SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
1. ENDOMETRIOSIS
1. adakah masalah di identitas yg mendukung endometriosis?
pasien usia 27 tahun dan belum menikah
 tdk ada. Bs tjd pd semua wanita usia reproduksi yg sudah menarche.
 Ps teori tdk?
 Keluhan utama endometriosis? Gg mens, gg fertilitas, nyeri saat coitus
(dyspareunia). Jika tdk diatasi berlanjut jd Kista endometriosis  keluhan benjolan
 RPS, UTK MENYOKONG DIAGNOSE ?  disminore, menometromeragia
 Riw mens : abnormal uterine bleeding. Siklus normal 1 mgg-10 hr, 50-80 cc.
dismenore  nyeri saat mens hingga ganggu aktivitas
 Riw perkawinan. Fertile : dlm 1 th melakuan hub seksual teratur hamil, subfertil : > 1
th tdk bs hamil, infertile : >2 th tdk hamil.
 Riw kb  utk menentukan, ga hamil bukan karna kb  infertilitas
 RPK : blm terbukti genetic, bs dijumpai riw dr keluarga wanita menderita sama
 Bpjs : utk obat, perawatan
 PF : overweight. Ada kaitan overweight bmi > 25 dg endometriosis
 Status internus dbn
 Status ginekologi : palpasi, tampak tumor 3 cm  blm keliatan. Harus objektif. Dlm
insepksi tdk terlihat tumor. Palpasi : kira-kira sebesar apa? Bola ping-pong, tenis,
kepala, bayi, kepalan tinju dewasa. Jika usg  diukur diameternya
 Usg : gb lebih hitam dr sekelilingnya  kista
 Vt massa besar lebh dr besarnya telur bebek  oprasi. Lbh kecil dr telur bebek 
kista fungsional. Tdk pelru oprasi. Beri obat2an. Jika saat ovulasi ada pembesaran ga.
Atau beri AB mengecil setelah diberi AB. Jika tdk kista patologis.
 OPRASI. IC dibuat. Wajib menjelaskan alas an dioprasi, risiko jika tdk dioprasi, risiko
saat dioprasi apa, harus ada saksi yg ikut ttd/menyaksikan saat minta IC
 Lapisan kulit perut brp macam? Dalam-luar : peritoneum (paling dalam), fascia, otot,
lemak, kulit
 Kulit dijait subkutikuler  secara kosmetik lbh baik
 Follow up : utk setiap tindakan oprasi, memeriksa diuresis. Di DC cek UO. Kecelakaan
oprasi paling sering  penjaitan/trauma ureter  gg miksi. Normal : min 500 cc
 Kriteria post op dibolehkan pulang  tdk ada keluhan (TTV baik  bukti otentik),
endometriosis itu apa?
 Edukasi  kemungkinan relaps, infertilitas msh tinggi, prognosis lbh baik drpd tdk
dilakukan apa-apa.
 Menometoragi, dismenore, infertilitas. DOC endometriosis : laparoskopi, bs liat
sarang-sarang endometriosis bs dimatikan
adanya endometrium yang berada di luar cavum uterina
2. karena ada di luar cavum uteri artinya apa?
karena wanita tiap bulan mengalami menstruasi —> endometrium di luar cavum uteri
juga bereaksi —> mengalami perdarahan setiap bulan —> terkumpul darah membeku
—> akibatnya darah yg terkumpul akan membentuk kapsul —> menjadi kista
endometriosis —> harusnya ada keluhan (masa) benjolan pada perut yg semakin besar,
nyeri saat menstruasi sehingga datang ke RS
3. apa yg didapat pada endometriosis?
anamnesis —> tanda dan gejala endometriosis
dismenorea —> menstruasi yang sangat sakit —> mengganggu aktivitas
premenstrual syndrome —> tidak mengganggu aktivitas
dysfunctional menstrual bleeding, sekarang Abnormal Uterine Bleeding
BAK dan BAB
Riw. menstruasi
normal mensturasi —> sehari ganti 2-3 duk
Riw. keluarga —> kemungkinan menurun meskipun tidak selalu
Px. Fisik
Penderita endometriosis biasanya overweight
pada px. abdomen tampak gambaran tumor (deskripsinya apa? ukuran, konsistensi,
mobile?)
4. seorang nona jangan di VT —> lakukan RT
5. Px. Penunjang
6. darah rutin —> trombosit rendah, Hb gak terlalu rendah karena kompensasi pasiennya
overweight yang nutrisinya banyak
7. USG (penting —> pasien nona tidak bisa VT)
8. terlihat kista
9. Dx. —> kista endomterioris
10. jangan endometrioma karena belum di PA
11. Follow up? BAB dan BAK —> untuk mengetahui apakah ada kecelakaan operasi
12. Edukasi?
13. endometriosis menyebabkan infertile/ gangguan kesuburan—> jelaskan ke pasien
14. jelaskan faktor resikonya pasien misal overweight  kurangi berat badan
15. ada endometriosis (seperti sarang-sarang) —> kauter
16. dx yg tepat dengan LAPAROSKOPI bukan USG —> ketemu di kauter
2.AB INKOMPLIT
1. Kenapa bisa didiagnosis abortus? Hamil 17 mgg
 Identitas ada kaitannya?
 Arti ab inkomplit : hasil konsepsi msh ada yg tertinggal di cavum uteri
 Keluhan utama : abortus keluar perdarahan uk <20 mgg
 Tau ab inkomplit ? dr tanda2 kehamilan sekunder, test pack, uk 14 mgg dr hpht
 Org mengalami abortus pikirkan kehamilannya diinginkan tdk. Spontaneous :
trauma, infeksi, kelainan genetic, gg imunologis, kebiasaan(merokok, alcohol, obat-
obatan) provokatus : disengaja, Tanya pernah konsumsi obat-obatan, pijet,
 Riw mens : utk tau usia kehamilan
 Riw pernikahan : kehamilan diinginkan
 Anc : hamil
 Pf : amati td, nadi, suhu (risiko infeksi)
 Status lokalis : abortus jika blm menyebabkan risiko tjd perdarahan bnyk, infeksi,
status lokalis tdk ada kelainan.
 Vt gyn  teraba janin (ab inkomplit), corpus uteri sebear tinju dewasa  sisa hasil
konsepsi msh banyak. 14 mgg setinggi simphisis
 Pp : artinya perdarahan yg keluar msh dikit
 Knp dikasih uterotonika? Spy uterus kontraksi  dinding mjd tebal  risiko
perforasi saat kuret dicegah
 Alat-alat untuk kuret apa saja
 Foll up : yg diperhatikan ttv, perdarahan pervaginamnya. Td jd lebih rendah, nadi
cepat  risiko syok, karna perdarahan post curet, karna curetase tdk bersih, hrs
diulang
 Edx : post kuret boleh berhubungan seksual setelah tdk keluar darah lg yg penting
dijaga jgn hamil dulu paling tdk selama 6 bulan. Karna anak baru 1, keguguran, pakai
kb sederhana, kondom
 Kehamilan < 8 mgg jika ab inkomplit : coba beri uterotonika cytotex (misoprostol)
po/pv (murah, hampang), 1 tablet 200 mg berikan 3 tablet intravaginal/po. Sampai 3
hr msh tjd perdarahan lakukan kuretase. > 8 mgg lakukan kuretase dg suction
kuretase/kuretase tajam
 Ab insipien  sdh berlangsung, janin mati, blm ada jaringan konsepsi yg keluar. Sdh
ter dx dikeluarkan langsung. OUE terbuka, KK intak. Klinisnya : perdarahan,
kesakitan, nyeri. Missed abortion  > 2 mgg tdk dikeluarkan. Ada sakit, minum obat,
dibiarkan. Akhirnya sisa konsepsi necrose  gg pembekuan darah  meningkatkan
risiko. Abortus iminen janin msh ada di usg.
 Abortus nyeri sll ada. Ab inkomplit : vt kl negative
 Iminen : ketuban + janin bs dipertahankan
 Komplit : biasanya tdk sakit, dh keluar semua
2. Bisa tahu hamil? Karena pasien sudah ada tanda" kehamilan sekunder.
3. Knp patokannya tanda" kehamilan sekunder? Karena blm bisa di periksa tanda
kehamilan primer
4. Px yg dilakukan?
VT GIN SESUAI KASUS
#Inspeksi genitalia ekterna : ada darah yg keluar
#Genitalia interna
Portio -> ada sedikit nyeri tekan, oue terbuka 2 cm
Pindah adneksa, parametrium, Cavum douglass
Jari dikeluarkan ada discharge darah yg keluar
5. Terapi yg dilakukan? Kuretase -> pd abortus masih ada sisa jaringan konsepsi
6. Edukasi -> jika ada darah yg keluar terus menerus + nyeri kembali ke dokter lagi, jangan
berhubungan sampai darah berhenti, edukasi kb sederhana
7. Knp edukasi kb sederhana? Karena pasien blm punya anak dan pasien masih usia
reproduksi
3.VULVOVAGINITIS SUSPECT KANDIDIASIS
1. identitas tidak ada kaitannya
2. keluhan utama : wanita mengeluarkan fluor, bisa fisiologis dan patologis
fisiologis : warna putih jernih tidak berbau, saat menjelang menstruasi, kehamilan, tidak
disertai rasa gatal, terjadi pada saat kejadian tertentu (naik libido, pramens, hamil)
patologis : perubahan warna -> warna abu, putih keruh, kehijauan, aroma tidak sedap,
pada kasus infeksi, sakit gatal atau panas seperti terbakar
3. RPS : rasa gatal, ditanyakan faktor resiko -> menggunakan sabun kewanitaan dan
menggunakan pakaian ketat -> mengganggu flora normal vagina,
cukup dibersihkan dengan air yang bersih!
perlu ditanyakan : keluhan utamanya, betuk keputihannya, riwayat KB, seksual disease
(suami supir, pemandu karaoke, dll)
4. riwayat mens tidak ada kaitanya
5. riw obstetri : belum punya anak -> infertilitas, tidak menggunakan KB -> berpengaruh
pada fertilitasnya
6. RPD RPK tidak ada kaitannya
7. Pf : jika obesitas
8. pemeriksaan gyn : VT -> putih kental seperti susu pecah (fluor)
Vt -> fluor/fluksus? -> inspekulo (dipertegas)
9. PP : KOH 10%
10. Dx vvk
11. diberikan obat antifungal
jarang sekali infeksi tuggal, biasanya kombinasi, campuran macam-macam
PP -> kultur dan sensitiviti test (cairan di kultur) -> drug of chois
bisa di kombinasi dengan antibiotik lain agar keputihan tidak berulang
12. edukasi : pola hidup bersih, hentikan sabun kewanitaan, pakaian tidak terlalu ketat,
pasien tidak perlu di rawat (rawat jalan)
4.BLIGHTED OVUM
1. dari identitas tidak ada kaitannya dengan BO
2. keluhan utama keluar darah dari jalan lahir (ibu merasa hamil) tanpa disertai hasil
konsepsi
3. RPS : menanyakan tanda kehamilan sekunder (10minggu : mual muntah, morning
sicknes, payudara terasa kencang, gravindex+, amenore --> tanda kehamilan sekunder)
pada trimester awal -> bukan tanda kehamilan primer, tapi tanda kehamilan sekunder
(tidak pasti)
tanda pasti kehamilan jika sudah merasakan gerakan anak dan djj
perdarahan pervaginam -> janin tidak berkembang, abortus (perut nyeri) -> disengaja
atau tidak? (minum jamu? pijit?)
sesuatu terjadi karena ada penyebabnya -> faktor resiko (alkohol, merokok, nutrisi, dll)
riw mens -> untuk mngetahui hpht hpl
riw perkawinan -> hamil 10 minggu, yang artinya anak yang diharapkan, fertilitas ibunya
baik
RPD RPK tidak ada kelainan
riw sosek -> untuk mengetahui asupan nutrisi, saat ini semua pasien ditanya swasta atau
bpjs (mandiri atau ppi?) -> karena obat yang dipakai berbeda antara pasien bpjs dengan
swasta
TTV normal
pemeriksaan fisik normal
4. status Gyn : portio teraba lunak sebesar jempol tangan, portio sebesar telur bebek, oue
tertutup -> artinya ada perubahan anatomi di genitalia, maka curiga hamil
PP tidak ada kelainan
USG -> ada kantong saja, tapi tidak ada fetus
ukuran kantong bisa dikalkulasi seperti hamil normal
jangan cepat di dx BO jika 6-7-8minggu, harus datang lagi 2 minggu kemudian untuk di
USG dilihat lagi
hamil >10 minggu -> USG -> kosong -> BO
5. terapi
kuretase
persiapan operasi & prosedur operasi
kuret tidak perlu pasang kateter urin
lihat alat-alat
beri infus, cefadroxyl, methyl ergometrin (metergin), as. mefenamat untuk anti nyeri
follow up -> hasilnya baik
6. edukasi : meskipun belum punya anak karena dia post kuretase agar terjadi
penyembuhan yang baik disarankan menunda kehamilan selama 6 bulan dengan KB
sederhana (kondom, kalender, pantang berkala, coitus interuptus)
 identitas, tdk ada kaitannya
 keluhan utama utk dx BO : hamil, tjd perubahan organ lbh besar karna ada embrio yg
tumbuh jd besar. Pd BO, tdk terbentuk embrio  keluhan ibu : ibu merasa hamil. Tp
perutnya tdk seperti org hamil, perut tdk besar, payudara tdk kenceng, bb turun 
kemungkinan embrio dlm tubuh ga tumbuh
 rps : dr keluhan ibu, digali lg. pasien merasa hamil ada tanda-tanda kehamilan tdk pasti,
keluhan tanda sekunder makin tdk kerasa/ menghilang.  tanda khas blighted ovum.
Ada fluksus/perdarahan pervaginam. Trs ke dokter. Hamil 10 mgg dr hpht
 pf : tanda sekunder mulai menghilang
 corpus uteri : sebesar telur bebek  lbh kecil dr usia kehamilan karna embrio tdk
tumbuh
 vt gyn : fluksus + sbg tanda ada abprtus, corpus uteri sebesar telur bebek. Porsio hamil
dan tdk hamil beda.
 Pp : kadar hcg diperiksa
 Tx : dikuretase, knp? Utk mengeluarkan sesuatu yg gak da gunanya.
 Edx : post kuret, boleh hub suami istri setelah darah tdk keluar, 1-2 mgg. Boleh hamil
lagi 6 bln pasca kuret, paling cpt 3 bln pasca kuret. Boleh hub seksual dg kb sederhana
missal kondom
5.CPD
1. identitas tidak ada kaitannya
2. keluhan utama -> pasien hamil perut kencang-kencang
3. RPS riw cpd, sudah masuk tanda inpartu atau belum? belum disertai lendir darah. tanda
inpartu harus komplit. gerakan anak masih terasa atau tidak
4. riw obs : G1 CPD
5. riw KB : menjarangankan kehamilan
6. riw ANC : ANC teratur, resiko tinggi karena resti CPD, boleh ANC di puskesmas. pasien
risti boleh melakukan anc di ppk1, yang tidak boleh adalah persalinannya. harus di rujuk
7. PF : preobest dan terlalu pendek -> kemungkinan CPD
8. status obstetri : janin hidup intrauterin presentasi kepala belum masuk PAP, TFU DJJ HIS
TBJ,
9. px dalam : VT -> kala 1 (masih 1 cm, belum ada lendir darah)
10. lab -> normal
11. USG : 1 janin hidup IU presentasi kepala belum masuk PAP -> sudah viable (>2500gr)
12. Dx : belum inpartu. SC -> karena bayi sudah viable, jadi boleh langsung SC.
13. follow up : perdarahan dengan mengecek jalan lahir (uterus) karena post atonia uteri,
karena 2x operasi -> kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. diliat kontraksi, tinggi
fundus (dibawah pusat)
produksi ASInya, jika belum harus ditambah obat perangsa produksi ASI
14. edukasi : edukasi kontap. karena ini ibu post SC maka suaminya disarankan vasektomi
6.MOLA HIDATIDOSA
1. Dari identitas apakah ada yg bisa jadi predisposisi?
2. KU : keluar darah dari jalan lahir. Apa yg membedakan dengan abortus?
Mola -> selain darah maka keluar gelembung" kecil
3. Dari rps yg dpt digunakan untuk mediagnosis pasien sedang hamil?
4. Terlambat menstruasi apakah selalu hamil? Harus ada tanda kehamilan yg lain / tanda
kehamilan sekunder
5. Yg menegaskan ke arah mola? Perut membesar lebih cepat dari sebelumnya, mual
muntah lebih sering, keluar darah dengan gelembung
6. Riwayat mens untuk apa? Untuk mengetahui usia kehamilan dan hpl
7. Riwayat menikah 5 th, artinya apa? Menunjukkan fertilitasnya baik
8. Riwayat anc di bidan atau dokter?
9. Pengaruh rpd dengan mola?
10. Riwayat sosek bertujuan untuk? Asupan nutrisi dari ibu. Intake asamfolat kurang, vit a
kurang
11. Status gin? Abdomen : inspeksi -> perut membuncit, palpasi -> tfu 2 cm di atas umbilikus
setara usia 24 - 28 minggu
Auskultasi -> untuk mengetahui djj
12. Status gin yg menunjukkan ke arah mola? Dari oue dan uterusnya tidak normal.
Harusnya satu kepalan tangan dewasa
13. Yg didapatkan saat inspekulo? Oue tertutup ada pluksus (+)
14. Px penunjang yg menonjol? B-HCG -> meningkat -> harusnya gimana? -> harusnya hcg
rendah
15. Infus RL 20 tpm -> yg benar RLnya harus dicampus oksitosin -> untuk kontraksi otot
uterus -> sehingga tidak perforasi saat dikuret
16. Apa yg harus dijelaskan saat meminta persetujuan?
Apa resiko jika tidak dilakukan tindakan, harus ada saksi,
17. Pasien dlm keadaan infus? Untuk dianastesi, pasien harus dlm keadaan di infus
18. Sebum kuretase batang laminaria harus diambil dulu baru dilakukan sondase
19. Tujuan dari sondase uteri (untuk mengetahui besar uterus, untuk mengetahui posisi
uterus)
20. Apabila sudah terpasang laminaria tidak perlu dilatasi lagi
21. Sendok kuret harus tumpul sampe bisa mengeluarkan setengah jaringan mola
22. Px histopatologi setelah pasien kontrol. Tujuannya untuk apa? Untuk melihat ada tanda"
keganasan atau tidak.
23. Yg ganas disebut apa? Koriokarsinoma
24. Follow up untuk apa? Untuk mengetahui
25. Terapinya diberi apa? Dikasih uterotonika -> metergin
26. Edukasi -> 2 th baru boleh hamil -> untuk follow up kadar hcg
27. Setelah pulang masih ada keluhan -> harus dilakukan kuretase ulang
28. Kalo dalam sebulan ...... disebut
Primikel koriokarsinoma?
29. Sebelum dianjurkan boleh hamil atau tidak harus tanya masih ingin punya anak atau
tidak? Kb yg dianjurkan non hormonal
7.KET
1. Dari identitas ada yg menunjukkan KET
 Identitas, ada kaitannya dg ket?
 Keluhan utama. Mengeluh nyeri perut bagian bawah hebat tiba-tiba  KET
(hanya tjd pd pasien hamil). Lg hamil, nyeri mendadak bs sampai pingsan
 Apakah pd kehamilan besar?  tjd < 20 mgg  kriteria abortus. Biasanya pada
trimester pertama < 8 mgg sdh mengalami keluhan
 Pd kehamilan muda  tuba kecil, klo hamilnya besar, pasti sdh pecah  timbul
KET
 Rps : pastikan pasien hamil 8 mgg. Ada tanda-tanda kehamilan sekunder, test
pack +, perdarahan pervaginam warna coklat tua (perdarahan bukan dr
endometrium, dr tuba, jarak tuba ke introitus vagina jauh, shg mengalami
perubahan warna, darah keluar jumlahnya dikit, sebagian masuk ke abdomen,
shg yg keluar tdk seimbang dg kondisi ibu). Tanya kemungkinan trauma (pijet,
coitus). Ada peradangan/infx tuba shg tuba menyempit  tanyakan: panggul
pernah nyeri, ganti-ganti pasangan (STDs)
 PF  tanda-tanda syok, artinya perdarahan banyak
 Ada tanda anemia
 Abdomen : inspeksi : kembung karna ada perdarahan inraabdominal, palpasi :
defens muskuler, nyeri tekan perkusi : tjd pekak sisi dan pekak alih
 Vt gyn : cavum douglass menonjol : ada perdarahan intraabdomen, terkumpul di
sana
 Pp : hb rendah, ada anemia, PERDARAHAN BANYAK
 Pp : perlu cek gravindex, < 1bln biasanya gravindex positif, yg membedakan dg
app akut
 Sikap utama : atasi syok jika syok. Jika blm ada perdarahan beri koloid
sementara. YG UTAMA LAPAROTOMI EKSPLORASI  tujuan utama utk
menghentikan perdarahan
 Terbanyak KE di tuba (ampulla)
 Foll up, kesimpulan : yg sudah dilakukan tdk ada komplikasi, foll up baik, boleh
dipulangkan. Tdk perlu foll up asi (hanya utk postpartum dan post sc)
 Edukasi : KB
 Tanda klinis KET : dah pecah, ada komplikasi, perdarahan. KE : diketahui saat vt,
usg, kantong gestasi di luar kavum uteri, tanda spt org hamil biasa
 Mola : di cavum uteri, pembesaran uterus lebih cepat
 Blighted ovum : hanya bs dilihat usg hanya ada gestasional sac, tdk ada fetal
plate. Merasa ada tanda kehamilan sekunder, peru tdk tambah besar
2. KU : nyeri perut bagian bawah. Yg lebih spesifik untuk membedakan dengan sakit yg lain
-> hanya terjadi pada orang hamil dan nyerinya tiba"
3. Pada kehamilan -> dilihat dari mana? Terdapat tanda kehamilan sekunder -> dpt
diketahui dari mana? Mual muntah (morning sickness) -> bb naik, payudara kencang,
perut membuncit
4. RPS -> nyeri perut bagian bawah secara mendadak bisa sampai pingsan. Darah yg keluar
berwarna kecoklatan, knp? Karena jaraknya jauh, dan berasal dari tuba. Pusing dan
lemes -> karena perdarahan -> syok
5. Nikah 6 th, anak 1, pernah kb, hamil, artinya apa? Sengaja memperjarang anaknya
6. Kb suntik? Menjadi faktor risiko
7. Faktor dari rps / berpengaruh pd KET -> karena ada infeksi pd tuba -> menyempit ->
buntu -> riwayat infeksi? PID
8. Ttv -> TD turun, rr naik knp? Karena perut cembung ada perdarahan intraabdominal ->
