SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia
semakin

meningkat

jumlahnya

sejak

tahun

1980-an.

Hal

ini

mendesak

departemen kesehatan berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara
persemakmurannya untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan
hukum yang diterima institusi kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75 milyar
ponsterling. Jumlah yang sangat besar ini memaksa departemen kesehatan
Inggris merombak keseluruhan sistem pelayanan kesehatan, utamanya budaya
kerja para pemberi layanan kesehatan.1
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board
yang

menjadi

afiliasinya.

Selanjutnya

disadari

bahwa

tidak

hanya

penanggulangan risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan,
fokus pada kepentingan pasien, dan komponen-komponen lain membentuk
sebuah kerangka kerja baru yang disebut clinical governance. Manajemen risiko
merupakan salah satu pilar penerapan clinical governance dalam institusi
pelayanan kesehatan.
Manajemen

risiko

dapat

digambarkan

sebagai

proses

berkelanjutan

dari

identifiasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu. Dengan penekanan
pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan penanggulangan menjadi
pencegahan dan pengelolaan.2
Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan
non klinis sifatnya. Risiko klinis adalah seluruh risiko yang dapat dikaitkan
langsung dengan layanan medis, maupun layanan lain yang dialami pasien
selama dalam institusi kesehatan. Seperti manajemen farmasi, masuk dan keluar
rawat inap, kontrol infeksi, kecukupan jumlah perawat yang melayani, dan
sebagainya. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi,
maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung
dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua
risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organsisasi. Risiko dalam
segi finansial tentunya yang dapat menganggu kontrol finansial yang efektif,
termasuk sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntasi yang
baik.3

Tujuan
Kegiatan pelayan kesehatan adalah suatu aktivitas berisiko tinggi, baik untuk
pengguna yaitu pasien maupun bagi penyedia layanan. Sehingga peran
manajemen risiko sangat penting dan esesial dalam sebuah institusi layanan
kesehatan.
Tujuan

penerapan

manajemen

risiko

dalam

institusi

kesehatan

untuk

meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa datang. Dengan adanya
tindakan yang bersifat antisipatif dari manajer risiko, bila terjadi insiden maka
sudah tersedia alternatif keputusan yang dilihat dari berbagai sisi dilengkapi
dengan pengetahuan akan konsekuensi dan dampak yang diakibatkannya.
Secara singkat, tujuan manajemen risiko pada akhirnya akan melindungi pasien,
karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya dalam ruang lingkup
institusi pelayanan kesehatan.

3

“Accidents hardly ever happen without warning. The combination or sequence of
failures and mistakes that cause an accident may indeed be unique, but the
individual failures and mistakes rarely are.”

6
7
8
9

ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004
NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007
Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006
Steele. An introduction to risk management. 2001.

10

How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk

Page 2
ISI
A. Pengorganisasian dan kebijakan manajemen risiko
Dalam sebuah sistem pelayanan kesehatan, manajemen risiko merupakan salah
satu komponen yang membentuk kerangka kerja institusi. Dimana, kerangka
kerja yang ditujukan untuk menghasilkan layanan berkualitas dengan fokus pada
kebutuhan pasien disebut sebagai clinical governance. Yang menentukan
dampak

dari

pelaksanaan

clinical

governance

adalah

interaksi

seluruh

komponen pembentuknya yang saling melengkapi. Sehingga manajemen risiko
tanpa adanya evaluasi dan pembelajaran berkesinambungan, kerjasama tim,
dedikasi terhadap kepentingan pasien serta komponen lainnya tidak akan
berhasil. Bagaikan buah jigsaw yang saling melengkapi membentuk gambaran
utuh karakteristik layanan kesehatan yang berkualitas.

2, 4

Karena pengaruhnya sangat besar dalam menentukan kualitas produk layanan,
posisi seorang manajer risiko atau ketua komite manajemen risiko rumah sakit
atau institusi layanan kesehatan lainnya bergabung atau sejajar dengan quality
assurance dan bertanggung jawab langsung kepada direktur atau board of trust.
Tetapi adapula yang meletakkan sub komite manajemen risiko dibawah komite
audit, baru kemudian langsung bertanggung jawab kepada board of trust.
Sedangkan, manajer risiko akan membawahi seluruh ketua departemen yang ada
dalam institusi tersebut. Hal ini berhubungan dengan risiko yang dapat timbul,
kemungkinannya bersumber dari seluruh departemen terkait.

3

Apapun bentuk struktur organisasinya, yang terpenting adalah pelaksanaanbya
secara prinsip.

Bahwa input dalam kegiatan manajemen risiko berasal dari

seluruh unit, berupa segala hal yang dapat mempengaruhi kualitas produk
layanan kesehatan atau mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Setelah
dilakukan proses dan pengolahan, outputnya akan disampaikan kepada direktur
sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.

5

Sebuah organisasi layanan kesehatan tidak cukup hanya sebatas memiliki
manajemen atau sub komite atau komite manajemen risiko saja. Arah kebijakan
yang terkait pengelolaan risiko harus terpampang dengan jelas. Untuk rumah
sakit khususnya di Indonesia masih cukup jarang yang memiliki kebijakan
1.
2.
3.
4.
5.

Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994
NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005
Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007
NHS. Clinical Governance into Practice.
Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008

