SlideShare a Scribd company logo
BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
  pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang
  pribadi yang berada di indonesia tidak lebih dari 183 hari
  dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak
  didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk
  menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
> atau dengan kata lain tempat usaha tersebut bersifat
  permanen dan digunakan untuk menjalankan usaha atau
  melakukan kegiatan dari orang pribadi yang tidak bertempat
  tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
  kedudukan di Indonesia.
Mulai                          Berakhir
   Saat menjalankan usaha        Saat tidak lagi
    atau melakukan kegiatan        menjalankan usaha atau
    melalui BUT di Indonesia       melakukan kegiatan melalui
                                   BUT di Indonesia
BUT Fasilitas Fisik
 Keberadaan BUT di Indonesia akan timbul apabila
 perusahaan asing tersebut memiliki fasilitas fisik
 sebagai tempat untuk menjalankan usaha atau
 melakukan kegiatan usahanya di Indonesia. Fasilitas
 fisik tersebut merupakan milik sendiri atau disewa dari
 pihak lain.
Contoh fasilitas fisik antara lain adalah:
 tempat kedudukan manajemen (a place of management);
 suatu cabang (a branch);
 suatu kantor (an office);
 suatu pabrik (a factory);
 suatu bengkel (a workshop);
 suatu gudang atau tempat penyimpanan barang sebagai
  tempat penjualan (a warehouse or promises used as sales
  outlet);
 suatu tambang, sumur minyak atau gas, suatu tempat
  penggalian atau ekplorasi atau eksploitasi sumber daya
  alam, rig untuk pengeboran atau kapal yang dipergunakan
  untuk eksplorasi atau ekploitasi sumber daya alam (a mine,
  an oil or gas well, a quarry or any other place of extraction
  or exploration or exploitation of natural resources, drilling
  rig or worker ship used for exploration or exploitation of
  natural resources).
BUT Aktivitas
 Keberadaan BUT di Indonesia timbul apabila
 perusahaan asing tersebut menjalankan kegiatan jasa-
 jasa di Indonesia dalam jangka waktu melebihi tes
 waktu. Sesuai Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang Pajak
 Penghasilan.
Yang termasuk BUT Aktivitas adalah:
 proyek konstruksi, proyek perakitan, instalasi atau
  kegiatan pengawasan yang ada hubungannya dengan
  proyek tersebut, dan
 pemberian jasa termasuk jasa konsultan yang dilakukan
  oleh suatu perusahaan melalui karyawan atau orang
  lain yang dipekerjakan oleh perusahaan itu untuk
  tujuan tersebut, kegiatan itu berlangsung selama lebih
  dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua
  belas) bulan.
BUT Keagenan
 Dianggap timbul suatu BUT perusahaan asing di
 Indonesia apabila perusahaan asing tersebut
 menjalankan usahanya di Indonesia melalui perusahaan
 lain yang bertindak sebagai agen yang tidak bebas
 (dependent agent).
Yang dimaksud dengan dependent agent adalah agen
 yang didalam melaksanakan usahanya bertindak atas
 nama perusahaan di luar negeri atau kegiatan agen
 tersebut seluruhnya atau hampir seluruhnya untuk
 perusahaan di luar negeri.
   BUT Asuransi
    Keberadaan BUT perusahaan asuransi asing timbul di
    Indonesia apabila perusahaan asuransi tersebut
    menutup resiko dan menerima premi secara langsung
    di Indonesia.
Sesuai Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Pajak
Penghasilan, diatur mengenai cakupan penghasilan
suatu BUT perusahaan asing di Indonesia yaitu:
      (i) Sesuai Attribution Rule, penghasilan suatu
BUT perusahaan asing di Indonesia adalah penghasilan
yang berasal dari kegiatan usahanya di Indonesia.
Misalnya, apabila BUT perusahaan asing tersebut
bergerak dibidang perdagangan, maka penghasilannya
di Indonesia adalah penghasilan yang berasal dari
kegitan usaha perdagangannya di Indonesia.
(ii) Sesuai Force of Attraction Rule, penghasilan suatu BUT
   perusahaan asing di Indonesia adalah termasuk penghasilan
   kantor pusatnya dari Indonesia yang diperolehnya dari
   kegiatan usaha yang sejenis dengan kegiatan BUT nya di
   Indonesia. Dengan demikian, penghasilan yang diterima atau
   diperoleh kantor pusatnya dianggap sebagai penghasilan BUT
   nya di Indonesia.
Ex: New York bank mempunyai cabang di Jakarta, apabila new
   york bank memperoleh penghasilan berupa bunga atas
   pinjaman yang diberikan kepada warga Indonesia tanpa
   melalui kantor cabangnya di indonesia penghasilan ini tetap
   dianggap sebagai penghasilan BUT (kantor cabang di Jakarta)
(iii) Sesuai Effectively-Connected Rule, penghasilan
  pasif (misalnya: bunga dan royalty) yang diterima atau
  diperoleh kantor pusatnya dan memiliki hubungan
  efektif dengan kegiatan usaha BUT nya di Indonesia
  dianggap sebagai penghasilan BUT nya di Indonesia.
Ex: (kasus di buku cetak) Jika Foodz hanya menerima
  royalti dan tidak memberi jasa manajemen maka royalti
  tidak termasuk penghasilan BUT karena tidak memiliki
  BUT. Tapi jika memberikan jasa maka pendapatan
  royalti dihitung sebagai penghasilan BUT dari
  pemberian jasa manajemen
Dalam rangka menentukan besarnya penghasilan kena pajak
(taxable income) suatu BUT perusahaan asing di
Indonesia, pembayaran ke kantor pusat yang tidak boleh
dikurangkan sebagai deductible expenses adalah:
  royalti atau imbalan lainnya yang berhubungan dengan
   penggunaan harta, paten atau hak-hak lain;
  imbalan yang berhubungan dengan jasa manajemen dan jasa
   lainnya;
  bunga kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan.


