SlideShare a Scribd company logo
1. BIOKIMIA SISTEM ENDOKRIN
1.1. HORMON
Kata “hormone” berasal dari bahasa yunani yang berarti membangkintkan untuk
beraktifitas. Sesuai define klasiknya, hormone adalah suatu zat yang disintesis di satu
organ dan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja di jaringan lain. Telah
berkembang beragam hormone, masing-masing dengan mekanisme kerja dan
biosintesis, penyimpaan sekresi, pengangkutan serta metabolisme tersendiri untuk
menghasilkna respon homeostatis (keseimbangan).
Suatu hormone dapat memengaruhi beberapa jenis sel. Lebih dari satu hormone dapat
memengaruhi satu jenis sel. Hormone dapat menimbulkan berbagai efek pada satu sel
atau sel lainnya. Semua sel tempat hormone (ligan) berikatan dengan reseptornya
meskipun respon biokimia atau fisiologisnya belum diketahui.
1.1.1. SIFAT HORMON
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum
diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.
 Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang
panjang daripada bentuk aktifnya.
 Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian
hormon berumur pendek.
 Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran
dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan
tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
 Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
 Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
1.2. RESEPTOR
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau
sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila
sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya
dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi
melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan
gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia
yang menimbulkan tanggapan hayati.
Reseptor memiliki afinitas tinggi dalam hormone. Hormone terdapat dalam
konsentrasi sangat rendah di cairan ekstrasel, umumnya dalam kisaran 10-15
sampai
10-9
mol/L. Konsentrasi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengna konsentrasi
banyak molekul yang mirip secara structural (sterol, asam amino, peptide, protein)
dan molekul lain yang beredar pada kisaran konsentrasi 10-5
sampai 10-3
mol/L. Oleh
sebab itu sel target harus membedakan tidak saja antara berbagai hormone yang
terdapat dalam jumlah kecil, tetapi juga antara satu hormone dan molekul-molekul
serupa yang konstntrasinya 106
sampai 109
kali lebih banyak. Derajat diskriminasi
yang tinggi ini dihasilkan oleh molekul-molekul pengenal yang berkaitan dengan sel
yang disebut reseptor. Hormon memulai efek biologisnya dengan mengikat reseptor
spesifik, dan karena setiap sistem kontrol yang efektif juga harus memiliki cara untuk
menghentikan suatu respons, efek yang dipicu oleh hormone umumnya berhenti jika
efektor terlepas dari reseptornya. Agar interaksi hormone-reseptor relevan secara
fisiologis, beberapa cirri biokimiawi pada interaksi in berperan penting : (1)
pengikatan harus spesifik, dapat digeser oleh agonis atau antagonis, (2) pengikatan
harus dapat menjadi jenuh, (3) pengikatan harus terjadi dalam rentang konsentrasi
dari respons biologis yang diharapkan.
Reseptor hormone polipeptida dan katekolamin memiliki paling sedikit dua
domain fungsional. Domain pengenal (recognition domain) mengikat ligan hormone
dan region kedua menghasilkan sinyal yang menggabungkan/menghubungkan
pengenalan hormone tersebut dengan beberapa fungsi intrasel. Hormon protein dan
polipetptida serta katekolamin berikatan dengan reseptor yang ada di membrane
plasma lalu menghasilkan sinyal yang mengatur berbagai fungsi intrasel, sering
dengan mengubah aktivitas suaut enzim. Hormone steroid, retionoid dan tiroid
berinterasksi dengna reseptor intrasel dan kompleks reseptor-ligan inilah yang secara
langsung menghasilkan sinyal yang umumnya memengaruhi laju transkripsi gen-gen
tertentu. Reseptor hormone steroid, tiroid dan retinoid memilik beberapa donmain
fungsional: satu domain mengikat hormone, yang lain mengikat region DNA tertentu,
domain ketiga berperan dalam interaksi dengan protein koregulator lain yang
menyebabkan pengaktifan transkripsi gen, dan domain keempat mungkin
menentukan pengikatan ke satu atau lebih protein lain yang memengaruhi lalu-lintas
reseptor di dalam sel. Fungsi ganda pengikat dan penggabungan ini mendefinisikan
suatu reseptor dan penggabungan pengikatan hormone dengan transduksi sinyal
sehingga disebut sebagai reseptor-effector coupling inilah yang merupakan langkah
pertama dalam amplifikasi respons hormone. Interaksi antara hormone dan reseptor
adalah reversible.
Hormone dapat diklasifikasi sesuai komposisi kimia, sifat kelarutan, letak resptor
dan jenis sinyal yang digunakan untuk menyampaikan efek hormone di dalam
sel. Hormone di kelompok pertama bersifat lipofilik, terdiri dari steroids, hormone
tiroid, retinoids. Setelah disekresikan homon ini berikatan dengna protein pembawa
atau pengangkut di plasma, suatu proses yang mengatasi masalah kelarutan sambil
memperlama waktu paruh hormone dalam plasma. Hormone bebas yaitu bentuk yang
secara biologis aktif, mudah menembus membrane plasma lipofilik semua sel dan
bertemu dengan reseptor di sitosol atau nucleus sel target.Kelompok utama kedua
terdiri dari hormone larut-air yang berikatan dengan membrane plasma sel
sasaran. Berkomunikasi dengan proses metabolic intrasel melalui molekul peratara
yang disebut second messenger (hormone itu sendiri adalah perantara pertama) yang
dihasilkan sebagai konsekuensi dari interaksi ligan-reseptor.
Hormone disintesis dari beraneka ragam bahan dasar kimiawi. Banyak yang
berasal dari kolesterol. Hormone ini mencakup glukokortikoid, mineralokortikoid,
estrogen, progesterone, dan 1,25 (OH)2-D3. Asam amino tirosin adalah titik awal
dalam pembentukan katekolamin dan hormone tiroid, yakni tetraiodotironin (T4) dan
triidotironin (T3). T4 dan T3 bersifak unik karena kedua hormone ini memerlukan
penambahan iondium untuk bioaktivitasnya. Banyak hormone yang berupa
polipeptida atau glikoprotein. Hormone-hormon ini memiliki ukuran bervariasi dari
TRH suatu tripeptida hingga polipeptida rantai-tunggal, seperti hormone
adrenokortikotropik (ACTH), hormone paratiroid (PTH), hormone pertumbuhan.

