2. 1. LETAK KABUPATEN GOWA.
KABUPATEN GOWA MERUPAKAN DAERAH
PENYANGGA UTAMA IBUKOTA PROVINSI.
2. KETERBATASAN DATABASE TERKAIT PERHUBUNGAN.
DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GOWA MEMILIKI
KETERBATASAN DATABASE YANG MEMADAI UNTUK
MENERAPKAN SYSTEM TRANSPORTASI YANG IDEAL DAN
MEMADAI.
3. LEMAHNYA KOORDINASI DAN KOLABORASI.
SEMUA STAKEHOLDER TERKAIT MASIH BERADA PADA
EGO SECTORAL MASING-MASING SEHINGGA PENELITIAN
INI DAPAT DIJADIKAN DASAR UNTUK MEMILAH DAN
MEMBERIKAN BATASAN KEWENANGAN TUPOKSI MASING-
MASING STAKEHOLDER.
3. IDENTIFIKASI MASALAH :
SARANA DAN PRASARANA JALAN
LALU LINTAS JALAN
ANGKUTAN JALAN
RUMUSAN MASALAH :
KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
4. MAKSUD:
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB
KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
TUJUAN :
MENGIDENTIFIKASI SOLUSI SOLUSI PENGURAI
KEMACETAN PADA RUAS JALAN DI KABUPATEN GOWA
5. TRANSPORTASI
ADALAH KEGIATAN PEMINDAHAN BARANG DAN PENUMPANG
DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN (ABBAS SALIM, 2006: 6).
KEGIATAN TRANSPORTASI DIBUTUHKAN DALAM UPAYA
MEMPERMUDAH MOBILITAS PERPINDAHAN PENDUDUK MAUPUN
LOGISTIK UNTUK MEMBANTU PERKEMBANGAN SUATU
MASYARAKAT
SISTEM TRANSPORTASI
SEBAGAI SEPERANGKAT ELEMEN DAN INTERAKSI ANTARA ELEMEN TERSEBUT
YANG MENGHASILKAN PERMINTAAN UNTUK PERJALANAN DALAM DAERAH
TERTENTU DAN PENYEDIAAN TRANSPORTASI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN
TERSEBUT (ENNIO CASCETTA, 2009: 742).
SISTEM TRANSPORTASI TIDAK HANYA TERDIRI DARI UNSUR-UNSUR FISIK DAN ORGANISASI
YANG SALING BERINTERAKSI UNTUK MENGHASILKAN PELUANG TRANSPORTASI, TETAPI
JUGA PERMINTAAN YANG MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI KESEMPATAN TERSEBUT UNTUK
PERJALANAN DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN
6. ANGKUTAN
ANGKUTAN ADALAH PERPINDAHAN ORANG DAN/ATAU BARANG DARI SATU
TEMPAT KE TEMPAT LAIN DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN DI
RUANG LALU LINTAS JALAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ADALAH SATU KESATUAN SISTEM
YANG TERDIRI ATAS LALU LINTAS, ANGKUTAN JALAN, JARINGAN LALU
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, PRASARANA LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN, KENDARAAN, PENGEMUDI, PENGGUNA JALAN, SERTA
PENGELOLAANNYA
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
7. Exploratory Study
yaitu desain penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan fenomena secara mendalam
khususnya apa sebenarnya yang terjadi (Creswell,
2018)
8. Purposive Sampling
yakni salah satu teknik pemilihan sampel dari
populasi yang tidak diketahui jumlahnya untuk
mengumpulkan data yang akan dioleh dalam upaya
mencapai tujuan penelitian
(Saunder, Lewis, dan Thornhill, 2019)
10. Thematic Analysis
Salah satu analisis data kualitatif yang bertujuan:
untuk menemukan tema atau faktor utama yang
menyebabkan sebuah fenomena terjadi
untuk mengidentifikasi indikator-indikator yang
dimiliki oleh sebuah faktor pengamatan
(Hair et al., 2014; Creswell dan Creswell, 2019)
Analisis tematik ini dapat dilakukan dengan prosedur
yang lebih sederhana dengan Cross-Case Analysis
(Gallicano, 2013)
11. 1. Open Coding
Tahap ini bertujuan untuk menentukan kata-kata
kunci dari setiap statement atau pendapat partisipan
2. Axial Coding
Tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan kata-
kata kunci yang sama ke dalam sebuah tema yang lebih
umum dan dianggap mencakup semua kata-kata kunci yang
ada.
