SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
Get Homework/Assignment Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
PENDAHULUAN
Kista bartolini adalah salah satu bentuk tumor jinak pada vulva. Kista
bartolini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan pada duktus
kelenjar bartolini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik. Dimana isi di dalam
kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat
dapat dapat mengumpul di dalam menjadi abses. Kelenjar Bartholin ini terletak
bilateral di posterior introitus dan bermuara dalam vestibulum pada posisi arah jam 4
dan 8. Kelenjar ini biasanya berukuran sebesar kacang dan tidak teraba kecuali pada
2
keadaan penyakit atau infeksi. Pada masa pubertas, kelenjar ini mulai berfungsi,
memberikan kelembaban bagi vestibulum.1,2
Kista bartiloni merupakan pertumbuhan kistik yang paling umum pada vulva
dan terdapat pada labia majora. Pada dua persen wanita akan mengalami kista
Bartholin atau abses dalam hidup mereka. Salah satu studi kasus menemukan bahwa
wanita kulit putih dan hitam lebih mungkin untuk terkena kista Bartholin atau abses
dibandingkan wanita hispanik yang beresiko rendah untuk terkena kista bartolini.
Involusi Bertahap kelenjar Bartholin dapat terjadi pada saat seorang wanita mencapai
usia 30 tahun. Hal ini menyebabkan terjainya kista bartolini atau abses lebih sering
pada wanita usia reproduksi, khususnya wanita yang berusia antara 20-30 tahun.2
Kista bartholini adalah obstruksi duktus Bartholin yang disebabkan oleh
infeksi genital, inflamasi atau iritasi jangka panjang. Kista atau Abses kelenjar
bartolini ini terbentuk ketika bagian distal dari duktus kelenjar tersumbat yang
menyebabkan retensi dari sekresi. Karena ada sumbatan, maka terjadi pembengkakan
yang hebat sehingga terjadi nyeri. Peningkatan sekresi kelenjar bisa menyebabkan
infeksi. Kista bartolini tidak menular secara seksual, meskipun penyakit menular
seksual seperti Gonore adalah penyebab paling umum terjadinya infeksi pada kelenjar
bartolini yang berujung pada terbentuknya kista dan abses, sifilis ataupun infeksi
bakteri lainnya seperti streptokokus atau basil koli juga dianggap menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada kelenjar ini. Radang pada bartolini dapat terjadi berulang-
ulang dan akhirnya dapat menjadi menahun dalam bentuk kista bartolini.3,4
Kista bartholin tidak selalu menyebabkan keluhan, akan tetapi bila bertambah
besar maka dapat menimbulkan dispareunia, Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
tekanan pada daerah seperti berjalan atau duduk serta nyeri dengan hubungan seksual.
Pasien dengan abses Bartholin umumnya mengeluhkan nyeri vulva yang akut dan
bertambah secara cepat dan progresif.5,6
Penanganan pada kista dan abses bartolini tergantung pada ukuran dan apakah
menimbulkan gangguan atau tidak. Jika kistanya tidak besar dan tidak menimbulkan
3
gangguan, tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa, namun apabila ukuran kista cukup
besar dan menimbulkan gangguan, perlu dilakukan pengobatan. Pengobatan pada
kista bartolini bisa dengan Berendam dalam air hangat 2-3 kali sehari selama
beberapa hari. Hal ini dapat menyebabkan abses untuk membuka dan mengalir
dengan sendirinya. Untuk abses bartolini yang berukuran kecil juga bisa diberikan
antibiotic, dan untuk kista bartolini yang ukurannya cukup besar dan menimbulkan
gangguan dapat dilakukan Tindakan pembedahan yaitu ekstirpasi dan
marsupialisasi.5,6
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. M. R
Umur : 47 tahun
Pendidikan : SMP
Alamat : Wulurmaatus Jaga IV
4
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Protestan
Suku : Minahasa
Bangsa : Indonesia
Status pernikahan : Sudah Menikah
MRS : 08 Oktober 2013, pukul 12.00 WITA
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang :
Keluhan utama : Adanya benjolan di kemaluan
Benjolan di kemaluan dirasakan sejak kurang lebih 3 minggu yang lalu
Nyeri jika benjolan tertekan seperti saat pasien duduk
BAB/BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit dahulu seperti Penyakit jantung, paru,
ginjal, hati, kencing manis, darah tinggi disangkal penderita.
Anamnesis Ginekologi
A. Riwayat perkawinan dan kehamilan dahulu
Kawin : 1
Usia Perkawinan : 21 tahun
Status sekarang : sudah kawin
Kehamilan : 2 kali
B. Riwayat haid
Menarche : 16 tahun
5
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Menopause : (–)
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : cukup
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tensi : 120/70 mmHg
4. Nadi : 84 x/menit
5. Pernapasan : 20 x/menit
6. Suhu badan : 36,5 °C
7. Warna kulit : coklat
8. Edema : (–)
9. Pupil : isokor, conj. an –/–, scl.ict. –/–
10. Kepala : normocepali
11. Lidah : tak
12. Gigi : caries (-)
13. Kerongkongan : hiperemis (–)
14. Leher : pembesaran KGB (–)
15. Dada : simetris, tidak ada retraksi
16. Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
17. Paru-paru : sp. Vesikuler, ronkhi –/–, wheezing –/–
18. Perut : status lokalis
19. Hati : tidak teraba
6
20. Limpa : tidak teraba
21. Tangan : edema (-), pucat (-)
22. Kaki : edema (-), pucat (-)
23. Status neurologis : dbn
Status Lokalis
Inspeksi: tampak massa di vulva/vagina sebelah kanan dengan ukuran 2 × 2 cm,
Palpasi : benjolan (+) nyeri tekan (+)
Diagnosa sementara : P2A0, 47 tahun + kista bartholini
Diagnosa banding : Abses bartholini
Resume masuk : Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 8 Oktober 2013 jam
12.00 WITA dari poliklinik obstetri dan ginekologi RSUP. Prof. dr. R.D kandou
