Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas jenis-jenis zat adiktif seperti narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain seperti alkohol, tembakau, dan kafein. Juga dijelaskan penggolongan zat-zat tersebut berdasarkan undang-undang dan efeknya terhadap otak. Diuraikan pula contoh-contoh zat adiktif yang sering ditemukan di masyarakat beserta akibat penyal
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
25. jenis jenis napza
1. JENIS-JENIS NAPZA
DAN PERMASALAHANNYA
Dr. I Nyoman Sukartha, M.Kes
DINAS KESEHATAN PROPINSI BALI
2. Istilah
NAPZA, NAZA, Narkoba,
Narkotika , Madat dan
Obat terlarang
tidak terbatas golongan obat “zat” atau
subtances
menimbulkan ketergantungan zat adiktif
(kecanduan)
mengubah aktivitas otak zat psikoaktif
3. NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan zat
adiktif lainnya)
bahan/zat yang bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi tubuh
terutama susunan saraf pusat/otak,
sehingga menyebabkan gangguan
fisik, psikis dan fungsi sosial.
4. NAPZA
mengacu kepada Narkotika dan
Psikotropika
Undang-undang No.5 tahun 1997
tentang Psikotropika dan
Undang-undang No.22 tahun 1997
tentang Narkotika
5. Istilah lain
Narkoba: Narkotika dan
Obat/Bahan berbahaya
populer di masyarakat, media dan
aparat hukum
Madat: candu (suatu golongan
opioid)
6. Jenis NAPZA
dibagi berdasarkan
Undang-Undang
Efeknya terhadap Susunan Syaraf
Pusat
Yang terdapat di masyarakat serta
akibat pemakaiannya
Penggunaan dalam Bidang Medik
7. UU No 22 tahun 1997
tentang Narkotika
Zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semisintetis
menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
8. Penggolongan
Golongan I :
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
tidak ditujukan untuk terapi
potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan,
Contoh: heroin/putauw, kokain, ganja
12. Golongan II:
berkhasiat pengobatan, sebagai pilihan
terakhir
digunakan dalam terapi atau
pengembangan ilmu pengetahuan
potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan
Contoh: morfin, petidin
14. Golongan III:
berkhasiat pengobatan
banyak digunakan dalam terapi atau
pengembangan ilmu pengetahuan
potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
Contoh: kodein
15. Narkotika yang sering disalahgunakan:
Opiat: morfin, heroin (putauw),
petidin, candu, dan lain-lain
Ganja atau kanabis, mariyuana,
hashis
Kokain, yaitu serbuk kokain
16. UU No. 5 tahun 1997
tentang Psikotropika
Zat atau obat, alamiah maupun
sintetis bukan narkotika
berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
17. Penggolongan:
GOLONGAN I:
digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan
tidak digunakan dalam terapi
potensi amat kuat mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh: ekstasi, shabu, LSD
19. GOLONGAN II:
tujuan ilmu pengetahuan
berkhasiat pengobatan, dapat digunakan
dalam terapi,
potensi kuat mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh: amfetamin, metilfenidat atau
ritalin
20. GOLONGAN III :
berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi
tujuan ilmu pengetahuan
potensi sedang mengakibatkan
ketergantungan
Contoh: fenobarbital, flunitrazepam
21. GOLONGAN IV
berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi
untuk tujuan ilmu pengetahuan
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
Contoh: diazepam, bromazepam, fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti
pil BK, pil Koplo, Rohipnol, Dumolid, Mogadon
22. Psikotropika yang sering disalahgunakan
Psikostimulansia: amfetamin, ekstasi,
shabu
Sedatif dan Hipnotika (obat penenang
dan obat tidur): Mogadon (MG), BK,
Dumolid (DUM), Rohypnol (Rohyp),
Lexotan (Lexo), Pil koplo dan lain-lain
Halusinogen: Lysergic Acid
Diethylamide (LSD), Mushroom
23. ZAT ADIKTIF LAIN
bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain
yang disebut Narkotika dan Psikotropika,
meliputi:
Alkohol
Keppres No. 3 tahun 1997 tentang Pengawasan
dan Pengendalian Minuman Beralkohol.
mengandung etanol (etil alkohol), menekan
susunan syaraf pusat.
Merupakan gaya hidup atau bagian dari budaya.
24. 3 golongan minuman beralkohol
A : etanol 1-5%,
(Bir)
B : etanol 5-20%,
(Jenis-jenis
minuman anggur)
C : etanol 20-45%,
(Wiski, Vodka, TKW,
Manson House,
Johny Walker,
Kamput)
25. Jenis alkohol lain
metanol:
spiritus desinfektan, zat pelarut atau
pembersih
disalahgunakan berakibat fatal meskipun
dalam konsentrasi rendah.
