Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan prosedur pengembangan sistem instruksional. Prinsip-prinsipnya mencakup pemilihan bahan pelajaran, proses belajar mengajar, peran guru dan siswa, serta penggunaan media. Sedangkan prosedurnya meliputi analisis kebutuhan, penentuan tujuan, pengembangan strategi pembelajaran, dan evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Godean melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media monopoli. Penelitian ini menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa secara umum pada siklus I dan II. Sebelum menggunakan model kooperatif, aktivitas belajar siswa hanya 39,31%, kemudian meningkat menjadi 67,43%
Dokumen tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan tentang prinsip, bentuk, bidang garapan, metode, dan tahapan pelaksanaan PTK.
Paket ini membahas konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK muncul karena hasil penelitian pendidikan kurang menjawab masalah praktis di kelas. PTK dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pembelajaran dengan meneliti masalah kelas secara sistematis dan menerapkan hasilnya.
Bimbingan Rakan Sebaya Guru atau Pembimbing Instruksi (Peer Coaching / Instructional Coaches) merujuk kepada strategi secara sistematik untuk memerhatikan pengajaran guru lain dengan menggunakan kitaran prakonferensi, pemerhatian dan pascakonferensi. Peer Coaching (PC) ialah salah satu strategi untuk memperbaiki pelaksanaan kurikulum terhadap strategi, teknik dan kemampuan guru dalam pembelajaran (Hasbrouck, 1997).
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan prosedur pengembangan sistem instruksional. Prinsip-prinsipnya mencakup pemilihan bahan pelajaran, proses belajar mengajar, peran guru dan siswa, serta penggunaan media. Sedangkan prosedurnya meliputi analisis kebutuhan, penentuan tujuan, pengembangan strategi pembelajaran, dan evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Godean melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media monopoli. Penelitian ini menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa secara umum pada siklus I dan II. Sebelum menggunakan model kooperatif, aktivitas belajar siswa hanya 39,31%, kemudian meningkat menjadi 67,43%
Dokumen tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan tentang prinsip, bentuk, bidang garapan, metode, dan tahapan pelaksanaan PTK.
Paket ini membahas konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK muncul karena hasil penelitian pendidikan kurang menjawab masalah praktis di kelas. PTK dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pembelajaran dengan meneliti masalah kelas secara sistematis dan menerapkan hasilnya.
Bimbingan Rakan Sebaya Guru atau Pembimbing Instruksi (Peer Coaching / Instructional Coaches) merujuk kepada strategi secara sistematik untuk memerhatikan pengajaran guru lain dengan menggunakan kitaran prakonferensi, pemerhatian dan pascakonferensi. Peer Coaching (PC) ialah salah satu strategi untuk memperbaiki pelaksanaan kurikulum terhadap strategi, teknik dan kemampuan guru dalam pembelajaran (Hasbrouck, 1997).
Buku ajar ini membahas konsep dan karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) serta penyusunan proposal PTK. PTK adalah penelitian reflektif yang dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran di kelas melalui tindakan-tindakan tertentu. Buku ini menjelaskan filosofi, tujuan, langkah-langkah, teknik pengumpulan dan analisis data dalam PTK. Peserta diharapkan mampu menjel
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan kata pengantar dari laporan penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif outdoor PKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti mengucap syukur atas selesainya laporan dan berharap laporan ini bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS terpadu bidang ekonomi melalui metode CTL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode CTL lebih efektif dalam meningkatkan prestasi siswa dibandingkan metode ceramah. Saran untuk guru agar terus menerapkan metode CTL guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan prosedur penelitian tindakan sekolah (PTS). PTS merupakan penelitian yang dilakukan oleh pengawas sekolah untuk memecahkan masalah di sekolah melalui tindakan nyata dan kolaborasi dengan guru, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, dan tugas kepengawasan yang terkait dengan pelaksanaan PTS
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
TUJUAN PTK Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah (Muslich, hal. 10). Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi, hal. 54).
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )makciak
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Dokumen tersebut membahas tentang kaedah penyeliaan dan bimbingan dalam kurikulum dan pengajaran di sekolah. Ia menjelaskan peranan pengetua dan guru besar dalam memastikan pelaksanaan kurikulum berjalan dengan lancar melalui penyeliaan sistematik kelas, penilaian, dan pemantauan prestasi guru dan murid.
ALGO HUELE A PODRIDO EN DINAMARCA, ESPEREMOS QUE SOLO EN DINAMARCACCOOBANCOGALLEGO
El sindicato CCOO exige que Bankia y BFA se impliquen en la solución del Banco de Valencia para evitar despidos masivos y que el Banco de España depure responsabilidades por las indemnizaciones excesivas a ejecutivos. CCOO también denuncia el bloqueo de las negociaciones colectivas en el sector bancario, que han llevado a la pérdida de 15.000 puestos de trabajo, y pide compartir los esfuerzos entre trabajadores y empresas para preservar el empleo.
La organización busca crear un mundo más justo, solidario y en paz ayudando a las personas de los países más pobres a valerse por sí mismas a través de proyectos de desarrollo, campañas de concienciación, comercio justo y acción humanitaria. Realizan iniciativas en áreas como el acceso al agua en Etiopía, el apoyo a mujeres en República Dominicana, la educación y la ayuda a víctimas de inundaciones en Ecuador.
Buku ajar ini membahas konsep dan karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) serta penyusunan proposal PTK. PTK adalah penelitian reflektif yang dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran di kelas melalui tindakan-tindakan tertentu. Buku ini menjelaskan filosofi, tujuan, langkah-langkah, teknik pengumpulan dan analisis data dalam PTK. Peserta diharapkan mampu menjel
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan kata pengantar dari laporan penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif outdoor PKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti mengucap syukur atas selesainya laporan dan berharap laporan ini bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS terpadu bidang ekonomi melalui metode CTL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode CTL lebih efektif dalam meningkatkan prestasi siswa dibandingkan metode ceramah. Saran untuk guru agar terus menerapkan metode CTL guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan prosedur penelitian tindakan sekolah (PTS). PTS merupakan penelitian yang dilakukan oleh pengawas sekolah untuk memecahkan masalah di sekolah melalui tindakan nyata dan kolaborasi dengan guru, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, dan tugas kepengawasan yang terkait dengan pelaksanaan PTS
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
TUJUAN PTK Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah (Muslich, hal. 10). Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi, hal. 54).
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )makciak
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Dokumen tersebut membahas tentang kaedah penyeliaan dan bimbingan dalam kurikulum dan pengajaran di sekolah. Ia menjelaskan peranan pengetua dan guru besar dalam memastikan pelaksanaan kurikulum berjalan dengan lancar melalui penyeliaan sistematik kelas, penilaian, dan pemantauan prestasi guru dan murid.
ALGO HUELE A PODRIDO EN DINAMARCA, ESPEREMOS QUE SOLO EN DINAMARCACCOOBANCOGALLEGO
El sindicato CCOO exige que Bankia y BFA se impliquen en la solución del Banco de Valencia para evitar despidos masivos y que el Banco de España depure responsabilidades por las indemnizaciones excesivas a ejecutivos. CCOO también denuncia el bloqueo de las negociaciones colectivas en el sector bancario, que han llevado a la pérdida de 15.000 puestos de trabajo, y pide compartir los esfuerzos entre trabajadores y empresas para preservar el empleo.
La organización busca crear un mundo más justo, solidario y en paz ayudando a las personas de los países más pobres a valerse por sí mismas a través de proyectos de desarrollo, campañas de concienciación, comercio justo y acción humanitaria. Realizan iniciativas en áreas como el acceso al agua en Etiopía, el apoyo a mujeres en República Dominicana, la educación y la ayuda a víctimas de inundaciones en Ecuador.
CSA Argentina Chapter | Presentación InstitucionalCSA Argentina
El Capítulo Argentino de Cloud Security Alliance se presenta en el Cloud Summit durante el mes de Septiembre de 2010. Más información: http://www.cloudsummit.com.ar/anteriores.html
Mmw! detailed daily itinerary final - corey scholibocscholibo
This document provides an itinerary for Corey Scholibo's press trip to Maui from June 16-27, 2011. The itinerary includes accommodations at the Westin Maui Resort & Spa, Travaasa Hana, Hotel Molokai, and Wailea Beach Villas. Corey will explore various locations in Maui including Kā'anapali, Lahaina, Hana, and Molokai. The itinerary also includes meals, activities like snorkeling and hikes, and meetings with local representatives. Transportation includes a rental car and flights to and from Los Angeles and Molokai.
Slides used in an EDINA webinar on Geology Digimap, on 27th February 2013. Covers the British Geological Survey map data and services that are available in Geology Digimap, a subscription service for UK further education and higher education.
Este documento presenta la información sobre una clase de inglés nivel 1 en la Universidad Técnica de Manabí. Proporciona los objetivos de la clase, que son que los estudiantes puedan usar la gramática inglesa correctamente, escribir oraciones cortas, y hablar y entender diálogos básicos. También incluye las reglas de la clase, como los horarios y la prohibición de comer, así como los temas y evaluaciones de la clase. El profesor Willy Moreira Pérez enseñará el uso de los artículos
Dokumen ini membahas tentang penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dokumen ini menjelaskan tahapan melaksanakan PTK mulai dari identifikasi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, hingga refleksi. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, manfaat, karakteristik, masalah yang dapat dikaji, dan langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan cara meningkatkan kinerja guru melalui pengkajian dan evaluasi berkelanjutan terhadap praktik pembelajarannya.
1. Guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn.
2. Siswa diajak berdiskusi dalam kelompok kecil untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru.
3. Penggunaan media interaktif dan video membuat siswa lebih antusias belajar.
1. Laporan ini membahas perbaikan pembelajaran matematika tentang bangun datar di SD melalui penggunaan metode demonstrasi.
2. Beberapa masalah yang diidentifikasi meliputi kurangnya keterlibatan siswa dan rendahnya pemahaman materi.
3. Metode demonstrasi dipilih untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui partisipasi aktif.
Dokumen tersebut membahas dua model pengembangan kurikulum, yaitu model administratif dan model grass roots. Model administratif mengikuti pendekatan top-down di mana inisiatif berasal dari atasan, sedangkan model grass roots mengikuti pendekatan dari bawah ke atas di mana inisiatif berasal dari guru. Kedua model memiliki kelebihan dan kekurangan dalam implementasinya.
Pendekatan profesional dalam supervisi pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas pengajaran dengan fokus pada tugas mengajar guru. Pendekatan ini diujicobakan dalam Proyek Cianjur tahun 1979-1984 yang mengembangkan sistem pembinaan profesional untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dan metode pembelajaran siswa aktif. Guru berperan aktif dalam supervisi dengan berbagi masalah dan masukan untuk meningkatkan pro
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membahas proses penerapan ide dan konsep kurikulum dalam aktivitas pembelajaran agar peserta didik menguasai kompetensi tertentu. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah memberikan kemudahan belajar dan memfasilitasi interaksi peserta didik dengan lingkungan untuk mengubah perilaku. Faktor yang mempengaruhi implementasi KTSP antara l
Dokumen ini membahas tentang pengertian penelitian tindakan kelas, alasan pentingnya penelitian tindakan kelas bagi guru, dan hakikat penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas melalui refleksi terhadap praktik mengajarnya sendiri.
Rangkuman singkat dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, komponen, dan langkah-langkah pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Terdapat 3 komponen utama RPP yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup
3) Dokumen juga membahas permasalahan yang dihadapi guru dalam penyusunan RPP seperti kesulitan menentukan alo
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kinerja guru melalui supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif terhadap guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri Sub Rayon IV Kota Semarang."
Dokumen tersebut membahas mengenai kondisi pengawas sekolah saat ini yang masih kurang memadai dalam hal kualifikasi pendidikan, rekruitmen, dan kompetensi. Dokumen ini juga menyarankan perlunya pengawas sekolah yang profesional dan bermartabat melalui peningkatan kompetensi pengawas, penelitian kepengawasan, serta sertifikasi.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
1. PANDUAN PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS:
Pengalaman dari Program DBE3
Mengapa Perlu Pelatihan PTK?
Salah satu dari berbagai pendekatan dalam pemecahan masalah untuk peningkatan
mutu pendidikan adalah pemanfaatan penelitian pendidikan. Namun berbagai hasil
penelitian di bidang pendidikan kurang dirasakan dampaknya terhadap
peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Setidaknya terdapat dua alasan mengapa hasil-hasil penelitian pendidikan kurang
berdampak langsung terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Pertama,
penelitian pendidikan umumnya dilakukan oleh pakar sehingga permasalahan dalam kelas
yang dipecahkan kurang dihayati oleh guru. Akibatnya para guru tidak terlibat dalam
pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitian. Kedua, penyebarluasan
hasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan membutuhkan waktu relatif lama.
Publikasi hasil-hasil penelitian melalui berbagai jurnal ilmiah membutuhkan waktu sekitar
dua sampai dengan tiga tahun.
Perubahan pendekatan perlu dilakukan agar pemanfaatan penelitian untuk perbaikan
mutu pendidikan dan pembelajaran dapat segera terlaksana. Para guru tidak lagi cukup
dianggap sebagai penerima pembaharuan yang dilakukan oleh pakar, melainkan mereka
harus ikut bertanggung jawab. Oleh sebab itu, mereka harus berperan aktif untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan
yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dikelolanya.
Pengalaman dari Program DBE 3
1
2. Pendekatan penelitian tindakan yang berbasis kelas dapat dilakukan untuk menyelesaikan
bermacam-macam masalah praktis yang muncul di dalam kelas. Sebagai contoh, para
guru yang menghadapi berbagai masalah dalam pelaksanaan tugasnya, misalnya
rendahnya keterampilan bertanya siswa, rendahnya hasil belajar siswa, dan lain-lain dapat
menerapkan tindakan yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakan
tersebut dapat berupa penerapan berbagai metode pembelajaran, pengembangan
kegiatan praktik, pengembangan berbagai bentuk pekerjaan rumah, pengembangan
bentuk-bentuk karya siswa, pengembangan bentuk-bentuk baru penilaian, dan lain-lain.
Agar guru-guru dapat menyelesaikan masalah-masalah di kelas atau sekolah masing-masing
melalui penelitian tindakan kelas (PTK) maka mereka perlu memahami dan
terampil melaksanakan penelitian tindakan kelas. Apalagi dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional no 16 tahun 2007 dinyatakan bahwa guru harus memiliki
kemampuan untuk melakukan tindakan reflektif untuk memperbaiki mutu
pembelajarannya.
Namun masih banyak guru belum memiliki kemampuan yang memadai dalam
melaksanakan PTK. Oleh sebab itu, peningkatan pemahaman dan keterampilan
melaksanakan PTK dapat dilakukan melalui pelatihan.
Selain itu, saat ini DBE3 melalui program-program pelatihannya mengajak para guru dan
fasilitator bersama-sama untuk memperbaiki kualitas pembelajaran mereka. Untuk men-guji
dan mengetahui tindakan pembelajaran yang mereka lakukan, guru dan fasilitator
perlu bermitra untuk melaksanakan PTK. Dengan cara ini, mereka mengetahui praktik-praktik
mana yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Di samping itu,
mereka dapat memberi rekomendasi dengan penuh keyakinan kepda pihak lain.
Untuk Apa Panduan Ini?
Penelitian Tindakan Kelas
dipilih menjadi strategi
DBE3 karena sifatnya
yang praktis, dapat dilakukan
dalam situasi kerja sehari-hari
dan memfokuskan individu pada
hal-hal yang dapat mereka
lakukan secara pribadi untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran. Selain itu,
Penelitian Tindakan Kelas
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
2
3. merupakan salah satu bagian penting dari proses sertifikasi dan peningkatan mutu guru di
Indonesia. Oleh sebab itu, DBE3 ingin mendukung usaha Pemerintah Indonesia untuk
mencapai tujuan tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan PTK bagi fasilitator, guru,
dan dosen/widya iswara.
Dalam rangka berbagi pengalaman melaksanakan pelatihan PTK bagi guru-guru SMP/MTs
agar mereka memiliki pemahaman dan keterampilan PTK, DBE3 menerbitkan buku
panduan PTK ini. Ditinjau dari sisi pemahaman PTK, panduan PTK ini tidak dimaksudkan
sebagai materi ajar yang dapat dipelajari guru secara mandiri. Panduan ini dibuat sekedar
sebagai rambu-rambu bagaimana memahami pelaksanaan PTK.
Ditinjau dari sisi pelaksanaan PTK, banyak institusi berusaha membantu guru-guru agar
mampu melaksanakan PTK melalui penyelenggaraan pelatihan. DBE 3 juga telah berusaha
membatu guru agar mampu melaksanakan PTK dengan menyelenggarakan pelatihan PTK
bagi guru-guru SMP/MTs. DBE3 ingin berbagi pengalaman menyelenggarakan pelatihan
PTK bagi guru-guru SMP/MTs dengan institusi-institusi lain melalui penerbitan panduan
pelatihan PTK ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa Panduan Pelatihan PTK ini terutama
diperuntukkan bagi institusi-instiutsi penyelenggara pelatihan PTK. Institusi-instiutsi yang
dimaksud adalah perguruan tinggi, LPMP, penyedia jasa layanan pelatihan PTK, dan lain-lain.
Walaupun panduan ini dapat digunakan oleh guru-guru secara perorangan, panduan
ini tidak dimaksudkan sebagai bahan ajar mandiri. Artinya, agar guru-guru dapat
memahami dan melaksanakan PTK maka panduan ini dapat digunakan oleh mereka
dengan bantuan pelatih.
Bagaimana Melakukan PTK?