3. Selective Coding
Tahap ini bertujuan untuk memilih tema-tema utama
dari kelompok kata-kata kunci yang akan menjadi faktor
penyebab dan solusi kemacetan di beberapa ruas jalan
Kabupaten Gowa.
12. Tabel Deskripsi Partisipan
Kategori Perwakilan Jumlah
Pengguna Jalan Masyarakat Umum 2
Driver 3
Pemerintah Dinas Perhubungan 7
Pihak Keamanan Kepolisian 2
Pihak Ahli
Transportasi
ASN sekaligus
Akademisi
1
Total 15
14. Estimasi Jumlah Kendaraan Kabupaten Gowa
No. Jenis Kendaraan Jumlah
1. Mobil Sedan, Jeep, Station Wagon 263.169
2. Bus dan Mini Bus 289
3. Truck dan Pick-up 8.177
4. Sepeda Motor 112.993
16. Open Coding Axial Coding Selctive Coding
1. Waktu tertentu ada kemacetan.
2. Tidak ada lampu jalan.
3. Banyak bukaan perputaran kendaraan.
4. Pak Oga arahkan kendaraan.
5. Saluran air pembuangan macet
6. Jalan berlobong
7. Pohon tumbang
8. Aspal tidak standar butas.
9. Jalan sempit.
10. Pasar Kaget
11. Angkot menumpuk di satu titik
12. Hajatan di pinggir jalan
13. Ada kedukaan
14. Hari pasar
15. Parkir yang tidak tertib
16. Jalan sempit
17. Jalan berlobang-lobang
18. Selokan tidak terawat
19. Putaran cuman satu
20. Jalan rusak
21. Jalan sempit
22. Kendaraan tidak tertib dengan lawan arus
23. Kendala kurangnya sarana prasana.
24. Dinas perhubungan kurang tenaga lalu lintas
25. Kondisi jalan rusak
26. Jalan banjir
27. Perilaku masyarakat
28. Kedisiplinan lalu lintas
29. Tidak sabar dalam antrian lalu lintas
30. Jalan sempit
31. Volume kendaraan padat
32. Jalan rusak
33. Pelaku usaha kecil
34. Toko bangunan dipinggir jalan
35. Bank di pinggir jalan
36. Sinerji Antardinas khususnya Surat Ijin Tempat Usaha
(SITU)
37. Koordinasi perlu ditingkatkan
38. Rambu-rambu lalulintas
39. Jalan rusak
40. Volumen kendaraan meningkat
41. Buka ruang pengurai kemacetan.
42. Dinas perhubungan kurang tenaga lalu lintas
43. Kurang perlengkapan rambu jalan
44. Jarang penambahan ruas jalan
45. Jam tertentu
46. Angkutan umum ngetem sembarangan
47. Parkir sembarangan
48. Parkir di badan jalan
49. Kesadaran lalulintas masyarakat kurang
50. Pengaturan trayek local
51. Kurang tenaga teknisi
52. Perilaku pengguna jalan
53. Kontrol trafik ligth terbatas
54. Kurang peralatan sistem mesin kontrol lalulintas
55. Kurang SDM di trafic light.
56. Faktor perilaku pengguna jalan
57. Keterbatasan mesin kontrol lalu lintas.
58. Pedagang kaki lima yang tidak teratur dan tidak mau diatur
59. Ketersediaan SDM untuk mendampingi pedagang kaki lima
60. Refocusing anggaran karena pandemi sehingga kegiatan untuk
membina pedagang kaki lima tidak terpenuhi.