dengan diagnosa P2A0 47 tahun + kista bartholini. Pada anamnesa didapatkan
benjolan pada vagina yang dirasakan kurang lebih 3 minggu yang lalu, benjolan
disertai nyeri dirasakan saat penderita duduk.
Status praesens :
KU : cukup, Kesadaran : compos mentis
T : 120/70 mmHg S : 36,5oC
N : 84 x/mnt R : 20 x/menit
Status Lokalis
Inspeksi : tampak massa di vulva/vagina sebelah kanan ukuran 2 x 2 cm
Palpasi : nyeri tekan (+)
Diagnosis sementara : P2A0 47 tahun dengan kista bartholini; DD: abses bartholini
Penanganan : Marsupilasi/Ekstirpasi
FOLLOW UP
Tanggal 8 Oktober 2013
S : Keluhan (-)
7
O : keadaan umum Cukup
T : 120/70mmHg N: 84 ×/menit R: 20×/menit S:36,7oC
A: P2A0 47 tahun + kista bartholini
P: Rencana Ekstirpasi 10 Oktober 2013
Tanggal 9 Oktober 2013
S : Keluhan (-)
O : keadaan umum Cukup
T : 130/80mmHg N: 84 ×/menit R: 20×/menit S:36,7oC
A : P2A0 47 tahun + kista bartholini
P : Rencana Ekstirpasi 10 Oktober 2013
Tanggal 10 Oktober 2013 dilaksanakan operasi
Laporan operasi
KU pre-operasi : cukup, Compos Mentis
T : 120/80 mmHg, N : 84 x/m, R : 20 x/m, S : 36,6
Diagnosa pre-operasi : P2A0 47 tahun + Kista Bartholini
Operasi Mulai : Jam 11.15 WITA
Operasi selesai : Jam 11.50 WITA
Lamanya operasi : 35 menit
Diagnosa post-operasi : P2A0 47 tahun post ekstirpasi kista Bartholini
8
KU Post operasi : T: 120/70, N: 80 x/menit, R: 24 x/menit, S: 36 °C
Penanganan : - IVFD RL : D5 2 : 2  28 gtt/menit
- Ceftriaxone 3 x 1 gr (IV)
- Kaltrofen supp 1 x 2
- Hb 2 jam dan 6 jam post operasi
Tanggal 11 Oktober 2013
S: Nyeri pada luka jahitan.
O: Keadaan umum cukup
T: 120/80mmHg N: 84×/menit R: 18×/menit S:36,5oC
A: P2A0 47 tahun post ekstirpasi kista bartholini Hari I
P: - Aff kateter
- Ceftriaxone 3 × 1 gr IV
- Vitamin C 1 × 1 amp
Tanggal 12 Oktober 2012
S: Keluhan (-)
O: Keadaan umum cukup
T: 110/80mmHg N: 84×/menit R: 20×/menit S:36,6oC
A: P2A0 47 tahun post ekstirpasi kista bartholini Hari II
P: - Cefadroxil 3 x 500 gr
- SF 1 x 1
- Vitamin C 1 × 1 tab
DISKUSI
Diagnosis
Pada kasus ini pasien di diagnose dengan P2A0 47 tahun dengan kista
bartholini. Penegakan diagnosis kista bartholini didapatkan dari anamnesa dan
pemeriksaan ginekologis. Dari anamnesa pasien mengeluhkan adanya benjolan di
vagina yang disertai nyeri saat pasien duduk. Dari pemeriksaan ginekologis
didapatkan massa yang berukuran 2 x 2 cm di vulva/vagina sebelah kanan yang
disertai nyeri tekan.
9
Kista bartholin tidak selalu menyebabkan keluhan, akan tetapi bila bertambah
besar maka dapat menimbulkan dispareunia, Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
tekanan pada daerah seperti berjalan atau duduk serta nyeri dengan hubungan seksual.
Hasil pemeriksaan fisik yang dapat diperoleh dari pemeriksaan terhadap Kista
Bartholin adalah pasien mengeluhkan adanya massa yang tidak disertai rasa sakit,
unilateral, dan tidak disertai dengan tanda – tanda selulitis di sekitar, Jika berukuran
besar, kista dapat nyeri, discharge dari kista yang pecah bersifat nonpurulent.
Sedangkan pada abses bartholini didapatkan pada perabaan teraba massa yang tender,
fluktuasi dengan daerah sekitar yang eritema dan edema, dalam beberapa kasus,
didapatkan daerah selulitis di sekitar abses, demam, meskipun tidak khas pada pasien
sehat, dapat terjadi, jika abses telah pecah secara spontan, dapat terdapat discharge
yang purulen.3,6
Kista Bartholin harus dibedakan dari abses dan dari massa vulva lainnya.
Karena kelenjar Bartholin mengecil saat usia menopause, suatu pertumbuhan massa
pada wanita postmenopause perlu dievaluasi terhadap tanda – tanda keganasan,
terutama bila massanya bersifat irreguler, nodular, dan keras.
Penanganan
Pengobatan kista Bartholin bergantung pada gejala pasien. Suatu kista tanpa
gejala mungkin tidak memerlukan pengobatan, kista yang menimbulkan gejala dan
abses kelenjar memerlukan drainase. Pengobatan pada kista bartolini bisa dengan
Berendam dalam air hangat 2-3 kali sehari selama beberapa hari. Hal ini dapat
menyebabkan abses untuk membuka dan mengalir dengan sendirinya.
Medikamentosa juga digunakan pada abses bartholini yang berukuran kecil.
Antibiotik sebagai terapi empirik untuk pengobatan penyakit menular seksual
biasanya digunakan untuk mengobati infeksi gonococcal dan chlamydia. Idealnya,
antibiotik harus segera diberikan sebelum dilakukan insisi dan drainase.
Beberapa prosedur tindakan operatif pada kista dan abses bartholini yaitu sebagai
berikut.
10
1. Incisi dan Drainase
Meskipun insisi dan drainase merupakan prosedur yang cepat dan mudah
dilakukan serta memberikan pengobatan langsung pada pasien, namun prosedur ini
harus diperhatikan karena ada kecenderungan kekambuhan kista atau abses. Ada studi
yang melaporkan, bahwa terdapat 13% kegagalan pada prosedur ini.
2. Word Catheter
Word catheter ditemukan pertama kali pada tahun 1960-an. Merupakan
sebuah kateter kecil dengan balon yang dapat digembungkan dengan saline pada
ujung distalnya, biasanya digunakan untuk mengobati kista dan abses Bartholin.
Panjang dari kateter karet ini adalah sekitar 1 inch dengan diameter No.10 French
Foley kateter.
Dinding kista atau abses dijepit dengan forceps kecil dan blade no.11
digunakan untuk membuat incisi sepanjang 5mm pada permukaan kista atau abses.
Penting untuk menjepit dinding kista sebelum dilakukan incisi, atau bila tidak kista
dapat collapse dan dapat terjadi incisi pada tempat yang salah. Incisi harus dibuat
dalam introitus external hingga ke cincin hymenal pada area sekitar orifice dari