More Related Content

What's hot

Farmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmiaFarmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmia4nakmans4
 
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdfEvaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdfYabniel Lit Jingga
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
Sahrial Mantovanie
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerPEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
SofiaNofianti
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisFebri Hale
 
Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)
Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)
Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)
Nesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Vina Widya Putri
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
dian dian
 
Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
pdspatologikliniksby
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
Fadjar Miea
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
Fitri Nur Cahyanti
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison diseaseKANDA IZUL
 
UU Farmasi 3
UU Farmasi 3UU Farmasi 3
UU Farmasi 3
SMKF Plus Bani Saleh
 
PPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptx
romawaode
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Cholid Maradanger
 
Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup
Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidupKel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup
Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup
AMIRRAHMATILLAH
 

What's hot (20)

woc tumor pankreas
woc tumor pankreaswoc tumor pankreas
woc tumor pankreas
 
Farmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmiaFarmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmia
 
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdfEvaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerPEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)
Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)
Farmakoekonomi - Review Jurnal CBA (Cost Benefit Analysis)
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison disease
 
UU Farmasi 3
UU Farmasi 3UU Farmasi 3
UU Farmasi 3
 
PPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptx
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup
Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidupKel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup
Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 

Similar to 358160349-Biokimia-Sistem-Endokrin.docx

Makalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologiMakalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologi
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
RadiatulIndatil
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UII
maulanaarya75
 
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Yusuf Ahmad Husaeni
 
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
heryantipusparisa1
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
WahyuRaizHo
 
Biokimia Hormon
Biokimia HormonBiokimia Hormon
Biokimia HormonDedi Kun
 
Hormon dan enzim (2)
Hormon dan enzim (2)Hormon dan enzim (2)
Hormon dan enzim (2)
adeputra93
 
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
AbdRaqib
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
DINDASTIFANYSAKINAH
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
devahimerharsep
 
2. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-112. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-11
Irmadani Irmadani
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
pjj_kemenkes
 

Similar to 358160349-Biokimia-Sistem-Endokrin.docx (20)

Makalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologiMakalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologi
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UII
 
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
Biokimia Hormon
Biokimia HormonBiokimia Hormon
Biokimia Hormon
 
Hormon dan enzim (2)
Hormon dan enzim (2)Hormon dan enzim (2)
Hormon dan enzim (2)
 
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNASistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
2. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-112. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-11
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
 

More from widarma atmaja i komang

Lupus Presentation.ppt
Lupus Presentation.pptLupus Presentation.ppt
Lupus Presentation.ppt
widarma atmaja i komang
 
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfSlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
widarma atmaja i komang
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
widarma atmaja i komang
 
