Pemerintahan sosial media membagikan banyak sekali kasus bullying yang terjadi pada anak sekolah.Indonesia masuk kedalam posisi 5 dari 78 negara yang meimiliki tingkat bullying yang tinggi pada tahun 2022. Masalah ini haruslah dicegah dengan mempertegas kembali penerapan pendidikan karakter penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan berdasarkan pengamatan peniliti. pendidikan karakter diyakini akan menjadi solusi terbaik dari pengentasan bully karena dilakukan berdasarkan empat sumber utama yakni agama,pancasila,budaya, dan tujuan pendidikan.
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Pendidikan karakter untuk pengentasan bullying sekolah.docx
1. Pendidikan Karakter sebagai upaya pengentasan Bullying di Sekolah
Dr.A.Ramli Rasyid, S.OS,M.Pd Nur Fadia Fitri Ramadhani₁, Muhammad Raihan₂, Irfan
Irdiangsah Franata₃
Universitas Negeri Makassar₁₂₃
ramlirasyid@unm.ac.id, fadiaramadhani34@gmail.com, mraihanjijr@gmail.com,
irfanandi027@gmail.com
Abstrak
Pemberitaan sosial media membagikan banyak sekali kasus bullying yang terjadi pada anak
sekolah. Indonesia masuk kedalam posisi 5 dari 78 negara yang memiliki tinggat bullying yang
tinggi pada tahun 2022. Masalah ini haruslah dicegah dengan mempertegas kembali penerapan
pendidikan karakter. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan berdasarkan
pengamatan peneliti. Pendidikan karakter diyakini akan menjadi solusi terbaik dari pengentasan
bully karena dilakukan berdasarkan empat sumber utama yakni agama, Pancasila, budaya dan
tujuan pendidikan.
Kata kunci: Pendidikan Karatkter, bullying
Pendahuluan
Pendidikan merupakan tonggak perubahan generasi. Menurut Koesoema, (2007)
Pendidikan adalah proses pengahayatan budaya yang dilakukan oleh sekumpulan atau individu
untuk menjadi masyarakat yang lebih beradab. Sedangkan menurut Sinurat (2022) pendidikan
merupakan proses suatu negara dalam mempersiapkan generasinya menuju tujuan hidup yang
lebih efektif dan efisien. Pendidikan acapkali menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara. Hingga
tak jarang tujuan pendidikan yang berhasil dicerminkan dari perilaku, sikap dan implementasi
norma dimasyarakat yang terlaksana sesuai Pancasila.
Sepanjang sejarah, pendidikan pada dasarnya memiliki dua tujuan yaitu membantu
manusia menjadi cerdas secara intelektual dan membantu manusia untuk cerdas secara emosional
2. (Sukatin et al., 2022). Namun realitas yang terjadi dalam dunia pendidikan negara saat ini masih
menekankan pada kecerdasan berbasis intelektual, padahal intelektual dan emosional merupakan
satu kesatuan yang harus selalu beriringan. Hancurnya moral generasi menjadi masalah akut yang
kemudian melatarbelakangi diperlukannya pendidikan karakter.
Pendidikan karakter merupakan proses pemahaman dan menanamkan nilai-nilai karakter
yang bertujuan untuk mencetak individu yang memiliki arah tujuan hidup yang lebih baik.
Pendidikan karakter bukanlah proses belajar yang memberikan pemahaman terkait nilai hidup
bermasyarakat. Pendidikan karakter menjadi suatu yang sangat penting dan dinilai efektif untuk
menghadapi krisis moral yang terjadi. Pendidikan karakter menjadi hal mutlak dan harus untuk
mempersiapkan generasi.
Sosial media belakangan ini banyak memberikan pemberitaan mengenai kasus bullying
yang terjadi di Indonesia. Bullying adalah tindakan penyelewengan kekuasaan yang ditujukan
untuk menyakiti fisik dan psikologis sekelompok orang maupun individu (Karliani et al., 2023).
Kasus bullying tidak hanya terjadi disekolah melainkan juga sampai kepada pondok pesantren.
Survei yang dilakukan oleh program For International Student Assesment (PISA) 2022
menyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi ke 5 kasus bullying terbanyak diantara 78 negara.
Kasus tersebut didominasi oleh anak sekolah umur 15 dengan persentase 41% dalam satu bulan.
Menurut ketua dewan pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, menemukan
bahwa sejak januari hingga mei setidaknya terjadi 12 kasus bullying yang terjadi disekolah.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuliatatif dengan teknik pengumpulan data
berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti.
Hasil dan Pembahasan
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang wajid untuk diberikan kepada anak-anak.
Pendidikan karakter menggungulkan metode pendidikan berbasis pembiasaan kepada anaka-anak
untuk senantiasa berbuat kebaikan dan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesama
(Sudirman et al., 2023).
