SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
FLUKS LISTRIK DAN
HUKUM GAUSS
Tinjauan Sejarah
Sekitar tahun 1873 Michael Faraday melakukan eksperimen
sbb :
1. Dia membuat alat yang terdiri dari sepasang bola logam
konsentris, dimana bola bagian luar dibentuk dari 2 buah
lempeng setengah bola yang dapat disatukan
2. Di antara kedua bola tersebut diletakkan sejumlah kulit
pelapis , yang disebut sebagai dielektrikum
3. Sebelum bola bagian luar dipasang, bola dalam diberikan
muatan positif dengan nilai yang diketahui
4. Kedua lempeng setengah bola kemudian disatukan
membentuk bola bagian luar, melingkupi bola bagian
dalam yang telah bermuatan, dengan ruang antara
setebal 2 cm memisahkan kedua bola
5. Bola bagian luar kemudian dibersihkan dulu dari muatan awal
yang mungkin ada di permukaannya dengan cara
menghubungkannya ke tanah sesaat.
6. Setelah beberapa waktu, bola bagian luar dilepaskan dari
kedudukannya, dengan memisahkan secara hati-hati kedua
lempeng setengah bola menggunakan alat yang terbuat dari
bahan isolator.
7. Selanjutnya muatan induksi negatif pada permukaan masing-
masing lempeng setengah bola diukur
Tinjauan Sejarah lanjutan…
1. Muatan total yang ada di permukaan bola bagian
luar sama persis magnitudonya dengan muatan
awal yang diberikan ke permukaan bola bagian
dalam.
2. Telah terjadi pemindahan (displacement) muatan
dari bola dalam ke bagian luar.
3. Aliran semacam itu disebut “fluks listrik”
4. Jika muatan pada bola bagian dalam diperbesar,
maka muatan negatif yang diinduksikan ke bola
bagian luar akan bertambah besarnya secara
sebanding.
Hasil Percobaan
 Fluks listrik sebanding dengan muatan
 Fluks listrik bermula di muatan positif dan berakhir di
muatan negatif
 Jika tidak ada muatan negatif fluks listrik akan berakhir
di titik tak berhingga
 Secara definisi satu coulomb muatan listrik akan
menghasilkan satu coulomb fluksi elektrik.
 Oleh karenanya,
Ψ = Q (C)
Kesimpulan dari percobaan Faraday
Fluks Listrik dan Kerapatan Fluks
Fluks listrik ψ merupakan medan skalar namun
kerapatannya D merupakan medan vektor. Per definisi
fluksi elektrik ψ memancar dari sebuah muatan positif
dan berakhir pada muatan negatif. Jika tidak terdapat
muatan negatif fluks listrik ψ akan berakhir pada titik
tak berhingga.
Gambar 2.16
Pada Gambar 2.17(a), garis-garis fluksi meninggalkan +Q
dan berakhir pada –Q hal ini mengasumsikan bahwa kedua
muatan memiliki magnituda yang sama. Kasus muatan positif
tanpa muatan negatif diilustrasikan pada gambar 2.17(b), di
sini garis-garis fluksi digambarkan sama di sepanjang
wilayah angular yang mengelilingi muatan dan berakhir pada
titik tak hingga.
Gambar 2.17 Fluksi elektrik untuk muatan titik.
Gambar 2.18 Pendefinisian kerapatan
fluksi elektik D
• Pada suatu titik yang berdekatan P, garis-garis
fluksi memiliki arah vector satuan a (Gambar 2.18)
dan jika sejumlah fluksi Ψ memotong diferensial
permukaan dS (yang normal terhadap a), maka
kerapatan fluks listrik pada titik P adalah
D = (C/m2)
a
dS
d
Distribusi muatan volume dengan kerapatan ρ (C/m3)
diperlihatkan sebagai permukaan tertutup S pada Gambar
2.19. Oleh karena setiap coulomb muatan Q memiliki satu
coulomb fluksi, maka fluksi total yang memotong permukaan
tertutup S merupakan ukuran eksak dari muatan total yang
dilingkupi. Jika pada elemen permukaan dS, D membentuk
sudut θ terhadap vektor satuan normal permukaan an, maka
diferensial fluksi yang memotong dS adalah:
d = D dScos  =D • dS an = D • dS
Dimana dS adalah elemen permukaan vektor
Gambar 2.19
Kerapatan muatan  yang
dilingkupi oleh permukaan S.
Hukum Gauss menyatakan bahwa fluksi total yang keluar
dari sebuah permukaan tertutup adalah sama dengan
muatan total yang berada di dalam permukaan tersebut.
Bentuk integral Hukum Gauss diberikan oleh
 


