Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1) Proporsi RTH pada wilayah perkotaan minimal 30% yang terdiri atas 20% RTH publik dan 10% RTH privat
2) Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk dengan ketentuan minimal untuk setiap unit lingkungan
3) Pemanfaatan R
Pedoman Penyusunan Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Dikelurarkan oleh Kemnterian PUPR Bidang Cipta Karya. Pedoman ini juga mencantumkan muatan dari Permen PUPR No 14 Tahun 2018 tentang pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
disampaikan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) pada Seminar nasional Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Mewujudkan Kota Masa Depan Indonesia. Jakarta 13 Desember 2012
Pedoman Penyusunan Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Dikelurarkan oleh Kemnterian PUPR Bidang Cipta Karya. Pedoman ini juga mencantumkan muatan dari Permen PUPR No 14 Tahun 2018 tentang pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
disampaikan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) pada Seminar nasional Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Mewujudkan Kota Masa Depan Indonesia. Jakarta 13 Desember 2012
menurut saya ada contoh gambar di hal 18 dan 38 yang kurang sesuai untuk hutan kota, dimana sebaiknya tidak ada perkerasan permanen di hutan kota. contoh daripada menggunakan concrete block sebaiknya menggunakan grass block. Contoh lain adalah dari gambar contoh hutan kota di hal 38 mungkin kurang tepat untuk hutan kota karena persentasi bangunan sudah sangat besar dan vegetasi terbatas. Model dalam contoh di hal 38 lebih tepat disebut taman kota. :)
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang KotaKukuh Sungkawa
Webinar Seri 2 Hutan Kota
Judul : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Pemateri : Kukuh Sungkawa, ST, MT, MP.
Moderator : Zainudin MZ Zainal, S.KOM
Tanggal : 31 Oktober 2020
Waktu : 09.00 - 10.30 WIB
Webinar Hutan Kota merupakan kegiatan yang diadakan oleh IAP Komisariat Papua Barat yang dibagi menjadi beberapa seri:
Webinar Hutan Kota Seri 1 : Infrastruktur Hijau Kota
- Link Materi:
- Sesi Tanya jawab:
Webinar Hutan Kota Seri 2 : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
- Link Materi: https://youtu.be/ZPtps_Yyrkw
- Sesi Tanya jawab:
Webinar Hutan Kota Seri 3 : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
- Link Video : https://youtu.be/g-aWaCb590Y
- Sesi Tanya jawab: https://youtu.be/XBVDp6Jd07c
Webinar Hutan Kota Seri 4 : Jalur Hijau Sebagai Wajah Kota
- Waktu acara akan di share di YouTube Channel ini.
Acara Webinar lainnya dalam waktu dekat yang akan dinformasikan di channel YouTube ini, jadi jangan lupa untuk Like, Share dan Subscribe Channel YouTube Kukuh Sungkawa ini. Kemudian klik tanda Lonceng untuk notifikasi video dan informasi webinar berikutnya.
#WebinarHutanKota #RencanaDetailTataRuangKota #RDTRK #PerencanaanKota
Acara Webinar ini 100% gratis.
Paparan RPLP Kelurahan Klawuyuk adalah gambaran perencanaan kelurahan klawuyuk untuk 5 tahun kedepan, yang memuat kondisi eksisting kelurahan, skenario penanganan kumuh sampai tahun 2024
3. DASAR PEMIKIRANDASAR PEMIKIRAN
(1) BEBAN KOTA MAKIN BERAT
Jumlah penduduk perkotaan semakin tinggi, di Indonesia tahun 2015
diperkirakan 60% penduduk berada di perkotaan.
Kebutuhan akan lahan untuk permukiman menyebabkan tingginya alih-
guna lahan di perkotaan dan munculnya permukiman-permukiman kumuh.
Perkembangan infrastruktur yang tidak dapat mengimbangi pertumbuhan
lalulintas telah menyebabkan terjadinya kemacetan lalulintas di perkotaan.
(2) KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MAKIN RENDAH
Penduduk perkotaan makin sering mengalami bencana banjir, polusi
udara, kebisingan dan kerawanan sosial yang menyebabkan menurunnya
produktivitas masyarakat
(3) RUANG TERBUKA PUBLIK MAKIN KURANG
Kuantitas dan kualitas ruang publik dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
perkotaan makin menurun dari tahun ke tahun. Saat ini luas RTH
perkotaan rata-rata hanya 10% dan rasio per kapita hanya 0.45-0.55
m2/kapita.
