SlideShare a Scribd company logo
Apakah barang seperti di gambar
tersebut merupakan penghasilan?
OBJEK PAJAK
Pasal 4 s.d. 15 UU PPh
BAB III
OBJEK PAJAK
Penghasilan
 setiap tambahan kemampuan ekonomis
 yg diterima atau diperoleh WP
 baik yg berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia
 yg dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan WP yg bersangkutan
 dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Konsep Penghasilan dalam arti luas
Ps.4(1) UU PPh
Konsep Penghasilan dalam arti luas (world wide income)
realized economic-power accretion  design RUU PPh 1984
comprehensive
concept of
income
Mendefinisikan penghasilan
secara luas dan komprehensif tanpa
memperhatikan sumber, cara
perolehan, dan pemanfaatan, serta
nama dan bentuk penghasilan
Gunadi, Pajak Internasional: Edisi Revisi (2007) hal. 17
R. Mansury, Pajak Penghasilan lanjutan: 1996 hal. 64
Bukan “accretion concept” murni
P
E
N
G
H
A
S
I
L
A
N
Dikenakan Pajak dengan
Tarif Umum/Tarif Ps.17(1)
Dikenakan Pajak dengan
Tarif Khusus dan Bersifat
Final
Objek
Pajak
Dikecuali-
kan dari /
Bukan
Objek
Pajak
Tidak digabungkan
dengan
Penghasilan yang
dikenakan Pajak
dengan Tarif
Umum
PENGHASILAN (Ph) BRUTO
PENGELUARAN/BIAYA
Ph-OP
Non Final
Ph-OP
Final
Ph-BOP
terkait terkaitterkait
Boleh
Dikurangkan
(Ps.6(1) UU PPh)
Tidak Boleh Dikurangkan
(PP 94/2010)
Tidak boleh dikurangkan
berdasarkan
Ps. 9(1) UU PPh
dan Peratutan
Pelaksanaan lainnya
Pengeluaran yg
mempunyai
masa manfaat
tidak lebih dari
1 tahun
Pengeluaran yg
mempunyai
masa manfaat
lebih dari 1
tahun
Biaya tahun
ybs.
Pembebanannya
melalui
penyusutan/
amortisasi
Penjelasan Ps. 6 (1) UU PPh
P
E
N
G
H
A
S
I
L
A
N
Sumber Penggunaan
dari pekerjaan dalam
hubungan kerja dan
pekerjaan bebas
dari usaha dan
kegiatan
dari modal, yang
berupa harta gerak
ataupun harta tak
gerak
lain-lain
konsumsi
menambah kekayaan
Wajib Pajak
Penjelasan Ps.4(1) UU PPh
Diskusi: Kerugian dari Luar Negeri
• UU PPh menganut konsep pengertian
penghasilan dalam arti luas.
Bagaimana perlakuan PPh atas kerugian yang
diderita di luar negeri oleh WP Dalam Negeri?
 semua jenis Ph yg diterima atau diperoleh dlm suatu th
pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan
pajak.
UU PPh Menganut Pengertian
Penghasilan yg Luas
Untuk menghitung
PPh
 apabila suatu jenis Ph dikenai pajak dgn tarif yang bersifat
final atau dikecualikan dari obyek pajak, maka Ph tsb tidak
boleh digabungkan dgn Ph lain yg dikenai tarif umum.
 apabila dlm satu th pajak suatu usaha atau kegiatan
menderita kerugian, kerugian tsb dikompensasikan dgn Ph
lainnya (kompensasi horizontal), kecuali kerugian yg
diderita di luar negeri.
Penjelasan Ps.4(1) UU PPh
Kerugian di Luar Negeri/
Mancanegara
• Tidak boleh dikompensasikan (kompensasi
horisontal)/digabungkan dengan Ph Dalam
Negeri.
• Alasan praktis administratif, kesulitan meyakinkan
kebenaran angka kerugian mancanegara (diderita
di LN).
• Alasan dalam praktik kerugian tersebut dapat
dikompensasikan di negara sumber (kompensasi
vertikal) mengeliminasi double dipping.
Gunadi, Pajak Internasional: Edisi Revisi (2007) hal. 142
Contoh-Contoh Penghasilan
a. Penggantian atau
imbalan
berkenaan dengan
pekerjaan atau
jasa yang diterima
atau diperoleh
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan
termasuk gaji, upah, tunjangan,
honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi, uang pensiun, atau
imbalan dalam bentuk lainnya,
kecuali ditentukan lain dalam
UU PPh
c. laba usaha
Ps. 4(1) UU PPh
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dgn nama dan dalam bentuk apa pun
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota
yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali
yg diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yg menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan PMK (PMK No. 245/PMK.03/ 2008 tgl 31-12-2008), sepanjang tidak ada
hubungan dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak
ybs.
5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan,
tanda turut serta dlm pembiayaan, atau permodalan dlm perusahaan pertambangan
d. keuntungan karena penjualan atau
karena pengalihan hartatermasuk:
(3) Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:
a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat
yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah; dan
2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
Pasal 4(3)a UU PPh
(1) Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi
Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak
boleh dikurangkan:
g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan,
dan warisan sdd Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
Pasal 9(1)g UU PPh
PT A PT B
Jual Mesin
H Jual : Rp 0,6 M
H Perolehan: Rp 2 M
Akm. Pyst: Rp 1,5 M
H Pasar: Rp 0,8 M
Kasus 1
Kasus 2 Sama dengan kasus 1, akan tetapi PT B merupakan pemegang saham
PT A sebesar 60%.
Bagaimana perlakuan PPh bagi PT A dan PT B untuk kasus 1 dan kasus 2
tersebut di atas?
Diskusi: Penjualan Harta
Harga Perolehan dan Harga Penjualan
dalam Transaksi Jual Beli
Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli
harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sdd Pasal 18
ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau
diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah
jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.
Ps. 10 (1) UU PPh
Termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli dan biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh harta tersebut, seperti bea
masuk, biaya pengangkutan dan biaya pemasangan.
Diskusi: Pengalihan Harta Kepada Pegawai
• PT A menjual peralatan kantor kepada
pegawainya yang merupakan staf administrasi
dengan harga Rp25.000.000.
Peralatan tersebut telah disusutkan PT A dan
nilai sisa bukunya pada saat dijual sebesar
Rp20.000.000. Harga pasar peralatan kantor
tersebut sebesar Rp35.000.000.
• Bagaimana perlakuan PPh bagi PT A dan
pegawainya?
Dalam hal terjadi pengalihan harta
perusahaan kpd pegawainya,
 maka keuntungan berupa selisih antara
harga pasar harta tsb dgn nilai sisa
buku merupakan penghasilan bagi
perusahaan.
Ps. 3 PP 94/2010
• PT A merupakan supplier bahan baku PT B yang bergerak
dalam bidang usaha manufaktur. Untuk menjaga loyalitas
pelanggan, sekali tempo PT A menyumbangkan bahan baku
kepada PT B yang dulunya diperoleh dengan harga
Rp50.000.000. Harga Pasar bahan baku tersebut pada saat
disumbangkan sebesar Rp55.000.000.
• Bagaimana Perlakuan PPh bagi PT A dan PT B?
Diskusi: Sumbangan
Kasus 1
• Gagah Prakoso, Direktur PT X mempunyai anak sulung
bernama Gathot Wicaksono yang merupakan Direktur PT Y.
Apabila PT X memberikan sumbangan kepada PT Y, maka
sumbangan tersebut bukan merupakan Objek Pajak. Lain
halnya apabila PT X memberikan hibah kepada PT Y maka
harta hibahan tersebut bagi PT Y merupakan Objek Pajak
Penghasilan.
• Apakah pernyataan tersebut benar?
Diskusi: Sumbangan
Kasus 2
• PT C merupakan pemegang saham PT B sebesar 50%.
Sedangkan PT B merupakan pemegang saham PT E sebesar
40%. Apabila PT C memberikan sumbangan kepada PT E, maka
sumbangan tersebut merupakan Objek Pajak Penghasilan bagi
PT E.
• Apakah pernyataan tersebut benar?
Diskusi: Sumbangan
Kasus 3
(1) Hubungan di antara pihak-pihak ybs sdd Ps. 4 ayat (3)
huruf a UU PPh
 dapat terjadi karena ketergantungan atau keterikatan
satu dgn yang lain secara langsung atau tidak langsung
berkenaan dgn:
a. usaha;
b. pekerjaan; atau
c. kepemilikan atau penguasaan.