ditandai dg conjunctiva anemis
9. Ictus cordis tdk tampak karena tertutup mamae
10. Nyeri tekan? Knp? Ada pekak sisi pekak ali membedakan dg orang apendisitis akut
11. Apendisitis leukosit tinggi, ket normal. Ket kadar hb rendah, gravindex positif
12. Status gin -> corpus uteri sebesar telur bebek. Knp? Karena pengaruh hormon, perut jd
lebih besar
13. Hb turun, artinya? Anemia ringan
14. Harus diperiksa gravindex
15. Ampula tuba kiri pecah -> perdarahan intraabdominal -> diambil diampula tuba -> dx
benar
16. Follow up -> hb turun -> diberi prc -> untuk? Transfusi
17. Diberitahukan pd pasien -> masih boleh hamil -> bisa tanpa operasi -> agar jahitan baik
maka nunggu 1 th untuk hamil lagi
8.SOLUSIO PLASENTA
1. Identitas -> tidak ada kaitannya -> alasan? -> usia 35 th (dalam batas usia reproduksi
sehat) sehingga tdk terjadi resiko dlm kehamilan dan persalinan
2. Dasar menduga pasien dx solusio plasenta? -> dipastikan ada tanda kehamilan -> Apa? -
> pasien hamil 29 minggu datang dg keluhan keluar darah dari jalan lahir
3. Yg membuktikan dari anamnesis -> keluar darah kehitaman disertai rasa nyeri dan perut
terasa tegang disertai saat melakukan aktivitas.
4. Knp perut tegang? Darah yg keluar sedikit dan terkumpul di retroplasenta
5. Usia pernikahan?-> fertilitasnya baik
6. r.obs -> ada riwayat solusio plasenta
7. ANC -> ANC dilakukan rutin -> tidak ada masalah pd trimester 1 dan 2
8. Pasien risti -> karena ad riwayat solusio pd kehamilan sebelumnya -> dipersiapkan untuk
dirujuk
9. R.KB -> pasien tdk gagal KB
10. RPD dan RPK -> ada riw SC ec solusio plasenta
11. Tensi -> rendah -> pasien tampa lemah
12. Pf. Mata -> ada konjungtiva anemis -> knp? -> tanda anemia -> seharusnya blm ada
tanda seperti ini karena keluar darah baru tadi pagi dan masih sedikit
13. Pf.obs -> janin hidup tunggal intrauterine dg presentasi kepala, puka, dan blm masuk
PAP. Teraba gerak janin, TFU dan HIS
14. Px interna tidak dilakukan -> knp? -> VT kontra indikasi
15. PP -> Hb turun -> tanda anemia ringan. Knp kadar hb tidak seimbang dg darah yg keluar
? -> adanya perdarahan sembunyi / retroplasenter
16. tatalaksana ->advice -> usg -> prinpis menyelamatkan ibu dan bayi
17. Pertimbangan janin -> djj (ada fetal distress) -> mencoba mempertahankan janin hingga
aterm
18. Follow up -> tdk ada keluhan darah lagi
19. Masih mungkin dilahirkan pervaginam -> klo tidak? -> krn solusio, bekas SC
20. Sarankan untuk ikut MOW
9.GEMELLI
1. dx -> G3P2A0 39 minggu dg keluhan kenceng" -> kasus tidak biasa -> risti
 identitas, kaitannya dg dx?
 Kelhan utama : perut kenceng-kenceng
 Rps : melacak, bener gak spt dx.
Pasien dcurigai gemelli : kehamilan lbh besr dr kehamilan biasa. GPA, usia
kehamilan. Penting utk tau bayi aterm tdk.
Ter dx gemelli  perut lebih besar dr kehamilan sblmnya? (ps G3), gerakan janin
lebih banyak, bb tdk spt dulu
Tanya tanda-tanda inpartu sdh ada blm
Waktu – menunjukkan lama inpartu
Gerakan janin – utk tau janin hidup tdk
 Riw mens : tau hpht, hpl, uk
 Riw perkawinan : fertilitas baik
 Riw obs : tdk menjaga kehamilan dg baik, tdk tertib kb. Anak ke 2 11 bln, skg anak ke
3 aterm. Punya risiko karna jarak anak tll pendek
 Riw kb : tdk patuh kb. Hrsnya menjarangkan anak
 Riw anc : seharusnya di usg, anc ke dokter, dr umum/spog
 Rps rpd tdk ada kaitan
 Riw sosek : bpjs  PBI/nonPBI
 Palpasi : leopold : curiga gemelli : meraba ada 3 bagian besar,djj ada 2 punctum
maks dg frek detak janin yg 1 dan yg lain bedanya >10 x/mnt. Jika <10x/mnt p.m
salah
 Vt obs : pembukaan > 4 cm inpartu kala 1
 Pp : dbn
 Usg dicantumkan
 Inpartu kala 1 fase aktif ditulis 1 x saja (utk gemelli)
 Kehamilan gemelli bukan indikasi sc.
 Sc karna janin pertama dan kedua dijumlah 5200 g  termasuk gemelli yg tdk boleh
pv karna bb > 4500 g
 Jika kedua bayi <4500 g boleh pv
 Laporan oprasi : dicantumkan amnion ½, plasenta brp
terapi post sc gemelli, diberikan uterotonika. Gemelli, uterus teregang lbh
maksimal, shg uterotonika supaya kontraksi uterus baik, jika kontr buruk  risiko
PPH, GEMELLI DIZIGOTIK plasenta 2 insersi lbh lebar
 Foll up : sampai pasien dipulangkan. Bgmn kondisi terakhir kali
 Edukasi : motivasi kb, multigravida 25 th, anak 2, yg ke 3 4 kembar, jarak 11 bln, 
tdk patuh kb, sarannya kb MKJP  risiko kegagalan kecil, efektifitas pannjang.
Co/IUD,implant. Dr menganjurkan kb apa, paisen yg memutuskan
 Gemelli bukan indikasi mutlak sc. Bs pv syarat : tdk ada kesempita panggul, tdk ada
plasenta previa tbj 22 nya <4000 g, janin tdk posisi 69 (sungsang dan kepala). Kecuali
ada indikasi ibu/anak
 Gemelli, karna keturunan. Yg lebh sering, ibu melakukan induksi ovulasi (diberikan
obat penyubur, bayi tabung,
2. Anamnesis -> merasa berbeda dengan kehamilan terdahulu. BB naik cepat, Perut lebi
besar
3. RPS -> kenceng-kenceng terasa lebih sering -> untuk apa? mengetahui tanda inpartu
4. sejak pukul 05.00 -> untuk menilai HIS -> untuk menilai lama dari kala 1
5. riw KB -> menggunakan kb selama 1 th -> lahir anak ke 2 -> tdk kb -> hamil lagi ->
artinya? -> kebobolan / kesundulan
6. R. ANC -> harusnya sudah tau kalo hamil gemelli
7. RPK -> harusnya ada yg punya riw gemelli
8. PF -> inspeksi (Perut lebih besar dari biasanya), palpasi (teraba lebih dari 2) biasanya
bisa diketahui dari djj
9. Hasil px dalam apa interpretasinya ? —> fase aktif kala 1
10. Px penunjang ? —> ada anemia (Hb 11 di Indo sudah baik)
11. Dx nya dibuat berdasarkan apa ? —> Dari hasil USG baru bisa ketahuan Dx nya klo cuma
vt blm bisa
12. Sikap dilakukan SC, knp SC ? —> Jadi ini sikap yg salah krn tdk semua gemelli harus di SC
harusnya tunggu pengawasan 10 dulu, klo pd pengawasan 10 ada masalah atau tidak
maju baru boleh dilakukan SC
13. Kontrasepsi yg sesuai keinginan & kondisi ibu ? —> skrng kan usia 25 anak udah 4 apa
masih pngen punya anak lagi ? Klo menjawab masih, mau brp lagi ?? harus di motivasi
14. Klo gemelli 1 hidup 1 mati belum aterm maka diusahakan janin 1 nya sampai aterm dulu
dengan di monitor, tp klo ada indikasi spt fetal distress bisa segera dilahirkan
10.HEG
1. identitas -> tdk ada kaitannya
 identitas ada kaitannya?
 Keluhan utama : mual, muntah trs menerus. Pasien hamil (DASARNYA)
 Knp curiga heg? Hamil, mual muntah biasa, mual muntah berlebihan  tidak
normal
 Rps : hamil. < 15 mgg blm ada tanda kehamilan pasti.
 15 mgg? Dr hpht nya
 Yg penting sbg patokan, setiap kali makan minum muntah.
 Penyebabnya apa? Factor psikis (masalah dg keluarga), makan makanan yg tdk
biasa, sblmnya ada sakit maag, gastritis, hepatitis.
 Ttv : klinis sdh mempengaruhi kondisi ibu
 Corpus uteri sebesr tinju dws  sesuai usia kehamilan
 Lab : narium kalium turun, karna elektrolit darah turun
 tujuan terapi : utk rehidrasi, atasi mual muntah
 foll up : dilakukan usg utk tau kehamilannya karna dirawat spog
 edukasi : harus melakukan anc yg baik
2. Knp dicurigai HEG -> KU? -> ibu hamil dg usia kehamilan sampai 12 minggu dg keluhan
mual muntah --> dicurigai hamil? -> karena datang dg telat datang bulan disertai mual
muntah
3. Harus ada tanda"kehamilan sekunder
4. curiga HEG -> karena ? -> mutah setiap kali makan dan minum secara berlebihan
5. R.kehamilan? -> menentukan usia kehamilan
6. r.obs -> kehamilan yg diharapkan -> subfertil-> knp? kehamilan terjadi saat usia
pernikahan 1 th
7. r.anc -> periksa usia 4 minggu -> artinya? -> pasien hamil
8. ttv -> harusnya lebih rendah untuk mendukung KU -> apabila ttv masih baik-> artinya? -
>
9. Status internus -> mata cekung -> tanda dehidrasi
10. PF sesuaikan lagi
11. Tidak dilakukan leopold
12. Dari status gin kesimpulannya? -> sesuai usia kehamilan
13. tatalaksana -> tujuan terapi ? -> untuk rehidrasi dan anti mual dan muntah
14. Hasil follow up -> mual muntah berkurang, ttv membaik, KU ibu membaik
15. pasien dipulangkan karena? -> terapi berhasil memperbaiki kondisi ibu
16. Edukasi? ->
11.PLASENTA PREVIA
1. Dari identitas -> tdk ada hubungannya. Usia msh dlm usia reproduksi sehat. Plasenta
previa jika usia >35 th
 Apa itu plasenta previa? Adl plasenta yg letaknya abnormal. Yaitu di SBR shg
menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Normal di corpus/fundus uteri
 Plasenta previa, tjd perdarahan pd UK >20 mgg
 Rps yg mengarah plasenta previa. UK > 20 mgg dr hpht , keluhan : ppv : keluar darah
segar dr jalan lahir, tdk nyeri, tjd pd saat istirahat/bangun tdr keluar darah, baru
duduk keluar darah warna merah segar. Sudah berapa lama keluhan keluar darah.
Memprediksi berapa banyak yg keluar, Makin lama tjd perdarahan darah yg keluar
banyak tjd syok, komplikasi yg tdk diinginkan, infeksi. Kaitannya dg obsetri : tanda2
inpartu. Inpartu pd plasenta previa beda dg yg hamil normal. Plasenta previa : ppv
darah segar, kenceng2, gerakan janin. Perdarahan dr mana?trauma : coitus, pijit.
Ada kehamilan terdahulu yg pernah mengalami spt ini
 Riw haid : utk tau UK.
 Riw perkawinan :
 Riw obsetri : sdh pernah mengalami palsenta previa
 Riw ANC : ditulis lengkap, kapan, trimester 1,2,3.
 Riw kb : sengaja nunda kehamilan
 RPD : plasenta previa beruang
 RPK
 PF : TTV baik artinya, kondisi stabil, plasenta previa blm komplikasi/blm emergency
 Status obsetri : dr hasil px leopold disimpulkan bahwa 1 janin intrauterine,
presentasi bokong, puki, bagian bawah janin blm masuk pap.
 Tfu : rumus niegel tepat utk letak presentasi kepala, jika bokong untuk perkiraan
 His adekuat : 3-4 x 10’’/40’
 Tdk vt karna : plasenta previa KI VT
 Darah rutin : hb 10, perdarahan blm banyak  tdk emergency
 Knp langsung pro sc? Harus dilakukan inspekulo, lihat plasentanya seperti apa.
 Oprasi : perhatikan letaknya plasenta (SBR bagian dpn/belakang)
 Follup : ttv, ku,urin output, ppv, asi,
 Edukasi : pakai kb  dulu oprasi, skg oprasi, dimotivasi utk kb mantap dg mow
 Placenta previa, pervaginam? Scr teori boleh, khususnya subtotal, tdk menutup OUE
emuanya. Boleg pd preentasi kepala plasenta previa subtotalis, dipecah ketubannya
2. KU ->pasien hamil usia kehamilan >20 minggu datang dengan keluhan keluar darah
segar tanpa disertai rasa nyeri
3. RPS -> yg mendukung, menjurus ke dx plasenta previa? -> tanyakan tanda" inpartu
(kenceng" sering teratur, keluar lendir darah, keluar air -> KPD? janin hidup atau mati?)
ada penyulit tidak? ada tanda inpartu tidak? kesejahteraan janin -> pengelolaan janin
hidup dan mati berbeda.
4. riwayat haid : hpht dan hpl
5. riwayat obs : anak pertama dilakukan SC (serotinus), menunjang resiko dari plasenta
previa, jarak kehamilan terlalu jauh (disengaja, suntik 4 tahun)
6. RPD : riwayat operasi
7. Pf : tidak ada (ttv normal, perdarahan sedikit karena onset masih singkat, karena orang
hamil keluar darah akan segera minta pertolongan)
tanda khas -> pasien segera datang ke RS dalamwaktu yang singkat walaupun darah
sedikit -> prognosis wanita hamil dengan plasenta previa lebih baik daripada solusio
plasenta
8. status obstetri : inspeksi -> perut membuncit bukan membesar, 36minggu -> preterm
(aterm 37-42minggu) sesuai dengan BB <2,5kg
9. PP : didapatkan tanda anemi (9,8 -> TD turun)
USG -> jalan terhalang oleh plasenta
10. follow up untuk melihat perdarahannya -> karena pasien yang plasenta previa darah
tidak banyak belum inpartu, keadaan ibu dan janin baik. operasi jika sudah aterm
untuk bayi -> kesejahteraan janin (djj), untuk ibu (TTV, perdarahan pervaginam, tanda
inpartu)
11. edukasi : tanda inpartu, jangan sampe terjadi perdarahan berlanjut -> istirahat total,
tidak boleh melakukan hubungan suami istri, segera datang jika ada perdarahan
berulang, diberitahu pasien sudah siap operasi
terminasi kehamilan jika ada indikasi anak -> adanya fetal distress. indikasi ibu ->
perdarahan banyak, ttv menurun
12.PROLAPS UTERI
1. Usia ? >35 th risk lebih besar
2. Keluhan utama ? Benjolan keluar dari jalan lahir bisa juga mioma geburt/ mioma
submukosa
3. RPS yg menunjang terjadinya prolaps uteri ? Sering mengangkat beban berat, sering
batuk, riwayat obstetrinya (multiparitas anak 5), riw. persalinan (tindakan spt vakum),
BB bayi >4kg, lama persalinan (semakin lama semakin menguras tenaga)
4. Klo ada yg keluar dari vagina benjolan nya bisa tergesek shg bisa terjadi perlukaan
(ulkus)
5. IMT 20 ? Kurus (bisa jadi faktor risiko)
6. Klo ada vaginal discharge (fluor berbau) menandakan adanya ulkus tp klo ada
histerektomi harusnya tidak ada fluor berbau
7. Palpasi terdapat massa 3x2x3 (brrti massanya kecil) yg berarti atrofi
8. Harusnya terapi post op ditaruh di bagian “follow up”
9. histerektomi pervaginam harusnya bukan perabdominal
10. dinding vagina biar kecang di beri tindakan kolporafi anterior dan posterior
11. Follow up harus ditanyai tentang BAK (anterior) nya karena berkaitan ttg uretra, dan
BAB (posterior) terkait dg rectum
12. Edukasinya dijelaskan ttg fungsi sebagai istri (klo punya suami masih boleh have sex klo
udah tdk nyeri dan harus hati hati)
13.INERSIA UTERI
1. identitas : umur pasien -> dibawah 20tahun (belum masuk repro sehat)
2. keluhan utama : persalinan lama
3. RPS : sudah memecah kulit ketuban -> agar bisa lahir. ditanyakan pada bidan kapan
dipecah kulit ketubannya? saat sudah masuk kala 2. KK dipecah sebelum mengakhiri
persalinan dengan memimpin mengejan saat ada HIS. jika ada pasien pembukaan sudah
lengkap, penderita ingin mengejan -> pecah ketuban dan pimpin mengejan saat ada HIS
primi -> pimpin mengejan 2 jam -> pasien ini dikirim dengan partus macet
inersia uteri karena setelah dipimpin mengejan tidak lahir, maka ini partus macet -> dx :
partus macet
tidak perlu ditanya lendir darah karena sudah kala 2. anamnesis sesuai keadaan saja.
yang penting ditanya masih merasa ada gerakan janin atau tidak
4. riw pernikahan : bayi yang diharapkan, fertilitas baik
5. ANC : baik rutin
6. Pf : KU lemah artinya pasien kelelahan, TTV masih baik, overweight,
7. status obs : janin hidup satu IU presentasi kepala puka sudah masuk PAP, HIS inadekuat
ada lendir darah, pembukaan lengkap -> artinya menunjukan bahwa inpartu kala 2 ->
akhiri persalinan, pimpin mengejan
8. lab dbn
9. dx : bukan kasus inersia uteri, tapi partus macet ec inersia uteri
10. Tx : infus D5% untuk perbaiki HIS -> inisiasi. induksi hanya untuk memulai persalinan
sikap utama -> akhiri persalinan baik forcep atau vakum -> his harus adekuat ->
dilakukan inisiasi his adekuat. jika tidak adekuat -> vakum tidak bisa berjalan dengan
baik
namanya bukan induksi, tapi inisiasi
caput akan hilang sendiri pada 1 bulan pertama
11. followup : corpus uteri harus diawasi (harus dibawah pusat), IMD hanya dilakukan saat
persalinan normal. post partum ekstrasi tidak dilakukan. awasi produksi ASI
12. edukasi : tanya ingin punya anak berapa -> di program -> KB MKJP (IUD Implan dll)
14.SERVISITIS GONORRHEAE
1. identitas -> tdk ada kaitannya
2. yg menjadi keluhan utama -> adanya keputihan yang terus menerus -> keputihan ada yg
normal dan tdk normal -> klo terus menerus berarti keputihan yg tdk normal
3. RPS -> keputihan, hilang timbul, kuning kental, terasa gatal, nyeri post coitus, suami
memiliki keluhan serupa, nyeri BAk dan nyeri perut bag.bawah, suami bekerja sbg sopir
bus sehingga jarang pulang
4. RPS untuk menggambarkan apa? -> Faktor risiko-> berdasarkan manifestasi klinis -> krn?
-> faktor risiko tinggi pd suami -> yg sebenarnya ingin ditampilkan untuk memperkuat
dx? karena berpikir ke PMS (penyakit menular seksual)
5. kenapa berpikir ke suami? -> karena jarang pulang (bang toyib gaes)
6. Riw.mens tdk ada resiko?
7. Riw.pernikahan ada risiko-> sering bergonta-ganti pasangan
8. Riw.obs -> berhubungan dg infertilitas -> krn? sudah punya anak -> menggunakan suntik
kb 3 bulan
9. RPD -> tdk ada kaitannya
10. RPK -> tdk harus diperiksa semua -> bisa di anamnesis
11. Status internus -> tdk ada kaitannya
12. Status gin -> apa yg menyokong? -> pada VT adanya discharge mukopurulen dan berbau
; adanya nyeri tekan pada adneksa (infeksi)
13. edukasi ->yg kurang? ->suami jg harus dilakukan pengobatan, minum obat teratur
14. harus dilakukan tes HIV? -> sebaiknya dianjurkan
 identitas
 keluhan utama : pasien mengeluh tdk gatal (gonore), jika panas  trichomoniasis, gatal
 khas jamur
 rps : IMS  pasti ada disparenia, ketdknyamanan saat hub seksual, berkaitan jg dg
penularan dr pasangan seksual. Diderita sendiri jika profesinya berisiko. Suami memiliki
keluhan serupa. Jika bukan hamil, tjd komplikasi : infx ascenden (adnexa, tuba)
salphingitis kronis  akibatnya infetril. Mungkin tjd sesusah punya anak ke-2. Jika
g0p0a0 utk hamil selanjutnya susah
 status gyn :inpekulo : utk pastikan scr visual. Tampak servik hiperemis. Tanda
peradangan : salah satunya rubor, perubahan warna pd daerah terinfeksi karna
perdarahan berlebih disitu, jd hiperemis
 dx : suspek n.gonore
 pp : gambraan diplococcus
 terapi : murah  penisilin prokain, karna banyak yg alergi jd yg lain (cefixim,
azithromycin)
 edx : jika curiga std, apapun penyebabnya, 22 nya disarankan berobat spy tdk tjd
pingpong phenomenon
 scr teori sering tdk seusai dg kenyataan
15.SEROTINUS
1. identitas -> usia dibawah reproduksi sehat -> FR untuk serotinus -> jadi ada kaitannya
2. Yg dikeluhkan pasien? -> pasien mengeluhkan usia kehamilan lebih dari 9 bln
3. krn pasien obs yg harus ditanyakan ke pasien? -> pastikan HPHT -> pastikan tanda2
inpartu (kenceng", gerak janin, lendir darah)
4. Apakah keluar cairan lain? -> darah atau KK
5. Keluhan lain yg perlu ditanyakan?
6. Riw pernikahan -> menikah blm memasuki usia reproduksi sehat -> subfertil
7. Riw ANC -> yg dpt disimpulkan? ->harusnya 37 minggu lahir -> blm lahir periksa -> 38
minggu harusnya lahir -> blm lahir -> dst
8. Px status obs ->adanya janin hidup tunggal intrauterin, presentasi kepala, puka, blm
masuk PAP, TFU, HIS, DJJ
9. DX -> dicantumkan adanya fetal distress -> sehingga dilakukan tindakan operasi (akhiri
persalinan)
10. Edukasi KB MKJP -> Karena SC dan usia masih muda
 Identitas : usia 19 th  termasuk usia yg memiliki risiko
 Keluhan utama : hamil gak lahir-lahir
 Rps : tau 43 mgg dr hpht, sumber dr buku pink. Pasien obs, hamil 43 mgg : Tanya
tanda inpartu, ppv, gerak janin.
 Riw mens : utk pastikan uk
 Anc : di tm 3 baru sekali  anc tdk lengkap, keteledoran pasien tdk patuh/ bidan tdk
melalukan sop dg benar(tdk diingatkan)