S
kupi
yangdiling
Q
dS
D

Hukum Gauss
Gambar 2.20 Muatan titik yang
dilingkupi oleh bidang permukaan
bola.
Pandanglah sebuah muatan
titik yang terletak di titik
pusat koordinat Gambar
berikut ini
Jika muatan ini dilingkupi oleh sebuah permukaan bola
dengan jari-jari r, maka dengan menggunakan sifat
kesimetrian, D yang diakibatkan oleh Q adalah memiliki
magnituda yang konstan dan normal terhadap bidang
permukaan di posisi manapun. Dengan menggunakan hukum
Gauss, dapat diperoleh persamaan
 
  



S S
r
D
dS
D
dS
D
Q 2
4
dimana dapat diperoleh D = Q/4r2. Oleh
karena itu,
r
a
r
Q
D 2
4

Gambar 2.21
Kerapatan fluks listrik dinyatakan oleh
Hubungan antara Kerapatan Fluks
dengan Kuat Medan Listrik
r
a
r
Q
D 2
4

Sementara kuat medan listrik yang disebabkan oleh Q adalah
r
a
r
Q
E 2
0
4

Sehingga E
D 0


Dalam pernyataan yang lebih umum, untuk setiap medan
elektrik dalam medium isotropik (medium yang sifat-
sifatnya tidak berubah terhadap orientasi medan)
D = E
Jadi, medan D dan E mempunyai bentuk yang tepat sama,
karenanya keduanya hanya berbeda dalam faktor yang
merupakan konstanta medium. Medan E bergantung pada
permitivitas ε, sedangkan D tidak.
Dalam soal-soal yang menyangkut lebih dari satu medium
dielektrik, ada keuntungan untuk lebih dulu memperoleh D,
dan baru kemudian mengkonversikannya ke E dalam masing-
masing dielektrik
15
Contoh :
Hitung kuat medan listrik pada jarak a
dari suatu muatan garis dengan rapat
muatan ρ C/m .
Jawaban :
 

s
c
dS
D
Q
.
16
Buatlah silinder fiktif dengan
jejari a menyelubungi muatan
garis
S1 = bidang silinder atas
S2 = selubung silinder
S3 = bidang silinder bawah
Menurut hukum Gauss jumlah
muatan yang dicakup silinder = Q
- 
dS3
D
S3
S2
D
dS2
dS1
a
S1

17
Q = ∳ D  dS = S1 D1 . dS1 + S2 D2 . dS2
+ S3 D3 . dS3
S1 D1 . dS1 = S3 D3 .dS3 = 0 karena D
tegak lurus elemen luasan dS maka
Q = S2 D2 . dS2
D2 konstan di bidang S2 sehingga diperoleh :
Q = D ∫S2 dS2 = D (2aL)
Q = ρL → D = ρL/2aL → D = ρ/2a
D = ε0 E
E = ρ/(2ε0 a)

More Related Content

Similar to hukum gauss dan medan magnet beserta contoh

Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikWinda Cynthia
 
LISTRIK STATIS 11.pdf
LISTRIK STATIS 11.pdfLISTRIK STATIS 11.pdf
LISTRIK STATIS 11.pdfmateripptgc
 
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptx
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptxPPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptx
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptxmateripptgc
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12ShafrinaLee
 
Kd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisKd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisPetrus Lahat
 
Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor Natalia Devita
 
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikPowerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikIndri Sukmawati Rahayu
 
Tugas medan elektromagnetik kel. v
Tugas medan elektromagnetik kel. vTugas medan elektromagnetik kel. v
Tugas medan elektromagnetik kel. vMarianaRohi
 
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdfMUHAMMADLUQMAN192
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2Ari Yanti
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikNurul Shufa
 

Similar to hukum gauss dan medan magnet beserta contoh (20)

