. 202003001
ALI SUBHAN NIM. 202030006
LIESTIONO NIM. 202003029
KHANDIQ NIM. 202003025
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
2. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
1 PERMENDIKB
UD NO 66
TAHUN 2013
TENTANG
STANDAR
PENILAIAN
PENDIDIKAN
yang berisi
tentang
standar
nasional
pendidikan
yang berkaitan
dengan
mekanisme,
prosedur, dan
instrumen
penilaian hasil
belajar peserta
didik.
proses
penilaian yang
dianggap
rumit. Banyak
yang belum
paham dalam
memberikan
penilaian
dalam
implementasi
kurikulum
2013
Guru masih
mengalami kesulitan
dalam mengimple
mentasikan penilaian
pada kurikulum 2013.
Poin pada penilaian
yang terlalu banyak,
sehingga menghabis
kan waktu dalam
memilah ke empat
aspek tersebut yang
mengakibatkan
pembelajaran dalam
satu hari itu tidak
semuanya tuntas
dilaksanakan.
Pemerintah
memberikan
pelatihan yang lebih
dalam lagi kepada
guru-guru yang
belum memahami
kurikulum 2013
3. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
PERMENDIKB
UD NO 53
TAHUN 2015
Pasal 8 Poin C
Tentang
Penilaian sikap
yang
menyatakan
bahwa
penilaian
aspek sikap di
lakukan
melalui
observasi /
pengamatan
sebagai
sumber
informasi
utama dan
pelaporannya
menjadi
tanggungjawa
Kurikulum
2013 lebih
menekankan
pada
keaktifan
dan materi
lapangan,
maka guru
dituntut
memiliki
keterampilan
yang tinggi
dalam
penilaian
sikap siswa,
sehingga
guru
menghadapi
berbagai
kendala
dalam
implementas
Beberapa faktor
yang menyebabkan guru
mengalami kesulitan dalam
menganalisis hasil belajar
siswa berkaitan dengan
sikap. Faktor pertama adalah
keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh guru. Pada saat
mengajar, guru harus
membagi waktu antara
penyampaian materi,
pemberian tugas dan proses
evaluasi. Hal inilah yang
menyulitkan guru dalam
melakukan penilaian sikap
siswa. Sebagaimana
diketahui bahwa penilaian
sikap
siswa harus dilakukan secara
individu dan langsung
bertatap muka.
Sehingga,keterbatasan
1.Guru
melakukan
konsultasi
dengan guru
lainnya (guru di
kelas
sebelumnya)
yang sudah
mengetahui
banyak tentang
siswa. Sehingga,
guru
mendapatkan
informasi yang
rinci mengenai
sikap siswa.
Selain itu, guru
juga melakukan
kerjasama
dengan orang
tua. Khususnya
siswa yang
4. NO DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Faktor kedua
adalah jumlah
siswa yang banyak
dalam satu kelas.
Contoh Guru harus
mengamati 30
siswa dalam sekali
pertemuan.
Sehingga, guru
harus benar-benar
membagi waktunya.
2.Guru memberikan
penilaian terhadap
sikap siswa dalam
proses pembelajaran
berdasarkan
kurikulum2013
dengan cara
mengamati atau
melakukan observasi
secara langsung
terhadap sikap siswa
pada saat proses
belajar berlangsung.
5. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Faktor ketiga adalah
guru sulit untuk
mengarahkan siswa
yang belum
memiliki sikap yang
baik. Pada saat
proses belajar
berlangsung, siswa
yang belum
mencapai sikap yang
baik lebih acuh
dalam pembelajaran.
Sehingga, guru harus
lebih bekerja keras
dalam memberikan
motivasi kepada
siswa tersebut.
3. melakukan diskusi
dengan orang
tua siswa, koordinasi
dengan guru lainnya dan
juga bertanya dengan
siswa lainnya untuk
mendapatkan infromasi
yang rinci.pembelajaran.
Siswa yang lebih
tertutup dan tidak aktif
dikelas. Kerjasama
dengan orang tua
dilakukan agar anak
bisa mendapatkan
bimbingan langsung dari
kedua belah pihak, baik
guru maupun orang tua.
6. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
1 PERMENDIKBUD
Nomor 23 Tahun
2016 Tentang
Standar Penilaian
Pendidikan
menjelaskan
bahwa : Penilaian
autentik
merupakan
penilaian yang
dilakukan secara
komprehensif
untuk menilai mulai
dari masukan
(input), proses, dan
keluaran (output)
pembelajaran.
Penilaian autentik
dilakukan oleh guru
secara
berkelanjutan.
Kenyataan di
lapangan, guru
dituntut untuk
menjadi
profesionalisme
dalam
melaksanakan
penilaian
Kurikulum 2013.
Namun sewaktu
melaksanakan
penilaian guru
terkadang
mengalami
problematika
dalam
melaksanakan
penilaian
Kurikulum 2013
Guru masih
mengalami
kesulitan dalam
mengimplement
asikan penilaian
pada kurikulum
2013.
Guru juga masih
belum begitu
memahami dan
masih
kebingungan
mengenai
beberapa teknik
penilain yang
ada di masing-
masing
penilaian sikap,
pengetahuan
maupun
keterampilan.
•Memberikan pelatihan
pada guru.
•Pengawas dan Kepala
Sekolah melakukan
supervisi terkait
implementasi penilaian
•kurikulum 2013 yang
telah dilaksanakan,
•Guru mengikuti diklat
yang dilaksanakan
oleh pemerintah dan
mengikuti program
KKG
•Guru Harus banyak
mencari dan
menambah wawasan
penilaian melalui
internet Sehingga
problem yang ada bisa
teratasi dengan baik.
7. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDAS
I
PERMENDIKBUD
Nomor 23 Tahun
2016 Tentang
Standar Penilaian
Pendidikan
menjelaskan bahwa
: Penilaian autentik
merupakan penilaian
yang dilakukan
secara komprehensif
untuk menilai mulai
dari masukan
(input), proses, dan
keluaran (output)
pembelajaran.
Penilaian autentik
dilakukan oleh guru
secara
berkelanjutan.
guru masih belum
optimal dalam
menerapkanya. Hal
ini dikarenakan guru
tidak menggunakan
instrumen penilaian
sebagaimana
mestinya, guru
hanya mengamati
setiap aspek
penilaian yakni
penilaian sikap,
penilaian
pengetahuan dan
penilaian
keterampilan. Guru
hanya
mengggunakan
beberapa instrumen
penilaian seperti
penilaian tes tertulis
guru masih belum
optimal dalam
menerapkanya. Hal
ini dikarenakan
guru tidak
menggunakan
instrumenpenilaian
sebagaimana
mestinya, guru
hanya mengamati
setiap aspek
penilaian yakni
penilaian sikap,
penilaian
pengetahuan dan
penilaian keteram
pilan. Guru hanya
mengggunakan
beberapa instru
men penilaian se-
perti penilaian tes
Pemerintah
memberikan
pelatihan yang
lebih dalam lagi
kepada guru-
guru yang
belum
memahami
kurikulum 2013
Guru segera
merekap nilai
agar tidak
menumpuk dan
menyelaesaikan
penilaian
setelah proses
pembelajaran
berakhir.
8. N
O
DOKUME
N
TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Evaluasi:
a.
Penilaian
harian
Penilaian harian masih
berorientasi ulangan
harian yang sifatnya
penilaian produk bukan
penilaian proses.
Guru kesulitan untuk
mengadakan penilaian
yang sangat detail,
meliputi penilaian per
KD, per aspek, per
indikator, per individu
Guru masih belum
memahami makna
penilaian sebagai salah
satu bagian penting dari
proses pembelajaran
Kurangnya
kompetensi guru
dalam
mengevaluasi
pembelajaran
Perlu optimalisasi
workshop tentang
evaluasi
Pembelajaran
Pedoman penilaian
perlu
disederhanakan
dengan tidak
meninggalkan
substansi penilaian.
9. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Dalam proses
pembuatan soal
ulangan
harian, ulangan
tengah
semester,
ulangan umum
dan ulangan
kenaikan
kelas, guru
belum
berpedoman
kepada
kisi-kisi.
