SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PEMERINTAH KABUPATEN
GOWA
SEMINAR HASIL PENELITIAN
BIDANG PERHUBUNGAN
TAHUN 2022
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DAERAH
SUNGGUMINASA, 03 JUNI
1. LETAK KABUPATEN GOWA.
KABUPATEN GOWA MERUPAKAN DAERAH
PENYANGGA UTAMA IBUKOTA PROVINSI.
2. KETERBATASAN DATABASE TERKAIT PERHUBUNGAN.
DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GOWA MEMILIKI
KETERBATASAN DATABASE YANG MEMADAI UNTUK
MENERAPKAN SYSTEM TRANSPORTASI YANG IDEAL DAN
MEMADAI.
3. LEMAHNYA KOORDINASI DAN KOLABORASI.
SEMUA STAKEHOLDER TERKAIT MASIH BERADA PADA
EGO SECTORAL MASING-MASING SEHINGGA PENELITIAN
INI DAPAT DIJADIKAN DASAR UNTUK MEMILAH DAN
MEMBERIKAN BATASAN KEWENANGAN TUPOKSI MASING-
MASING STAKEHOLDER.
IDENTIFIKASI MASALAH :
SARANA DAN PRASARANA JALAN
LALU LINTAS JALAN
ANGKUTAN JALAN
RUMUSAN MASALAH :
KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
MAKSUD:
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB
KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
TUJUAN :
MENGIDENTIFIKASI SOLUSI SOLUSI PENGURAI
KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
TRANSPORTASI
ADALAH KEGIATAN PEMINDAHAN BARANG DAN PENUMPANG
DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN (ABBAS SALIM, 2006: 6).
KEGIATAN TRANSPORTASI DIBUTUHKAN DALAM UPAYA
MEMPERMUDAH MOBILITAS PERPINDAHAN PENDUDUK MAUPUN
LOGISTIK UNTUK MEMBANTU PERKEMBANGAN SUATU
MASYARAKAT
SISTEM TRANSPORTASI
SEBAGAI SEPERANGKAT ELEMEN DAN INTERAKSI ANTARA ELEMEN TERSEBUT
YANG MENGHASILKAN PERMINTAAN UNTUK PERJALANAN DALAM DAERAH
TERTENTU DAN PENYEDIAAN TRANSPORTASI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN
TERSEBUT (ENNIO CASCETTA, 2009: 742).
SISTEM TRANSPORTASI TIDAK HANYA TERDIRI DARI UNSUR-UNSUR FISIK DAN ORGANISASI
YANG SALING BERINTERAKSI UNTUK MENGHASILKAN PELUANG TRANSPORTASI, TETAPI
JUGA PERMINTAAN YANG MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI KESEMPATAN TERSEBUT UNTUK
PERJALANAN DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN
ANGKUTAN
ANGKUTAN ADALAH PERPINDAHAN ORANG DAN/ATAU BARANG DARI SATU
TEMPAT KE TEMPAT LAIN DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN DI
RUANG LALU LINTAS JALAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ADALAH SATU KESATUAN SISTEM
YANG TERDIRI ATAS LALU LINTAS, ANGKUTAN JALAN, JARINGAN LALU
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, PRASARANA LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN, KENDARAAN, PENGEMUDI, PENGGUNA JALAN, SERTA
PENGELOLAANNYA
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Exploratory Study
yaitu desain penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan fenomena secara mendalam
khususnya apa sebenarnya yang terjadi (Creswell,
2018)
Purposive Sampling
yakni salah satu teknik pemilihan sampel dari
populasi yang tidak diketahui jumlahnya untuk
mengumpulkan data yang akan dioleh dalam upaya
mencapai tujuan penelitian
(Saunder, Lewis, dan Thornhill, 2019)
1.SEMI-STRUCTURE INTERVIEW
2.OBSERVASI
Thematic Analysis
Salah satu analisis data kualitatif yang bertujuan:
untuk menemukan tema atau faktor utama yang
menyebabkan sebuah fenomena terjadi
untuk mengidentifikasi indikator-indikator yang
dimiliki oleh sebuah faktor pengamatan
(Hair et al., 2014; Creswell dan Creswell, 2019)
Analisis tematik ini dapat dilakukan dengan prosedur
yang lebih sederhana dengan Cross-Case Analysis
(Gallicano, 2013)
1. Open Coding
Tahap ini bertujuan untuk menentukan kata-kata
kunci dari setiap statement atau pendapat partisipan
2. Axial Coding
Tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan kata-
kata kunci yang sama ke dalam sebuah tema yang lebih
umum dan dianggap mencakup semua kata-kata kunci yang
ada.
3. Selective Coding
Tahap ini bertujuan untuk memilih tema-tema utama
dari kelompok kata-kata kunci yang akan menjadi faktor
penyebab dan solusi kemacetan di beberapa ruas jalan
Kabupaten Gowa.
Tabel Deskripsi Partisipan
Kategori Perwakilan Jumlah
Pengguna Jalan Masyarakat Umum 2
Driver 3
Pemerintah Dinas Perhubungan 7
Pihak Keamanan Kepolisian 2
Pihak Ahli
Transportasi
ASN sekaligus
Akademisi
1
Total 15
Tabel Data observasi
Estimasi Jumlah Kendaraan Kabupaten Gowa
No. Jenis Kendaraan Jumlah
1. Mobil Sedan, Jeep, Station Wagon 263.169
2. Bus dan Mini Bus 289
3. Truck dan Pick-up 8.177
4. Sepeda Motor 112.993
HasilWawancara
• Faktor Penyebab Perlambatan Kendaraan
• Solusi untuk Mengatasi Perlambatan
Kendaraan
Open Coding Axial Coding Selctive Coding
1. Waktu tertentu ada kemacetan.
2. Tidak ada lampu jalan.
3. Banyak bukaan perputaran kendaraan.
4. Pak Oga arahkan kendaraan.
5. Saluran air pembuangan macet
6. Jalan berlobong
7. Pohon tumbang
8. Aspal tidak standar butas.
9. Jalan sempit.
10. Pasar Kaget
11. Angkot menumpuk di satu titik
12. Hajatan di pinggir jalan
13. Ada kedukaan
14. Hari pasar
15. Parkir yang tidak tertib
16. Jalan sempit
17. Jalan berlobang-lobang
18. Selokan tidak terawat
19. Putaran cuman satu
20. Jalan rusak
21. Jalan sempit
22. Kendaraan tidak tertib dengan lawan arus