Page 3
manajemen risiko yang jelas dan tranparan. Sementara diluar negeri tidak hanya
rumah sakit, intitusi layanan kesehatan lainnya sudah memilikinya.
Bila kita lihat contoh-contoh kebijakan manajemen risiko dari Negara lain
bunyinya sangat bervariasi, namun memiliki beberap prinsip yang terikat dalam
benang merah “menciptakan lingkungan yang aman”. Aman disini artinya sangat
luas, aman bagi organisasi dari masalah hukum dan finansial; aman bagi pasien
dari kesalahan medis dan fasilitas fisik kurang baik; aman bagi karyawan dapat
bekerja dengan tenang dan mau melaporkan setiap insiden karena yakin tidak
akan disalahkan.
Beberapa prinsip yang disarikan dari beberapa contoh kebijakan manajemen
risiko adalah:2,3,5
1. Kebijakan dan kegiatan manajemen risiko harus diintegrasikan sebagai
filosofi, sebagai komponen manajerial secara umum dan dalam kegiatan
praktis sehari-hari. Ini berlaku disemua unit maupun level organisasi.
Termasuk dalam rencana bisnis awal.
2. Strategi pengelolaan risiko juga harus sejalan dengan tujuan organisasi,
karena

akan

menciptakan

mempengaruhi
organisasi

proses

pembelajar

pengambilan
(learning

keputusan

dalam

organization)

yang

melakukan perbaikan secara berkelanjutan (continual improvement).
3. Adanya keterbukaan, komunikasi yang baik dan responsif terhadap
perubahan maupun risiko yang terjadi dapat menghindarikan organisasi
dari kesulitan dengan pihak eksternal (media massa, masyarakat) dan
meminimalisir kerugian.
4. Pengelolaan risiko

melibatkan pasien secara aktif serta pemangku

kepentingan lain secara bahu-membahu (partnership).
5. Adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan risiko secara
periodik, dan terus menerus melakukan perubahan kearah perbaikan.
6. Tujuan akhir kebijakan adalah

agar dapat mengidentifikasi dan

mengontrol risiko yang mengancam organisasi, kesehatan, keamanan dan
kesejahteraan karyawan, pasien dan pemangku kepentingan lainnya.

6
7
8
9

ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004
NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007
Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006
Steele. An introduction to risk management. 2001.

10

How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk

Page 4
Selain tingkat lokal institusi provider layanan kesehatan, penetapan kebijakan
manajemen risiko pada level yang lebih tinggi memiliki beberapa keuntungan.
Seperti yang dialami negara-negara persemakmuran, yang menggunakan
guidelines manajemen risiko versi Australia/New Zealand. Karena sistem yang
digunakan sama, database risikonya pun serupa. Sehingga dapat berbagi
informasi dan pengalaman dengan kondisi serupa pula. Pengelolaan risiko pun
menjadi lebih ringan karena bisa melihat pengalaman negara lain dalam
menghadapi masalah serupa, bahkan dapat melakukan perbaikan bersamasama. Lesson learnt pun lebih mudah tercapai.6
Bila di Indonesia sudah ditetapkan kebijakan manajemen risiko ditingkat depkes,
rumah sakit diseluruh Indonesia tinggal menerapkan dengan penyesuaian
tertentu.

Yang

penting

dapat

berbagi

identifikasi

risiko,

analisa

dan

pengelolaannya. Sehingga pencapaian perbaikan kualitas pun lebih mudah.

A. Proses manajemen risiko
Manajemen risiko adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Berbagai literatur
memiliki perbedaan konteks namun kontennya sama. Secara singkat proses
manajemen risiko dimulai dengan identifikasi

risiko, analisa risiko mana yang

perlu tindakan segera mana yang hanya sebagai catatan, pengelolaan risiko
adalah action atau tindakan sebagai respon terhadap risiko yang terjadi dan
selanjutnya dilakukan follow up.
NHS (National Health Sistem) Direct dari negara persemakmuran menjelaskan
proses manajemen risiko dalam organisasi mereka sebagai Risk management
pathway.

Proses ini dimulai dari pemahaman mengenai tujuan organisasi

kemudian penentuan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Saat
inilah mulai dipertimbangkan risiko apa saja yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan

kegiatan.

Lalu

dibuatkan

daftar

risiko

diteruskan

dengan

pengelolaan risiko (risk assessment). Selanjutnya ditentukan tindakan apa yang
akan diambil untuk mengatasi risiko. Lalu dibuat rencana pelaksanaan tindakan
dan melengkapi register risiko. Tidak lupa perlunya dilakukan evaluasi terhadap
pengelolaan risiko minimal.
1.
2.
3.
4.
5.

5

Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994
NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005
Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007
NHS. Clinical Governance into Practice.
Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008

Page 5
Proses identifikasi risiko NHS Direct
investigasi

insiden

dan

melakukan workshop, analisa skenario,

teknik-teknik

lainnya.

Kemudian

risiko

tersebut

dikelompokkan kedalam 7 jenis yaitu: Clinical risk, finansial risk, operational risk,
hazard risk, compliance risk, clinical and reputation risk. Selanjutnya dibuatkan
deskripsi risiko, termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin
terjadi serta dampak yang akan ditimbulkan.

5

Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yangdapat diakibatkan
sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi.
Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan
prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya, ditentukan tindakan
yang akan diberlakukan terhadap masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan
tidak prioritas tindakannya dapat hanya mentoleransi saja dan menjadikannya
sebagai catatan. Namun bila risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan
mengganggu pencapaian tujuan organisasi sehingga prioritas utama, maka harus
diatasi atau ditransfer bahkan menghentikan kegiatan yang meningkatkan
terjadinya risiko.
Setelah tindakan diputuskan dan dilakukan selanjutnya adalah melengkapi
register risiko. Evaluasi kegiatan dan proses keseluruhan sebagai tindak
lanjutnya sangat penting. Bila terjadi eskalasi risiko, manajer dapat mengambil
tindakan untuk menerima risiko dan memasukkannya kedalam register atau
memodifikasi risiko dengan mengubah deskripsi risiko, memodifikasi karakteristik
risiko atau menolak eskalasi risiko.5,7
Sudut pandang lain dalam mengidentifikasi risiko

ditawarkan oleh JCAHO

mengupas

keamanan.

kerentanan

organisasi

terhaap

faktor

Kerentanan

(vulnerability) disini dimaksudkan terhadap kejahatan, pelanggaran peraturan
dan kerentanan akan kerugian. Kerentanan dapat diartikan sebagai kelemahan
program pengamanan sebuah institusi sehingga dimanfaatkan oleh oknum yang
tidak berkepentingan mengakses asset. Pengelolaan selanjutnya serupa walau
tak sama dengan yang dilakukan NHS direct
teridentifikasi.

terhadap risiko yang telah

8

Ada beberapa istilah yang terkait dengan insiden dan risiko. Kegagalan aktif
(active failures) adalah perilaku berisiko yang dilakukan oleh ujung tombak
6
7
8
9

ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004
NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007
Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006
Steele. An introduction to risk management. 2001.