I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN
1
6. (1) RTH terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat
(2) Proporsi RTH pada wilayah kota minimal 30%
dari luas wilayah kota
(3) Proporsi RTH Publik minimal 20% dari luas
wilayah kota
Pasal 28 (a)Pasal 28 (a)
Pasal 31Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau dan non hijau
diatur dengan peraturan Menteri
Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah
kabupaten berlaku mutatis mutandis untuk
perencanaan tata ruang wilayah kota dengan
menambahkan rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau.
Pasal 29Pasal 29
4
I. … lanjutan
7. RTH PRIVAT
RUANG TERBUKA
NON HIJAU PRIVAT
RUANG TERBUKA
NON HIJAU PUBLIK
Penegasan adanya SPM yang harus dipenuhi dalam
penyelenggaraan PR a.l. :
• frekuensi dialog dengan masyarakat dalam penyusunan
rencana tata ruang
• SPM untuk ruang terbuka hijau
• Batasan minimal deviasi antara rencana dan implementasi
rencana
RTH PUBLIK
(20% LUAS KOTA)
RUANG TERBUKA DI PERKOTAANRUANG TERBUKA DI PERKOTAAN
RUANG TERBUKA HIJAU
(RTH)
(MIN 30% LUAS KOTA)
RUANG TERBUKA
NON HIJAU
5
I. … lanjutan
8. RUANG TERBANGUN
(60%)
JARINGAN
JALAN
(20%)
TAMAN-TAMAN
KOTA
(12,5%)
RUANG WILAYAH KOTARUANG WILAYAH KOTA
NON HUNIAN
(20%)
RUANG HUNIAN
(40%)
LAINNYA
(NON HIJAU)
(7,5%)
RTH di Ruang Hunian:
Asumsi KDB maks 80%
RTH = 20% x 40% = 8%
RTH di Ruang Non Hunian:
Asumsi KDB maks 90%
RTH = 10% x 20% = 2%
RTH PRIVAT = 10%
RTH di Jarirngan Jalan:
Asumsi jalur hijau 30%
RTH = 30% x 20% = 6%
(Sungai, Jalan KA, SUTET)
Asumsi 20% hijau
RTH = 20% x 7,5% = 1,5%
RTH PUBLIK = 20%
6
RUANG TERBUKA
(40%)
I. … lanjutan
9. RTH adalah area memanjang/ jalur dan/ atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
DefinisiDefinisi RTHRTH
7
I. … lanjutan
11. a) meningkatkan mutu lingkungan perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan
sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan;
TUJUAN DAN FUNGSITUJUAN DAN FUNGSI PPENYELENGGARAAN RTHENYELENGGARAAN RTH
b) menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna
untuk kepentingan masyarakat dan keseimbangan edapis.