duktus. Apabila incisi dibuat terlalu besar, Word catheter dapat lepas. Setelah insisi
dibuat, Word catheter dimasukkan, dan ujung balon dikembangkan dengan 2ml
hingga 3 ml larutan saline. Balon yang mengembang ini membuat kateter tetap berada
di dalam rongga kista atau abses. Ujung bebas dari kateter dapat dimasukkan ke
dalam vagina. Agar terjadi epitelisasi pada daerah bekas pembedahan, Word catheter
dibiarkan di tempat selama empat sampai enam minggu, meskipun epithelialisasi
11
mungkin terjadi lebih cepat, sekitar tiga sampai empat minggu. Jika Kista Bartholin
atau abses terlalu dalam, pemasangan Word catheter tidak praktis, dan pilihan lain
harus dipertimbangkan.
3. Marsupialisasi
Alternatif pengobatan selain penempatan Word catheter adalah marsupialisasi
dari kista Bartholin. Prosedur ini tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda – tanda
abses akut. Setelah dilakukan persiapan yang steril dan pemberian anestesi lokal,
dinding kista dijepit dengan dua hemostat kecil. Lalu dibuat incisi vertikal pada
vestibular melewati bagian tengah kista dan bagian luar dari hymenal ring. Incisi
dapat dibuat sepanjang 1.5 hingga 3 cm, bergantung pada besarnya kista. Setelah
kista diincisi, isi rongga akan keluar. Rongga ini dapat diirigasi dengan larutan saline,
dan lokulasi dapat dirusak dengan hemostat. Dinding kista ini lalu dieversikan dan
ditempelkan pada dindung vestibular mukosa dengan jahitan interrupted
menggunakan benang absorbable 2-0. Sitz bath dianjurkan pada hari pertama setelah
prosedur dilakukan. Kekambuhan kista Bartholin setelah prosedur marsupialisasi
adalah sekitar 5-10%. Komplikasi yang timbul berkaitan dengan dyspareunia,
hematoma, dan infeksi.
4. Eksisi (Bartholinectomy)
12
Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak
berespon terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada infeksi
aktif.
Eksisi kista bartholin karena memiliki risiko perdarahan, maka sebaiknya
dilakukan di ruang operasi dengan menggunakan anestesi umum. Pasien ditempatkan
dalam posisi dorsal lithotomy. Lalu dibuat insisi kulit berbentuk linear yang
memanjang sesuai ukuran kista pada vestibulum dekat ujung medial labia minora dan
sekitar 1 cm lateral dan parallel dari hymenal ring. Hati – hati saat melakukan incisi
kulit agar tidak mengenai dinding kista.
Struktur vaskuler terbesar yang memberi supply pada kista terletak pada
bagian posterosuperior kista. Karena alasan ini, diseksi harus dimulai dari bagian
bawah kista dan mengarah ke superior. Bagian inferomedial kista dipisahkan secara
tumpul dan tajam dari jaringan sekitar. Alur diseksi harus dibuat dekat dengan
dinding kista untuk menghindari perdarahan plexus vena dan vestibular bulb dan
untuk menghindari trauma pada rectum.
Gambar Diseksi Kista
13
Setelah diseksi pada bagian superior selesai dilakukan, vaskulariasi utama dari
kista dicari dan diklem dengan menggunakan hemostat. Lalu dipotong dan diligasi
dengan benang chromic atau benang delayed absorbable 3-0.
Gambar . Ligasi Pembuluh Darah
Cool packs pada saat 24 jam setelah prosedur dapat mengurangi nyeri,
pembengkakan, dan pembentukan hematoma. Setelah itu, dapat dianjurkan sitz bath
hangat 1-2 kali sehari untuk mengurangi nyeri post operasi dan kebersihan luka.
Pada pasien ini dilakukan ekstirpasi kista bartolini atau pengangkatan total
kista yaitu dengan membuka dan mengeluarkan isi kista dan menjahit tepi kista
dengan tepi irisan kulit. Indikasi dilakukan ekstirpasi yaitu :
o Abses/kista persisten
o Abses/kista rekuren
o Terdapat indurasi pada basal kista yang sulit dicapai dengan
marsupialisasi
o Kista pada usia > 40 tahun (dapat menjadi ganas)
Keuntungan : Kecil kemungkinan rekuren
Kerugian/Komplikasi : Perdarahan, Selulitis, Pembentukan scar yang nyeri,
Sisa jaringan kista yang tidak terangkat sepenuhnya rekuren Fungsi lubrikasi (-).4,7
Prognosis
14
Jika kista ditangani dengan baik dan kekambuhan dapat dicegah, prognosisnya
baik. Tingkat kekambuhan umumnya dilaporkan kurang dari 20%.
PENUTUP
KESIMPULAN
- Kista Bartolini merupakan salah satu tumor jinak pada vulva yang terbentuk
akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar bartolini, yang menyebabkan
retensi dan dilatasi kistik.
- Pada anamnesis dari kasus ini didapatkan adanya benjolan pada kemaluan
sebelah kanan dengan disertai nyeri saat duduk.
- Kelenjar bartolini bisa tersumbat karena berbagai alasan, seperti infeksi,
peradangan atau iritasi jangka panjang.
- Metode penanganan kista bartholini dalam kasus ini adalah ekstirpasi
15
SARAN
- Menganjurkan agar penderita dengan kista Bartholini dapat menjaga
kebersihan diri terutama alat genitalia, melakukan pemeriksaan secara teratur
untuk mengetahui tidak terjadi infeksi berulang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dian. Makalah Kesehatan: kista barolini. Diunduh dari:
http://komud.com/refarat-kista-bartolini/
2. Omole F, Simmons, Hacker Y. Management of Bartholin’s Duct Cyst and
Gland Abscess. American Family Physician. 2003;68:135-40.
3. Wahyuni ET, Amiruddin MD, Mappiasse A. Bartholin’s Abcess Caused By
Echerichia Colli. IJDV. 2012;1:68-72.
4. Irwan. Kista bartolini. Diunduh dari
http://www.scribd.com/doc/93653115/Kista-Bartholini.
5. Wringhton, Wigan, Leigh. Obtstetric and gynecology department: Bartholin’s
Cyst/Abscess. NHS Fondation Trust. 2012.
6. Winkjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimdani, T. Dalam: Ilmu Kandungan:
Radang Pada Vagina. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.2008.
16
7. Susanto C. Kista bartolini. FK Universitas Pelita Harapan. 2010.