1. Apa itu PTK?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian praktis bersifat
reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, dan memperbaiki kondisi praktik
pembelajaran. Berdasarkan definisi ini, PTK memiliki karakteristik-karakteristik yang
berbeda dengan karakteristik penelitian formal, yakni: (a) Inkuiri pada praktik dari dalam,
(b) Usaha kolaboratif, dan (c) Praktik reflektif yang dipublikasi. Ketiga karakteristik PTK ini
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pengalaman dari Program DBE 3
3
4. PTK memiliki karakteristik inkuiri pada praktik yang dilakukan dari dalam. Ini berarti
bahwa PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati guru dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari. PTK bersifat praktis dan memperbaiki praktik secara langsung. Dengan
demikian, PTK berusaha memecahkan masalah yang spesifik-kontekstual dengan
menerapkan metodologi yang bersifat lebih “longgar”, tidak terlalu membakukan
instrumen. Namun demikian, pengumpulan data tetap dilakukan dengan menekankan
objektivitas. Agar objektivitas tetap terjaga maka kerjasama kesejawatan atau kolaborasi
sangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan PTK. Sedangkan praktik reflektif yang
dipulikasi berarti bahwa keseluruhan proses pemantauan dan perbaikan kinerja dalam
PTK dilakukan dengan mengacu pada kaidah-kaidah penelitian ilmiah, terutama aspek
analisis dan evaluasinya, serta laporannya disebarluaskan ke sejawat untuk pertumbuhan
profesional.
2. Bagaimana Langkah-langkah PTK?
PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem bersiklus dari berbagai kegiatan
pembelajaran. PTK dilaksanakan melalui lima tahap yang merupakan simpul-simpul
dalam suatu siklus. Adapun tahap-tahap tersebut adalah: (a) Refleksi
pembelajaran dan identifikasi masalah, (b) Perencanaan tindakan perbaikan, (c)
Pelaksanaan tindakan perbaikan dan pengumpulan data, (d) Analisis data dan interpretasi,
dan (e) Refleksi dan tindak lanjut. Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan PTK dapat
diperikan sebagai berikut.
Langkah 1: Merefeksikan pembelajaran dan mengidentifikasi satu permasalahan
yang memiliki pengaruh besar terhadap situasi kelas. Melakukan kajian
pustaka singkat untuk mendapatkan informasi dasar mengenai
permasalahan tersebut dan bagaimana pemecahannya.
Langkah 2: Merumuskan pemecahan bagi permasalahan dan mengembangkan
rencana tindakan. Menentukan metode pengumpulan data saat
menguji tindakan di kelas, terutama berkaitan dengan belajar siswa.
Langkah 3: Menerapkan pemecahan masalah di dalam kelas dan mengumpulkan
data.
Langkah 4: Menganalisis data dan menemukan kecenderungan peningkatan belajar
siswa.
Langkah 5: Merefleksikan hasil dan menentukan langkah tindak lanjut berdasarkan
hasil tersebut.
Jika strategi (tindakan pemecahan masalah) baru tersebut berhasil meningkatkan belajar
siswa, para guru akan menggunakan lagi strategi tersebut dalam konteks pembelajaran
yang sama. Jika strategi tersebut tidak meningkatkan belajar siswa, para guru diminta
untuk mengulang langkah 1, 2, 3 dan 4 dengan menggunakan strategi/tindakan yang
berbeda. Siklus PTK di atas dapat dilihat pada Gambar 1.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
4
5. Merumuskan pemecahan bagi
permasalahan dan
mengembangkan rencana
tindakan. Menentukan metode
pengumpulan data saat menguji
tindakan di kelas, terutama
berkaitan dengan belajar siswa
Menerapkan
pemecahan masalah
di dalam kelas dan
mengumpulkan data
Pengalaman dari Program DBE 3
5
Menganalisis data dan
menemukan
kecenderungan
peningkatan belajar
siswa
Merefleksikan
pembelajaran dan
mengidentifikasi satu
permasalahan yang
memiliki pengaruh besar
Merefleksikan hasil
dan menentukan
langkah tindak lanjut
berdasarkan hasil
tersebut
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
LANGKAH 1: Refleksi dan Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya masalah yang
dirasakan mengganggu, yang menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran sehingga
ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa.
Untuk itu, pertama-tama yang harus dimiliki oleh guru adalah perasaan ketidakpuasan
terhadap praktik pembelajaran yang selama ini dilakukannya.
Setelah fokus permasalahan ditemukan dan dianalisis, guru perlu merumuskan
permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas
akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan yang perlu
dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan, dan lain-lain.
LANGKAH 2: Perencanaan Tindakan
Setelah masalah dirumuskan, tindakan perbaikan perlu direncanakan. Dalam rencana
tindakan ini perlu dipersiapkan berbagai hal yang diperlukan sebelum tindakan perbaikan
6. dilaksanakan. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh itu adalah: (a) Membuat
skenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah tindakan yang dilakukan guru di samping
bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa sesuai dengan tindakan perbaikan yang telah
direncanakan, (b) Menyiapkan fasilitas dan saran pendukung yang diperlukan di kelas,
seperti alat dan bahan kegiatan, gambar, alat peraga, dan lain-lain, dan (c) Mempersiapkan
cara merekam dan menganalis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan.
LANGKAH 3: Pelaksanaan Tindakan
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan
perbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan pada saat yang bersamaan
dilakukan kegiatan observasi dan interperetasi. Penggabungan pelaksanaan tindakan
dengan kegiatan observasi dan interpretasi merupakan ciri khas dari PTK.
Secara umum, observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang
terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Karena
kegiatan observasi ini dibarengi dengan kegiatan interpretasi maka perlu dirancang
mekanisme perekaman hasil observasi yang tidak mencampuradukkan antara fakta
dengan interpretasi. Dalam kaitannya dengan ini tampaknya prosedur perekaman hasil
observasi yang telah banyak digunakan dalam penelitian kualitatif dapat dimanfaatkan.
LANGKAH 4: Analisis Data
Setelah observasi dan interpretasi selesai dilakukan maka langkah berikutnya adalah
melakukan analisis data. Analis data dalam rangka refleksi setelah pelaksanaan tindakan
mencakup proses dan dampak tindakan perbaikan dalam satu siklus PTK. Analisis data
adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan,
mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan
yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
6
7. Pengalaman dari Program DBE 3
7
CONTOH
PenelitianTindakan untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Menulis Laporan
Langkah1:
Guru-guru di SMPN 2 Semanding Tuban memprihatinkan siswa-siswa yang mengalami
kesulitan untuk menulis laporan. Siswa-siswa tampaknya memiliki masalah dalam
mengidentifikasi fokus laporan, memilih dan menata isi sehingga laporannya menjadi tertata
baik dengan tema koheren dan ide jelas yang terjalin rapi. Hanya sekitar 50% dari siswa
mampu mencapai KKM sebesar 65.
Langkah 2:
Setelah menelaah sekilas praktik-praktik terbaik dalam metode pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan menulis siswa, guru-guru memilih model EPIK untuk
dicobakan ke siswanya sehingga mengetahui apakah model itu dapat memecahkan masalah.
EPIK adalah model pembelajaran semacam pemetaan konsep atau pemetaan gagasan
dengan siswa melakukan pengamatan aspek-aspek seputar tema untuk menghasilkan
diagram (peta) yang menampilkan kata-kata, gagasan-gagasan, tugas-tugas, atau hal lainnya,
yang dikaitkan dan diatur seputar tema pokok. Akhirnya, siswa menggunakan informasi
dalam peta untuk menulis laporan mereka (informasikan dan kembangkan)
Langkah 3:
Guru-guru menggunakan model ini untuk siswa kelas 8 selama 8 bulan. Data dikumpulkan
dengan menggunakan: (1) Karya siswa untuk menilai kemampuan siswa menulis laporan,
(2) Kuesioner dan jurnal untuk menentukan reaksi siswa terhadap EPIK, dan (3) Pengamatan
untuk melihat perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran dan menilai seberapa baik
model EPIK dilaksanakan.
Langkah 4:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan siswa menulis
laporan. Sebanyak 34 siswa (77%) mencapai KKM 65.
Langkah 5:
Walaupun terdapat peningkatan dalam kemampuan siswa untuk menyusun dan menulis
laporan, guru belum merasa berhasil karena indikator keberhasilannya adalah 85% dari
siswa memperoleh KKM 65, masih belum tercapai dan hasil pengamatan menunjukkan
adanya beberapa kelemahan pelaksanaan EPIK.
Selanjutnya guru memperbaiki strategi. Sekarang siswa diperkenankan memilih topiknya
sendiri untuk laporannya dan guru memfokuskan pada peningkatan pembelajaran dan
pembimbingannya terhadap siswa secara individual.
Dengan cara tersebut, di akhir pembelajaran 40 siswa (91%) mencapai nilai KKM 65
atau lebih. Hasil ini meningkat 13% dari siklus 1 dan meningkat 40% dari awal penelitian
sebelum tindakan sebesar 50%. Hasil PTK menyarankan bahwa penggunaan peta
konsep sebagai alat pra menulis membantu untuk meningkatkan kemampuan siswa
menulis laporan dan mendorong guru-guru di SMPN 2 Semanding terus
menggunakannya.
8. LANGKAH 5: Refleksi Hasil dan Tindak Lanjut
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi,
apa yang telah dihasilkan atau apa yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan
perbaikan yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah
lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Dengan demikian, refleksi merupakan
pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara,
dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir. Apabila PTK
dilakukan secara kolaboratif maka refleksi juga harus dilakukan secara kolaboratif pula.
Dengan memanfaatkan pengalaman pada siklus sebelumnya dan menilai kembali sasaran
perbaikan, maka terbuka peluang untuk menyusun rencana tindakan perbaikan yang
baru.