23. Kendala kurangnya sarana prasana.
24. Dinas perhubungan kurang tenaga lalu lintas
25. Kondisi jalan rusak
26. Jalan banjir
27. Perilaku masyarakat
28. Kedisiplinan lalu lintas
29. Tidak sabar dalam antrian lalu lintas
30. Jalan sempit
31. Volume kendaraan padat
32. Jalan rusak
33. Pelaku usaha kecil
34. Toko bangunan dipinggir jalan
35. Bank di pinggir jalan
36. Sinerji Antardinas khususnya Surat Ijin Tempat Usaha
(SITU)
37. Koordinasi perlu ditingkatkan
38. Rambu-rambu lalulintas
39. Jalan rusak
40. Volumen kendaraan meningkat
41. Buka ruang pengurai kemacetan.
42. Dinas perhubungan kurang tenaga lalu lintas
43. Kurang perlengkapan rambu jalan
44. Jarang penambahan ruas jalan
45. Jam tertentu
46. Angkutan umum ngetem sembarangan
47. Parkir sembarangan
48. Parkir di badan jalan
49. Kesadaran lalulintas masyarakat kurang
50. Pengaturan trayek local
51. Kurang tenaga teknisi
52. Perilaku pengguna jalan
53. Kontrol trafik ligth terbatas
54. Kurang peralatan sistem mesin kontrol lalulintas
55. Kurang SDM di trafic light.
56. Faktor perilaku pengguna jalan
57. Keterbatasan mesin kontrol lalu lintas.
58. Pedagang kaki lima yang tidak teratur dan tidak mau diatur
59. Ketersediaan SDM untuk mendampingi pedagang kaki lima
60. Refocusing anggaran karena pandemi sehingga kegiatan untuk
membina pedagang kaki lima tidak terpenuhi.
61. Penyangga Ibu Kota Provinsi
62. Volume kendaraan tidak sebanding dengan luas jalan.
63. Kondisi pasar penyebab kemacetan
64. Ruko dipinggir jalan yang tidak tertib
65. Penjual yang menggunakan di badan jalan
66. Pekerja yang bersamaan lewati satu jalur yang sama
67. Jalan sempit
68. Jalan tidak bertambah tetapi volumen kendaraan bertambah
69. Penjual dadakan dipinggir jalan,
70. Kedisiplinan berlalulintas,
71. Perilaku pengemudi yang saling mendahului.
72. Kemacetan di pagi hari dan sore hari.
73. Pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan
74. Kurang petugas khusus di jalan titik kemacetan dan pengatur
pedagang kaki lima.
75. Model bukaan yang justru buat macet
76. Tidak ada jalan alternatif
77. Bukaan jalan tidak proporsional
78. Sosialisasi penggunaan rambu lalulintas kurang
79. Peraturan lalulintas tidak diperhatikan
80. Jalur alternatif terbatas
81. Kabupaten Gowa sebagai perantaran jalur lalulintas
antarkabupaten.
82. Kebijakan mengenai jalur jalan kurang
1. Jam-jam Tertentu (1, 12, 13, 45, 72)
2. Trafic ligth tidak ada (2, 43)
3. Pengaturan Bukaan Median (3, 19)
4. Pak Oga Ganti Peran Petugas (4)
5. Pasar Dadakan (10, 14, 63)
6. Parkir tidak Tertib (11, 15, 47, 48, )
7. Jalan Sempit (21, 68)
8. Jalan Rusak (6, 16, 17, 20, 25, 32, 39)
9. Masalah Saluran Air (5, 18, 26)
10. Ketertiban Berlalulintas (22. 28, 29, 70)
11. Perilaku Masyarakat (27. 46, 49, 52, 56, 71)
12. Kurang Sarana Prasarana (23, 53, 54, 57)
13. SDM terbatas (42, 51, 55, 59, 74)
14. Volume kendaraan meningkat (31, 40, 62)
15. Bisnis / Perkantoran di pinggir (33, 34, 35, 58,
64, 65, 69, 73)
16. Sinerji dan Koordinasi Antar instansi (36, 37)
17. Pengaturan Trayek (50)
18. Perubahan kebijakan Pemerintah (60, 82)
19. Posisi Kabupaten Penyangga Ibu Kota
provinsi (61, 81)
20. Perumahan tidak didukung oleh prasaranan
jalan (66)
21. Desain Bukaan Medium (75, 77).
22. Sosialisasi peraturan dan rambu lalulintas
(78, 79)
23. Jalan alternatif (76, 80)
1. Faktor Situasional (1)
2. Sarana dan Prasarana
Jalan (2, 12)
3. Rekayasa Jalan (3, 17, 21)
4. Perilaku Pengguna Jalan
(6, 10, 11, 19, )
5. SDM (4, 13)
6. Pembinaan dan
Pelaksanaan Peraturan (5,
6, 10, 11, 22)
7. Perencanaan
Pembangunan Daerah (7,
14, 20)
8. Kerusakan Jalan (8, 9)
9. Sinergi Antarinstansi (15)
10. Kebijakan Pemerintah (18,
23)
11. Letak geografis (19)
Open Coding Axial Coding Selctive Coding
1. Perbaiki jalan rusak.
2. Buat saluran air
3. Perawatan jalan
4. Kendaraan antarkabupaten dibuatkan jalan
5. Kendaraan dari kabupaten tidak boleh lewati kota
6. Pasar ditertibkan
7. Pelanggar ditindak tegas
8. Ijin bangunan di pinggir jalan harus sesuai aturan
9. Jalan yang sering macet dibuat aturan khusus
10. Pasar tidak boleh di jalanan
11. Ruko diatur dengan baik
12. Jalur sempit satu arah
13. Jalan harus rutin diperbaiki
14. Saluran air harus lebih dalam
15. Perlu banyak petugas
16. Perlu pembinaan pengguna jalan
17. Sosialisasi peraturan
18. Perbaiki rambu-rambu lalulintas
19. Buat trafic light
20. Buat pasar khusus
21. Buat perumahan harus ada jalan dan fasilitas publik,
jika tidak jangan diberi ijin
22. Perlu fasilitas modern (Electronic Trafic Control)
23. Buat perencanaan
24. Buat penelitian sebelum membangun (AMDAL)
25. Sarana jalan layang di jalur arteri atau Outor Ring
Road
26. Fasilitas bagi dinas perhubungan
27. Kamera pengamatan jalan
28. Perumahan proporsional dengan saran publik seperti
jalan
29. Model bukaan yang betul
30. Jangan pak oga atur lalulintas
31. Pembinaan kepada masyarakat
32. Perlu pendekatan kepada masyarakat
33. Jangan biarkan kerusakan jalan
34. Perbaikan jalan harus rutin sesuai kondisi jalan
35. Setiap saat harus ada evaluasi kondisi lalulintas
