SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
1
SYARAT KONGRUENSI
MODULER DAPAT
DIPECAHKAN
Kongruensi merupakan salah satu
topik populer di matematika.
Kongruensi adalah landasan umum
sistem operasi, proses-proses disebut
kongruen jika proses-proses berada
pada saat yang sama. Dari definisi
tersebut bentuk kongruensi ax ≡ b
(mod m) bisa difaktorkan. Misalnya:
8 ≡ 2 (mod 6)
2.4 ≡ 2(mod 6)
2x ≡ 2 (mod 6)
artinya kita bisa mencari nilai x dari
bentuk kongruensi moduler diatas.
Lalu bagaimana menyelesaikan soal
berikut :
2x ≡ 3 (mod 6)
karena soal tersebut pada modulo 6,
maka peluang nilai x yang mungkin
yaitu :
x = 0
x = 1
x = 2
x = 3
x = 4
x = 5
setelah nilai x disubstitusikan pada
soal tersebut, ternyata tidak ada
satupun nilai x yang memenuhi.
Sebenarnya telah diidentifikasi
teorema bahwa kongruensi moduler
dalam bentuk ax ≡ b (mod m) akan
mempunyai penyelesaian jika dan
hanya jika d ǀ b dengan (a, m) = d,
dimana a, b, m ∈ 𝑵.
Jika kita perhatikan, bentuk
kongruensi ax ≡ b (mod m) maka
akan mempunyai peluang delapan
macam bentuk, dengan a, b, m ∈N
dan nilai a, b, m genap atau ganjil.
Bagan peluang :
Dari sini penulis tertarik menggali
lebih dalam syarat-syarat kongruensi
moduler bisa diselesaikan. Berikut
uraiannya :
1. Jika Genap x ≡ Genap (mod
Genap), maka (Genap, Genap)
= Genap dan Genap ǀ Genap
a. 2x ≡ 4 (Mod 6)
2x ≡ 4+6n, n 𝜖 N
2x ≡ 4+6
2x ≡10
x≡ 5
b. 8x ≡ 6 (Mod 10)
8x ≡ 6+10n, n 𝜖 N
a
Genap
Genap
Genap
Ganjil
Ganjil
Genap
Ganjil
Ganjil
Genap
Genap
Ganjil
Ganjil
Genap
Ganjil
2
8x ≡ 6+10
8x ≡ 16
x≡ 2
c. 12x ≡ 4 (Mod 10)
12x ≡ 4+10n, n 𝜖 N
12x ≡ 4+10
12x ≡ 14+10
12x ≡ 24
x≡ 2
2. Jika Genap x ≡ Ganjil (mod
Ganjil), maka (Genap, Ganjil) =
Ganjil dan Ganjil ǀ Ganjil
a. 12x ≡ 3 (Mod 11)
12x ≡ 3+11n, n 𝜖 N
12x ≡ 3+11
12x ≡ 14+11
12x ≡ 25+11
12x ≡ 36
x≡ 3
b. 10x ≡ 5 (Mod 15)
10x ≡ 5+15n, n 𝜖 N
10x ≡ 5+15
10x ≡ 20
x≡ 2
c. 4x ≡ 9 (Mod 11)
4x ≡ 9+11n, n 𝜖 N
4x ≡ 9+11
4x ≡ 20
x≡ 5
3. Jika Genap x ≡ Genap (mod
Ganjil), maka (Genap, Ganjil) =
Ganjil dan Ganjil ǀ Genap
a. 8x ≡ 12 (mod 15)
8x ≡ 12+15n, n 𝜖 N
8x ≡ 12+15
8x ≡ 27+15
8x ≡ 42+15
8x ≡ 57+15
8x ≡ 72
x ≡ 9
b. 8x ≡ 10 (Mod 17)
8x ≡ 10+17n, n 𝜖 N
