SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Amphiprion termasuk jenis ikan hias akuarium air laut yang mempunyai
penggemar cukup banyak, salah satu jenis yang sangat umum dikenal dan telah
berhasil ditangkarkan adalah Amphiprion ocellaris. Ada 34 jenis Amphiprion
yang telah teridentifikasi, ditemukan pada perairan dangkal sampai dalam, pada
dasar yang berkarang. Secara umum clown fish mempunyai corak warna dasar
dengan kombinasi : merah – putih, merah – hitam dan hitam – kuning - putih.
Corak warna dan variasi kombinasi warna dijadikan sebagai ciri dalam
identifikasi jenis clown fish. Ikan ini hidup secara bergerombol, habitatnya di
alam selalu berdampingan/bersimbiosis dengan anemon laut, dimana ikan lain
tidak mampu bertahan hidup dalam ruang anemon. Simbiosis spesifik tersebut
membuat ikan hias Amphiprion ini mendapat julukan Anemon fish atau Clown
fish, selain itu juga dikenal dengan nama ikan badut karena penampilan warna
yang cerah serta gerakan lucu/menarik (David, B. 2007).
Permintaan Clown fish saat ini cukup tinggi, baik untuk pemenuhan pasar
dalam negeri dan pengiriman ke luar negeri. Negara tujuan pemasaran seperti :
Australia, Jepang, Jerman dan Prancis. Tingginya permintaan terkait dengan
pemenuhan kebutuhan makanan rohani, dimana manusia tidak hanya memerlukan
makanan untuk jasmani saja. Perkembangan kondisi pasar yang menggiurkan
tersebut, tentu akan memacu para eksportir untuk mengeksploitasi sumber alam
secara tidak terkendali. Apabila tidak segera diimbangi dengan kegiatan
penangkaran, dapat menimbulkan kelangkaan populasi di alam seperti kuda laut.
Saat ini di Indonesia telah dimulai adanya kegiatan penangkaran baik oleh instansi
pemerintah dan juga unit usaha milik swasta. Kegiatan budidaya
khususnya pembenihan akan berlangsung optimal (produksi berkesinambungan)
bila terpenuhi beberapa faktor pendukung seperti : teknologi pembenihan dan
pembesaran Clown fish yang mapan, pengelolaan dan penyediaan pakan dengan
optimal dan penyediaan calon induk atau induk hasil tangkaran yang berkualitas
baik/unggul (Dunn, D. F. 2004).
Secara umum ketersediaan induk berkualitas dari hasil budidaya untuk
dimasa mendatang sangat diperlukan. Kelangsungan budidaya dan persyaratan
perdagangan internasional mewajibkan indukan untuk ikan hias dan biota laut
lainnya dari hasil penangkaran minimal dari G-1 (Generasi-1). Ketatnya
persyaratan perdagangan lintas Negara untuk komoditas ornamental fish memaksa
insan dan instansi Pemerintah (UPT dan Lembaga Peneliti Perikanan terkait)
menyediakan Induk - induk unggul hasil penangkaran. Menyikapi kondisi tersebut
maka, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) –
Lampung melakukan kegiatan Perekayasaan Penyedian Calon Induk dan atau
Induk Unggul dari hasil Budidaya (Dunn, D. F. 2004).
Sejak tahun 2007 telah dirintis domestikasi calon induk dan pemijahan
induk alam dari induk generasi-1 (G-1). Untuk mendapatkan induk unggul
dilakukan seleksi dimulai dari benih dengan beberapa kriteria yaitu : Larva yang
dipilih adalah dari induk yang sempurna, tingkat kelangsungan hidup larva yang
tinggi dan tingkat kecacatan terendah. Menurut Tave, 1995 dalam, salah satu
metoda untuk mengeksploitasi faktor genetic (Genotype) yang menguntungkan
adalah selektif breeding, yaitu dengan mengembangbiakkan suatu populasi
dengan cara menyeleksi dan mengawinkan ikan-ikan yang terbaik dengan harapan
dapat memproduksi benih yang menampakkan sifat-sifat unggul
dibandingkan induknya. Selektif breeding dapat dilakukan dengan seleksi
individu, seleksi famili dan seleksi didalam famili, akan tetapi seleksi individu
lebih praktis, murah dan lebih sederhana. Keberhasilan teknologi pemeliharaan
larva dan benih di BBPBL – Lampung diharapkan dapat mendukung tujuan dan
sasaran kegiatan Penyediaan induk Amphiprion ocellarisyang berkualitas dan
unggul (Fautin, D.G. et.,al. 2005).
Salah satu komoditas unggulan ikan hias air laut adalah ikan badut
(Amphiprion ocellaris) yang hidup di perairan terumbu karang dan habitat aslinya
ikan ini bersimbiosis dengan anemon. Ikan badut merupakan salah satu jenis
produk ikan hias air laut yang paling banyak diminati terutama di pasar luar negeri
karena bentuknya yang eksotis dan unik. Peningkatan penjualan ikan ini terbesar
terjadi pada tahun 2004 sebesar 18,5 %, hal ini dikarenakan beredarnya film
kartun Finding Nemo yang bintang utamanya ikan badut. Para eksportir ikan hias
biasanya membeli ikan badut dari para nelayan sehingga penyediaannya masih
bergantung pada penangkapan.Kegiatan penangkapan ikan hias di daerah karang
biasanya menggunakan bahan kimia potassium. Bahan tersebut dapat berdampak
buruk bagi biota lainnya dan apabila terakumulasi maka akan merusak ekosistem
terumbu karang di perairan tersebut(Fautin, D.G. et.,al. 2005).
Kegiatan budidaya merupakan solusi dalam mengurangi kegiatan
penangkapan di alam. Ikan badut telah berhasil dibudidayakan sejak tahun 2007
oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Teknologi
rekayasa ikan ini diharapkan dapat terus berkembang sehingga dapat menjadikan
ikan badut sebagai salah satu komoditas budidaya unggulan bagi negara Indonesia
di masa yang akan dating (Suci, A. 2007).
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi Dan Taksonomi
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Pomacentridae
Genus: Amphiprion
Spesies: A. ocellaris
Taksonomi
lkan badut adalah ikan hias air asin dari subfamili Amphiprioninae.
Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas,
sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga,
kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18
cm, sementara terkecil hanya mencapai 10 cm. Di jepang, ikan badut di kenal
dengan nama kakure-kumanomi, di Rusia: obyknovennaya rybka-kloun, dan di
Denmark: klovnfisk. (Anonimus 1)
Clown fish (Amphiprion ocellaris) lebih banyak dikenal masyarakat
dengan sebutan ikan badut. Clown fish sebenarnya terdiri dari 29 jenis, 28 jenis
dari genus amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spsies dari genus
promnas yang mempunyai ciri khusus duri preoperkualitas yang dijumpai dibawa
matanya. Secara umum ikan Clown fish berukuran kecil, maksimal dapat
mencapai ukuran 10 – 15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi) dan dilengkapi
dengan mulut yang kecil (Fautin, D.G. et.,al. 2007).
2. Morfologi
Clown fish (Amphiprion ocellaris) memiliki ciri warna tubuh hitam, merah,
oranye cerah, ukuran mungil, gerakan lincah dan termasuk ikan jinak. Ada 3 garis
putih pada bagian kepala, tengah-tengah badan dan pangkal ekor. Garisputi
dibagian badan mempunyai corak yang berbeda dengan dua garis puti lainnya, sisi
luar garis putih dihiasi siluet hitam, sisik relatif besar dengan sirip dorsal yang