Ps. 8 PP 94/2010
Yang dimaksud dengan "pihak-pihak yang bersangkutan" adalah Wajib Pajak
pemberi dan Wajib Pajak penerima bantuan atau sumbangan, termasuk zakat atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, dan atau harta hibahan.
HUBUNGAN USAHA
(2) Hubungan di antara pihak-pihak ybs berkenaan dgn usaha
sdp ayat (1) huruf a antara WP pemberi dgn WP
penerima,
 dapat terjadi apabila terdapat transaksi yg bersifat
rutin antara kedua belah pihak.
Ps. 8 PP 94/2010
Transaksi yang bersifat rutin antara kedua belah pihak adalah
berupa pembelian, penjualan, atau pemberian imbalan lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun.
HUBUNGAN PEKERJAAN
(3) Hubungan di antara pihak-pihak ybs berkenaan
dgn pekerjaan sdp ayat (1) huruf b antara WP
pemberi dgn WP penerima
 terjadi apabila tdp hubungan yg berupa
pekerjaan, pemberian jasa, atau pelaksanaan
kegiatan
 scr langsung atau tidak langsung antara
kedua pihak tsb.
Ps. 8 PP 94/2010
HUBUNGAN PEKERJAAN LANGSUNG
Tuan B merupakan direktur PT X dan Tuan C
merupakan pegawai PT X.
 Dalam hal ini, antara PT X dengan Tuan B
dan/atau Tuan C terdapat hubungan pekerjaan
langsung.
 Jika Tuan B dan/atau Tuan C menerima bantuan
atau sumbangan dari PT X atau sebaliknya, maka
bantuan atau sumbangan tersebut merupakan
objek Pajak Penghasilan bagi yang menerima
karena antara PT X dengan Tuan B dan/atau Tuan
C mempunyai hubungan pekerjaan langsung.
Ps. 8 PP 94/2010
HUBUNGAN PEKERJAAN TIDAK LANGSUNG
Tuan A bekerja sebagai petugas dinas luar asuransi
dari perusahaan asuransi PT X.
 Meskipun Tuan A tidak berstatus sebagai pegawai
PT X, namun antara PT X dan Tuan A dianggap
mempunyai hubungan pekerjaan tidak langsung.
 Jika Tuan A menerima bantuan atau sumbangan
dari PT X atau sebaliknya, maka bantuan atau
sumbangan tersebut merupakan objek Pajak
Penghasilan bagi pihak yang menerima karena
antara PT X dan Tuan A mempunyai hubungan
pekerjaan tidak langsung.
Ps. 8 PP 94/2010
HUBUNGAN KEPEMILIKAN/PENGUASAAAN
(4) Hubungan di antara pihak-pihak ybs berkenaan
dgn kepemilikan atau penguasaan antara WP
pemberi dgn WP penerima sdp ayat (1) huruf c
 terjadi apabila tdp:
a. penyertaan modal scr langsung atau tidak
langsung sdd Ps. 18 ayat (4) huruf a UU
PPh; atau
b. hubungan penguasaan scr langsung atau
tidak langsung sdd Pasal 18 ayat (4) huruf
b UU PPh.
Ps. 8 PP 94/2010
Tn. E Tn. B
jr
Tn. C
Tn. A
Tn. B
PT
AA
PT YPT X
Penguasaan Manajemen Secara Langsung
Dir
PT X dan PT Y mempunyai hub. penguasaan manajemen scr langsung.
Anak BungsuKom Dir
PT Y dan PT AA mempunyai hub. penguasaan manajemen scr langsung.
Hubungan penguasaan manajemen hanya terjadi antara entitas yg
pengurusnya sama atau memiliki hubungan keluarga. Sedangkan antara
pengurus dalam entitas tersebut tidak memilki hubungan penguasaan.
Jika PT X memberikan bantuan atau sumbangan kepada PT Y atau
sebaliknya, PT AA memberikan sumbangan kpd PT Y atau sebaliknya, maka
bantuan atau sumbangan tsb merupakan OP bagi pihak yg menerima.
Tn. PTn.O
PT X
PT
AB
Penguasaan Manajemen Secara Tidak Langsung
Tn. O dan Tn. P nyata-nyata mempunyai wewenang dalam menentukan
kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
kegiatan PT X, misalnya berwenang menandatangani kontrak dgn pihak
ketiga, menandatangani cek, dan sebagainya walaupun Tuan O dan/atau
Tuan P tidak tercantum namanya dalam susunan pengurus yg tertera
dalam akte pendirian maupun akte perubahan PT X.
PT AB dan PT X mempunyai hubungan penguasaan manajemen secara
tidak langsung.
mengambil
kebijaksanaan/keputusan
mengambil
kebijaksanaan/keputusan
Jika PT X menerima bantuan atau sumbangan dari PT AB atau sebaliknya
maka bantuan atau sumbangan tsb merupakan objek pajak bagi pihak yg
menerima.
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yg telah dibebankan
sbg biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
• Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa
penyetoran termasuk saham bonus yang
berasal dari kapitalisasi agio saham termasuk
dalam pengertian dividen yang merupakan
objek pajak.
• Apakah pernyataan tersebut benar?
Diskusi: Saham Bonus
Ps. 4(1) UU PPh : Penghasilan
g. dividen, dgn nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis,
dan pembagian SHU koperasi
1) pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung,
dengan nama dan dalam bentuk apapun;
2) pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah
modal yang disetor;
3) pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran
termasuk saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio
saham; (ada pengecualian berdas. PP 94/2010)
4) pembagian laba dalam bentuk saham;
5) pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa
penyetoran;
6) jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima
atau diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali
saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan;
Termasuk Pengertian Dividen
7) pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal
yang disetorkan, jika dalam tahun-tahun yang lampau
diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu
adalah akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang
dilakukan secara sah;
8) pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk
yang diterima sebagai penebusan tanda-tanda laba tersebut;
9) bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
10) bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;
11) pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi;
12)pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang
saham yang dibebankan sebagai biaya perusahaan.
Termasuk Pengertian Dividen
Tidak Termasuk Pengertian Dividen
(Ps. 2 PP 94/2010)
Objek pajak berupa dividen sdd Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh
tidak termasuk pemberian saham bonus yang dilakukan
tanpa penyetoran yang berasal dari:
a. kapitalisasi agio saham kepada pemegang saham yang telah
menyetor modal atau membeli saham di atas harga nominal,
sepanjang jumlah nilai nominal saham yang dimilikinya
setelah pembagian saham bonus tidak melebihi jumlah
setoran modal; dan
b. kapitalisasi selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) UU PPh.
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan
harta
h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dgn
jumlah tertentu yg ditetapkan dengan PP (PP 130 Tahun
2000 tgl 15-12-2000)
Ps. 4(1) UU PPh : Penghasilan
Royalti
(Penjelasan Ps. 4 (1) huruf h UU PPh)
Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang
dengan cara atau perhitungan apa pun, baik dilakukan secara
berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas:
1. penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang
kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain
atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek
dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial
atau hak serupa lainnya;
2. penggunaan atau hak menggunakan
peralatan/perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah;
3. pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah,
teknikal, industrial, atau komersial;
4. pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan
penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka
1, penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan
tersebut pada angka 2, atau pemberian pengetahuan atau informasi
tersebut pada angka 3, berupa:
a) penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman
suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat
melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;
b) penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau
rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio
yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik,
atau teknologi yang serupa;
c) penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh
spektrum radio komunikasi;
Royalti
(Penjelasan Ps. 4 (1) huruf h UU PPh)
5. penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup
(motion picture films), film atau pita video untuk siaran
televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan
6. pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan
dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan
intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana
tersebut di atas.
Royalti
(Penjelasan Ps. 4 (1) huruf h UU PPh)
Pasal 1
Dalam PP ini, yg dimaksud dengan Utang Debitur Kecil adalah utang usaha yg
jumlahnya tidak lebih dari Rp 350.000.000,00, termasuk :
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit lunak untuk
usaha ekonomi produktif yg diberikan kepada Keluarga Prasejahtera dan
Keluarga Sejahtera I (alasan ekonomi hasil pendataan KS) yang telah
menjadi peserta Takesra dan tergabung dalam kegiatan kelompok
Prokesra-OPPKS;
b. Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yg diberikan oleh bank
kepada koperasi primer baik sebagai pelaksana (executing) maupun
penyalur (channeling) atau kepada LSM sebagai pelaksana pemberian
kredit, untuk keperluan petani yg tergabung dalam kelompok tani guna
membiayai usaha taninya dalam rangka intensifikasi padi, palawija dan
hortikultura;
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), yaitu kredit yg
diberikan oleh bank kepada masyarakat untuk pemilikan RSS;
d. Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yg diberikan kepada nasabah usaha
kecil; dan
e. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia
dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi.
PP 130 Tahun 2000
• Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing diakui
sebagai penghasilan atau biaya berdasarkan sistem
pembukuan yg dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai
dgn SAK yg berlaku di Indonesia.
• Apakah pernyataan tersebut benar?
Diskusi: Selisih Kurs
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing
Ps. 6(1) UU PPh: Boleh dikurangkan
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing
KEUNTUNGAN (KERUGIAN) SELISIH KURS
(1) Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata
uang asing diakui sebagai penghasilan atau
biaya berdasarkan sistem pembukuan yg dianut
dan dilakukan secara taat asas sesuai dgn SAK
yg berlaku di Indonesia.
(2) Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata
uang asing sdp ayat (1) yg berkaitan langsung dgn
usaha WP yg:
a. dikenakan PPh yg bersifat final; atau
b. tidak termasuk objek pajak,
tidak diakui sebagai penghasilan atau biaya.
Ps. 9 PP 94/2010
Contoh:
 PT A bergerak di bidang penyewaan apartemen. Sesuai dgn kontrak,
sewa apartemen tiap bulan adalah US$1,000 dan diterbitkan invoice
setiap tgl 1.
 Pada tgl 1 September 2010 PT A menerbitkan invoice sebesar US$
1,000 kpd penyewa. Pada tgl tsb, kurs yg berlaku adalah Rp9.000,00
per 1 US$.
 Pada tgl 1 September 2010 tsb PT A mengakui penghasilan atas sewa
apartemen Rp9.000.000,00 (US$ 1,000 x Rp9.000,00).
 Pada tgl 15 September 2010 penyewa membayar sewa apartemen.
Pada tgl tsb, kurs yg berlaku adalah Rp8.700,00 per 1 US$, shg nilai
sewa yg dibayar adalah Rp8.700.000,00 (US$ 1,000 x Rp8.700,00).
 Atas perbedaan waktu antara tgl penerbitan invoice dan tgl
pembayaran timbul kerugian selisih kurs bagi PT A sebesar
Rp300.000,00 ((Rp9.000,00 - Rp8.700,00) x US$ 1,000)).
 Atas kerugian selisih kurs tsb tidak diakui sbg biaya bagi PT A karena
berasal dari penyewaan apartemen yg telah dikenai PPh bersifat final.
Ps. 9 PP 94/2010
KEUNTUNGAN (KERUGIAN) SELISIH KURS
(3) Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata
uang asing sdp ayat (1) yg tidak berkaitan
langsung dgn usaha WP yg:
a. dikenakan PPh yg bersifat final; atau
b. tidak termasuk objek pajak,
diakui sebagai penghasilan atau biaya
sepanjang biaya tsb dipergunakan untuk 3M
penghasilan.
Ps. 9 PP 94/2010
Contoh:
PT A, usaha penyewaan apartemen, bulan September 2010
mendapatkan pinjaman US$10,000,000 yg digunakan:
 US$ 9,000,000 untuk membangun apartemen,
 US$ 1,000,000 untuk membeli alat transportasi yg akan
dipergunakan untuk usaha jasa angkutan.
Atas keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yg berasal
dari pinjaman sebesar US$ 1,000,000 tsb dapat diakui sebagai
penghasilan atau biaya karena:
a. tidak berkaitan langsung dengan usaha PT A di bidang penyewaan
apartemen yang atas penghasilannya dikenai PPh bersifat final; dan
b. merupakan pengeluaran untuk 3M penghasilan lainnya berupa
usaha jasa angkutan yang atas penghasilannya dikenai PPh dgn tarif
Pasal 17 UU PPh.
Ps. 9 PP 94/2010
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan
yang belum dikenakan pajak
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
n. premi asuransi
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP
s. surplus Bank Indonesia
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
(1) Surplus BI yg mrpk objek PPh adalah surplus BI
menurut laporan keuangan audit setelah
dilakukan penyesuaian atau koreksi fiskal sesuai
dgn UU PPh dgn memperhatikan karakteristik
BI.
(2) Ketentuan mengenai tata cara penghitungan
dan pembayaran PPh atas surplus BI sdp ayat (1)
diatur dgn PMK.
Ps. 7 PP 94/2010
Karakteristik Bank Indonesia terkait surplus Bank Indonesia antara
lain selisih kurs, penyisihan aktiva, dan penyusutan aktiva tetap.
Pinjaman Tanpa Bunga
PINJAMAN TANPA BUNGA DARI PEMEGANG SAHAM
(1) Pinjaman tanpa bunga dari pemegang saham yg diterima
oleh WP berbentuk PT diperkenankan apabila:
a. pinjaman tsb berasal dari dana milik pemegang saham
itu sendiri dan bukan berasal dari pihak lain;
b. modal yg seharusnya disetor oleh pemegang saham
pemberi pinjaman telah disetor seluruhnya;
c. pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam
keadaan merugi; dan
d. perseroan terbatas penerima pinjaman sedang
mengalami kesulitan keuangan untuk
kelangsungan usahanya.
Ps. 12 PP 94/2010
(2) Apabila pinjaman yg diterima oleh WP berbentuk PT dari
pemegang sahamnya tidak memenuhi ketentuan sdp
ayat (1), atas pinjaman tsb terutang bunga dgn tingkat
suku bunga wajar.
Ps. 12 PP 94/2010
Yang dimaksud dengan "tingkat suku bunga wajar" adalah tingkat suku
bunga yg berlaku yg ditetapkan sesuai dgn prinsip kewajaran dan kelaziman
(best practice) jika transaksi dilakukan di antara pihak yg tidak mempunyai
hubungan istimewa sdd Ps. 18 ayat (4) UU PPh
PINJAMAN TANPA BUNGA DARI PEMEGANG SAHAM
Pembagian Laba
 Pembagian laba scr langsung
dan/atau tidak langsung yg berasal
dari saldo laba termasuk saldo laba berdasarkan
proyeksi laba tahun berjalan merupakan objek
pajak,
 kecuali bagian laba sdd Pasal 4 ayat (3)
huruf f UU PPh.
Ps. 6 PP 94/2010
Penghasilan yg Dikecualikan dari Objek Pajak
f. dividen atau bagian laba yg diterima atau diperoleh PT sbg
WPDN, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyertaan
modal pd badan usaha yg didirikan dan bertempat kedudukan
di Indonesia dgn syarat:
1. dividen berasal dari cadangan laba yg ditahan; dan
2. bagi PT, BUMN dan BUMD yg menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yg memberikan dividen
paling rendah 25% dari jumlah modal yg disetor;
Ps. 4(3) UU PPh