8x ≡ 10+17
8x ≡ 27+17
8x ≡ 44+17
8x ≡ 61+17
8x ≡ 78+17
8x ≡ 95+17
8x ≡ 112
x≡ 14
c. 2x ≡ 12 (Mod 15)
2x ≡ 12+15n, n 𝜖 N
2x ≡ 12+15
2x ≡ 27+15
2x ≡ 42
x ≡ 21
4. Jika Genap x ≡ Ganjil (mod
Genap), maka (Genap, Genap)
= Genap dan Genap∤ Ganjil
a. 4x ≡ 5 (Mod 6)
4x ≡ 5+6n, n 𝜖 N
4x ≡ 5+6
4x ≡ 11+6
4x ≡ 17+6
4x ≡ 23+6
4x ≡ 29
TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN
b. 6x ≡ 9 (Mod 10)
6x ≡ 9+10n, n 𝜖 N
6x ≡ 9+10
6x ≡ 19+10
6x ≡ 29+10
6x ≡ 39+10
6x ≡ 49
TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN
c. 2x ≡ 7 (Mod 8)
2x ≡ 7+8n, n 𝜖 N
2x ≡ 7+8
3
2x ≡ 15+8
2x ≡ 23+8
2x ≡ 31+8
2x ≡ 39
TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN
5. Jika Ganjil x ≡ Genap (mod
Genap), maka (Ganjil, Genap) =
Ganjil dan Ganjil ǀ Genap
a. 3x ≡ 4 (Mod 10)
3x ≡ 4+10n, n 𝜖 N
3x ≡ 4+10
3x ≡ 14+10
3x ≡ 24
x≡ 8
b. 5x ≡ 4 (Mod 12)
5x ≡ 4+12n, n 𝜖 N
5x ≡ 4+12
5x ≡ 16+12
5x ≡ 28+12
5x ≡ 40
x≡ 8
c. 11x ≡ 12 (Mod 16)
11x ≡ 12+16n, n 𝜖 N
11x ≡ 12+16
11x ≡ 28+16
11x ≡ 44
x≡ 4
6. Jika Ganjil x ≡ Ganjil (mod
Ganjil), maka (Ganjil, Ganjil) =
Ganjil dan Ganjil ǀ Ganjil
a. 3x ≡ 5 (Mod 7)
3x ≡ 5+7n, n 𝜖 N
3x ≡ 5+7
3x ≡ 12+7
3x ≡ 19+7
3x ≡ 26+7
3x ≡ 33
x≡ 11
b. 5x ≡ 7 (Mod 9)
5x ≡ 7+9n, n 𝜖 N
5x ≡ 7+9
5x ≡ 16+9
5x ≡ 25
x≡ 5
c. 7x ≡ 11 (Mod 13)
7x ≡ 11+13n, n 𝜖 N
7x ≡ 11+13
7x ≡ 24+13
7x ≡ 37+13
7x ≡ 50+13
7x ≡ 63
x≡ 9
7. Jika Ganjil x = Genap (mod
Ganjil), maka (Ganjil, Ganjil) =
Ganjil dan Ganjil ǀ Genap
a. 3x ≡ 4 (Mod 7)
3x ≡ 4+7n, n 𝜖 N
3x ≡ 4+7
3x ≡ 11+7
3x ≡ 18
x≡ 6
b. 5x ≡ 6 (Mod 7)
5x ≡ 6+7n, n 𝜖 N
5x ≡ 6+7
5x ≡ 13+7
5x ≡ 20
x≡ 4
c. 9x ≡ 12 (Mod 15)
9x ≡ 12+15n, n 𝜖 N
9x ≡ 12+15
9x ≡ 27
x≡ 3
8. Jika Ganjil x ≡ Ganjil (mod
Genap), maka (Ganjil, Genap) =
Ganjil dan Ganjil ǀ Ganjil
a. 5x ≡ 7 (Mod 8)
5x ≡ 7+8n, n 𝜖 N
5x ≡ 7+8
5x ≡ 15
4
x≡ 3
b. 7x ≡ 9 (Mod 12)
7x ≡ 9+12n, n 𝜖 N
7x ≡ 9+12
7x ≡ 21
x≡ 3
c. 11x ≡ 15 (Mod 20)
11x ≡ 15+20n, n 𝜖
11x ≡ 15+20n
11x ≡ 35+20
11x ≡ 55
x≡ 5
Dari delapan fenomena diatas,
yang paling menarik atau berbeda
yaitu nomor 4. Hanya nomor 4 yang
tidak dapat diselesaikan.
Berikut adalah pembuktian dari
fenomena nomor 4 :
ax ≡ b (Mod m), dengan a = genap;
b = ganjil; m = genap
4x ≡ 5 (Mod 6)