36. Lengkapi sarana lalulintas
37. Buat rambu-rambu lalulintas dan sosialisasikan fungsinya
38. Jalan kecil jangan digunakan mobil besar
39. Buat jalan alternatif
40. Petunjuk jalan tidak jelas
41. Kurang rambu lalulintas
42. Rutin Tambal jalan berlobong
43. Jika ada kerusahan jalan langsung diperbaiki
44. Jalan sempit satu jalur
45. Tutup pasar di jalana
46. Ruko di pinggir jalan dibuatkan tempat parkir atau
relokasi
47. Perkantoran yang buat di pinggir jalan direlokasi
48. Jangan beri ijin berjualan di pinggir jalan jika tidak sesuai
aturan
49. Tegakkan peraturan
50. Perlu pembinaan sebelum ditegakkan peraturan
51. Buat lokasi pasar yang memungkinkan.
52. Buka ruang publik di lokasi lain
53. Kota jangan terpusat
54. Buat perumahan di lokasi yang memungkinkan
55. Drainase utama perlu dibuat
56. Drainase tidak sesuai kondisi jalan
57. Buat pasar yang terencana
58. Setiap saat perlu pemantauan kondisi jalan
59. Buat jalan laying
60. Ring road
61. Fasilitas jalan yang rusak diperbaiki
62. Memasang fasilitas jalan yang diperlukan
1. Perbaikan Jalan (1, 3, 13, 42, 43)
2. Perbaiki Drainase (2, 14, 55, 56)
3. Buat Rekayasa (4, 5, 9, 12, 25, 29, 39, 44)
4. Tegakkan peraturan (6, 7, 10, 45, 49)
5. Pemberian Ijin Bangunan Harus Sesuai
Aturan (8, 11, 46, 47, 48)
6. Petugas Pengatur Lalulintas (15, 30)
7. Lakukan Sosialisasi dan Pembinaan (16,
17, 31, 32, 37, 38, 50)
8. Penyediaan Rambu Lalulintas (18, 19, 40,
41)
9. Buat Fasilitas dan Sarana Publik
terencana (20, 21, 51, 57)
10. Sarana dan Prasana Perhubungan (22, 26,
40, 41)
11. Pembangunan Terencana – RTRW (23, 24,
28)
12. Monitoring dan Evaluasi (35, 58)
13. Membuka Ruang Publik Baru (52, 53, 54)
14. Membuat Jalan alternatif (39, 59, 60)
1. Memperbaiki Jalan dan
Saran Pelengkap (1, 2)
2. Membuat Rekayasa Jalan
(3, 14)
3. Menegakkan Peraturan dan
sinergi antarinstansi (4, 5)
4. Menambah SDM Petugas
dan menerapkan sistem
jaga agar pak Oga tidak
ada lagi (6)
5. Melakukan sosialisasi dan
pembinaan pengguna jalan
(7)
6. Menyediakan Sarana dan
Prasarana Lalulintas (8, 9,
dan 10)
7. Membuat pembangunan
berdasarkan perencanaan
bukan tiba masa tiba akal
(11)
8. Menyiapkan ruang publik
baru (13)
62 14 8
Hasil Analisis Cross Case menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab perlambatan lalulintas
kendaraan yang disampaikan oleh partisipan dalam penelitian ini. Termasuk penyebab langsung maupun
penyebab tidak langsung.
Penyebab terjadinya perlambatan secara langsung bahkan kelambatan kendaraan hingga berjam adalah
karena ada faktor-faktor penyebabnya. Berikut 11 faktor utama penyebab terjadinya perlambatan
lalulintas di Kabupaten Gowa.
Kode Faktor Penyebab Kemacetan
F1 Faktor Situasional (1) S2 dan S9
F2 Sarana dan Prasarana Jalan (2, 12) S1 & S6
F3 Rekayasa Jalan (3, 17, 21) S2 & S3
F4 Perilaku Pengguna Jalan (6, 10, 11, 19, ) S2, S3, S5, dan S6
F5 SDM (4, 13) S2, S4, S6, dan S9
F6 Pembinaan dan Pelaksanaan Peraturan (5, 6, 10, 11, 22) S3, S5, S6, S7,
dan S8
F7 Perencanaan Pembangunan Daerah (7, 14, 20) S3, S5, S7, dan S8
F8 Kerusakan Jalan (8, 9) S1, S3, dan S5
F9 Sinergi Antarinstansi (15) S3 dan S7
10 Kebijakan Pemerintah (18, 23) S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, dan S9
Solusi yang ditawarkan oleh partisipan:
Kode Solusi Penyebab Kemacetan
S1 Memperbaiki Jalan dan Sarana Pelengkap (1, 2)
S2 Membuat Rekayasa Jalan (3, 14)
S3 Menegakkan Peraturan dan sinergi antarinstansi (4, 5)
S4 Menambah SDM Petugas dan menerapkan sistem jaga agar pak Oga tidak
ada lagi (6)
S5 Melakukan sosialisasi dan pembinaan pengguna jalan (7)
S6 Menyediakan Sarana dan Prasarana Lalulintas (8, 9, dan 10)
S7 Membuat pembangunan berdasarkan perencanaan bukan tiba masa tiba
akal (11)
S8 Menyiapkan ruang publik baru (15)
1. Penelitian ini menemukan 11 faktor utama penyebab perlambatan atau kemacetan di Kabupaten Gowa
2. Solusi untuk mengatasi faktor penyebab kemacetan dapat dilihat pada tabel berikut sesuai kode solusi
yang ditawarkan.
No Faktor Penyebab Perlambatan Solusinya
1 F1 S2
2 F2 S1 & S6
3 F3 S2 & S3
4 F4 S2, S3, S5, dan S6
5 F5 S2, S4, S6,
6 F6 S3, S5, S6, S7, dan S8
7 F7 S3, S5, S7, dan S8
8 F8 S1, S3, dan S5
9 F9 S3 dan S7
10 F10 S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, dan S8,
11 F11 S2
Secara konkrit, solusi yang ditawarkan pada Dinas Perhubungan:
1. Adanya kebijakan yang mendukung penggunaan / pemanfaatan
transportasi massal
2. Adanya peningkatan sarana dan prasana penunjang
jalan/transportasi baik dari segi kuantitas maupun kualitas
3. Adanya peningkatan kualitas SDM Dinas Perhubungan melalui
diklat teknis transportasi di Diklat Kementerian Perhubungan R.I.
4. Adanya kebijakan alternatif pemanfaatan DAS Je’ne berang sebagai
sarana transportasi pendamping saran darat yang sudah ada.
5. Adanya dukungan terkait database perhubungan baik itu
ANDALALIN (Analisis Dampak Lalu Lintas), TATRALOK (Tataran
Transportasi Lokal) dan juga Data Statistik Perhubungan oleh BPS
yang komprehensif dan up to date.
2022, 6, 3 transportation_slide (1).pptx