unik. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar pada proses identifikasi,
disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Ciri khas yangpaling menarik
dar ikan clown fish adalh badannya yang dihiasi warna-warna cemerlangsesuai
dengan tempat hidupnya, yaitu cabang-cabang karang yaitu anemon laut. Kapsul-
kapsul beracun pada cabang-cabang anemone laut akan membuat ikan yang
menyentunga aka terluka atau mati. Namun Clown fish tidak perna terluka oleh
anemon laut, bahkan Clown fish bersembunyi di balik cabang-cabang
tersebut (Fautin, D.G. et.,al. 2007).
Secara umum ikan Clwn fish (Amphiprion ocellaris) dikenel sebagai
ikan badut berukuran kecil. Maksimal mereka dapat mencapai ukuran 10 – 15
cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi), dan dilengkapi dengan mulut yang
kecil. Sisiknya relatif besar dengan sirip dorsal yang unik. Pola warna pada ikan
ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi mereka , disamping bentuk
gigi, kepala dan bentuk tubuh. Variasi warna dapat terjadi pada spesies yang
sama; khususnya berkenaan dengan lokasi sebarannya. Sebagai contoh A
clarkii merupakan spesies yang mempunyai penyebaran paling luas, sehingga
spesies ini mempunyai variasi warna yang paling banyak (tergantung pada tempat
ditemukan) dibandingkan dengan spesies ikan badut lainnya(Mebs, D. 2009).
Clown fish dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakal
sebelum lumpuh dengan cara menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada
tentakel ikan clown fis dapat melumuri seluruh tubuhnya dengan lendir anti
sengat tentakel. Dalam waktu satu jam seekor ikan clown fish akan bisa
menyelimuti seluruh tubuhnya dengan lendir anti sengat tersebut. Ikan clown fish
akan segera kehilangan kekebalannya bila dipisahkan dengan anemon selama
beberapa jam. Untuk menjadi kebal kembali perlu beradaptasi dan memerlukan
waktu seperti disebutka diatas. Setiap jenis ikan clown fish memiliki kriteria
dalam memilih anemon (Mebs, D. 2009).
Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu
untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain atau tersengat oleh tentakel
sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan clown fish untuk melindungi
badannya dari sengatan tentakel anemon. Simbiosis mutu alisme antara ikan
clown fish (Amphiprion ocellaris) dengan tanaman laut dari golongan radianthus,
karena hanya ikan darai genus amphiprion yang mampu hidup bersama dan saling
menguntungkan sehingga disebut ikan anemonfish (Mebs, D. 2009).
Ciri-ciri Fisik
Ikan Amphiprion akindynos dewasa memiliki warna oranye kecoklatan
dengan dua garis belang yang berwarna putih, serta warna hitam yang samar-
samar di seluruh tubuhnya. Garis belang pertama terletak di belakang mata dan
warnanya tidak terlalu jelas. Garis belang yang kedua terletak di bagian bawah
sirip punggung. Ikan ini memiliki ekor yang berwarna putih. Ikan Amphiprion
akindynos remaja biasanya berwarna coklat dengan tiga garis belang berwarna
putih. Sedangkan ikanAmphiprion akindynos yang beranjak dewasa, biasanya
berwarna putih dengan dua garis belang warna putih. Ikan Amphiprion
akindynos memiliki 10 hingga 11 duri punggung dan 2 duri anal. Ikan ini dapat
mencapai panjang maksimum hingga 9 cm (3,5 inci). Ikan Amphiprion
akindynos dewasa dapat mencapai berat rata-rata hingga 27,5 gram.
3. Distribusi Data Produksi
Produksi Ikan Hias Indonesia
Tahun Jumlah (ribu ekor)
2011 945.376
2012 938.472
2013*) 1.036.000
Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP
Ket: *) angka sementara
Tidak ditemukan data distribusi khusus tentang clownfish, tetapi melihat
jumlah produksi ikan hias di Indonesia dan permintaan yang sangat besar kan
clownfish sebagai ikan hias di Indonesia, dapat dipastikan bahwa usaha untuk
membudidayakan clownfish ini sangat menjajikan.
4. Nutrisi
Kebiasaan Makan
Ikan Amphiprion akindynos biasanya memakan ganggang dan
Zooplankton. Copepods dan larva Tunicates adalah salah satu benda yang paling
sering ditemukan ssaat isi perut Amphiprion akindynos dianalisis. Pasangan sikan
jenis Amphiprion akindynos dewasa adalah ikan terbesar dalam hiraki social.
Mereka cenderung berada jauh dari anemone tempat mereka tinggal
untuk mengumpulkan makanan. Hal ini berspekulasi bahwa salah satu alasan
untuk partumbuhan cepat suatu pasangan. Setelah betina mati, jantan lebih
mendominasi waktu mereka dengan cara menghabiskan waktu untuk mencari dan
mengumpulkan makanan dari pada untuk bersaing untuk mencari tempat tinggal.
Anemone laut yang dijadikan tempat tinggal biasanya mengambil manfaat dari
potongan-potongan makanan yang jatuh saat ikan Amphiprion akindynos makan.
Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan),
jadi selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh
anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 – 25% kebutuhan nutrisinya.
5. Hama Dan Penyakit
Penyakit yang sering ditemui pada clownfish adalah white spot, karena
ikan adut sangat rentan akan bakteri dan jamur.
Clown fish terkena Whitespot
Parasit dapat sangat meningkatkan stres dan mengurangisurvivability
semua ikan. Parasit dan infeksi bakteri dapatmenjadi perhatian utama pada
clownfish. Clownfish dari pembudidayan dikelola dengan baik untuk mencegah
parasit dan umumnya tidak menderita parasit internalseperti beberapa ikan yang
dipanen dari alam liar, yang kita tidak tahu kondisi ikan tersebut di alamnya.
Tingkat mortalitas ikan, terlepas dari apakah mereka dipanen dari alam liar
atau pembudidayaan, akan signifikan jika mereka dibawa ke dalam akuarium
dengan kondisi optimal yang kurang. Kematian adalah sebuah topik yang banyak
orang di dunia akuarium tidak disukai, tapi ini adalah masalah yang perlu
ditangani. Kematian ada dalam semua proses pada ikan tangkapan atau ikan
budidaya. Semua aquarist harus sangat peduli dengan masalah ini dan berusaha
untuk mengurangi kematian ikan dengan cara apapun mereka bisa. Dalam kasus
clownfish, jika pembudidayaan ikan dirawat dengan benar, kami dapat secara
signifikan mengurangi stres dan kematian yang dihasilkan pada setiap langkah
sepanjang jalan. Jumlah hilang dalam menangkap, penanganan, dan proses
aklimatisasi clownfish budidaya jauh lebih sedikit dari mereka yang di panen dari
lam liar. Bila Anda faktor peningkatan kerugian dari clownfish liar yang
dihasilkan dari penyakit, parasit, dan agresi yang dipanen dari alam, clownfish
hasil budidaya pasti memiliki keunggulan berbeda. Sekali lagi, harus ditekankan
bahwa tingkat kematian clownfish terlepas dari apakah mereka dipanen dari alam
liar atau hasil pembudidayan, prosentase kematian akan tetap tinggi jika mereka
dibawa ke dalam akuarium dengan condisi optimal yang buruk. Selain itu, penting