1. Pembuktian (a,m) | b :
 Berdasarkan definisi
aritmetika modulo bentuk
kongruensi ax ≡ b (Mod m)
dapat dinyatakan dengan a =
b + mk dengan k sembarang
bilangan bulat.
 Berdasarkan Teorema bahwa
bentuk kongruensi ax ≡ b
(Mod m) salah satunya juga
dapat dinyatakan dalam
bentuk a + c ≡ b + c (Mod m)
dengan c sembarang bilangan
bulat.
Maka, dari definisi dan teorema
diatas dapat dinyatakan bahwa :
a ≡ b + mk
a + c ≡ b + mk + c
(a) + (c) ≡ (b + mk) + (c)
(a) + (c) – (c) ≡ (b + mk) + (c) – (c)
(a) + (c – c) ≡ (b + mk) + (c – c)
a ≡ b + mk → ax ≡ b (Mod m)
TERBUKTI
2. Pembuktian (Genap, Genap)
= Genap dan Genap ∤ Ganjil
 Berdasarkan kekongruenan
lanjar bentuk kongruensi ax
≡ b (Mod m) dapat
dinyatakan dalam bentuk x =
𝑏+𝑚𝑘
𝑎
dengan a, b 𝜖 Z; m 𝜖 Z+
dan k 𝜖 Z.
Maka, berdasarkan kekongruenan
lanjar diatas dapat dibuktikan bahwa:
x =
𝑏+𝑚𝑘
𝑎
dengan b = bilangan
ganjil; a, m = bilangan genap dan k =
sembarang bilangan bulat. Karena
mk genap dan b ganjil maka
penjumlahannya menghasilkan
ganjil, sehingga hasil penjumlahan
tersebut jika dibagi 2 tidak
menghasilkan Z.
Akan dibuktikan bahwa
bilangan ganjil
bilangan genap
= bilangan bulat.
ax ≡ b (Mod m)
ax ≡ b + mk
x =
𝑏+𝑚𝑘
𝑎
x harus bilangan bulat
karena m 𝜖 Z maka mk 𝜖 Z
2n1x ≡ 2n2 – 1 (Mod 2n3) n1,2,3 𝜖 z
2n1x ≡ 2n2 - 1 + 2n3k
5
x =
2n2− 1 + 2n3𝑘
2𝑛1
x =
2n2− 1 + 2n3
2𝑛1
x =
2(n2+ n3) − 1
2n1
misal (n2 + n3) = n4
x =
2n4 − 1
2𝑛1
, x 𝜖 Z
2n4 - 1 = 2n1x
Misal n1x = n5 , karena n1, x 𝜖 Z
maka 2n4 - 1 = 2n5
2n4 - 1adalah bilangan ganjil dan 2n5
adalah bilangan genap.
Disisi lain, bilangan genap ≠
bilangan ganjil. Artinya
bilangan ganjil
bilangan genap
= bilangan bulat
TIDAK TERBUKTI
Karena
bilangan ganjil
bilangan genap
= bilangan
bulat tidak terbukti maka kongruensi
ax ≡ b (Mod m) dengan a, m 𝜖
bilangan genap, b 𝜖 bilangan ganjil,
sehingga (a, m) = genap, tidak dapat
diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bayoe(2009).”Definisi
Kongruensi”.[Online].Tersedia :
(http://bayoe.staff.uns.ac.id
/files/2009/11/kongruensi.
pdf ) [1 Juni 2015]
TN(2010).”Pdf Teori
Bilangan”.[Online].Tersedia :
(http://asimtot.files.wordpr
ess.com/2010/06/teori-
bilangan.pdf) [1 Juni
2015].