Mayoritas guru
belum
menganaisis
soal
dan hasil
evaluasi
Kurangnya
pemahanan
dalam
pembuatan kisi-
kisi
Perlu adanya
sosialisasi
cara pembuatan kisi
kisi
10. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
b. Akhir Tahun
dan Ujian Sekolah
Tidak ada
sinkronisasi
antara ujian
akhir dengan
penilaian harian
(yang
menekankan
penilaian
proses).
Konsep evaluasi
diterapkan
dalam kebijakan
yang
berbeda.
Perlu sinkronisasi
antara
penilaian proses
dengan
ujian akhir.
11. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Penilaian non
tes belum
banyak
dilakukan oleh
guru karena
minimnya
pengetahuan
Penilaian hasil
belajar
meliputi
penilaian tes
dan
non tes
Perlu adanya
penyegaran / pelatihan
teknik penilaian non
tes
untuk guru
12. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Kriteria
kelulusan yang
berbeda antara
satu
sekolah dengan
sekolah
yang lain
menimbulkan
permasalahan di
masyarakat.
Kriteria
kelulusan di tiap
satuan
pendidikan yang
berbeda-beda
sulit untuk
dijadikan tolok
ukur untuk
dijadikan
standar nasional
Perlu pemahaman
yang
sama tentang kriteria
kelulusan
13. N
O
DOKUME
N
TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
c. Ujian
nasional
(UASBN)
Penentuan kriteria
kelulusan belum jelas
pemahamannya.
Kriteria kelulusan
UASBN ditentukan oleh
satuan pendidikian
Satuan pendidikan
menginginkan ujian
nasional tidak dijadikan
sebagai kriteria
kelulusan
bagi satuan
pendidikan.
Ujian nasional hanya
bisa
dijadikan standar
pemetaan keberhasilan
kurikulum
Dalam kriteria
kelulusan
perlu kejelasan
Satuan mengalami
kesulitan
untuk menentukan
SKL
Pendidikan dasar
meliputi
pendidikan SD dan
SMP,
sehingga ujian
nasional
dapatdijadikan
kriteria kelulusan
di satuan
pendidikan tingkat
SMP
Perlunya penjelasan
Ada pedoman
membuat
SKL yang lebih rinci
dan
terarah
Perlu pengkajian
kembali tentang
adanya
ujian nasional
( UASBN) bagi
pendidikan sekolah
Dasar.
14. N
O
DOKUME
N
TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Permendi
kbud NO
43 tahun
2019
Tentang
penyelen
ggaraan
Ujian
yang
diselengg
arakan
Satuan
Pendidika
n
Ujian Sekolah pda
tahun 2021 akan di
rubah menjadi AKM (
Asesmen Kompetensi
Minimum )
dan survey karakter
AKM Penilaiannya
yang di ukur
antara lain:
1. Literasi
2. Numerasi
3. Penguatan
pendidikan
karakter
Fasilitas sarana dan
prasarana di penuhi
Diadakannya
Sosialisasi Yang
terarah dan terukur
15. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Penugasan Dalam
pemberian
tugas, pada
umumnya Guru
tidak
memperhatikan
keaneka
ragaman
potensi siswa.
Masih ada guru
yang
belum
memeriksa dan
menilai tugas
/PR
Sisra
Siswa memiliki
keaneka
ragaman
potensi
intelektual
•Guru perlu diberi
pemahaman yang
mendalam tentang
keaneka ragaman
intelektual siswa.
16. N
O
DOKUMEN TEMUAN ANALISIS REKOMENDASI
Penulisan Laporan
Pendidikan
Sering
bergantinya
dokumen
laporan
pendidikan
(lapor) dan
buku induk
berkaitan
dengan
perubahan point
penilaian
Laporan akhir
semester tidak
dibuat dalam
buku lapor,
melainkan
dalam lembaran
foto copy;
Pengisian buku
induk berubah-
ubah
Diperlukan adanya
standarisasi format
raport hasil belajar
siswa