More Related Content

Similar to 2022, 6, 3 transportation_slide (1).pptx

panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdfpanduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
aligucci
 
Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalan
Shahnaz Acrydiena
 
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsxPeraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
budimancs
 
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaanPanduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Ketut Swandana
 

Similar to 2022, 6, 3 transportation_slide (1).pptx (20)

Aksesibilitas dan Mobilitas Publik Transport di Kota Surakarta
Aksesibilitas dan Mobilitas Publik Transport di Kota SurakartaAksesibilitas dan Mobilitas Publik Transport di Kota Surakarta
Aksesibilitas dan Mobilitas Publik Transport di Kota Surakarta
 
LAPORAN BANDAR - A179942.pptx
LAPORAN BANDAR - A179942.pptxLAPORAN BANDAR - A179942.pptx
LAPORAN BANDAR - A179942.pptx
 
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassarAnalisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
 
Prasarana
PrasaranaPrasarana
Prasarana
 
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptxPenyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
1. bab 1
1.  bab 11.  bab 1
1. bab 1
 
RAINIDWIALMIRA_210110207_A5_pptmetopen.pptx
RAINIDWIALMIRA_210110207_A5_pptmetopen.pptxRAINIDWIALMIRA_210110207_A5_pptmetopen.pptx
RAINIDWIALMIRA_210110207_A5_pptmetopen.pptx
 