26. Inhalansia (gas yang dihirup) Solven (zat
pelarut)
mudah menguap
senyawa organik (benzil alkohol),
terdapat pada:
barang keperluan rumah tangga,
kantor
pelumas mesin,
sering disalah gunakan
Contoh: Lem, tiner, penghapus cat kuku,
bensin.
27. Tembakau
Pemakaian sangat luas di masyarakat.
Kadar nikotin yang bisa diserap oleh tubuh per
batangnya 1-3 mg.
Dosis letal: 60 mg nikotin sekali pakai.
Pemakaian ROKOK dan
ALKOHOL terutama pada remaja,
pintu masuk penyalahgunaan
NAPZA
28. Kafein
zat stimulansia
dapat menimbulkan ketergantungan jika
dikonsumsi melebihi 100 mg /hari atau
lebih dari dua cangkir kopi
ketergantungan psikologis.
Minuman energi sering kali
menambahkan kafein dalam
komposisinya.
29. Klasifikasi lain:
Sama sekali dilarang
narkotika golongan I dan psikotropika
golongan I
Penggunaan dengan resep dokter
amfetamin, sedatif hipnotika
Diperjual belikan secara bebas
lem, tinner, rokok dan lain-lain
30. BERDASARKAN EFEKNYA TERHADAP
SUSUNAN SYARAF PUSAT
Golongan Depresan
mengurangi aktifitas fungsional tubuh
merasa tenang, pendiam dan bahkan
membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri.
Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein),
Sedatif (penenang),
hipnotik (obat tidur),
tranquilizer (anti cemas),
alkohol dalam dosis rendah,
dan lain-lain.
31. Golongan Stimulan
merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja.
menjadi aktif, segar dan bersemangat .
Golongan ini
Kokain, Amfetamin (shabu, ekstasi), Kafein.
32. Golongan Halusinogen
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
merubah perasaan dan pikiran dan seringkali
menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.
Golongan ini termasuk
Kanabis (ganja),
LSD,
Mescalin,
Pensiklidin (PCP),
berbagai jenis jamur,
tanaman kecubung
33. NAPZA YANG TERDAPAT DI MASYARAKAT
SERTA AKIBAT PEMAKAIANNYA
OPIOIDA
Opioida dibagi 3 golongan besar yaitu:
Opioida alamiah (opiat ): morfin, opium, kodein
Opioida semi sintetik: heroin/ putauw,
hidromorfin
Opioida sintetik: meperidin, propoksipen,
metadon
Nama jalanannya: putauw, ptw, black
heroin, brown sugar
34. Heroin murni: bubuk putih
Heroin yang tidak murni: putih keabuan
Getah opium poppy yang diolah menjadi
morfin proses putauw > 10 morfin.
Opioid sintetik: > 400 kali dari morfin.
Guna: analgetik kuat, berupa pethidin,
methadon, Talwin, kodein dan lain-lain
35. Cara penyalahgunaan:
disuntik (ngipe, nyipet, ive, cucau)
dihisap (ngedrag, dragon)
Reaksi: sangat cepat rasa ingin
menyendiri
taraf kecanduan
hilang rasa percaya diri,
tidak ingin bersosialisasi, membentuk dunia
mereka sendiri.
Lingkungan musuh
Berbohong
penipuan/pencurian atau tindak kriminal
lainnya.
36. KOKAIN
bentuk:
kokain hidroklorid
berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih
mudah larut dari free base.
free base.
tidak berwarna/ putih, tidak berbau dan rasanya
pahit
Nama jalanan : koka, coke, happy
dust, charlie, srepet, snow/salju, putih .
Biasanya dalam bentuk bubuk putih
37. Cara penyalahgunaan:
cara menghirup bubuk dengan penyedot
atau gulungan kertas,
di bakar bersama tembakau yang sering
disebut cocopuff .
bentuk padat : dihirup asapnya
(freebasing) .
Penggunaan dengan menghirup akan
berisiko luka pada sekitar lubang
hidung bagian dalam.
38. Efek dari pemakaian kokain ini
membuat pemakai merasa segar,
hilang nafsu makan, menambah
rasa percaya diri, juga dapat
menghilangkan rasa sakit dan
lelah.
39. KANABIS
Nama jalanan: grass, cimeng,
ganja, gelek, hasish, marijuana,
bhang
Ganja berasal dari tanaman
kanabis sativa dan kanabis
indica .
Terkandung 3 zat utama yaitu
tetrahidro kanabinol, kanabinol
dan kanabidiol
40. Cara penyalahgunaan: dihisap dengan
cara dipadatkan menyerupai rokok
atau dengan menggunakan pipa rokok.