 Pc leopold kesimpulan : teraba janin 1 hidup intrauterin, pre skep, puki, blm masuk
pap, dg janin fetal distress karna djj < 120 x/mnt
 Px dalam : tanda inpartu  bloody show. Tp pembukaan 1 cm. pd primi harusnya 2
cm. tanda inpartu hanya 1  OBSERVASI INPARTU. Jika pembukaan 2, bloody show
 inpartu
 Pp : dbn
 Usg : pd kehamilan serotinus, perhatikan kalsifikasi plasenta, oligohidramnion
 Dx : djj blm dicantumin.
 Tx : sc atas indikasi fetal distress. Oksitosin tdk perlu
 Pd bayi, cermati  apgar score. Penanganan bayi oleh dr anak. Pre op konsul dg dr
anak
 Edukasi : asi, kb mkjp (iud, implant). Usia 19 th dh punya anak, dianjurkan kb mkjp
 Semua kehamilan >42 mgg harus diakhiri kehamilannya mskpn kondisi ibu sdh baik
16.KPD
1. identitas -> tdk ada hubungan
 identitas yg berkaitan dg dx? Tdk ada
 artinya KPD? Pecahnya ketuban sblm inpartu
 RPS : usia kehamilan. Kpd bs tjd pd semua UK > 20 mgg. 32 mgg pprom, aterm prom.
 Usia kehamilan dr HPHT  prediksi hpl  air yg keluar spesifik ketuban. Air
merembes  ketuban, urin, dibedakan dg tes utk tau ketuban atau bukan
 Sdh brp lama keluar 3 jam : utk tau sdh brp bnyk keluarnya. Waktu : sbrp bnyk
kemungkinan keluar, risiko tjd infeksi. Tanyakan sdh kencang2 teratur, keluar lender
dan darah, gerakan janin  utk tau tanda2 inpartu.
 Knp bs keluar spt itu? Apakah hbs kepleset, post coitus, hbs pijet (ditambahkan)
 Riw mens: utk tau hpht dan hpl. Siklus baik 28-30 hr biasnaya taksiran tepat
 Riw perkawinan : utk tau menikah brp kali, udh berapa tahun  fertilitas baik.
 Anc : anc sesuai yg dianjurkan, min 4 x
 Riw gizi dg kpd apakah ada kaitannya? Ada. Gizi kurang asamfolat  risiko pecah
ketuban lebih besar
 Pf : kpd blm berpengaruh pd ku pasien
 Pasien obsetri, abdomen dimasukkan dlm status obsetri
 Status obs : kesimpulan  janin hidup tunggal pre skep, puka, bag bawah janin blm
masuk pap
 Tbj : bayi aterm tbj >2500 g. kesimpulan : bukan bayi preterm karna berat >2500 g
 His : inadekuat, seusai dg tanda blm inpartu
 VT obs : blm inpartu. Jika blm ada pembukaan dan eff ditulis bulm ada
 Pastikan air ketuban tdk dg tes lakmus/ tes mikroskop. Cairan ketuban diambil taruh
di objeck glass, amati di mikroskop. Air ketuban ada gb rambut bayi spt daun pakis
 Advice : benar. Kehamilan aterm, keluar air ketuban, blm inpartu. Kpn hrs ditunggu 4
jam? Semakin lama ketuban pecah  infeksi. Yg benar, pd saat itu sdh dilakukan
inisiasi penguatan his, beri oksitosin drip.
 Tfu tdk perlu diperiksa lg
 Seharusnya dilakukan inisiasi oksitosin sejak awal tdk perlu nunggu 4 jam
 Bagaimana Cara melakukan inisiasi/perbaikan his dg oksitosin drip?
 Setelah dikaish oksitosin his gmn
 Infus oksitosin gagal : jika tdk ada kemajuan perslaian (tdk ada penamnaha
pembukaan, penipisan, penurunan bagian bawah janin)
 Laporan oprasi : perhatikan jumlah ketuban. Kpd ketuban sdh keluar, jumlah air
ketuban lbh dikit drpd sc tdk kpd
 Kesimpulan foll up : tidak ada komplikasi dr tindakan oprasi. Perkembangan baik shg
diperbolehkan pulang
 Foll up kurang : urin, asi. Penting. Salah stau komplikasi sc trauma ureter. Yg diinsisi
SBR, sisi kiri kanan a uterine deketan smureter.
 Kb yg dianjurkan : usia 25 th, post sc, kehamilan yg pertama. Post sc boleh hamil lg
secepatnya 2 th. Shg kb yg efektifitasnya tinggi.
 ½ ampul 5 unit, 40 tpm  jika tdk ada kemajuan : perbaikan his dg oksitosin gagal,
eval pd 4 jam. jika ada kemajuan  lanjutkan botol kedua oksitosin 10 unit 20 tpm
dinaikkan tiap 15 mnt  jika gada kemajuan  induksi gagal
 Kpd kehamilan preterm. Preterm : kehamilan < 42 mgg. Late preterm : 34-36 mgg
leboh 1 hr.
 Risiko preterm : blm viable, blm siap hidup di luar, paru2 blm matang. Tindakan
pertama. Cek dh inpartu blm. Jika blm inpartu primi > 2 cm multi > 3cm  tindakan
konservatif, beri tokolitik yg mengurangi his, beri antiinfeksi, jika berhasil
dipertahankan sampai aterm, jika gagal. Beri CS min 24 jam sblmdilahirkan utk
pematangan paru, dilahirkan bs pv/PA tergantung indikasi
2. KU -> pasien hamil keluar cairan dari jalan lahir
3. Yg ditanyakan untuk langkah berikutnya -> tanya usia kehamilan? pasien uk 39 minggu
(aterm)
4. untuk memastikan bahwa yg keluar cairan ketuban -> keluar cairan warna bening,
lengket, berbau. Tanya onsetnya, penyebabnya, jumlah cairannya, warna (keruh, jernih,
kemerahan, hijau), tanda inpartu
WARNA KETUBAN
Keruh kehijauan : infeksi
Keruh kecoklatan : perdarahan
Jernih : normal
5. Penyebab kpd -> infeksi (demam), coitus interuptus
6. Riw obs -> SC indikasi PTM (partus tak maju)
7. Riw ANC ->boleh dibidan tetapi persalinan harus di RS
8. Artinya Px fisik -> pasien dlm kondisi stabil -> artinya -> KPD blm berpengaruh ke kondisi
ibu
9. leopold -> janin hidup tunggal intrauterine ........
10. bishops score -> tdk perlu dilakukan et riw sc
11. Px lab -> blm ada komplikasi
12. tatalaksana -> artinya ? ->tdk perlu bishops score
13. Tatalaksana pertama diinduksi dulu kalo gagal baru SC
17.IUGR
1. Identitas -> tdk ada kaitannya
2. KU -> yg paling dikeluhkan saat datang ke rs -> keluar cairan bening -> curiga KPD
3. Konsulen bilang ada IUGR -> dari RPS apakah kemungkinan bisa untuk mendiagnosis ->
Pasien mengeluh janin lebih kecil dari kehamilan yg dulu, gerakan janin tidak begitu
aktif, kenaikan BB ibu
4. mengeluhkan cairan merembes -> ditanya bau, warna, disertai lendir darah atau tidak,
kapan (lamanya -> risiko infeksi)
5. Mencari tanda inpartu, gerakan janin
6. Riw obs -> kaitannya? -> riw obstetrinya jelek -> sehingga kehamilan skrg pasti sangat
diharapkan
7. Riw anc -> dirujuk untuk bersalin di rs
8. Status obs yg menyokong dx -> TFU tdk sesuai dg UK -> knp sesuai dx? -> harusnya TFU
32 cm, TBJ (2790) -> untuk apa? -> tdk sesuai dg UK -> harusnya 3400
9. Leukosit meningkaat -> risiko infeksi karena KPD
10. Lakmus -> lakmus (+), KK (+) -> hanya merembes
11. CTG -> tujuan ? -> menilai kesejahteraan janin -> keunggulannya? -> menilai DJJ,
Kontraksi, bisa diukur terus menerus -> untuk mencari? regularitas djj
12. edit tatalaksana
13. edukasi -> KB -> tanya ibu mau punya anak lagi atau tidak -> masih boleh / tdk? -> masih
-> tetapi? -> dijelaskan nunggu 2 th post sc -> sehingga dianjurkan KB yg kegagalannya
kecil
 identitass  gada
 keluhan utama : keluhan cairan bening  kpd, kehamilan yg skg dirasakan tdk spt
kehamilan terdahulu  keluhan utama iugr
 rps : tau iugr? Memastikan USIA KEHAMILAN dg lihat hpht, perut nya besarnya tdk
sesuai usia kehamilan (pd iugr perut lbh kecil dr normal hamilnya), tanda inpartu yg
khas perut kenceng-kenceng sering, lender darah, ppv yg lain mial keluar cairan bening,
gerakan janin pd iugr kurang aktif
 riw obsetri, abortus 2 x  riw obsetri jelek
 anc : baik, tp kenaikan bb tdk signifikan
 gizi baik, tp kenaikan bb ibu tdk signifikan, kemungkinan karna absorbsi yg diserap ibu
tdk maksimal, salah satu bs karna cacingan/peny pd gaster
 lepold : kesimpulan
 curiga iugr karna tfu 27 cm, harusnya 34 cm
 tbj blm aterm <2500 g
 iugr, bayi baik bukan indikasi sc.
 Sc kemungkinan karna oligohidramnion
 Hrsnya dilakukan usg utk pastikan oligo tdk
18.PLASENTA RESTAN
1. identitas tidak ada kaitannya
2. keluhan utama keluar darah setelah melahirkan
1. tanyakan pada bidan, plasenta lengkap? kotiledon?
2. perhatikan darah dari vagina? KU TTV, perlu infus apa tidak? kontraksi uterus -> palpasi
pada ibu meraba tinggi fundus uteri (masih setinggi pusat/pusat?, uterus
lembek/keras?) jika lembek -> berikan oksitosin dengan cara drip
3. riw. obstetri baik
4. riw anc -> baik
5. px fisik : pasien tampak lemah, tensinya mulai turun
6. status obstetri : his hanya ada jika bayi ada di dalamuterus. bukan his, tapi KONTRAKSI
UTERUS. jika 3 jari dibawah pusat -> normal.
obstetri mulai dari hamil 20minggu sampai masa nifas selesai (6minggu/42hari)
status gyn -> harusnya dari pasien hamil sampai lahir
plasenta restan -> dari TFU, kontraksi uterus, px genitalia eksterna (darah bergumpal),
portio masih terbuka (besarnya), ostium uteri eksterna masih terbuka
19.KISTA BARTHOLINI
1. identits -> ada kaitannya? -> tdk
2. KU -> pasien datang dg keluhan benjolan pd bibir kemalluan sebelah kiri disertai nyeri
3. RPS -> KU + tanda lainnya
4. Penyebab / keluhan yg mengarah ke dx -> cari faktor pencetus dari infeksi -> infeksi bisa
disebabkan karena? -> higienitas jelek
5. Riw haid -> tdk ada kaitannya
6. Riw obs -> ada kaitannya ngga? -> tdk ada -> yg harus difikirkan lagi? -> kista bartholini
kemungkinan bisa terjadi apa? -> abses
7. setiap itis pada interna maupun eksterna bisa terjadi -> infertil karena ascendens
8. Pf -> Yg mungkin berpengaruh yaitu dari BMI -> kelembapan di genitalia eksterna
berbeda
9. Palpasi -> diameter jangan dengan cm
10. Marsupialisasi -> diberikan anastesi -> pasien harus puasa
11. mencegah infeksi -> harus dilakukan kateter
12. edukasi -> menjaga kebersihan di daerah kewanitaannya
 identitas, : usia reproduksi 20-50 th  factor risiko. Infeksi genitalia  pd mereka yg
msh melakukan seksual
 keluhan utama : benjolan di kemaluan, bibir kiri bawah, nyeri
 fx kelenjar bartholini  penghasil mucus, utk lubrikasi, cepat bereaksi jika mendapat
rangsangan libido (melihat, melakukan)  normal
 salah satu penyebab kista bartholini  infeksi, Tanya sering ganti celana dalam gak?
Gemuk  lbh lembap daerah genitalnya
 pekerjaan sbg guru, penyebab tersering : infeksi gonore, suami kerjanya apa?
 Pantiliner : tdk semuanya baik, pilih yg tdk bikin alergi, pilih CD yg baik
 Pp : leukosit naik  tjd peradangan, menyokong ada infeksi
 Pasang infus rl utk apa? : perlu karna pasien akan dianestesi. Karna utk masukin obat
anestesi, berisiko tjd kejadian yg tdk diinginkan (komplikasi anestesi)
 Marsupialisasi : ada kista bentuk kantong, Tindakan mengangkat kantong.
Mengeluarkan cairan : insisi
 Edx : aktivitas yg menyebabkan cedera area vagina  masturbasi,
20.PEB
1. identitas -> ada yg menyokong untuk dx? -> ada (usia pasien 40th)
2. KU yg didengar dari pasien -> pasien G2P1A0 hamil 37 minggu datang dengan keluhan
pusing sejak 2 hari yg lalu
3. setelah RPS apa yg ditanyakan? -> sebelum hamil pasien memiliki riw Ht/tdk, tanda2
inpartu, kesejahteraan janin
4. riw obs -> kehamilan 1 jaraknya 10 th -> ibunya subfertil
5. Riw anc -> teratur, risti (kesimpulan -> menyarankan ibunya untuk persalinan di RS ->
karena tensi tinggi dan usia 40 th)
6. Pf. Fisik -> obese 1, TD tinggi -> risti
7. Pf.ekstremitas -> edem + reflek patella (+)
8. leopold -> pasien inpartu kala 1 fase aktif
9. PP -> lab -> protein (+2)
10. Dx -> sesuai
11. advice -> evaluasi di vk untuk apa? -> evaluasi djj -> bukan evaluasi tapi pengawasan
12. laporan operasi -> apa yg kurang? -> melahirkan bayi dengan jeniskelamin + bb ->
APGAR skor
13. Terapi post operasinya yg diberikan apa? sesuai
14. Edukasi -> kontrasepsinya
 Identitas, usia 35 th : attensi, blm ada batasan 35 atau lbh dr 35
 Def peb ? hpn kehamilan, uk >20 mgg, td >160/110 disertai proteinuria dan gg organ
 Curiga peb dg keluhan utama : hamil > 20 mgg dg pusing kepala
 Rps, peb : hamil > 20 mgg, dg keluhan pusing, pandangan kabur, nyeri pd tengkuk
dan pundak. Tdk berkurang saat istirahat, Tanya tanda inpartu (pd pasien obs,
aterm), ppv ?( lender, darah), gerak janin
 Yg berkaitan dg dx : riw mens, anc tm 3 : sdh terdeteksi, pd uk 36 mgg. Pd anc jika
ada yg tdk normal beritaukan pd pasien. Rpk : ayah hpn  kehamilan sblmnya hpn
gak?. BMI : obes. Ada kaitannya bmi obes dg PE? Ya. Obes predisposisi kemungkinan
tjdnya PE, TTV : std >160, esktremitas : udem anasarka/udem paru  berkaitan dg
PE. Rf patella  jd pedoman karna syarat pemberian mgso4 reflek patella +
 Leopold kesimpulan : teraba satu janin hidup intrauterine, preskep, puka, bagian
bawah sdh masuk pap.
 Djj : dbn blm terpengaruh dg peb, HIS adekuat, tbj
 Px dalam : kesimpulan : inpartu kala 1 fase aktif (pembukaan 4 cm)
 Pp : proteinuria + 2  memperkuat dx peb, yg lain dbn
 Semua pasien PEB dg uk aterm boleh SC. PEB  PRTOKOL MGSO4. Bgmn melalukan
protocol mgso4?
 Laporan oprasi : tampilkan bbl, apgar score, jenis kelamin
 Foll up : post sc jgn lupa foll up asi
 Edukasi : kb.kb.kb.kb. pilihan kb  mow, 35 th, sdh punya anak usia 6 th, skg oprasi,
nnti anak slnjtnya kemungkinan oprasi, waku IC diberi tau, udh msk usia berisiko
tinggi, disarankan kb mow.
 Peb bs pervaginam? Sesuai protocol, klo hamil aterm dg PEB boleh SC. Tp jika hamil
aterm PEB, msk ke rs dlm keadaan kala 2, pembukaan lengkap, boleh akhiri
kehamilan pervaginam dg peringan kala 2 (ekstraksi vakum/forceps) *jika syarat
terpenuhi. Jika preterm, upayakan kehamilan aterem, jdkan PEB jd PE
ringan/turunkan tensi jd normal. Jika pemberian mgso4 tetep PEB mskpn preterm
boleh diakhiri kehamilan HARUS DG SC. Ingat! Kehamilan preterm janin blm siap
hidup di luar, berikan inj CS 2x24 jam sblm dilakukan tindakan oprasi.
21.KONDILOMA AKUMINATA
1. identitas -> ada kaitannya? ->tdk ada
2. KU -> Pasien hamil dengan keluhan gatal disertai rasa mengganjal pd daerah kemaluan
3. Hamil dan tidak hamil apakah berbeda? berbeda untuk terapi karena ketika hamil
diberikan obat secara sistemik dapat mempengaruhi janin
4. sesuatu yg ngganjal mengarah ke apa? -> kista atau tumor -> biasanya tidak sampai
mengganjal
5. Pekerjaan suami -> supir truk -> jarang pulang -> ims
6. px. ginekologi -> didapatkan benjolan seukuran kacang tanah
7. Yg harus diperiksa lagi selain ini? -> inspekulo
8. edukasi ->periksa suaminya juga
22.KPD dg tali pusat membumbungpada kehamilan aterm
1. Identitas -> ada kaitannya?
2. KU -> Pasien hamil mengeluh keluar cairan merembes dari jalan lahir -> knp ditanya
sudah berapa jam? -> untuk memperkirakan banyak sedikitnya -> semakin lama
resikonya semakin besar -> risiko terjadi infeksi. Tanya kualitas cairannya juga
3. Tanya sudah ada tanda2 inpartu atau belum, janin hidup atau tidak
4. Riw perkawinan -> subfertil
5. riw ANC -> baik
6. pf obs -> janin1 hidup intrauterine, letak kepala, puki dan sudah masuk PAP, TFU, TBJ,
HIS inadekuat
7. Hasil VT ->masih fase laten
8. PP -> hasilnya dbn
9. Knee chest position -> dilakukan? -> reposisi tali pusat
10. Edukasi -> mejarangkan kehamilan itu apa? -> menggunakan KB ->yg dianjurkan untuk
pasien
23.AB IMIMINENS
1. Alasan dx ? —> hamil 6 minggu keluar darah dari jalan lahir, untuk RPS nya didapatkan
keluar darah dari jalan lahir dan ada juga trauma (ditanyakan karena agar tau abortus
nya disengaja/ tdk) . Kok bisa dx 6 minggu ? (harusnya di rps dituliskan ada tanda
kehamilan sekunder kyk mual muntah BB naik payudara membesar)
2. Status ginekologi ? —> perut belum membuncit . Pada vt harusnya ditulis sebesar jari
apa ? kaki/ tangan
3. Px penunjang ? —> Ditambahkan px hCG titrasi 1/5 dan 1/10 untuk mengetahui
prognosis (klo 1/5 dan 1/10 positif prognosis, tapi klo hanya salah satu bisa jadi ab
inkomplit). Pada UK 6 minggu USG per abdominal sulit untuk bisa dipakai, klo pakai
Transvaginal usg masih bisa
4. Tujuan dirawat ? —> untuk mempertahankan kehamilan
5. Tujuan follow up ? —> berarti perawatan yg dilakukan berhasil karena tidak ada
pengeluaran hasil konsepsi
 Identitas ada hubungan?
 Keluhan pasien dtg apa? Pasien hamil, keluar darah pervaginam
 RPS : pasien hamil, (knp dianggap hamil? tanda tdk pasti kehamilan/tanda kehamilan
sekunder <20 mgg : amenore skeunder, test gravindex positif/test pack, mual
muntah, payudara kencang, bb naik). Abortus  ada keluar darah dr jalan lahir.
Hamil keluar darah dr jalan lahir tdk normal
 Pasien abortus  pikirkan ada penyebabnya; abortus provokatus/spontaneous
 Rps abortus :
o yakin hamil tdk dg lihat tanda kehamilan tdkpasti karna uk < 20 mgg
o ada tanda abortus tdk ? keluar darah pervaginam, sedikit lalu banyak
disertai nyeri (ab imminens)
o abortus di sengaja/tdk
 hamil 8 mgg tau dr hpht
 riw obsetri  abortus habitualis  Tanya periksa hamil yg sebelumnya dimana
 pf  tdk ada hubungan, karna perdarahan yg tjd blm berpengruh thd kondisi ibu
 pf gyn
 pp  kesimpulan : blm dilakukan gravindex test dg pengenceran 1/5 dan 1/10
 usg 
Dinding tdk rata  curiga abortus inkomplit, dicoba dipertahankan karna abortus
ke-5 (mungkin)
 tx : upaya mencoba pertahankan kehamilan
 selama di rawat, bgmn mobilisasinya? Berbaring
 syarat kehamilan bs dipertahankan tdk dr dx akhirnya.
24.PPI
1. identitas -> ada kaitannya? -> tdk ada
2. Syarat PPI ->Usia kehamilan yakin preterm dan ada tanda" mirip inpartu
3. RPS -> yg tdk mendukung atau kurang ? ->usia kehamilan blm dicantumkan -> gerakan
janin lebih dulu disebutkan dibandingkan usg
4. yg kurang di riw obs -> indikasi SC pd partus anak 1 dan dlm keadaan sehat atau tidak
5. Riw KB -> suntik 3 bulan ditambahkan sudah berhenti sejak kapan
6. status obstetri -> kesimpulan -> his inadekuat. TBJ ->kurang -> artinya? ->benar
prematur
7. Px genitalia interna -> harusnya blm inpartu, tapi sudah pembukaan 1 -> karena? -
>multipara
8. Tujuan terapi -> mempertahankan kehamilan -> mencegah his menjadi adekuat -> maka
diberikan nifedipin
9. Promavit -> apa? ->multivitamin
10. Terapi berhasil -> sehingga dipulangkan
11. edukasi -> kelahirannya harus di RS
25. CPD
 identitas
 bgmn memprediksi org cpd ? de keluhan tdk spesifik. Hanya mengeluh kenceng-
kenceng, tdk merasa panggul sempit
 rps : pastikan usia kehamilan dr hpht (kehamilan aterm, preterm, posterm),
tanda-tanda inpartu (berapa lama), ppv, gerakan janin)  khas obs
 pastikan cpd ? saat rps tdk bias dipastikan
 riw obs : hamil ke 2. Pd rps tanyakan hamil pertama gmn, pernah oprasi,
 pf : tinggi badan 136 cm, bmi overweight
 inspeksi : bekas oprasi (penting, sblmnya ada oprasi)
 kesimpulan palpasi : janin hidup intrauterine tunggal preskep, puka, blm masuk pap
 artinya vt : blm inpartu (kala 1)
 pp : dbn
 dx : cpd+sc  cpd dg bekas section. Bukti saat anamnesis, pf ada bekas oprasi)
 memastikan cpd tdk dg : Osborn tet utk perkiraan, dg pelvimetri tonsilogis (akurat),
tb/bmi, leopold : curiga cpd  klo primigravida hamil > 36 mgg, pres kepala blm
masuk pap
 terapi post sc  tambahkan uterotonika, spy kontr baik, mengurangi perdarahan
postpartum, metergin 1 ampul tiap haari
 edx : pemilihan kb : anaknya udh 2, anak pertama umur 7 th, skg hamil ke 2,
motivasi utk kb mantap, jika hamil lg berisiko utk ibu sendiri