10

How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk

Page 6
organisasi, dalam waktu singkat, spontan dan sulit diprediksi. Berlawanan
dengan sebelumnya, kondisi laten adalah kondisi dimana risiko berkembang
seiring waktu, bila bertemu faktor lain atau kegagalan aktif dapat membuahkan
insiden. Sering berupa rutinitas lama yang dapat diidentifikasi dan dihilangkan
sebelum menimbulkan dampak buruk.

9

Istilah lainnya yang seringkali berhubungan dengan identifikasi risiko dan
pelaporan insiden adalah Adverse incident dan near miss. Adverse event adalah
kejadian yang timbul secara tidak konsisiten dengan pelayanan rutin untuk
pasien atau operasional rutin organisasi. Near miss adalah kejadian yang dengan
keberuntungan atau keterampilan tertentu dapat dicegah sehingga tidak menjadi
insiden.

9

Bila proses manajemen risiko dapat terlaksana disetiap unit

manajer dapat

mengantisipasi situasi sebelum terjadi kecelakaan. Analisis proaktif terhadap
data insiden dapat mengurangi risiko, yaitu menganalisa apa saja yang potensial
menimbulkan kesalahan. Juga membantu identifikasi biaya yang diperlukan
melakukan sesuatu dengan benar dan biaya yang keluar bila terjadi kesalahan.
Apa

yang

terjadi

bila

terlanjur

terjadi

sebuah

insiden?

Harus

9

segera

mengumpulkan data-data untuk membuat pencatatan kronologis yang akurat.
Selanjutnya dianalisa insiden yang terjadi memiliki kecenderungan dampak
kemana. Selain pengumpulan data, pelaporan juga harus up to date dan
sesegera mungkin. Hal ini akan menyediakan peringatan awal dari kemungkinan
tuntutan hukum. Hal ini termasuk dalam tindakan mengontrol

risiko dan

meminimalisir risiko.9
Pelaporan

insiden

lebih

awal

dan

analisisnya

memungkinkan

terjadi

pembelajaran lebih cepat. Pembelajaran adalah tujuan pengelolaan risiko akibat
kesalahan manusia. Sehingga perlu dipupuk budaya melaporkan dengan
sukarela, tanpa takut disalahkan. Insiden dan near miss bukanlah mengenai
disiplin, menutup-nutupinya akan menyulitkan organisasi.
Proses

manajemen

risiko

di

pelayanan

primer

9

juga

merupakan

proses

berkelanjutan yang memastikan institusi tersebut bekerja dalam kerangka kerja
dan kerangka hukum yang sesuai. Identifikasi dan pengelolaan risiko harus
1.
2.
3.
4.
5.

Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994
NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005
Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007
NHS. Clinical Governance into Practice.
Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008

Page 7
termasuk dalam strategi kerja, lengkap dengan perencanaan untuk pencegaha
terjadinya risiko. Alur proses manajemen risiko dalam PCT (primary care trust)
sebagai berikut: identifikasi risiko, assessment atau analisa dan pengelolaan
risiko,

evaluasi penatalaksanaan

terhadap risiko yang menjadi insiden,

pencatatan dan monitoring berkala.3
Manajer berperan untuk memastikan bahwa proses diatas berjalan disetiap area.
Adanya metode reaktif untuk pelaporan insiden, komplain dan klaim serta
metode proaktif seperti survey kepuasan pelanggan, inspeksi kepatuhan dari
laporan, dan lain-lain dapat membantu manajer mengidentifikasi risiko pada
pelayanan primer.3
Pengelolaan/ assessment risiko meliputi:3
1. Identifikasi potensial hazard dan risiko
2. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya
3. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau
perlu dirubah untuk mencegah terjadinya insiden
4. Catat temuan lalu buat rencana pengelolaannya
5. Evaluasi pengelolaan secara keseluruhan, perbaiki bila perlu
Langkah awal untuk menganalisa risiko dapat dibantu dengan beberapa
pertanyaan berikut ini:10
1.apakah kita mampu mengontrol untuk mencegah terjadinya risiko?
2.apa konsekuensinya bila risiko benar terjadi?
3.apa sajakah yang mungkin menyebabkan timbulnya risiko?
4.apa level risiko ini ?
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut

bila

benar

terjadi.

Dampak

terhadap

produk

layanan

maupun

pencapaian tujuan organisasi. Standar Australia menyebutkan bahwa risiko =
dampak x kemungkinan terjadi. Hal inilah yang menelurkan matriks analisa
6
7
8
9

ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004
NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007
Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006
Steele. An introduction to risk management. 2001.

10

How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk

Page 8
risiko. Risiko yang dampaknya signifikan mendapat prioritas tinggi adalah risiko
yang sangat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Semua risiko yang
termasuk kategori ini harus mendapat perhatian utama dari direktur atau board
of trust dan dibuat rencana tindak lanjutnya. Risiko yang dampaknya mediumrendah akan dikumpulkan menjadi sebuah register oleh manajer risiko bekerja
sama dengan kepala-kepala departemen untuk pembuatan rencana tindak
lanjutnya dan pengawasan.
Jadi

perbedaan

status

3

risiko

berhubungan

dengan

pengambil

keputusan

selanjutnya. Status risiko yang tinggi, membutuhkan pengambilan keputusan
langsung dari top manegement organisasi. Untuk status yang sedang and rendah
cukup middle manager yang mengambil keputusan.

1.
2.
3.
4.
5.

Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994
NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005
Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007
NHS. Clinical Governance into Practice.
Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008

Page 9
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengorganisasian manajemen risiko dalam struktur organisasi institusi
pelayanan kesehatan terletak bersama dengan manajemen mutu.
2. Kebijakan manajemen risiko harus menjadi satu kesatuanh dengan
kegiatan

sehari-hari

dan

bagian

dari

rancangan

bisnis

secara

keseluruhan
3. Proses manajemen risiko terdiri dari identifikasi, assessment, evaluasi
dan follow up berkala.
4. Manajemen risiko merupakan bagian dari kerangka kerja clinical
governance untuk mencapai kualitas layanan prima.
Saran
1. Diperlukan manajemen risiko layanan kesehatan ditingkat lokal institusi
(rumah sakit) dan umum (departemen kesehatan) untuk meningkatkan
kualitas dan kemampuan rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien.
2. Diperlukan

lembaga

independen

yang

berfungsi

sebagai

pengawas

kualitas produk rumah sakit, termasuk komponen manajemen risikonya.
Yang akan berfungsi sebagai pemberi masukan secara periodic untuk
perbaikan kualitas layanan kesehatan. Agar praktisi kesehatan tidak lagi
menjadi bulan-bulanan media massa dengan peliputan yang timpang.