More Related Content

What's hot

Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
IkbalAdytiaNst
 
Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajak
prabowow
 
Pert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docx
Pert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docxPert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docx
Pert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docx
LidyaYuni
 
Pajak penghasilan
Pajak penghasilanPajak penghasilan
Pajak penghasilan
22091993GS
 
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeBagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Asep suryadi
 
P ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetapP ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetapFitria Hadri Yani
 
Pajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.Si
Pajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.SiPajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.Si
Pajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.Si
mas karebet
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21
Fitri Bersahabat
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
ArifRachmanPutra1
 
Pph pasal 21
Pph pasal 21Pph pasal 21
Pph pasal 21
Ardan pratama
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Yesica Adicondro
 
D1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab Khadijah
D1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab KhadijahD1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab Khadijah
D1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab Khadijah
Nur Rina Martyas Ningrum
 
objek pajak penghasilan
objek pajak penghasilanobjek pajak penghasilan
objek pajak penghasilan
POLINAS LP3I Makassar
 
Dasarhukum pph
Dasarhukum pphDasarhukum pph
Dasarhukum pph
Ian Siswanto
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
JEMMY ESROM SERANG
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
Icha Icha
 
2. subjek pajak
2. subjek pajak2. subjek pajak
2. subjek pajak
Duni Rusnercih
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Yudhi Aldriand
 
P ph pasal 21 new
P ph pasal 21 newP ph pasal 21 new
P ph pasal 21 new
bekti syahputra
 

What's hot (20)

Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
 
Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajak
 
Pert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docx
Pert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docxPert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docx
Pert1_PJ2_SA1_1810111389_Maulidya Yuniwiansyah.docx
 
Pajak penghasilan
Pajak penghasilanPajak penghasilan
Pajak penghasilan
 
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeBagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
 
P ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetapP ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetap
 
Pajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.Si
Pajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.SiPajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.Si
Pajak penghasilan dosen pak taufikur rohman M.Si
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Pph pasal 21
Pph pasal 21Pph pasal 21
Pph pasal 21
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
 
D1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab Khadijah
D1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab KhadijahD1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab Khadijah
D1 Pajak: Analisis Pajak Penghasilan Toko Hijab Khadijah
 
objek pajak penghasilan
objek pajak penghasilanobjek pajak penghasilan
objek pajak penghasilan
 
Dasarhukum pph
Dasarhukum pphDasarhukum pph
Dasarhukum pph
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
 