3. Apa Manfaat PTK?
Pelaksanaan PTK bermanfaat bagi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. Melalui
PTK, para guru makin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional
secara mandiri. Pada gilirannya,
guru memiliki makin banyak
pengetahuan yang dibangunnya
sendiri, memiliki teori yang
dikembangkan berdasarkan
pengalaman praktik
pembelajarannya. Inovasi
pembelajaran yang “tumbuh dari
bawah” tentu saja menjadi lebih
efektif.
Pelaksanaan PTK bermanfaat
untuk meningkatkan kinerja
guru. Dengan bertambahnya
pengetahuan pembelajaran yang
telah dipraktikkan, guru
terdorong untuk berbuat lebih
baik sehingga terbuka peluang
bagi guru untuk meningkatkan
kinerjanya.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
8
Refleksi Para Guru
Setelah Mengikuti Pelatihan DBE 3
“Saya menjadi tahu bagaimana sebuah PTK
dilaksanakan”
“Wawasan saya tentang PTK bertambah”
“Saya jadi bisa berefleksi apakah mengajar
saya baik atau tidak”
“Saya menyadari betapa pentingnya selalu
memperbaiki proses pembelajaran”
“Pelatihan mendorong saya untuk melakukan perbaikan-perbaikan
dalam mengajar di kelas”
“Wawasan saya tentang jurnal ilmiah bertambah”
“Ada kerjasama antara guru, widya iswara, dan dosen.
Guru mendapat masukan dari widya iswara dan dosen;
widya iswara dan dosen mendapat masukan
dari lapangan”
9. 9
4. Mengapa Guru Perlu
Melakukan PTK?
“Saya mengubah kebiasaan saya dari mengajak siswa
menghafal menjadi melakukan praktik kinerja ilmiah”
Endang Wahyuningsih, S.Pd.
Guru IPA SMPN 2 Baureno,
Bojonegoro, Jawa Timur
“Program PTK DBE3 telah
PTK dilaksanakan untuk perbaikan
dan/atau peningkatan praktik
mengubah cara saya mengajar
pembelajaran secara
terutama dalam melihat segera
berkesinambungan yang pada
masalah yang dihadapi siswa dan
dasarnya “melekat” pada penunaian
menghargai siswa. Ternyata
bukan siswa saya yang bodoh
misi profesional kependidikan yang
tetapi cara mengajar saya yang
diemban oleh guru. Akhir-akhir ini
tidak bisa mereka akses sehingga
masyarakat kita berkembang begitu
mereka tidak belajar.”
cepat. Akibatnya tuntutan terhadap
layanan pendidikan yang harus
dilakukan oleh guru juga meningkat.
PTK merupakan salah satu cara yang
strategis bagi guru untuk
memperbaiki dan/atau meningkatkan
layanan kependidikan yang harus
diselenggarakannya dalam konteks
pembelajaran di kelas dan/atau
peningkatan kualitas program sekolah
secara keseluruhan. Hal ini sejalan
dengan ungkapan guru peserta pelatihan PTK DBE3: “Saya menyadari betapa pentingnya
selalu memperbaiki proses pembelajaran”.
Arif Mustopa, S.Pd Guru Bahasa Inggris
SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk, Jawa Timur
“Saya jadi mengetahui kekurangan saya saat proses
KBM. Setelah mengetahui kekurangan saya, saya bisa
mencari solusinya, yaitu metode pembelajaran yang
cocok”.
Sulasdi, S.Pd., M.M.
Guru Bahasa Indonesia SMPN 3 Karanganyar, Jawa Tengah
Dalam PTK guru melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan, lalu kemudian
mencobakan secara sistematis berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan
permasalahan pembelajaran di kelas yang tengah dirasakan. Dengan PTK, guru dibiasakan
untuk melakukan refleksi dan keluar dari mengajar sebagai kegiatan rutin sehingga
mereka lebih menyadari masalah pembelajarannya dan berupaya secara sistimatis untuk
menyelesaikannya. Ini pernyataan guru peserta pelatihan PTK DBE3 “Saya jadi bisa
berefleksi apakah mengajar saya baik atau tidak”. Guru lain menyatakan: “Pelatihan
mendorong saya untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam mengajar di kelas”
PTK merupakan wahana yang tepat untuk mengujicoba praktik-praktik pembelajaran yang
baik. Guru-guru sering mendapatkan pelatihan berbagai praktik pembelajaran yang baik
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dari berbagai lembaga, misalnya DBE3.
Untuk menerapkan dan menyesuaikan praktik-praktik pembelajaran yang baik tersebut ke
dalam konteks kelas dan sekolah masing-masing, guru perlu melakukan ujicoba yang
“Hal yang paling penting yang saya pelajari adalah saya mengkaji
dan mencari solusi dari setiap permasalahan yang muncul dalam
proses pembelajaran saya di dalam kelas untuk lebih meningkatkan
mutu pembelajaran”.
Eneng Erliani, S.Pd. Guru Matematika
SMPN 4 Tarogog Kidul, Jawa Barat
Pengalaman dari Program DBE 3
10. tindakannya berupa satu atau beberapa
praktik pembelajaran yang baik tersebut. Agar
tindakan ini tidak mengganggu pembelajaran
yang sedang berlangsung maka guru perlu
mengemasnya dalam PTK. Dengan demikian,
PTK menjadi wahana praktis untuk melakukan
perbaikan dengan menerapkan beberapa
praktik pembelajaran hasil pelatihan.
Bagaimana Melatih PTK?
“Setelah mengikuti pelatihan PTK
DBE3, saya selalu membuat refleksi
siswa dan juga jurnal refleksi selesai
mengajar”.
Rosmawati, S.Pd. Guru IPS
SMPN 1 Angkola Barat, Padang
Sidempuan Sumatera Utara
1. Bagaimana DBE 3 Melatih Guru untuk Melaksanakan PTK?
Agar guru-guru di daerah binaan DBE 3 memiliki berbagai keterampilan terkait
dengan PTK, DBE 3 menyelenggarakan pelatihan PTK. Pelatihan PTK ini memiliki
empat target pokok. Pertama, guru mampu menyusun proposal penelitian
tindakan kelas. Kedua, guru mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas. Ketiga, guru
mampu melaporkan hasil penelitian tindakan kelas. Terakhir, guru mampu menulis artikel
ilmiah berdasarkan laporan penelitan tindakan kelas yang dihasilkan.
Pelatihan PTK DBE 3 dilaksanakan secara bertahap dengan disertai tindak lanjut. Pelatihan
secara bertahap ini dimaksudkan agar peserta menginternalisasi keterampilan-keterampilan
yang diperolehnya sedikit demi sedikit dalam waktu yang tersedia.
Sedangkan tindak lanjut pelatihan dimaksudkan agar peserta berlatih dan mempraktikkan
keterampilan-keterampilan yang didapat dari pelatihan. Pada setiap tahapan workshop
target-target keterampilan tertentu dicanangkan agar dicapai oleh peserta. Penerapan
dan perbaikan keterampilan tersebut dilakukan pada bagian tindak lanjut dengan
pendampingan konsultan. Alur pelatihan PTK DBE 3 dapat dilihat pada diagram berikut.
Pelatihan PTK DBE3 dilaksanakan melalui empat tahap workshop yang setiap tahapnya
memiliki target tertentu.Workshop I diselenggarakan selama 3 hari dengan target
tersusunnya proposal PTK.Workshop II diselenggarakan selama 3 hari pula dengan target
teranalisisnya data penelitian. Workshop III dilaksanakan selama 3 hari dengan target
tersusunnya laporan PTK.Workshop IV diselenggarakan selama 3 hari pula dengan target
dihasilkannya artikel ilmiah. Seperti telah dikemukakan di atas, setiap tahap workshop
terdiri atas sejumlah kegiatan tertentu yang dilanjutkan dengan tindak lanjut tertentu
pula.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
10
11. / Tindak Lanjut
Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(1) Tim teknis DBE3 mengunjungi peneliti di lapangan dan
menyempurnakan rencana tindakan
(2) Peneliti mengumpulkan data sementara di lapangan
(3) Peneliti dan tim teknis bertemu untuk mendiskusikan
temuan sementara dan menyempurnakan penelitian
berdasarkan temuan yang ada
(4) Peneliti melanjutkan pengambilan data berdasarkan
rencana yang sudah disempurnakan
(5) Proses dilanjutkan sampai selesai
Pengalaman dari Program DBE 3
11
Gambar 2. Tahapan Workshop PTK DBE 3
Tindak Lanjut
Menyelesaikan
(1) Peserta menyelesaikan konsep tertulis dari penelitian
tindakan kelas mereka dan menyerahkannya ke
DBE3
(2) Tim teknis melihat kembali konsep tersebut dan
memberikan umpanbalik verbal dan/atau tertulis.
(3) Peneliti menyelesaikan tulisan tentang hasil Penelitian
Tindakan Kelas mereka.
Tindak Lanjut
Menulis tentang Temuan
(1) Peserta menulis tentang hasil temuan dari penelitian mereka
(2) Tim teknis DBE3 mengunjugi peneliti untuk membantu proses
penulisan.
Tindak Lanjut
Menulis Artikel Ilmiah
(1) Peserta menulis dan menyempurnakan artikel ilmiah
(2) Tim teknis DBE3 menelaah dan memberi saran perbaikan.