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

218026572 the-imaginable-archetype
218026572 the-imaginable-archetype218026572 the-imaginable-archetype
218026572 the-imaginable-archetype
 
176234853 case-study
176234853 case-study176234853 case-study
176234853 case-study
 
219846653 madison-middle-case-study
219846653 madison-middle-case-study219846653 madison-middle-case-study
219846653 madison-middle-case-study
 
177271973 4-6-cases
177271973 4-6-cases177271973 4-6-cases
177271973 4-6-cases
 
176175164 case-mola-hidatidosa-doc
176175164 case-mola-hidatidosa-doc176175164 case-mola-hidatidosa-doc
176175164 case-mola-hidatidosa-doc
 
219629232 case-tiva
219629232 case-tiva219629232 case-tiva
219629232 case-tiva
 
177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus
 
217860795 star-buck-case-study
217860795 star-buck-case-study217860795 star-buck-case-study
217860795 star-buck-case-study
 
217675089 case-report-ras
217675089 case-report-ras217675089 case-report-ras
217675089 case-report-ras
 
175721174 china
175721174 china175721174 china
175721174 china
 

Similar to 218943050 new-obsgin-case-report

PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
FatimahNur28
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
resty79
 
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
Operator Warnet Vast Raha
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
afisya
 
Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to 218943050 new-obsgin-case-report (20)

PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
PPT ATONIA UTERI KELOMPOK 4 POLITEKNIK BHAKTI ASIH
PPT ATONIA UTERI KELOMPOK 4 POLITEKNIK BHAKTI ASIHPPT ATONIA UTERI KELOMPOK 4 POLITEKNIK BHAKTI ASIH
PPT ATONIA UTERI KELOMPOK 4 POLITEKNIK BHAKTI ASIH
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
Cr kista ovarium fixxx
Cr kista ovarium fixxxCr kista ovarium fixxx
Cr kista ovarium fixxx
 
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
 
Kista ovarium
Kista ovariumKista ovarium
Kista ovarium
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanaan post natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
Fix pertanyaan dr sutrisno
Fix pertanyaan dr sutrisnoFix pertanyaan dr sutrisno
Fix pertanyaan dr sutrisno
 
akbid paramata muna Gsr sosmira
akbid paramata muna Gsr sosmiraakbid paramata muna Gsr sosmira
akbid paramata muna Gsr sosmira
 
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxAskeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
 
177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
 
Asuhan Keperawatan pada Perdarahan Kehamilan Muda
Asuhan Keperawatan pada Perdarahan Kehamilan MudaAsuhan Keperawatan pada Perdarahan Kehamilan Muda
Asuhan Keperawatan pada Perdarahan Kehamilan Muda
 
KISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptxKISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptx
 
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptxSGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
 
89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix
 
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
 
Power point abortus
Power point abortusPower point abortus
Power point abortus
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