DOPS KPD
1. Dasar dx -> pasien hamil mengelur keluar cairan merembes -> knp milih yg 39 minggu? -
> sudah aterm -> knp pilih 39 minggu? -> karena hpl 39 minggu
2. knp KPD? -> karena ada keluar cairan merembes dan blm ada tanda inpartu
3. Px genitalia -> vt obs (bisa memperkuat dx)
4. Pengawasan yg harus dilakukan pada kala 1? -> pengawasan 10 -> lakukan dg caranya
a. keadaan umum
5. ttv (cara melakukan td, nadi, rr, suhu)
6. cara melakukan djj dan his
7. ppv -> yg dicermati apa yang keluar dari vagina (darah, lendir, air ketuban, dll)
8. bundel ring -> diraba sekitar suprasimpisis, terdapat cekungan di
9. tanda inpartu kala 2
DOPS abortus inkomplit
1. Dx gimana? -> pasien 16 minggu mengeluh keluar darah prongkol" dksertai tanda
kehamilan sekunder
2. Terapi -> kuretase
3. Persiapkan sebagai dokter jaga (sesuai laporan operasi)
4. Peragakan ketika meminta IC
5. Alat kuretase
6. Lakukan vt gin (sesuai skill)
DOPS Vulvovaginitis kandidosis
1. Dasar dx ? —> disuruh anamnesis secara runtut
2. Keluhan2 yang khas ? —> keputihan seperti susu pecah, gatal daerah kemaluan.
3. Pemeriksaan nya apa ? —> VT gin . lakukan vt gin yg urut !
DOPS BO
1. Dasar Dx ? —> Lakukan anamnesis yg runtut
2. Tujuan di anamnesis yang lengkap tadi buat apa ? —> mengetahui ibu nya hamil atau
tidak
3. Apa yg khas dari BO ? —> Hamil muda pada trimester 1 sehingga harus mencari tanda2
kehamilan sekunder karena tanda pasti kehamilan belum muncul. Hamil trimester 1 tp
keluar darah dari jalan lahir.
4. Klo gaada USG gmn dx nya ? —> pembesaran uteri tidak sesuai usia dan Ada tanda2
kehamilan sekunder yg terhenti (klo hamil normal dari bulan ke bulan BB harus nambah,
payudara semakin kenceng juga, tdk mual muntah lagi. brrti artinya proses kehamilan
terhenti) dan px nya VT gin
DOPS Kista Bartholini
1. Apa yg dipikirkan oleh dokter untuk mengarah ke kista bartholini? -> ada infeksi ->Ada
demam/tdk? ->ada cairan yg keluar atau tidak (kemungkinan abses yg pecah) -> cairan
yg keluar apakah seperti nanah? -> klo blm pecah? -> ada nyeri -> Jadi tanyakan tanda"
inflamasi
2. Untuk menunjang dx dilakukan? ->Px genital -> tidak ada yg berkaitan dg dx
3. PP -> lab -> leukositiosis
4. px apa yg akan memperkuat dx? -> PX gin -> hasil sesuai teori
5. Px VT GIN (sesuai skill)
DOPS KET
1. Apa yg dilakukan untuk mendiagnosis pasien ini KET? -> anamnesis
2. Pertama yg harus ditegakkan adalah? -> ibunya sedang hamil apa tidak
3. Biasanya pada trimester 1 -> sehingga harus dicari tanda tidak pasti kehamilan
4. KET -> tdk pada tempatnya -> maka? -> terjadi diluar rahim -> diluar cavum uteri ->
akibatnya? -> akan membesar
5. Karena diluar cavum uteri -> tdk kuat menampung -> pecah -> tetapi karena letaknya
diluar rahim maka ppp yg keluar dari vagina sedikit, lebih banyak di intraabdominal -
> menyebabkan? -> nyeri perut hebat -> karena terjadi -> rangsangan peritoneal ->
maka pada orang KET ada defans muscular -> sampai pasien pingsan
6. Penyebabnya? -> terjadi infeksi pada tuba -> terbukti dari anamnesis -> apa yg
menyokong? -> sering sakit saat kencing
7. Px fisik -> ttv -> tensi turun -> karena hipovolemi -> syok
Mata -> ada konjungtiva anemi -> karena perdarahan
Abdomen -> nyeri tekan -> defans muscular -> didapatkan pekak sisi dan alih
Untuk membedakan dg appendisitis -> dilakukan px mcburney
8. Vt Gin (sesuai skill)
DOPS
1. KET
a. Dasar dx ket? Pasien hamil <20 mgg, nyeri perut bagian bawah mendadak
b. Tau uk dr? hpht, tanda kehamilan sekunder
c. Darah yg keluar dikit, tdk sesuai dg kondisi ibu? Karna darah sebagian ke
abdomen
d. Utk menegakkan dx?dr cm yg sesuai  kb hormonal progesterone (FR) dr pf :
tanda syok, konjungtiva mata anemis, defens muscular +, palpasi dan perkusi
abdomen : isnpeksi perut cembung, palpasi defens muscular +, aukultasi bising
usus, perkusi pekak (ada cairan), pekak sisi, pekak alih
e. Lakukan vt ginekologi yg menyokong dx KET
i. Inspeksi : fluksus
ii. Porsio : dinilai mengarah ke kehamilan
iii. Bimanual sejak meraba porsio
iv. Bak : lihat kondisi pasien, jika pre syok bak sendiri? Tdk logis, di kateter
jika vu penuh
2. Plasenta previa
a. Knp mendx plasenta previa? Hamil 39 mgg, keluar darah blablabla
b. Sbg dokter berpikir? Sejak kpn keluar darah : menilai brp banyak yg keluar.
Tanda inpartu plasenta previa : kenceng2, keluar darah segar, gerakan janin
(penanganna janin hidup/mati beda)
c. Utk menegakkan dx?
d. Yg di dpt dr px ? status obs : leoplod, tfu, his
e. Lakukan inspekulo!
i. Pakai 2 sarung tangan
ii. Disinfeksi
iii. Klo lepas inspekulo, kunci dilepas dulu
3. Kpd
a. Dx apa ? pasien hamil …
b. Utk mematikan dx? Pasien hamil, uk .., keluar cairan, Tanya onset : utk tau juml
yg keluar banyak/tdk, risiko tjd infeksi, kualitas : warna, lengket tdk : klo pecah
pd preskep warna ijo kecoklatan : dalam keadaan gawat/ fetal distress,
penyebab, tanda inpartu : blm inpartu, gerakan janin, demam : utk tau tjd infx
tdk
c. Yg di dpt pd pasien(rps)
d. Dr anamnesis pasien kehamilan aterm…
e. Px yg sesuai? Ku, ttv, pp
f. Lakukan vt obs
i. Vt harus ada saksi
ii. Disesuaikan dg kasus
iii. Komunikasi dg bahasa awam
4. Servisitis gonore
a. Dx apa? Pasien blabla suspek servisiti gonore
b. Alasan dx ? cairan mukopurulen
c. Knp neiseria gonore pd rps? Cairan mukopurulen, nyeri hub sek (hamper semua
std), suami memungkinkan menularkan gonore
d. apa yg dilakukan menunjang dx benar? Ku, ttv, head to toe, px ginekologi :
genitalia externa, interna, inspekulo : cairan vagina mukopurulen, porsio
hiperemis, pp : pengecetan gram : DGN. Yg mjd dasar go : dr pengecatan gram
ada DGN dari duh tubuh vagina
e. lakukan vt gyn sesuai kasus
i. px bimanual sejak meraba porsio
5. serotinus
a. dx
b. knp memilih dx spt itu? kehamilan tdk sm dengan kehamilan org lain, lihat buku
pink  hamil lewat bulan
c. apa yg dilakukan utk membuktikkan kebenaran? Hpht,
d. yg dilakukan utk menyokong dx?  px : tdk ada yg menyokong. Penegakan dx dr
status obs, vt : suspek inpartu  dx pasien 19 th gpa h .. mgg
e. memberitau pasien mau sc : jelaskan knp di sc, apa saja yg dilakukan pd pasien?
Persiapan bgmn? Persiapan oprasi. Apa yg dilakukan dokter utk
mempersiapkan pasien melakukan sc?
1. Jelaskan keadaan pasien utk ic, alasan ic : gawat janin
2. Ttd
3. Dianjurkan bepuasa
4. Pemasangan infus dan kateter
5. Cukur rambut pubis
6. Konsul ke dr anak dan anes
7. Pasien ganti baju ok, pakai penutup kepala
8. Antar ke ok
6. Plaenta restan
a. Utk penegakan dx : postpartum, hilang darah. Sejak kpn? Darah spt apa? Keluhan
lain? Tanya plasenta lengkap?
b. Pf, tfu, kontraksi uterus, ku, kesadaran, ttv, vt obs
c. Pp
d. Tx
e. Periapan oprasi
A. Jurding 1
1. Apa yg didapat dr jurnal?
2. Predisposisi oligohiramnion?
3. Oligohidramnion ada kaitannya dg status gizi  perlu
diperhatikan asupan gizi. Min 1 bulan naik 1 kg/bln. Naik tdk blh >
2 kg/bln  risiko tjd PE, oligo, kembar, makrosomia.
4. H > 40 mgg  berpotensi air ketuban berkurang, ketuban bocor
(jgn pijet, hub seks jgn menjelang aterm berisiko ketuban pecah)
org hamil minimal minum 1,5 liter
5. Knp oligo berbahaya?
6. Apakah bisa diaplikasikan?
B. Jurding 2
1. Apa yg bias diambil dr jurnal?
2. Predisposisi? Semua bs kena
3. Ibu covid  tdk berpengaruh pd janin
4. Mod : bebas. yg perlu diperhatikan protocol kes. APD. Ruang
oprasi tekanan negative, apd level 3 sepatu booth (jika pcr +)
C. Jurding 3
1. Manfaat yg diambil sbg dr umum? Dg pemberian multivitamin dpt
mencegah PE
2. Yg dilakukan selain multivitamin utk mengurangi risiko terrjadi
PE? Pemberian asamsalisilat (mini aspilet dosis terendah pd
kehamilan mulai 16 mgg, sdh diberikan) multivit, mineral, mini
aspilet  menurunkan tjdnya PE. Terutama pd yg punya
predisposisi
3. Jurnal aplikabel
4. Kesimpulan hasil akhir dan kekurangan? bermanfaat utk semua
nya atau hanya yg punya predispoisi saja? Harusnya dibedakan.
Multivit dan mineral penting diberikan pada siapa saja