Selain itu, biaya administrasi kantor pusat yang dialokasikan ke
BUT nya di Indonesia yang dapat dibebankan hanya sebesar rasio
antara jumlah penghasilan BUT nya di Indonesia dengan jumlah
penghasilan globalnya dikalikan dengan jumlah biaya administrasi
kantor pusat.
   Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kena
    pajak setelah dikurangi PPh dalam bentuk penyertaan modal
    pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di
    Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri;
   Perusahaan baru yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia
    sebagaimana dimaksud pada point 1, harus secara aktif
    melakukan kegiatan usaha sesuai dengan akte pendirianya,
    paling lama 1 tahun sejak perusahaan tersebut didirikan.
   Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau
    selambat-lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak
    diterima atau diperolehnya penghasilan tersebut; dan
   Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut
    paling sedikit dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah
    perusahaan tempat penanaman dilakukan produksi komersial.
   Ex : Penghasilan Kena Pajak bentuk usaha tetap di Indonesia
    dalam tahun 2011 Rp17.500.000.000,00
    Pajak Penghasilan : 25% x Rp17.500.000.000,00 = Rp
    4.375.000.000,00 .Penghasilan Kena Pajak setelah pajak
    Rp13.125.000.000,00(Rp17.500.000.000,00 - Rp
    4.375.000.000,00 )
    Pajak Penghasilan Pasal 26(4) yang terutang 20% x
    Rp13.125.000.000,00 = Rp 2.625.000.000,00

    Apabila penghasilan setelah pajak sebesar Rp
    Rp13.125.000.000,00 tersebut ditanamkan kembali di Indonesia
    sesuai dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,
    atas penghasilan tersebut tidak dipotong pajak.

More Related Content

What's hot

aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
Trisna Wahyuni
 
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
Nony Saraswati Gendis
 
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Sri Apriyanti Husain
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
SitiNurza
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
RPG Gultom
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
JEMMY ESROM SERANG
 
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan PendapatanPengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan
DIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)jhumanangshare
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Amrul Rizal
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
Yesica Adicondro
 
Presentasi Revaluasi Aset
Presentasi Revaluasi AsetPresentasi Revaluasi Aset
Presentasi Revaluasi Aset
Pajeg Lempung
 
Ppt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunanPpt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunanranioktalia
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaansony4de
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
Annisa Khoerunnisya
 

What's hot (20)

PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
 
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
 
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan PendapatanPengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Ekuitas modal disetor
 
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
Presentasi Revaluasi Aset
Presentasi Revaluasi AsetPresentasi Revaluasi Aset
Presentasi Revaluasi Aset
 