218943050 new-obsgin-case-report

  • 1. 1 Get Homework/Assignment Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites PENDAHULUAN Kista bartolini adalah salah satu bentuk tumor jinak pada vulva. Kista bartolini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar bartolini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik. Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat dapat dapat mengumpul di dalam menjadi abses. Kelenjar Bartholin ini terletak bilateral di posterior introitus dan bermuara dalam vestibulum pada posisi arah jam 4 dan 8. Kelenjar ini biasanya berukuran sebesar kacang dan tidak teraba kecuali pada
  • 2. 2 keadaan penyakit atau infeksi. Pada masa pubertas, kelenjar ini mulai berfungsi, memberikan kelembaban bagi vestibulum.1,2 Kista bartiloni merupakan pertumbuhan kistik yang paling umum pada vulva dan terdapat pada labia majora. Pada dua persen wanita akan mengalami kista Bartholin atau abses dalam hidup mereka. Salah satu studi kasus menemukan bahwa wanita kulit putih dan hitam lebih mungkin untuk terkena kista Bartholin atau abses dibandingkan wanita hispanik yang beresiko rendah untuk terkena kista bartolini. Involusi Bertahap kelenjar Bartholin dapat terjadi pada saat seorang wanita mencapai usia 30 tahun. Hal ini menyebabkan terjainya kista bartolini atau abses lebih sering pada wanita usia reproduksi, khususnya wanita yang berusia antara 20-30 tahun.2 Kista bartholini adalah obstruksi duktus Bartholin yang disebabkan oleh infeksi genital, inflamasi atau iritasi jangka panjang. Kista atau Abses kelenjar bartolini ini terbentuk ketika bagian distal dari duktus kelenjar tersumbat yang menyebabkan retensi dari sekresi. Karena ada sumbatan, maka terjadi pembengkakan yang hebat sehingga terjadi nyeri. Peningkatan sekresi kelenjar bisa menyebabkan infeksi. Kista bartolini tidak menular secara seksual, meskipun penyakit menular seksual seperti Gonore adalah penyebab paling umum terjadinya infeksi pada kelenjar bartolini yang berujung pada terbentuknya kista dan abses, sifilis ataupun infeksi bakteri lainnya seperti streptokokus atau basil koli juga dianggap menjadi penyebab terjadinya infeksi pada kelenjar ini. Radang pada bartolini dapat terjadi berulang- ulang dan akhirnya dapat menjadi menahun dalam bentuk kista bartolini.3,4 Kista bartholin tidak selalu menyebabkan keluhan, akan tetapi bila bertambah besar maka dapat menimbulkan dispareunia, Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh tekanan pada daerah seperti berjalan atau duduk serta nyeri dengan hubungan seksual. Pasien dengan abses Bartholin umumnya mengeluhkan nyeri vulva yang akut dan bertambah secara cepat dan progresif.5,6 Penanganan pada kista dan abses bartolini tergantung pada ukuran dan apakah menimbulkan gangguan atau tidak. Jika kistanya tidak besar dan tidak menimbulkan
  • 3. 3 gangguan, tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa, namun apabila ukuran kista cukup besar dan menimbulkan gangguan, perlu dilakukan pengobatan. Pengobatan pada kista bartolini bisa dengan Berendam dalam air hangat 2-3 kali sehari selama beberapa hari. Hal ini dapat menyebabkan abses untuk membuka dan mengalir dengan sendirinya. Untuk abses bartolini yang berukuran kecil juga bisa diberikan antibiotic, dan untuk kista bartolini yang ukurannya cukup besar dan menimbulkan gangguan dapat dilakukan Tindakan pembedahan yaitu ekstirpasi dan marsupialisasi.5,6 LAPORAN KASUS IDENTITAS Nama : Ny. M. R Umur : 47 tahun Pendidikan : SMP Alamat : Wulurmaatus Jaga IV
  • 4. 4 Pekerjaan : IRT Agama : Kristen Protestan Suku : Minahasa Bangsa : Indonesia Status pernikahan : Sudah Menikah MRS : 08 Oktober 2013, pukul 12.00 WITA ANAMNESIS Riwayat penyakit sekarang : Keluhan utama : Adanya benjolan di kemaluan Benjolan di kemaluan dirasakan sejak kurang lebih 3 minggu yang lalu Nyeri jika benjolan tertekan seperti saat pasien duduk BAB/BAK biasa Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit dahulu seperti Penyakit jantung, paru, ginjal, hati, kencing manis, darah tinggi disangkal penderita. Anamnesis Ginekologi A. Riwayat perkawinan dan kehamilan dahulu Kawin : 1 Usia Perkawinan : 21 tahun Status sekarang : sudah kawin Kehamilan : 2 kali B. Riwayat haid Menarche : 16 tahun
  • 5. 5 Siklus : 28 hari Lama haid : 7 hari Menopause : (–) Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum : cukup 2. Kesadaran : compos mentis 3. Tensi : 120/70 mmHg 4. Nadi : 84 x/menit 5. Pernapasan : 20 x/menit 6. Suhu badan : 36,5 °C 7. Warna kulit : coklat 8. Edema : (–) 9. Pupil : isokor, conj. an –/–, scl.ict. –/– 10. Kepala : normocepali 11. Lidah : tak 12. Gigi : caries (-) 13. Kerongkongan : hiperemis (–) 14. Leher : pembesaran KGB (–) 15. Dada : simetris, tidak ada retraksi 16. Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-) 17. Paru-paru : sp. Vesikuler, ronkhi –/–, wheezing –/– 18. Perut : status lokalis 19. Hati : tidak teraba
  • 6. 6 20. Limpa : tidak teraba 21. Tangan : edema (-), pucat (-) 22. Kaki : edema (-), pucat (-) 23. Status neurologis : dbn Status Lokalis Inspeksi: tampak massa di vulva/vagina sebelah kanan dengan ukuran 2 × 2 cm, Palpasi : benjolan (+) nyeri tekan (+) Diagnosa sementara : P2A0, 47 tahun + kista bartholini Diagnosa banding : Abses bartholini Resume masuk : Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 8 Oktober 2013 jam 12.00 WITA dari poliklinik obstetri dan ginekologi RSUP. Prof. dr. R.D kandou dengan diagnosa P2A0 47 tahun + kista bartholini. Pada anamnesa didapatkan benjolan pada vagina yang dirasakan kurang lebih 3 minggu yang lalu, benjolan disertai nyeri dirasakan saat penderita duduk. Status praesens : KU : cukup, Kesadaran : compos mentis T : 120/70 mmHg S : 36,5oC N : 84 x/mnt R : 20 x/menit Status Lokalis Inspeksi : tampak massa di vulva/vagina sebelah kanan ukuran 2 x 2 cm Palpasi : nyeri tekan (+) Diagnosis sementara : P2A0 47 tahun dengan kista bartholini; DD: abses bartholini Penanganan : Marsupilasi/Ekstirpasi FOLLOW UP Tanggal 8 Oktober 2013 S : Keluhan (-)
