SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
UJIAN TENGAH SEMESTER
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
“ Karya Tulis Ilmiah Konseptual ”
Diajukan untuk memenuhi ujian tengah semester mata kuliah Penulisa Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : Andi Suhardiyanto, S.Pd, M.Si
Drs. Tijan, M.Si
Drs. Ngabiyanto,M.Si
Disusun Oleh
Nama : Aziz Zindani
NIM : 3301412021
JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
2
1. Pembelajaran dengan Fairytale sebagai Pelaksanaan Pendidikan
Karakter Meningkatkan Minat Siswa dalam Mata Pelajaran Pkn
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Kementrian Pendidikan Nasional 2010 – 2014 telah mencanangkan penerapan
pendidikan karakter disekolah untuk seluruh jenjang pendidikan di Indonesia mulai tingkat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Perguruan Tinggi (PT) dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter disemua
jenjang pendidikan tersebut maka sangat diperlukan kerja keras semua pihak, terutama
terhadap program – program yang berkontribusi besar terhadap peradaban bangsa yang
harus benar – benar dioptimalkan. Penerapan pendidikan karakter disekolah memerlukan
pemahaman tentang konsep, teori, metodelogi, dan aplikasi yang relevan dengan
pembentukan karakter dan pendidikan karakter. Pada implementasinya pendidikan
karakter masih berbanding lurus dengan meningkatnya angka kriminalitas dan dekadensi
moral dikalangan anak sekolah. Salah satu pembentukan karakter dapat melalui pendidikan
moral. Pendidikan moral bertujuan untuk menanamkan nilai moral dan norma yang baik,
meningkatkan, dan memperluas tatanan nilai keyakinan seseorang, meningkatkan kualitas
manusia, menangkal, memperkecil, dan meniadakan hal-hal yang negatif. Namun
realitanya peristiwa kriminalitas yang dilakukan oleh anak – anak sangatlah banyak tercatat
pada tahun 2012 mencapai 2.008 kasus kriminalitas dilakukan oleh anak. Seperti yang
diinformasikan oleh Puskominfo Bid Humas Polda Metro Jaya pada tanggal 12 Mei 2012
PUSKOMINFO - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat
sebanyak 2.008 kasus kriminalitas yang dilakukan anak usia sekolah terjadi di
sepanjang kuartal pertama 2012. Jumlah itu meliputi berbagai jenis kejahatan
seperti pencurian, tawuran, dan pelecehan seksual yang dilakukan siswa SD
hingga SMA.
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait mengatakan, angka kriminalitas
yang dilakukan anak usia sekolah cenderung meningkat setiap tahunnya. Dari
data yang diperoleh Komnas PA, pada 2010 terjadi 2.413 kasus kriminal anak
usia sekolah. Jumlah itu kemudian meningkat di 2011, yakni sebanyak 2.508
kasus.
Menurutnya, ada dua penyebab aksi kejahatan yang diperbuat anak usia
sekolah. Pertama adalah imitasi anak atas segala tindakan kekerasan yang
mereka lihat. Kedua, faktor pelepasan ekspresi yang tersumbat. Arist
mengungkapkan, sebagian besar anak cenderung meniru atas fenomena yang dia
lihat dan rasakan. Bila yang dilihat dan dirasakan adalah peristiwa yang baik,
mereka melakukan hal yang serupa dengan itu. "Tapi yang terjadi justru
sebaliknya, mereka kerap menyaksikan adegan kekerasan sehingga berperilaku
seperti itu juga," ujar dia.
3
Dia menambahkan, sebagian besar anak-anak melakukan imitasi atas
tayangan yang ada di televisi. Tayangan yang mayoritas menampilkan kekerasan
akan menanamkan suatu kebenaran akan kekerasan pada benak anak.
Sejumlah anak juga kehilangan ruang dan akses untuk melepaskan
ekspresinya. Akibatnya, mereka mengalami kebuntuan ekspresi yang positif dan
cenderung mengarah kepada tindakan yang tidak produktif.Misalnya, kata Arist,
karena sulit memperoleh akses untuk berekspresi, sejumlah anak berkumpul satu
sama lain. Kegiatan itu dapat menuntun mereka melakukan hal negatif seperti
balapan liar atau tawuran. "Karenanya semua pihak harus terlibat dalam
penyediaan ruang ekspresi itu seperti keluarga, masyarakat, sekolah dan
pemerintah," ujarnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Drs.
Rikwanto menambahkan, saat ini, pelaku kejahatan anak tetap diproses sesuai
undang-undang yang berlaku. Hanya saja, ruang tahanan mereka terpisah.
Pemeriksaan juga didampingi oleh orang tua.
"Tindak kejahatan yang dilakukan anak-anak tidak jauh berbeda dengan
orang dewasa. Tidak jarang melukai korbannya baik dengan senjata tajam
maupun benda lainnya," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya.
( Sumber : http://humaspoldametrojaya.blogspot.com/2012/05/2.html )
Melihat banyaknya kasus kriminal yang dilakukan oleh anak serta banyaknya
faktor yang menyebabkan rusaknya moral anak maka pendidikan karakter merupakan
suatu upaya pembimbingan perilaku anak agar mengetahui, mencintai, dan melakukan
kebaikan. Pendidikan karaker yang selama ini disandarkan pada mata pelajaran PKn seperti
apa yang telah tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Pendidikan kewarganegaraan yang ditekankan pada proses pembentukan
karakter yang berlandaskan Pancasila sangatlah mulia. Namun, dalam pelaksanaannya
banyak sekali penyimpangan terhadap Pancasila itu sendiri seperti praktik korupsi yang
menggila, banyaknya praktek kekerasan, kenakalan remaja dan masih banyak
permasalahan sosial lainnya. Melihat realita tersebut berarti pendidikan karakter yang
disalurkan kepada siswa kurang bisa diserap dan dipraktekkan oleh anak. Salah satu
penyebabnya adalah para guru yang sudah mengajar pendidikan karakter namun masih
seputar teori kurang inovatifnya metode yang digunakan belum ada aplikasi ke dalam
kehidupan. Penyebab inilah yang membuat peserta didik merasa bosan sehingga pelajaran
PKn yang didalamnya terdapat nilai – nilai Pendidikan Karakter tidak tersampaikan dengan
baik. Kebanyakan anak – anak tidak suka dengan pelajaran PKn , agar mereka suka dengan
pelajaran Pkn yang didalamnya terdapat Pendidikan Karakter maka metode belajar yang
aktif , inovatif kreatif yang sangat mendukung pengembangan karakter anak.
4
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai salah
satu metode yang bisa dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Karakter yaitu
pembelajaran Pendidikan Karakter dengan fairytale (dongeng) sebagai salah satu upaya
meningkatkan minat anak terhadap pendidikan karakter demi terwujudnya Indonesia yang
berkarakter.
3. PERUMUSAN MASALAH
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan :
a. Urgensinya Pendidikan dalam pembangunan karakter
b. Penerapan belajar dengan fairytale (dongeng) dalam pembelajaran Pendidikan
Karakter anak.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah yang akan dikaji adalah :
a. Apakah Urgensi pendidikan karakter dalam pembangunan karakter ?
b. Bagaimana cara Penerapan belajar dengan fairytale (dongeng) dalam pembelajaran
Pendidikan Karakter anak ?
4. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini ialah :
1. Mengetahui urgensi Pendidikan karakter dalam membangun karakter
2. Mengetahui cara penerapan belajar dengan fairytale (dongeng) dalam pembelajaran
Pendidikan Karakter anak.
5. KAJIAN TEORI
1. Pendidikan Karakter
a. Makna Pendidikan
Sebelum berbicara mengenai apa itu pendidikan karakter, terlebih dahulu
akan dilihat definisi dari pendidikan itu sendiri. Ada berbagai pengertian
pendidikan yang diungkapkan oleh sejumlah pakar pendidikan. Menurut Hasan
Langgulung “Pendidikan (education) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa
Latin ‘educare’ berarti memasukkan sesuatu” (1994: 4). Dalam konteks ini, makna
pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai tertentu ke dalam kepribadian anak
didik atau siswa. Driyarkara dalam jurnal yang ditulis Ali Muhtadi (2010:32),
5
mengemukakan “Bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk
memanusiakan manusia”. Pada konteks tersebut pendidikan tidak dapat diartikan
sekedar membantu pertumbuhan secara fisik saja, tetapi juga keseluruhan
perkembangan pribadi manusia dalam konteks lingkungan yang memiliki
peradaban. Sedangkan menurut Yahya Khan (2010: 1) “Pendidikan merupakan
sebuah proses yang menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, menata, dan
mengarahkan”. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam
potensi yang ada dalam diri manusia agar dapat berkembang dengan baik dan
bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungannya.
b. Makna Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 3) “Karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”. Menurut
Tadkiratun Musfiroh “Karakter mengacu pada serangkaian sikap perilaku
(behavior), motivasi (motivations), dan ketrampilan (skills), meliputi keinginan
untuk melakukan hal yang terbaik” (2008: 27). Menurut Megawangi dalam
buku Darmiyati (2004: 110) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai
“Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya”.
c. Makna Pendidikan Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 4) pendidikan
karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan dan karakter
bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius,
nasionalis, produktif dan kreatif. Sedangkan menurut Koesoema pendidikan
karakter merupakan nilai-nilai dasar yang harus dihayati jika sebuah
masyarakat mau hidup dan bekerja sama secara damai. Nilai-nilai seperti
kebijaksanaan, penghormatan terhadap yang lain, tanggung jawab pribadi,
6
perasaan senasib, sependeritaan, pemecahan konflik secara damai, merupakan
nilai-nilai yang semestinya diutamakan dalam pendidikan karakter (2007: 250).
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku
yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga,
masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan
yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan karakter
mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi otak tengah secara alami.
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Definisi pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah karakter, dimana sekolah
adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter menurut Thiomas Lickona. Adapun
proses pendidikan karakter itu sendiri didasarkan pada totalitas psikologis yang
mencangkup seluruh potensi individu manusia dan fungsi totalitas sosiokulturdal
dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
Berdasarkan totalitas psikologis dan sosiokultural pendidikan karakter dapat
dikelompokan sebagai berikut : (1) Olah hati, olah piker , olah rasa/karsa, dan olahraga.
(2)Beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotic. (3)Ramah,
saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis,
kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, banggua mengunakan bahasa dan
produk Indonesia, dinamis, kerja keras dan beretos kerja. (4) Bersih dan sehat , disiplin,
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, deteminatif, kompetitif,
ceria, gigih, cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif,
berorientasi IPTEKS dan reflektif
Karakter suatu bangsa dapat diliat dengan dengan karakter warganya. Karakter
warganya atau watak dari warganya yang akan menjadi tumuan pada watak bangsa
untuk membangun karakter harus dipikirkan dengan kesungguhan: bagaimana cara
mendidik anak – anak disekolah agar selain menjadi pintar juga menjadi manusis yang
berwatak.
Pendidikan watak yang dikembangkan disekolah harus benar – benar
dijalankan dan diterapkan bukan hanya pada siswa saja melainkan pada guru dan
7
siswanya juga maka dari itu pendidikan karakter harus dibudidayakan disekolah
langkah – langkahnya begitu kompleks dan keterlibatan penuh antra siswa dan pengajar
harus baik. Ketika pendekatan yang dilakukan telah berjalan disekolah dengan baik ,
dimana upaya – upaya dalam membudayakan karakter telah dilakukan mka berikanlah
suau apresiasi bagi warga sekolah yang telah menunjukan keberhasilan di dalam
pendidikan karakter. Hal inilah yang membuat semangat tidak hanya kerja keras saja
namun apresiasi adalah suatu cara yang membuat semangat. Jika hal itu dilakukan
dengan baik maka karakter bangsa Indonesia akan menjadi the best character.
Upaya yang dilakukan untuk menuju Indonesia berkarater yaitu dengan
membenahi dari segi pendidikan. Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 di Bab
1 , Pasal 1, Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian pendidikan itu
terdapat bahwa dalam pendidikan siswa dituntut aktif agar siswa dapat mngembangkan
potensi dirinya dan bagaimanakan suasana yang mendukung proses pembelajaran yang
berkarakter. Proses belajar inilah yang menuntut siswa lebih aktif dimana guru hanya
sebagai motivator, fasilitator bagi siswa bukan lagi sebagai sumber belajar yang
mutlak.
B. Urgensinya Pendidikan Karakter Anak
Dewasa ini banyak sekali kriminalitas yang terjadi di Indonesia baik para kaum