2. subjek pajak
2. subjek pajak2. subjek pajak
2. subjek pajak
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
P ph pasal 21 new
P ph pasal 21 newP ph pasal 21 new
P ph pasal 21 new
 

Viewers also liked

Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajak
anisa93
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
Dewi Bahagia
 
PPh BADAN
PPh BADANPPh BADAN
PPh BADAN
YABES HULU
 
KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara
Roko Subagya
 
Uup ph
Uup phUup ph
LLAT 2016Seksi Bank
LLAT 2016Seksi BankLLAT 2016Seksi Bank
LLAT 2016Seksi Bank
kppn137
 
Buku 10-regulasi-baru-desa-baru
Buku 10-regulasi-baru-desa-baruBuku 10-regulasi-baru-desa-baru
Buku 10-regulasi-baru-desa-baru
Wardi Ashli
 
Ppt presentasi
Ppt presentasiPpt presentasi
Ppt presentasi
Anita Tanjung
 
237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib
237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib
237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib
Satria Satria
 
Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2Aina Rachmasari
 
konsultan pajak info
konsultan pajak infokonsultan pajak info
konsultan pajak info
Konsultan Pajak
 
Workshop Perpajakan Bisnis Properti
Workshop Perpajakan Bisnis PropertiWorkshop Perpajakan Bisnis Properti
Workshop Perpajakan Bisnis Properti
Yusmeli Japar
 
Tax Planning (Hpp And Pengurang)
Tax Planning (Hpp And Pengurang)Tax Planning (Hpp And Pengurang)
Tax Planning (Hpp And Pengurang)puspa
 
PPT Perpajakan
PPT PerpajakanPPT Perpajakan
PPT Perpajakan
Indah Kusuma Wardhany
 
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasiAkuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasirizky nurul chasanah
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph upload
harsela
 

Viewers also liked (20)

Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajak
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
PPh BADAN
PPh BADANPPh BADAN
PPh BADAN
 
KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara
 
Uup ph
Uup phUup ph
Uup ph
 
LLAT 2016Seksi Bank
LLAT 2016Seksi BankLLAT 2016Seksi Bank
LLAT 2016Seksi Bank
 
Buku 10-regulasi-baru-desa-baru
Buku 10-regulasi-baru-desa-baruBuku 10-regulasi-baru-desa-baru
Buku 10-regulasi-baru-desa-baru
 
Ppt presentasi
Ppt presentasiPpt presentasi
Ppt presentasi
 
237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib
237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib
237390455 contoh-laporan-pengaduan-ke-pihak-berwjib
 
Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2
 
konsultan pajak info
konsultan pajak infokonsultan pajak info
konsultan pajak info
 
Workshop Perpajakan Bisnis Properti
Workshop Perpajakan Bisnis PropertiWorkshop Perpajakan Bisnis Properti
Workshop Perpajakan Bisnis Properti
 
Cash flow proyek
Cash flow proyekCash flow proyek
Cash flow proyek
 
Tax Planning (Hpp And Pengurang)
Tax Planning (Hpp And Pengurang)Tax Planning (Hpp And Pengurang)
Tax Planning (Hpp And Pengurang)
 
Presentasi ukm
Presentasi ukmPresentasi ukm
Presentasi ukm
 
Konsinyasi
KonsinyasiKonsinyasi
Konsinyasi
 
Penjualan konsinyasi
Penjualan konsinyasiPenjualan konsinyasi
Penjualan konsinyasi
 
PPT Perpajakan
PPT PerpajakanPPT Perpajakan
PPT Perpajakan
 
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasiAkuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph upload
 

Similar to 3.1. objek pajak

Bab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baruBab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baru
Sebastianus Virgio
 
P.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptx
P.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptxP.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptx
P.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptx
HeniAgustina6
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakan
kristina105
 
P ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadiP ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadi
dianmollucas
 
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankanKoreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
toniaris2
 
Spt op
Spt opSpt op
Spt op
Kppkp Bangil
 
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Sri Apriyanti Husain
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
NathaniaAprillya
 
Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...
Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...
Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...
Indra Sofian
 
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptxIHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
MarkLee622262
 
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki ArdoniPajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Riki Ardoni
 
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Rizky Aisyah Al-asturlabi
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
matius7
 
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Prie Yono
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sariwuulans
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sari
Randi Saputra
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
AprizalOmpusunggu
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
abifarizka
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
JancokKoe1
 

Similar to 3.1. objek pajak (20)

Bab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baruBab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baru
 
P.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptx
P.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptxP.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptx
P.5-PAJAK PENGHASILAN UMUM-Heni.pptx
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakan
 
P ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadiP ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadi
 
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankanKoreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
 
Rangkuman pajak-1-setelah-revisi
Rangkuman pajak-1-setelah-revisiRangkuman pajak-1-setelah-revisi
Rangkuman pajak-1-setelah-revisi
 
Spt op
Spt opSpt op
Spt op
 
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
 
Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...
Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...
Diskusi 5 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan anak yang mendapatkan uang saku da...
 
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptxIHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
 
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki ArdoniPajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
 
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
 
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sari
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sari
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 