  • 7. 7 O : keadaan umum Cukup T : 120/70mmHg N: 84 ×/menit R: 20×/menit S:36,7oC A: P2A0 47 tahun + kista bartholini P: Rencana Ekstirpasi 10 Oktober 2013 Tanggal 9 Oktober 2013 S : Keluhan (-) O : keadaan umum Cukup T : 130/80mmHg N: 84 ×/menit R: 20×/menit S:36,7oC A : P2A0 47 tahun + kista bartholini P : Rencana Ekstirpasi 10 Oktober 2013 Tanggal 10 Oktober 2013 dilaksanakan operasi Laporan operasi KU pre-operasi : cukup, Compos Mentis T : 120/80 mmHg, N : 84 x/m, R : 20 x/m, S : 36,6 Diagnosa pre-operasi : P2A0 47 tahun + Kista Bartholini Operasi Mulai : Jam 11.15 WITA Operasi selesai : Jam 11.50 WITA Lamanya operasi : 35 menit Diagnosa post-operasi : P2A0 47 tahun post ekstirpasi kista Bartholini
  • 8. 8 KU Post operasi : T: 120/70, N: 80 x/menit, R: 24 x/menit, S: 36 °C Penanganan : - IVFD RL : D5 2 : 2  28 gtt/menit - Ceftriaxone 3 x 1 gr (IV) - Kaltrofen supp 1 x 2 - Hb 2 jam dan 6 jam post operasi Tanggal 11 Oktober 2013 S: Nyeri pada luka jahitan. O: Keadaan umum cukup T: 120/80mmHg N: 84×/menit R: 18×/menit S:36,5oC A: P2A0 47 tahun post ekstirpasi kista bartholini Hari I P: - Aff kateter - Ceftriaxone 3 × 1 gr IV - Vitamin C 1 × 1 amp Tanggal 12 Oktober 2012 S: Keluhan (-) O: Keadaan umum cukup T: 110/80mmHg N: 84×/menit R: 20×/menit S:36,6oC A: P2A0 47 tahun post ekstirpasi kista bartholini Hari II P: - Cefadroxil 3 x 500 gr - SF 1 x 1 - Vitamin C 1 × 1 tab DISKUSI Diagnosis Pada kasus ini pasien di diagnose dengan P2A0 47 tahun dengan kista bartholini. Penegakan diagnosis kista bartholini didapatkan dari anamnesa dan pemeriksaan ginekologis. Dari anamnesa pasien mengeluhkan adanya benjolan di vagina yang disertai nyeri saat pasien duduk. Dari pemeriksaan ginekologis didapatkan massa yang berukuran 2 x 2 cm di vulva/vagina sebelah kanan yang disertai nyeri tekan.
  • 9. 9 Kista bartholin tidak selalu menyebabkan keluhan, akan tetapi bila bertambah besar maka dapat menimbulkan dispareunia, Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh tekanan pada daerah seperti berjalan atau duduk serta nyeri dengan hubungan seksual. Hasil pemeriksaan fisik yang dapat diperoleh dari pemeriksaan terhadap Kista Bartholin adalah pasien mengeluhkan adanya massa yang tidak disertai rasa sakit, unilateral, dan tidak disertai dengan tanda – tanda selulitis di sekitar, Jika berukuran besar, kista dapat nyeri, discharge dari kista yang pecah bersifat nonpurulent. Sedangkan pada abses bartholini didapatkan pada perabaan teraba massa yang tender, fluktuasi dengan daerah sekitar yang eritema dan edema, dalam beberapa kasus, didapatkan daerah selulitis di sekitar abses, demam, meskipun tidak khas pada pasien sehat, dapat terjadi, jika abses telah pecah secara spontan, dapat terdapat discharge yang purulen.3,6 Kista Bartholin harus dibedakan dari abses dan dari massa vulva lainnya. Karena kelenjar Bartholin mengecil saat usia menopause, suatu pertumbuhan massa pada wanita postmenopause perlu dievaluasi terhadap tanda – tanda keganasan, terutama bila massanya bersifat irreguler, nodular, dan keras. Penanganan Pengobatan kista Bartholin bergantung pada gejala pasien. Suatu kista tanpa gejala mungkin tidak memerlukan pengobatan, kista yang menimbulkan gejala dan abses kelenjar memerlukan drainase. Pengobatan pada kista bartolini bisa dengan Berendam dalam air hangat 2-3 kali sehari selama beberapa hari. Hal ini dapat menyebabkan abses untuk membuka dan mengalir dengan sendirinya. Medikamentosa juga digunakan pada abses bartholini yang berukuran kecil. Antibiotik sebagai terapi empirik untuk pengobatan penyakit menular seksual biasanya digunakan untuk mengobati infeksi gonococcal dan chlamydia. Idealnya, antibiotik harus segera diberikan sebelum dilakukan insisi dan drainase. Beberapa prosedur tindakan operatif pada kista dan abses bartholini yaitu sebagai berikut.
  • 10. 10 1. Incisi dan Drainase Meskipun insisi dan drainase merupakan prosedur yang cepat dan mudah dilakukan serta memberikan pengobatan langsung pada pasien, namun prosedur ini harus diperhatikan karena ada kecenderungan kekambuhan kista atau abses. Ada studi yang melaporkan, bahwa terdapat 13% kegagalan pada prosedur ini. 2. Word Catheter Word catheter ditemukan pertama kali pada tahun 1960-an. Merupakan sebuah kateter kecil dengan balon yang dapat digembungkan dengan saline pada ujung distalnya, biasanya digunakan untuk mengobati kista dan abses Bartholin. Panjang dari kateter karet ini adalah sekitar 1 inch dengan diameter No.10 French Foley kateter. Dinding kista atau abses dijepit dengan forceps kecil dan blade no.11 digunakan untuk membuat incisi sepanjang 5mm pada permukaan kista atau abses. Penting untuk menjepit dinding kista sebelum dilakukan incisi, atau bila tidak kista dapat collapse dan dapat terjadi incisi pada tempat yang salah. Incisi harus dibuat dalam introitus external hingga ke cincin hymenal pada area sekitar orifice dari duktus. Apabila incisi dibuat terlalu besar, Word catheter dapat lepas. Setelah insisi dibuat, Word catheter dimasukkan, dan ujung balon dikembangkan dengan 2ml hingga 3 ml larutan saline. Balon yang mengembang ini membuat kateter tetap berada di dalam rongga kista atau abses. Ujung bebas dari kateter dapat dimasukkan ke dalam vagina. Agar terjadi epitelisasi pada daerah bekas pembedahan, Word catheter dibiarkan di tempat selama empat sampai enam minggu, meskipun epithelialisasi