dewasa maupun anak – anak. Mencatat data layanan pengaduan masyarakat
melalui Hotline Service dalam bentuk pengaduan langsung, telephone, surat menyurat
maupun elektronik, sepanjang tahun 2011 KomNas Anak menerima 2.386 kasus. Sama
artinya bahwa setiap bulannya KomNas Anak menerima pengaduaan masyarakat
kurang lebih 200 (dua ratus) pengaduan pelanggaran terhadap hak anak. Angka ini
meningkat 98 % jika dibanding dengan pengaduan masyarakat yang di terima Komisi
Nasional Perlindungan Anak pada tahun 2010 yakni berjumlah 1.234 pengaduan.
Melihat peningkatan yang signifikan maka sangat diperlukan pembenahan kembali di
dunia pendidikan , yaitu pendidikan karakter. Memudarnya penghayatan dengan nilai
8
– nilai Pancasila yang membuat negeri ini terpuruk dalam segala bidang kehidupan,
baik ideology, politik, ekonomi, sosiologi budaya dan ketahanan dan keamanan.
Kondisi ini yang melanda pada setiapa lapisan mayarakat baik masyarakat bawah
maupun masyarakat kelas atas. Membangun karakter/ budi pekerti bangsa tidak mudah,
perlu proses yang panjang, waktu lama , biaya yang besar .
Urgensi dari Pendidikan karakter bangsa yang ditegaskan oleh beberapa tokoh
– tokoh negara Wakil Presiden RI, Boediono berkata bahwa “ Didalam Rencana Aksi
Nasional (RAN) pembangunan karakter Bangsa tahun 2010 – 2025, di dalam Ran harus
terlihat tema yang menegaskan mata rantai yang berkaitan satu sama lainnya sehingga
bersinergi dan mencapai sasaran dengan sumber daya yang optimal. (Dalam Majalah
Formula Vol. IV – Juni 2010) .Urgensi pembangunan karakter bangsa ditegaskan pula
oleh Mentri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh menyatakan bahwa Program
pembangunan karakter bangsa dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan
sejumlah kementerian. “ ini program kroyokan. Program ini bukan hanya penting tetapi
genting”. Dari berbagai pendapat yang telah diungkapkan oleh para tokoh – tokoh
negara maka urgensi pendidikan karakter sangat dibutuhkan di sekolah – sekolah untuk
kepentingan perkembangan karakter bangsa.
Pembangun karakter siswa di sekolah merupakan tanggung jawab bersama
warga sekolah melalui upaya secara menyeluruh (holistik) dan berkesinambungan.
Beberapa saran yang dilakukan untuk mengembangkan karakter secara berkelanjutan
adalah:
1. Melakukan umpan balik tentang kinerja guru di kelas khususnya dalam
mengembangkan karakter dengan menggunakan kerangka kerja secara menyeluruh;
2. Mensosialisasikan berbagai cara yang efektif melibatkan warga sekolah;
3. Memberikan reward kepada sekolah-sekolah yang berhasil mengembangkan
karaker di sekolah
4. Perlu ada terobosan baru dengan tetap menjadikan guru sebagai idola anak didiknya
5. Mencari variasi model-model pembelajaran, khususnya membiasakan relfeksi setiap
habis pelajaran tertentu.
9
Refleksi ini tujuannya mencari makna dan hikmah dari setiap materi pelajaran
yang sudah diajarkan. Jika semuanya berjalan dengan baik harapannya Indonesia
menjadi bangsa yang berkarakter.
C. Fairytale (Dongeng) Sebagai Salah Satu Cara Belajar Pendidikan Karakter
Seorang anak pasti lebih menyukai cara belajar yang menyenangkan dan berbeda
dengan yang lain yang hanya ceramah. Dalam pembelajaran kali ini seorang guru bukanlah
sumber belajar satu – satunya dalam hal ini sangat menghindari pedidikan gaya bank,
seorang guru tidak boleh hanya mendominasi kelas memberi umpan terus kepada siswa
tanpa memberi kesenpatan pada siswa agar siswa aktif, pemebeljaran yang seperti ini perlu
dihindari.
Memberi pelajaran pada anak – anak usia dini tidaklah mudah karena daya ingat
anak sangatlah kuat jadi jangan sampai seorang anak salah persepsi kepada apa yang dia
dengar dan lihat dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari – sehari, kalo apa yang
dia tangkap salah maka akan salah terus sampai ia dewasa sehingga sulit untuk dirubahnya.
Anak – anak suka dengan cara meniru , meniru tokoh – tokoh idola mereka dari berbagai
media seperti film, komik, kehidupan realita mereka, dan dari dongeng ataupun cerita –
cerita inspiratif. Salah satu hal yang disukai oleh anak – anak adalah dongeng. Tokoh –
tokoh dari dongeng ini yang bisa menjadi teladan untuk anak – anak. Belajar yang diselingi
dengan dongeng – dongeng seperti ini yang sering dinanti oleh anak – anak , agar tidak
membosankan dan anak lebih terinspirasi dari tokoh – tokoh yang ada di dalam dongeng –
dongeng tersebut. Jadi dalam belajar hal ini seorang guru memberikan sebuah dongeng
kepada siswa kemudian memotivasi siswa dengan dongeng tersebut bagaimana karakter
tokoh – tokoh yang ada didalam dongeng tersebut dan menyimpulkannya dengan harapan
siswanya meniru tokoh protagonisnya,
Berikut adalah salah satu contoh dongeng yang didalamnya terdapat kisah inspiratif
yang dapat dijadikan bahan ajar dalam penbelajaran Pendidikan Karakter “Kerja keras”
dan “ Jujur”. Kisah – kisah ini tidak hanya diterapkan di matapelajarn PKn tetapi dapat
juga terapkan dipelajaran PAI, Bahasa Indonesia dan lain – lain.
Adapun judul dari tulisan ini adalah kisah inspiratif yang ditulis oleh diosdas “ Sirih
Belanda”. Kisah ini sangat menyentuh , menggugah dan menginspirasi pembentukan
karakter kerja keras. Teks ini ada sedikit tambahan untuk memperkuat karakter tanpa
10
mengubah cerita asli dan substansi pesan moralnya berikut kisah “ Sirih Belanda dan
Persahabatan” yang dapat dijadikan bahan ajar pendidikankarakter diruang kelas.
“ Kisah Sirih Belanda dan Persahabatan dalam Karakter Kerja Keras dan Jujur”
Mila baru saja merenovasi rumahnya tiga bulan yang lalu. Dia memang
sangat ingin memiliki taman dibelakang rumahnya untuk dia bisa duduk – duduk
dipagi hari dan sore hari menikmati matahari dan kesegaran udara bebas. Mila
memang menyukai alam dan pecinta tanaman. Dia menanam dan merawat
berbagai tanaman. Kini, Mila baru bisa menikmati kenyamanan taman dibelakang
rumahnya
Pagi itu, Mila mengamati daun-daun sirih belanda yang menjulur
memenuhi taman kecil di belakang rumahnya. Daunnya yang menghijau dengan
semburat kuning di beberapa tempat sangat segar dipandang mata. Mila sungguh
tak menyangka tumbuhan itu akan bertahan hidup.
Beberapa waktu yang lalu, tumbuhan itu tertimbun bahan bangunan.
Tidak sekedar satu atau dua buah batu bata, tetapi setumpuk beton bongkaran
bangunan. Ya, ia harus merenovasi rumahnya. Akibatnya, beberapa tanaman