More Related Content

What's hot (20)

Kongruensi kuadratis
Kongruensi kuadratisKongruensi kuadratis
Kongruensi kuadratis
 
L i m i t
L i m i tL i m i t
L i m i t
 
materi limit kuliah mahasiswa limit
materi limit kuliah mahasiswa limitmateri limit kuliah mahasiswa limit
materi limit kuliah mahasiswa limit
 
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
 
Integral SMA Kelas XII IPA
Integral SMA Kelas XII IPAIntegral SMA Kelas XII IPA
Integral SMA Kelas XII IPA
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasar
 
Teknik pengintegralan
Teknik pengintegralanTeknik pengintegralan
Teknik pengintegralan
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
Kalkulus asas terbitan pertama
Kalkulus asas  terbitan pertamaKalkulus asas  terbitan pertama
Kalkulus asas terbitan pertama
 
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
 
Kongruensi linear simultan
Kongruensi linear simultanKongruensi linear simultan
Kongruensi linear simultan
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
pendahuluan limit
pendahuluan limitpendahuluan limit
pendahuluan limit
 
Limit2
Limit2Limit2
Limit2
 
Pertemuan 5 integral lipat dua
Pertemuan 5   integral lipat duaPertemuan 5   integral lipat dua
Pertemuan 5 integral lipat dua
 
teorema limit
teorema limitteorema limit
teorema limit
 
Kalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsiKalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsi
 
Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1
 
Integral dalam ruang dimensi n
Integral dalam ruang dimensi   nIntegral dalam ruang dimensi   n
Integral dalam ruang dimensi n
 

Similar to 5

Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04KuliahKita
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratisAcika Karunila
 
Persamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadratPersamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadratEko Supriyadi
 
Bab 7-program-linear
Bab 7-program-linearBab 7-program-linear
Bab 7-program-linearLhia Rasyid
 
Bab 7-program-linear
Bab 7-program-linearBab 7-program-linear
Bab 7-program-linearLhia Rasyid
 
Spldv sudah jadi
Spldv sudah jadiSpldv sudah jadi
Spldv sudah jadieky45
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1n4rsih
 
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptPPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptSitiSri4
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Risna Riany
 
Persamaan kuadrat (wulandari)
Persamaan kuadrat (wulandari)Persamaan kuadrat (wulandari)
Persamaan kuadrat (wulandari)MathFour
 

Similar to 5 (20)

Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratis
 
KONGRUENSI.pdf
KONGRUENSI.pdfKONGRUENSI.pdf
KONGRUENSI.pdf
 
4.-Teori-Bilangan.ppt
4.-Teori-Bilangan.ppt4.-Teori-Bilangan.ppt
4.-Teori-Bilangan.ppt
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2
 
Persamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadratPersamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobilKekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
 
Bab 7-program-linear
Bab 7-program-linearBab 7-program-linear
Bab 7-program-linear
 
Bab 7-program-linear
Bab 7-program-linearBab 7-program-linear
Bab 7-program-linear
 
Spldv sudah jadi
Spldv sudah jadiSpldv sudah jadi
Spldv sudah jadi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
 
Teori bilangan bab3_1
Teori bilangan bab3_1Teori bilangan bab3_1
Teori bilangan bab3_1
 
Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearSistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan Linear
 
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptPPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
 
Persamaan kuadrat (wulandari)
Persamaan kuadrat (wulandari)Persamaan kuadrat (wulandari)
Persamaan kuadrat (wulandari)
 