3.1. objek pajak

  • 1. Apakah barang seperti di gambar tersebut merupakan penghasilan?
  • 2. OBJEK PAJAK Pasal 4 s.d. 15 UU PPh BAB III
  • 3. OBJEK PAJAK Penghasilan  setiap tambahan kemampuan ekonomis  yg diterima atau diperoleh WP  baik yg berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia  yg dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WP yg bersangkutan  dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Konsep Penghasilan dalam arti luas Ps.4(1) UU PPh
  • 4. Konsep Penghasilan dalam arti luas (world wide income) realized economic-power accretion  design RUU PPh 1984 comprehensive concept of income Mendefinisikan penghasilan secara luas dan komprehensif tanpa memperhatikan sumber, cara perolehan, dan pemanfaatan, serta nama dan bentuk penghasilan Gunadi, Pajak Internasional: Edisi Revisi (2007) hal. 17 R. Mansury, Pajak Penghasilan lanjutan: 1996 hal. 64 Bukan “accretion concept” murni
  • 5. P E N G H A S I L A N Dikenakan Pajak dengan Tarif Umum/Tarif Ps.17(1) Dikenakan Pajak dengan Tarif Khusus dan Bersifat Final Objek Pajak Dikecuali- kan dari / Bukan Objek Pajak Tidak digabungkan dengan Penghasilan yang dikenakan Pajak dengan Tarif Umum
  • 6. PENGHASILAN (Ph) BRUTO PENGELUARAN/BIAYA Ph-OP Non Final Ph-OP Final Ph-BOP terkait terkaitterkait Boleh Dikurangkan (Ps.6(1) UU PPh) Tidak Boleh Dikurangkan (PP 94/2010) Tidak boleh dikurangkan berdasarkan Ps. 9(1) UU PPh dan Peratutan Pelaksanaan lainnya
  • 7. Pengeluaran yg mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 tahun Pengeluaran yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun Biaya tahun ybs. Pembebanannya melalui penyusutan/ amortisasi Penjelasan Ps. 6 (1) UU PPh
  • 8. P E N G H A S I L A N Sumber Penggunaan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas dari usaha dan kegiatan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak lain-lain konsumsi menambah kekayaan Wajib Pajak Penjelasan Ps.4(1) UU PPh
  • 9. Diskusi: Kerugian dari Luar Negeri • UU PPh menganut konsep pengertian penghasilan dalam arti luas. Bagaimana perlakuan PPh atas kerugian yang diderita di luar negeri oleh WP Dalam Negeri?
  • 10.  semua jenis Ph yg diterima atau diperoleh dlm suatu th pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak. UU PPh Menganut Pengertian Penghasilan yg Luas Untuk menghitung PPh  apabila suatu jenis Ph dikenai pajak dgn tarif yang bersifat final atau dikecualikan dari obyek pajak, maka Ph tsb tidak boleh digabungkan dgn Ph lain yg dikenai tarif umum.  apabila dlm satu th pajak suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, kerugian tsb dikompensasikan dgn Ph lainnya (kompensasi horizontal), kecuali kerugian yg diderita di luar negeri. Penjelasan Ps.4(1) UU PPh
  • 11. Kerugian di Luar Negeri/ Mancanegara • Tidak boleh dikompensasikan (kompensasi horisontal)/digabungkan dengan Ph Dalam Negeri. • Alasan praktis administratif, kesulitan meyakinkan kebenaran angka kerugian mancanegara (diderita di LN). • Alasan dalam praktik kerugian tersebut dapat dikompensasikan di negara sumber (kompensasi vertikal) mengeliminasi double dipping. Gunadi, Pajak Internasional: Edisi Revisi (2007) hal. 142
  • 12. Contoh-Contoh Penghasilan a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam UU PPh c. laba usaha Ps. 4(1) UU PPh
  • 13. 1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal 3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dgn nama dan dalam bentuk apa pun Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan 2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya 4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yg diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yg menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK (PMK No. 245/PMK.03/ 2008 tgl 31-12-2008), sepanjang tidak ada hubungan dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak ybs. 5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dlm pembiayaan, atau permodalan dlm perusahaan pertambangan d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan hartatermasuk:
  • 14. (3) Yang dikecualikan dari objek pajak adalah: a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan 2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; Pasal 4(3)a UU PPh
  • 15. (1) Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan: g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sdd Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; Pasal 9(1)g UU PPh
  • 16. PT A PT B Jual Mesin H Jual : Rp 0,6 M H Perolehan: Rp 2 M Akm. Pyst: Rp 1,5 M H Pasar: Rp 0,8 M Kasus 1 Kasus 2 Sama dengan kasus 1, akan tetapi PT B merupakan pemegang saham PT A sebesar 60%. Bagaimana perlakuan PPh bagi PT A dan PT B untuk kasus 1 dan kasus 2 tersebut di atas? Diskusi: Penjualan Harta
  • 17. Harga Perolehan dan Harga Penjualan dalam Transaksi Jual Beli Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sdd Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima. Ps. 10 (1) UU PPh Termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh harta tersebut, seperti bea masuk, biaya pengangkutan dan biaya pemasangan.
  • 18. Diskusi: Pengalihan Harta Kepada Pegawai • PT A menjual peralatan kantor kepada pegawainya yang merupakan staf administrasi dengan harga Rp25.000.000. Peralatan tersebut telah disusutkan PT A dan nilai sisa bukunya pada saat dijual sebesar Rp20.000.000. Harga pasar peralatan kantor tersebut sebesar Rp35.000.000. • Bagaimana perlakuan PPh bagi PT A dan pegawainya?
  • 19. Dalam hal terjadi pengalihan harta perusahaan kpd pegawainya,  maka keuntungan berupa selisih antara harga pasar harta tsb dgn nilai sisa buku merupakan penghasilan bagi perusahaan. Ps. 3 PP 94/2010
  • 20. • PT A merupakan supplier bahan baku PT B yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur. Untuk menjaga loyalitas pelanggan, sekali tempo PT A menyumbangkan bahan baku kepada PT B yang dulunya diperoleh dengan harga Rp50.000.000. Harga Pasar bahan baku tersebut pada saat disumbangkan sebesar Rp55.000.000. • Bagaimana Perlakuan PPh bagi PT A dan PT B? Diskusi: Sumbangan Kasus 1
  • 21. • Gagah Prakoso, Direktur PT X mempunyai anak sulung bernama Gathot Wicaksono yang merupakan Direktur PT Y. Apabila PT X memberikan sumbangan kepada PT Y, maka sumbangan tersebut bukan merupakan Objek Pajak. Lain halnya apabila PT X memberikan hibah kepada PT Y maka harta hibahan tersebut bagi PT Y merupakan Objek Pajak Penghasilan. • Apakah pernyataan tersebut benar? Diskusi: Sumbangan Kasus 2
  • 22. • PT C merupakan pemegang saham PT B sebesar 50%. Sedangkan PT B merupakan pemegang saham PT E sebesar 40%. Apabila PT C memberikan sumbangan kepada PT E, maka sumbangan tersebut merupakan Objek Pajak Penghasilan bagi PT E. • Apakah pernyataan tersebut benar? Diskusi: Sumbangan Kasus 3