Efek:
cenderung merasa lebih santai
rasa gembira berlebih (euforia),
sering berfantasi,
aktif berkomunikasi,
selera makan tinggi,
sensitif,
kering pada mulut dan tenggorokan.
41. AMFETAMIN
Nama generik: D-pseudo
epinefrin yang disintesa tahun
1887, dan dipasarkan tahun 1932
sebagai dekongestan
Nama jalanan: speed, meth,
crystal, uppers, whizz dan
sulphate
Bentuk: bubuk warna putih dan
keabu-abuan
42. Ada dua jenis amfetamin:
MDMA (methylene dioxy methamphetamin )
mulai dikenal sekitar tahun 1980 dengan nama
Ectacy atau Ekstasi.
Nama lain: xtc, fantacy pils, inex, cece, cein, e.
tidak selalu berisi MDMA karena merupakan
designer drugs campur zat lain (disain) untuk
mendapatkan efek yang
diharapkan/dikehendaki:
white doft, pink heart, snow white, petir yang
dikemas dalam bentuk pil atau kapsul.
43. Methamfetamin
lama kerja lebih panjang dibanding MDMA
(dapat mencapai 12 jam) dan efek
halusinasinya lebih kuat.
Nama lainnya shabu-shabu, SS, ice, crystal,
crank.
Cara penggunaan :
Dalam bentuk pil di minum peroral
Dalam bentuk kristal, dibakar dengan menggunakan kertas
aluminium foil dan asapnya dihisap (intra nasal) atau
dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang
khusus (bong).
Dalam bentuk kristal yang dilarutkan, dapat juga melalui
intra vena.
44. LSD (Lysergic acid)
Termasuk dalam golongan halusinogen
Nama jalanan : acid, trips, tabs
Bentuk: seperti kertas berukuran kotak
seperempat perangko dalam banyak warna
dan gambar; berbentuk pil, kapsul
Cara: meletakkan permukaan lidah dan
bereaksi setelah 30-60 menit sejak
pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam.
Efek: tripping , yang biasa digambarkan
seperti halusinasi terhadap tempat, warna
dan waktu.
45. SEDATIF-HIPNOTIK
(BENZODIAZEPIN)
Digolongkan zat sedatif (obat
penenang) dan hipnotika (obat tidur),
Nama jalanan dari Benzodiazepin :
BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara: oral, intra vena dan rectal.
Di bidang medis:
pengobatan kecemasan (ansietas),
panik
hipnotik (obat tidur)
46. SOLVENT / INHALANSIA
Uap dari bahan mudah menguap
yang dihirup.
Contohnya: aerosol, aica aibon, isi
korek api gas, cairan untuk dry
cleaning, tinner, uap bensin .
Biasanya digunakan secara coba-coba
oleh anak dibawah umur
golongan kurang mampu/anak
jalanan
47. Efek:
pusing,
kepala terasa berputar,
halusinasi ringan,
mual,
muntah,
gangguan fungsi paru, liver dan jantung.
Kronis kerusakan fungsi intelektual.
48. ALKOHOL
sering digunakan
proses fermentasi madu, gula, sari buah
atau umbi-umbian.
proses penyulingan kadar alkohol tinggi
mencapai 100%.
Nama jalanan alkohol: booze, drink
Kadar dalam darah maksimum
dicapai 30-90 menit
eufori kadar menurun: depresi
49. PENGGUNAAN NAPZA DALAM
BIDANG MEDIK
terapi medik pasien lebih baik
atau bila mungkin sembuh dari
penyakit atau gangguannya.
Psikofarmaka
Antipsikotik, Antiansietas,
Antidepresan, Antiinsomnia,
Antimanik
tergolong Psikotropika dan
sebagian kecilnya tergolong
narkotika.
50. Narkotika
Morfin, Petidin
digunakan untuk mengatasi nyeri yang di
derita pasien kanker stadium terminal,
nyeri kepala atau nyeri lainnya yang sukar
dihentikan dengan analgetika lainnya, nyeri
akibat pembedahan.
Kodein: simptom batuk.
51. Psikotropika
secara luas digunakan oleh
dokter untuk mengatasi gangguan
mental dan perilaku. Untuk
mengatasi nyeri lambung, nyeri
haid, nyeri dada atau proses
psikosomatik lainnya (golongan
benzodiazepine)
52. Anti psikotik
Chlorpromazin, haloperidol,
trifluoperazin,
tidak menimbulkan ketergantungan
dan sangat jarang disalahgunakan
pasien.
56. Methylphenydate (Ritalin)
derivat amphetamin
stimulansia susunan saraf pusat
obat pilihan bagi anak dengan
gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas
sering disalahgunakan.