kesayangannya harus dikorbankan, termasuk sirih belanda yang kala itu masih
baru saja ditanamnya. Dia merasa sayang sebenarnya. Sirih belanda memang
tanaman yang tidak mahal. Dia bisa saja membelinya lagi. Namun, yang satu ini
berbeda. Sirih belanda itu hadiah dari sobatnya sendiri.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ia sudah melupakan
kesedihannya kehilangan tanaman dari sahabatnya. Namun, di suatu pagi yang
cerah ia melihat keajaiban yang tak berani diharapkannya: sepucuk kecil sirih
belanda muncul dari sisa-sisa bahan bangunan. Betapa terkejutnya ia. Sirih
belanda itu ternyata tidak mati! Berikutnya, pucuk-pucuk kecil yang lain
bermunculan dari balik sisa bahan bangunan itu. Sampai hari ini sirih belanda itu
malah memenuhi taman kecil di belang rumahnya dan naik merambati tembok-
tembok belakang rumahnya. Sirih belanda itu memberi nuansa hijau yang segar
dengan semburat kuningnya yang cantik di taman.
Mila menghela napas. Sangat dalam. Sirih belanda pemberian
sahabatnya itu bertahan di bawah tekanan sisa bahan bangunan. Namun,
persahabatannya tidak.
Mila teringat ketika masa suram itu datang menimpanya. Ia diberhentikan
dengan semena-mena. Tidak hanya itu saja, ia juga dituduh dengan tuduhan
bermacam-macam: koruptor, pencuri, penghasut, dan lain sebagainya. Semuanya
itu karena ia tidak mau ikut-ikutan bermain kotor di kantornya. Ganjarannya
adalah pengucilan sampai dengan pemecatannya.
Saat itu adalah saat yang sangat gelap buatnya. Namun, yang lebih
membuatnya terkejut adalah ketika mendapati kenyataan bahwa orang-orang
yang dianggapnya sahabat ternyata tidak seperti yang diduganya. Sahabatnya itu,
ikut juga melempar batu kepadanya, ketika ia sedang jatuh terpuruk.
Mila merenung mengingat kembali saat-saat itu. Persahabatan itu
ternyata palsu. Ketika harus memilih antara persahataban dengan jabatan, orang
ternyata lebih memilih jabatan. Sahabatnya itu harus ikut-ikutan melempar batu
kepadanya, bila masih sayang dengan jabatannya.
Kenyataan di depannya itu telak menampar kepercayaannya selama ini.
Selama ini ia yakin, tidak mungkin hal-hal duniawi mengalahkan nilai-nilai
persaudaraan dan persahabatan. Ternyata, ia keliru. Bila disuruh memilih, orang
ternyata lebih suka pada pilihan pragmatis.
11
Mila kecewa, sangat kecewa, bahkan terpukul. Namun, dia tidak mau
terus terpuruk, dengan segala upaya, usaha dan kerja kerasnya. Ia bangkit
kembali.
Sekarang, bila sedang sendirian di taman belakangnya itu, mau tak mau
ia teringat kembali semuanya. Ia sudah kehilangan semuanya. Namun, rimbun
sirih belanda di sana seolah membisikkan sesuatu yang lain. Ia tak boleh
kehilangan semangat untuk berjuang. Seperti sirih belanda kecil yang tertimbun
bahan bangunan tapi tetap berjuang untuk terus tumbuh, ia juga akan terus
berjuang.
Sirih belanda itu sekarang tidak lagi membuatnya menangisi sahabatnya.
Sebaliknya, tumbuhan itu memberinya semangat baru. Semangat untuk terus
melanjutkan hidup dan bertumbuh. Jauh di lubuk hatinya, ia berterima kasih pada
mantan sahabatnya. Sirih belanda pemberian sahabatnya itu telah memberinya
setitik embun inspirasi kehidupan.
Sumber: http://diosdias.wordpress.com/category/kisah-inspiratif/
Langkah Pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1. Guru menggandakan cerita tersebut
2. Kemudian cerita tersebut dibacakan oleh para siswa satu persatu per alinea sampai
selesai
3. Setelah dibacakan cerita itu kemudian guru memfasilitasi diskusi dengan
memancing pertanyaan – pertanyaan kepada siswa. Seperti:
a. Apa yang terjadi dengan Mila dan sahabatnya?
b. Apa karakter watak yang dimiliki Mila?
c. Nilai karakter apa yang bisa didapatkan dari kisah diatas?
d. Apa yang kamu lakukan jika kamu jadi Mila?
e. Apa yang kamu lakukan jika kamu menjadi sahabat Mila?
4. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari kisah ini dengan penguat karakter kerja
keras dan jujur, dimana siswa diminta membuat cerita pendek tentang pengalaman
hidupnya atau pengalaman orang lain yang dia tahu, dengan cerita yang menyentuh
dan menginspirasi orang lain.
Dari cerita diatas secara tidak langsung si anak dapat meniru mnerapkan watak
– watak tokoh itu dalam kehidupan sehari –hari. Dari cara ini guru dapat menanamkan
karakter – karakter yang baik yang ada dalam sebuah cerita kepada peserta didiknya.
Dengan cara seperti diharapkan siswa – siswa tidak bosan dengan pelajaran
PKn yang didalamnya diajarkan pula tentang Pendidikan Karakter.
12
6. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah karakter, dimana sekolah
adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter. Adapun proses pendidikan karakter itu
sendiri didasarkan pada totalitas psikologis yang mencangkup seluruh potensi individu
manusia dan fungsi totalitas sosiokulturdal dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan
pendidikan, dan masyarakat. Pendidikan karakter yang erap kali ditanamkan dalam Mata
Pelajaran PKn yang kurang diminati oleh anak – anak dibandingkan dengan mata pelajaran
lainnya. Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan pembelajaran melalui dongeng dan
kisah inspiratif guna menginspirasi anak dan harapannya anak akan meniru karakter –
karakter baik yang ada dalam cerita tersebut.
Saran
Didalam dunia Pendidikan saat ini yang mengacu pada kurikulum 2013 menuntut
siswa aktif, maka dari itu pembelajaran yang harus digunakan juga arus menarik, inovatif
dan kreatif agar siswa lebih bersemangat pembelajaran dengan dongeng ini salah satu
caranya.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Muhammad Maswardi.2011.Pendidikan Karakter Anak Bangsa.Jakarta:Baduose
Media Jakarta.
Listyarti, Retno.2012.Pendidikan karakter dalam metode aktif, inovatif dan
kreatif.Jakarta:Esensi Erlangga Group
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional
Diosdias.2012. Kisah Inspiratif.From http://diosdias.wordpress.com/category/kisah-
inspiratif/ (Diunduh tangal 2 Oktober 2013).
KomNasPa.2011.Catatan Akhir Tahun Komisi Perlindungan Anak. From
http://komnaspa.wordpress.com/2011/12/21/catatan-akhir-tahun-2011-komisi-
nasional-perlindungan-anak/ (Diunduh Tanggal 19 September 2013).
Puskominfo bid humas polda metro jaya.2012. 2.008 Kasus Kriminal Dilakukan Anak-anak.
From
http://humaspoldametrojaya.blogspot.com/2012/05/2.html (Diunduh tanggal 18
September 2013).