More Related Content

What's hot

Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiAffiZakiyya
 
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsialOperator Warnet Vast Raha
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dinifikri asyura
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janinfikri asyura
 
ABORTUS OLEH NURUL LAILI M.U
ABORTUS OLEH NURUL LAILI M.UABORTUS OLEH NURUL LAILI M.U
ABORTUS OLEH NURUL LAILI M.URosyida Khusna
 
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan  Masa KehamilanPengkajian Kegawatdaruratan  Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilanpjj_kemenkes
 
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4itafatimahahmad
 

What's hot (17)

Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
159866630 asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-plasenta-previa-parsial
 
Power point abortus
Power point abortusPower point abortus
Power point abortus
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Hap &amp; kala iv
Hap &amp; kala ivHap &amp; kala iv
Hap &amp; kala iv
 
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
2
22
2
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
ABORTUS OLEH NURUL LAILI M.U
ABORTUS OLEH NURUL LAILI M.UABORTUS OLEH NURUL LAILI M.U
ABORTUS OLEH NURUL LAILI M.U
 
5 perdarahan antepartum
5 perdarahan antepartum5 perdarahan antepartum
5 perdarahan antepartum
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan  Masa KehamilanPengkajian Kegawatdaruratan  Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilan
 
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
 

Similar to BO DAN ABORTUS

Similar to BO DAN ABORTUS (20)

PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Abortus.pptx
Abortus.pptxAbortus.pptx
Abortus.pptx
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
Anc
AncAnc
Anc
 
Inc
IncInc
Inc
 
penyuluhan-kespro.pptx
penyuluhan-kespro.pptxpenyuluhan-kespro.pptx
penyuluhan-kespro.pptx
 
Kehamilan tua dan muda
Kehamilan tua dan mudaKehamilan tua dan muda
Kehamilan tua dan muda
 
Gawat darurat-edt
Gawat darurat-edtGawat darurat-edt
Gawat darurat-edt
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
 
Ppt blighted ovum
Ppt blighted ovumPpt blighted ovum
Ppt blighted ovum
 
Post partum khusnul khotimah
Post partum khusnul khotimahPost partum khusnul khotimah
Post partum khusnul khotimah
 
Post partum khusnul khotimah
Post partum khusnul khotimahPost partum khusnul khotimah
Post partum khusnul khotimah
 
Post partum khusnul khotimah
Post partum khusnul khotimahPost partum khusnul khotimah
Post partum khusnul khotimah
 
BIOLOGI.pptx
BIOLOGI.pptxBIOLOGI.pptx
BIOLOGI.pptx
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.ppt
 
Askeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemiAskeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemi
 