(3) Peserta merevisi artikel
Publikasi
(1) DBE3 memilih contoh-contoh terbaik dari penelitian
dan mengikutsertakannya pada buklet good practices
dan mendukung peneliti untuk mempublikasikan
penelitiannya di jurnal-jurnal universitas nasional dan
jurnal-jurnal internasional.
(2) DBE3 menggunakan pengalaman dari program ini
untuk membuat lembaran “bagaimana-caranya” dari
pengalaman dan apa yang telah dipelajari.
Workshop Pertama (3 hari)
Tujuan:
Mendefinisikan dan Merencanakan Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan - Peserta akan:
(1) Mempelajari tentang apa yang dimaksud Penelitian Tindakan
Kelas, mengapa hal itu penting dan bagaimana dapat melak-sanakannya
secara efektif.
(2) Mengidentifikasi masalah yang akan mereka hadapi di dalam
kelas, merumuskan pertanyaan dan bagaimana hal itu akan
diteliti.
(3) Mempersiapkan konsep proposal dan merencanakan tindakan
untuk penelitian mereka
(4) Melihat kembali rencana tindakan dan memberikan umpanbalik.
Hasil:
Konsep Rencana tindakan untuk Penelitian Tindakan Kelas Workshop Kedua (3 hari)
Tujuan:
Refleksi, diskusi, dan analisis data
Kegiatan - Peserta akan:
(1) Merefleksikan apa yang bisa dipelajari dari data yang
sudah didapatkan, melihat pola, tren, pengertian
dan makna baru.
(2) Mempelajari bagaimana data dapat dianalisa, ditata
dan dipresentasikan.
(3) Mempelajari bagaimana cara menulis tentang hasil
penelitian
Hasil
Analisis Workshop Ketiga (3 hari) data awal dan hasil temuan.
Tujuan:
Tindakan dan Rekomendasi
Kegiatan - Peserta akan:
(1) Melihat kembali makna dari temuan mereka. Mendiskusikan apa
yang dapat mereka lakukan dengan cara yang berbeda di dalam
kelas/dalam program pelatihan guru, sebagai hasil dari penelitian
mereka, dan apa yang akan mereka rekomendasikan untuk orang
lain.
(2) Belajar bagaimana menuliskan apa yang mereka telah kerjakan dan
pelajari sehingga bermanfaat bagi mereka dan orang lain.
(3) Belajar bagaimana menyajikan apa yang telah mereka pelajari
kepada orang lain.
Hasil
Rencana untuk Tindakan Masa Depan dalam bentuk tertulis dan
presentasi hasil penelitian Workshop Keempat (3 hari)
Tujuan:
Menulis artikel ilmiah berdasarkan laporan
Kegiatan - Peserta akan:
(1) Diskusi struktur dan isi artikel ilmiah.
(2) Menulis draft I artikel ilmiah berdasarkan laporan PTK.
(3) Meninjau ulang draft artikel yang telah ditulis
Hasil
Artikel ilmiah untuk dipublikasi.
Presentasi
(1) Tim teknis DBE3 mengunjungi peneilti untuk membantu persiapan
dari presentasi hasil penelitian;
(2) Peserta mempresentasikan penelitian kepada Universitas peserta
dan staf LPMP
(3) Peserta mempresentasikan penelitan kepada para guru dan staf
Pendidikan tingkat Kabupaten pada MGMP atau pertemuan
Pameran Kabupaten.
12. WORKSHOP 1: Mendefinisikan dan
Merencanakan PTK
Workshop I berisi kegiatan-kegiatan: apa, mengapa,
dan bagaimana PTK; merumuskan masalah dan
merencanakan tindakan melalui refleksi dan diskusi
kelompok; dan menulis proposal PTK. PadaWorkshop I ini peserta dilatih bagaimana
membuat proposal PTK. Kegiatan dimulai dari pemahaman tentang apa yang dimaksud
dengan dan bagaimana melaksanakan PTK. Kegiatan dilanjutkan dengan bagaimana
mengidentifikasi dan merumuskan masalah, menentukan tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut. Kemudian, peserta dilatih untuk menentukan
indikator keberhasilan tindakan, mengembangkan instrumen pengamatan dan
pengukuran, serta merancang rencana anggaran pelaksanaan PTK. Tindak lanjut dari
Workshop I ini adalah: peserta memperbaiki persiapan PTK (RPP dan instrumen
penelitian), pendampingan di lapangan oleh konsultan (validasi RPP dan instrumen), dan
pengumpulan data siklus sebelumnya.
Tindak Lanjut WORKSHOP 1
SetelahWorkshop 1 peserta menyempurnakan RPP dan berbagai instrumen pengamatan
dan pengukuran di sekolah masing-masing sehingga mereka siap memulai melaksanakan
PTK. Selanjutnya peserta melakukan kegiatan pembelajaran dengan strategi tertentu di
sekolah masing-masing untuk mengatasi masalah yang dihadapi sesuai dengan rancangan
PTKnya. Kurang lebih 2 bulan setelahWorkshop I konsultan berkunjung ke daerah-daerah
untuk melakukan pertemuan dengan peserta dalam rangka membahas kemajuan dan
masalah yang dihadapi peserta dalam pelaksanaan PTK. Pertemuan ini dimaksudkan
untuk memastikan bahwa pelaksanaan PTK berlangsung sesuai dengan kaidah-kaidah PTK
dan apabila ditemukan masalah pelaksanaan PTK sedini mungkin masalah tersebut dapat
diselesaikan. Fokus diskusi pada pertemuan tindak lanjut 1 ini adalah: (a) Kesesuaian
tindakan dengan masalah yang ingin pecahkan, (b) Ketepatan indikator keberhasilan
tindakan, dan (c) Kesesuaian instrumen pengamatan dan pengukuran dengan indikator
keberhasilan.
WORKSHOP 2: Refleksi, Diskusi, dan Analisis Data
Workshop II berisi kegiatan-kegiatan: presentasi data, latihan menganalisis data (melihat
pola dan kecenderungan), merefleksi dari data yang didapat, dan mengidentifikasi
tindakan pada siklus berikutnya. Kegiatan dimulai dari pemajangan ringkasan hasil
sementara, khususnya data hasil PTK masing-masing peserta. Peserta lain mengunjungi
pajangan tersebut dan memberi komentar dan masukan terhadap pajangan tersebut.
Kegiatan dilanjutkan dengan berlatih menganalisis data untuk melihat pola dan
kecenderungan serta membandingkannya dengan indikator keberhasilan. Kemudian,
peserta menganalisis data hasil tindakan masing-masing, melakukan refleksi untuk
menetapkan perbaikan tindakan untuk berikutnya.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
12
13. Tindak Lanjut WORKSHOP 2
SetelahWorkshop 2 peserta melakukan tindak lanjut di sekolah masing-masing yang
berupa berbagai kegiatan untuk menyempurnaan pelaksanaan PTK siklus selanjutnya.
Peserta melakukan penyempurnaan instrumen pengamatan dan pengukuran agar
diperoleh data yang lebih sesuai dan akurat. Selain itu, peserta juga memperbaiki
berbagai perangkat tindakan yang disesuaikan dengan perbaikan tindakan untuk siklus
berikutnya. Kurang lebih 2 bulan setelahWorkshop 2 konsultan berkunjung ke daerah-daerah
untuk melakukan pendampingan terhadap peserta dalam rangka membahas
kemajuan dan masalah yang dihadapi peserta dalam pengolahan data, analisis data, dan
refleksi. Pendampingan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa data telah diolah dan
dianalisis dengan tepat dan apabila ditemukan masalah dalam pengolahan dan analisis
data sedini mungkin masalah tersebut dapat diselesaikan. Fokus pendampingan pada
tindak lanjut 2 ini adalah: (a) Mendeskripsikan data kualitatif, (b) Ketepatan analisis data
yang sesuai dengan indikator keberhasilan, dan (c) Menarasikan hasil analisis data.
WORKSHOP 3: Rekomendasi dan Laporan
Workshop 3 mencakup kegiatan-kegiatan berikut. Kegiatan pertama, peserta
mempresentasikan hasil analisis data seluruh siklus yang dilanjutkan dengan diskusi.
Kegiatan kedua, peserta menyusun laporan PTK tanpa panduan sehingga peserta
menuliskan laporan PTK sesuai dengan persepsi awal mereka tentang laporan PTK.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan presentasi peserta per kelompok mata pelajaran dan
diakhiri dengan penyajian panduan penulisan laporan PTK oleh fasilitator. Kegiatan ketiga,
peserta merevisi dan memperbaiki laporan PTK mereka sesuai panduan. Kegiatan terakhir
Workshop 3 adalah tinjau ulang hasil penulisan laporan PTK. Hasil tinjau ulang ini
menunjukkan bahwa laporan PTK yang ditulis oleh peserta masih belum sempurna dan
masih memerlukan perbaikan-perbaikan dan penambahan lampiran-lampiran.
Tindak Lanjut WORKSHOP 3
Tindak lanjut dariWorkshop 3 ini adalah peserta melengkapi dan memperbaiki laporan
PTK di lapangan. Sebulan setelahWorkshop 3 konsultan memberi bantuan kepada peserta
untuk perbaikan laporan PTK ini lewat e-mail. Peserta mengirimkan file draft laporan
kepada konsultan masing-masing mata pelajaran, kemudian konsultan mata pelajaran
menelaah dan memberi saran perbaikan
terhadap draft tersebut. Fokus bantuan
konsultan adalah: (a) Deskripsi tindakan
setiap siklus, (b) Logika deskripsi
pelaporan, dan (c) Tata bahasa
penulisan laporan. Akhirnya sebagian
besar peserta menyerahkan laporan PTK
ke DBE3 sesuai jadwal yang ditentukan.