More Related Content

What's hot

Uts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanUts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanFeralia Eka Putri
 
Buku Modul Kuliah Pancasila
Buku Modul Kuliah PancasilaBuku Modul Kuliah Pancasila
Buku Modul Kuliah PancasilaMawar 99
 
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0Tri Damayantho
 
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...weny maniez
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaPajeg Lempung
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikanEko Wahyudi
 
Ab. pendahuluan
Ab. pendahuluanAb. pendahuluan
Ab. pendahuluanEdi Ison
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikanriswanda-pg
 

What's hot (16)

11. naskah publikasi
11. naskah publikasi11. naskah publikasi
11. naskah publikasi
 
Makalah pengamalan pancasila
Makalah pengamalan pancasilaMakalah pengamalan pancasila
Makalah pengamalan pancasila
 
Landasan kurikulum
Landasan kurikulumLandasan kurikulum
Landasan kurikulum
 
LANDASAN KURIKULUM
LANDASAN KURIKULUMLANDASAN KURIKULUM
LANDASAN KURIKULUM
 
Uts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanUts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikan
 
Buku Modul Kuliah Pancasila
Buku Modul Kuliah PancasilaBuku Modul Kuliah Pancasila
Buku Modul Kuliah Pancasila
 
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
 
Tugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempurTugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempur
 
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Ab. pendahuluan
Ab. pendahuluanAb. pendahuluan
Ab. pendahuluan
 
tugas pancasila ok.docx
tugas pancasila ok.docxtugas pancasila ok.docx
tugas pancasila ok.docx
 
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUMLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 

Similar to Pembelajaran Karakter

Tugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan KarakterTugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan KarakterBoy Hilman
 
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...AfifSusanto1
 
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docxPendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docxfadiaramadhani34
 
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docxPendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docxfadiaramadhani34
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaHilman Latief
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceedingPristiadi Utomo
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakterpenggawa
 
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...Herfen Suryati
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaAndy Nostalgither's
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiFenti Anita Sari
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakterTeukuMahawira
 

Similar to Pembelajaran Karakter (20)

Tugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan KarakterTugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan Karakter
 
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
 
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docxPendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
 
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docxPendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
 
Bab 1 07110244015
Bab 1   07110244015Bab 1   07110244015
Bab 1 07110244015
 
isi
isiisi
isi
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceeding
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
 
Ppd
PpdPpd
Ppd
 
4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
 
2 samino(1)
2 samino(1)2 samino(1)
2 samino(1)
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Pembelajaran Karakter