6
7
8
9

ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004
NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007
Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006
Steele. An introduction to risk management. 2001.

10

How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk

Page 10
KEPUSTAKAAN

1. J Manth, A Gatherer. Editorials: Managing Clinical Risks. BMJ vol 308. Juni
1994. Disitasi dari www.bmj.com tanggal 22 Februari 2009.
2. NHS QI Scotland. Clinical Governance & Risk Management: Achieving safe,
effective, patient-fokused care and service. 2005. Disitasi dari
www.nhshealthquality.org tanggal 22 februari 2009.
3. Bury Primary Care Trust. Risk management policy & strategy. 2007.
Disitasi dari www.burypct.nhs.uk tanggal 22 februari 2009.
4. Clinical governance into practice. Disitasi dari www.nhs.org tanggal 22
februari 2009.
5. Kerringan, Helen. NHS direct: Corporate Risk management and Policy.
Desember 2008. Disitasi dari www.nhsdirect.nhs.uk tanggal 22 februari
2009.
6. ARC. NHS QI Scotland- Risk management report. Agustus 2004. Disitasi
dari www.nhs.scot.org tanggal 22 februari 2009.
7. NHS ambulance service trust. Risk management strategy. 2007. Disitasi
dari www.nhs.org.
8. Owles Jr, Robert E. Karim H Vellani. Vulnerability and risk assessment in
the environment of care. 2006. Disitasi dari www.jcaho.org tanggal 22
februari 2009.
9. Steele, chris. An introduction to clinical risk management. 2001.disitasi
dari www.optometry.co.uk tanggal 22 februari 2009.
10.Educational resources clinical governance. How do I asses or analyse risk.
Disitasi dari www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk tanggal 22 februari 2009.

1.
2.
3.
4.
5.

Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994
NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005
Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007
NHS. Clinical Governance into Practice.
Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008

Page 11

More Related Content

What's hot

Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...
Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...
Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...
Kanaidi ken
 
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Muh Saleh
 
Modul cost containtment
Modul cost containtmentModul cost containtment
Modul cost containtmentIshaq Jayabrata
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
NajMah Usman
 
Mitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Mitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTMitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Mitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Kanaidi ken
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Iskandar Taran
 
Rencana Strategis (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022
Rencana Strategis  (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022Rencana Strategis  (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022
Rencana Strategis (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022
Armin Kobain
 
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitPeran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Sonny Irawan
 
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi MalariaKepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
hersu12345
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
SuMarni41
 
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen RisikoPemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Ali Fuad R
 
# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf
# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf
# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf
khofikhafizhah2
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiraysa hasdi
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Kanaidi ken
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Lilis Suryani Arta
 
SOP rekam-medis-elektronik
SOP rekam-medis-elektronikSOP rekam-medis-elektronik
SOP rekam-medis-elektronik
Harkel Marthinu
 
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
SANTOSA15
 
Contoh Full spo spill kit
Contoh Full spo spill kitContoh Full spo spill kit
Contoh Full spo spill kit
Andi Wijaya
 

What's hot (20)

Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...
Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...
Evaluasi Pelaksanaan RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan An...
 
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
 
Managed care
Managed careManaged care
Managed care
 
Modul cost containtment
Modul cost containtmentModul cost containtment
Modul cost containtment
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
Mitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Mitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTMitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Mitigasi Risiko Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
 
Rencana Strategis (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022
Rencana Strategis  (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022Rencana Strategis  (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022
Rencana Strategis (RENSTRA) RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun 2018 - 2022
 
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitPeran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
 
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi MalariaKepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
 
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen RisikoPemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
 
# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf
# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf
# 18 Penilaian kinerja individu dan Klinik.pdf
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologi
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
SOP rekam-medis-elektronik
SOP rekam-medis-elektronikSOP rekam-medis-elektronik
SOP rekam-medis-elektronik
 
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
 
Contoh Full spo spill kit
Contoh Full spo spill kitContoh Full spo spill kit
Contoh Full spo spill kit
 

Viewers also liked

Klasifikasi risiko
Klasifikasi risiko  Klasifikasi risiko
Klasifikasi risiko
STAIN PEKALONGAN
 
Manajemen Resiko
Manajemen ResikoManajemen Resiko
Manajemen Resikomugnisulaeman
 
Tugas4 rpl(b) kelompok 5
Tugas4 rpl(b) kelompok 5Tugas4 rpl(b) kelompok 5
Tugas4 rpl(b) kelompok 5
Pande Narendra
 
RCA dan HFMEA bagi Rumah Sakit
RCA dan HFMEA bagi Rumah SakitRCA dan HFMEA bagi Rumah Sakit
RCA dan HFMEA bagi Rumah Sakit
I Putu Cahya Legawa
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Wira Kusuma
 
Pengorganisasian
PengorganisasianPengorganisasian
Pengorganisasian
Pradipta Bayuwega
 
KARYA ILMIAH PRODUKSI MEBEL
KARYA ILMIAH PRODUKSI MEBELKARYA ILMIAH PRODUKSI MEBEL
KARYA ILMIAH PRODUKSI MEBELFirdika Arini
 
Bab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasienBab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasien
Jumpa Utama Amrannur
 
Pelatihan Manajemen Resiko
Pelatihan Manajemen ResikoPelatihan Manajemen Resiko
Pelatihan Manajemen Resiko
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risiko
Dwi Wahyu
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
Mang Engkus
 
Recuperar archivos ocultos por virus en memorias
Recuperar archivos ocultos por virus en memorias Recuperar archivos ocultos por virus en memorias
Recuperar archivos ocultos por virus en memorias
Luis Villalobos
 
Unit3
Unit3Unit3
Unit3
13023901-016
 
CONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
CONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOCONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
CONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
Veranica Widi
 