• fungsi arsitektural
• sosial, dan
• ekonomi
fungsi ekologis
Fungsi Tambahan (ekstrinsik)
Dalam suatu wilayah
perkotaan, 4 fungsi ini dapat
dikombinasikan sesuai dengan
kebutuhan, kepentingan, dan
keberlanjutan kota seperti
perlindungan tata air,
keseimbangan ekologi dan
konservasi hayati
Fungsi Utama (intrinsik)FUNGSI
9
II. KETENTUAN UMUMII. KETENTUAN UMUM
12. Manfaat Langsung (bersifat tangible)MANFAATMANFAAT RTHRTH
berdasarkan fungsinya:berdasarkan fungsinya:
MManfaatanfaat TTidakidak LLangsung (bersifatangsung (bersifat intangibleintangible))
mendapatkan bahan-bahan untuk dijual
(kayu, daun, bunga), kenyamanan, keindahan
perlindungan tata air dan konservasi hayati
atau keanekaragaman hayati
10
II. … lanjutan
14. • FUNGSI SOSIAL
• FUNGSI EKONOMI
• FUNGSI ARSITEKTURAL
UDARA
AIR
TANAH
FUNGSI
INTRINSIK
FUNGSI
EKSTRINSIK
FUNGSI EKOLOGIS
SISTEM PERAKARAN
SISTEM
TAJUK & PERCABANGAN
O2
oksigen
CO2
carbon dioxida
12
II. … lanjutan
15. RTH fungsi ekologis
RTH fungsi ekonomi RTH fungsi arsitektural
RTH fungsi sosial/ budaya
13
II. … lanjutan
16. TIPOLOGI KAWASAN KARAKTERISTIK RTH
FUNGSI UTAMA PENERAPAN KEBUTUHAN RTH
Pesisir pengamanan wilayah pantai
sosial budaya
mitigasi bencana
berdasarkan luas wilayah
berdasarkan fungsi tertentu
Pegunungan konservasi tanah
konservasi air
keneka ragaman hayati
berdasarkan luas wilayah
berdasarkan fungsi tertentu
Rawan bencana mitigasi bencana berdasarkan fungsi tertentu
Belum berkembang dasar perencanaan kawasan
sosial
berdasarkan fungsi tertentu
berdasarkan jumlah penduduk
Berpenduduk padat
(telah berkembang)
ekologis
sosial
hidrologis
berdasarkan fungsi tertentu
berdasarkan jumlah penduduk
FUNGSI DAN PENERAPAN RTH PADA BEBERAPA TIPOLOGI KAWASAN
15
II. … lanjutan
17. PERAN PENATAAN RUANGPERAN PENATAAN RUANG
Perencanaan Tata Ruang Kota : dimana areal yang tidak boleh dibangun
Kawasan-kawasan rawan bencana (natural hazards) sebaiknya
digunakan untuk RTH.
Secara hirarkhis di setiap tingkatan wilayah ruang perkotaan harus
memiliki fungsi pelayanan sosial tertentu dan bentuk RTH yang spesifik.
16
II. … lanjutan
18. SKEMATIK SKALA PELAYANANSKEMATIK SKALA PELAYANAN
FASILITAS DALAMFASILITAS DALAM
HIRARKI RUANG KOTAHIRARKI RUANG KOTA
R
W
KELURAHAN
KECAMATA
N
KO
TA/KO
TA
SATELIT
KOTA BESAR/ METROPOLITAN
TAM
AN
KO
TA
SMA,D1,D2,D3
TAMAN
METROPOLITAN
UNIVERSITAS
SMP
TAMAN
TAMAN KECAMATAN
RUMAH
TK
SD
TAMAN
KELURAHAN
17
II. … lanjutan
19. a) ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat;
b) proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30%
yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari
ruang terbuka hijau privat
c) apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan
telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan
yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan
keberadaannya
A. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
1.1. PENYEDIAAN RTH DIPENYEDIAAN RTH DI KAWASANKAWASAN PERKOTAANPERKOTAAN
18
III. KETENTUAN PENYEDIAANIII. KETENTUAN PENYEDIAAN DANDAN
PEMANFAATAN RTHPEMANFAATAN RTH
20. No UNIT LINGKUNGAN TIPE RTH LUAS
MIN/UNIT
(m2
)
LUAS MIN/
KAPITA
(m2
)
LOKASI
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0 Di tengah lingkungan RT
2 2500 jiwa Taman RW 1.250 0,5 Di pusat kegiatan RW
3 30.000 jiwa Taman Kelurahan 9.000 0,3 Dikelompokkan dengan
sekolah/pusat kelurahan
4 120.000 jiwa
Taman Kecamatan 24.000 0,2 Dikelompokkan dengan
sekolah/pusat kecamatan
Pemakaman disesuaikan 1.2 *) Tersebar
5 480.000 jiwa
Taman kota 144.000 0,3 Di pusat wilayah/kota
Hutan kota disesuaikan 4.0 Di dalam/kawasan pinggiran
Untuk fungsi
tertentu
disesuaikan 12.5 Disesuaikan dengan
kebutuhan
*) Disesuaikan dengan angka kematian setempat
B. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
III. … lanjutan
19
21. Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanan,
misalnya melindungi kelestarian SDA, pengaman pejalan kaki atau
membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak
terganggu
C. Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu
RTH kategori ini meliputi: RTH pekarangan, RTH taman dan hutan kota, RTH
jalur hijau jalan, dan RTh untuk fungsi tertentu berupa RTH sempadan rel
kereta api, RTH jaringan listrik tegangan tinggi, RTH sempadan sungan, RTH
sempadan pantai, RTH pengaman sumber air, dan pemakaman.