  • 1. UJIAN TENGAH SEMESTER PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH “ Karya Tulis Ilmiah Konseptual ” Diajukan untuk memenuhi ujian tengah semester mata kuliah Penulisa Karya Tulis Ilmiah Dosen Pengampu : Andi Suhardiyanto, S.Pd, M.Si Drs. Tijan, M.Si Drs. Ngabiyanto,M.Si Disusun Oleh Nama : Aziz Zindani NIM : 3301412021 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
  • 2. 2 1. Pembelajaran dengan Fairytale sebagai Pelaksanaan Pendidikan Karakter Meningkatkan Minat Siswa dalam Mata Pelajaran Pkn 2. LATAR BELAKANG MASALAH Kementrian Pendidikan Nasional 2010 – 2014 telah mencanangkan penerapan pendidikan karakter disekolah untuk seluruh jenjang pendidikan di Indonesia mulai tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Perguruan Tinggi (PT) dalam sistem pendidikan di Indonesia. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter disemua jenjang pendidikan tersebut maka sangat diperlukan kerja keras semua pihak, terutama terhadap program – program yang berkontribusi besar terhadap peradaban bangsa yang harus benar – benar dioptimalkan. Penerapan pendidikan karakter disekolah memerlukan pemahaman tentang konsep, teori, metodelogi, dan aplikasi yang relevan dengan pembentukan karakter dan pendidikan karakter. Pada implementasinya pendidikan karakter masih berbanding lurus dengan meningkatnya angka kriminalitas dan dekadensi moral dikalangan anak sekolah. Salah satu pembentukan karakter dapat melalui pendidikan moral. Pendidikan moral bertujuan untuk menanamkan nilai moral dan norma yang baik, meningkatkan, dan memperluas tatanan nilai keyakinan seseorang, meningkatkan kualitas manusia, menangkal, memperkecil, dan meniadakan hal-hal yang negatif. Namun realitanya peristiwa kriminalitas yang dilakukan oleh anak – anak sangatlah banyak tercatat pada tahun 2012 mencapai 2.008 kasus kriminalitas dilakukan oleh anak. Seperti yang diinformasikan oleh Puskominfo Bid Humas Polda Metro Jaya pada tanggal 12 Mei 2012 PUSKOMINFO - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat sebanyak 2.008 kasus kriminalitas yang dilakukan anak usia sekolah terjadi di sepanjang kuartal pertama 2012. Jumlah itu meliputi berbagai jenis kejahatan seperti pencurian, tawuran, dan pelecehan seksual yang dilakukan siswa SD hingga SMA. Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait mengatakan, angka kriminalitas yang dilakukan anak usia sekolah cenderung meningkat setiap tahunnya. Dari data yang diperoleh Komnas PA, pada 2010 terjadi 2.413 kasus kriminal anak usia sekolah. Jumlah itu kemudian meningkat di 2011, yakni sebanyak 2.508 kasus. Menurutnya, ada dua penyebab aksi kejahatan yang diperbuat anak usia sekolah. Pertama adalah imitasi anak atas segala tindakan kekerasan yang mereka lihat. Kedua, faktor pelepasan ekspresi yang tersumbat. Arist mengungkapkan, sebagian besar anak cenderung meniru atas fenomena yang dia lihat dan rasakan. Bila yang dilihat dan dirasakan adalah peristiwa yang baik, mereka melakukan hal yang serupa dengan itu. "Tapi yang terjadi justru sebaliknya, mereka kerap menyaksikan adegan kekerasan sehingga berperilaku seperti itu juga," ujar dia.
  • 3. 3 Dia menambahkan, sebagian besar anak-anak melakukan imitasi atas tayangan yang ada di televisi. Tayangan yang mayoritas menampilkan kekerasan akan menanamkan suatu kebenaran akan kekerasan pada benak anak. Sejumlah anak juga kehilangan ruang dan akses untuk melepaskan ekspresinya. Akibatnya, mereka mengalami kebuntuan ekspresi yang positif dan cenderung mengarah kepada tindakan yang tidak produktif.Misalnya, kata Arist, karena sulit memperoleh akses untuk berekspresi, sejumlah anak berkumpul satu sama lain. Kegiatan itu dapat menuntun mereka melakukan hal negatif seperti balapan liar atau tawuran. "Karenanya semua pihak harus terlibat dalam penyediaan ruang ekspresi itu seperti keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah," ujarnya. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Drs. Rikwanto menambahkan, saat ini, pelaku kejahatan anak tetap diproses sesuai undang-undang yang berlaku. Hanya saja, ruang tahanan mereka terpisah. Pemeriksaan juga didampingi oleh orang tua. "Tindak kejahatan yang dilakukan anak-anak tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Tidak jarang melukai korbannya baik dengan senjata tajam maupun benda lainnya," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya. ( Sumber : http://humaspoldametrojaya.blogspot.com/2012/05/2.html ) Melihat banyaknya kasus kriminal yang dilakukan oleh anak serta banyaknya faktor yang menyebabkan rusaknya moral anak maka pendidikan karakter merupakan suatu upaya pembimbingan perilaku anak agar mengetahui, mencintai, dan melakukan kebaikan. Pendidikan karaker yang selama ini disandarkan pada mata pelajaran PKn seperti apa yang telah tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan kewarganegaraan yang ditekankan pada proses pembentukan karakter yang berlandaskan Pancasila sangatlah mulia. Namun, dalam pelaksanaannya banyak sekali penyimpangan terhadap Pancasila itu sendiri seperti praktik korupsi yang menggila, banyaknya praktek kekerasan, kenakalan remaja dan masih banyak permasalahan sosial lainnya. Melihat realita tersebut berarti pendidikan karakter yang disalurkan kepada siswa kurang bisa diserap dan dipraktekkan oleh anak. Salah satu penyebabnya adalah para guru yang sudah mengajar pendidikan karakter namun masih seputar teori kurang inovatifnya metode yang digunakan belum ada aplikasi ke dalam kehidupan. Penyebab inilah yang membuat peserta didik merasa bosan sehingga pelajaran PKn yang didalamnya terdapat nilai – nilai Pendidikan Karakter tidak tersampaikan dengan baik. Kebanyakan anak – anak tidak suka dengan pelajaran PKn , agar mereka suka dengan pelajaran Pkn yang didalamnya terdapat Pendidikan Karakter maka metode belajar yang aktif , inovatif kreatif yang sangat mendukung pengembangan karakter anak.
  • 4. 4 Berdasarkan latar belakang diatas, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai salah satu metode yang bisa dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Karakter yaitu pembelajaran Pendidikan Karakter dengan fairytale (dongeng) sebagai salah satu upaya meningkatkan minat anak terhadap pendidikan karakter demi terwujudnya Indonesia yang berkarakter. 3. PERUMUSAN MASALAH a. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan : a. Urgensinya Pendidikan dalam pembangunan karakter b. Penerapan belajar dengan fairytale (dongeng) dalam pembelajaran Pendidikan Karakter anak. b. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah yang akan dikaji adalah : a. Apakah Urgensi pendidikan karakter dalam pembangunan karakter ? b. Bagaimana cara Penerapan belajar dengan fairytale (dongeng) dalam pembelajaran Pendidikan Karakter anak ? 4. TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini ialah : 1. Mengetahui urgensi Pendidikan karakter dalam membangun karakter 2. Mengetahui cara penerapan belajar dengan fairytale (dongeng) dalam pembelajaran Pendidikan Karakter anak. 5. KAJIAN TEORI 1. Pendidikan Karakter a. Makna Pendidikan Sebelum berbicara mengenai apa itu pendidikan karakter, terlebih dahulu akan dilihat definisi dari pendidikan itu sendiri. Ada berbagai pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh sejumlah pakar pendidikan. Menurut Hasan Langgulung “Pendidikan (education) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin ‘educare’ berarti memasukkan sesuatu” (1994: 4). Dalam konteks ini, makna pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai tertentu ke dalam kepribadian anak didik atau siswa. Driyarkara dalam jurnal yang ditulis Ali Muhtadi (2010:32),