Apparel
ApparelApparel
Apparel
Asphri457
 
Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)
Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)
Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)
101 Moments
 
Ação Civil Pública contra o Acquario
Ação Civil Pública contra o AcquarioAção Civil Pública contra o Acquario
Ação Civil Pública contra o Acquario
Andréa Saraiva
 
Top 7 Space Agencies in the World
Top 7 Space Agencies in the WorldTop 7 Space Agencies in the World
Top 7 Space Agencies in the World
Mocomi Kids
 
Teori atom rutherford
Teori atom rutherfordTeori atom rutherford
Teori atom rutherford
Naufal Muntaaza
 

Viewers also liked (20)

Klasifikasi risiko
Klasifikasi risiko  Klasifikasi risiko
Klasifikasi risiko
 
Manajemen Resiko
Manajemen ResikoManajemen Resiko
Manajemen Resiko
 
Tugas4 rpl(b) kelompok 5
Tugas4 rpl(b) kelompok 5Tugas4 rpl(b) kelompok 5
Tugas4 rpl(b) kelompok 5
 
RCA dan HFMEA bagi Rumah Sakit
RCA dan HFMEA bagi Rumah SakitRCA dan HFMEA bagi Rumah Sakit
RCA dan HFMEA bagi Rumah Sakit
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Pengorganisasian
PengorganisasianPengorganisasian
Pengorganisasian
 
KARYA ILMIAH PRODUKSI MEBEL
KARYA ILMIAH PRODUKSI MEBELKARYA ILMIAH PRODUKSI MEBEL
KARYA ILMIAH PRODUKSI MEBEL
 
Bab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasienBab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasien
 
Pelatihan Manajemen Resiko
Pelatihan Manajemen ResikoPelatihan Manajemen Resiko
Pelatihan Manajemen Resiko
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risiko
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
 
Recuperar archivos ocultos por virus en memorias
Recuperar archivos ocultos por virus en memorias Recuperar archivos ocultos por virus en memorias
Recuperar archivos ocultos por virus en memorias
 
Unit3
Unit3Unit3
Unit3
 
CONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
CONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOCONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
CONTOH COVER AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Apparel
ApparelApparel
Apparel
 
Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)
Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)
Ladakh Endless Discoveries (Virtual tours of India from 101 Moments.com)
 
Ação Civil Pública contra o Acquario
Ação Civil Pública contra o AcquarioAção Civil Pública contra o Acquario
Ação Civil Pública contra o Acquario
 
Top 7 Space Agencies in the World
Top 7 Space Agencies in the WorldTop 7 Space Agencies in the World
Top 7 Space Agencies in the World
 
Caprinos
CaprinosCaprinos
Caprinos
 
Teori atom rutherford
Teori atom rutherfordTeori atom rutherford
Teori atom rutherford
 

Similar to Pengorganisasian Sampai Identifikasi Masalah Pada Manajemen Risiko

Patient Safety 2
Patient Safety 2Patient Safety 2
Patient Safety 2
Gita Kostania
 
Pasien.pdf
Pasien.pdfPasien.pdf
Pasien.pdf
HermiHerdiani
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
I Putu Cahya Legawa
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
rindhamareta
 
Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Khudhori kh
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
rasyidakhdaniyal10
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
Yaa Muthmainnah
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
Reza Yudhalaksana
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
PMKP.pptx
PMKP.pptxPMKP.pptx
PMKP.pptx
dahlangunawan
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Manajemen ResikoRS.pdf
Manajemen ResikoRS.pdfManajemen ResikoRS.pdf
Manajemen ResikoRS.pdf
PriyayiTanIsoPolah
 
Manajemen Konflik & Resiko Manajemen RSU
Manajemen Konflik & Resiko Manajemen RSUManajemen Konflik & Resiko Manajemen RSU
Manajemen Konflik & Resiko Manajemen RSU
RayIkhwan
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
warinah warinah
 
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1Danny d'Fila
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMJM Networks
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docKAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
ErnaHardiana
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
yusimilanty
 

Similar to Pengorganisasian Sampai Identifikasi Masalah Pada Manajemen Risiko (20)

Patient Safety 2
Patient Safety 2Patient Safety 2
Patient Safety 2
 
Pasien.pdf
Pasien.pdfPasien.pdf
Pasien.pdf
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
PMKP.pptx
PMKP.pptxPMKP.pptx
PMKP.pptx
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Manajemen ResikoRS.pdf
Manajemen ResikoRS.pdfManajemen ResikoRS.pdf
Manajemen ResikoRS.pdf
 
Manajemen Konflik & Resiko Manajemen RSU
Manajemen Konflik & Resiko Manajemen RSUManajemen Konflik & Resiko Manajemen RSU
Manajemen Konflik & Resiko Manajemen RSU
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
 
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatan
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docKAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
 

Recently uploaded

Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 

Recently uploaded (20)

Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 

Pengorganisasian Sampai Identifikasi Masalah Pada Manajemen Risiko

  • 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia semakin meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak departemen kesehatan berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara persemakmurannya untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan hukum yang diterima institusi kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75 milyar ponsterling. Jumlah yang sangat besar ini memaksa departemen kesehatan Inggris merombak keseluruhan sistem pelayanan kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan kesehatan.1 Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board yang menjadi afiliasinya. Selanjutnya disadari bahwa tidak hanya penanggulangan risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada kepentingan pasien, dan komponen-komponen lain membentuk sebuah kerangka kerja baru yang disebut clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical governance dalam institusi pelayanan kesehatan. Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari identifiasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu. Dengan penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan.2 Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis sifatnya. Risiko klinis adalah seluruh risiko yang dapat dikaitkan langsung dengan layanan medis, maupun layanan lain yang dialami pasien selama dalam institusi kesehatan. Seperti manajemen farmasi, masuk dan keluar rawat inap, kontrol infeksi, kecukupan jumlah perawat yang melayani, dan sebagainya. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi, maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organsisasi. Risiko dalam segi finansial tentunya yang dapat menganggu kontrol finansial yang efektif,
  • 2. termasuk sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntasi yang baik.3 Tujuan Kegiatan pelayan kesehatan adalah suatu aktivitas berisiko tinggi, baik untuk pengguna yaitu pasien maupun bagi penyedia layanan. Sehingga peran manajemen risiko sangat penting dan esesial dalam sebuah institusi layanan kesehatan. Tujuan penerapan manajemen risiko dalam institusi kesehatan untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa datang. Dengan adanya tindakan yang bersifat antisipatif dari manajer risiko, bila terjadi insiden maka sudah tersedia alternatif keputusan yang dilihat dari berbagai sisi dilengkapi dengan pengetahuan akan konsekuensi dan dampak yang diakibatkannya. Secara singkat, tujuan manajemen risiko pada akhirnya akan melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya dalam ruang lingkup institusi pelayanan kesehatan. 3 “Accidents hardly ever happen without warning. The combination or sequence of failures and mistakes that cause an accident may indeed be unique, but the individual failures and mistakes rarely are.” 6 7 8 9 ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004 NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007 Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006 Steele. An introduction to risk management. 2001. 10 How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk Page 2
  • 3. ISI A. Pengorganisasian dan kebijakan manajemen risiko Dalam sebuah sistem pelayanan kesehatan, manajemen risiko merupakan salah satu komponen yang membentuk kerangka kerja institusi. Dimana, kerangka kerja yang ditujukan untuk menghasilkan layanan berkualitas dengan fokus pada kebutuhan pasien disebut sebagai clinical governance. Yang menentukan dampak dari pelaksanaan clinical governance adalah interaksi seluruh komponen pembentuknya yang saling melengkapi. Sehingga manajemen risiko tanpa adanya evaluasi dan pembelajaran berkesinambungan, kerjasama tim, dedikasi terhadap kepentingan pasien serta komponen lainnya tidak akan berhasil. Bagaikan buah jigsaw yang saling melengkapi membentuk gambaran utuh karakteristik layanan kesehatan yang berkualitas. 2, 4 Karena pengaruhnya sangat besar dalam menentukan kualitas produk layanan, posisi seorang manajer risiko atau ketua komite manajemen risiko rumah sakit atau institusi layanan kesehatan lainnya bergabung atau sejajar dengan quality assurance dan bertanggung jawab langsung kepada direktur atau board of trust. Tetapi adapula yang meletakkan sub komite manajemen risiko dibawah komite audit, baru kemudian langsung bertanggung jawab kepada board of trust. Sedangkan, manajer risiko akan membawahi seluruh ketua departemen yang ada dalam institusi tersebut. Hal ini berhubungan dengan risiko yang dapat timbul, kemungkinannya bersumber dari seluruh departemen terkait. 3 Apapun bentuk struktur organisasinya, yang terpenting adalah pelaksanaanbya secara prinsip. Bahwa input dalam kegiatan manajemen risiko berasal dari seluruh unit, berupa segala hal yang dapat mempengaruhi kualitas produk layanan kesehatan atau mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Setelah dilakukan proses dan pengolahan, outputnya akan disampaikan kepada direktur sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. 5 Sebuah organisasi layanan kesehatan tidak cukup hanya sebatas memiliki manajemen atau sub komite atau komite manajemen risiko saja. Arah kebijakan yang terkait pengelolaan risiko harus terpampang dengan jelas. Untuk rumah sakit khususnya di Indonesia masih cukup jarang yang memiliki kebijakan 1. 2. 3. 4. 5. Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994 NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005 Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007 NHS. Clinical Governance into Practice. Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008 Page 3
  • 4. manajemen risiko yang jelas dan tranparan. Sementara diluar negeri tidak hanya rumah sakit, intitusi layanan kesehatan lainnya sudah memilikinya. Bila kita lihat contoh-contoh kebijakan manajemen risiko dari Negara lain bunyinya sangat bervariasi, namun memiliki beberap prinsip yang terikat dalam benang merah “menciptakan lingkungan yang aman”. Aman disini artinya sangat luas, aman bagi organisasi dari masalah hukum dan finansial; aman bagi pasien dari kesalahan medis dan fasilitas fisik kurang baik; aman bagi karyawan dapat bekerja dengan tenang dan mau melaporkan setiap insiden karena yakin tidak akan disalahkan. Beberapa prinsip yang disarikan dari beberapa contoh kebijakan manajemen risiko adalah:2,3,5 1. Kebijakan dan kegiatan manajemen risiko harus diintegrasikan sebagai filosofi, sebagai komponen manajerial secara umum dan dalam kegiatan praktis sehari-hari. Ini berlaku disemua unit maupun level organisasi. Termasuk dalam rencana bisnis awal. 2. Strategi pengelolaan risiko juga harus sejalan dengan tujuan organisasi, karena akan menciptakan mempengaruhi organisasi proses pembelajar pengambilan (learning keputusan dalam organization) yang melakukan perbaikan secara berkelanjutan (continual improvement). 3. Adanya keterbukaan, komunikasi yang baik dan responsif terhadap perubahan maupun risiko yang terjadi dapat menghindarikan organisasi dari kesulitan dengan pihak eksternal (media massa, masyarakat) dan meminimalisir kerugian. 4. Pengelolaan risiko melibatkan pasien secara aktif serta pemangku kepentingan lain secara bahu-membahu (partnership). 5. Adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan risiko secara periodik, dan terus menerus melakukan perubahan kearah perbaikan. 6. Tujuan akhir kebijakan adalah agar dapat mengidentifikasi dan mengontrol risiko yang mengancam organisasi, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan karyawan, pasien dan pemangku kepentingan lainnya. 6 7 8 9 ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004 NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007 Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006 Steele. An introduction to risk management. 2001. 10 How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk Page 4