  • 11. 11 mungkin terjadi lebih cepat, sekitar tiga sampai empat minggu. Jika Kista Bartholin atau abses terlalu dalam, pemasangan Word catheter tidak praktis, dan pilihan lain harus dipertimbangkan. 3. Marsupialisasi Alternatif pengobatan selain penempatan Word catheter adalah marsupialisasi dari kista Bartholin. Prosedur ini tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda – tanda abses akut. Setelah dilakukan persiapan yang steril dan pemberian anestesi lokal, dinding kista dijepit dengan dua hemostat kecil. Lalu dibuat incisi vertikal pada vestibular melewati bagian tengah kista dan bagian luar dari hymenal ring. Incisi dapat dibuat sepanjang 1.5 hingga 3 cm, bergantung pada besarnya kista. Setelah kista diincisi, isi rongga akan keluar. Rongga ini dapat diirigasi dengan larutan saline, dan lokulasi dapat dirusak dengan hemostat. Dinding kista ini lalu dieversikan dan ditempelkan pada dindung vestibular mukosa dengan jahitan interrupted menggunakan benang absorbable 2-0. Sitz bath dianjurkan pada hari pertama setelah prosedur dilakukan. Kekambuhan kista Bartholin setelah prosedur marsupialisasi adalah sekitar 5-10%. Komplikasi yang timbul berkaitan dengan dyspareunia, hematoma, dan infeksi. 4. Eksisi (Bartholinectomy)
  • 12. 12 Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada infeksi aktif. Eksisi kista bartholin karena memiliki risiko perdarahan, maka sebaiknya dilakukan di ruang operasi dengan menggunakan anestesi umum. Pasien ditempatkan dalam posisi dorsal lithotomy. Lalu dibuat insisi kulit berbentuk linear yang memanjang sesuai ukuran kista pada vestibulum dekat ujung medial labia minora dan sekitar 1 cm lateral dan parallel dari hymenal ring. Hati – hati saat melakukan incisi kulit agar tidak mengenai dinding kista. Struktur vaskuler terbesar yang memberi supply pada kista terletak pada bagian posterosuperior kista. Karena alasan ini, diseksi harus dimulai dari bagian bawah kista dan mengarah ke superior. Bagian inferomedial kista dipisahkan secara tumpul dan tajam dari jaringan sekitar. Alur diseksi harus dibuat dekat dengan dinding kista untuk menghindari perdarahan plexus vena dan vestibular bulb dan untuk menghindari trauma pada rectum. Gambar Diseksi Kista
  • 13. 13 Setelah diseksi pada bagian superior selesai dilakukan, vaskulariasi utama dari kista dicari dan diklem dengan menggunakan hemostat. Lalu dipotong dan diligasi dengan benang chromic atau benang delayed absorbable 3-0. Gambar . Ligasi Pembuluh Darah Cool packs pada saat 24 jam setelah prosedur dapat mengurangi nyeri, pembengkakan, dan pembentukan hematoma. Setelah itu, dapat dianjurkan sitz bath hangat 1-2 kali sehari untuk mengurangi nyeri post operasi dan kebersihan luka. Pada pasien ini dilakukan ekstirpasi kista bartolini atau pengangkatan total kista yaitu dengan membuka dan mengeluarkan isi kista dan menjahit tepi kista dengan tepi irisan kulit. Indikasi dilakukan ekstirpasi yaitu : o Abses/kista persisten o Abses/kista rekuren o Terdapat indurasi pada basal kista yang sulit dicapai dengan marsupialisasi o Kista pada usia > 40 tahun (dapat menjadi ganas) Keuntungan : Kecil kemungkinan rekuren Kerugian/Komplikasi : Perdarahan, Selulitis, Pembentukan scar yang nyeri, Sisa jaringan kista yang tidak terangkat sepenuhnya rekuren Fungsi lubrikasi (-).4,7 Prognosis
  • 14. 14 Jika kista ditangani dengan baik dan kekambuhan dapat dicegah, prognosisnya baik. Tingkat kekambuhan umumnya dilaporkan kurang dari 20%. PENUTUP KESIMPULAN - Kista Bartolini merupakan salah satu tumor jinak pada vulva yang terbentuk akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar bartolini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik. - Pada anamnesis dari kasus ini didapatkan adanya benjolan pada kemaluan sebelah kanan dengan disertai nyeri saat duduk. - Kelenjar bartolini bisa tersumbat karena berbagai alasan, seperti infeksi, peradangan atau iritasi jangka panjang. - Metode penanganan kista bartholini dalam kasus ini adalah ekstirpasi
  • 15. 15 SARAN - Menganjurkan agar penderita dengan kista Bartholini dapat menjaga kebersihan diri terutama alat genitalia, melakukan pemeriksaan secara teratur untuk mengetahui tidak terjadi infeksi berulang. DAFTAR PUSTAKA 1. Dian. Makalah Kesehatan: kista barolini. Diunduh dari: http://komud.com/refarat-kista-bartolini/ 2. Omole F, Simmons, Hacker Y. Management of Bartholin’s Duct Cyst and Gland Abscess. American Family Physician. 2003;68:135-40. 3. Wahyuni ET, Amiruddin MD, Mappiasse A. Bartholin’s Abcess Caused By Echerichia Colli. IJDV. 2012;1:68-72. 4. Irwan. Kista bartolini. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/93653115/Kista-Bartholini. 5. Wringhton, Wigan, Leigh. Obtstetric and gynecology department: Bartholin’s Cyst/Abscess. NHS Fondation Trust. 2012. 6. Winkjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimdani, T. Dalam: Ilmu Kandungan: Radang Pada Vagina. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2008.
  • 16. 16 7. Susanto C. Kista bartolini. FK Universitas Pelita Harapan. 2010.