  • 5. 5 mengemukakan “Bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk memanusiakan manusia”. Pada konteks tersebut pendidikan tidak dapat diartikan sekedar membantu pertumbuhan secara fisik saja, tetapi juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia dalam konteks lingkungan yang memiliki peradaban. Sedangkan menurut Yahya Khan (2010: 1) “Pendidikan merupakan sebuah proses yang menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, menata, dan mengarahkan”. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia agar dapat berkembang dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungannya. b. Makna Karakter Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 3) “Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”. Menurut Tadkiratun Musfiroh “Karakter mengacu pada serangkaian sikap perilaku (behavior), motivasi (motivations), dan ketrampilan (skills), meliputi keinginan untuk melakukan hal yang terbaik” (2008: 27). Menurut Megawangi dalam buku Darmiyati (2004: 110) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya”. c. Makna Pendidikan Karakter Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 4) pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Sedangkan menurut Koesoema pendidikan karakter merupakan nilai-nilai dasar yang harus dihayati jika sebuah masyarakat mau hidup dan bekerja sama secara damai. Nilai-nilai seperti kebijaksanaan, penghormatan terhadap yang lain, tanggung jawab pribadi,
  • 6. 6 perasaan senasib, sependeritaan, pemecahan konflik secara damai, merupakan nilai-nilai yang semestinya diutamakan dalam pendidikan karakter (2007: 250). Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan karakter mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi otak tengah secara alami. 6. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Definisi pendidikan karakter Pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah karakter, dimana sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter menurut Thiomas Lickona. Adapun proses pendidikan karakter itu sendiri didasarkan pada totalitas psikologis yang mencangkup seluruh potensi individu manusia dan fungsi totalitas sosiokulturdal dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Berdasarkan totalitas psikologis dan sosiokultural pendidikan karakter dapat dikelompokan sebagai berikut : (1) Olah hati, olah piker , olah rasa/karsa, dan olahraga. (2)Beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotic. (3)Ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, banggua mengunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras dan beretos kerja. (4) Bersih dan sehat , disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, deteminatif, kompetitif, ceria, gigih, cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi IPTEKS dan reflektif Karakter suatu bangsa dapat diliat dengan dengan karakter warganya. Karakter warganya atau watak dari warganya yang akan menjadi tumuan pada watak bangsa untuk membangun karakter harus dipikirkan dengan kesungguhan: bagaimana cara mendidik anak – anak disekolah agar selain menjadi pintar juga menjadi manusis yang berwatak. Pendidikan watak yang dikembangkan disekolah harus benar – benar dijalankan dan diterapkan bukan hanya pada siswa saja melainkan pada guru dan
  • 7. 7 siswanya juga maka dari itu pendidikan karakter harus dibudidayakan disekolah langkah – langkahnya begitu kompleks dan keterlibatan penuh antra siswa dan pengajar harus baik. Ketika pendekatan yang dilakukan telah berjalan disekolah dengan baik , dimana upaya – upaya dalam membudayakan karakter telah dilakukan mka berikanlah suau apresiasi bagi warga sekolah yang telah menunjukan keberhasilan di dalam pendidikan karakter. Hal inilah yang membuat semangat tidak hanya kerja keras saja namun apresiasi adalah suatu cara yang membuat semangat. Jika hal itu dilakukan dengan baik maka karakter bangsa Indonesia akan menjadi the best character. Upaya yang dilakukan untuk menuju Indonesia berkarater yaitu dengan membenahi dari segi pendidikan. Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 di Bab 1 , Pasal 1, Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian pendidikan itu terdapat bahwa dalam pendidikan siswa dituntut aktif agar siswa dapat mngembangkan potensi dirinya dan bagaimanakan suasana yang mendukung proses pembelajaran yang berkarakter. Proses belajar inilah yang menuntut siswa lebih aktif dimana guru hanya sebagai motivator, fasilitator bagi siswa bukan lagi sebagai sumber belajar yang mutlak. B. Urgensinya Pendidikan Karakter Anak Dewasa ini banyak sekali kriminalitas yang terjadi di Indonesia baik para kaum dewasa maupun anak – anak. Mencatat data layanan pengaduan masyarakat melalui Hotline Service dalam bentuk pengaduan langsung, telephone, surat menyurat maupun elektronik, sepanjang tahun 2011 KomNas Anak menerima 2.386 kasus. Sama artinya bahwa setiap bulannya KomNas Anak menerima pengaduaan masyarakat kurang lebih 200 (dua ratus) pengaduan pelanggaran terhadap hak anak. Angka ini meningkat 98 % jika dibanding dengan pengaduan masyarakat yang di terima Komisi Nasional Perlindungan Anak pada tahun 2010 yakni berjumlah 1.234 pengaduan. Melihat peningkatan yang signifikan maka sangat diperlukan pembenahan kembali di dunia pendidikan , yaitu pendidikan karakter. Memudarnya penghayatan dengan nilai
  • 8. 8 – nilai Pancasila yang membuat negeri ini terpuruk dalam segala bidang kehidupan, baik ideology, politik, ekonomi, sosiologi budaya dan ketahanan dan keamanan. Kondisi ini yang melanda pada setiapa lapisan mayarakat baik masyarakat bawah maupun masyarakat kelas atas. Membangun karakter/ budi pekerti bangsa tidak mudah, perlu proses yang panjang, waktu lama , biaya yang besar . Urgensi dari Pendidikan karakter bangsa yang ditegaskan oleh beberapa tokoh – tokoh negara Wakil Presiden RI, Boediono berkata bahwa “ Didalam Rencana Aksi Nasional (RAN) pembangunan karakter Bangsa tahun 2010 – 2025, di dalam Ran harus terlihat tema yang menegaskan mata rantai yang berkaitan satu sama lainnya sehingga bersinergi dan mencapai sasaran dengan sumber daya yang optimal. (Dalam Majalah Formula Vol. IV – Juni 2010) .Urgensi pembangunan karakter bangsa ditegaskan pula oleh Mentri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh menyatakan bahwa Program pembangunan karakter bangsa dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan sejumlah kementerian. “ ini program kroyokan. Program ini bukan hanya penting tetapi genting”. Dari berbagai pendapat yang telah diungkapkan oleh para tokoh – tokoh negara maka urgensi pendidikan karakter sangat dibutuhkan di sekolah – sekolah untuk kepentingan perkembangan karakter bangsa. Pembangun karakter siswa di sekolah merupakan tanggung jawab bersama warga sekolah melalui upaya secara menyeluruh (holistik) dan berkesinambungan. Beberapa saran yang dilakukan untuk mengembangkan karakter secara berkelanjutan adalah: 1. Melakukan umpan balik tentang kinerja guru di kelas khususnya dalam mengembangkan karakter dengan menggunakan kerangka kerja secara menyeluruh; 2. Mensosialisasikan berbagai cara yang efektif melibatkan warga sekolah; 3. Memberikan reward kepada sekolah-sekolah yang berhasil mengembangkan karaker di sekolah 4. Perlu ada terobosan baru dengan tetap menjadikan guru sebagai idola anak didiknya 5. Mencari variasi model-model pembelajaran, khususnya membiasakan relfeksi setiap habis pelajaran tertentu.
  • 9. 9 Refleksi ini tujuannya mencari makna dan hikmah dari setiap materi pelajaran yang sudah diajarkan. Jika semuanya berjalan dengan baik harapannya Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter. C. Fairytale (Dongeng) Sebagai Salah Satu Cara Belajar Pendidikan Karakter Seorang anak pasti lebih menyukai cara belajar yang menyenangkan dan berbeda dengan yang lain yang hanya ceramah. Dalam pembelajaran kali ini seorang guru bukanlah sumber belajar satu – satunya dalam hal ini sangat menghindari pedidikan gaya bank, seorang guru tidak boleh hanya mendominasi kelas memberi umpan terus kepada siswa tanpa memberi kesenpatan pada siswa agar siswa aktif, pemebeljaran yang seperti ini perlu dihindari. Memberi pelajaran pada anak – anak usia dini tidaklah mudah karena daya ingat anak sangatlah kuat jadi jangan sampai seorang anak salah persepsi kepada apa yang dia dengar dan lihat dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari – sehari, kalo apa yang dia tangkap salah maka akan salah terus sampai ia dewasa sehingga sulit untuk dirubahnya. Anak – anak suka dengan cara meniru , meniru tokoh – tokoh idola mereka dari berbagai media seperti film, komik, kehidupan realita mereka, dan dari dongeng ataupun cerita – cerita inspiratif. Salah satu hal yang disukai oleh anak – anak adalah dongeng. Tokoh – tokoh dari dongeng ini yang bisa menjadi teladan untuk anak – anak. Belajar yang diselingi dengan dongeng – dongeng seperti ini yang sering dinanti oleh anak – anak , agar tidak membosankan dan anak lebih terinspirasi dari tokoh – tokoh yang ada di dalam dongeng – dongeng tersebut. Jadi dalam belajar hal ini seorang guru memberikan sebuah dongeng kepada siswa kemudian memotivasi siswa dengan dongeng tersebut bagaimana karakter tokoh – tokoh yang ada didalam dongeng tersebut dan menyimpulkannya dengan harapan siswanya meniru tokoh protagonisnya, Berikut adalah salah satu contoh dongeng yang didalamnya terdapat kisah inspiratif yang dapat dijadikan bahan ajar dalam penbelajaran Pendidikan Karakter “Kerja keras” dan “ Jujur”. Kisah – kisah ini tidak hanya diterapkan di matapelajarn PKn tetapi dapat juga terapkan dipelajaran PAI, Bahasa Indonesia dan lain – lain. Adapun judul dari tulisan ini adalah kisah inspiratif yang ditulis oleh diosdas “ Sirih Belanda”. Kisah ini sangat menyentuh , menggugah dan menginspirasi pembentukan karakter kerja keras. Teks ini ada sedikit tambahan untuk memperkuat karakter tanpa