4 fluks listrik
4 fluks listrik4 fluks listrik
4 fluks listrik
 
Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrik
 
1 medan listrik ok
1  medan listrik ok1  medan listrik ok
1 medan listrik ok
 
LISTRIK STATIS 11.pdf
LISTRIK STATIS 11.pdfLISTRIK STATIS 11.pdf
LISTRIK STATIS 11.pdf
 
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptx
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptxPPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptx
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptx
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
 
Kd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisKd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik Statis
 
Elektrostatis
ElektrostatisElektrostatis
Elektrostatis
 
Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor
 
Pp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatikaPp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatika
 
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikPowerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
 
Tugas medan elektromagnetik kel. v
Tugas medan elektromagnetik kel. vTugas medan elektromagnetik kel. v
Tugas medan elektromagnetik kel. v
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
 
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
PPT_KELOMPOK_3.pptx
PPT_KELOMPOK_3.pptxPPT_KELOMPOK_3.pptx
PPT_KELOMPOK_3.pptx
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
LISTRIK STATIS.ppt
LISTRIK STATIS.pptLISTRIK STATIS.ppt
LISTRIK STATIS.ppt
 

hukum gauss dan medan magnet beserta contoh

  • 2. Tinjauan Sejarah Sekitar tahun 1873 Michael Faraday melakukan eksperimen sbb : 1. Dia membuat alat yang terdiri dari sepasang bola logam konsentris, dimana bola bagian luar dibentuk dari 2 buah lempeng setengah bola yang dapat disatukan 2. Di antara kedua bola tersebut diletakkan sejumlah kulit pelapis , yang disebut sebagai dielektrikum 3. Sebelum bola bagian luar dipasang, bola dalam diberikan muatan positif dengan nilai yang diketahui 4. Kedua lempeng setengah bola kemudian disatukan membentuk bola bagian luar, melingkupi bola bagian dalam yang telah bermuatan, dengan ruang antara setebal 2 cm memisahkan kedua bola
  • 3. 5. Bola bagian luar kemudian dibersihkan dulu dari muatan awal yang mungkin ada di permukaannya dengan cara menghubungkannya ke tanah sesaat. 6. Setelah beberapa waktu, bola bagian luar dilepaskan dari kedudukannya, dengan memisahkan secara hati-hati kedua lempeng setengah bola menggunakan alat yang terbuat dari bahan isolator. 7. Selanjutnya muatan induksi negatif pada permukaan masing- masing lempeng setengah bola diukur Tinjauan Sejarah lanjutan…
  • 4. 1. Muatan total yang ada di permukaan bola bagian luar sama persis magnitudonya dengan muatan awal yang diberikan ke permukaan bola bagian dalam. 2. Telah terjadi pemindahan (displacement) muatan dari bola dalam ke bagian luar. 3. Aliran semacam itu disebut “fluks listrik” 4. Jika muatan pada bola bagian dalam diperbesar, maka muatan negatif yang diinduksikan ke bola bagian luar akan bertambah besarnya secara sebanding. Hasil Percobaan
  • 5.  Fluks listrik sebanding dengan muatan  Fluks listrik bermula di muatan positif dan berakhir di muatan negatif  Jika tidak ada muatan negatif fluks listrik akan berakhir di titik tak berhingga  Secara definisi satu coulomb muatan listrik akan menghasilkan satu coulomb fluksi elektrik.  Oleh karenanya, Ψ = Q (C) Kesimpulan dari percobaan Faraday
  • 6. Fluks Listrik dan Kerapatan Fluks Fluks listrik ψ merupakan medan skalar namun kerapatannya D merupakan medan vektor. Per definisi fluksi elektrik ψ memancar dari sebuah muatan positif dan berakhir pada muatan negatif. Jika tidak terdapat muatan negatif fluks listrik ψ akan berakhir pada titik tak berhingga. Gambar 2.16
