Dokumen tersebut membahas tentang NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) yang meliputi definisi, jenis-jenis, pengertian penyalahgunaan, dan penanggulangannya.
4. A. Menyebutkan definisi NAPZA
Menyebutkan 3 golongan NAPZA berdasarkan sifat pengaruhnya
terhadap pemakai
Menyebutkan jenis NAPZA berdasarkan cara pakai, bentuk dan bahan.
B. Menyebutkan jenis-jenis NAPZA
C. Menyebutkan pengertian penyalalahgunaan NAPZA
dan jenis-jenis penyalahgunaannya
D. Menjelaskan tahapan pemakaian NAPZA
E. Menyebutkan faktor resiko/penyebab penyalahgunaan
NAPZA
F. Menyebutkan dampak penyalahgunaan NAPZA
G. Menjelaskan Penanggulangan (Pencegahan, Terapi
dan rehabilitasi Pengguna NAPZA)
7. Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat-
zat adiktif lainnya, meliputi zat alami atau
sintetis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan
psikis serta menimbulkan
ketergantungan (BNN, 2004)
Zat yang mempengaruhi struktur atau
fungsi beberapa bagian tubuh orang
yang mengkonsumsinya. Manfaat
maupun resiko penggunaan NAPZA
bergantung pada seberapa banyak,
seberapa sering, cara
menggunakannya, dan bersamaan
dengan obat atau NAPZA lain yang
dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010)
8. 1. Stimulan: merangsang sistem saraf pusat
2. Depresan: menekan sistem saraf pusat
3. Halusinogen: mengacaukan sistem saraf
pusat
TIGA GOLONGAN NAPZA BERDASARKAN SIFAT
PENGARUHNYA TERHADAP PEMAKAI
9. Menimbulkan perasaan segar, bersemangat,
tidak lelah, tidak lapar, rasa nikmat, bahagia,
disorientasi mental, rasa cemas tinggi, mudah
tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual,
merasa haus terus menerus, keringat dingin,
hipertensi
Memberikan rasa nikmat, bahagia
Amphetamine, Metamphetamine (Shabu),
XTC–Ecstasy (3,4 methylenedioxy-N-
Methylamphetamine), Kokain/Crack, Kafein,
Alkohol*, marijuana*
*) dalam jumlah sedikit
11. Menyebabkan halusinasi,
sangat dipengaruhi oleh
perasaan saat itu, dapat
menyebabkan perilaku
yang memalukan atau
membahayakan
Jamur kotoran sapi,
Bunga kaktus, Lem (Aica,
Aibon)
12. Cara pakai: dihisap/hirup,
dikunyah, ditelan, disuntikkan
Bentuk: cair, padat, kristal, lem,
kertas, bentuk-bentuk natural
(daun, biji, bunga, getah)
Bahan: natural dan sintetik
14. NARKOTIKA
UU RI NO. 22 TAHUN 1997:
Adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan
15. 3 Golongan Narkotika:
Golongan I :
Hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh : Heroin, Kokain, Ganja
19. Golongan II:
Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh:
Morfin
Petidin.
20. Golongan III:
Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Codein
21. PSIKOTROPIKA
UU RI No. 5 Tahun 1997:
Adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
22. 4 Golongan Psikotropika:
Golongan I :
Hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Ekstasi
23. Golongan II:
Berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Amphetamine
24. Golongan III:
Berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital
25. Golongan IV:
Berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan
Contoh: Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM)
26. Zat Adiktif Lainnya
Adalah bahan/zat yang berpengaruh
psikoaktif di luar narkotika dan psikotropika
Meliputi:
1. Minuman Beralkohol
2. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat
pelarut)
3. Tembakau
27. Minuman Beralkohol
Mengandung etanol etil alkohol
Berpengaruh menekan susunan saraf pusat
Dalam kebudayaan tertentu menjadi bagian
kehidupan sehari-hari
Memperkuat efek obat/zat narkotika atau
psikotropika bila digunakan bersamaan
28. 3 Golongan Minuman Beralkohol:
Golongan A : Kadar etanol 1 – 5 % (Bir)
Golongan B : Kadar etanol 5 – 20 % (anggur)
Golongan C : Kadar etanol 20 – 45 % (Wiski,
Vodka, Mansion House, JW)
29. Inhalasi dan Solven:
Berupa zat yang mudah menguap berupa
senyawa organik
Terdapat pada berbagai barang keperluan
rumah tangga, kantor, dan pelumas mesin.
Contoh : Lem, Tiner, Penghapus cat kuku,
bensin
30. Tembakau
Digunakan secara luas di masyarakat
Rokok dan alkohol merupakan pintu masuk
NAPZA di kalangan REMAJA.