Ppt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunanPpt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunan
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 

Similar to pajak: BUT

Mahir BUT
Mahir BUTMahir BUT
Mahir BUT
karomah95
 
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.pptBentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
FavianMaravilleYadis
 
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
IkbalAdytiaNst
 
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
BillyReihan
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
AprizalOmpusunggu
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
abifarizka
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
JancokKoe1
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdfMATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MARWANANURDIN
 
PPh Pasal 26
PPh Pasal  26PPh Pasal  26
PPh Pasal 26
Muhammad Fajar
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
NathaniaAprillya
 
Dasarhukum pph
Dasarhukum pphDasarhukum pph
Dasarhukum pph
Ian Siswanto
 
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.pptperpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
AdeliaFebrianti4
 
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912dewimita
 
PPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxPPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptx
AdrianHanda2
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Algamarputra
 
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankanKoreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
toniaris2
 

Similar to pajak: BUT (20)

Pajak pph
Pajak pphPajak pph
Pajak pph
 
Mahir BUT
Mahir BUTMahir BUT
Mahir BUT
 
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.pptBentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
 
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
 
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdfMATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
 
PPh Pasal 26
PPh Pasal  26PPh Pasal  26
PPh Pasal 26
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
 
Dasarhukum pph
Dasarhukum pphDasarhukum pph
Dasarhukum pph
 
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.pptperpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
 
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
 
PPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxPPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptx
 
Booklet pph
Booklet pphBooklet pph
Booklet pph
 
PPh
PPhPPh
PPh
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
 
PPh 21,22.23.26
PPh 21,22.23.26PPh 21,22.23.26
PPh 21,22.23.26
 
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankanKoreksi fiskal pph badan  dan khusus perbankan
Koreksi fiskal pph badan dan khusus perbankan
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 

