Faktor dalam dan luar menyebabkan kelahiran dan perkembangan ilmu tauhid. Faktor dalam termasuk peranan al-Quran dan hadis untuk membantah kepercayaan sesat. Faktor luar termasuk interaksi dengan agama Yahudi, Kristen, Parsi, dan pengaruh falsafah Yunani, yang mendorong perdebatan tentang konsep Tauhid.
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
kelahiran ilmu tauhid degree
1. Kelahiran Ilmu Tauhid
Para penyelidik berpendapat ada dua faktor
yang menyebabkan Kelahiran dan
pertumbuhan Ilmu tauhid
Faktor dalaman
Faktor luaran
Faktor dalaman bermaksud faktor tercetus dari
dorongan agama Islam sendiri
2. Faktor dalaman
Faktor dalaman bermaksud faktor tercetus dari
dorongan agama Islam sendiri
Peranan al Quran
alQuran menerangkan iktikad yang salah dan
menjelaskan kepalsuannya.Firman Allah, surah al
Jathiah ayat 24
3. وقالوا ما هى ال حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما يهلكنا ال
الدهر وما اهم بذلك من علم, ان هم ال يظنون
maksudnya: Mereka itu (atheis) berkata hidup hanya
didunia sahaja, disini kita hidup dan mati dan yang
membinasakan kita hanya masa, padahal mereka tidak ada
pengetahuan tentang itu, mereka hanya berdasarkan
sangkaan sahaja
4. Allah menjelaskan keingkaran mereka mempercayai
kebangkitan semula
Al Quran menolak dakwaan yang tidak mengaku ada
Tuhan
Ulamak mengikuti langkah al Quran, mereka
buktikan kesalahan dan kepalsuan musuh Islam.
5. Al Quran mengajak manusia memahami
persoalan tauhid, ketuhanan, perhubungan antara
Tuhan dan makhluk. Sifat-sifat Allah dan
sebagainya.
-ذلكم ا ربكم ل اله ال هو خالق كل شيء - النععام 102
Al Quran menetapkan sifat-sifat Allah yang tidak
menyamaiNya samada pada zat, sifat dan
perbuatan. - ليس كمثله شيء, وهو السميع البصير
الشورى 11
Terdapat ayat-ayat muhkam dan mutasyabih.
الرحمن على العرش استوى – طه: 5
6. Peranan Hadith Nabi
Kelahiran hadith-hadith palsu menyebabkan ulamak
berusaha menolak hadith-hadith tersebut
Terdapat golongan yang mengadakan hadith palsu
dengan mensifatkan Allah dengan keterlaluan
Kelahiran berbagai kumpulan dan aliran umat Islam
ketika itu
Kemasukan bukan Arab yang membawa masuk
kefahaman lama mereka kedalam akidah Islam.
7. 3. Perselisihan politik umat Islam
Perebutan jawatan khalifah diantara Ali dan Muawiah
Berlaku peperangan Siffin
Keputusan majlis Tahkim menyebabkan s. Ali
terlucut jawatan secara tipu helah
Kelahiran golongan Khawarij
Khawarij menghukumkan mukmin berdosa besar
sebagai kafir
8. Faktor Luaran
Lahir dari orang kafir Yahudi dan Nasrani
Timbul perbahasan dengan Yahudi dalam
masalah zat Allah, dan sifat-sifatNya dan masalah
tanzih dan tasybih
Perbahasan diantara Islam dan kristian mengenai
Kalam Allah, khlqu al Quran , zat Allah dan
sifatnya serta perhubungan jauhar dan aradh
Perbahasan dengan agama Majusi dalam masalah
al syar ( الشر )dan al khair( الخير ), al solah wal aslah
الصلح والصللح)) )dan seumpamanya.
9. Agama Yahudi
Pertentangan ketara antara Yahudi dan Islam:
Yahudi menganggap mereka bangsa pilihan
Mereka menafikan kerasulan Nabi Muhammad
alQuran mengisahkan kedegilan Yahudi, mensifatkan
sebagai musuh ketat Islam.
Yahudi menyerapkan maklumat falsu kedalam agama Islam
melalui kerjasama penditanya
Ramai Yahudi memeluk Islam secara nifak seperti Ibnu
Saba’ dan Ibnu Sura.
Mereka menerapkan kepercayaan melampau seperti
kekudusan Ali, tasybih dan tajsim
Mereka menerapkan hadith hadit falsu dan kisah Israiliyat
dalam ajaran Islam.
10. Agama Kristian
Timbul perbahasan mengenai masalah al- Ittihad dan
al- hulul
Pada zaman Rasulullah, orang Kristian tidak
menyahut cabaran perdebatan dan mubahalah
daripada al- Quran.
Selepas perkembangan Islam, mereka mula
menyusun kembali pendapat mereka dalam
menghadapi agama Islam
11. golongan Mu’tazilah atau al Asyariyyah sama-sama
mencari jalan menolak pendapat kristian
al Quran telah memberikan garis panduan untuk
menolak dakwaan kristian itu.
Tokoh – tokoh Asyariah yang terkenal dengan
perdebatan dengan kristian ini ialah Ibn Hazm ,
Imam al Haramain al Juwaini, al Baqilani dan al
Syahrastani.
Hasil daripada perdebatan ini telah melahirkan
Ilmu tauhid yang lengkap khususnya mengenai
sifat – sifat Allah.
12. Dr Subhi telah berpendapat bahawa banyak masalah
yang timbul di dalam perbahasan Ilmu al- Kalam
adalah berlaku dengan sebab perbincangannya
dengan orang – orang Kristian
bahkan masalah yang terbesar di dalam Ilmu Kalam
iaitu masalah al- Quran itu makhluk dan Kalam Allah
adalah lahir dari perbahasannya dengan orang –
orang Kristian.
13. Faktor Agama Farsi
Perselisihan yang berlaku antara Islam dan agama
Farsi ialah dalam masalah Tauhid yang berpunca dari
perbahasan akhlak, khususnya dalam pentafsiran asal
kejadian al shar( (الشر
14. Faktor Falsafah Greek
pengaruh falsafah Greek dan keilmuan dan
perkembangan pemikiran Islam begitu ketara
sekali, khususnya dalam Ilmu Kalam.
Kenyataan ini ternyata dalam beberapa
pandangan ahli mutakallimin mengenai persoalan
sifat Allah dan hubunganya dengan falsafah
Greek.
Contohnya Jahmu pernah berkata bahawa tidak
boleh di ketahui sesuatu sebelum di jadikanNya :
sekiranya di ketahuiNya kemudian menjadikan
sama ada akan kekal Ilmunya sebagaimana yang
sedia ada ataupun tidak
15. Samb.
Kalau kekal maka ia jahil, kerana ilmu akan
menjadikan berlainan dengan ilmu yang telah di
jadikan. Sekiranya tidak kekal maka akan berubah
ilmuNya , sedangkan yang berubah adalah makhluk
bukan kepada yang qadim.
16. Faktor Luaran Yang Lain
Cabaran baru kepada umat dan ulama Islam.
Cabaran ini bermula apabila ramai di kalangan orang
asing yang memeluk agama Islam tetapi tidak
memahami benar – benar ajaran Islam. Aqidah yang
lama juga masih lagi mempengaruhi jiwa mereka.