  • 7. Pada Gambar 2.17(a), garis-garis fluksi meninggalkan +Q dan berakhir pada –Q hal ini mengasumsikan bahwa kedua muatan memiliki magnituda yang sama. Kasus muatan positif tanpa muatan negatif diilustrasikan pada gambar 2.17(b), di sini garis-garis fluksi digambarkan sama di sepanjang wilayah angular yang mengelilingi muatan dan berakhir pada titik tak hingga. Gambar 2.17 Fluksi elektrik untuk muatan titik.
  • 8. Gambar 2.18 Pendefinisian kerapatan fluksi elektik D • Pada suatu titik yang berdekatan P, garis-garis fluksi memiliki arah vector satuan a (Gambar 2.18) dan jika sejumlah fluksi Ψ memotong diferensial permukaan dS (yang normal terhadap a), maka kerapatan fluks listrik pada titik P adalah D = (C/m2) a dS d
  • 9. Distribusi muatan volume dengan kerapatan ρ (C/m3) diperlihatkan sebagai permukaan tertutup S pada Gambar 2.19. Oleh karena setiap coulomb muatan Q memiliki satu coulomb fluksi, maka fluksi total yang memotong permukaan tertutup S merupakan ukuran eksak dari muatan total yang dilingkupi. Jika pada elemen permukaan dS, D membentuk sudut θ terhadap vektor satuan normal permukaan an, maka diferensial fluksi yang memotong dS adalah: d = D dScos  =D • dS an = D • dS Dimana dS adalah elemen permukaan vektor Gambar 2.19 Kerapatan muatan  yang dilingkupi oleh permukaan S.
  • 10. Hukum Gauss menyatakan bahwa fluksi total yang keluar dari sebuah permukaan tertutup adalah sama dengan muatan total yang berada di dalam permukaan tersebut. Bentuk integral Hukum Gauss diberikan oleh     S kupi yangdiling Q dS D  Hukum Gauss
  • 11. Gambar 2.20 Muatan titik yang dilingkupi oleh bidang permukaan bola. Pandanglah sebuah muatan titik yang terletak di titik pusat koordinat Gambar berikut ini
  • 12. Jika muatan ini dilingkupi oleh sebuah permukaan bola dengan jari-jari r, maka dengan menggunakan sifat kesimetrian, D yang diakibatkan oleh Q adalah memiliki magnituda yang konstan dan normal terhadap bidang permukaan di posisi manapun. Dengan menggunakan hukum Gauss, dapat diperoleh persamaan         S S r D dS D dS D Q 2 4 dimana dapat diperoleh D = Q/4r2. Oleh karena itu, r a r Q D 2 4  Gambar 2.21
  • 13. Kerapatan fluks listrik dinyatakan oleh Hubungan antara Kerapatan Fluks dengan Kuat Medan Listrik r a r Q D 2 4  Sementara kuat medan listrik yang disebabkan oleh Q adalah r a r Q E 2 0 4  Sehingga E D 0  
  • 14. Dalam pernyataan yang lebih umum, untuk setiap medan elektrik dalam medium isotropik (medium yang sifat- sifatnya tidak berubah terhadap orientasi medan) D = E Jadi, medan D dan E mempunyai bentuk yang tepat sama, karenanya keduanya hanya berbeda dalam faktor yang merupakan konstanta medium. Medan E bergantung pada permitivitas ε, sedangkan D tidak. Dalam soal-soal yang menyangkut lebih dari satu medium dielektrik, ada keuntungan untuk lebih dulu memperoleh D, dan baru kemudian mengkonversikannya ke E dalam masing- masing dielektrik
  • 15. 15 Contoh : Hitung kuat medan listrik pada jarak a dari suatu muatan garis dengan rapat muatan ρ C/m . Jawaban :    s c dS D Q .
  • 16. 16 Buatlah silinder fiktif dengan jejari a menyelubungi muatan garis S1 = bidang silinder atas S2 = selubung silinder S3 = bidang silinder bawah Menurut hukum Gauss jumlah muatan yang dicakup silinder = Q -  dS3 D S3 S2 D dS2 dS1 a S1 
  • 17. 17 Q = ∳ D  dS = S1 D1 . dS1 + S2 D2 . dS2 + S3 D3 . dS3 S1 D1 . dS1 = S3 D3 .dS3 = 0 karena D tegak lurus elemen luasan dS maka Q = S2 D2 . dS2 D2 konstan di bidang S2 sehingga diperoleh : Q = D ∫S2 dS2 = D (2aL) Q = ρL → D = ρL/2aL → D = ρ/2a D = ε0 E E = ρ/(2ε0 a)