BO DAN ABORTUS

  • 1. 1. ENDOMETRIOSIS 1. adakah masalah di identitas yg mendukung endometriosis? pasien usia 27 tahun dan belum menikah  tdk ada. Bs tjd pd semua wanita usia reproduksi yg sudah menarche.  Ps teori tdk?  Keluhan utama endometriosis? Gg mens, gg fertilitas, nyeri saat coitus (dyspareunia). Jika tdk diatasi berlanjut jd Kista endometriosis  keluhan benjolan  RPS, UTK MENYOKONG DIAGNOSE ?  disminore, menometromeragia  Riw mens : abnormal uterine bleeding. Siklus normal 1 mgg-10 hr, 50-80 cc. dismenore  nyeri saat mens hingga ganggu aktivitas  Riw perkawinan. Fertile : dlm 1 th melakuan hub seksual teratur hamil, subfertil : > 1 th tdk bs hamil, infertile : >2 th tdk hamil.  Riw kb  utk menentukan, ga hamil bukan karna kb  infertilitas  RPK : blm terbukti genetic, bs dijumpai riw dr keluarga wanita menderita sama  Bpjs : utk obat, perawatan  PF : overweight. Ada kaitan overweight bmi > 25 dg endometriosis  Status internus dbn  Status ginekologi : palpasi, tampak tumor 3 cm  blm keliatan. Harus objektif. Dlm insepksi tdk terlihat tumor. Palpasi : kira-kira sebesar apa? Bola ping-pong, tenis, kepala, bayi, kepalan tinju dewasa. Jika usg  diukur diameternya  Usg : gb lebih hitam dr sekelilingnya  kista  Vt massa besar lebh dr besarnya telur bebek  oprasi. Lbh kecil dr telur bebek  kista fungsional. Tdk pelru oprasi. Beri obat2an. Jika saat ovulasi ada pembesaran ga. Atau beri AB mengecil setelah diberi AB. Jika tdk kista patologis.  OPRASI. IC dibuat. Wajib menjelaskan alas an dioprasi, risiko jika tdk dioprasi, risiko saat dioprasi apa, harus ada saksi yg ikut ttd/menyaksikan saat minta IC  Lapisan kulit perut brp macam? Dalam-luar : peritoneum (paling dalam), fascia, otot, lemak, kulit  Kulit dijait subkutikuler  secara kosmetik lbh baik  Follow up : utk setiap tindakan oprasi, memeriksa diuresis. Di DC cek UO. Kecelakaan oprasi paling sering  penjaitan/trauma ureter  gg miksi. Normal : min 500 cc  Kriteria post op dibolehkan pulang  tdk ada keluhan (TTV baik  bukti otentik), endometriosis itu apa?  Edukasi  kemungkinan relaps, infertilitas msh tinggi, prognosis lbh baik drpd tdk dilakukan apa-apa.  Menometoragi, dismenore, infertilitas. DOC endometriosis : laparoskopi, bs liat sarang-sarang endometriosis bs dimatikan adanya endometrium yang berada di luar cavum uterina 2. karena ada di luar cavum uteri artinya apa? karena wanita tiap bulan mengalami menstruasi —> endometrium di luar cavum uteri juga bereaksi —> mengalami perdarahan setiap bulan —> terkumpul darah membeku —> akibatnya darah yg terkumpul akan membentuk kapsul —> menjadi kista
  • 2. endometriosis —> harusnya ada keluhan (masa) benjolan pada perut yg semakin besar, nyeri saat menstruasi sehingga datang ke RS 3. apa yg didapat pada endometriosis? anamnesis —> tanda dan gejala endometriosis dismenorea —> menstruasi yang sangat sakit —> mengganggu aktivitas premenstrual syndrome —> tidak mengganggu aktivitas dysfunctional menstrual bleeding, sekarang Abnormal Uterine Bleeding BAK dan BAB Riw. menstruasi normal mensturasi —> sehari ganti 2-3 duk Riw. keluarga —> kemungkinan menurun meskipun tidak selalu Px. Fisik Penderita endometriosis biasanya overweight pada px. abdomen tampak gambaran tumor (deskripsinya apa? ukuran, konsistensi, mobile?) 4. seorang nona jangan di VT —> lakukan RT 5. Px. Penunjang 6. darah rutin —> trombosit rendah, Hb gak terlalu rendah karena kompensasi pasiennya overweight yang nutrisinya banyak 7. USG (penting —> pasien nona tidak bisa VT) 8. terlihat kista 9. Dx. —> kista endomterioris 10. jangan endometrioma karena belum di PA 11. Follow up? BAB dan BAK —> untuk mengetahui apakah ada kecelakaan operasi 12. Edukasi? 13. endometriosis menyebabkan infertile/ gangguan kesuburan—> jelaskan ke pasien 14. jelaskan faktor resikonya pasien misal overweight  kurangi berat badan 15. ada endometriosis (seperti sarang-sarang) —> kauter 16. dx yg tepat dengan LAPAROSKOPI bukan USG —> ketemu di kauter 2.AB INKOMPLIT 1. Kenapa bisa didiagnosis abortus? Hamil 17 mgg  Identitas ada kaitannya?  Arti ab inkomplit : hasil konsepsi msh ada yg tertinggal di cavum uteri  Keluhan utama : abortus keluar perdarahan uk <20 mgg  Tau ab inkomplit ? dr tanda2 kehamilan sekunder, test pack, uk 14 mgg dr hpht  Org mengalami abortus pikirkan kehamilannya diinginkan tdk. Spontaneous : trauma, infeksi, kelainan genetic, gg imunologis, kebiasaan(merokok, alcohol, obat- obatan) provokatus : disengaja, Tanya pernah konsumsi obat-obatan, pijet,
  • 3.  Riw mens : utk tau usia kehamilan  Riw pernikahan : kehamilan diinginkan  Anc : hamil  Pf : amati td, nadi, suhu (risiko infeksi)  Status lokalis : abortus jika blm menyebabkan risiko tjd perdarahan bnyk, infeksi, status lokalis tdk ada kelainan.  Vt gyn  teraba janin (ab inkomplit), corpus uteri sebear tinju dewasa  sisa hasil konsepsi msh banyak. 14 mgg setinggi simphisis  Pp : artinya perdarahan yg keluar msh dikit  Knp dikasih uterotonika? Spy uterus kontraksi  dinding mjd tebal  risiko perforasi saat kuret dicegah  Alat-alat untuk kuret apa saja  Foll up : yg diperhatikan ttv, perdarahan pervaginamnya. Td jd lebih rendah, nadi cepat  risiko syok, karna perdarahan post curet, karna curetase tdk bersih, hrs diulang  Edx : post kuret boleh berhubungan seksual setelah tdk keluar darah lg yg penting dijaga jgn hamil dulu paling tdk selama 6 bulan. Karna anak baru 1, keguguran, pakai kb sederhana, kondom  Kehamilan < 8 mgg jika ab inkomplit : coba beri uterotonika cytotex (misoprostol) po/pv (murah, hampang), 1 tablet 200 mg berikan 3 tablet intravaginal/po. Sampai 3 hr msh tjd perdarahan lakukan kuretase. > 8 mgg lakukan kuretase dg suction kuretase/kuretase tajam  Ab insipien  sdh berlangsung, janin mati, blm ada jaringan konsepsi yg keluar. Sdh ter dx dikeluarkan langsung. OUE terbuka, KK intak. Klinisnya : perdarahan, kesakitan, nyeri. Missed abortion  > 2 mgg tdk dikeluarkan. Ada sakit, minum obat, dibiarkan. Akhirnya sisa konsepsi necrose  gg pembekuan darah  meningkatkan risiko. Abortus iminen janin msh ada di usg.  Abortus nyeri sll ada. Ab inkomplit : vt kl negative  Iminen : ketuban + janin bs dipertahankan  Komplit : biasanya tdk sakit, dh keluar semua 2. Bisa tahu hamil? Karena pasien sudah ada tanda" kehamilan sekunder. 3. Knp patokannya tanda" kehamilan sekunder? Karena blm bisa di periksa tanda kehamilan primer 4. Px yg dilakukan? VT GIN SESUAI KASUS #Inspeksi genitalia ekterna : ada darah yg keluar #Genitalia interna Portio -> ada sedikit nyeri tekan, oue terbuka 2 cm Pindah adneksa, parametrium, Cavum douglass Jari dikeluarkan ada discharge darah yg keluar 5. Terapi yg dilakukan? Kuretase -> pd abortus masih ada sisa jaringan konsepsi 6. Edukasi -> jika ada darah yg keluar terus menerus + nyeri kembali ke dokter lagi, jangan berhubungan sampai darah berhenti, edukasi kb sederhana
  • 4. 7. Knp edukasi kb sederhana? Karena pasien blm punya anak dan pasien masih usia reproduksi 3.VULVOVAGINITIS SUSPECT KANDIDIASIS 1. identitas tidak ada kaitannya 2. keluhan utama : wanita mengeluarkan fluor, bisa fisiologis dan patologis fisiologis : warna putih jernih tidak berbau, saat menjelang menstruasi, kehamilan, tidak disertai rasa gatal, terjadi pada saat kejadian tertentu (naik libido, pramens, hamil) patologis : perubahan warna -> warna abu, putih keruh, kehijauan, aroma tidak sedap, pada kasus infeksi, sakit gatal atau panas seperti terbakar 3. RPS : rasa gatal, ditanyakan faktor resiko -> menggunakan sabun kewanitaan dan menggunakan pakaian ketat -> mengganggu flora normal vagina, cukup dibersihkan dengan air yang bersih! perlu ditanyakan : keluhan utamanya, betuk keputihannya, riwayat KB, seksual disease (suami supir, pemandu karaoke, dll) 4. riwayat mens tidak ada kaitanya 5. riw obstetri : belum punya anak -> infertilitas, tidak menggunakan KB -> berpengaruh pada fertilitasnya 6. RPD RPK tidak ada kaitannya 7. Pf : jika obesitas 8. pemeriksaan gyn : VT -> putih kental seperti susu pecah (fluor) Vt -> fluor/fluksus? -> inspekulo (dipertegas) 9. PP : KOH 10% 10. Dx vvk 11. diberikan obat antifungal jarang sekali infeksi tuggal, biasanya kombinasi, campuran macam-macam PP -> kultur dan sensitiviti test (cairan di kultur) -> drug of chois bisa di kombinasi dengan antibiotik lain agar keputihan tidak berulang 12. edukasi : pola hidup bersih, hentikan sabun kewanitaan, pakaian tidak terlalu ketat, pasien tidak perlu di rawat (rawat jalan) 4.BLIGHTED OVUM 1. dari identitas tidak ada kaitannya dengan BO 2. keluhan utama keluar darah dari jalan lahir (ibu merasa hamil) tanpa disertai hasil konsepsi 3. RPS : menanyakan tanda kehamilan sekunder (10minggu : mual muntah, morning sicknes, payudara terasa kencang, gravindex+, amenore --> tanda kehamilan sekunder) pada trimester awal -> bukan tanda kehamilan primer, tapi tanda kehamilan sekunder (tidak pasti) tanda pasti kehamilan jika sudah merasakan gerakan anak dan djj
  • 5. perdarahan pervaginam -> janin tidak berkembang, abortus (perut nyeri) -> disengaja atau tidak? (minum jamu? pijit?) sesuatu terjadi karena ada penyebabnya -> faktor resiko (alkohol, merokok, nutrisi, dll) riw mens -> untuk mngetahui hpht hpl riw perkawinan -> hamil 10 minggu, yang artinya anak yang diharapkan, fertilitas ibunya baik RPD RPK tidak ada kelainan riw sosek -> untuk mengetahui asupan nutrisi, saat ini semua pasien ditanya swasta atau bpjs (mandiri atau ppi?) -> karena obat yang dipakai berbeda antara pasien bpjs dengan swasta TTV normal pemeriksaan fisik normal 4. status Gyn : portio teraba lunak sebesar jempol tangan, portio sebesar telur bebek, oue tertutup -> artinya ada perubahan anatomi di genitalia, maka curiga hamil PP tidak ada kelainan USG -> ada kantong saja, tapi tidak ada fetus ukuran kantong bisa dikalkulasi seperti hamil normal jangan cepat di dx BO jika 6-7-8minggu, harus datang lagi 2 minggu kemudian untuk di USG dilihat lagi hamil >10 minggu -> USG -> kosong -> BO 5. terapi kuretase persiapan operasi & prosedur operasi kuret tidak perlu pasang kateter urin lihat alat-alat beri infus, cefadroxyl, methyl ergometrin (metergin), as. mefenamat untuk anti nyeri follow up -> hasilnya baik 6. edukasi : meskipun belum punya anak karena dia post kuretase agar terjadi penyembuhan yang baik disarankan menunda kehamilan selama 6 bulan dengan KB sederhana (kondom, kalender, pantang berkala, coitus interuptus)  identitas, tdk ada kaitannya  keluhan utama utk dx BO : hamil, tjd perubahan organ lbh besar karna ada embrio yg tumbuh jd besar. Pd BO, tdk terbentuk embrio  keluhan ibu : ibu merasa hamil. Tp perutnya tdk seperti org hamil, perut tdk besar, payudara tdk kenceng, bb turun  kemungkinan embrio dlm tubuh ga tumbuh  rps : dr keluhan ibu, digali lg. pasien merasa hamil ada tanda-tanda kehamilan tdk pasti, keluhan tanda sekunder makin tdk kerasa/ menghilang.  tanda khas blighted ovum. Ada fluksus/perdarahan pervaginam. Trs ke dokter. Hamil 10 mgg dr hpht  pf : tanda sekunder mulai menghilang  corpus uteri : sebesar telur bebek  lbh kecil dr usia kehamilan karna embrio tdk tumbuh  vt gyn : fluksus + sbg tanda ada abprtus, corpus uteri sebesar telur bebek. Porsio hamil dan tdk hamil beda.  Pp : kadar hcg diperiksa
  • 6.  Tx : dikuretase, knp? Utk mengeluarkan sesuatu yg gak da gunanya.  Edx : post kuret, boleh hub suami istri setelah darah tdk keluar, 1-2 mgg. Boleh hamil lagi 6 bln pasca kuret, paling cpt 3 bln pasca kuret. Boleh hub seksual dg kb sederhana missal kondom 5.CPD 1. identitas tidak ada kaitannya 2. keluhan utama -> pasien hamil perut kencang-kencang 3. RPS riw cpd, sudah masuk tanda inpartu atau belum? belum disertai lendir darah. tanda inpartu harus komplit. gerakan anak masih terasa atau tidak 4. riw obs : G1 CPD 5. riw KB : menjarangankan kehamilan 6. riw ANC : ANC teratur, resiko tinggi karena resti CPD, boleh ANC di puskesmas. pasien risti boleh melakukan anc di ppk1, yang tidak boleh adalah persalinannya. harus di rujuk 7. PF : preobest dan terlalu pendek -> kemungkinan CPD 8. status obstetri : janin hidup intrauterin presentasi kepala belum masuk PAP, TFU DJJ HIS TBJ, 9. px dalam : VT -> kala 1 (masih 1 cm, belum ada lendir darah) 10. lab -> normal 11. USG : 1 janin hidup IU presentasi kepala belum masuk PAP -> sudah viable (>2500gr) 12. Dx : belum inpartu. SC -> karena bayi sudah viable, jadi boleh langsung SC. 13. follow up : perdarahan dengan mengecek jalan lahir (uterus) karena post atonia uteri, karena 2x operasi -> kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. diliat kontraksi, tinggi fundus (dibawah pusat) produksi ASInya, jika belum harus ditambah obat perangsa produksi ASI 14. edukasi : edukasi kontap. karena ini ibu post SC maka suaminya disarankan vasektomi 6.MOLA HIDATIDOSA 1. Dari identitas apakah ada yg bisa jadi predisposisi? 2. KU : keluar darah dari jalan lahir. Apa yg membedakan dengan abortus? Mola -> selain darah maka keluar gelembung" kecil 3. Dari rps yg dpt digunakan untuk mediagnosis pasien sedang hamil? 4. Terlambat menstruasi apakah selalu hamil? Harus ada tanda kehamilan yg lain / tanda kehamilan sekunder 5. Yg menegaskan ke arah mola? Perut membesar lebih cepat dari sebelumnya, mual muntah lebih sering, keluar darah dengan gelembung 6. Riwayat mens untuk apa? Untuk mengetahui usia kehamilan dan hpl 7. Riwayat menikah 5 th, artinya apa? Menunjukkan fertilitasnya baik 8. Riwayat anc di bidan atau dokter? 9. Pengaruh rpd dengan mola?
  • 7. 10. Riwayat sosek bertujuan untuk? Asupan nutrisi dari ibu. Intake asamfolat kurang, vit a kurang 11. Status gin? Abdomen : inspeksi -> perut membuncit, palpasi -> tfu 2 cm di atas umbilikus setara usia 24 - 28 minggu Auskultasi -> untuk mengetahui djj 12. Status gin yg menunjukkan ke arah mola? Dari oue dan uterusnya tidak normal. Harusnya satu kepalan tangan dewasa 13. Yg didapatkan saat inspekulo? Oue tertutup ada pluksus (+) 14. Px penunjang yg menonjol? B-HCG -> meningkat -> harusnya gimana? -> harusnya hcg rendah 15. Infus RL 20 tpm -> yg benar RLnya harus dicampus oksitosin -> untuk kontraksi otot uterus -> sehingga tidak perforasi saat dikuret 16. Apa yg harus dijelaskan saat meminta persetujuan? Apa resiko jika tidak dilakukan tindakan, harus ada saksi, 17. Pasien dlm keadaan infus? Untuk dianastesi, pasien harus dlm keadaan di infus 18. Sebum kuretase batang laminaria harus diambil dulu baru dilakukan sondase 19. Tujuan dari sondase uteri (untuk mengetahui besar uterus, untuk mengetahui posisi uterus) 20. Apabila sudah terpasang laminaria tidak perlu dilatasi lagi 21. Sendok kuret harus tumpul sampe bisa mengeluarkan setengah jaringan mola 22. Px histopatologi setelah pasien kontrol. Tujuannya untuk apa? Untuk melihat ada tanda" keganasan atau tidak. 23. Yg ganas disebut apa? Koriokarsinoma 24. Follow up untuk apa? Untuk mengetahui 25. Terapinya diberi apa? Dikasih uterotonika -> metergin 26. Edukasi -> 2 th baru boleh hamil -> untuk follow up kadar hcg 27. Setelah pulang masih ada keluhan -> harus dilakukan kuretase ulang 28. Kalo dalam sebulan ...... disebut Primikel koriokarsinoma? 29. Sebelum dianjurkan boleh hamil atau tidak harus tanya masih ingin punya anak atau tidak? Kb yg dianjurkan non hormonal 7.KET 1. Dari identitas ada yg menunjukkan KET  Identitas, ada kaitannya dg ket?  Keluhan utama. Mengeluh nyeri perut bagian bawah hebat tiba-tiba  KET (hanya tjd pd pasien hamil). Lg hamil, nyeri mendadak bs sampai pingsan  Apakah pd kehamilan besar?  tjd < 20 mgg  kriteria abortus. Biasanya pada trimester pertama < 8 mgg sdh mengalami keluhan  Pd kehamilan muda  tuba kecil, klo hamilnya besar, pasti sdh pecah  timbul KET
  • 8.  Rps : pastikan pasien hamil 8 mgg. Ada tanda-tanda kehamilan sekunder, test pack +, perdarahan pervaginam warna coklat tua (perdarahan bukan dr endometrium, dr tuba, jarak tuba ke introitus vagina jauh, shg mengalami perubahan warna, darah keluar jumlahnya dikit, sebagian masuk ke abdomen, shg yg keluar tdk seimbang dg kondisi ibu). Tanya kemungkinan trauma (pijet, coitus). Ada peradangan/infx tuba shg tuba menyempit  tanyakan: panggul pernah nyeri, ganti-ganti pasangan (STDs)  PF  tanda-tanda syok, artinya perdarahan banyak  Ada tanda anemia  Abdomen : inspeksi : kembung karna ada perdarahan inraabdominal, palpasi : defens muskuler, nyeri tekan perkusi : tjd pekak sisi dan pekak alih  Vt gyn : cavum douglass menonjol : ada perdarahan intraabdomen, terkumpul di sana  Pp : hb rendah, ada anemia, PERDARAHAN BANYAK  Pp : perlu cek gravindex, < 1bln biasanya gravindex positif, yg membedakan dg app akut  Sikap utama : atasi syok jika syok. Jika blm ada perdarahan beri koloid sementara. YG UTAMA LAPAROTOMI EKSPLORASI  tujuan utama utk menghentikan perdarahan  Terbanyak KE di tuba (ampulla)  Foll up, kesimpulan : yg sudah dilakukan tdk ada komplikasi, foll up baik, boleh dipulangkan. Tdk perlu foll up asi (hanya utk postpartum dan post sc)  Edukasi : KB  Tanda klinis KET : dah pecah, ada komplikasi, perdarahan. KE : diketahui saat vt, usg, kantong gestasi di luar kavum uteri, tanda spt org hamil biasa  Mola : di cavum uteri, pembesaran uterus lebih cepat  Blighted ovum : hanya bs dilihat usg hanya ada gestasional sac, tdk ada fetal plate. Merasa ada tanda kehamilan sekunder, peru tdk tambah besar 2. KU : nyeri perut bagian bawah. Yg lebih spesifik untuk membedakan dengan sakit yg lain -> hanya terjadi pada orang hamil dan nyerinya tiba" 3. Pada kehamilan -> dilihat dari mana? Terdapat tanda kehamilan sekunder -> dpt diketahui dari mana? Mual muntah (morning sickness) -> bb naik, payudara kencang, perut membuncit 4. RPS -> nyeri perut bagian bawah secara mendadak bisa sampai pingsan. Darah yg keluar berwarna kecoklatan, knp? Karena jaraknya jauh, dan berasal dari tuba. Pusing dan lemes -> karena perdarahan -> syok 5. Nikah 6 th, anak 1, pernah kb, hamil, artinya apa? Sengaja memperjarang anaknya 6. Kb suntik? Menjadi faktor risiko 7. Faktor dari rps / berpengaruh pd KET -> karena ada infeksi pd tuba -> menyempit -> buntu -> riwayat infeksi? PID 8. Ttv -> TD turun, rr naik knp? Karena perut cembung ada perdarahan intraabdominal -> ditandai dg conjunctiva anemis 9. Ictus cordis tdk tampak karena tertutup mamae
  • 9. 10. Nyeri tekan? Knp? Ada pekak sisi pekak ali membedakan dg orang apendisitis akut 11. Apendisitis leukosit tinggi, ket normal. Ket kadar hb rendah, gravindex positif 12. Status gin -> corpus uteri sebesar telur bebek. Knp? Karena pengaruh hormon, perut jd lebih besar 13. Hb turun, artinya? Anemia ringan 14. Harus diperiksa gravindex 15. Ampula tuba kiri pecah -> perdarahan intraabdominal -> diambil diampula tuba -> dx benar 16. Follow up -> hb turun -> diberi prc -> untuk? Transfusi 17. Diberitahukan pd pasien -> masih boleh hamil -> bisa tanpa operasi -> agar jahitan baik maka nunggu 1 th untuk hamil lagi 8.SOLUSIO PLASENTA 1. Identitas -> tidak ada kaitannya -> alasan? -> usia 35 th (dalam batas usia reproduksi sehat) sehingga tdk terjadi resiko dlm kehamilan dan persalinan 2. Dasar menduga pasien dx solusio plasenta? -> dipastikan ada tanda kehamilan -> Apa? - > pasien hamil 29 minggu datang dg keluhan keluar darah dari jalan lahir 3. Yg membuktikan dari anamnesis -> keluar darah kehitaman disertai rasa nyeri dan perut terasa tegang disertai saat melakukan aktivitas. 4. Knp perut tegang? Darah yg keluar sedikit dan terkumpul di retroplasenta 5. Usia pernikahan?-> fertilitasnya baik 6. r.obs -> ada riwayat solusio plasenta 7. ANC -> ANC dilakukan rutin -> tidak ada masalah pd trimester 1 dan 2 8. Pasien risti -> karena ad riwayat solusio pd kehamilan sebelumnya -> dipersiapkan untuk dirujuk 9. R.KB -> pasien tdk gagal KB 10. RPD dan RPK -> ada riw SC ec solusio plasenta 11. Tensi -> rendah -> pasien tampa lemah 12. Pf. Mata -> ada konjungtiva anemis -> knp? -> tanda anemia -> seharusnya blm ada tanda seperti ini karena keluar darah baru tadi pagi dan masih sedikit 13. Pf.obs -> janin hidup tunggal intrauterine dg presentasi kepala, puka, dan blm masuk PAP. Teraba gerak janin, TFU dan HIS 14. Px interna tidak dilakukan -> knp? -> VT kontra indikasi 15. PP -> Hb turun -> tanda anemia ringan. Knp kadar hb tidak seimbang dg darah yg keluar ? -> adanya perdarahan sembunyi / retroplasenter 16. tatalaksana ->advice -> usg -> prinpis menyelamatkan ibu dan bayi 17. Pertimbangan janin -> djj (ada fetal distress) -> mencoba mempertahankan janin hingga aterm 18. Follow up -> tdk ada keluhan darah lagi 19. Masih mungkin dilahirkan pervaginam -> klo tidak? -> krn solusio, bekas SC 20. Sarankan untuk ikut MOW