  • 5. Selain tingkat lokal institusi provider layanan kesehatan, penetapan kebijakan manajemen risiko pada level yang lebih tinggi memiliki beberapa keuntungan. Seperti yang dialami negara-negara persemakmuran, yang menggunakan guidelines manajemen risiko versi Australia/New Zealand. Karena sistem yang digunakan sama, database risikonya pun serupa. Sehingga dapat berbagi informasi dan pengalaman dengan kondisi serupa pula. Pengelolaan risiko pun menjadi lebih ringan karena bisa melihat pengalaman negara lain dalam menghadapi masalah serupa, bahkan dapat melakukan perbaikan bersamasama. Lesson learnt pun lebih mudah tercapai.6 Bila di Indonesia sudah ditetapkan kebijakan manajemen risiko ditingkat depkes, rumah sakit diseluruh Indonesia tinggal menerapkan dengan penyesuaian tertentu. Yang penting dapat berbagi identifikasi risiko, analisa dan pengelolaannya. Sehingga pencapaian perbaikan kualitas pun lebih mudah. A. Proses manajemen risiko Manajemen risiko adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Berbagai literatur memiliki perbedaan konteks namun kontennya sama. Secara singkat proses manajemen risiko dimulai dengan identifikasi risiko, analisa risiko mana yang perlu tindakan segera mana yang hanya sebagai catatan, pengelolaan risiko adalah action atau tindakan sebagai respon terhadap risiko yang terjadi dan selanjutnya dilakukan follow up. NHS (National Health Sistem) Direct dari negara persemakmuran menjelaskan proses manajemen risiko dalam organisasi mereka sebagai Risk management pathway. Proses ini dimulai dari pemahaman mengenai tujuan organisasi kemudian penentuan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Saat inilah mulai dipertimbangkan risiko apa saja yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kegiatan. Lalu dibuatkan daftar risiko diteruskan dengan pengelolaan risiko (risk assessment). Selanjutnya ditentukan tindakan apa yang akan diambil untuk mengatasi risiko. Lalu dibuat rencana pelaksanaan tindakan dan melengkapi register risiko. Tidak lupa perlunya dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan risiko minimal. 1. 2. 3. 4. 5. 5 Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994 NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005 Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007 NHS. Clinical Governance into Practice. Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008 Page 5
  • 6. Proses identifikasi risiko NHS Direct investigasi insiden dan melakukan workshop, analisa skenario, teknik-teknik lainnya. Kemudian risiko tersebut dikelompokkan kedalam 7 jenis yaitu: Clinical risk, finansial risk, operational risk, hazard risk, compliance risk, clinical and reputation risk. Selanjutnya dibuatkan deskripsi risiko, termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi serta dampak yang akan ditimbulkan. 5 Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yangdapat diakibatkan sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi. Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya, ditentukan tindakan yang akan diberlakukan terhadap masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat hanya mentoleransi saja dan menjadikannya sebagai catatan. Namun bila risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan organisasi sehingga prioritas utama, maka harus diatasi atau ditransfer bahkan menghentikan kegiatan yang meningkatkan terjadinya risiko. Setelah tindakan diputuskan dan dilakukan selanjutnya adalah melengkapi register risiko. Evaluasi kegiatan dan proses keseluruhan sebagai tindak lanjutnya sangat penting. Bila terjadi eskalasi risiko, manajer dapat mengambil tindakan untuk menerima risiko dan memasukkannya kedalam register atau memodifikasi risiko dengan mengubah deskripsi risiko, memodifikasi karakteristik risiko atau menolak eskalasi risiko.5,7 Sudut pandang lain dalam mengidentifikasi risiko ditawarkan oleh JCAHO mengupas keamanan. kerentanan organisasi terhaap faktor Kerentanan (vulnerability) disini dimaksudkan terhadap kejahatan, pelanggaran peraturan dan kerentanan akan kerugian. Kerentanan dapat diartikan sebagai kelemahan program pengamanan sebuah institusi sehingga dimanfaatkan oleh oknum yang tidak berkepentingan mengakses asset. Pengelolaan selanjutnya serupa walau tak sama dengan yang dilakukan NHS direct teridentifikasi. terhadap risiko yang telah 8 Ada beberapa istilah yang terkait dengan insiden dan risiko. Kegagalan aktif (active failures) adalah perilaku berisiko yang dilakukan oleh ujung tombak 6 7 8 9 ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004 NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007 Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006 Steele. An introduction to risk management. 2001. 10 How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk Page 6
  • 7. organisasi, dalam waktu singkat, spontan dan sulit diprediksi. Berlawanan dengan sebelumnya, kondisi laten adalah kondisi dimana risiko berkembang seiring waktu, bila bertemu faktor lain atau kegagalan aktif dapat membuahkan insiden. Sering berupa rutinitas lama yang dapat diidentifikasi dan dihilangkan sebelum menimbulkan dampak buruk. 9 Istilah lainnya yang seringkali berhubungan dengan identifikasi risiko dan pelaporan insiden adalah Adverse incident dan near miss. Adverse event adalah kejadian yang timbul secara tidak konsisiten dengan pelayanan rutin untuk pasien atau operasional rutin organisasi. Near miss adalah kejadian yang dengan keberuntungan atau keterampilan tertentu dapat dicegah sehingga tidak menjadi insiden. 