untuk mendapatkan clownfish Anda dari sumber yang memiliki reputasi dan juga
yang dapat menyediakan Anda ikan yang sehat, serta informasi yang anda
butuhkan untuk tetap seperti itu.
6. Proses Budidaya
1. persiapan wadah
Wadah yang digunakan untuk induk adalah aquarium 40 x 40 x 40 cm
yang dilengkapi dengan instalasi air laut dan aerasi serta saluran pembuangan.
Aquarium tersebut ditempatkan di ruangan yang cukup cahaya sinar matahari hal
dimakasudkan untuk menghidari parasir baik untuk induk maupun terhadap telur
yang dihasilkan.
2. Induk yang digunakan
Induk yang digunakan adalah induk alam atau induk dari hasil pemijahan
yang sudah diseleksi baik dari segi Kesehatan, jenis, ukuran, warna maupun
karakter lain yang diminati oleh pasar.
3. Perjodohan
Perjodohan dilakukan untuk mendapatkan pasangan induk yang cocok,
ikan nemo jika merasa tidak cocok dengan pasangannya maka ikan tersebut akan
berantem sampai ada yang mati jika tidak cepat dipisahkan. Perjodohan ikan
nemo tidaklah terlalu sulit cukup memilih induk yang besar (betina) dan induk
yang agak kecil (jantan) masukkan dalam aquarium yang sudah disiapkan,
sebaiknya sirkulasi air dilakukan selama 24 jam agar kondisi kualitas air tetap
terjaga. Setelah perjodohan dilakukan, sebaiknya diamati terus, jika tidak terjadi
kecocokan maka pasangan tersebut harus diganti sampai mendapatkan pasangan
yang cocok.
4. Penanganan iduk
Untuk mempercepat proses pemijahan dan dapat menghasilkan telur yang
berkualitas maka pakan yang diberika harus berkualitas pula dan diberikan
sesering mungkin. Pada tahap awal pemijahan telur yang dihasilkan masih sedikit
dan bahkan terkadang tidak menetas, pada Pemijahan selanjutnya produksinya
akan terus meningkat. Pemijahan terjadi pada siang hari yaitu sekitar pukul 12.00
- 17.00 dimana induk betina perlahan meletakkan dan menata telurnya pada
subsrat dekat anemone lalu dibuahi oleh jantan, hal ini dilakukan berulang kali
sampai proses pemijahan selesai. Telur dijaga dan dibersihkan oleh induknya
namun yang paling dominan adalah jantan. Telur menetas menjadi larva setelah
berumur 6 atau 8 hari dan biasanya telur menetas dimalam hari yaitu sekitar pukul
19.00 - 20.00.
5. Penanganan larva
Dalam pemeliharaan larva sebaiknya wadah yang digunakan minimal
bervolume 1 ton karena semakin kecil volume air maka pluktusi perubahan
kualitas air juga semakin cepat dan sangat berpengaruh terhadap SR dan
pertumbuhan larva. Pada tahap awal pakan yang diberikan adalah rotifer yang
disesuaikan dengan kepadatan larva dan dipertahankan kepadatan rotifernya 5-10
sel/ml air. Selain rotifer pakan alami berupa naupli artemia diberikan
setelah mencapai umur 7 atau sekitar 10 hari dan disesuaikan kemampuan larva
untuk mengkonsumasi naupli artemia tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan warna larva dari hitam menjadi agak kemerahan dan pada saat itulah
larva dapat mengkonsumsi naupli artemia. Pakan tambahan juga dapat diberikan
berupa pellet setelah umur >10 hari. larva sudah dapat dipindahkan ke wadah
pendederan atau pembesaran setelah 12 hari pemeliharaan.
6. Pembesaran
Pembesaran dapat dilakukan pada aquarium, bak fiber atau kolam, namun
untuk memudahkan penanganan disaat benih baru keluar dari bak larva sebaiknya
dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir. Penanganan diaquarim
memudahkan dalam pengontrolan terhadap penyakit, pemberian pakan, perbaikan
kulitas. Stelah berukuran 2 cm maka sebaiknya dipelihara di wadah yang lebih
luas. Pemberian pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin minimal 3 kali
sehari, jenins pakan yang diberikan dapat berupa pellet, artemia, cacing renik,
udang renik ataupun jentik nyamuk.
Benih Clown Fish
Wadah Pemeliharaan Induk
Wadah Pembesaran
Wadah Pemeliharaan Larva
7. Kendala dan MasalahProses Budidaya
Banyak kendala yang terdapat dalam proses budidaya ikan badut (Clown
Fish) seperti sulitnya mendapatkan media hidup (air laut), selain itu clown fish
sangat rentan terhadap penyakit, dan mudah stress. Hal ini dapat meningkatkan
angka mortalitas dalam budidaya. Selain itu pemeliharaan dan penanganan yang
sulit diakibatkan masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Burgess, W. et all., 1990. Atlas of Marine Aquarium Fishes, Second Edition. TFH
Publication. Sidney-Australia
David, B. 2007, Pemuliaan Clownfish, Dari http://enwikipedia org / wiki /
Pembibitan Clownfish. Di akses tanggal 25 Januari 2012.
Dunn, D. F. 2004. Para clownfish anemon
laut: Stichodactylidae (Coelenterata: Actiniaria) dan anemon laut
lainnya simbiosis dengan ikan pomacentrid.Transaksi dari American
Philosophical Society, 71:115.
Emmens, C.W., 1988. Marine Fishes and Invertebrates in Your Own Home. TFH
Publications. Sydney-Australia
Fautin, D.G. et.,al. 2005. Panduan lapangan untuk anemonefishes dan host mereka
anemon laut. Australia, Australia Barat Museum.
Fautin, D.G. et.,al. 2007 Anemon ikan dan anemon laut tuan mereka: panduan untuk
aquarists dan penyelam. Museum Australia Barat.
http://ediraflisansimelue.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
diakses tanggal 9 Juni 2014
http://m.bisnis.com/industri/read/20140414/99/219472/tahun-ini-budidaya-ikan-hias-
ditarget-14-miliar-ekor di akses tanggal 9 Juni 2014
http://adearisandi.wordpress.com/2012/01/25/ikan-badut-clownfish diakses tanggal 9
Juni 2014
http://abganfish.blogspot.com/2013/01/teknik-budidaya-ikan-hias-nemo-atau.html?m=1
diakses tanggal 9 Juni 2014
http://paj89.blogspot.com/2013/02/ikan-badut-clown-fish.html diakses tanggal 9 Juni
2014
http://hoby-aquarium.blogspot.com/2012/09/perbedaan-clownfishikan-badut-hasil.html
diakses tanggal 9 Juni 2014
Kayu, E. M. 2004. Koleksi ikan terumbu karang untuk akuarium: perdagangan global,
isu-isu konservasi dan strategi manajemen. Konservasi Laut Masyarakat, Inggris.
80pp.
Mebs, D. 2009. Kimia biologi hubungan mutualistik anemon laut dengan ikan dan
udang-udangan, Toxicon, DOI: 10,1016 / j.toxicon. 2009.02.027
Nybakken, J. W. dan M. Bertness D.. 2004. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis.
Randall, J. E. et.,al. 2006. Selain anemonefishes yang mengasosiasikan dengan ikan
anemon laut. Terumbu Karang, 21:188-190
Richard, B., Rickajzen, S., Barker, J. 2007. Ocean, Revealing The Secrets of The Deep.
Atlantic Publishing. UK. Pg 210
Wabnitz, C. et.,al. 2003. Dari Samudera ke Aquarium. Cambridge, Inggris, UNEP-
WCMC: 64.
Suci, A. 2007. Pematangan Gonad murah Pemijahan Induk Kerapu Bebek (Cromileptes
altivelis) F-1 Hasil
Seleksi Dalam, Rangka Produksi Induk Unggul,DKP, Ditjenkan, BBPBL-
Lampung.
Ziemann, D. A. 2003. Potensi untuk pemulihan populasi ikan hias laut melalui siaran
pembenihan. Aquarium Ilmu dan Konservasi, 3:107-117.