Pencegahannya harus dilakukan
32. PENYALAHGUNAAN dan KETERGANTUNGAN
Penyalahgunaan adalah:
Penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA
secara berkala atau teratur di luar indikasi medis,
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik,
psikis, dan gangguan fungsi sosial
• Ketergantungan adalah:
• Keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik
dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah
NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan
timbul gejala putus obat (withdrawal symtomp)
33. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
OPIADA
a. Opiada Alamiah
(Opiat) : Morfin,
Opium, Codein
b. Opiada
Semisintetik :
Heroin, putaw,
hidromorfin
c. Opiada Sintetik :
Metadon
Heroin Murni -> bubuk
putih
Bila tidak murni->
putih keabuan
Dari getah opium
poppy, diolah menjadi
putaw = > 10 kali
morfin
Opiada Sintetik = 400 kali morfin,
digunakan dokter untuk pereda nyeri pada
tindakan pasca operasi, kanker.
34. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
OPIADA
Reaksi sangat cepat. Timbul perasaan ingin
menyendiri.
Jika kecanduan, hilang rasa percaya diri dan
keinginan bersosialisasi.
Pemakai akan membentuk dunianya sendiri
Lingkungan = musuh!
35. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
KOKAIN
Kristal putih, sedikit pahit,
mudah larut di air.
Nama lain: koka, coke, happy
dust, chalie, srepet, snow
Digunakan dengan cara
mengisap serbuk melalui
hidung atau dibakar bersama
dengan tembakau
Efek : perasaan segar,
kehilangan nafsu makan,
menambah rasa PD,
menghilangkan rasa sakit dan
lelah
36. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
KANABIS
Nama lain: ganja, cimeng,
gele, hasish, mariyuana,
grass, bhang, Be A
Digunakan seperti
mengisap rokok.
Efek cepat, pemakai
merasa santai, euphoria,
berfantasi, komunikasi
aktif, selera makan tinggi,
sensitif, mulut dan
tenggorokan kering
37. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
AMPHETAMINE
Nama Lain: seed, meth, crystal, whiz
Bentuk : bubuk putik atau keabuan (dihirup),
tablet (diminum)
Jenis :
1. MDMA (methylene
dioxy
metamphetamine)
-> inex, ekstasi
(tablet/kapsul)
38. 2. Metamphetamine
ice -> dibakar
dengan aluminium
foil atau botol kaca
khusus (bong),
asapnya diisap ->
sabu, ss, ice
39. PENYALAHGUNAAN NAPZA : LSD
(Lysergic Acid)
Golongan halusinogen
Nama lain : acid, trips, tabs, kertas
Bentuk : kotak, kapsul, tablet
Diletakkan di atas lidah, seperti makan
permen.
Reaksi setelah 30-60 menit, menghilang
setelah 8-12 jam
Efek : halusinasi tempat, warna, dan waktu.
Timbul obsesi indah atau menyeramkan.
40.
41. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
SEDATIF-HIPNOTIK
(BENZODIAZEPIN)
Golongan zat sedative (obat penenang)
dan hipnotika (obat tidur)
Nama lain: BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp
Pemakaian: Diminum, disuntikkan,
dimasukkan lewat anus.
