Pedoman ini mengatur penataan ruang kawasan sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) dengan memberikan ketentuan teknis mengenai zonasi, kegiatan, dan prasarana minimal pada subzona penyangga dan budi daya terbatas. Pedoman ini bertujuan untuk mengatur penataan ruang kawasan sekitar TPA sampah secara teratur dan terkendali.
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
PEDOMAN PENATAAN
1. PERATURAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM
NO. 19/PRT/M/2012
TENTANG
PEDOMAN PENATAAN RUANG
KAWASAN SEKITARTEMPAT
PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
Jakarta, 21 April 2022
Oleh:
CPNS FormasiTahun 2021
Sub Direktorat Wilayah II, Direktorat Sanitasi, DJCK
Kementerian PUPR
2. OUTLINE 2
2
3
BAB I: PENDAHULUAN
1
BAB II: KETENTUAN UMUM
BAB III: KETENTUAN TEKNIS
4. BAB I: PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG, MAKSUD, TUJUAN
DAN RUANG LINGKUP
1
4
Latar Belakang Maksud
• Sebagai acuan bagi pemerintah daerah kab/kota,
pengelola persampahan, dan masyarakat dalam
penataan ruang kawasan sekitar TPA Sampah
Tujuan
• Mewujudkan penataan ruang kawasan sekitar TPA
Sampah yang lebih tertib dan terkendali
Ruang Lingkup
• Penetapan pola ruang dalam perencanaan tata ruang
• Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
• Ketentuan prasarana dan sarana minimal
• Ketentuan tambahan dalam pengendalian pemanfaatan
ruang
5. BAB I: PENDAHULUAN
ISTILAH DAN DEFINISI
1
5
•Wadah meliputi ruang darat, laut, udara,
dan ruang di dalam bumi sebagai kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup
lain berkegiatan dan memelihara
kelangsungan hidup
Ruang
•Sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang
Penataan
Ruang
•Tempat untuk memproses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan
secara aman bagi manusia dan lingkungan
Tempat
Pemrosesan
Akhir Sampah
(TPA Sampah)
•Kawasan yang berbatasan langsung dengan
TPA Sampah dalam jarak tertentu yang
terkena dampak dan berpotensi terkena
dampak dari kegiatan TPA Sampah
Kawasan
Sekitar TPA
Sampah
•Persyaratan pemanfaatan ruang dan
ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk
setiap blok/zona peruntukan yang penetapan
zonanya dalam rencana rinci tata ruang
Peraturan
Zonasi
•pembagian kawasan ke dalam beberapa zona
sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula
atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-
fungsi lain
Zonasi
•kawasan atau area yang memiliki fungsi dan
karakteristik spesifik
Zona
•Dan lain-lain (selengkapnya dapat dilihat
pada pedoman)
Dll
6. BAB I: PENDAHULUAN
KEDUDUKAN
1
6
• Pedoman ini disusun dalam
rangka operasionalisasi UU
Penataan Ruang dengan
memperhatikan peraturan
perundangan, SNI, dan
literatur terkait
• Secara khusus, pedoman ini
menjadi masukan dalam
penyusunan rencana rinci
tata ruang di tingkat
kabupaten/kota
8. BAB II: KETENTUAN UMUM
JENIS ,TIPOLOGI, DAN KAWASAN SEKITARTPA SAMPAH
2
8
• Sistem Lahan Urug Terkendali (LUT)
• Sistem Lahan Urug Saniter (LUS)
• Zona TPA sampah
• Subzona inti lahan urug dan penyangga
• Subzona penyangga
• Subzona budi daya terbatas
• Kawasan sekitar TPA sampah yang diatur
dalam Pedoman ini terdiri atas subzona
penyangga dan/atau subzona budi daya
terbatas
• TPA Sampah Baru
• TPA sampah yang sedang direncanakan
• TPA sampah yang belum beroperasi
• TPA Sampah Lama
• TPA sampah lama yang belum memiliki
penyangga
• TPA sampah lama yang sudah memiliki
penyangga
• TPA Sampah Pasca Layan
• Penambangan sampah untuk diolah
menjadi kompos
• Pengolahan sampah menjadi energi
• Rekreasi, olahraga, dan Ruang Terbuka
Hijau (RTH)
Tipologi TPA Sampah Jenis Sistem Pengelolaan Sampah
Kawasan Sekitar TPA Sampah
9. BAB II: KETENTUAN UMUM
PENETAPAN KAWASAN SEKITARTPA SAMPAH
9
Subzona penyangga berfungsi untuk:
• Mencegah dampak lindi terhadap
kesehatan masyarakat
• Mencegah binatang vector yang
merambah kawasan permukiman
• Menyaring debu yang beterbangan karena
tiupan angin
• Mencegah dampak kebisingan dan
pencemaran udara oleh pembakaran hasil
pengolahan sampah
Subzona budi daya terbatas berfungsi untuk:
• Memberikan ruang untuk kegiatan
budidaya terbatas, terutama kegiatan
yang berkaitan dengan TPA Sampah
2
Kawasan sekitar TPA Sampah ditetapkan
berdasarkan tipologi TPA Sampah dan
sistem pengelolaan sampah yang
digunakan
10. BAB II: KETENTUAN UMUM
PENETAPAN KAWASAN SEKITARTPA SAMPAH
10
• Kawasan Sekitar TPA Sampah dengan
Sistem Pengelolaan LUT
• Kawasan Sekitar TPA Sampah dengan
Sistem Pengelolaan LUS
2
12. 12
FAKTOR PENENTUAN JARAK SUBZONA PENYANGGA
a. bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan badan air lainnya yang dipakai penduduk
untuk kehidupan sehari-hari;
b. bahaya ledakan gas metan;
c. bahaya penyebaran penyakit melalui binatang vektor, misalnya lalat.