More Related Content

What's hot

Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRoffi Grandiosa
 
Budidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiBudidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiSawargi Ppmkp
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhanVOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanmuhammad halim
 
Cross breeding ikan mas koki normal dan teleskop
Cross breeding ikan mas koki normal dan teleskopCross breeding ikan mas koki normal dan teleskop
Cross breeding ikan mas koki normal dan teleskopLaelatun Nadifah
 
Teknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananTeknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananHeru Pramono
 

What's hot (20)

PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Sistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikanSistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikan
 
Budidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiBudidaya pakan alami
Budidaya pakan alami
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUTKUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
Cross breeding ikan mas koki normal dan teleskop
Cross breeding ikan mas koki normal dan teleskopCross breeding ikan mas koki normal dan teleskop
Cross breeding ikan mas koki normal dan teleskop
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
Teknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananTeknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikanan
 
Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
 
Oogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikanOogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikan
 

Viewers also liked

3Com 8382-00 10 REV A
3Com 8382-00 10 REV A3Com 8382-00 10 REV A
3Com 8382-00 10 REV Asavomir
 
3Com 3C10708A
3Com 3C10708A3Com 3C10708A
3Com 3C10708Asavomir
 
Amm 144654-10-152-1 scott point estate guide
Amm 144654-10-152-1 scott point estate guideAmm 144654-10-152-1 scott point estate guide
Amm 144654-10-152-1 scott point estate guideMichael Zhang
 
Prot. 154 17 pl institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...
Prot. 154 17   pl  institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...Prot. 154 17   pl  institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...
Prot. 154 17 pl institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...Claudio Figueiredo
 
3Com 3C8447
3Com 3C84473Com 3C8447
3Com 3C8447savomir
 
Prot. 219 17 pl dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...
Prot. 219 17   pl  dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...Prot. 219 17   pl  dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...
Prot. 219 17 pl dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...Claudio Figueiredo
 
Audience research
Audience researchAudience research
Audience researchalisrose1
 
Act 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadores
Act 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadoresAct 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadores
Act 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadoresluisa meneses
 
Simon Peter - Denials and conversion
Simon Peter - Denials and conversionSimon Peter - Denials and conversion
Simon Peter - Denials and conversionSimon Fuller
 
Contencioso Tributario
Contencioso TributarioContencioso Tributario
Contencioso Tributarioswatwlly
 
Metodo de lagrange (1)
Metodo de lagrange (1)Metodo de lagrange (1)
Metodo de lagrange (1)AMBARPEREDA
 
Organizacion act1 unid2
Organizacion act1 unid2Organizacion act1 unid2
Organizacion act1 unid2Alexhd1
 
Stopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and others
Stopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and othersStopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and others
Stopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and othersVlad Leybenzon
 

Viewers also liked (20)

Contralínea 519
Contralínea 519Contralínea 519
Contralínea 519
 
Contralínea 518
Contralínea 518Contralínea 518
Contralínea 518
 
3Com 8382-00 10 REV A
3Com 8382-00 10 REV A3Com 8382-00 10 REV A
3Com 8382-00 10 REV A
 
3Com 3C10708A
3Com 3C10708A3Com 3C10708A
3Com 3C10708A
 
Amm 144654-10-152-1 scott point estate guide
Amm 144654-10-152-1 scott point estate guideAmm 144654-10-152-1 scott point estate guide
Amm 144654-10-152-1 scott point estate guide
 
Prot. 154 17 pl institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...
Prot. 154 17   pl  institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...Prot. 154 17   pl  institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...
Prot. 154 17 pl institui o selo amigo do consumidor do município de vila v...
 