PROGRAM LINIER
PROGRAM LINIERPROGRAM LINIER
PROGRAM LINIER
 
Program linier
Program linierProgram linier
Program linier
 

5

  • 1. 1 SYARAT KONGRUENSI MODULER DAPAT DIPECAHKAN Kongruensi merupakan salah satu topik populer di matematika. Kongruensi adalah landasan umum sistem operasi, proses-proses disebut kongruen jika proses-proses berada pada saat yang sama. Dari definisi tersebut bentuk kongruensi ax ≡ b (mod m) bisa difaktorkan. Misalnya: 8 ≡ 2 (mod 6) 2.4 ≡ 2(mod 6) 2x ≡ 2 (mod 6) artinya kita bisa mencari nilai x dari bentuk kongruensi moduler diatas. Lalu bagaimana menyelesaikan soal berikut : 2x ≡ 3 (mod 6) karena soal tersebut pada modulo 6, maka peluang nilai x yang mungkin yaitu : x = 0 x = 1 x = 2 x = 3 x = 4 x = 5 setelah nilai x disubstitusikan pada soal tersebut, ternyata tidak ada satupun nilai x yang memenuhi. Sebenarnya telah diidentifikasi teorema bahwa kongruensi moduler dalam bentuk ax ≡ b (mod m) akan mempunyai penyelesaian jika dan hanya jika d ǀ b dengan (a, m) = d, dimana a, b, m ∈ 𝑵. Jika kita perhatikan, bentuk kongruensi ax ≡ b (mod m) maka akan mempunyai peluang delapan macam bentuk, dengan a, b, m ∈N dan nilai a, b, m genap atau ganjil. Bagan peluang : Dari sini penulis tertarik menggali lebih dalam syarat-syarat kongruensi moduler bisa diselesaikan. Berikut uraiannya : 1. Jika Genap x ≡ Genap (mod Genap), maka (Genap, Genap) = Genap dan Genap ǀ Genap a. 2x ≡ 4 (Mod 6) 2x ≡ 4+6n, n 𝜖 N 2x ≡ 4+6 2x ≡10 x≡ 5 b. 8x ≡ 6 (Mod 10) 8x ≡ 6+10n, n 𝜖 N a Genap Genap Genap Ganjil Ganjil Genap Ganjil Ganjil Genap Genap Ganjil Ganjil Genap Ganjil
  • 2. 2 8x ≡ 6+10 8x ≡ 16 x≡ 2 c. 12x ≡ 4 (Mod 10) 12x ≡ 4+10n, n 𝜖 N 12x ≡ 4+10 12x ≡ 14+10 12x ≡ 24 x≡ 2 2. Jika Genap x ≡ Ganjil (mod Ganjil), maka (Genap, Ganjil) = Ganjil dan Ganjil ǀ Ganjil a. 12x ≡ 3 (Mod 11) 12x ≡ 3+11n, n 𝜖 N 12x ≡ 3+11 12x ≡ 14+11 12x ≡ 25+11 12x ≡ 36 x≡ 3 b. 10x ≡ 5 (Mod 15) 10x ≡ 5+15n, n 𝜖 N 10x ≡ 5+15 10x ≡ 20 x≡ 2 c. 4x ≡ 9 (Mod 11) 4x ≡ 9+11n, n 𝜖 N 4x ≡ 9+11 4x ≡ 20 x≡ 5 3. Jika Genap x ≡ Genap (mod Ganjil), maka (Genap, Ganjil) = Ganjil dan Ganjil ǀ Genap a. 8x ≡ 12 (mod 15) 8x ≡ 12+15n, n 𝜖 N 8x ≡ 12+15 