14. WORKSHOP 4: Penulisan Artikel Ilmiah
Sebelum Workshop 4 diselenggarakan, tim konsultan
melakukan evaluasi terhadap laporan PTK yang telah
dihasilkan. Dari 25 laporan PTK yang diterima (5 laporan
PTK tiap mata pelajaran), 11 laporan PTK dinilai layak oleh
tim konsultan untuk ditulis kembali menjadi artikel ilmiah.
Dengan demikian, 11 tim PTK diundang untuk mengikuti
Workshop 4.
Workshop 4 memuat berbagai kegiatan terkait dengan cara-cara penulisan artikel ilmiah
berdasarkan laporan PTK. Pertama, peserta membaca 3 artikel ilmiah untuk
mengidentifikasi struktur artikel ilmiah. Kedua, peserta berdiskusi untuk menemukan
struktur dan isi artikel ilmiah. Ketiga, peserta mengidentifikasi bagian-bagian laporan PTK
yang dapat dioleh menjadi bagian dari artikel ilmiah. Keempat, peserta menulis draft I
artikel ilmiah berdasarkan laporan PTK. Terakhir, peserta meninjau ulang draft 1artikel
ilmiah yang telah ditulis, dan penyelesaian penulisan artikel ilmiah.
Tindak Lanjut WORKSHOP 4
Tindak lanjut dariWorkshop IV ini adalah peserta memperbaiki draft 1 artikel ilmiah di
sekolah masing-masing. Setelah peserta menyelesaikan penulisan artikel ilmiah, mereka
mengirimkannya lewat e-mail kepada konsultan mata pelajaran. Konsultan melakukan
telaah dan menyarankan perbaikan-perbaikan terhadap artikel ilmiah tersebut. Artikel
ilmiah dikirim kembali kepada peserta untuk diperbaiki. Setelah diperbaiki artikel ilmiah
dikirim kembali oleh peserta kepada konsultan mata pelajaran untuk dirapikan dan
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah PTK DBE 3 disajikan dalam dua edisi,
yakni edisi Bahasa Indonesia yang memiliki ISSN dan edisi Bahasa Inggris. Artikel ilmiah
terbaik sedang diupayakan untuk dipublikasi dalam Jurnal Internasional.
Jadwal dan materi pelatihan semua workshop dapat dilihat di Lampiran 1 dan Lampiran 2.
2. Apa Pendekatan DBE3 dalam Pelatihan PTK?
Dua pendekatan yang dipilih dalam melaksanakan pelatihan PTK adalah belajar
aktif dan komprehansif. Melalui pendekatan belajar aktif, peserta pelatihan akan
lebih banyak berpikir, berbuat, dan berpraktik langsung untuk menghasilkan
karya. Dengan pendekatan ini, pelatihan tidak dimaksudkan untuk
memberi teori sebanyak-banyaknya kepada peserta melainkan peserta
lebih banyak bekerja dan berpraktik untuk menghasilkan karya.
Melalui pendekatan komprehensif, peserta pelatihan akan bekerja
mulai dari hulu sampai hilir dari suatu proses PTK. Artinya, peserta
pelatihan tidak hanya bekerja untuk menghasilakan proposal PTK,
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
14
15. 14
tetapi juga melaksanakan tindakan, menganalisis data, membuat laporan, dan akhirnya
menulis artikel ilmiah untuk dipublikasi. Dengan demikian, peserta pelatihan memiliki
pengetahuan dan keterampilan komprehensif tentang PTK.
3. Siapa Peserta Pelatihan PTK?
Peserta pelatihan PTK adalah guru-guru SMP/MTs lima mata pelajaran, yaitu:
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, dan Matematika, serta dosen dan widya
iswara pada bidang yang sesuai dari lima provinsi. Peserta tidak diminta untuk
melaksanakan PTK secara individual tetapi dikelompokkan atas tim-tim beranggorakan 3
orang yang terdiri atas dua orang guru SMP/MTS (1 orang fasilitator daerah sebagai ketua
dan 1 orang guru mitra) dan satu orang dosen atau widya iswara. Penentuan bahwa
mereka harus bekerja dalam tim didasarkan atas pertimbangan agar mereka saling
bekerjasama dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing anggota. Hal ini dirasakan
peserta, seperti ungkapan mereka: “Ada kerjasama antara guru, widya iswara, dan dosen.
Guru mendapat masukan dari widya iswara dan dosen; widya iswara dan dosen
mendapat masukan dari lapangan”.
Penentuan komposisi tim tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan berikut.
Pertama, fasilitator daerah dipilih sebagai ketua tim peneliti karena dia adalah aset daerah
yang memiliki keterampilan praktis baik dan dapat menyebarluaskan pengetahuan dan
keterampilannya kepada guru-guru lain di daerahnya. Kedua, seorang guru mitra yang
berasal dari sekolah fasilitator daerah dipilih sebagai anggota tim peneliti karena dia akan
mudah berkomunikasi dan bekerjasama untuk membantu pelaksanaan PTK di sekolah
tersebut. Ketiga, seorang dosen atau widya iswara sebagai anggota tim peneliti karena
pada umumnya dosen atau widya iswara memiliki kemampuan akses pengetahuan dan
pustaka baru yang lebih baik dan akan sangat mendukung dalam penggalian kajian
pustaka untuk penyelesaian PTK. Dengan komposisi semacam ini, kolaborasi antara guru-guru
dan dosen atau widya iswara tercipta dengan baik.
Peserta pelatihan PTK dari setiap provinsi terdiri dari 5 tim, satu tim untuk setiap mata
pelajaran. Karena wilayah binaan DBE3 berada di 5 provinsi, jumlah peserta pelatihan PTK
adalah 25 tim. Dengan demikian, peserta pelatihan tersebut terdiri atas 50 guru SMP/MTS
lima mata pelajaran dan 25 orang dosen/widya iswara atau sejumlah 75 orang.
Agar terjadi kolaborasi yang baik maka anggota tim peneliti memiliki fokus tugas masing-masing.
Anggota tim PTK yang berasal dari perguruan tinggi (dosen) atau LPMP (widya
iswara) memiliki fokus tugas: mengakses referensi, merumuskan hipotesis tindakan,
merancang pemecahan masalah, menyusun instrumen, mengamati tindakan,
16. menganalisis data, dan menarik simpulan. Sedangkan anggota tim PTK yang berasal dari
SMP/MTs (fasilitator dan guru mitra) memiliki fokus tugas: menyediakan data awal,
menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengumpulkan data, merefleksi,
dan menyusun laporan PTK.
4. Bagaimana Pembinaan dalam Pelatihan PTK?
Pembinaan pelatihan PTK ini menerapkan tahapan workshop dan tindak lanjut
dengan mengutamakan pembinaan dan sedikit kompetisi. Tahapan ini mengajak
peserta untuk belajar dan berlatih di tempat pelatihan yang dilanjutkan dengan
pendampingan di lapangan (pascaWorkshop 1 dan 2), dan kembali ke pelatihan
berikutnya. Sampai dengan tahap pelaporan, pembinaan benar-benar dilakukan dalam
artian bahwa peserta yang belum mampu membuat proposal yang baik tidak digugurkan
tetapi dibina melalui workshop remidi sampai mereka mampu menghasilkan laporan PTK.
Setelah laporan PTK dihasilkan, peserta berkompetisi untuk dapat mengikutiWorkshop 4
tentang penulisan artikel ilmiah. Kompetisi ini didasarkan atas kualitas laporan PTK yang
dihasilkan. Berdasarkan evaluasi laporan PTK tersebut, 11 kelompok peneliti dari 25
kelompok peneliti awal diundang untuk mengikutiWorkshop 4.
Program pembinaan ini bersifat fleksibel, perencanaan setiap tahap program dilakukan di
akhir tahap sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa baik peserta
mengerjakan tugas-tugas dalamWorkshop. Jika sebagian besar peserta belum memenuhi
standar minimal pencapaian hasil, perencanaan untuk workshop remidi dapat dilakukan
dan/atau pendampingan tambahan dapat dilakukan.
Pembina dalam pelatihan PTK ini adalah konsultan sebagai anggota tim teknis pada
bidang keahlian yang sesuai. Para konsultan tersebut tidak hanya memahami teori
pembelajaran dan PTK di bidangnya, tetapi mereka juga akrab dengan lingkungan
pembelajaran siswa SMP/MTs. Dengan kata lain, para konsultan memiliki kemampuan
yang berimbang antara teori dan praktik. Dengan demikian, saran-saran perbaikan dalam
pelatihan PTK lebih banyak bersifat praktis tetapi tidak lepas dari dasar teori
pembelajaran yang ada.