3Com 3C8447
3Com 3C84473Com 3C8447
3Com 3C8447
 
Contents screenshots
Contents screenshotsContents screenshots
Contents screenshots
 
Ingenieria Quimica
Ingenieria QuimicaIngenieria Quimica
Ingenieria Quimica
 
Contralínea 520
Contralínea 520Contralínea 520
Contralínea 520
 
Prot. 219 17 pl dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...
Prot. 219 17   pl  dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...Prot. 219 17   pl  dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...
Prot. 219 17 pl dispõe sobre a garantia da matrícula de irmãos no mesmo es...
 
Audience research
Audience researchAudience research
Audience research
 
Act 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadores
Act 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadoresAct 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadores
Act 8 10 claves para la implementación de tendencias y enfoques innovadores
 
Simon Peter - Denials and conversion
Simon Peter - Denials and conversionSimon Peter - Denials and conversion
Simon Peter - Denials and conversion
 
Tree Felling Pitch
Tree Felling PitchTree Felling Pitch
Tree Felling Pitch
 
COSTOS
COSTOSCOSTOS
COSTOS
 
Contencioso Tributario
Contencioso TributarioContencioso Tributario
Contencioso Tributario
 
Metodo de lagrange (1)
Metodo de lagrange (1)Metodo de lagrange (1)
Metodo de lagrange (1)
 
Organizacion act1 unid2
Organizacion act1 unid2Organizacion act1 unid2
Organizacion act1 unid2
 
Stopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and others
Stopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and othersStopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and others
Stopsleep anti-sleep alarm for drivers guards and others
 

Similar to IKAN BADUT

Similar to IKAN BADUT (20)

SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Hewan Endemik di danau maninjau
Hewan Endemik di danau maninjauHewan Endemik di danau maninjau
Hewan Endemik di danau maninjau
 
Hewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptxHewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptx
 
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh kbudidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidupKelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup
 
Tinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILATinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILA
 
Osmoregulasi
OsmoregulasiOsmoregulasi
Osmoregulasi
 
Jenis jenis ikan hias air tawar
Jenis jenis ikan hias air tawarJenis jenis ikan hias air tawar
Jenis jenis ikan hias air tawar
 
PPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptxPPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptx
 
NOTA IKAN HIASAN 1
NOTA IKAN HIASAN 1NOTA IKAN HIASAN 1
NOTA IKAN HIASAN 1
 
Acara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikanAcara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikan
 
Usulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengkiUsulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengki
 
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalProposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
 
Bab 1 ok
Bab 1 okBab 1 ok
Bab 1 ok
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 