III. … lanjutan
20
22. a. Pekarangan Rumah Besar
kategori: rumah dengan luasan lahan di atas 500 m2;
RTH min yang disarankan adlh luasan lahan kavling dikurangi luas dasar
bangunan sesuai peraturan daerah setempat;
jumlah pohon pelindung yang harus disediakan min.3 (tiga) pohon pelindung
ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan atau rumput.
AA.. RTH PEKARANGANRTH PEKARANGAN
III. … lanjutan
22.. PEMANFAATAN RTH DI KAWASAN PERKOTAANPEMANFAATAN RTH DI KAWASAN PERKOTAAN
b. Pekarangan Rumah Sedang
kategori: rumah dengan luasan lahan antara 200 m2
– 500 m2
;
RTH min yang disarankan adlh luasan lahan kavling dikurangi luas dasar
bangunan sesuai peraturan daerah setempat;
jumlah pohon pelindung yang harus disediakan min. 2 (dua) pohon
pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah
dan atau rumput.
21
23. c. Pekarangan Rumah Kecil
kategori: rumah dengan luasan lahan di bawah 200 m2
;
RTH min yang disarankan adlh luasan lahan kavling dikurangi luas dasar
bangunan sesuai peraturan daerah setempat;
jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 1 (satu) pohon
pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan
atau rumput.
d. Halaman Perkantoran, Pertokoan, dan Tempat Usaha
umumnya berupa jalur trotoar dan area parkir terbuka
beberapa lokasi dengan tingkat KDB 70%-90% perlu menambahkan
tanaman dalam pot.
perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB di atas 70%,
minimal memiliki 2 (dua) pohon kecil atau sedang, ditanam pada lahan
atau pada pot berdiameter diatas 60 cm;
persyaratan penanaman pohon pada kawasan ini dengan KDB dibawah
70%, berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan rumah, ditanam
pada area diluar KDB yang telah ditentukan.
III. … lanjutan
22
24. e. Taman Atap Bangunan
struktur bangunan
lapisan kedap air (waterproofing )
sistem utilitas bangunan
media tanam
pemilihan material
aspek keselamatan dan keamanan
aspek pemeliharaan
- peralatan
- tanaman
Kavling dengan KDB di atas 90% seperti pada kawasan pertokoan di pusat
kota, atau pada kawasan-kawasan dengan kepadatan tinggi dengan lahan
yangan sangat terbatas dibuat taman atap bangunan.
Aspek yang harus diperhatikan:
III. … lanjutan
23
28. 1). Taman Rukun Tetangga (RT)
Luas taman minimal 1 m2
per penduduk RT, dengan luas minimal 250 m2
Lokasi taman berada pada radius kurang dari 300 m dari rumah-rumah
penduduk yang dilayani
Fasilitas Ruang Hijau Vegetasi
▪ bangku taman
▪ mainan anak-anak
40% ▪ 3-5 pohon pelindung dari jenis
pohon kecil atau sedang
BB.. RTH TAMAN DAN HUTAN KOTARTH TAMAN DAN HUTAN KOTA
26
III. … lanjutan
29. 2). Taman Rukun Warga (RW)
Luas taman minimal 0,5 m2
per penduduk RW, dengan luas minimal
1.250 m2
Lokasi taman berada pada radius kurang dari 1000 m dari rumah-rumah
penduduk yang dilayani
Fasilitas Ruang Hijau Vegetasi
▪ lapangan (u/ OR atau
aktifitas lainnya)
▪ bangku taman
▪ mainan anak-anak
70% ▪ 10 pohon pelindung dari
jenis pohon kecil atau
sedang
III. … lanjutan
27
30. Luas taman minimal 0,3 m2
per penduduk kelurahan, dengan luas
minimal 9.000 m2
Lokasi taman berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan
Jenis
Taman
Ruang Hijau Fasilitas Vegetasi
Aktif 60 - 70% ▪ lapangan terbuka/ olahraga