9 Bila proses manajemen risiko dapat terlaksana disetiap unit manajer dapat mengantisipasi situasi sebelum terjadi kecelakaan. Analisis proaktif terhadap data insiden dapat mengurangi risiko, yaitu menganalisa apa saja yang potensial menimbulkan kesalahan. Juga membantu identifikasi biaya yang diperlukan melakukan sesuatu dengan benar dan biaya yang keluar bila terjadi kesalahan. Apa yang terjadi bila terlanjur terjadi sebuah insiden? Harus 9 segera mengumpulkan data-data untuk membuat pencatatan kronologis yang akurat. Selanjutnya dianalisa insiden yang terjadi memiliki kecenderungan dampak kemana. Selain pengumpulan data, pelaporan juga harus up to date dan sesegera mungkin. Hal ini akan menyediakan peringatan awal dari kemungkinan tuntutan hukum. Hal ini termasuk dalam tindakan mengontrol risiko dan meminimalisir risiko.9 Pelaporan insiden lebih awal dan analisisnya memungkinkan terjadi pembelajaran lebih cepat. Pembelajaran adalah tujuan pengelolaan risiko akibat kesalahan manusia. Sehingga perlu dipupuk budaya melaporkan dengan sukarela, tanpa takut disalahkan. Insiden dan near miss bukanlah mengenai disiplin, menutup-nutupinya akan menyulitkan organisasi. Proses manajemen risiko di pelayanan primer 9 juga merupakan proses berkelanjutan yang memastikan institusi tersebut bekerja dalam kerangka kerja dan kerangka hukum yang sesuai. Identifikasi dan pengelolaan risiko harus 1. 2. 3. 4. 5. Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994 NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005 Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007 NHS. Clinical Governance into Practice. Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008 Page 7
  • 8. termasuk dalam strategi kerja, lengkap dengan perencanaan untuk pencegaha terjadinya risiko. Alur proses manajemen risiko dalam PCT (primary care trust) sebagai berikut: identifikasi risiko, assessment atau analisa dan pengelolaan risiko, evaluasi penatalaksanaan terhadap risiko yang menjadi insiden, pencatatan dan monitoring berkala.3 Manajer berperan untuk memastikan bahwa proses diatas berjalan disetiap area. Adanya metode reaktif untuk pelaporan insiden, komplain dan klaim serta metode proaktif seperti survey kepuasan pelanggan, inspeksi kepatuhan dari laporan, dan lain-lain dapat membantu manajer mengidentifikasi risiko pada pelayanan primer.3 Pengelolaan/ assessment risiko meliputi:3 1. Identifikasi potensial hazard dan risiko 2. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya 3. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu dirubah untuk mencegah terjadinya insiden 4. Catat temuan lalu buat rencana pengelolaannya 5. Evaluasi pengelolaan secara keseluruhan, perbaiki bila perlu Langkah awal untuk menganalisa risiko dapat dibantu dengan beberapa pertanyaan berikut ini:10 1.apakah kita mampu mengontrol untuk mencegah terjadinya risiko? 2.apa konsekuensinya bila risiko benar terjadi? 3.apa sajakah yang mungkin menyebabkan timbulnya risiko? 4.apa level risiko ini ? Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko tersebut bila benar terjadi. Dampak terhadap produk layanan maupun pencapaian tujuan organisasi. Standar Australia menyebutkan bahwa risiko = dampak x kemungkinan terjadi. Hal inilah yang menelurkan matriks analisa 6 7 8 9 ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004 NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007 Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006 Steele. An introduction to risk management. 2001. 10 How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk Page 8
  • 9. risiko. Risiko yang dampaknya signifikan mendapat prioritas tinggi adalah risiko yang sangat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Semua risiko yang termasuk kategori ini harus mendapat perhatian utama dari direktur atau board of trust dan dibuat rencana tindak lanjutnya. Risiko yang dampaknya mediumrendah akan dikumpulkan menjadi sebuah register oleh manajer risiko bekerja sama dengan kepala-kepala departemen untuk pembuatan rencana tindak lanjutnya dan pengawasan. Jadi perbedaan status 3 risiko berhubungan dengan pengambil keputusan selanjutnya. Status risiko yang tinggi, membutuhkan pengambilan keputusan langsung dari top manegement organisasi. Untuk status yang sedang and rendah cukup middle manager yang mengambil keputusan. 1. 2. 3. 4. 5. Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994 NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005 Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007 NHS. Clinical Governance into Practice. Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008 Page 9
  • 10. PENUTUP Kesimpulan 1. Pengorganisasian manajemen risiko dalam struktur organisasi institusi pelayanan kesehatan terletak bersama dengan manajemen mutu. 2. Kebijakan manajemen risiko harus menjadi satu kesatuanh dengan kegiatan sehari-hari dan bagian dari rancangan bisnis secara keseluruhan 3. Proses manajemen risiko terdiri dari identifikasi, assessment, evaluasi dan follow up berkala. 4. Manajemen risiko merupakan bagian dari kerangka kerja clinical governance untuk mencapai kualitas layanan prima. Saran 1. Diperlukan manajemen risiko layanan kesehatan ditingkat lokal institusi (rumah sakit) dan umum (departemen kesehatan) untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien. 2. Diperlukan lembaga independen yang berfungsi sebagai pengawas kualitas produk rumah sakit, termasuk komponen manajemen risikonya. Yang akan berfungsi sebagai pemberi masukan secara periodic untuk perbaikan kualitas layanan kesehatan. Agar praktisi kesehatan tidak lagi menjadi bulan-bulanan media massa dengan peliputan yang timpang. 6 7 8 9 ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004 NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007 Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006 Steele. An introduction to risk management. 2001. 10 How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk Page 10
  • 11. KEPUSTAKAAN 1. J Manth, A Gatherer. Editorials: Managing Clinical Risks. BMJ vol 308. Juni 1994. Disitasi dari www.bmj.com tanggal 22 Februari 2009. 2. NHS QI Scotland. Clinical Governance & Risk Management: Achieving safe, effective, patient-fokused care and service. 2005. Disitasi dari www.nhshealthquality.org tanggal 22 februari 2009. 3. Bury Primary Care Trust. Risk management policy & strategy. 2007. Disitasi dari www.burypct.nhs.uk tanggal 22 februari 2009. 4. Clinical governance into practice. Disitasi dari www.nhs.org tanggal 22 februari 2009. 5. Kerringan, Helen. NHS direct: Corporate Risk management and Policy. Desember 2008. Disitasi dari www.nhsdirect.nhs.uk tanggal 22 februari 2009. 6. ARC. NHS QI Scotland- Risk management report. Agustus 2004. Disitasi dari www.nhs.scot.org tanggal 22 februari 2009. 7. NHS ambulance service trust. Risk management strategy. 2007. Disitasi dari www.nhs.org. 8. Owles Jr, Robert E. Karim H Vellani. Vulnerability and risk assessment in the environment of care. 2006. Disitasi dari www.jcaho.org tanggal 22 februari 2009. 9. Steele, chris. An introduction to clinical risk management. 2001.disitasi dari www.optometry.co.uk tanggal 22 februari 2009. 10.Educational resources clinical governance. How do I asses or analyse risk. Disitasi dari www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk tanggal 22 februari 2009. 1. 2. 3. 4. 5. Manth. Managing Clinical Risk. BMJ. 1994 NHSQI Scotland. Clinical Governance & Risk Management.2005 Bury PCT. Risk Management Policy & Strategy.2007 NHS. Clinical Governance into Practice. Kerringan. NHS Direct, Corporate Risk Management & Policy.2008 Page 11