IKAN BADUT

  • 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Amphiprion termasuk jenis ikan hias akuarium air laut yang mempunyai penggemar cukup banyak, salah satu jenis yang sangat umum dikenal dan telah berhasil ditangkarkan adalah Amphiprion ocellaris. Ada 34 jenis Amphiprion yang telah teridentifikasi, ditemukan pada perairan dangkal sampai dalam, pada dasar yang berkarang. Secara umum clown fish mempunyai corak warna dasar dengan kombinasi : merah – putih, merah – hitam dan hitam – kuning - putih. Corak warna dan variasi kombinasi warna dijadikan sebagai ciri dalam identifikasi jenis clown fish. Ikan ini hidup secara bergerombol, habitatnya di alam selalu berdampingan/bersimbiosis dengan anemon laut, dimana ikan lain tidak mampu bertahan hidup dalam ruang anemon. Simbiosis spesifik tersebut membuat ikan hias Amphiprion ini mendapat julukan Anemon fish atau Clown fish, selain itu juga dikenal dengan nama ikan badut karena penampilan warna yang cerah serta gerakan lucu/menarik (David, B. 2007). Permintaan Clown fish saat ini cukup tinggi, baik untuk pemenuhan pasar dalam negeri dan pengiriman ke luar negeri. Negara tujuan pemasaran seperti : Australia, Jepang, Jerman dan Prancis. Tingginya permintaan terkait dengan pemenuhan kebutuhan makanan rohani, dimana manusia tidak hanya memerlukan makanan untuk jasmani saja. Perkembangan kondisi pasar yang menggiurkan tersebut, tentu akan memacu para eksportir untuk mengeksploitasi sumber alam secara tidak terkendali. Apabila tidak segera diimbangi dengan kegiatan penangkaran, dapat menimbulkan kelangkaan populasi di alam seperti kuda laut. Saat ini di Indonesia telah dimulai adanya kegiatan penangkaran baik oleh instansi pemerintah dan juga unit usaha milik swasta. Kegiatan budidaya khususnya pembenihan akan berlangsung optimal (produksi berkesinambungan) bila terpenuhi beberapa faktor pendukung seperti : teknologi pembenihan dan pembesaran Clown fish yang mapan, pengelolaan dan penyediaan pakan dengan optimal dan penyediaan calon induk atau induk hasil tangkaran yang berkualitas baik/unggul (Dunn, D. F. 2004). Secara umum ketersediaan induk berkualitas dari hasil budidaya untuk dimasa mendatang sangat diperlukan. Kelangsungan budidaya dan persyaratan perdagangan internasional mewajibkan indukan untuk ikan hias dan biota laut lainnya dari hasil penangkaran minimal dari G-1 (Generasi-1). Ketatnya
  • 2. persyaratan perdagangan lintas Negara untuk komoditas ornamental fish memaksa insan dan instansi Pemerintah (UPT dan Lembaga Peneliti Perikanan terkait) menyediakan Induk - induk unggul hasil penangkaran. Menyikapi kondisi tersebut maka, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) – Lampung melakukan kegiatan Perekayasaan Penyedian Calon Induk dan atau Induk Unggul dari hasil Budidaya (Dunn, D. F. 2004). Sejak tahun 2007 telah dirintis domestikasi calon induk dan pemijahan induk alam dari induk generasi-1 (G-1). Untuk mendapatkan induk unggul dilakukan seleksi dimulai dari benih dengan beberapa kriteria yaitu : Larva yang dipilih adalah dari induk yang sempurna, tingkat kelangsungan hidup larva yang tinggi dan tingkat kecacatan terendah. Menurut Tave, 1995 dalam, salah satu metoda untuk mengeksploitasi faktor genetic (Genotype) yang menguntungkan adalah selektif breeding, yaitu dengan mengembangbiakkan suatu populasi dengan cara menyeleksi dan mengawinkan ikan-ikan yang terbaik dengan harapan dapat memproduksi benih yang menampakkan sifat-sifat unggul dibandingkan induknya. Selektif breeding dapat dilakukan dengan seleksi individu, seleksi famili dan seleksi didalam famili, akan tetapi seleksi individu lebih praktis, murah dan lebih sederhana. Keberhasilan teknologi pemeliharaan larva dan benih di BBPBL – Lampung diharapkan dapat mendukung tujuan dan sasaran kegiatan Penyediaan induk Amphiprion ocellarisyang berkualitas dan unggul (Fautin, D.G. et.,al. 2005). Salah satu komoditas unggulan ikan hias air laut adalah ikan badut (Amphiprion ocellaris) yang hidup di perairan terumbu karang dan habitat aslinya ikan ini bersimbiosis dengan anemon. Ikan badut merupakan salah satu jenis produk ikan hias air laut yang paling banyak diminati terutama di pasar luar negeri karena bentuknya yang eksotis dan unik. Peningkatan penjualan ikan ini terbesar terjadi pada tahun 2004 sebesar 18,5 %, hal ini dikarenakan beredarnya film kartun Finding Nemo yang bintang utamanya ikan badut. Para eksportir ikan hias biasanya membeli ikan badut dari para nelayan sehingga penyediaannya masih bergantung pada penangkapan.Kegiatan penangkapan ikan hias di daerah karang biasanya menggunakan bahan kimia potassium. Bahan tersebut dapat berdampak buruk bagi biota lainnya dan apabila terakumulasi maka akan merusak ekosistem terumbu karang di perairan tersebut(Fautin, D.G. et.,al. 2005). Kegiatan budidaya merupakan solusi dalam mengurangi kegiatan penangkapan di alam. Ikan badut telah berhasil dibudidayakan sejak tahun 2007 oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Teknologi rekayasa ikan ini diharapkan dapat terus berkembang sehingga dapat menjadikan
  • 3. ikan badut sebagai salah satu komoditas budidaya unggulan bagi negara Indonesia di masa yang akan dating (Suci, A. 2007).
  • 4. TINJAUAN PUSTAKA 1. Klasifikasi Dan Taksonomi Kingdom: Animalia Filum: Chordata Kelas: Actinopterygii Ordo: Perciformes Famili: Pomacentridae Genus: Amphiprion Spesies: A. ocellaris Taksonomi lkan badut adalah ikan hias air asin dari subfamili Amphiprioninae. Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara terkecil hanya mencapai 10 cm. Di jepang, ikan badut di kenal dengan nama kakure-kumanomi, di Rusia: obyknovennaya rybka-kloun, dan di Denmark: klovnfisk. (Anonimus 1) Clown fish (Amphiprion ocellaris) lebih banyak dikenal masyarakat dengan sebutan ikan badut. Clown fish sebenarnya terdiri dari 29 jenis, 28 jenis dari genus amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spsies dari genus promnas yang mempunyai ciri khusus duri preoperkualitas yang dijumpai dibawa matanya. Secara umum ikan Clown fish berukuran kecil, maksimal dapat mencapai ukuran 10 – 15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi) dan dilengkapi dengan mulut yang kecil (Fautin, D.G. et.,al. 2007). 2. Morfologi Clown fish (Amphiprion ocellaris) memiliki ciri warna tubuh hitam, merah, oranye cerah, ukuran mungil, gerakan lincah dan termasuk ikan jinak. Ada 3 garis