pajak: BUT

  • 1.
  • 2. BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. > atau dengan kata lain tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dari orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
  • 3. Mulai Berakhir  Saat menjalankan usaha  Saat tidak lagi atau melakukan kegiatan menjalankan usaha atau melalui BUT di Indonesia melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia
  • 4. BUT Fasilitas Fisik Keberadaan BUT di Indonesia akan timbul apabila perusahaan asing tersebut memiliki fasilitas fisik sebagai tempat untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan usahanya di Indonesia. Fasilitas fisik tersebut merupakan milik sendiri atau disewa dari pihak lain.
  • 5. Contoh fasilitas fisik antara lain adalah:  tempat kedudukan manajemen (a place of management);  suatu cabang (a branch);  suatu kantor (an office);  suatu pabrik (a factory);  suatu bengkel (a workshop);  suatu gudang atau tempat penyimpanan barang sebagai tempat penjualan (a warehouse or promises used as sales outlet);  suatu tambang, sumur minyak atau gas, suatu tempat penggalian atau ekplorasi atau eksploitasi sumber daya alam, rig untuk pengeboran atau kapal yang dipergunakan untuk eksplorasi atau ekploitasi sumber daya alam (a mine, an oil or gas well, a quarry or any other place of extraction or exploration or exploitation of natural resources, drilling rig or worker ship used for exploration or exploitation of natural resources).
  • 6. BUT Aktivitas Keberadaan BUT di Indonesia timbul apabila perusahaan asing tersebut menjalankan kegiatan jasa- jasa di Indonesia dalam jangka waktu melebihi tes waktu. Sesuai Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang Pajak Penghasilan.
  • 7. Yang termasuk BUT Aktivitas adalah:  proyek konstruksi, proyek perakitan, instalasi atau kegiatan pengawasan yang ada hubungannya dengan proyek tersebut, dan  pemberian jasa termasuk jasa konsultan yang dilakukan oleh suatu perusahaan melalui karyawan atau orang lain yang dipekerjakan oleh perusahaan itu untuk tujuan tersebut, kegiatan itu berlangsung selama lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan.
  • 8. BUT Keagenan Dianggap timbul suatu BUT perusahaan asing di Indonesia apabila perusahaan asing tersebut menjalankan usahanya di Indonesia melalui perusahaan lain yang bertindak sebagai agen yang tidak bebas (dependent agent). Yang dimaksud dengan dependent agent adalah agen yang didalam melaksanakan usahanya bertindak atas nama perusahaan di luar negeri atau kegiatan agen tersebut seluruhnya atau hampir seluruhnya untuk perusahaan di luar negeri.
  • 9. BUT Asuransi Keberadaan BUT perusahaan asuransi asing timbul di Indonesia apabila perusahaan asuransi tersebut menutup resiko dan menerima premi secara langsung di Indonesia.
  • 10. Sesuai Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan, diatur mengenai cakupan penghasilan suatu BUT perusahaan asing di Indonesia yaitu: (i) Sesuai Attribution Rule, penghasilan suatu BUT perusahaan asing di Indonesia adalah penghasilan yang berasal dari kegiatan usahanya di Indonesia. Misalnya, apabila BUT perusahaan asing tersebut bergerak dibidang perdagangan, maka penghasilannya di Indonesia adalah penghasilan yang berasal dari kegitan usaha perdagangannya di Indonesia.
  • 11. (ii) Sesuai Force of Attraction Rule, penghasilan suatu BUT perusahaan asing di Indonesia adalah termasuk penghasilan kantor pusatnya dari Indonesia yang diperolehnya dari kegiatan usaha yang sejenis dengan kegiatan BUT nya di Indonesia. Dengan demikian, penghasilan yang diterima atau diperoleh kantor pusatnya dianggap sebagai penghasilan BUT nya di Indonesia. Ex: New York bank mempunyai cabang di Jakarta, apabila new york bank memperoleh penghasilan berupa bunga atas pinjaman yang diberikan kepada warga Indonesia tanpa melalui kantor cabangnya di indonesia penghasilan ini tetap dianggap sebagai penghasilan BUT (kantor cabang di Jakarta)
  • 12. (iii) Sesuai Effectively-Connected Rule, penghasilan pasif (misalnya: bunga dan royalty) yang diterima atau diperoleh kantor pusatnya dan memiliki hubungan efektif dengan kegiatan usaha BUT nya di Indonesia dianggap sebagai penghasilan BUT nya di Indonesia. Ex: (kasus di buku cetak) Jika Foodz hanya menerima royalti dan tidak memberi jasa manajemen maka royalti tidak termasuk penghasilan BUT karena tidak memiliki BUT. Tapi jika memberikan jasa maka pendapatan royalti dihitung sebagai penghasilan BUT dari pemberian jasa manajemen
  • 13. Dalam rangka menentukan besarnya penghasilan kena pajak (taxable income) suatu BUT perusahaan asing di Indonesia, pembayaran ke kantor pusat yang tidak boleh dikurangkan sebagai deductible expenses adalah:  royalti atau imbalan lainnya yang berhubungan dengan penggunaan harta, paten atau hak-hak lain;  imbalan yang berhubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya;  bunga kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan. Selain itu, biaya administrasi kantor pusat yang dialokasikan ke BUT nya di Indonesia yang dapat dibebankan hanya sebesar rasio antara jumlah penghasilan BUT nya di Indonesia dengan jumlah penghasilan globalnya dikalikan dengan jumlah biaya administrasi kantor pusat.
  • 14. Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kena pajak setelah dikurangi PPh dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri;  Perusahaan baru yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagaimana dimaksud pada point 1, harus secara aktif melakukan kegiatan usaha sesuai dengan akte pendirianya, paling lama 1 tahun sejak perusahaan tersebut didirikan.  Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau selambat-lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperolehnya penghasilan tersebut; dan  Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut paling sedikit dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan produksi komersial.
  • 15. Ex : Penghasilan Kena Pajak bentuk usaha tetap di Indonesia dalam tahun 2011 Rp17.500.000.000,00 Pajak Penghasilan : 25% x Rp17.500.000.000,00 = Rp 4.375.000.000,00 .Penghasilan Kena Pajak setelah pajak Rp13.125.000.000,00(Rp17.500.000.000,00 - Rp 4.375.000.000,00 ) Pajak Penghasilan Pasal 26(4) yang terutang 20% x Rp13.125.000.000,00 = Rp 2.625.000.000,00 Apabila penghasilan setelah pajak sebesar Rp Rp13.125.000.000,00 tersebut ditanamkan kembali di Indonesia sesuai dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, atas penghasilan tersebut tidak dipotong pajak.