8x ≡ 27+15 8x ≡ 42+15 8x ≡ 57+15 8x ≡ 72 x ≡ 9 b. 8x ≡ 10 (Mod 17) 8x ≡ 10+17n, n 𝜖 N 8x ≡ 10+17 8x ≡ 27+17 8x ≡ 44+17 8x ≡ 61+17 8x ≡ 78+17 8x ≡ 95+17 8x ≡ 112 x≡ 14 c. 2x ≡ 12 (Mod 15) 2x ≡ 12+15n, n 𝜖 N 2x ≡ 12+15 2x ≡ 27+15 2x ≡ 42 x ≡ 21 4. Jika Genap x ≡ Ganjil (mod Genap), maka (Genap, Genap) = Genap dan Genap∤ Ganjil a. 4x ≡ 5 (Mod 6) 4x ≡ 5+6n, n 𝜖 N 4x ≡ 5+6 4x ≡ 11+6 4x ≡ 17+6 4x ≡ 23+6 4x ≡ 29 TIDAK DAPAT DISELESAIKAN b. 6x ≡ 9 (Mod 10) 6x ≡ 9+10n, n 𝜖 N 6x ≡ 9+10 6x ≡ 19+10 6x ≡ 29+10 6x ≡ 39+10 6x ≡ 49 TIDAK DAPAT DISELESAIKAN c. 2x ≡ 7 (Mod 8) 2x ≡ 7+8n, n 𝜖 N 2x ≡ 7+8
  • 3. 3 2x ≡ 15+8 2x ≡ 23+8 2x ≡ 31+8 2x ≡ 39 TIDAK DAPAT DISELESAIKAN 5. Jika Ganjil x ≡ Genap (mod Genap), maka (Ganjil, Genap) = Ganjil dan Ganjil ǀ Genap a. 3x ≡ 4 (Mod 10) 3x ≡ 4+10n, n 𝜖 N 3x ≡ 4+10 3x ≡ 14+10 3x ≡ 24 x≡ 8 b. 5x ≡ 4 (Mod 12) 5x ≡ 4+12n, n 𝜖 N 5x ≡ 4+12 5x ≡ 16+12 5x ≡ 28+12 5x ≡ 40 x≡ 8 c. 11x ≡ 12 (Mod 16) 11x ≡ 12+16n, n 𝜖 N 11x ≡ 12+16 11x ≡ 28+16 11x ≡ 44 x≡ 4 6. Jika Ganjil x ≡ Ganjil (mod Ganjil), maka (Ganjil, Ganjil) = Ganjil dan Ganjil ǀ Ganjil a. 3x ≡ 5 (Mod 7) 3x ≡ 5+7n, n 𝜖 N 3x ≡ 5+7 3x ≡ 12+7 3x ≡ 19+7 3x ≡ 26+7 3x ≡ 33 x≡ 11 b. 5x ≡ 7 (Mod 9) 5x ≡ 7+9n, n 𝜖 N 5x ≡ 7+9 5x ≡ 16+9 5x ≡ 25 x≡ 5 c. 7x ≡ 11 (Mod 13) 7x ≡ 11+13n, n 𝜖 N 7x ≡ 11+13 7x ≡ 24+13 7x ≡ 37+13 7x ≡ 50+13 7x ≡ 63 x≡ 9 7. Jika Ganjil x = Genap (mod Ganjil), maka (Ganjil, Ganjil) = Ganjil dan Ganjil ǀ Genap a. 3x ≡ 4 (Mod 7) 3x ≡ 4+7n, n 𝜖 N 3x ≡ 4+7 3x ≡ 11+7 3x ≡ 18 x≡ 6 b. 5x ≡ 6 (Mod 7) 5x ≡ 6+7n, n 𝜖 N 5x ≡ 6+7 5x ≡ 13+7 5x ≡ 20 x≡ 4 c. 9x ≡ 12 (Mod 15) 9x ≡ 12+15n, n 𝜖 N 9x ≡ 12+15 9x ≡ 27 x≡ 3 8. Jika Ganjil x ≡ Ganjil (mod Genap), maka (Ganjil, Genap) = Ganjil dan Ganjil ǀ Ganjil a. 5x ≡ 7 (Mod 8) 5x ≡ 7+8n, n 𝜖 N 5x ≡ 7+8 5x ≡ 15
  • 4. 4 x≡ 3 b. 7x ≡ 9 (Mod 12) 7x ≡ 9+12n, n 𝜖 N 7x ≡ 9+12 7x ≡ 21 x≡ 3 c. 11x ≡ 15 (Mod 20) 11x ≡ 15+20n, n 𝜖 11x ≡ 15+20n 11x ≡ 35+20 11x ≡ 55 x≡ 5 Dari delapan fenomena diatas, yang paling menarik atau berbeda yaitu nomor 4. Hanya nomor 4 yang tidak dapat diselesaikan. Berikut adalah pembuktian dari fenomena nomor 4 : ax ≡ b (Mod m), dengan a = genap; b = ganjil; m = genap 4x ≡ 5 (Mod 6) 1. Pembuktian (a,m) | b :  Berdasarkan definisi aritmetika modulo bentuk kongruensi ax ≡ b (Mod m) dapat dinyatakan dengan a = b + mk dengan k sembarang bilangan bulat.  