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdfpanduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
 
Pengabdian Masyarakat 5 Semester genap 2019-2020.pdf
Pengabdian Masyarakat 5 Semester genap 2019-2020.pdfPengabdian Masyarakat 5 Semester genap 2019-2020.pdf
Pengabdian Masyarakat 5 Semester genap 2019-2020.pdf
 
Ekspose masterplan transportasi tangsel dishub
Ekspose masterplan transportasi tangsel dishubEkspose masterplan transportasi tangsel dishub
Ekspose masterplan transportasi tangsel dishub
 
Kemacetan di kota makassar
Kemacetan di kota makassarKemacetan di kota makassar
Kemacetan di kota makassar
 
Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkot
Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkotPanduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkot
Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkot
 
Powerrrrr ps
Powerrrrr psPowerrrrr ps
Powerrrrr ps
 
Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalan
 
Seminar kemacetan kota malang
Seminar kemacetan kota malangSeminar kemacetan kota malang
Seminar kemacetan kota malang
 
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsxPeraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
 
Studi Kasus Sistem Transportasi Kota Surakarta-Sipil FT UNS
Studi Kasus Sistem Transportasi Kota Surakarta-Sipil FT UNSStudi Kasus Sistem Transportasi Kota Surakarta-Sipil FT UNS
Studi Kasus Sistem Transportasi Kota Surakarta-Sipil FT UNS
 
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
 
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaanPanduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
 

Recently uploaded

Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
PututJokoWibowo
 

Recently uploaded (6)

Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPerencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMateri Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
 
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratMasterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
 
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barangpermendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
 