  • 10. 9.GEMELLI 1. dx -> G3P2A0 39 minggu dg keluhan kenceng" -> kasus tidak biasa -> risti  identitas, kaitannya dg dx?  Kelhan utama : perut kenceng-kenceng  Rps : melacak, bener gak spt dx. Pasien dcurigai gemelli : kehamilan lbh besr dr kehamilan biasa. GPA, usia kehamilan. Penting utk tau bayi aterm tdk. Ter dx gemelli  perut lebih besar dr kehamilan sblmnya? (ps G3), gerakan janin lebih banyak, bb tdk spt dulu Tanya tanda-tanda inpartu sdh ada blm Waktu – menunjukkan lama inpartu Gerakan janin – utk tau janin hidup tdk  Riw mens : tau hpht, hpl, uk  Riw perkawinan : fertilitas baik  Riw obs : tdk menjaga kehamilan dg baik, tdk tertib kb. Anak ke 2 11 bln, skg anak ke 3 aterm. Punya risiko karna jarak anak tll pendek  Riw kb : tdk patuh kb. Hrsnya menjarangkan anak  Riw anc : seharusnya di usg, anc ke dokter, dr umum/spog  Rps rpd tdk ada kaitan  Riw sosek : bpjs  PBI/nonPBI  Palpasi : leopold : curiga gemelli : meraba ada 3 bagian besar,djj ada 2 punctum maks dg frek detak janin yg 1 dan yg lain bedanya >10 x/mnt. Jika <10x/mnt p.m salah  Vt obs : pembukaan > 4 cm inpartu kala 1  Pp : dbn  Usg dicantumkan  Inpartu kala 1 fase aktif ditulis 1 x saja (utk gemelli)  Kehamilan gemelli bukan indikasi sc.  Sc karna janin pertama dan kedua dijumlah 5200 g  termasuk gemelli yg tdk boleh pv karna bb > 4500 g  Jika kedua bayi <4500 g boleh pv  Laporan oprasi : dicantumkan amnion ½, plasenta brp terapi post sc gemelli, diberikan uterotonika. Gemelli, uterus teregang lbh maksimal, shg uterotonika supaya kontraksi uterus baik, jika kontr buruk  risiko PPH, GEMELLI DIZIGOTIK plasenta 2 insersi lbh lebar  Foll up : sampai pasien dipulangkan. Bgmn kondisi terakhir kali  Edukasi : motivasi kb, multigravida 25 th, anak 2, yg ke 3 4 kembar, jarak 11 bln,  tdk patuh kb, sarannya kb MKJP  risiko kegagalan kecil, efektifitas pannjang. Co/IUD,implant. Dr menganjurkan kb apa, paisen yg memutuskan
  • 11.  Gemelli bukan indikasi mutlak sc. Bs pv syarat : tdk ada kesempita panggul, tdk ada plasenta previa tbj 22 nya <4000 g, janin tdk posisi 69 (sungsang dan kepala). Kecuali ada indikasi ibu/anak  Gemelli, karna keturunan. Yg lebh sering, ibu melakukan induksi ovulasi (diberikan obat penyubur, bayi tabung, 2. Anamnesis -> merasa berbeda dengan kehamilan terdahulu. BB naik cepat, Perut lebi besar 3. RPS -> kenceng-kenceng terasa lebih sering -> untuk apa? mengetahui tanda inpartu 4. sejak pukul 05.00 -> untuk menilai HIS -> untuk menilai lama dari kala 1 5. riw KB -> menggunakan kb selama 1 th -> lahir anak ke 2 -> tdk kb -> hamil lagi -> artinya? -> kebobolan / kesundulan 6. R. ANC -> harusnya sudah tau kalo hamil gemelli 7. RPK -> harusnya ada yg punya riw gemelli 8. PF -> inspeksi (Perut lebih besar dari biasanya), palpasi (teraba lebih dari 2) biasanya bisa diketahui dari djj 9. Hasil px dalam apa interpretasinya ? —> fase aktif kala 1 10. Px penunjang ? —> ada anemia (Hb 11 di Indo sudah baik) 11. Dx nya dibuat berdasarkan apa ? —> Dari hasil USG baru bisa ketahuan Dx nya klo cuma vt blm bisa 12. Sikap dilakukan SC, knp SC ? —> Jadi ini sikap yg salah krn tdk semua gemelli harus di SC harusnya tunggu pengawasan 10 dulu, klo pd pengawasan 10 ada masalah atau tidak maju baru boleh dilakukan SC 13. Kontrasepsi yg sesuai keinginan & kondisi ibu ? —> skrng kan usia 25 anak udah 4 apa masih pngen punya anak lagi ? Klo menjawab masih, mau brp lagi ?? harus di motivasi 14. Klo gemelli 1 hidup 1 mati belum aterm maka diusahakan janin 1 nya sampai aterm dulu dengan di monitor, tp klo ada indikasi spt fetal distress bisa segera dilahirkan 10.HEG 1. identitas -> tdk ada kaitannya  identitas ada kaitannya?  Keluhan utama : mual, muntah trs menerus. Pasien hamil (DASARNYA)  Knp curiga heg? Hamil, mual muntah biasa, mual muntah berlebihan  tidak normal  Rps : hamil. < 15 mgg blm ada tanda kehamilan pasti.  15 mgg? Dr hpht nya  Yg penting sbg patokan, setiap kali makan minum muntah.  Penyebabnya apa? Factor psikis (masalah dg keluarga), makan makanan yg tdk biasa, sblmnya ada sakit maag, gastritis, hepatitis.  Ttv : klinis sdh mempengaruhi kondisi ibu  Corpus uteri sebesr tinju dws  sesuai usia kehamilan  Lab : narium kalium turun, karna elektrolit darah turun
  • 12.  tujuan terapi : utk rehidrasi, atasi mual muntah  foll up : dilakukan usg utk tau kehamilannya karna dirawat spog  edukasi : harus melakukan anc yg baik 2. Knp dicurigai HEG -> KU? -> ibu hamil dg usia kehamilan sampai 12 minggu dg keluhan mual muntah --> dicurigai hamil? -> karena datang dg telat datang bulan disertai mual muntah 3. Harus ada tanda"kehamilan sekunder 4. curiga HEG -> karena ? -> mutah setiap kali makan dan minum secara berlebihan 5. R.kehamilan? -> menentukan usia kehamilan 6. r.obs -> kehamilan yg diharapkan -> subfertil-> knp? kehamilan terjadi saat usia pernikahan 1 th 7. r.anc -> periksa usia 4 minggu -> artinya? -> pasien hamil 8. ttv -> harusnya lebih rendah untuk mendukung KU -> apabila ttv masih baik-> artinya? - > 9. Status internus -> mata cekung -> tanda dehidrasi 10. PF sesuaikan lagi 11. Tidak dilakukan leopold 12. Dari status gin kesimpulannya? -> sesuai usia kehamilan 13. tatalaksana -> tujuan terapi ? -> untuk rehidrasi dan anti mual dan muntah 14. Hasil follow up -> mual muntah berkurang, ttv membaik, KU ibu membaik 15. pasien dipulangkan karena? -> terapi berhasil memperbaiki kondisi ibu 16. Edukasi? -> 11.PLASENTA PREVIA 1. Dari identitas -> tdk ada hubungannya. Usia msh dlm usia reproduksi sehat. Plasenta previa jika usia >35 th  Apa itu plasenta previa? Adl plasenta yg letaknya abnormal. Yaitu di SBR shg menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Normal di corpus/fundus uteri  Plasenta previa, tjd perdarahan pd UK >20 mgg  Rps yg mengarah plasenta previa. UK > 20 mgg dr hpht , keluhan : ppv : keluar darah segar dr jalan lahir, tdk nyeri, tjd pd saat istirahat/bangun tdr keluar darah, baru duduk keluar darah warna merah segar. Sudah berapa lama keluhan keluar darah. Memprediksi berapa banyak yg keluar, Makin lama tjd perdarahan darah yg keluar banyak tjd syok, komplikasi yg tdk diinginkan, infeksi. Kaitannya dg obsetri : tanda2 inpartu. Inpartu pd plasenta previa beda dg yg hamil normal. Plasenta previa : ppv darah segar, kenceng2, gerakan janin. Perdarahan dr mana?trauma : coitus, pijit. Ada kehamilan terdahulu yg pernah mengalami spt ini  Riw haid : utk tau UK.  Riw perkawinan :  Riw obsetri : sdh pernah mengalami palsenta previa  Riw ANC : ditulis lengkap, kapan, trimester 1,2,3.  Riw kb : sengaja nunda kehamilan
  • 13.  RPD : plasenta previa beruang  RPK  PF : TTV baik artinya, kondisi stabil, plasenta previa blm komplikasi/blm emergency  Status obsetri : dr hasil px leopold disimpulkan bahwa 1 janin intrauterine, presentasi bokong, puki, bagian bawah janin blm masuk pap.  Tfu : rumus niegel tepat utk letak presentasi kepala, jika bokong untuk perkiraan  His adekuat : 3-4 x 10’’/40’  Tdk vt karna : plasenta previa KI VT  Darah rutin : hb 10, perdarahan blm banyak  tdk emergency  Knp langsung pro sc? Harus dilakukan inspekulo, lihat plasentanya seperti apa.  Oprasi : perhatikan letaknya plasenta (SBR bagian dpn/belakang)  Follup : ttv, ku,urin output, ppv, asi,  Edukasi : pakai kb  dulu oprasi, skg oprasi, dimotivasi utk kb mantap dg mow  Placenta previa, pervaginam? Scr teori boleh, khususnya subtotal, tdk menutup OUE emuanya. Boleg pd preentasi kepala plasenta previa subtotalis, dipecah ketubannya 2. KU ->pasien hamil usia kehamilan >20 minggu datang dengan keluhan keluar darah segar tanpa disertai rasa nyeri 3. RPS -> yg mendukung, menjurus ke dx plasenta previa? -> tanyakan tanda" inpartu (kenceng" sering teratur, keluar lendir darah, keluar air -> KPD? janin hidup atau mati?) ada penyulit tidak? ada tanda inpartu tidak? kesejahteraan janin -> pengelolaan janin hidup dan mati berbeda. 4. riwayat haid : hpht dan hpl 5. riwayat obs : anak pertama dilakukan SC (serotinus), menunjang resiko dari plasenta previa, jarak kehamilan terlalu jauh (disengaja, suntik 4 tahun) 6. RPD : riwayat operasi 7. Pf : tidak ada (ttv normal, perdarahan sedikit karena onset masih singkat, karena orang hamil keluar darah akan segera minta pertolongan) tanda khas -> pasien segera datang ke RS dalamwaktu yang singkat walaupun darah sedikit -> prognosis wanita hamil dengan plasenta previa lebih baik daripada solusio plasenta 8. status obstetri : inspeksi -> perut membuncit bukan membesar, 36minggu -> preterm (aterm 37-42minggu) sesuai dengan BB <2,5kg 9. PP : didapatkan tanda anemi (9,8 -> TD turun) USG -> jalan terhalang oleh plasenta 10. follow up untuk melihat perdarahannya -> karena pasien yang plasenta previa darah tidak banyak belum inpartu, keadaan ibu dan janin baik. operasi jika sudah aterm untuk bayi -> kesejahteraan janin (djj), untuk ibu (TTV, perdarahan pervaginam, tanda inpartu) 11. edukasi : tanda inpartu, jangan sampe terjadi perdarahan berlanjut -> istirahat total, tidak boleh melakukan hubungan suami istri, segera datang jika ada perdarahan berulang, diberitahu pasien sudah siap operasi terminasi kehamilan jika ada indikasi anak -> adanya fetal distress. indikasi ibu -> perdarahan banyak, ttv menurun
  • 14. 12.PROLAPS UTERI 1. Usia ? >35 th risk lebih besar 2. Keluhan utama ? Benjolan keluar dari jalan lahir bisa juga mioma geburt/ mioma submukosa 3. RPS yg menunjang terjadinya prolaps uteri ? Sering mengangkat beban berat, sering batuk, riwayat obstetrinya (multiparitas anak 5), riw. persalinan (tindakan spt vakum), BB bayi >4kg, lama persalinan (semakin lama semakin menguras tenaga) 4. Klo ada yg keluar dari vagina benjolan nya bisa tergesek shg bisa terjadi perlukaan (ulkus) 5. IMT 20 ? Kurus (bisa jadi faktor risiko) 6. Klo ada vaginal discharge (fluor berbau) menandakan adanya ulkus tp klo ada histerektomi harusnya tidak ada fluor berbau 7. Palpasi terdapat massa 3x2x3 (brrti massanya kecil) yg berarti atrofi 8. Harusnya terapi post op ditaruh di bagian “follow up” 9. histerektomi pervaginam harusnya bukan perabdominal 10. dinding vagina biar kecang di beri tindakan kolporafi anterior dan posterior 11. Follow up harus ditanyai tentang BAK (anterior) nya karena berkaitan ttg uretra, dan BAB (posterior) terkait dg rectum 12. Edukasinya dijelaskan ttg fungsi sebagai istri (klo punya suami masih boleh have sex klo udah tdk nyeri dan harus hati hati) 13.INERSIA UTERI 1. identitas : umur pasien -> dibawah 20tahun (belum masuk repro sehat) 2. keluhan utama : persalinan lama 3. RPS : sudah memecah kulit ketuban -> agar bisa lahir. ditanyakan pada bidan kapan dipecah kulit ketubannya? saat sudah masuk kala 2. KK dipecah sebelum mengakhiri persalinan dengan memimpin mengejan saat ada HIS. jika ada pasien pembukaan sudah lengkap, penderita ingin mengejan -> pecah ketuban dan pimpin mengejan saat ada HIS primi -> pimpin mengejan 2 jam -> pasien ini dikirim dengan partus macet inersia uteri karena setelah dipimpin mengejan tidak lahir, maka ini partus macet -> dx : partus macet tidak perlu ditanya lendir darah karena sudah kala 2. anamnesis sesuai keadaan saja. yang penting ditanya masih merasa ada gerakan janin atau tidak 4. riw pernikahan : bayi yang diharapkan, fertilitas baik 5. ANC : baik rutin 6. Pf : KU lemah artinya pasien kelelahan, TTV masih baik, overweight, 7. status obs : janin hidup satu IU presentasi kepala puka sudah masuk PAP, HIS inadekuat ada lendir darah, pembukaan lengkap -> artinya menunjukan bahwa inpartu kala 2 -> akhiri persalinan, pimpin mengejan 8. lab dbn
  • 15. 9. dx : bukan kasus inersia uteri, tapi partus macet ec inersia uteri 10. Tx : infus D5% untuk perbaiki HIS -> inisiasi. induksi hanya untuk memulai persalinan sikap utama -> akhiri persalinan baik forcep atau vakum -> his harus adekuat -> dilakukan inisiasi his adekuat. jika tidak adekuat -> vakum tidak bisa berjalan dengan baik namanya bukan induksi, tapi inisiasi caput akan hilang sendiri pada 1 bulan pertama 11. followup : corpus uteri harus diawasi (harus dibawah pusat), IMD hanya dilakukan saat persalinan normal. post partum ekstrasi tidak dilakukan. awasi produksi ASI 12. edukasi : tanya ingin punya anak berapa -> di program -> KB MKJP (IUD Implan dll) 14.SERVISITIS GONORRHEAE 1. identitas -> tdk ada kaitannya 2. yg menjadi keluhan utama -> adanya keputihan yang terus menerus -> keputihan ada yg normal dan tdk normal -> klo terus menerus berarti keputihan yg tdk normal 3. RPS -> keputihan, hilang timbul, kuning kental, terasa gatal, nyeri post coitus, suami memiliki keluhan serupa, nyeri BAk dan nyeri perut bag.bawah, suami bekerja sbg sopir bus sehingga jarang pulang 4. RPS untuk menggambarkan apa? -> Faktor risiko-> berdasarkan manifestasi klinis -> krn? -> faktor risiko tinggi pd suami -> yg sebenarnya ingin ditampilkan untuk memperkuat dx? karena berpikir ke PMS (penyakit menular seksual) 5. kenapa berpikir ke suami? -> karena jarang pulang (bang toyib gaes) 6. Riw.mens tdk ada resiko? 7. Riw.pernikahan ada risiko-> sering bergonta-ganti pasangan 8. Riw.obs -> berhubungan dg infertilitas -> krn? sudah punya anak -> menggunakan suntik kb 3 bulan 9. RPD -> tdk ada kaitannya 10. RPK -> tdk harus diperiksa semua -> bisa di anamnesis 11. Status internus -> tdk ada kaitannya 12. Status gin -> apa yg menyokong? -> pada VT adanya discharge mukopurulen dan berbau ; adanya nyeri tekan pada adneksa (infeksi) 13. edukasi ->yg kurang? ->suami jg harus dilakukan pengobatan, minum obat teratur 14. harus dilakukan tes HIV? -> sebaiknya dianjurkan  identitas  keluhan utama : pasien mengeluh tdk gatal (gonore), jika panas  trichomoniasis, gatal  khas jamur  rps : IMS  pasti ada disparenia, ketdknyamanan saat hub seksual, berkaitan jg dg penularan dr pasangan seksual. Diderita sendiri jika profesinya berisiko. Suami memiliki keluhan serupa. Jika bukan hamil, tjd komplikasi : infx ascenden (adnexa, tuba) salphingitis kronis  akibatnya infetril. Mungkin tjd sesusah punya anak ke-2. Jika g0p0a0 utk hamil selanjutnya susah
  • 16.  status gyn :inpekulo : utk pastikan scr visual. Tampak servik hiperemis. Tanda peradangan : salah satunya rubor, perubahan warna pd daerah terinfeksi karna perdarahan berlebih disitu, jd hiperemis  dx : suspek n.gonore  pp : gambraan diplococcus  terapi : murah  penisilin prokain, karna banyak yg alergi jd yg lain (cefixim, azithromycin)  edx : jika curiga std, apapun penyebabnya, 22 nya disarankan berobat spy tdk tjd pingpong phenomenon  scr teori sering tdk seusai dg kenyataan 15.SEROTINUS 1. identitas -> usia dibawah reproduksi sehat -> FR untuk serotinus -> jadi ada kaitannya 2. Yg dikeluhkan pasien? -> pasien mengeluhkan usia kehamilan lebih dari 9 bln 3. krn pasien obs yg harus ditanyakan ke pasien? -> pastikan HPHT -> pastikan tanda2 inpartu (kenceng", gerak janin, lendir darah) 4. Apakah keluar cairan lain? -> darah atau KK 5. Keluhan lain yg perlu ditanyakan? 6. Riw pernikahan -> menikah blm memasuki usia reproduksi sehat -> subfertil 7. Riw ANC -> yg dpt disimpulkan? ->harusnya 37 minggu lahir -> blm lahir periksa -> 38 minggu harusnya lahir -> blm lahir -> dst 8. Px status obs ->adanya janin hidup tunggal intrauterin, presentasi kepala, puka, blm masuk PAP, TFU, HIS, DJJ 9. DX -> dicantumkan adanya fetal distress -> sehingga dilakukan tindakan operasi (akhiri persalinan) 10. Edukasi KB MKJP -> Karena SC dan usia masih muda  Identitas : usia 19 th  termasuk usia yg memiliki risiko  Keluhan utama : hamil gak lahir-lahir  Rps : tau 43 mgg dr hpht, sumber dr buku pink. Pasien obs, hamil 43 mgg : Tanya tanda inpartu, ppv, gerak janin.  Riw mens : utk pastikan uk  Anc : di tm 3 baru sekali  anc tdk lengkap, keteledoran pasien tdk patuh/ bidan tdk melalukan sop dg benar(tdk diingatkan)  Pc leopold kesimpulan : teraba janin 1 hidup intrauterin, pre skep, puki, blm masuk pap, dg janin fetal distress karna djj < 120 x/mnt  Px dalam : tanda inpartu  bloody show. Tp pembukaan 1 cm. pd primi harusnya 2 cm. tanda inpartu hanya 1  OBSERVASI INPARTU. Jika pembukaan 2, bloody show  inpartu  Pp : dbn  Usg : pd kehamilan serotinus, perhatikan kalsifikasi plasenta, oligohidramnion  Dx : djj blm dicantumin.
  • 17.  Tx : sc atas indikasi fetal distress. Oksitosin tdk perlu  Pd bayi, cermati  apgar score. Penanganan bayi oleh dr anak. Pre op konsul dg dr anak  Edukasi : asi, kb mkjp (iud, implant). Usia 19 th dh punya anak, dianjurkan kb mkjp  Semua kehamilan >42 mgg harus diakhiri kehamilannya mskpn kondisi ibu sdh baik 16.KPD 1. identitas -> tdk ada hubungan  identitas yg berkaitan dg dx? Tdk ada  artinya KPD? Pecahnya ketuban sblm inpartu  RPS : usia kehamilan. Kpd bs tjd pd semua UK > 20 mgg. 32 mgg pprom, aterm prom.  Usia kehamilan dr HPHT  prediksi hpl  air yg keluar spesifik ketuban. Air merembes  ketuban, urin, dibedakan dg tes utk tau ketuban atau bukan  Sdh brp lama keluar 3 jam : utk tau sdh brp bnyk keluarnya. Waktu : sbrp bnyk kemungkinan keluar, risiko tjd infeksi. Tanyakan sdh kencang2 teratur, keluar lender dan darah, gerakan janin  utk tau tanda2 inpartu.  Knp bs keluar spt itu? Apakah hbs kepleset, post coitus, hbs pijet (ditambahkan)  Riw mens: utk tau hpht dan hpl. Siklus baik 28-30 hr biasnaya taksiran tepat  Riw perkawinan : utk tau menikah brp kali, udh berapa tahun  fertilitas baik.  Anc : anc sesuai yg dianjurkan, min 4 x  Riw gizi dg kpd apakah ada kaitannya? Ada. Gizi kurang asamfolat  risiko pecah ketuban lebih besar  Pf : kpd blm berpengaruh pd ku pasien  Pasien obsetri, abdomen dimasukkan dlm status obsetri  Status obs : kesimpulan  janin hidup tunggal pre skep, puka, bag bawah janin blm masuk pap  Tbj : bayi aterm tbj >2500 g. kesimpulan : bukan bayi preterm karna berat >2500 g  His : inadekuat, seusai dg tanda blm inpartu  VT obs : blm inpartu. Jika blm ada pembukaan dan eff ditulis bulm ada  Pastikan air ketuban tdk dg tes lakmus/ tes mikroskop. Cairan ketuban diambil taruh di objeck glass, amati di mikroskop. Air ketuban ada gb rambut bayi spt daun pakis  Advice : benar. Kehamilan aterm, keluar air ketuban, blm inpartu. Kpn hrs ditunggu 4 jam? Semakin lama ketuban pecah  infeksi. Yg benar, pd saat itu sdh dilakukan inisiasi penguatan his, beri oksitosin drip.  Tfu tdk perlu diperiksa lg  Seharusnya dilakukan inisiasi oksitosin sejak awal tdk perlu nunggu 4 jam  Bagaimana Cara melakukan inisiasi/perbaikan his dg oksitosin drip?  Setelah dikaish oksitosin his gmn  Infus oksitosin gagal : jika tdk ada kemajuan perslaian (tdk ada penamnaha pembukaan, penipisan, penurunan bagian bawah janin)  Laporan oprasi : perhatikan jumlah ketuban. Kpd ketuban sdh keluar, jumlah air ketuban lbh dikit drpd sc tdk kpd  Kesimpulan foll up : tidak ada komplikasi dr tindakan oprasi. Perkembangan baik shg diperbolehkan pulang
  • 18.  Foll up kurang : urin, asi. Penting. Salah stau komplikasi sc trauma ureter. Yg diinsisi SBR, sisi kiri kanan a uterine deketan smureter.  Kb yg dianjurkan : usia 25 th, post sc, kehamilan yg pertama. Post sc boleh hamil lg secepatnya 2 th. Shg kb yg efektifitasnya tinggi.  ½ ampul 5 unit, 40 tpm  jika tdk ada kemajuan : perbaikan his dg oksitosin gagal, eval pd 4 jam. jika ada kemajuan  lanjutkan botol kedua oksitosin 10 unit 20 tpm dinaikkan tiap 15 mnt  jika gada kemajuan  induksi gagal  Kpd kehamilan preterm. Preterm : kehamilan < 42 mgg. Late preterm : 34-36 mgg leboh 1 hr.  Risiko preterm : blm viable, blm siap hidup di luar, paru2 blm matang. Tindakan pertama. Cek dh inpartu blm. Jika blm inpartu primi > 2 cm multi > 3cm  tindakan konservatif, beri tokolitik yg mengurangi his, beri antiinfeksi, jika berhasil dipertahankan sampai aterm, jika gagal. Beri CS min 24 jam sblmdilahirkan utk pematangan paru, dilahirkan bs pv/PA tergantung indikasi 2. KU -> pasien hamil keluar cairan dari jalan lahir 3. Yg ditanyakan untuk langkah berikutnya -> tanya usia kehamilan? pasien uk 39 minggu (aterm) 4. untuk memastikan bahwa yg keluar cairan ketuban -> keluar cairan warna bening, lengket, berbau. Tanya onsetnya, penyebabnya, jumlah cairannya, warna (keruh, jernih, kemerahan, hijau), tanda inpartu WARNA KETUBAN Keruh kehijauan : infeksi Keruh kecoklatan : perdarahan Jernih : normal 5. Penyebab kpd -> infeksi (demam), coitus interuptus 6. Riw obs -> SC indikasi PTM (partus tak maju) 7. Riw ANC ->boleh dibidan tetapi persalinan harus di RS 8. Artinya Px fisik -> pasien dlm kondisi stabil -> artinya -> KPD blm berpengaruh ke kondisi ibu 9. leopold -> janin hidup tunggal intrauterine ........ 10. bishops score -> tdk perlu dilakukan et riw sc 11. Px lab -> blm ada komplikasi 12. tatalaksana -> artinya ? ->tdk perlu bishops score 13. Tatalaksana pertama diinduksi dulu kalo gagal baru SC 17.IUGR 1. Identitas -> tdk ada kaitannya 2. KU -> yg paling dikeluhkan saat datang ke rs -> keluar cairan bening -> curiga KPD 3. Konsulen bilang ada IUGR -> dari RPS apakah kemungkinan bisa untuk mendiagnosis -> Pasien mengeluh janin lebih kecil dari kehamilan yg dulu, gerakan janin tidak begitu aktif, kenaikan BB ibu