5. Bagaimana Pendanaan Pelaksanaan PTK?
Setiap tim peneliti memperoleh dana hibah dari DBE 3 yang diserahkan dalam tiga
tahap. Dana hibah tersebut dapat dipergunakan untuk melaksanakan tindakan,
mengumpulkan data (termasuk untuk keperluan biaya perjalanan dan penginapan
dosen atau widya iswara), mengolah dan menganalisis data, menyusun laporan, dan
pembelian ATK. Penyerahan dana hibah tahap 1 dilakukan setelah Workshop 1 dan
kelompok peneliti menyerahkan proposal penelitian. Penyerahan dana hibah tahap 2
dilakukan setelah kelompok peneliti mengikuti Workshop 2. Akhirnya penyerahan dana
hibah tahap 3 dilakukan setelah laporan PTK diserahkan ke DBE3 Jakarta.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
16
17. 6. Apa Saja Pendukung Pelatihan PTK?
Agar pelatihan PTK dapat berlangsung dengan baik tempat pelatihan dipilih berdasarkan
beberapa kriteria berikut. Pertama, tempat pelatihan harus berupa ruangan yang cukup
besar dan mampu menampung sekitar 100 peserta sehingga peserta dapat bekerja
dengan aman dan nyaman. Kedua, tempat pelatihan dapat menyediakan akses internet
untuk seluruh peserta sehingga peserta mudah memperoleh tambahan informasi dalam
rangka memperkaya kajian teori PTKnya.
Peserta pelatihan membawa setidaknya sebuah laptop untuk setiap tim peneliti.
Perlengkapan ini diperlukan agar mereka langsung bekerja saatWorkshop. Selain itu,
dengan menggunakan laptop mereka dapat mengakses internet untuk memperoleh
rujukan-rujukan yang diperlukan.
Seperti pelatihan pada umumnya, pelatihan PTK ini juga didukung dengan LCD Proyektor,
printer, dan bahan-bahan ATK. LCD Proyektor dipergunakan untuk mendukung penyajian
materi dan presentasi peserta pelatihan. Sedangkan printer dan bahan-bahan ATK
dipergunakan untuk mendukung peserta dalam mencetak hasil karya mereka.
Apa Hasil Pelatihan PTK DBE3?
Pelatihan PTK ini telah menghasilkan dua hal penting, yaitu peningkatan
keterampilan peserta dalam PTK dan karya peserta. Berbagai keterampilan peserta
dalam PTK telah meningkat dengan tajam. Selain itu, beberapa karya peserta telah
dihasilkan melalui pelatihan PTK ini.
Pelatihan PTK ini berdampak baik terhadap kinerja guru dan dosen/widya iswara dalam
melaksanakan PTK. Beberapa dampak positif yang teramati dari hasil pelatihan PTK ini
sebagai berikut. Pertama, kemampuan memahami dan menganalisis masalah
pembelajaran makin tajam dan terarah. Kedua, peningkatan sikap dan perilaku
pembelajaran para guru yang awalnya selalu menyalahkan siswa menjadi mau mengakui
kekurangannya dalam memfasilitasi siswa dalam belajar dan memperbaikinya. Ketiga,
kemampuan menulis baik proposal, laporan maupun artikel ilmiah guru-guru SMP/MTs
menjadi lebih baik. Keempat, kemampuan menggunakan perangkat ICTguru-guru SMP/
MTs baik untuk mengetik, membuat presentasi, maupun mencari informasi melalui
internet, menjadi lebih baik. Kelima, kolaborasi antara guru dan dosen/widya iswara
membuat hubungan dan kerjasama di antara mereka lebih harmonis dan baik.
Pengalaman dari Program DBE 3
17
18. Selain peningkatan keterampilan guru-guru SMP/MTs seperti disajikan di atas, pelatihan
PTK juga telah menghasilkan sejumlah karya. Pertama, pelatihan PTK telah menghasilkan
karya berupa 25 proposal PTK. Kedua, pelatihan PTK DBE3 telah menghasilkan karya
berupa 25 laporan PTK. Ketiga, pelatihan PTK DBE3 juga telah menghasilkan 11 artikel
ilmiah yang didokumentasikan dalam Jurnal PTK DBE 3. Keempat, artikel-artikel tersebut
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan dipublikasikan dalam website USAID/DBE.
Terakhir, artikel terbaik akan dikirim ke Jurnal Internasional.
Bagaimana Pelatihan PTK Menjadi
Lebih Baik?
Pelatihan PTK DBE3 memberi pelajaran berharga baik kepada tim pelatih DBE3
maupun pihak-pihak lain yang ingin menyelenggarakan pelatihan PTK untuk guru-guru.
Pelajaran tersebut berupa pengalaman kurang baik yang hendaknya perlu
dihindari atau diperbaiki untuk pelaksanaan berikutnya dan pengalaman baik yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan selanjutnya.
PELAJARAN KURANG BAIK
Beberapa pelajaran kurang baik yang dapat dipetik dari pelaksanaan pelatihan PTK bagi
guru-guru SMP/MTs dari lima provinsi adalah sebagai berikut.
Pemilihan dosen atau widya iswara tidak dapat dilakukan sesuai kriteria, yakni yang
bersangkutan pernah melakukan PTK. Sebagian besar dosen dan widya iswara yang
disertakan dalam pelatihan tidak pernah melakukan PTK atau bahkan beberapa baru
mengenal PTK. Akibatnya, daya dukung dosen atau widya iswara untuk memperlancar
perencanaan dan pelaksanaan PTK tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Agar
tim peneliti dapat bekerja dengan lancar maka disarankan agar anggota tim peneliti yang
berasal dari dosen atau widya iswara pernah melakukan PTK atau setidak-tidaknya
memiliki pemahaman yang baik tentang PTK. Dengan demikian, dosen atau widya iswara
dapat mendukung kelancaran perencanaan dan pelaksanaan PTK.
Kemampuan menulis tim peneliti, khususnya menulis proposal PTK masih sangat rendah.
Hampir separoh jumlah proposal PTK yang dihasilkan tim peneliti belum memenuhi
syarat. Oleh sebab itu, didasarkan atas keinginan membina peserta pelatihan, DBE3
menyelenggaran workshop remidi untuk memperbaiki proposal PTK. Workshop ini
merupakan workshop di luar rencana 4 workshop yang diselenggarakan.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
18
“Sebelumnya saya telah
sering mengikuti diklat
dan seminar tentang PTK
namun tak juga mampu
melakukan PTK secara
baik. Setelah mengikuti
pelatihan PTK DBE3 saya
menjadi benar-benar paham dan mengerti
bagaimana melakukan dan melaporkan
PTK.”
Dra. Endang Sulistiyah, Guru Matematika
SMPN 1 Purwosari, Jawa Timur
19. “Banyak pelajaran yang sangat berharga
saya petik melalui proses pelaksanaan
PTK di DBE3. Proses pelaksanaan PTK
sangat baik karena kami benar-benar
didampingi atau dibimbing dari awal
hingga akhir.”
Pengalaman dari Program DBE 3
19
PELAJARAN BAIK
Selain kedua pelajaran kurang baik tersebut,
pelatihan PTK DBE3 memberi pelajaran baik yang
dapat dipetik.
Pada umumnya guru-guru SMP/MTs lebih mudah
mengungkapkan gagasannya secara lisan daripada
secara tertulis. Oleh sebab itu, agar guru-guru dapat
menuangkan gagasannya secara tertulis maka mereka harus dipancing untuk
mengungkapkan gagasannya secara lisan terlebih dahulu. Bila perlu gagasan yang
diungkapkan secara lisan tersebut direkam. Kemudian mereka diminta untuk menuliskan
kembali gagasan yang terekam dan telah disampaikan secara lisan tadi.
Tim peneliti yang terdiri atas seorang fasilitator daerah, seorang guru mitra, dan seorang
dosen/widya iswara merupakan tim ideal untuk berkolaborasi. Sebagian besar tim dapat
bekerjasama secara optimal dan saling dukung untuk menghasilkan karya yang baik.
Pelatihan PTK DBE3 yang dilaksanakan secara bertahap dan disertai tindak lanjut memberi
dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan
PTK. Pelatihan yang dilaksanakan bertahap memudahkan guru-guru untuk memahami dan
menerapkan pengetahuannya. Sedangkan tindak lanjut yang berupa pendampingan
mendorong para guru untuk melaksanakan PTK secara sungguh-sungguh di sekolah
masing-masing.
Pemberian kesempatan berlatih yang cukup dalam pelatihan PTK DBE3 dan disertai
pendampingan yang memadai menjadikan peserta lebih mampu dan lebih baik dalam
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Walaupun pada awal pelatihan para peserta
mengalami banyak kesulitan dalam mengungkapkan gagasannya secara tertulis, pada
tahap akhir pelatihan (Workshop ke 3 dan 4) mereka mampu menuliskan gagasannya
secara lebih lancar dan logis.
DAFTAR PUSTAKA
Hopkins, David, 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research 2nd ed. Philadelphia: Open
University Press.
Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dikti Depdiknas.
Lampiran-Lampiran:
1. Jadwal Workshop PTK
2. Contoh Materi Workshop PTK
Nurfaidah, S.Pd.
Guru IPA SMPN 4 Palopo, Sulawesi Selatan
21. JADWALWorkshop 1
PENELITIAN TINDAKAN KELAS - DBE3
Jakarta, 11 – 13 Agustus 2009
Menulis Proposal PTK
Hari Pertama: 11 Agustus 2009
Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan
08.45 –09.00
(15’)
Pembukaan dan Pengantar Stuart Weston Presentasi
09.00 – 10.30
(90’)
Sesi 1: Apa, Mengapa, dan Bagaimana PTK?