2022, 6, 3 transportation_slide (1).pptx

  • 1. PEMERINTAH KABUPATEN GOWA SEMINAR HASIL PENELITIAN BIDANG PERHUBUNGAN TAHUN 2022 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SUNGGUMINASA, 03 JUNI
  • 2. 1. LETAK KABUPATEN GOWA. KABUPATEN GOWA MERUPAKAN DAERAH PENYANGGA UTAMA IBUKOTA PROVINSI. 2. KETERBATASAN DATABASE TERKAIT PERHUBUNGAN. DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GOWA MEMILIKI KETERBATASAN DATABASE YANG MEMADAI UNTUK MENERAPKAN SYSTEM TRANSPORTASI YANG IDEAL DAN MEMADAI. 3. LEMAHNYA KOORDINASI DAN KOLABORASI. SEMUA STAKEHOLDER TERKAIT MASIH BERADA PADA EGO SECTORAL MASING-MASING SEHINGGA PENELITIAN INI DAPAT DIJADIKAN DASAR UNTUK MEMILAH DAN MEMBERIKAN BATASAN KEWENANGAN TUPOKSI MASING- MASING STAKEHOLDER.
  • 3. IDENTIFIKASI MASALAH : SARANA DAN PRASARANA JALAN LALU LINTAS JALAN ANGKUTAN JALAN RUMUSAN MASALAH : KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
  • 4. MAKSUD: MENGIDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA TUJUAN : MENGIDENTIFIKASI SOLUSI SOLUSI PENGURAI KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
  • 5. TRANSPORTASI ADALAH KEGIATAN PEMINDAHAN BARANG DAN PENUMPANG DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN (ABBAS SALIM, 2006: 6). KEGIATAN TRANSPORTASI DIBUTUHKAN DALAM UPAYA MEMPERMUDAH MOBILITAS PERPINDAHAN PENDUDUK MAUPUN LOGISTIK UNTUK MEMBANTU PERKEMBANGAN SUATU MASYARAKAT SISTEM TRANSPORTASI SEBAGAI SEPERANGKAT ELEMEN DAN INTERAKSI ANTARA ELEMEN TERSEBUT YANG MENGHASILKAN PERMINTAAN UNTUK PERJALANAN DALAM DAERAH TERTENTU DAN PENYEDIAAN TRANSPORTASI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN TERSEBUT (ENNIO CASCETTA, 2009: 742). SISTEM TRANSPORTASI TIDAK HANYA TERDIRI DARI UNSUR-UNSUR FISIK DAN ORGANISASI YANG SALING BERINTERAKSI UNTUK MENGHASILKAN PELUANG TRANSPORTASI, TETAPI JUGA PERMINTAAN YANG MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI KESEMPATAN TERSEBUT UNTUK PERJALANAN DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN
  • 6. ANGKUTAN ANGKUTAN ADALAH PERPINDAHAN ORANG DAN/ATAU BARANG DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN DI RUANG LALU LINTAS JALAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ADALAH SATU KESATUAN SISTEM YANG TERDIRI ATAS LALU LINTAS, ANGKUTAN JALAN, JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, PRASARANA LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, KENDARAAN, PENGEMUDI, PENGGUNA JALAN, SERTA PENGELOLAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
  • 7. Exploratory Study yaitu desain penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan fenomena secara mendalam khususnya apa sebenarnya yang terjadi (Creswell, 2018)
  • 8. Purposive Sampling yakni salah satu teknik pemilihan sampel dari populasi yang tidak diketahui jumlahnya untuk mengumpulkan data yang akan dioleh dalam upaya mencapai tujuan penelitian (Saunder, Lewis, dan Thornhill, 2019)
  • 10. Thematic Analysis Salah satu analisis data kualitatif yang bertujuan: untuk menemukan tema atau faktor utama yang menyebabkan sebuah fenomena terjadi untuk mengidentifikasi indikator-indikator yang dimiliki oleh sebuah faktor pengamatan (Hair et al., 2014; Creswell dan Creswell, 2019) Analisis tematik ini dapat dilakukan dengan prosedur yang lebih sederhana dengan Cross-Case Analysis (Gallicano, 2013)
  • 11. 1. Open Coding Tahap ini bertujuan untuk menentukan kata-kata kunci dari setiap statement atau pendapat partisipan 2. Axial Coding Tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan kata- kata kunci yang sama ke dalam sebuah tema yang lebih umum dan dianggap mencakup semua kata-kata kunci yang ada. 3. Selective Coding Tahap ini bertujuan untuk memilih tema-tema utama dari kelompok kata-kata kunci yang akan menjadi faktor penyebab dan solusi kemacetan di beberapa ruas jalan Kabupaten Gowa.
  • 12. Tabel Deskripsi Partisipan Kategori Perwakilan Jumlah Pengguna Jalan Masyarakat Umum 2 Driver 3 Pemerintah Dinas Perhubungan 7 Pihak Keamanan Kepolisian 2 Pihak Ahli Transportasi ASN sekaligus Akademisi 1 Total 15
  • 14. Estimasi Jumlah Kendaraan Kabupaten Gowa No. Jenis Kendaraan Jumlah 1. Mobil Sedan, Jeep, Station Wagon 263.169 2. Bus dan Mini Bus 289 3. Truck dan Pick-up 8.177 4. Sepeda Motor 112.993
  • 15. HasilWawancara • Faktor Penyebab Perlambatan Kendaraan • Solusi untuk Mengatasi Perlambatan Kendaraan