  • 19. 4. mengeluhkan cairan merembes -> ditanya bau, warna, disertai lendir darah atau tidak, kapan (lamanya -> risiko infeksi) 5. Mencari tanda inpartu, gerakan janin 6. Riw obs -> kaitannya? -> riw obstetrinya jelek -> sehingga kehamilan skrg pasti sangat diharapkan 7. Riw anc -> dirujuk untuk bersalin di rs 8. Status obs yg menyokong dx -> TFU tdk sesuai dg UK -> knp sesuai dx? -> harusnya TFU 32 cm, TBJ (2790) -> untuk apa? -> tdk sesuai dg UK -> harusnya 3400 9. Leukosit meningkaat -> risiko infeksi karena KPD 10. Lakmus -> lakmus (+), KK (+) -> hanya merembes 11. CTG -> tujuan ? -> menilai kesejahteraan janin -> keunggulannya? -> menilai DJJ, Kontraksi, bisa diukur terus menerus -> untuk mencari? regularitas djj 12. edit tatalaksana 13. edukasi -> KB -> tanya ibu mau punya anak lagi atau tidak -> masih boleh / tdk? -> masih -> tetapi? -> dijelaskan nunggu 2 th post sc -> sehingga dianjurkan KB yg kegagalannya kecil  identitass  gada  keluhan utama : keluhan cairan bening  kpd, kehamilan yg skg dirasakan tdk spt kehamilan terdahulu  keluhan utama iugr  rps : tau iugr? Memastikan USIA KEHAMILAN dg lihat hpht, perut nya besarnya tdk sesuai usia kehamilan (pd iugr perut lbh kecil dr normal hamilnya), tanda inpartu yg khas perut kenceng-kenceng sering, lender darah, ppv yg lain mial keluar cairan bening, gerakan janin pd iugr kurang aktif  riw obsetri, abortus 2 x  riw obsetri jelek  anc : baik, tp kenaikan bb tdk signifikan  gizi baik, tp kenaikan bb ibu tdk signifikan, kemungkinan karna absorbsi yg diserap ibu tdk maksimal, salah satu bs karna cacingan/peny pd gaster  lepold : kesimpulan  curiga iugr karna tfu 27 cm, harusnya 34 cm  tbj blm aterm <2500 g  iugr, bayi baik bukan indikasi sc.  Sc kemungkinan karna oligohidramnion  Hrsnya dilakukan usg utk pastikan oligo tdk 18.PLASENTA RESTAN 1. identitas tidak ada kaitannya 2. keluhan utama keluar darah setelah melahirkan 1. tanyakan pada bidan, plasenta lengkap? kotiledon? 2. perhatikan darah dari vagina? KU TTV, perlu infus apa tidak? kontraksi uterus -> palpasi pada ibu meraba tinggi fundus uteri (masih setinggi pusat/pusat?, uterus lembek/keras?) jika lembek -> berikan oksitosin dengan cara drip 3. riw. obstetri baik
  • 20. 4. riw anc -> baik 5. px fisik : pasien tampak lemah, tensinya mulai turun 6. status obstetri : his hanya ada jika bayi ada di dalamuterus. bukan his, tapi KONTRAKSI UTERUS. jika 3 jari dibawah pusat -> normal. obstetri mulai dari hamil 20minggu sampai masa nifas selesai (6minggu/42hari) status gyn -> harusnya dari pasien hamil sampai lahir plasenta restan -> dari TFU, kontraksi uterus, px genitalia eksterna (darah bergumpal), portio masih terbuka (besarnya), ostium uteri eksterna masih terbuka 19.KISTA BARTHOLINI 1. identits -> ada kaitannya? -> tdk 2. KU -> pasien datang dg keluhan benjolan pd bibir kemalluan sebelah kiri disertai nyeri 3. RPS -> KU + tanda lainnya 4. Penyebab / keluhan yg mengarah ke dx -> cari faktor pencetus dari infeksi -> infeksi bisa disebabkan karena? -> higienitas jelek 5. Riw haid -> tdk ada kaitannya 6. Riw obs -> ada kaitannya ngga? -> tdk ada -> yg harus difikirkan lagi? -> kista bartholini kemungkinan bisa terjadi apa? -> abses 7. setiap itis pada interna maupun eksterna bisa terjadi -> infertil karena ascendens 8. Pf -> Yg mungkin berpengaruh yaitu dari BMI -> kelembapan di genitalia eksterna berbeda 9. Palpasi -> diameter jangan dengan cm 10. Marsupialisasi -> diberikan anastesi -> pasien harus puasa 11. mencegah infeksi -> harus dilakukan kateter 12. edukasi -> menjaga kebersihan di daerah kewanitaannya  identitas, : usia reproduksi 20-50 th  factor risiko. Infeksi genitalia  pd mereka yg msh melakukan seksual  keluhan utama : benjolan di kemaluan, bibir kiri bawah, nyeri  fx kelenjar bartholini  penghasil mucus, utk lubrikasi, cepat bereaksi jika mendapat rangsangan libido (melihat, melakukan)  normal  salah satu penyebab kista bartholini  infeksi, Tanya sering ganti celana dalam gak? Gemuk  lbh lembap daerah genitalnya  pekerjaan sbg guru, penyebab tersering : infeksi gonore, suami kerjanya apa?  Pantiliner : tdk semuanya baik, pilih yg tdk bikin alergi, pilih CD yg baik  Pp : leukosit naik  tjd peradangan, menyokong ada infeksi  Pasang infus rl utk apa? : perlu karna pasien akan dianestesi. Karna utk masukin obat anestesi, berisiko tjd kejadian yg tdk diinginkan (komplikasi anestesi)  Marsupialisasi : ada kista bentuk kantong, Tindakan mengangkat kantong. Mengeluarkan cairan : insisi  Edx : aktivitas yg menyebabkan cedera area vagina  masturbasi,
  • 21. 20.PEB 1. identitas -> ada yg menyokong untuk dx? -> ada (usia pasien 40th) 2. KU yg didengar dari pasien -> pasien G2P1A0 hamil 37 minggu datang dengan keluhan pusing sejak 2 hari yg lalu 3. setelah RPS apa yg ditanyakan? -> sebelum hamil pasien memiliki riw Ht/tdk, tanda2 inpartu, kesejahteraan janin 4. riw obs -> kehamilan 1 jaraknya 10 th -> ibunya subfertil 5. Riw anc -> teratur, risti (kesimpulan -> menyarankan ibunya untuk persalinan di RS -> karena tensi tinggi dan usia 40 th) 6. Pf. Fisik -> obese 1, TD tinggi -> risti 7. Pf.ekstremitas -> edem + reflek patella (+) 8. leopold -> pasien inpartu kala 1 fase aktif 9. PP -> lab -> protein (+2) 10. Dx -> sesuai 11. advice -> evaluasi di vk untuk apa? -> evaluasi djj -> bukan evaluasi tapi pengawasan 12. laporan operasi -> apa yg kurang? -> melahirkan bayi dengan jeniskelamin + bb -> APGAR skor 13. Terapi post operasinya yg diberikan apa? sesuai 14. Edukasi -> kontrasepsinya  Identitas, usia 35 th : attensi, blm ada batasan 35 atau lbh dr 35  Def peb ? hpn kehamilan, uk >20 mgg, td >160/110 disertai proteinuria dan gg organ  Curiga peb dg keluhan utama : hamil > 20 mgg dg pusing kepala  Rps, peb : hamil > 20 mgg, dg keluhan pusing, pandangan kabur, nyeri pd tengkuk dan pundak. Tdk berkurang saat istirahat, Tanya tanda inpartu (pd pasien obs, aterm), ppv ?( lender, darah), gerak janin  Yg berkaitan dg dx : riw mens, anc tm 3 : sdh terdeteksi, pd uk 36 mgg. Pd anc jika ada yg tdk normal beritaukan pd pasien. Rpk : ayah hpn  kehamilan sblmnya hpn gak?. BMI : obes. Ada kaitannya bmi obes dg PE? Ya. Obes predisposisi kemungkinan tjdnya PE, TTV : std >160, esktremitas : udem anasarka/udem paru  berkaitan dg PE. Rf patella  jd pedoman karna syarat pemberian mgso4 reflek patella +  Leopold kesimpulan : teraba satu janin hidup intrauterine, preskep, puka, bagian bawah sdh masuk pap.  Djj : dbn blm terpengaruh dg peb, HIS adekuat, tbj  Px dalam : kesimpulan : inpartu kala 1 fase aktif (pembukaan 4 cm)  Pp : proteinuria + 2  memperkuat dx peb, yg lain dbn  Semua pasien PEB dg uk aterm boleh SC. PEB  PRTOKOL MGSO4. Bgmn melalukan protocol mgso4?  Laporan oprasi : tampilkan bbl, apgar score, jenis kelamin  Foll up : post sc jgn lupa foll up asi  Edukasi : kb.kb.kb.kb. pilihan kb  mow, 35 th, sdh punya anak usia 6 th, skg oprasi, nnti anak slnjtnya kemungkinan oprasi, waku IC diberi tau, udh msk usia berisiko tinggi, disarankan kb mow.
  • 22.  Peb bs pervaginam? Sesuai protocol, klo hamil aterm dg PEB boleh SC. Tp jika hamil aterm PEB, msk ke rs dlm keadaan kala 2, pembukaan lengkap, boleh akhiri kehamilan pervaginam dg peringan kala 2 (ekstraksi vakum/forceps) *jika syarat terpenuhi. Jika preterm, upayakan kehamilan aterem, jdkan PEB jd PE ringan/turunkan tensi jd normal. Jika pemberian mgso4 tetep PEB mskpn preterm boleh diakhiri kehamilan HARUS DG SC. Ingat! Kehamilan preterm janin blm siap hidup di luar, berikan inj CS 2x24 jam sblm dilakukan tindakan oprasi. 21.KONDILOMA AKUMINATA 1. identitas -> ada kaitannya? ->tdk ada 2. KU -> Pasien hamil dengan keluhan gatal disertai rasa mengganjal pd daerah kemaluan 3. Hamil dan tidak hamil apakah berbeda? berbeda untuk terapi karena ketika hamil diberikan obat secara sistemik dapat mempengaruhi janin 4. sesuatu yg ngganjal mengarah ke apa? -> kista atau tumor -> biasanya tidak sampai mengganjal 5. Pekerjaan suami -> supir truk -> jarang pulang -> ims 6. px. ginekologi -> didapatkan benjolan seukuran kacang tanah 7. Yg harus diperiksa lagi selain ini? -> inspekulo 8. edukasi ->periksa suaminya juga 22.KPD dg tali pusat membumbungpada kehamilan aterm 1. Identitas -> ada kaitannya? 2. KU -> Pasien hamil mengeluh keluar cairan merembes dari jalan lahir -> knp ditanya sudah berapa jam? -> untuk memperkirakan banyak sedikitnya -> semakin lama resikonya semakin besar -> risiko terjadi infeksi. Tanya kualitas cairannya juga 3. Tanya sudah ada tanda2 inpartu atau belum, janin hidup atau tidak 4. Riw perkawinan -> subfertil 5. riw ANC -> baik
  • 23. 6. pf obs -> janin1 hidup intrauterine, letak kepala, puki dan sudah masuk PAP, TFU, TBJ, HIS inadekuat 7. Hasil VT ->masih fase laten 8. PP -> hasilnya dbn 9. Knee chest position -> dilakukan? -> reposisi tali pusat 10. Edukasi -> mejarangkan kehamilan itu apa? -> menggunakan KB ->yg dianjurkan untuk pasien 23.AB IMIMINENS 1. Alasan dx ? —> hamil 6 minggu keluar darah dari jalan lahir, untuk RPS nya didapatkan keluar darah dari jalan lahir dan ada juga trauma (ditanyakan karena agar tau abortus nya disengaja/ tdk) . Kok bisa dx 6 minggu ? (harusnya di rps dituliskan ada tanda kehamilan sekunder kyk mual muntah BB naik payudara membesar) 2. Status ginekologi ? —> perut belum membuncit . Pada vt harusnya ditulis sebesar jari apa ? kaki/ tangan 3. Px penunjang ? —> Ditambahkan px hCG titrasi 1/5 dan 1/10 untuk mengetahui prognosis (klo 1/5 dan 1/10 positif prognosis, tapi klo hanya salah satu bisa jadi ab inkomplit). Pada UK 6 minggu USG per abdominal sulit untuk bisa dipakai, klo pakai Transvaginal usg masih bisa 4. Tujuan dirawat ? —> untuk mempertahankan kehamilan 5. Tujuan follow up ? —> berarti perawatan yg dilakukan berhasil karena tidak ada pengeluaran hasil konsepsi  Identitas ada hubungan?  Keluhan pasien dtg apa? Pasien hamil, keluar darah pervaginam  RPS : pasien hamil, (knp dianggap hamil? tanda tdk pasti kehamilan/tanda kehamilan sekunder <20 mgg : amenore skeunder, test gravindex positif/test pack, mual muntah, payudara kencang, bb naik). Abortus  ada keluar darah dr jalan lahir. Hamil keluar darah dr jalan lahir tdk normal  Pasien abortus  pikirkan ada penyebabnya; abortus provokatus/spontaneous  Rps abortus : o yakin hamil tdk dg lihat tanda kehamilan tdkpasti karna uk < 20 mgg o ada tanda abortus tdk ? keluar darah pervaginam, sedikit lalu banyak disertai nyeri (ab imminens) o abortus di sengaja/tdk  hamil 8 mgg tau dr hpht  riw obsetri  abortus habitualis  Tanya periksa hamil yg sebelumnya dimana  pf  tdk ada hubungan, karna perdarahan yg tjd blm berpengruh thd kondisi ibu  pf gyn  pp  kesimpulan : blm dilakukan gravindex test dg pengenceran 1/5 dan 1/10  usg 
  • 24. Dinding tdk rata  curiga abortus inkomplit, dicoba dipertahankan karna abortus ke-5 (mungkin)  tx : upaya mencoba pertahankan kehamilan  selama di rawat, bgmn mobilisasinya? Berbaring  syarat kehamilan bs dipertahankan tdk dr dx akhirnya. 24.PPI 1. identitas -> ada kaitannya? -> tdk ada 2. Syarat PPI ->Usia kehamilan yakin preterm dan ada tanda" mirip inpartu 3. RPS -> yg tdk mendukung atau kurang ? ->usia kehamilan blm dicantumkan -> gerakan janin lebih dulu disebutkan dibandingkan usg 4. yg kurang di riw obs -> indikasi SC pd partus anak 1 dan dlm keadaan sehat atau tidak 5. Riw KB -> suntik 3 bulan ditambahkan sudah berhenti sejak kapan 6. status obstetri -> kesimpulan -> his inadekuat. TBJ ->kurang -> artinya? ->benar prematur 7. Px genitalia interna -> harusnya blm inpartu, tapi sudah pembukaan 1 -> karena? - >multipara 8. Tujuan terapi -> mempertahankan kehamilan -> mencegah his menjadi adekuat -> maka diberikan nifedipin 9. Promavit -> apa? ->multivitamin 10. Terapi berhasil -> sehingga dipulangkan 11. edukasi -> kelahirannya harus di RS 25. CPD  identitas  bgmn memprediksi org cpd ? de keluhan tdk spesifik. Hanya mengeluh kenceng- kenceng, tdk merasa panggul sempit
  • 25.  rps : pastikan usia kehamilan dr hpht (kehamilan aterm, preterm, posterm), tanda-tanda inpartu (berapa lama), ppv, gerakan janin)  khas obs  pastikan cpd ? saat rps tdk bias dipastikan  riw obs : hamil ke 2. Pd rps tanyakan hamil pertama gmn, pernah oprasi,  pf : tinggi badan 136 cm, bmi overweight  inspeksi : bekas oprasi (penting, sblmnya ada oprasi)  kesimpulan palpasi : janin hidup intrauterine tunggal preskep, puka, blm masuk pap  artinya vt : blm inpartu (kala 1)  pp : dbn  dx : cpd+sc  cpd dg bekas section. Bukti saat anamnesis, pf ada bekas oprasi)  memastikan cpd tdk dg : Osborn tet utk perkiraan, dg pelvimetri tonsilogis (akurat), tb/bmi, leopold : curiga cpd  klo primigravida hamil > 36 mgg, pres kepala blm masuk pap  terapi post sc  tambahkan uterotonika, spy kontr baik, mengurangi perdarahan postpartum, metergin 1 ampul tiap haari  edx : pemilihan kb : anaknya udh 2, anak pertama umur 7 th, skg hamil ke 2, motivasi utk kb mantap, jika hamil lg berisiko utk ibu sendiri  DOPS KPD
  • 26. 1. Dasar dx -> pasien hamil mengelur keluar cairan merembes -> knp milih yg 39 minggu? - > sudah aterm -> knp pilih 39 minggu? -> karena hpl 39 minggu 2. knp KPD? -> karena ada keluar cairan merembes dan blm ada tanda inpartu 3. Px genitalia -> vt obs (bisa memperkuat dx) 4. Pengawasan yg harus dilakukan pada kala 1? -> pengawasan 10 -> lakukan dg caranya a. keadaan umum 5. ttv (cara melakukan td, nadi, rr, suhu) 6. cara melakukan djj dan his 7. ppv -> yg dicermati apa yang keluar dari vagina (darah, lendir, air ketuban, dll) 8. bundel ring -> diraba sekitar suprasimpisis, terdapat cekungan di 9. tanda inpartu kala 2 DOPS abortus inkomplit 1. Dx gimana? -> pasien 16 minggu mengeluh keluar darah prongkol" dksertai tanda kehamilan sekunder 2. Terapi -> kuretase 3. Persiapkan sebagai dokter jaga (sesuai laporan operasi) 4. Peragakan ketika meminta IC 5. Alat kuretase 6. Lakukan vt gin (sesuai skill) DOPS Vulvovaginitis kandidosis 1. Dasar dx ? —> disuruh anamnesis secara runtut 2. Keluhan2 yang khas ? —> keputihan seperti susu pecah, gatal daerah kemaluan. 3. Pemeriksaan nya apa ? —> VT gin . lakukan vt gin yg urut ! DOPS BO 1. Dasar Dx ? —> Lakukan anamnesis yg runtut 2. Tujuan di anamnesis yang lengkap tadi buat apa ? —> mengetahui ibu nya hamil atau tidak 3. Apa yg khas dari BO ? —> Hamil muda pada trimester 1 sehingga harus mencari tanda2 kehamilan sekunder karena tanda pasti kehamilan belum muncul. Hamil trimester 1 tp keluar darah dari jalan lahir. 4. Klo gaada USG gmn dx nya ? —> pembesaran uteri tidak sesuai usia dan Ada tanda2 kehamilan sekunder yg terhenti (klo hamil normal dari bulan ke bulan BB harus nambah, payudara semakin kenceng juga, tdk mual muntah lagi. brrti artinya proses kehamilan terhenti) dan px nya VT gin
  • 27. DOPS Kista Bartholini 1. Apa yg dipikirkan oleh dokter untuk mengarah ke kista bartholini? -> ada infeksi ->Ada demam/tdk? ->ada cairan yg keluar atau tidak (kemungkinan abses yg pecah) -> cairan yg keluar apakah seperti nanah? -> klo blm pecah? -> ada nyeri -> Jadi tanyakan tanda" inflamasi 2. Untuk menunjang dx dilakukan? ->Px genital -> tidak ada yg berkaitan dg dx 3. PP -> lab -> leukositiosis 4. px apa yg akan memperkuat dx? -> PX gin -> hasil sesuai teori 5. Px VT GIN (sesuai skill) DOPS KET 1. Apa yg dilakukan untuk mendiagnosis pasien ini KET? -> anamnesis 2. Pertama yg harus ditegakkan adalah? -> ibunya sedang hamil apa tidak 3. Biasanya pada trimester 1 -> sehingga harus dicari tanda tidak pasti kehamilan 4. KET -> tdk pada tempatnya -> maka? -> terjadi diluar rahim -> diluar cavum uteri -> akibatnya? -> akan membesar 5. Karena diluar cavum uteri -> tdk kuat menampung -> pecah -> tetapi karena letaknya diluar rahim maka ppp yg keluar dari vagina sedikit, lebih banyak di intraabdominal - > menyebabkan? -> nyeri perut hebat -> karena terjadi -> rangsangan peritoneal -> maka pada orang KET ada defans muscular -> sampai pasien pingsan 6. Penyebabnya? -> terjadi infeksi pada tuba -> terbukti dari anamnesis -> apa yg menyokong? -> sering sakit saat kencing 7. Px fisik -> ttv -> tensi turun -> karena hipovolemi -> syok Mata -> ada konjungtiva anemi -> karena perdarahan Abdomen -> nyeri tekan -> defans muscular -> didapatkan pekak sisi dan alih Untuk membedakan dg appendisitis -> dilakukan px mcburney 8. Vt Gin (sesuai skill) DOPS 1. KET a. Dasar dx ket? Pasien hamil <20 mgg, nyeri perut bagian bawah mendadak b. Tau uk dr? hpht, tanda kehamilan sekunder c. Darah yg keluar dikit, tdk sesuai dg kondisi ibu? Karna darah sebagian ke abdomen d. Utk menegakkan dx?dr cm yg sesuai  kb hormonal progesterone (FR) dr pf : tanda syok, konjungtiva mata anemis, defens muscular +, palpasi dan perkusi abdomen : isnpeksi perut cembung, palpasi defens muscular +, aukultasi bising usus, perkusi pekak (ada cairan), pekak sisi, pekak alih e. Lakukan vt ginekologi yg menyokong dx KET i. Inspeksi : fluksus
  • 28. ii. Porsio : dinilai mengarah ke kehamilan iii. Bimanual sejak meraba porsio iv. Bak : lihat kondisi pasien, jika pre syok bak sendiri? Tdk logis, di kateter jika vu penuh 2. Plasenta previa a. Knp mendx plasenta previa? Hamil 39 mgg, keluar darah blablabla b. Sbg dokter berpikir? Sejak kpn keluar darah : menilai brp banyak yg keluar. Tanda inpartu plasenta previa : kenceng2, keluar darah segar, gerakan janin (penanganna janin hidup/mati beda) c. Utk menegakkan dx? d. Yg di dpt dr px ? status obs : leoplod, tfu, his e. Lakukan inspekulo! i. Pakai 2 sarung tangan ii. Disinfeksi iii. Klo lepas inspekulo, kunci dilepas dulu 3. Kpd a. Dx apa ? pasien hamil … b. Utk mematikan dx? Pasien hamil, uk .., keluar cairan, Tanya onset : utk tau juml yg keluar banyak/tdk, risiko tjd infeksi, kualitas : warna, lengket tdk : klo pecah pd preskep warna ijo kecoklatan : dalam keadaan gawat/ fetal distress, penyebab, tanda inpartu : blm inpartu, gerakan janin, demam : utk tau tjd infx tdk c. Yg di dpt pd pasien(rps) d. Dr anamnesis pasien kehamilan aterm… e. Px yg sesuai? Ku, ttv, pp f. Lakukan vt obs i. Vt harus ada saksi ii. Disesuaikan dg kasus iii. Komunikasi dg bahasa awam 4. Servisitis gonore a. Dx apa? Pasien blabla suspek servisiti gonore b. Alasan dx ? cairan mukopurulen c. Knp neiseria gonore pd rps? Cairan mukopurulen, nyeri hub sek (hamper semua std), suami memungkinkan menularkan gonore d. apa yg dilakukan menunjang dx benar? Ku, ttv, head to toe, px ginekologi : genitalia externa, interna, inspekulo : cairan vagina mukopurulen, porsio hiperemis, pp : pengecetan gram : DGN. Yg mjd dasar go : dr pengecatan gram ada DGN dari duh tubuh vagina e. lakukan vt gyn sesuai kasus i. px bimanual sejak meraba porsio 5. serotinus a. dx b. knp memilih dx spt itu? kehamilan tdk sm dengan kehamilan org lain, lihat buku pink  hamil lewat bulan
  • 29. c. apa yg dilakukan utk membuktikkan kebenaran? Hpht, d. yg dilakukan utk menyokong dx?  px : tdk ada yg menyokong. Penegakan dx dr status obs, vt : suspek inpartu  dx pasien 19 th gpa h .. mgg e. memberitau pasien mau sc : jelaskan knp di sc, apa saja yg dilakukan pd pasien? Persiapan bgmn? Persiapan oprasi. Apa yg dilakukan dokter utk mempersiapkan pasien melakukan sc? 1. Jelaskan keadaan pasien utk ic, alasan ic : gawat janin 2. Ttd 3. Dianjurkan bepuasa 4. Pemasangan infus dan kateter 5. Cukur rambut pubis 6. Konsul ke dr anak dan anes 7. Pasien ganti baju ok, pakai penutup kepala 8. Antar ke ok 6. Plaenta restan a. Utk penegakan dx : postpartum, hilang darah. Sejak kpn? Darah spt apa? Keluhan lain? Tanya plasenta lengkap? b. Pf, tfu, kontraksi uterus, ku, kesadaran, ttv, vt obs c. Pp d. Tx e. Periapan oprasi A. Jurding 1 1. Apa yg didapat dr jurnal? 2. Predisposisi oligohiramnion? 3. Oligohidramnion ada kaitannya dg status gizi  perlu diperhatikan asupan gizi. Min 1 bulan naik 1 kg/bln. Naik tdk blh > 2 kg/bln  risiko tjd PE, oligo, kembar, makrosomia. 4. H > 40 mgg  berpotensi air ketuban berkurang, ketuban bocor (jgn pijet, hub seks jgn menjelang aterm berisiko ketuban pecah) org hamil minimal minum 1,5 liter 5. Knp oligo berbahaya? 6. Apakah bisa diaplikasikan? B. Jurding 2 1. Apa yg bias diambil dr jurnal? 2. Predisposisi? Semua bs kena 3. Ibu covid  tdk berpengaruh pd janin 4. Mod : bebas. yg perlu diperhatikan protocol kes. APD. Ruang oprasi tekanan negative, apd level 3 sepatu booth (jika pcr +) C. Jurding 3 1. Manfaat yg diambil sbg dr umum? Dg pemberian multivitamin dpt mencegah PE 2. Yg dilakukan selain multivitamin utk mengurangi risiko terrjadi PE? Pemberian asamsalisilat (mini aspilet dosis terendah pd
  • 30. kehamilan mulai 16 mgg, sdh diberikan) multivit, mineral, mini aspilet  menurunkan tjdnya PE. Terutama pd yg punya predisposisi 3. Jurnal aplikabel 4. Kesimpulan hasil akhir dan kekurangan? bermanfaat utk semua nya atau hanya yg punya predispoisi saja? Harusnya dibedakan. Multivit dan mineral penting diberikan pada siapa saja