  • 5. putih pada bagian kepala, tengah-tengah badan dan pangkal ekor. Garisputi dibagian badan mempunyai corak yang berbeda dengan dua garis puti lainnya, sisi luar garis putih dihiasi siluet hitam, sisik relatif besar dengan sirip dorsal yang unik. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar pada proses identifikasi, disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Ciri khas yangpaling menarik dar ikan clown fish adalh badannya yang dihiasi warna-warna cemerlangsesuai dengan tempat hidupnya, yaitu cabang-cabang karang yaitu anemon laut. Kapsul- kapsul beracun pada cabang-cabang anemone laut akan membuat ikan yang menyentunga aka terluka atau mati. Namun Clown fish tidak perna terluka oleh anemon laut, bahkan Clown fish bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut (Fautin, D.G. et.,al. 2007). Secara umum ikan Clwn fish (Amphiprion ocellaris) dikenel sebagai ikan badut berukuran kecil. Maksimal mereka dapat mencapai ukuran 10 – 15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi), dan dilengkapi dengan mulut yang kecil. Sisiknya relatif besar dengan sirip dorsal yang unik. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi mereka , disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Variasi warna dapat terjadi pada spesies yang sama; khususnya berkenaan dengan lokasi sebarannya. Sebagai contoh A clarkii merupakan spesies yang mempunyai penyebaran paling luas, sehingga spesies ini mempunyai variasi warna yang paling banyak (tergantung pada tempat ditemukan) dibandingkan dengan spesies ikan badut lainnya(Mebs, D. 2009). Clown fish dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakal sebelum lumpuh dengan cara menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada tentakel ikan clown fis dapat melumuri seluruh tubuhnya dengan lendir anti sengat tentakel. Dalam waktu satu jam seekor ikan clown fish akan bisa menyelimuti seluruh tubuhnya dengan lendir anti sengat tersebut. Ikan clown fish akan segera kehilangan kekebalannya bila dipisahkan dengan anemon selama beberapa jam. Untuk menjadi kebal kembali perlu beradaptasi dan memerlukan waktu seperti disebutka diatas. Setiap jenis ikan clown fish memiliki kriteria dalam memilih anemon (Mebs, D. 2009). Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain atau tersengat oleh tentakel sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan clown fish untuk melindungi badannya dari sengatan tentakel anemon. Simbiosis mutu alisme antara ikan clown fish (Amphiprion ocellaris) dengan tanaman laut dari golongan radianthus, karena hanya ikan darai genus amphiprion yang mampu hidup bersama dan saling menguntungkan sehingga disebut ikan anemonfish (Mebs, D. 2009).
  • 6. Ciri-ciri Fisik Ikan Amphiprion akindynos dewasa memiliki warna oranye kecoklatan dengan dua garis belang yang berwarna putih, serta warna hitam yang samar- samar di seluruh tubuhnya. Garis belang pertama terletak di belakang mata dan warnanya tidak terlalu jelas. Garis belang yang kedua terletak di bagian bawah sirip punggung. Ikan ini memiliki ekor yang berwarna putih. Ikan Amphiprion akindynos remaja biasanya berwarna coklat dengan tiga garis belang berwarna putih. Sedangkan ikanAmphiprion akindynos yang beranjak dewasa, biasanya berwarna putih dengan dua garis belang warna putih. Ikan Amphiprion akindynos memiliki 10 hingga 11 duri punggung dan 2 duri anal. Ikan ini dapat mencapai panjang maksimum hingga 9 cm (3,5 inci). Ikan Amphiprion akindynos dewasa dapat mencapai berat rata-rata hingga 27,5 gram. 3. Distribusi Data Produksi Produksi Ikan Hias Indonesia Tahun Jumlah (ribu ekor)
  • 7. 2011 945.376 2012 938.472 2013*) 1.036.000 Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP Ket: *) angka sementara Tidak ditemukan data distribusi khusus tentang clownfish, tetapi melihat jumlah produksi ikan hias di Indonesia dan permintaan yang sangat besar kan clownfish sebagai ikan hias di Indonesia, dapat dipastikan bahwa usaha untuk membudidayakan clownfish ini sangat menjajikan. 4. Nutrisi Kebiasaan Makan Ikan Amphiprion akindynos biasanya memakan ganggang dan Zooplankton. Copepods dan larva Tunicates adalah salah satu benda yang paling sering ditemukan ssaat isi perut Amphiprion akindynos dianalisis. Pasangan sikan jenis Amphiprion akindynos dewasa adalah ikan terbesar dalam hiraki social. Mereka cenderung berada jauh dari anemone tempat mereka tinggal untuk mengumpulkan makanan. Hal ini berspekulasi bahwa salah satu alasan untuk partumbuhan cepat suatu pasangan. Setelah betina mati, jantan lebih mendominasi waktu mereka dengan cara menghabiskan waktu untuk mencari dan mengumpulkan makanan dari pada untuk bersaing untuk mencari tempat tinggal. Anemone laut yang dijadikan tempat tinggal biasanya mengambil manfaat dari potongan-potongan makanan yang jatuh saat ikan Amphiprion akindynos makan. Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 – 25% kebutuhan nutrisinya. 5. Hama Dan Penyakit Penyakit yang sering ditemui pada clownfish adalah white spot, karena ikan adut sangat rentan akan bakteri dan jamur.
  • 8. Clown fish terkena Whitespot Parasit dapat sangat meningkatkan stres dan mengurangisurvivability semua ikan. Parasit dan infeksi bakteri dapatmenjadi perhatian utama pada clownfish. Clownfish dari pembudidayan dikelola dengan baik untuk mencegah parasit dan umumnya tidak menderita parasit internalseperti beberapa ikan yang dipanen dari alam liar, yang kita tidak tahu kondisi ikan tersebut di alamnya. Tingkat mortalitas ikan, terlepas dari apakah mereka dipanen dari alam liar atau pembudidayaan, akan signifikan jika mereka dibawa ke dalam akuarium dengan kondisi optimal yang kurang. Kematian adalah sebuah topik yang banyak orang di dunia akuarium tidak disukai, tapi ini adalah masalah yang perlu ditangani. Kematian ada dalam semua proses pada ikan tangkapan atau ikan budidaya. Semua aquarist harus sangat peduli dengan masalah ini dan berusaha untuk mengurangi kematian ikan dengan cara apapun mereka bisa. Dalam kasus clownfish, jika pembudidayaan ikan dirawat dengan benar, kami dapat secara signifikan mengurangi stres dan kematian yang dihasilkan pada setiap langkah sepanjang jalan. Jumlah hilang dalam menangkap, penanganan, dan proses aklimatisasi clownfish budidaya jauh lebih sedikit dari mereka yang di panen dari lam liar. Bila Anda faktor peningkatan kerugian dari clownfish liar yang dihasilkan dari penyakit, parasit, dan agresi yang dipanen dari alam, clownfish hasil budidaya pasti memiliki keunggulan berbeda. Sekali lagi, harus ditekankan bahwa tingkat kematian clownfish terlepas dari apakah mereka dipanen dari alam liar atau hasil pembudidayan, prosentase kematian akan tetap tinggi jika mereka dibawa ke dalam akuarium dengan condisi optimal yang buruk. Selain itu, penting untuk mendapatkan clownfish Anda dari sumber yang memiliki reputasi dan juga yang dapat menyediakan Anda ikan yang sehat, serta informasi yang anda butuhkan untuk tetap seperti itu.