  • 16. Open Coding Axial Coding Selctive Coding 1. Waktu tertentu ada kemacetan. 2. Tidak ada lampu jalan. 3. Banyak bukaan perputaran kendaraan. 4. Pak Oga arahkan kendaraan. 5. Saluran air pembuangan macet 6. Jalan berlobong 7. Pohon tumbang 8. Aspal tidak standar butas. 9. Jalan sempit. 10. Pasar Kaget 11. Angkot menumpuk di satu titik 12. Hajatan di pinggir jalan 13. Ada kedukaan 14. Hari pasar 15. Parkir yang tidak tertib 16. Jalan sempit 17. Jalan berlobang-lobang 18. Selokan tidak terawat 19. Putaran cuman satu 20. Jalan rusak 21. Jalan sempit 22. Kendaraan tidak tertib dengan lawan arus 23. Kendala kurangnya sarana prasana. 24. Dinas perhubungan kurang tenaga lalu lintas 25. Kondisi jalan rusak 26. Jalan banjir 27. Perilaku masyarakat 28. Kedisiplinan lalu lintas 29. Tidak sabar dalam antrian lalu lintas 30. Jalan sempit 31. Volume kendaraan padat 32. Jalan rusak 33. Pelaku usaha kecil 34. Toko bangunan dipinggir jalan 35. Bank di pinggir jalan 36. Sinerji Antardinas khususnya Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) 37. Koordinasi perlu ditingkatkan 38. Rambu-rambu lalulintas 39. Jalan rusak 40. Volumen kendaraan meningkat 41. Buka ruang pengurai kemacetan. 42. Dinas perhubungan kurang tenaga lalu lintas 43. Kurang perlengkapan rambu jalan 44. Jarang penambahan ruas jalan 45. Jam tertentu 46. Angkutan umum ngetem sembarangan 47. Parkir sembarangan 48. Parkir di badan jalan 49. Kesadaran lalulintas masyarakat kurang 50. Pengaturan trayek local 51. Kurang tenaga teknisi 52. Perilaku pengguna jalan 53. Kontrol trafik ligth terbatas 54. Kurang peralatan sistem mesin kontrol lalulintas 55. Kurang SDM di trafic light. 56. Faktor perilaku pengguna jalan 57. Keterbatasan mesin kontrol lalu lintas. 58. Pedagang kaki lima yang tidak teratur dan tidak mau diatur 59. Ketersediaan SDM untuk mendampingi pedagang kaki lima 60. Refocusing anggaran karena pandemi sehingga kegiatan untuk membina pedagang kaki lima tidak terpenuhi. 61. Penyangga Ibu Kota Provinsi 62. Volume kendaraan tidak sebanding dengan luas jalan. 63. Kondisi pasar penyebab kemacetan 64. Ruko dipinggir jalan yang tidak tertib 65. Penjual yang menggunakan di badan jalan 66. Pekerja yang bersamaan lewati satu jalur yang sama 67. Jalan sempit 68. Jalan tidak bertambah tetapi volumen kendaraan bertambah 69. Penjual dadakan dipinggir jalan, 70. Kedisiplinan berlalulintas, 71. Perilaku pengemudi yang saling mendahului. 72. Kemacetan di pagi hari dan sore hari. 73. Pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan 74. Kurang petugas khusus di jalan titik kemacetan dan pengatur pedagang kaki lima. 75. Model bukaan yang justru buat macet 76. Tidak ada jalan alternatif 77. Bukaan jalan tidak proporsional 78. Sosialisasi penggunaan rambu lalulintas kurang 79. Peraturan lalulintas tidak diperhatikan 80. Jalur alternatif terbatas 81. Kabupaten Gowa sebagai perantaran jalur lalulintas antarkabupaten. 82. Kebijakan mengenai jalur jalan kurang 1. Jam-jam Tertentu (1, 12, 13, 45, 72) 2. Trafic ligth tidak ada (2, 43) 3. Pengaturan Bukaan Median (3, 19) 4. Pak Oga Ganti Peran Petugas (4) 5. Pasar Dadakan (10, 14, 63) 6. Parkir tidak Tertib (11, 15, 47, 48, ) 7. Jalan Sempit (21, 68) 8. Jalan Rusak (6, 16, 17, 20, 25, 32, 39) 9. Masalah Saluran Air (5, 18, 26) 10. Ketertiban Berlalulintas (22. 28, 29, 70) 11. Perilaku Masyarakat (27. 46, 49, 52, 56, 71) 12. Kurang Sarana Prasarana (23, 53, 54, 57) 13. SDM terbatas (42, 51, 55, 59, 74) 14. Volume kendaraan meningkat (31, 40, 62) 15. Bisnis / Perkantoran di pinggir (33, 34, 35, 58, 64, 65, 69, 73) 16. Sinerji dan Koordinasi Antar instansi (36, 37) 17. Pengaturan Trayek (50) 18. Perubahan kebijakan Pemerintah (60, 82) 19. Posisi Kabupaten Penyangga Ibu Kota provinsi (61, 81) 20. Perumahan tidak didukung oleh prasaranan jalan (66) 21. Desain Bukaan Medium (75, 77). 22. Sosialisasi peraturan dan rambu lalulintas (78, 79) 23. Jalan alternatif (76, 80) 1. Faktor Situasional (1) 2. Sarana dan Prasarana Jalan (2, 12) 3. Rekayasa Jalan (3, 17, 21) 4. Perilaku Pengguna Jalan (6, 10, 11, 19, ) 5. SDM (4, 13) 6. Pembinaan dan Pelaksanaan Peraturan (5, 6, 10, 11, 22) 7. Perencanaan Pembangunan Daerah (7, 14, 20) 8. Kerusakan Jalan (8, 9) 9. Sinergi Antarinstansi (15) 10. Kebijakan Pemerintah (18, 23) 11. Letak geografis (19)
  • 17. Open Coding Axial Coding Selctive Coding 1. Perbaiki jalan rusak. 2. Buat saluran air 3. Perawatan jalan 4. Kendaraan antarkabupaten dibuatkan jalan 5. Kendaraan dari kabupaten tidak boleh lewati kota 6. Pasar ditertibkan 7. Pelanggar ditindak tegas 8. Ijin bangunan di pinggir jalan harus sesuai aturan 9. Jalan yang sering macet dibuat aturan khusus 10. Pasar tidak boleh di jalanan 11. Ruko diatur dengan baik 12. Jalur sempit satu arah 13. Jalan harus rutin diperbaiki 14. Saluran air harus lebih dalam 15. Perlu banyak petugas 16. Perlu pembinaan pengguna jalan 17. Sosialisasi peraturan 18. Perbaiki rambu-rambu lalulintas 19. Buat trafic light 20. Buat pasar khusus 21. Buat perumahan harus ada jalan dan fasilitas publik, jika tidak jangan diberi ijin 22. Perlu fasilitas modern (Electronic Trafic Control) 23. Buat perencanaan 24. Buat penelitian sebelum membangun (AMDAL) 25. Sarana jalan layang di jalur arteri atau Outor Ring Road 26. Fasilitas bagi dinas perhubungan 27. Kamera pengamatan jalan 28. Perumahan proporsional dengan saran publik seperti jalan 29. Model bukaan yang betul 30. Jangan pak oga atur lalulintas 31. Pembinaan kepada masyarakat 32. Perlu pendekatan kepada masyarakat 33. Jangan biarkan kerusakan jalan 34. Perbaikan jalan harus rutin sesuai kondisi jalan 35. Setiap saat harus ada evaluasi kondisi lalulintas 36. Lengkapi sarana lalulintas 37. Buat rambu-rambu lalulintas dan sosialisasikan fungsinya 38. Jalan kecil jangan digunakan mobil besar 39. Buat jalan alternatif 40. Petunjuk jalan tidak jelas 41. Kurang rambu lalulintas 42. Rutin Tambal jalan berlobong 43. Jika ada kerusahan jalan langsung diperbaiki 44. Jalan sempit satu jalur 45. Tutup pasar di jalana 46. Ruko di pinggir jalan dibuatkan tempat parkir atau relokasi 47. Perkantoran yang buat di pinggir jalan direlokasi 48. Jangan beri ijin berjualan di pinggir jalan jika tidak sesuai aturan 49. Tegakkan peraturan 50. Perlu pembinaan sebelum ditegakkan peraturan 51. Buat lokasi pasar yang memungkinkan. 