▪ trek lari, lebar 5 m panjang 325 m
▪ WC umum
▪ 1 unit kios (jika diperlukan)
▪ kursi-kursi taman
▪ setidak-tidaknya 25
pohon (pohon sedang
dan kecil)
▪ semak
▪ perdu
▪ penutup tanah
Pasif 70 - 90% ▪ sirkulasi pejalan kaki, lebar 1,5-2 m
▪ WC umum
▪ 1 unit kios (jika diperlukan)
▪ kursi-kursi taman
▪ setidak-tidaknya 50
pohon (pohon sedang
dan kecil)
▪ semak
▪ perdu
▪ penutup tanah
3). Taman Kelurahan
III. … lanjutan
28
31. Luas taman minimal 0,2 m2
per penduduk kecamatan, dengan luas
minimal 24.000 m2
Lokasi taman berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan
Jenis
Taman
Ruang Hijau Fasilitas Vegetasi
Aktif 60 - 70% ▪ lapangan terbuka
▪ lapangan basket
▪ lapangan volley
▪ trek lari, lebar 5 m panjang 325 m
▪ WC umum
▪ parkir kendaraan termasuk sarana kios
(jika diperlukan)
▪ kursi taman
▪ setidak-tidaknya 50
pohon (pohon sedang
dan kecil)
▪ semak
▪ perdu
▪ penutup tanah
Pasif 70 - 90% ▪ sirkulasi pejalan kaki, lebar 1,5-2 m
▪ WC
▪ parkir kendaraan termasuk sarana kios
(jika diperlukan)
▪ kursi-kursi taman
▪ Lebih dari 100 pohon
tahunan (pohon sedang
dan kecil)
▪ semak
▪ perdu
▪ penutup tanah
4). Taman Kecamatan
III. … lanjutan
29
32. Luas taman minimal 0,3 m2
per penduduk kota, dengan luas minimal
144.000 m2
Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), RTH yang
dilengkapi fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga
Ruang
Hijau
Fasilitas Vegetasi
70 - 80 % ▪ lapangan terbuka
▪ unit lapangan basket (14x26 m)
▪ unit lapangan volley (15 x 24 m)
▪ trek lari, lebar 7 m panjang 400 m
▪ WC umum
▪ parkir kendaraan termasuk sarana kios (jika
diperlukan)
▪ panggung terbuka
▪ area bermain anak
▪ Prasarana tertentu: kolam retensi untuk pengendali air
larian
▪ 150 pohon
(pohon sedang
dan kecil)
▪ semak
▪ perdu
▪ penutup tanah
5). Taman Kota
III. … lanjutan
30
34. Jalur pejalan kaki
Pohon pelindung
Kursi taman
Arena mainan anak
Contoh Taman Rukun Tetangga (RT)
III. … lanjutan
32
35. Contoh taman rukun warga
Lap.
Volley
Tempat
duduk
Tempat
duduk
Tempat
duduk
Lap.
rumput
Lap.
basket
III. … lanjutan
33
Contoh Taman Rukun Warga (RW)
37. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)
kios
Lapangan
Terbuka
Area parkir
Kios
Area parkir
Sarana
olahraga
kios
III. … lanjutan
35
Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)
41. Bergerombol atau menumpuk: hutan kota dengan komunitas vegetasi
terkonsentrasi pada satu areal, dengan jumlah vegetasi min 100 pohon
dengan jarak tanam rapat tidak beraturan
Berbentuk jalur: hutan kota pada lahan-lahan berbentuk jalur mengikuti
bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan lain sebagainya. Lebar minimal
hutan kota berbentuk jalur adalah 30 meter.
Menyebar: hutan kota yang tidak mempunyai pola bentuk tertentu, dengan
luas minimal 2500 meter. Komunitas vegetasi tumbuh menyebar terpencar-
pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil
III. … lanjutan
39
6). Hutan Kota
42. RTH yang memanjang mengikuti batas-batas area atau penggunaan
lahan tertentu, dipenuhi pepohonan, sehingga berperan sebagai pembatas
atau pemisah;
Campuran, perkebunan, pesawahan, yang telah ada sebelumnya
(eksisting) dan melalui peraturan yang berketetapan hukum,
dipertahankan keberadaannya.