  • 23. (1) Hubungan di antara pihak-pihak ybs sdd Ps. 4 ayat (3) huruf a UU PPh  dapat terjadi karena ketergantungan atau keterikatan satu dgn yang lain secara langsung atau tidak langsung berkenaan dgn: a. usaha; b. pekerjaan; atau c. kepemilikan atau penguasaan. Ps. 8 PP 94/2010 Yang dimaksud dengan "pihak-pihak yang bersangkutan" adalah Wajib Pajak pemberi dan Wajib Pajak penerima bantuan atau sumbangan, termasuk zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, dan atau harta hibahan.
  • 24. HUBUNGAN USAHA (2) Hubungan di antara pihak-pihak ybs berkenaan dgn usaha sdp ayat (1) huruf a antara WP pemberi dgn WP penerima,  dapat terjadi apabila terdapat transaksi yg bersifat rutin antara kedua belah pihak. Ps. 8 PP 94/2010 Transaksi yang bersifat rutin antara kedua belah pihak adalah berupa pembelian, penjualan, atau pemberian imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun.
  • 25. HUBUNGAN PEKERJAAN (3) Hubungan di antara pihak-pihak ybs berkenaan dgn pekerjaan sdp ayat (1) huruf b antara WP pemberi dgn WP penerima  terjadi apabila tdp hubungan yg berupa pekerjaan, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan  scr langsung atau tidak langsung antara kedua pihak tsb. Ps. 8 PP 94/2010
  • 26. HUBUNGAN PEKERJAAN LANGSUNG Tuan B merupakan direktur PT X dan Tuan C merupakan pegawai PT X.  Dalam hal ini, antara PT X dengan Tuan B dan/atau Tuan C terdapat hubungan pekerjaan langsung.  Jika Tuan B dan/atau Tuan C menerima bantuan atau sumbangan dari PT X atau sebaliknya, maka bantuan atau sumbangan tersebut merupakan objek Pajak Penghasilan bagi yang menerima karena antara PT X dengan Tuan B dan/atau Tuan C mempunyai hubungan pekerjaan langsung. Ps. 8 PP 94/2010
  • 27. HUBUNGAN PEKERJAAN TIDAK LANGSUNG Tuan A bekerja sebagai petugas dinas luar asuransi dari perusahaan asuransi PT X.  Meskipun Tuan A tidak berstatus sebagai pegawai PT X, namun antara PT X dan Tuan A dianggap mempunyai hubungan pekerjaan tidak langsung.  Jika Tuan A menerima bantuan atau sumbangan dari PT X atau sebaliknya, maka bantuan atau sumbangan tersebut merupakan objek Pajak Penghasilan bagi pihak yang menerima karena antara PT X dan Tuan A mempunyai hubungan pekerjaan tidak langsung. Ps. 8 PP 94/2010
  • 28. HUBUNGAN KEPEMILIKAN/PENGUASAAAN (4) Hubungan di antara pihak-pihak ybs berkenaan dgn kepemilikan atau penguasaan antara WP pemberi dgn WP penerima sdp ayat (1) huruf c  terjadi apabila tdp: a. penyertaan modal scr langsung atau tidak langsung sdd Ps. 18 ayat (4) huruf a UU PPh; atau b. hubungan penguasaan scr langsung atau tidak langsung sdd Pasal 18 ayat (4) huruf b UU PPh. Ps. 8 PP 94/2010
  • 29. Tn. E Tn. B jr Tn. C Tn. A Tn. B PT AA PT YPT X Penguasaan Manajemen Secara Langsung Dir PT X dan PT Y mempunyai hub. penguasaan manajemen scr langsung. Anak BungsuKom Dir PT Y dan PT AA mempunyai hub. penguasaan manajemen scr langsung. Hubungan penguasaan manajemen hanya terjadi antara entitas yg pengurusnya sama atau memiliki hubungan keluarga. Sedangkan antara pengurus dalam entitas tersebut tidak memilki hubungan penguasaan. Jika PT X memberikan bantuan atau sumbangan kepada PT Y atau sebaliknya, PT AA memberikan sumbangan kpd PT Y atau sebaliknya, maka bantuan atau sumbangan tsb merupakan OP bagi pihak yg menerima.
  • 30. Tn. PTn.O PT X PT AB Penguasaan Manajemen Secara Tidak Langsung Tn. O dan Tn. P nyata-nyata mempunyai wewenang dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan PT X, misalnya berwenang menandatangani kontrak dgn pihak ketiga, menandatangani cek, dan sebagainya walaupun Tuan O dan/atau Tuan P tidak tercantum namanya dalam susunan pengurus yg tertera dalam akte pendirian maupun akte perubahan PT X. PT AB dan PT X mempunyai hubungan penguasaan manajemen secara tidak langsung. mengambil kebijaksanaan/keputusan mengambil kebijaksanaan/keputusan Jika PT X menerima bantuan atau sumbangan dari PT AB atau sebaliknya maka bantuan atau sumbangan tsb merupakan objek pajak bagi pihak yg menerima.
  • 31. e. penerimaan kembali pembayaran pajak yg telah dibebankan sbg biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
  • 32. • Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham termasuk dalam pengertian dividen yang merupakan objek pajak. • Apakah pernyataan tersebut benar? Diskusi: Saham Bonus
  • 33. Ps. 4(1) UU PPh : Penghasilan g. dividen, dgn nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
  • 34. 1) pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun; 2) pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor; 3) pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham; (ada pengecualian berdas. PP 94/2010) 4) pembagian laba dalam bentuk saham; 5) pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran; 6) jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan; Termasuk Pengertian Dividen
  • 35. 7) pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika dalam tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu adalah akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah; 8) pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai penebusan tanda-tanda laba tersebut; 9) bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi; 10) bagian laba yang diterima oleh pemegang polis; 11) pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi; 12)pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan sebagai biaya perusahaan. Termasuk Pengertian Dividen
  • 36. Tidak Termasuk Pengertian Dividen (Ps. 2 PP 94/2010) Objek pajak berupa dividen sdd Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh tidak termasuk pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran yang berasal dari: a. kapitalisasi agio saham kepada pemegang saham yang telah menyetor modal atau membeli saham di atas harga nominal, sepanjang jumlah nilai nominal saham yang dimilikinya setelah pembagian saham bonus tidak melebihi jumlah setoran modal; dan b. kapitalisasi selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) UU PPh.
  • 37. i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dgn jumlah tertentu yg ditetapkan dengan PP (PP 130 Tahun 2000 tgl 15-12-2000) Ps. 4(1) UU PPh : Penghasilan
  • 38. Royalti (Penjelasan Ps. 4 (1) huruf h UU PPh) Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan apa pun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas: 1. penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya; 2. penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah; 3. pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial;
  • 39. 4. pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1, penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada angka 2, atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3, berupa: a) penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; b) penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; c) penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi; Royalti (Penjelasan Ps. 4 (1) huruf h UU PPh)