FAKTOR PENENTUAN JARAK SUBZONA BUDI DAYA TERBATAS
a. sistem pengelolaan sampah, yaitu LUT atau LUS;
b. mekanisme penimbunan sampah eksisting, yaitu melalui pemilahan atau tanpa pemilahan;
c. karakteristik sampah yang masuk ke TPA sampah, yaitu organik, non organik, atau B3 (bahan
berbahaya dan beracun);
d. jarak rembesan lindi;
e. kondisi gas dalam sampah, antara lain metana, dan amonia;
f. jarak jangkauan binatang vektor;
g. kondisi geologi, geohidrologi, dan jenis tanah;
h. iklim mikro;
i. pemanfaatan ruang yang telah ada di sekitar zona TPA sampah sesuai dengan peraturan zonasi.
Pertimbangan Penentuan Jarak Subzona
di Kawasan Sekitar TPA Sampah
Jarak Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah
dengan Sistem LUT
Jarak Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah
dengan Sistem LUS
13. BAB III: KETENTUANTEKNIS
TIPOLOGITPA SAMPAH & CAKUPAN
KETENTUANTEKNIS KAWASAN SEKITARTPA
13
3
Tipologi TPA Sampah
Sistem
Pengelolaan
TPA
Sampah
Baru
TPA Sampah yang sedang
Direncanakan
LUT
LUS
TPA Sampah yang Belum
Beroperasi
LUT
LUS
TPA
Sampah
Lama
TPA Sampah yang Belum
Memiliki Penyangga
LUT
LUS
TPA Sampah yang Sudah
Memiliki Penyangga
LUT
LUS
TPA
Sampah
Pascalayan
LUT
LUS
Tipologi TPA Sampah dan Penentuan Jarak Subzona
pada Kawasan Sekitar TPA Sampah
Cakupan Ketentuan Teknis Penataan Ruang Kawasan
Sekitar TPA Sampah
A. KEGIATAN &
PENGGUNAAN
LAHAN
B. PRASARANA &
SARANA MINIMAL
C. TAMBAHAN
14. BAB III: KETENTUANTEKNIS
KETENTUAN
PENGGUNAAN LAHAN
14
3
Klasifikasi I
Pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan
Kriteria Subzona Penyangga
•tidak mengganggu kegiatan penanganan sampah;
•Aspek kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan sesuai untuk
dialokasikan;
•sesuai dengan fungsi zona;
•terkait langsung dengan kegiatan penanganan sampah, yaitu:
• kegiatan pemilahan sampah;
•kegiatan pengolahan sampah.
•Contoh: industri daur ulang sampah, RTH.
Kriteria Subzona Budi Daya Terbatas
•seperti kriteria di subzona penyangga
•Mendukung pengurangan dampak negatif keberadaan TPA
sampah
•dengan pertimbangan bahwa masih terdapat potensi bahaya di
luar zona penyangga akibat praktik pengelolaan sampah yang
tidak berkelanjutan.
•Contoh: industri daur ulang sampah, RTH.
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan:
Ketentuan/standar terkait pemanfaatan ruang
Ketentuan dalam peraturan bangunan setempat
Ketentuan khusus bagi unsur bangunan/komponen yang
dikembangkan
Klasifikasi I
Pemanfaatan
diperbolehkan
/ diizinkan
Klasifikasi T
Pemanfaatan
bersyarat
secara
terbatas
Klasifikasi B
Pemanfaatan
bersyarat
tertentu
Klasifikasi X
Pemanfaatan
yang tidak
diperbolehkan
Ketentuan teknis zonasi: I-T-B-X
15. BAB III: KETENTUANTEKNIS
KETENTUAN PENGGUNAAN LAHAN
15
3
Klasifikasi B
Pemanfaatan bersyarat tertentu
Klasifikasi X
Pemanfaatan yang tidak diperbolehkan
Kriteria Subzona Penyangga & Subzona Budi Daya
Terbatas
• kegiatan yang diperbolehkan apabila memenuhi syarat
sesuai dengan perencanaan dan perijinan dari dinas atau
instansi terkait.
• Contoh: jaringan listrik, telekomunikasi, dan penerangan.
Kriteria Subzona Penyangga & Subzona Budi Daya
Terbatas
• Contoh kegiatan & penggunaan lahan yang tidak
diperbolehkan di zona penyangga: perumahan, kantor
pemerintahan
• kegiatan dan penggunaan lahan selain yang telah
disebutkan sebagai pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan,
pemanfaatan bersyarat secara terbatas, dan pemanfaatan
bersyarat tertentu.