3. Kasus-kasus bullying ini menjadi bukti bahwa Indonesia darurat pendidikan karakter.
Kualitas moral yang kian menurun terutama dikalangan pelajar menjadikan sekolah dituntut untuk
aktif dalam memainkan perannya dalam menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter
untuk membentuk siswa menjadi lebih baik. Menurut Lickona, Thomas (1991) terdapat beberapa
alasan mengapa pendidikan karakter ini harus untuk disampaikan.
1) Pendidikan karakter menjadi salah satu upaya yang memberikan jaminan siswa akan
memiliki kepribadian yang baik
2) Menjadi cara peningkatan mutu prestasi akademik
3) Pembentukan karakter yang kuat dimulai dibangku sekolah
4) Pendidikan karakter memberikan pengajaran nilai-nilai budaya
Pendidikan karakter pada hakikatnya melibatkan 3 unsur moral yakni pengetahuan
(knowing), perasaan (feeling) dan tindakan (action). Moral pengetahuan melibatkan 6 tahapan
yang harus dilalui diantaranya: kesadaran moral, pengetahuan nilai-nilai moral, prespective taking
(kemampuan mengambil pelajaran), pengambilan keputusan, dan self-knowledge. Perasaan moral
melibatkan kesadaran,, penghargaan diri, empati, self control, dan kerendahan hati. Sedangkan
Tindakan moral atau moral action melibatkan kompetensi, kemauan, dan kebiasaan.
Nilai dan deskripsi pendidikan karakter secara khusus di Identifikasi dari empat sumber
yakni, agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan. Secara Ideologi Indonesia merupakan
masyarakat yang beragama sehingga hal utama dan pendidikan karakter haruslah berdasarkan
konsep beragama, selanjutnya di landaskan kepada Pancasila Karena merupakan ideologi negara
yang digunakan sebagai landasan hidup bernegara. Selanjutnya ialah budaya, dilandaskan
berdasarkan budaya atau kebiasaan atau norma yang ada di masyarakat. Sumber yang terakhir
ialah selaras dengan tujuan pendidikan Karena inilah yang menjadi tujuan utama.
Unsur-unsur moral ini hendaknya dijadikan sebagai salah satu kurikulum yang selanjutnya
diimplementasikan pada peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan pendidikan karakter
pastilah berbeda dengan peserta didik yang tidak mendapatkan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter yang terealisasi dengan baik akan menciptakan sumber daya manusia yang tinggi empati,
saling menghargai, dan berintelektual.
4. Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah proses pengahayatan budaya yang dilakukan oleh sekumpulan
atau individu untuk menjadi masyarakat yang lebih beradab. Pendidikan acapkali menjadi tolak
ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan karakter merupakan proses pemahaman dan menanamkan
nilai-nilai karakter untuk mencetak individu yang memiliki arah tujuan hidup yang lebih baik.
Sosial media belakan ini banyak memberikan pemberitaan mengenai kasus bullying yang terjadi
di Indonesia. Bullying adalah tindakan penyelewengan kekuasaan yang ditujukan untuk menyakiti
fisik dan psikologis sekelompok orang maupun individu. Pendidikan karakter menjadi salah satu
upaya yang memberikan jaminan siswa akan memiliki kepribadian yang baik, menjadi cara
peningkatan mutu prestasi akademik, pembentukan karakter yang dimulai dibangku sekolah, dan
memberikan pengajaran nilai-nilai budaya. Nilai dan deskripsi pendidikan karakter secara khusus
di Identifikasi dari empat sumber yakni, agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan.
Pendidikan karakter yang terealisasi dengan baik akan menciptakan sumber daya manusia yang
tinggi.
Daftar Pustaka
A, Doni Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter: Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:
Grasindo.
Karliani, E., Triyani, T., Hapipah, N., & Mustika, M. (2023). Implementasi Pendidikan Karakter
Cinta Damai Berbasis Nilai Sosial Spiritual Dalam Mencegah Bullying Relasional. Abdi:
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 5(1), 116–122.
https://doi.org/10.24036/abdi.v5i1.414
Sudirman, N., Mukraimin, un, & Maemunah, M. (2023). Pendidikan Karakter Dalam
Pengentasan Aksi Bullying di SMA Negeri 9 Gowa. BERSATU: Jurnal Pendidikan
Bhinneka Tunggal Ika, 1(4), 89–100. https://doi.org/10.51903/bersatu.v1i4.274
Sukatin, Nur’aini, Sari, N., Hamidia, U., & Akhiri, K. (2022). Pendidikan Karakter Anak. Hijaz:
Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 2(2), 7–13. https://doi.org/10.57251/hij.v2i2.783