  • 9. 6. Proses Budidaya 1. persiapan wadah Wadah yang digunakan untuk induk adalah aquarium 40 x 40 x 40 cm yang dilengkapi dengan instalasi air laut dan aerasi serta saluran pembuangan. Aquarium tersebut ditempatkan di ruangan yang cukup cahaya sinar matahari hal dimakasudkan untuk menghidari parasir baik untuk induk maupun terhadap telur yang dihasilkan. 2. Induk yang digunakan Induk yang digunakan adalah induk alam atau induk dari hasil pemijahan yang sudah diseleksi baik dari segi Kesehatan, jenis, ukuran, warna maupun karakter lain yang diminati oleh pasar. 3. Perjodohan Perjodohan dilakukan untuk mendapatkan pasangan induk yang cocok, ikan nemo jika merasa tidak cocok dengan pasangannya maka ikan tersebut akan berantem sampai ada yang mati jika tidak cepat dipisahkan. Perjodohan ikan nemo tidaklah terlalu sulit cukup memilih induk yang besar (betina) dan induk yang agak kecil (jantan) masukkan dalam aquarium yang sudah disiapkan, sebaiknya sirkulasi air dilakukan selama 24 jam agar kondisi kualitas air tetap terjaga. Setelah perjodohan dilakukan, sebaiknya diamati terus, jika tidak terjadi kecocokan maka pasangan tersebut harus diganti sampai mendapatkan pasangan yang cocok. 4. Penanganan iduk Untuk mempercepat proses pemijahan dan dapat menghasilkan telur yang berkualitas maka pakan yang diberika harus berkualitas pula dan diberikan sesering mungkin. Pada tahap awal pemijahan telur yang dihasilkan masih sedikit dan bahkan terkadang tidak menetas, pada Pemijahan selanjutnya produksinya akan terus meningkat. Pemijahan terjadi pada siang hari yaitu sekitar pukul 12.00 - 17.00 dimana induk betina perlahan meletakkan dan menata telurnya pada subsrat dekat anemone lalu dibuahi oleh jantan, hal ini dilakukan berulang kali sampai proses pemijahan selesai. Telur dijaga dan dibersihkan oleh induknya namun yang paling dominan adalah jantan. Telur menetas menjadi larva setelah berumur 6 atau 8 hari dan biasanya telur menetas dimalam hari yaitu sekitar pukul 19.00 - 20.00.
  • 10. 5. Penanganan larva Dalam pemeliharaan larva sebaiknya wadah yang digunakan minimal bervolume 1 ton karena semakin kecil volume air maka pluktusi perubahan kualitas air juga semakin cepat dan sangat berpengaruh terhadap SR dan pertumbuhan larva. Pada tahap awal pakan yang diberikan adalah rotifer yang disesuaikan dengan kepadatan larva dan dipertahankan kepadatan rotifernya 5-10 sel/ml air. Selain rotifer pakan alami berupa naupli artemia diberikan setelah mencapai umur 7 atau sekitar 10 hari dan disesuaikan kemampuan larva untuk mengkonsumasi naupli artemia tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna larva dari hitam menjadi agak kemerahan dan pada saat itulah larva dapat mengkonsumsi naupli artemia. Pakan tambahan juga dapat diberikan berupa pellet setelah umur >10 hari. larva sudah dapat dipindahkan ke wadah pendederan atau pembesaran setelah 12 hari pemeliharaan. 6. Pembesaran Pembesaran dapat dilakukan pada aquarium, bak fiber atau kolam, namun untuk memudahkan penanganan disaat benih baru keluar dari bak larva sebaiknya dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir. Penanganan diaquarim memudahkan dalam pengontrolan terhadap penyakit, pemberian pakan, perbaikan kulitas. Stelah berukuran 2 cm maka sebaiknya dipelihara di wadah yang lebih luas. Pemberian pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin minimal 3 kali sehari, jenins pakan yang diberikan dapat berupa pellet, artemia, cacing renik, udang renik ataupun jentik nyamuk.
  • 11. Benih Clown Fish Wadah Pemeliharaan Induk
  • 13. 7. Kendala dan MasalahProses Budidaya Banyak kendala yang terdapat dalam proses budidaya ikan badut (Clown Fish) seperti sulitnya mendapatkan media hidup (air laut), selain itu clown fish sangat rentan terhadap penyakit, dan mudah stress. Hal ini dapat meningkatkan angka mortalitas dalam budidaya. Selain itu pemeliharaan dan penanganan yang sulit diakibatkan masalah tersebut.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Burgess, W. et all., 1990. Atlas of Marine Aquarium Fishes, Second Edition. TFH Publication. Sidney-Australia David, B. 2007, Pemuliaan Clownfish, Dari http://enwikipedia org / wiki / Pembibitan Clownfish. Di akses tanggal 25 Januari 2012. Dunn, D. F. 2004. Para clownfish anemon laut: Stichodactylidae (Coelenterata: Actiniaria) dan anemon laut lainnya simbiosis dengan ikan pomacentrid.Transaksi dari American Philosophical Society, 71:115. Emmens, C.W., 1988. Marine Fishes and Invertebrates in Your Own Home. TFH Publications. Sydney-Australia Fautin, D.G. et.,al. 2005. Panduan lapangan untuk anemonefishes dan host mereka anemon laut. Australia, Australia Barat Museum. Fautin, D.G. et.,al. 2007 Anemon ikan dan anemon laut tuan mereka: panduan untuk aquarists dan penyelam. Museum Australia Barat. http://ediraflisansimelue.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 diakses tanggal 9 Juni 2014 http://m.bisnis.com/industri/read/20140414/99/219472/tahun-ini-budidaya-ikan-hias- ditarget-14-miliar-ekor di akses tanggal 9 Juni 2014 http://adearisandi.wordpress.com/2012/01/25/ikan-badut-clownfish diakses tanggal 9 Juni 2014 http://abganfish.blogspot.com/2013/01/teknik-budidaya-ikan-hias-nemo-atau.html?m=1 diakses tanggal 9 Juni 2014 http://paj89.blogspot.com/2013/02/ikan-badut-clown-fish.html diakses tanggal 9 Juni 2014 http://hoby-aquarium.blogspot.com/2012/09/perbedaan-clownfishikan-badut-hasil.html diakses tanggal 9 Juni 2014 Kayu, E. M. 2004. Koleksi ikan terumbu karang untuk akuarium: perdagangan global, isu-isu konservasi dan strategi manajemen. Konservasi Laut Masyarakat, Inggris. 80pp.
  • 15. Mebs, D. 2009. Kimia biologi hubungan mutualistik anemon laut dengan ikan dan udang-udangan, Toxicon, DOI: 10,1016 / j.toxicon. 2009.02.027 Nybakken, J. W. dan M. Bertness D.. 2004. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Randall, J. E. et.,al. 2006. Selain anemonefishes yang mengasosiasikan dengan ikan anemon laut. Terumbu Karang, 21:188-190 Richard, B., Rickajzen, S., Barker, J. 2007. Ocean, Revealing The Secrets of The Deep. Atlantic Publishing. UK. Pg 210 Wabnitz, C. et.,al. 2003. Dari Samudera ke Aquarium. Cambridge, Inggris, UNEP- WCMC: 64. Suci, A. 2007. Pematangan Gonad murah Pemijahan Induk Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) F-1 Hasil Seleksi Dalam, Rangka Produksi Induk Unggul,DKP, Ditjenkan, BBPBL- Lampung. Ziemann, D. A. 2003. Potensi untuk pemulihan populasi ikan hias laut melalui siaran pembenihan. Aquarium Ilmu dan Konservasi, 3:107-117.