Hipersensitivitas (alergi).ppt
Hipersensitivitas (alergi).pptHipersensitivitas (alergi).ppt
Hipersensitivitas (alergi).ppt
widarma atmaja i komang
 
askep_hipersensitivitas.docx
askep_hipersensitivitas.docxaskep_hipersensitivitas.docx
askep_hipersensitivitas.docx
widarma atmaja i komang
 
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
widarma atmaja i komang
 
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
widarma atmaja i komang
 
9._Sistem_endokrin.pptx
9._Sistem_endokrin.pptx9._Sistem_endokrin.pptx
9._Sistem_endokrin.pptx
widarma atmaja i komang
 
2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx
2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx
2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx
widarma atmaja i komang
 
INTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdf
INTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdfINTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdf
INTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdf
widarma atmaja i komang
 
1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf
1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf
1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf
widarma atmaja i komang
 
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
widarma atmaja i komang
 
2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf
2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf
2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf
widarma atmaja i komang
 
2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf
widarma atmaja i komang
 
2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf
widarma atmaja i komang
 
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
widarma atmaja i komang
 
3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf
3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf
3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf
widarma atmaja i komang
 
Infection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.ppt
Infection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.pptInfection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.ppt
Infection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.ppt
widarma atmaja i komang
 
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdfPPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
widarma atmaja i komang
 
1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx
1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx
1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx
widarma atmaja i komang
 

More from widarma atmaja i komang (20)

Lupus Presentation.ppt
Lupus Presentation.pptLupus Presentation.ppt
Lupus Presentation.ppt
 
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfSlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
 
Hipersensitivitas (alergi).ppt
Hipersensitivitas (alergi).pptHipersensitivitas (alergi).ppt
Hipersensitivitas (alergi).ppt
 
askep_hipersensitivitas.docx
askep_hipersensitivitas.docxaskep_hipersensitivitas.docx
askep_hipersensitivitas.docx
 
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
 
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
 
9._Sistem_endokrin.pptx
9._Sistem_endokrin.pptx9._Sistem_endokrin.pptx
9._Sistem_endokrin.pptx
 
2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx
2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx
2A_KELOMPOK 5_TREND DAN ISSUE.pptx
 
INTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdf
INTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdfINTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdf
INTRODUCING CASE MANAGER & ALUR PASIEN.pdf
 
1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf
1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf
1-1 Konsep Dasar Manajemen Risiko.pdf
 
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
 
2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf
2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf
2-3 Implementasi Keselamatan Pasien di Faskes.pdf
 
2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-2 Enam Sasaran Keselamatan Pasien - rev.pdf
 
2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf
2-1 Konsep Dasar Keselamatan Pasien - rev.pdf
 
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
1-2 Manajemen Risiko Penyelenggaraan Pelayanan di FKTP.pdf
 
3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf
3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf
3-1 Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasyankes - rev.pdf
 
Infection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.ppt
Infection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.pptInfection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.ppt
Infection Control in Dialysis Unit.ppt by Yo fINAL.ppt
 
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdfPPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
 
1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx
1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx
1.Ling Moi Lin-ICRA Plenary.pptx
 

Recently uploaded

04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 

Recently uploaded (7)