Peserta akan:
Mempelajari definisi dan karakteristik penelitian
tindakan kelas (PTK)
Memahami manfaat dan cara melaksanakan PTK
dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya
Ujang Sukandi Pleno
Istirahat
10.45 – 12.00
(75’)
Sesi 2: Seperti apakah Penelitian Tindakan Kelas
yang baik?
Peserta akan:
Mengkaji contoh penelitian tindakan kelas yang
berkualitas
Mengidentifikasi ciri penelitian tindakan kelas
yang baik.
Ujang Sukandi Pleno
Makan Siang
13.00 – 15.00
(120’)
Sesi 3: Masalah apakah yang akan Anda atasi?
Peserta akan:
Mempelajari karakteristik dan petunjuk-petunjuk
tentang apa yang bisa menjadi permasalahan
penelitian tindakan kelas yang baik.
Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti dan
membuat pertanyaan penelitian tindakan kelas
Menentukan tindakan umum yang akan diambil
untuk memecahkan masalah
A.R. As’ari Pleno
Istirahat
15.30 – 17.00
(90’)
Sesi 4: Bagaimana Anda mengatasi masalah?
Peserta akan:
Menentukan indikator-indikator keberhasilan
untuk mengetahui apakah mereka sudah dapat
memecahkan masalah.
Mengidentifikasi di mana dan bagaimana mereka
dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan
Mempelajari beberapa metode pengambilan data
dan alat ukur PTK
Menetapkan alat ukur dan metode yang akan
mereka pakai untuk PTK
Supriyono Koes Pleno
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
22
22. Hari Kedua: 12 Agustus 2009
Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan
08.30 – 09.00
(30’)
Sesi 5: Bagaimana menulis Proposal PTK?
Peserta akan:
Mempelajari cara menulis proposal PTK dan
informasi apa saja yang harus dimuat.
Supriyono Koes Pleno
09.00 –Selesai
(420’)
Sesi 6: Menulis proposal PTK
Peserta akan:
Bekerja dalam tim penelitian untuk
membuat draf proposal PTK mereka
berdasarkan hasil dari sesi sebelumnya.
Konsultan bekerja dengan kelompok
mereka masing-masing.
Supriyono Koes
A.R. As’ari
Kerja kelompok
Hari Ketiga: 13 Agustus 2009
Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan
08 30 – 12 30
(240’)
Sesi 7: Presentasi
Peserta akan:
Mempresentasikan Rencana Kerja mereka
selama 10-15 menit kepada semua peserta
dan akan menerima umpan balik dan saran
dari konsultan dan peserta lain.
Supriyono Koes,
A.R. As’ari,
Ujang Sukandi
Pleno
Makan Siang
13.30 – 15.00
(90’)
Sesi 8: Menyunting Proposal
Peserta akan:
Menyunting proposal PTK mereka
berdasarkan umpan balik yang ada dan
menyerahkan proposal tertulis untuk ditinjau
ulang oleh DBE3
Supriyono Koes,
A.R. As’ari,
Ujang Sukandi
Kerja kelompok
Istirahat
15.30 – 16.00
(30’)
Sesi 9: Rencana Tindak Lanjut
Peserta akan:
Bekerja sama dengan staf DBE3 dan
Konsultan untuk merencanakan kegiatan
Tindak Lanjut 1
Supriyono Koes,
A.R. As’ari,
Ujang Sukandi
Kerja kelompok
Pengalaman dari Program DBE 3
23
23. JADWALWorkshop 2
PENELITIAN TINDAKAN KELAS - DBE3
Bandung, 9 – 11 Pebruari 2010
Menganalisis Data Penelitian
Hari Pertama: 9 Pebruari 2010
Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan
08 30 – 08 45
(15’)
Pembukaan StuartWeston Presentasi
08 45 – 10 15
(90’)
Sesi 1: Kaji Kemajuan Penelitian*
Tim saling mengamati hasil kerja PTK yang telah
dilaksanakan sampai dengan saat ini. Hal yang
diamati berfokus pada:
Masalah yang dibahas dalam penelitian
Tindakan yang diambil
Langkah-langkah tindakan
Instrumen penelitian yang digunakan
Data awal (data yang diperoleh sejak PTK
dilaksanakan)
Dipimpin: Ujang
Fasilitator Mata
Pelajaran:
Matematika: Asari
dan Ujang, IPA:
Koes, IPS: Arifin, B.
Inggris: Furaidah
and B. Indonesia:
Najid
Pleno
Istirahat
10 30 – 12 00
(90’)
Sesi 2:Menganalisis danMempresentasikan Data - 1
Meninjau metode sederhana untuk menganalisis
data, termasuk bagaimana melihat pola,
kecenderungan, pengertian dan pemahaman baru.
Dilanjutkan dengan diskusi mengenai berbagai cara
untuk mengatur dan mempresentasikan data
kualitatif dan kuantitatif dalam bentuk laporan
tertulis, termasuk membuat diagram, diagram alur,
grafik, dan skala.
Dipimpin: Koes Presentasi diikuti
dengan kegiatan
kelompok (dalam
Pleno)
Makan Siang
13 00 – 17 00
(240’)
Sesi 3:Menganalisis danMempresentasikan Data - 2
Peserta berpraktik menganalisis, mengatur, dan
menampilkan data yang dikumpulkan untuk siklus 1
PTK dan membuat presentasi.
Dipimpin: Ujang
Fasilitator Mata
Pelajaran:
Matematika: Asari
dan Ujang, IPA:
Koes, IPS: Arifin, B.
Inggris: Furaidah
and B. Indonesia:
Najid
Kerja kelompok kecil,
dalam tim penelitian
Catatan: Peserta harus sudah mempersiapkan pajangan hasil sementara PTK sebelum lokakarya
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
24
24. Hari Kedua: 10 Februari 2010
Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan
08 00 – 10 30
(150’)
Sesi 4: Presentasi Data
Tim mempresentasikan hasil analisis
data mereka.
Dipimpin: Ujang
Fasilitator Mata Pelajaran:
Matematika: Asari dan
Ujang, IPA: Koes, IPS: Arifin,
B. Inggris: Furaidah and B.
Indonesia: Najid
Kelompok
Mapel
Istirahat
10 45 – 12 00
(75’)
Sesi 5: Peninjauan Ulang dan
Perencanaan - 1
Peserta meninjau ulang data yang
mereka miliki dan apa yang sudah
mereka lakukan serta mengidentifikasi
tindakan atau data tambahan atau baru
yang diperlukan untuk melengkapi
penelitian mereka, dan
merencanakannya.
Dipimpin: Asari
Fasilitator Mata Pelajaran:
Matematika: Asari dan
Ujang, IPA: Koes, IPS: Arifin,
B. Inggris: Furaidah and B.
Indonesia: Najid
Kerja
kelompok
kecil, dalam
tim
penelitian
Makan Siang
13 00 – 1700
(240’)
Sesi 5: Peninjauan ulang dan
Perencanaan - 2
Peserta melanjutkan peninjauan ulang
data yang mereka miliki dan apa yang
sudah mereka lakukan serta
mengidentifikasi tindakan atau data
tambahan atau baru yang diperlukan
untuk melengkapi penelitian mereka,
dan merencanakannya
S.D.A Kerja
kelompok
kecil, dalam
tim
penelitian
Pengalaman dari Program DBE 3
25
25. Hari Ketiga: 11 Februari 2010
Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan
08 00 – 10 00
(120’)
Sesi 6: Laporan Penelitian - 1
Peserta meninjau sebuah Laporan
Penelitian Tindakan Kelas dan
mengidentifikasi karakteristik dari
sebuah laporan penelitian yang baik.
Dipimpin: Ujang & Lorna Pleno
10 15 – 11 00
(45’)
Sesi 7: Laporan Penelitian - 2
Peserta meninjau dan mendiskusikan
kerangka untuk membuat sebuah
laporan penelitian yang baik.
Dipimpin: Koes & Lorna Pleno
11 00 – 12 00
(60’)
Sesi 8: Membuat draf Laporan - 1
Peserta mendraf 3 paragraf pertama
bagian analisis data dari laporan
penelitian mereka.
Dipimpin: Najid & Furaida
Fasilitator Mata Pelajaran:
Matematika: Asari dan
Ujang, IPA: Koes, IPS: Arifin,
B. Inggris: Furaidah dan
B. Indonesia: Najid
Pleno
Kel. mapel
Makan Siang
14 00 – 16 00
(120’)
Sesi 9: Membuat draf Laporan - 2*
Peserta melanjutkan pembuatan draf
dan menyelesaikan 3 paragraf pertama
bagian analisis data dari laporan
penelitian mereka berdasarkan masukan
dari fasilitator.
S.D.A Kerja
kelompok
kecil, dalam
tim
penelitian
Istirahat
16 00 – 17 00
(60’)
Administrasi Dipimpin: Ujang
* Dalam sesi ini, peserta harus mengumpulkan draf sebelum jam 14.00, untuk diberi umpan balik oleh
fasilitator. Paragraf harus sudah selesai pada jam 16.00, sesuai dengan masukan dari fasilitator.
Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
26