  • 10. 10 mengubah cerita asli dan substansi pesan moralnya berikut kisah “ Sirih Belanda dan Persahabatan” yang dapat dijadikan bahan ajar pendidikankarakter diruang kelas. “ Kisah Sirih Belanda dan Persahabatan dalam Karakter Kerja Keras dan Jujur” Mila baru saja merenovasi rumahnya tiga bulan yang lalu. Dia memang sangat ingin memiliki taman dibelakang rumahnya untuk dia bisa duduk – duduk dipagi hari dan sore hari menikmati matahari dan kesegaran udara bebas. Mila memang menyukai alam dan pecinta tanaman. Dia menanam dan merawat berbagai tanaman. Kini, Mila baru bisa menikmati kenyamanan taman dibelakang rumahnya Pagi itu, Mila mengamati daun-daun sirih belanda yang menjulur memenuhi taman kecil di belakang rumahnya. Daunnya yang menghijau dengan semburat kuning di beberapa tempat sangat segar dipandang mata. Mila sungguh tak menyangka tumbuhan itu akan bertahan hidup. Beberapa waktu yang lalu, tumbuhan itu tertimbun bahan bangunan. Tidak sekedar satu atau dua buah batu bata, tetapi setumpuk beton bongkaran bangunan. Ya, ia harus merenovasi rumahnya. Akibatnya, beberapa tanaman kesayangannya harus dikorbankan, termasuk sirih belanda yang kala itu masih baru saja ditanamnya. Dia merasa sayang sebenarnya. Sirih belanda memang tanaman yang tidak mahal. Dia bisa saja membelinya lagi. Namun, yang satu ini berbeda. Sirih belanda itu hadiah dari sobatnya sendiri. Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ia sudah melupakan kesedihannya kehilangan tanaman dari sahabatnya. Namun, di suatu pagi yang cerah ia melihat keajaiban yang tak berani diharapkannya: sepucuk kecil sirih belanda muncul dari sisa-sisa bahan bangunan. Betapa terkejutnya ia. Sirih belanda itu ternyata tidak mati! Berikutnya, pucuk-pucuk kecil yang lain bermunculan dari balik sisa bahan bangunan itu. Sampai hari ini sirih belanda itu malah memenuhi taman kecil di belang rumahnya dan naik merambati tembok- tembok belakang rumahnya. Sirih belanda itu memberi nuansa hijau yang segar dengan semburat kuningnya yang cantik di taman. Mila menghela napas. Sangat dalam. Sirih belanda pemberian sahabatnya itu bertahan di bawah tekanan sisa bahan bangunan. Namun, persahabatannya tidak. Mila teringat ketika masa suram itu datang menimpanya. Ia diberhentikan dengan semena-mena. Tidak hanya itu saja, ia juga dituduh dengan tuduhan bermacam-macam: koruptor, pencuri, penghasut, dan lain sebagainya. Semuanya itu karena ia tidak mau ikut-ikutan bermain kotor di kantornya. Ganjarannya adalah pengucilan sampai dengan pemecatannya. Saat itu adalah saat yang sangat gelap buatnya. Namun, yang lebih membuatnya terkejut adalah ketika mendapati kenyataan bahwa orang-orang yang dianggapnya sahabat ternyata tidak seperti yang diduganya. Sahabatnya itu, ikut juga melempar batu kepadanya, ketika ia sedang jatuh terpuruk. Mila merenung mengingat kembali saat-saat itu. Persahabatan itu ternyata palsu. Ketika harus memilih antara persahataban dengan jabatan, orang ternyata lebih memilih jabatan. Sahabatnya itu harus ikut-ikutan melempar batu kepadanya, bila masih sayang dengan jabatannya. Kenyataan di depannya itu telak menampar kepercayaannya selama ini. Selama ini ia yakin, tidak mungkin hal-hal duniawi mengalahkan nilai-nilai persaudaraan dan persahabatan. Ternyata, ia keliru. Bila disuruh memilih, orang ternyata lebih suka pada pilihan pragmatis.
  • 11. 11 Mila kecewa, sangat kecewa, bahkan terpukul. Namun, dia tidak mau terus terpuruk, dengan segala upaya, usaha dan kerja kerasnya. Ia bangkit kembali. Sekarang, bila sedang sendirian di taman belakangnya itu, mau tak mau ia teringat kembali semuanya. Ia sudah kehilangan semuanya. Namun, rimbun sirih belanda di sana seolah membisikkan sesuatu yang lain. Ia tak boleh kehilangan semangat untuk berjuang. Seperti sirih belanda kecil yang tertimbun bahan bangunan tapi tetap berjuang untuk terus tumbuh, ia juga akan terus berjuang. Sirih belanda itu sekarang tidak lagi membuatnya menangisi sahabatnya. Sebaliknya, tumbuhan itu memberinya semangat baru. Semangat untuk terus melanjutkan hidup dan bertumbuh. Jauh di lubuk hatinya, ia berterima kasih pada mantan sahabatnya. Sirih belanda pemberian sahabatnya itu telah memberinya setitik embun inspirasi kehidupan. Sumber: http://diosdias.wordpress.com/category/kisah-inspiratif/ Langkah Pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1. Guru menggandakan cerita tersebut 2. Kemudian cerita tersebut dibacakan oleh para siswa satu persatu per alinea sampai selesai 3. Setelah dibacakan cerita itu kemudian guru memfasilitasi diskusi dengan memancing pertanyaan – pertanyaan kepada siswa. Seperti: a. Apa yang terjadi dengan Mila dan sahabatnya? b. Apa karakter watak yang dimiliki Mila? c. Nilai karakter apa yang bisa didapatkan dari kisah diatas? d. Apa yang kamu lakukan jika kamu jadi Mila? e. Apa yang kamu lakukan jika kamu menjadi sahabat Mila? 4. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari kisah ini dengan penguat karakter kerja keras dan jujur, dimana siswa diminta membuat cerita pendek tentang pengalaman hidupnya atau pengalaman orang lain yang dia tahu, dengan cerita yang menyentuh dan menginspirasi orang lain. Dari cerita diatas secara tidak langsung si anak dapat meniru mnerapkan watak – watak tokoh itu dalam kehidupan sehari –hari. Dari cara ini guru dapat menanamkan karakter – karakter yang baik yang ada dalam sebuah cerita kepada peserta didiknya. Dengan cara seperti diharapkan siswa – siswa tidak bosan dengan pelajaran PKn yang didalamnya diajarkan pula tentang Pendidikan Karakter.
  • 12. 12 6. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah karakter, dimana sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter. Adapun proses pendidikan karakter itu sendiri didasarkan pada totalitas psikologis yang mencangkup seluruh potensi individu manusia dan fungsi totalitas sosiokulturdal dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Pendidikan karakter yang erap kali ditanamkan dalam Mata Pelajaran PKn yang kurang diminati oleh anak – anak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan pembelajaran melalui dongeng dan kisah inspiratif guna menginspirasi anak dan harapannya anak akan meniru karakter – karakter baik yang ada dalam cerita tersebut. Saran Didalam dunia Pendidikan saat ini yang mengacu pada kurikulum 2013 menuntut siswa aktif, maka dari itu pembelajaran yang harus digunakan juga arus menarik, inovatif dan kreatif agar siswa lebih bersemangat pembelajaran dengan dongeng ini salah satu caranya. DAFTAR PUSTAKA Amin, Muhammad Maswardi.2011.Pendidikan Karakter Anak Bangsa.Jakarta:Baduose Media Jakarta. Listyarti, Retno.2012.Pendidikan karakter dalam metode aktif, inovatif dan kreatif.Jakarta:Esensi Erlangga Group Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional Diosdias.2012. Kisah Inspiratif.From http://diosdias.wordpress.com/category/kisah- inspiratif/ (Diunduh tangal 2 Oktober 2013). KomNasPa.2011.Catatan Akhir Tahun Komisi Perlindungan Anak. From http://komnaspa.wordpress.com/2011/12/21/catatan-akhir-tahun-2011-komisi- nasional-perlindungan-anak/ (Diunduh Tanggal 19 September 2013). Puskominfo bid humas polda metro jaya.2012. 2.008 Kasus Kriminal Dilakukan Anak-anak. From http://humaspoldametrojaya.blogspot.com/2012/05/2.html (Diunduh tanggal 18 September 2013).