52. Buka ruang publik di lokasi lain 53. Kota jangan terpusat 54. Buat perumahan di lokasi yang memungkinkan 55. Drainase utama perlu dibuat 56. Drainase tidak sesuai kondisi jalan 57. Buat pasar yang terencana 58. Setiap saat perlu pemantauan kondisi jalan 59. Buat jalan laying 60. Ring road 61. Fasilitas jalan yang rusak diperbaiki 62. Memasang fasilitas jalan yang diperlukan 1. Perbaikan Jalan (1, 3, 13, 42, 43) 2. Perbaiki Drainase (2, 14, 55, 56) 3. Buat Rekayasa (4, 5, 9, 12, 25, 29, 39, 44) 4. Tegakkan peraturan (6, 7, 10, 45, 49) 5. Pemberian Ijin Bangunan Harus Sesuai Aturan (8, 11, 46, 47, 48) 6. Petugas Pengatur Lalulintas (15, 30) 7. Lakukan Sosialisasi dan Pembinaan (16, 17, 31, 32, 37, 38, 50) 8. Penyediaan Rambu Lalulintas (18, 19, 40, 41) 9. Buat Fasilitas dan Sarana Publik terencana (20, 21, 51, 57) 10. Sarana dan Prasana Perhubungan (22, 26, 40, 41) 11. Pembangunan Terencana – RTRW (23, 24, 28) 12. Monitoring dan Evaluasi (35, 58) 13. Membuka Ruang Publik Baru (52, 53, 54) 14. Membuat Jalan alternatif (39, 59, 60) 1. Memperbaiki Jalan dan Saran Pelengkap (1, 2) 2. Membuat Rekayasa Jalan (3, 14) 3. Menegakkan Peraturan dan sinergi antarinstansi (4, 5) 4. Menambah SDM Petugas dan menerapkan sistem jaga agar pak Oga tidak ada lagi (6) 5. Melakukan sosialisasi dan pembinaan pengguna jalan (7) 6. Menyediakan Sarana dan Prasarana Lalulintas (8, 9, dan 10) 7. Membuat pembangunan berdasarkan perencanaan bukan tiba masa tiba akal (11) 8. Menyiapkan ruang publik baru (13) 62 14 8
  • 18. Hasil Analisis Cross Case menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab perlambatan lalulintas kendaraan yang disampaikan oleh partisipan dalam penelitian ini. Termasuk penyebab langsung maupun penyebab tidak langsung. Penyebab terjadinya perlambatan secara langsung bahkan kelambatan kendaraan hingga berjam adalah karena ada faktor-faktor penyebabnya. Berikut 11 faktor utama penyebab terjadinya perlambatan lalulintas di Kabupaten Gowa. Kode Faktor Penyebab Kemacetan F1 Faktor Situasional (1) S2 dan S9 F2 Sarana dan Prasarana Jalan (2, 12) S1 & S6 F3 Rekayasa Jalan (3, 17, 21) S2 & S3 F4 Perilaku Pengguna Jalan (6, 10, 11, 19, ) S2, S3, S5, dan S6 F5 SDM (4, 13) S2, S4, S6, dan S9 F6 Pembinaan dan Pelaksanaan Peraturan (5, 6, 10, 11, 22) S3, S5, S6, S7, dan S8 F7 Perencanaan Pembangunan Daerah (7, 14, 20) S3, S5, S7, dan S8 F8 Kerusakan Jalan (8, 9) S1, S3, dan S5 F9 Sinergi Antarinstansi (15) S3 dan S7 10 Kebijakan Pemerintah (18, 23) S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, dan S9
  • 19. Solusi yang ditawarkan oleh partisipan: Kode Solusi Penyebab Kemacetan S1 Memperbaiki Jalan dan Sarana Pelengkap (1, 2) S2 Membuat Rekayasa Jalan (3, 14) S3 Menegakkan Peraturan dan sinergi antarinstansi (4, 5) S4 Menambah SDM Petugas dan menerapkan sistem jaga agar pak Oga tidak ada lagi (6) S5 Melakukan sosialisasi dan pembinaan pengguna jalan (7) S6 Menyediakan Sarana dan Prasarana Lalulintas (8, 9, dan 10) S7 Membuat pembangunan berdasarkan perencanaan bukan tiba masa tiba akal (11) S8 Menyiapkan ruang publik baru (15)
  • 20. 1. Penelitian ini menemukan 11 faktor utama penyebab perlambatan atau kemacetan di Kabupaten Gowa 2. Solusi untuk mengatasi faktor penyebab kemacetan dapat dilihat pada tabel berikut sesuai kode solusi yang ditawarkan. No Faktor Penyebab Perlambatan Solusinya 1 F1 S2 2 F2 S1 & S6 3 F3 S2 & S3 4 F4 S2, S3, S5, dan S6 5 F5 S2, S4, S6, 6 F6 S3, S5, S6, S7, dan S8 7 F7 S3, S5, S7, dan S8 8 F8 S1, S3, dan S5 9 F9 S3 dan S7 10 F10 S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, dan S8, 11 F11 S2
  • 21. Secara konkrit, solusi yang ditawarkan pada Dinas Perhubungan: 1. Adanya kebijakan yang mendukung penggunaan / pemanfaatan transportasi massal 2. Adanya peningkatan sarana dan prasana penunjang jalan/transportasi baik dari segi kuantitas maupun kualitas 3. Adanya peningkatan kualitas SDM Dinas Perhubungan melalui diklat teknis transportasi di Diklat Kementerian Perhubungan R.I. 4. Adanya kebijakan alternatif pemanfaatan DAS Je’ne berang sebagai sarana transportasi pendamping saran darat yang sudah ada. 5. Adanya dukungan terkait database perhubungan baik itu ANDALALIN (Analisis Dampak Lalu Lintas), TATRALOK (Tataran Transportasi Lokal) dan juga Data Statistik Perhubungan oleh BPS yang komprehensif dan up to date.