Hutan kota;
III. … lanjutan
40
7). Sabuk Hijau
43. CC.. RTHRTH JALUR HIJAUJALUR HIJAU JALANJALAN
III. … lanjutan
41
1). Pulau Jalan dan Median Jalan
1. Peneduh
a. Pada Jalur Tanaman Tepi Jalan
Jalur tanaman tepi peneduh
2. Penyerap Polusi Udara
Jalur tanaman tepi penyerap polusi udara
44. Jalur tanaman tepi penyerap kebisingan Jalur tanaman tepi pemecah angin
Jalur tanaman tepi pembatas pandang
3. Peredam Kebisingan 4. Pemecah Angin
5. Pembatas Pandang
III. … lanjutan
42
45. b. Pada Median Jalan
Penahan Silau Lampu Kendaraan
Jalur tanaman pada median penahan silau lampu kendaraan
III. … lanjutan
43
46. c. Pada Persimpangan
Bentuk
persimpangan
Letak
tanaman
Jarak dan jenis tanaman
Kecepatan
40 km/jam
Kecepatan
60 km/jam
Persimpangan
kaki empat
tegak lurus
tanpa kanal
Pada mulut
persimpangan
20 m
Tanaman
rendah
40 m
Tanaman
rendah
Mendekali
persimpangan
80 m
Tanaman
tinggi
100 m
Tanaman
tinggi
Persimpangan
kaki empat
tidak tegak
lurus
Pada mulut
persimpangan
30 m
Tanaman
rendah
50 m
Tanaman
rendah
80 m
Tanaman
tinggi
80 m
Tanaman
tinggi
Catatan: - Tanaman rendah, berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian < 0.80 m
- Tanaman tinggi, berbentuk pohon dengan percabangan di atas 2 meter
III. … lanjutan
44
47. a) Kenyamanan cara mengukur kualitas fungsional yang ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu:
• Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada lansekap untuk membantu dalam
menemukan jalan pada konteks lingkungan yang lebih besar
• Negosiasi, kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya.
b) Perlengkapan untuk memungkinkan terjadinya interaksi sosial baik pasif maupun aktif serta memberi
kesempatan untuk duduk dan melihat pejalan kaki lainnya.
c) Sensor pengalaman menyenangkan atau faktor lainnya sehingga berupa stimulus sensor, baik
yang terukur maupun yang tidak terukur seperti: temperatur, kelembaban, tekstur bawah kaki,
vegetasi, emisi kendaraan, vegetasi yang mengeluarkan bau, sampah yang bau dan terbengkalai,
faktor audial (suara) dan faktor visual
d) Karakter fisikal
• Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya setempat, kebiasaan dan
gaya hidup, kepadatan penduduk, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan.
• Kriteria Pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap tempat umumnya berbeda
dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada umumnya
orang tidak mau berjalan lebih dari 220 meter.
e) Standar Spatial, dapat mengacu pada pedoman pedestrian yang berlaku.
2). RTH Jalur Pejalan Kaki
III. … lanjutan
45
49. tanaman yang tahan dan dapat hidup dengan baik pada tempat yang ternaungi secara
permanen;
tidak membutuhkan penyinaran matahari secara penuh;
relatif tahan kekurangan air;
perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur bangunan;
sebaiknya merupakan tanaman dari jenis yang mempunyai kemampuan dalam
mengurangi polusi udara;
dapat hidup dengan baik pada pot atau bak tanaman.
3). RTH di Bawah Jalan Layang
Penataan ditekankan pada:
agar nampak tertata rapi, asri, dan indah;
tidak menjadi tempat kumuh/ tempat mangkal gelandangan;
menutupi bagian-bagian yang tidak menarik;
memperlembut bagian/ struktur bangunan yang berkesan kaku.