Bidang Medis : mengobati kecemasan,
kejang, stress, obat tidur
42. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
SOLVEN/INHALASI
Uap gas yg dihirup. Contoh: aerosol, lem, isi
korek api gas, tiner, cairan dry cleaning, uap
bensin
Sering digunakan oleh anak-anak, golongan
kurang mampu
Efek : pusing, kepala berputar, halusinasi
ringan, mual, muntah, gangguan fungsi paru,
jantung dan hati
43. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
ALKOHOL
Zat psikoaktif yg sering digunakan sehari-
hari
Diperoleh dari proses fermentasi (alkohol
<15%)
Kadar alkohol lebih tinggi lewat penyulingan
Efek : euphoria, pusing, mual, hingga
penurunan kesadaran
44. Pengguna: tidak akan memiliki masalah
akibat penggunaannya karena semua
aspek kehidupan masih berjalan lancar
Penyalahguna: lebih sering menggunakan
dan mencari situasi di mana ia memiliki
alasan untuk menggunakan atau ia
menggunakan setiap kali ada masalah
Adiksi – ketergantungan/kecanduan:
kebutuhan untuk mengkonsumsi napza
secara teratur dan tidak mampu
menghentikan. Proses ini terjadi bertahap
dalam beberapa waktu tanpa terasa
45. PENGGUNAAN
Selama menjadi bagian dari kultur setempat dengan
kontrol sosial, tidak menjadi masalah sosial yang besar
PENYALAHGUNAAN
Ketika digunakan siapa saja, di mana saja, dan kapan
saja, tanpa memperhatikan kepentingan pengobatan
atau kultural, menjadi masalah besar
47. Coba – coba: rasa ingin
tahu
Pengobatan
Tekanan lingkungan:
ingin diterima
kelompoknya
Tuntutan pekerjaan
Budaya
Adiksi
48. Tahap pengguna :
1. Coba-coba
2. Sosial / rekreasi
3. Situasional
4. Habituasi (kebiasaan)
5. ketergantungan
49. Tahap pengguna :
1. Coba-coba
2. Sosial / rekreasi
3. Situasional
4. Habituasi (kebiasaan)
5. ketergantungan
• Karena rasa ingin
tahu
• Supaya diakui
kelompok
50. Tahap pengguna :
1. Coba-coba
2. Sosial / rekreasi
3. Situasional
4. Habituasi (kebiasaan)
5. ketergantungan
• utk bersenang-
senang
• utk santai
• Biasanya ketika
rekreasi
• Biasanya
berkelompok
51. Tahap pengguna :
1. Coba-coba
2. Sosial / rekreasi
3. Situasional
4. Habituasi (kebiasaan)
5. ketergantungan
dipakai bila:
• Tegang
• Sedih kecewa
52. Tahap pengguna :
1. Coba-coba
2. Sosial / rekreasi
3. Situasional
4. Habituasi (kebiasaan)
5. ketergantungan
• Pemakaian
Sering
• Terjadi
perubahan faal
tubuh dan gaya
hidup
53. Tahap pengguna :
1. Coba-coba
2. Sosial / rekreasi
3. Situasional
4. Habituasi (kebiasaan)
5. Ketergantungan
• Tidak bisa tidak
menggunakan
• Rela melakukan
apa saja untuk
mendapatkan
56. Faktor individu
- kurangnya konsep
diri akan nilai-nilai
baik
- Genetik, pada
remaja yang orang
tua pengguna
alkohol 3 – 4 kali
berisiko sebagai
peminum alkohol
Faktor penyebab :
1. Internal
2. Eksternal
3. Zat kandungan
57. Faktor individu
- Umur, tertinggi pada
remaja
- Pendidikan,
pendidikan dasar
- Pekerjaan, swasta
lebih banyak
Faktor penyebab :
1. Internal
2. Eksternal
3. Zat kandungan
58. Faktor Lingkungan
- pengaruh, dorongan
atau gaya hidup
- Keluarga, demokratis
lebih rendah daripada
yang disiplin ketat
- Pergaulan teman
sebaya, penggunaan
pertama dan
selanjutnya
Faktor penyebab :
1. Internal
2. Eksternal
3. Zat kandungan
67. Penanggulangan :
1. Preventif
2. Kuratif
3. rehabilitatif
1. Sisi demand
a. Pencegahan primer
(individu yang belum
menggunakan tetapi
memiliki risiko)
• Tidak mencoba-coba
• Yakinkan diri Anda bahwa
Anda tidak membutuhkan
NAPZA
• Batasi pergaulan intensif
dengan kelompok
pengguna NAPZA
• Hindari ketergantungan
(dalam relasi sosial)
terhadap pengguna
NAPZA
68. Penanggulangan :
1. Preventif
2. Kuratif
3. rehabilitatif
1. Sisi demand
a. Pencegahan primer
(individu yang belum
menggunakan tetapi
memiliki risiko)
b. Pencegahan sekunder
(kelompok/komunitas
pengguna agar tidak
melakukan lagi)
c. Pencegahan tersier (mantan
pengguna NAPZA agar tidak
kambuh lagi)
2. Sisi Suplai
a. Pencegahan primer
(mengurangi pasokan)
b. Pencegahan sekunder
(mengurangi permintaan)
c. Pencegahan tersier
(mengurangi dampak buruk)
69. 1. Fase penerimaan awal
2. Fase detoksifikasi
tanpa substitusi
3. Fase detoksifikasi
dengan substitusi
(kodein, bufremorfin,
matadon)
4. Terapi komplikasi
medik
Penanggulangan :
1. Preventif
2. Kuratif
3. Rehabilitatif
70. 1. Fase stabilisasi
(rehabiitasi medik)
2. Fase sosialisasi
masyarakat (rehabilitasi
psikiatrik, psikososial,
psikoreligius, forum
silaturahmi, program
terminal)
Penanggulangan :
1. Preventif
2. Kuratif
3. Rehabilitatif