Kriteria Subzona Penyangga
•berbagai jenis kegiatan dan penggunaan lahan yang dibatasi dalam
hal jenis kegiatan yang mendukung operasionalisasi TPA sampah,
termasuk prasarana dan utilitas.
•Contoh: lapangan parkir, jasa riset & pengembangan IPTEK.
Kriteria Subzona Budi Daya Terbatas
•Jenis kegiatan dan penggunaan lahan yang hanya diperbolehkan
terletak di hulu TPA sampah, misalnya hunian tempat tinggal dan
prasarana umum.
•Jenis kegiatan dan penggunaan lahan yang dimungkinkan untuk
berlokasi baik di hulu maupun di hilir TPA sampah adalah kegiatan
dan penggunaan lahan yang tidak terpengaruh oleh adanya dampak
negatif TPA sampah secara langsung, di mana tidak ada aktivitas
manusia selama sehari penuh pada kegiatan tersebut, misalnya
kegiatan peternakan (lapangan pengembalaan, pemerahan susu, dan
kandang ternak), kegiatan transportasi (terminal dan lapangan
parkir).
Klasifikasi T
Pemanfaatan bersyarat secara terbatas
16. 16
Jenis TPA
Sampah
Subzona Penyangga
Subzona Budi Daya
Terbatas
LUT Berlaku Ketentuan ITBX Berlaku Ketentuan ITBX
LUS Berlaku Ketentuan ITBX Tidak Diatur
Tipologi Pengaturan Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan
Lahan Berdasarkan Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah
Matriks I,T,B dan X Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan
Lahan pada Kawasan Sekitar TPA Sampah
Keterangan: Kegiatan dan penggunaan lahan selain yang
telah disebutkan dalam tabel di atas termasuk ke dalam
kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan
17. BAB III: KETENTUANTEKNIS
KETENTUAN PRASARANA MINIMAL
17
3
• Fungsi kelengkapan dasar fisik lingkungan menciptakan lingkungan yang nyaman subzona berfungsi optimal
Ketentuan Subzona Penyangga Ketentuan Subzona Budi Daya Terbatas
Jalan Akses
• lebar +7 m -> truk sampah dua arah
• jalan kelas I -> kemampuan memikul beban +10 ton
dan kecepatan +30 km/jam
Jaringan Drainase
• Jaringan drainase permanen terpadu dengan jalan
• didukung oleh drainase lokal tak permanen bila
diperlukan
Parkir dan Bongkar Muat
• Ketersediaan fasilitas parkir dan bongkar muat
sampah terpilah
Jaringan Air Bersih
•pasokan air memadai dan tidak menggunakan air tanah setempat
Jaringan Air Limbah
•sistem pembuangan limbah cair yang baik
Jaringan Jalan Akses
•Lebar jalan dan ruang terbuka memungkinkan manuver kendaraan
pengangkut sampah dua arah (sedang bergerak maupun sedang
bongkar muat)
Jaringan Drainase
•memadai untuk penyaluran air hujan
Parkir dan Bongkar Muat
•Tersedia fasilitas parkir dan bongkar muat sampah terpilah
Air bersih Jaringan jalan Jaringan drainase Jaringan air limbah Parkir & bongkar muat
18. BAB III: KETENTUANTEKNIS
KETENTUANTAMBAHAN
18
3
• mengatur pada kondisi yang spesifik pada zona TPA sampah dan belum diatur pada ketentuan dasar
• hanya berlaku bagi subzona penyangga
• mendukung fungsi subzona penyangga sebagai penahan dampak negatif keberadaan TPA sampah
Ketentuan bila TPA tidak berada pada hilir
angin lokal dan/atau angin musim yang
berpengaruh
Kriteria Green Belt lainnya:
1. Kerapatan pohon lebih tinggi
pada arah angin. Kerapatan
pohon sangat ditentukan oleh
garis tengah mahkota dan akar
2. Jenis pohon berumur panjang
jarak minimal kerapatan
pohon ditetapkan sejauh 5
(lima) meter
Subzona Penyangga
0-500 m
Green Belt minimal 100 m
Penyangga
Lahan Urug
Subzona Inti
Tanaman
Pangan
Sesuai
kondisi
alam
Kombinasi
perdu dan
pohon
Luas
mahkota
besar
Letak
mahkota
rendah
Rekomendasi Tanaman
19. BAB III: KETENTUANTEKNIS
KETENTUANTAMBAHAN
19
3
No Spesies Nama Lokal Famili
1 Callophyllum Inophyllum L.
Nyamplung,
Bintangur laut
Guttiferae
2 Dalbergia Latifotia Roxb. Sonokeling Leguminosae
3 Michelia Champaca L. Cempaka kuning Magnoliaceae
4 Mimusop Elengi L. Tanjung Sapotaceae
5 Schleichera Trijuga Willd. Kesambi Sapindaceae
6 Swietenia Mahagoni Jacq. Mahoni Meliaceae
Sonokeling Nyamplung
Tanjung Kesambi