Berdasarkan Teorema bahwa bentuk kongruensi ax ≡ b (Mod m) salah satunya juga dapat dinyatakan dalam bentuk a + c ≡ b + c (Mod m) dengan c sembarang bilangan bulat. Maka, dari definisi dan teorema diatas dapat dinyatakan bahwa : a ≡ b + mk a + c ≡ b + mk + c (a) + (c) ≡ (b + mk) + (c) (a) + (c) – (c) ≡ (b + mk) + (c) – (c) (a) + (c – c) ≡ (b + mk) + (c – c) a ≡ b + mk → ax ≡ b (Mod m) TERBUKTI 2. Pembuktian (Genap, Genap) = Genap dan Genap ∤ Ganjil  Berdasarkan kekongruenan lanjar bentuk kongruensi ax ≡ b (Mod m) dapat dinyatakan dalam bentuk x = 𝑏+𝑚𝑘 𝑎 dengan a, b 𝜖 Z; m 𝜖 Z+ dan k 𝜖 Z. Maka, berdasarkan kekongruenan lanjar diatas dapat dibuktikan bahwa: x = 𝑏+𝑚𝑘 𝑎 dengan b = bilangan ganjil; a, m = bilangan genap dan k = sembarang bilangan bulat. Karena mk genap dan b ganjil maka penjumlahannya menghasilkan ganjil, sehingga hasil penjumlahan tersebut jika dibagi 2 tidak menghasilkan Z. Akan dibuktikan bahwa bilangan ganjil bilangan genap = bilangan bulat. ax ≡ b (Mod m) ax ≡ b + mk x = 𝑏+𝑚𝑘 𝑎 x harus bilangan bulat karena m 𝜖 Z maka mk 𝜖 Z 2n1x ≡ 2n2 – 1 (Mod 2n3) n1,2,3 𝜖 z 2n1x ≡ 2n2 - 1 + 2n3k
  • 5. 5 x = 2n2− 1 + 2n3𝑘 2𝑛1 x = 2n2− 1 + 2n3 2𝑛1 x = 2(n2+ n3) − 1 2n1 misal (n2 + n3) = n4 x = 2n4 − 1 2𝑛1 , x 𝜖 Z 2n4 - 1 = 2n1x Misal n1x = n5 , karena n1, x 𝜖 Z maka 2n4 - 1 = 2n5 2n4 - 1adalah bilangan ganjil dan 2n5 adalah bilangan genap. Disisi lain, bilangan genap ≠ bilangan ganjil. Artinya bilangan ganjil bilangan genap = bilangan bulat TIDAK TERBUKTI Karena bilangan ganjil bilangan genap = bilangan bulat tidak terbukti maka kongruensi ax ≡ b (Mod m) dengan a, m 𝜖 bilangan genap, b 𝜖 bilangan ganjil, sehingga (a, m) = genap, tidak dapat diselesaikan. DAFTAR PUSTAKA Bayoe(2009).”Definisi Kongruensi”.[Online].Tersedia : (http://bayoe.staff.uns.ac.id /files/2009/11/kongruensi. pdf ) [1 Juni 2015] TN(2010).”Pdf Teori Bilangan”.[Online].Tersedia : (http://asimtot.files.wordpr ess.com/2010/06/teori- bilangan.pdf) [1 Juni 2015].