Kriteria pemilihan tanaman adalah sebagai berikut:
III. … lanjutan
46
50. 3). RTH di Bawah Jalan Layang
III. … lanjutan
46
51. DD.. RTH FUNGSI TERTENTURTH FUNGSI TERTENTU
III. … lanjutan
47
jarak maksimal dari sumbu rel adalah 50 m;
pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam
harus sesuai Gambar Rencana atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
jenis tanaman yang ditanam memiliki dahan yang kuat;
daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan
kecepatan sedang;
akarnya menghunjam masuk ke dalam tanah.
memiliki kerapatan yang cukup (50-60%);
pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam
harus sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
1). Jalur Hijau Sempadan Rel Kereta Api
2). Jalur Hijau Jaringan Listrik Tegangan Tinggi
52. 3). RTH sempadan sungai
Jalur hijau sungai meliputi sempadan sungai selebar 50m pada kiri kanan sungai besar dan
sungai kecil (anak sungai);
Sampel jalur hijau sungai berupa petak-petak berukuran 20m x 20m diambil secara
sistematis dengan intensitas sampling 10% dari panjang sungai;
Sebelum di lapangan, penempatan petak sampel dilakukan secara awalan acak (random
start) pada peta. Sampel jalur hijau sungai berupa jalur memanjang dari garis sungai ke
arah darat dengan lebar 20m sampai pohon terjauh;
Sekurang-kurangnya 100m dari kiri kanan sungai besar dan 50m di kiri kanan anak sungai
yang berada diluar pemukiman;
Untuk sungai di kaw. pemukiman brp sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk
dibangun jalan inspeksi antara 10-15m;
Jarak maksimal dari pantai adalah 100m;
Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai Gambar Rencana
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
III. … lanjutan
48
53. • RTH sempadan pantai memiliki fungsi utama sebagai pembatas pertumbuhan pemukiman
atau aktifitas lainnya agar tidak menggangu kelestarian pantainya.
• Lebar RTH sempadan pantai minimal 100 meter dari batas air pasang tertinggi ke arah
darat.
4). RTH Sempadan Pantai
III. … lanjutan
49
Tidak bertentangan dengan Keppres No 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung
Tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, termasuk
gangguan terhadap kualitas visual.
Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, melindungi dari
ancaman gelombang pasang, wildlife habitat dan meredam angin kencang.
Pemilihan vegetasi mengutamakan vegetasi yang berasal dari daerah setempat.
Khusus untuk kawasan pantai berhutan bakau harus dipertahankan sesuai ketentuan
dalam Keppres No. 32 Tahun 1990.
Fasilitas dan kegiatan yang diizinkan memiliki ketentuan sebagai berikut:
55. No. Jenis RTH Dimensi sempadan Pemanfaatan
1. Danau/waduk Minimal 50 m dari titik
muka air tertinggi
a) budidaya pertanian dengan jenis
tanaman yang diizinkan
b) jaringan utilitas
c) sebagai tempat kegiatan bersifat sosial
kemasyarakatan yang tidak berampak
buruk pada kelestarian dan keamanan,
waduk/ danau
d) luas ruang hijau minimal 90%
2. Mata air Radius 200 meter a) ruang terbuka hijau dengan aktifitas
sosial terbatas penekanan pada
kelestarian sumberdaya airnya
b) luas ruang terbuka hijau minimal 90%
dengan dominasi pohon tahunan yang
diizinkan
5). RTH Pengamanan Sumber Air Baku/Mata Air
III. … lanjutan
50
57. Model RTH Sempadan Sungai di indonesia
Sempadan Sungai Lok Ulo KebumenSempadan Sungai Belimbing
Banjarnegara
III. … lanjutan
51
58. Selain sbg tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sbg daerah
resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat
hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar
• jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;
• ukuran makam 1 x 2 meter;
• tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/ perkerasan;
• pemakaman di bagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok
disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;
• batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150 - 200 cm dengan deretan
pohon pelindung disalah satu sisinya;
• batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan
dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;
• ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan min 70% dari total
area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80 % dari luas ruang hijaunya.
Ketentuan bentuk pemakaman (yang akan dimanfaatkan juga sebagai RTH) :
III. … lanjutan
52
6). RTH Pemakaman
60. 3. KRITERIA VEGETASI RTH3. KRITERIA VEGETASI RTH
III. … lanjutan
54
memiliki nilai estetika yang menonjol;
sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;
tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah;
batang dan sistem percabangan kuat;
perakaran dan pertumbuhan batang tidak mengganggu pondasi/ struktur
bangunan;
ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;
berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
jenis tanaman tahunan atau musiman;
tahan terhadap hama penyakit tanaman;
mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang kehadiran burung.