  • 40. 5. penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan 6. pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas. Royalti (Penjelasan Ps. 4 (1) huruf h UU PPh)
  • 41. Pasal 1 Dalam PP ini, yg dimaksud dengan Utang Debitur Kecil adalah utang usaha yg jumlahnya tidak lebih dari Rp 350.000.000,00, termasuk : a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit lunak untuk usaha ekonomi produktif yg diberikan kepada Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (alasan ekonomi hasil pendataan KS) yang telah menjadi peserta Takesra dan tergabung dalam kegiatan kelompok Prokesra-OPPKS; b. Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yg diberikan oleh bank kepada koperasi primer baik sebagai pelaksana (executing) maupun penyalur (channeling) atau kepada LSM sebagai pelaksana pemberian kredit, untuk keperluan petani yg tergabung dalam kelompok tani guna membiayai usaha taninya dalam rangka intensifikasi padi, palawija dan hortikultura; c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), yaitu kredit yg diberikan oleh bank kepada masyarakat untuk pemilikan RSS; d. Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yg diberikan kepada nasabah usaha kecil; dan e. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi. PP 130 Tahun 2000
  • 42. • Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing diakui sebagai penghasilan atau biaya berdasarkan sistem pembukuan yg dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dgn SAK yg berlaku di Indonesia. • Apakah pernyataan tersebut benar? Diskusi: Selisih Kurs
  • 43. Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan e. Kerugian selisih kurs mata uang asing Ps. 6(1) UU PPh: Boleh dikurangkan l. keuntungan selisih kurs mata uang asing
  • 44. KEUNTUNGAN (KERUGIAN) SELISIH KURS (1) Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing diakui sebagai penghasilan atau biaya berdasarkan sistem pembukuan yg dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dgn SAK yg berlaku di Indonesia. (2) Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing sdp ayat (1) yg berkaitan langsung dgn usaha WP yg: a. dikenakan PPh yg bersifat final; atau b. tidak termasuk objek pajak, tidak diakui sebagai penghasilan atau biaya. Ps. 9 PP 94/2010
  • 45. Contoh:  PT A bergerak di bidang penyewaan apartemen. Sesuai dgn kontrak, sewa apartemen tiap bulan adalah US$1,000 dan diterbitkan invoice setiap tgl 1.  Pada tgl 1 September 2010 PT A menerbitkan invoice sebesar US$ 1,000 kpd penyewa. Pada tgl tsb, kurs yg berlaku adalah Rp9.000,00 per 1 US$.  Pada tgl 1 September 2010 tsb PT A mengakui penghasilan atas sewa apartemen Rp9.000.000,00 (US$ 1,000 x Rp9.000,00).  Pada tgl 15 September 2010 penyewa membayar sewa apartemen. Pada tgl tsb, kurs yg berlaku adalah Rp8.700,00 per 1 US$, shg nilai sewa yg dibayar adalah Rp8.700.000,00 (US$ 1,000 x Rp8.700,00).  Atas perbedaan waktu antara tgl penerbitan invoice dan tgl pembayaran timbul kerugian selisih kurs bagi PT A sebesar Rp300.000,00 ((Rp9.000,00 - Rp8.700,00) x US$ 1,000)).  Atas kerugian selisih kurs tsb tidak diakui sbg biaya bagi PT A karena berasal dari penyewaan apartemen yg telah dikenai PPh bersifat final. Ps. 9 PP 94/2010
  • 46. KEUNTUNGAN (KERUGIAN) SELISIH KURS (3) Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing sdp ayat (1) yg tidak berkaitan langsung dgn usaha WP yg: a. dikenakan PPh yg bersifat final; atau b. tidak termasuk objek pajak, diakui sebagai penghasilan atau biaya sepanjang biaya tsb dipergunakan untuk 3M penghasilan. Ps. 9 PP 94/2010
  • 47. Contoh: PT A, usaha penyewaan apartemen, bulan September 2010 mendapatkan pinjaman US$10,000,000 yg digunakan:  US$ 9,000,000 untuk membangun apartemen,  US$ 1,000,000 untuk membeli alat transportasi yg akan dipergunakan untuk usaha jasa angkutan. Atas keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yg berasal dari pinjaman sebesar US$ 1,000,000 tsb dapat diakui sebagai penghasilan atau biaya karena: a. tidak berkaitan langsung dengan usaha PT A di bidang penyewaan apartemen yang atas penghasilannya dikenai PPh bersifat final; dan b. merupakan pengeluaran untuk 3M penghasilan lainnya berupa usaha jasa angkutan yang atas penghasilannya dikenai PPh dgn tarif Pasal 17 UU PPh. Ps. 9 PP 94/2010
  • 48. p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva n. premi asuransi o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas q. penghasilan dari usaha berbasis syariah r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP s. surplus Bank Indonesia Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
  • 49. (1) Surplus BI yg mrpk objek PPh adalah surplus BI menurut laporan keuangan audit setelah dilakukan penyesuaian atau koreksi fiskal sesuai dgn UU PPh dgn memperhatikan karakteristik BI. (2) Ketentuan mengenai tata cara penghitungan dan pembayaran PPh atas surplus BI sdp ayat (1) diatur dgn PMK. Ps. 7 PP 94/2010 Karakteristik Bank Indonesia terkait surplus Bank Indonesia antara lain selisih kurs, penyisihan aktiva, dan penyusutan aktiva tetap.
  • 51. PINJAMAN TANPA BUNGA DARI PEMEGANG SAHAM (1) Pinjaman tanpa bunga dari pemegang saham yg diterima oleh WP berbentuk PT diperkenankan apabila: a. pinjaman tsb berasal dari dana milik pemegang saham itu sendiri dan bukan berasal dari pihak lain; b. modal yg seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi pinjaman telah disetor seluruhnya; c. pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi; dan d. perseroan terbatas penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan keuangan untuk kelangsungan usahanya. Ps. 12 PP 94/2010
  • 52. (2) Apabila pinjaman yg diterima oleh WP berbentuk PT dari pemegang sahamnya tidak memenuhi ketentuan sdp ayat (1), atas pinjaman tsb terutang bunga dgn tingkat suku bunga wajar. Ps. 12 PP 94/2010 Yang dimaksud dengan "tingkat suku bunga wajar" adalah tingkat suku bunga yg berlaku yg ditetapkan sesuai dgn prinsip kewajaran dan kelaziman (best practice) jika transaksi dilakukan di antara pihak yg tidak mempunyai hubungan istimewa sdd Ps. 18 ayat (4) UU PPh PINJAMAN TANPA BUNGA DARI PEMEGANG SAHAM
  • 54.  Pembagian laba scr langsung dan/atau tidak langsung yg berasal dari saldo laba termasuk saldo laba berdasarkan proyeksi laba tahun berjalan merupakan objek pajak,  kecuali bagian laba sdd Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh. Ps. 6 PP 94/2010
  • 55. Penghasilan yg Dikecualikan dari Objek Pajak f. dividen atau bagian laba yg diterima atau diperoleh PT sbg WPDN, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyertaan modal pd badan usaha yg didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dgn syarat: 1. dividen berasal dari cadangan laba yg ditahan; dan 2. bagi PT, BUMN dan BUMD yg menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yg memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yg disetor; Ps. 4(3) UU PPh