04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 

358160349-Biokimia-Sistem-Endokrin.docx

  • 1. 1. BIOKIMIA SISTEM ENDOKRIN 1.1. HORMON Kata “hormone” berasal dari bahasa yunani yang berarti membangkintkan untuk beraktifitas. Sesuai define klasiknya, hormone adalah suatu zat yang disintesis di satu organ dan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja di jaringan lain. Telah berkembang beragam hormone, masing-masing dengan mekanisme kerja dan biosintesis, penyimpaan sekresi, pengangkutan serta metabolisme tersendiri untuk menghasilkna respon homeostatis (keseimbangan). Suatu hormone dapat memengaruhi beberapa jenis sel. Lebih dari satu hormone dapat memengaruhi satu jenis sel. Hormone dapat menimbulkan berbagai efek pada satu sel atau sel lainnya. Semua sel tempat hormone (ligan) berikatan dengan reseptornya meskipun respon biokimia atau fisiologisnya belum diketahui. 1.1.1. SIFAT HORMON Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.  Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada bentuk aktifnya.  Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian hormon berumur pendek.  Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.  Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.  Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya. 1.2. RESEPTOR Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
  • 2. Reseptor memiliki afinitas tinggi dalam hormone. Hormone terdapat dalam konsentrasi sangat rendah di cairan ekstrasel, umumnya dalam kisaran 10-15 sampai 10-9 mol/L. Konsentrasi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengna konsentrasi banyak molekul yang mirip secara structural (sterol, asam amino, peptide, protein) dan molekul lain yang beredar pada kisaran konsentrasi 10-5 sampai 10-3 mol/L. Oleh sebab itu sel target harus membedakan tidak saja antara berbagai hormone yang terdapat dalam jumlah kecil, tetapi juga antara satu hormone dan molekul-molekul serupa yang konstntrasinya 106 sampai 109 kali lebih banyak. Derajat diskriminasi yang tinggi ini dihasilkan oleh molekul-molekul pengenal yang berkaitan dengan sel yang disebut reseptor. Hormon memulai efek biologisnya dengan mengikat reseptor spesifik, dan karena setiap sistem kontrol yang efektif juga harus memiliki cara untuk menghentikan suatu respons, efek yang dipicu oleh hormone umumnya berhenti jika efektor terlepas dari reseptornya. Agar interaksi hormone-reseptor relevan secara fisiologis, beberapa cirri biokimiawi pada interaksi in berperan penting : (1) pengikatan harus spesifik, dapat digeser oleh agonis atau antagonis, (2) pengikatan harus dapat menjadi jenuh, (3) pengikatan harus terjadi dalam rentang konsentrasi dari respons biologis yang diharapkan. Reseptor hormone polipeptida dan katekolamin memiliki paling sedikit dua domain fungsional. Domain pengenal (recognition domain) mengikat ligan hormone dan region kedua menghasilkan sinyal yang menggabungkan/menghubungkan pengenalan hormone tersebut dengan beberapa fungsi intrasel. Hormon protein dan polipetptida serta katekolamin berikatan dengan reseptor yang ada di membrane plasma lalu menghasilkan sinyal yang mengatur berbagai fungsi intrasel, sering dengan mengubah aktivitas suaut enzim. Hormone steroid, retionoid dan tiroid berinterasksi dengna reseptor intrasel dan kompleks reseptor-ligan inilah yang secara langsung menghasilkan sinyal yang umumnya memengaruhi laju transkripsi gen-gen tertentu. Reseptor hormone steroid, tiroid dan retinoid memilik beberapa donmain fungsional: satu domain mengikat hormone, yang lain mengikat region DNA tertentu, domain ketiga berperan dalam interaksi dengan protein koregulator lain yang menyebabkan pengaktifan transkripsi gen, dan domain keempat mungkin menentukan pengikatan ke satu atau lebih protein lain yang memengaruhi lalu-lintas
  • 3. reseptor di dalam sel. Fungsi ganda pengikat dan penggabungan ini mendefinisikan suatu reseptor dan penggabungan pengikatan hormone dengan transduksi sinyal sehingga disebut sebagai reseptor-effector coupling inilah yang merupakan langkah pertama dalam amplifikasi respons hormone. Interaksi antara hormone dan reseptor adalah reversible. Hormone dapat diklasifikasi sesuai komposisi kimia, sifat kelarutan, letak resptor dan jenis sinyal yang digunakan untuk menyampaikan efek hormone di dalam sel. Hormone di kelompok pertama bersifat lipofilik, terdiri dari steroids, hormone tiroid, retinoids. Setelah disekresikan homon ini berikatan dengna protein pembawa atau pengangkut di plasma, suatu proses yang mengatasi masalah kelarutan sambil memperlama waktu paruh hormone dalam plasma. Hormone bebas yaitu bentuk yang secara biologis aktif, mudah menembus membrane plasma lipofilik semua sel dan bertemu dengan reseptor di sitosol atau nucleus sel target.Kelompok utama kedua terdiri dari hormone larut-air yang berikatan dengan membrane plasma sel sasaran. Berkomunikasi dengan proses metabolic intrasel melalui molekul peratara yang disebut second messenger (hormone itu sendiri adalah perantara pertama) yang dihasilkan sebagai konsekuensi dari interaksi ligan-reseptor. Hormone disintesis dari beraneka ragam bahan dasar kimiawi. Banyak yang berasal dari kolesterol. Hormone ini mencakup glukokortikoid, mineralokortikoid, estrogen, progesterone, dan 1,25 (OH)2-D3. Asam amino tirosin adalah titik awal dalam pembentukan katekolamin dan hormone tiroid, yakni tetraiodotironin (T4) dan triidotironin (T3). T4 dan T3 bersifak unik karena kedua hormone ini memerlukan penambahan iondium untuk bioaktivitasnya. Banyak hormone yang berupa polipeptida atau glikoprotein. Hormone-hormon ini memiliki ukuran bervariasi dari TRH suatu tripeptida hingga polipeptida rantai-tunggal, seperti hormone adrenokortikotropik (ACTH), hormone paratiroid (PTH), hormone pertumbuhan.