61. Penyangga Ibu Kota Provinsi
62. Volume kendaraan tidak sebanding dengan luas jalan.
63. Kondisi pasar penyebab kemacetan
64. Ruko dipinggir jalan yang tidak tertib
65. Penjual yang menggunakan di badan jalan
66. Pekerja yang bersamaan lewati satu jalur yang sama
67. Jalan sempit
68. Jalan tidak bertambah tetapi volumen kendaraan bertambah
69. Penjual dadakan dipinggir jalan,
70. Kedisiplinan berlalulintas,
71. Perilaku pengemudi yang saling mendahului.
72. Kemacetan di pagi hari dan sore hari.
73. Pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan
74. Kurang petugas khusus di jalan titik kemacetan dan pengatur
pedagang kaki lima.
75. Model bukaan yang justru buat macet
76. Tidak ada jalan alternatif
77. Bukaan jalan tidak proporsional
78. Sosialisasi penggunaan rambu lalulintas kurang
79. Peraturan lalulintas tidak diperhatikan
80. Jalur alternatif terbatas
81. Kabupaten Gowa sebagai perantaran jalur lalulintas
antarkabupaten.
82. Kebijakan mengenai jalur jalan kurang
1. Jam-jam Tertentu (1, 12, 13, 45, 72)
2. Trafic ligth tidak ada (2, 43)
3. Pengaturan Bukaan Median (3, 19)
4. Pak Oga Ganti Peran Petugas (4)
5. Pasar Dadakan (10, 14, 63)
6. Parkir tidak Tertib (11, 15, 47, 48, )
7. Jalan Sempit (21, 68)
8. Jalan Rusak (6, 16, 17, 20, 25, 32, 39)
9. Masalah Saluran Air (5, 18, 26)
10. Ketertiban Berlalulintas (22. 28, 29, 70)
11. Perilaku Masyarakat (27. 46, 49, 52, 56, 71)
12. Kurang Sarana Prasarana (23, 53, 54, 57)
13. SDM terbatas (42, 51, 55, 59, 74)
14. Volume kendaraan meningkat (31, 40, 62)
15. Bisnis / Perkantoran di pinggir (33, 34, 35, 58,
64, 65, 69, 73)
16. Sinerji dan Koordinasi Antar instansi (36, 37)
17. Pengaturan Trayek (50)
18. Perubahan kebijakan Pemerintah (60, 82)
19. Posisi Kabupaten Penyangga Ibu Kota
provinsi (61, 81)
20. Perumahan tidak didukung oleh prasaranan
jalan (66)
21. Desain Bukaan Medium (75, 77).
22. Sosialisasi peraturan dan rambu lalulintas
(78, 79)
23. Jalan alternatif (76, 80)
1. Faktor Situasional (1)
2. Sarana dan Prasarana
Jalan (2, 12)
3. Rekayasa Jalan (3, 17, 21)
4. Perilaku Pengguna Jalan
(6, 10, 11, 19, )
5. SDM (4, 13)
6. Pembinaan dan
Pelaksanaan Peraturan (5,
6, 10, 11, 22)
7. Perencanaan
Pembangunan Daerah (7,
14, 20)
8. Kerusakan Jalan (8, 9)
9. Sinergi Antarinstansi (15)
10. Kebijakan Pemerintah (18,
23)
11. Letak geografis (19)
17. Open Coding Axial Coding Selctive Coding
1. Perbaiki jalan rusak.
2. Buat saluran air
3. Perawatan jalan
4. Kendaraan antarkabupaten dibuatkan jalan
5. Kendaraan dari kabupaten tidak boleh lewati kota
6. Pasar ditertibkan
7. Pelanggar ditindak tegas
8. Ijin bangunan di pinggir jalan harus sesuai aturan
9. Jalan yang sering macet dibuat aturan khusus
10. Pasar tidak boleh di jalanan
11. Ruko diatur dengan baik
12. Jalur sempit satu arah
13. Jalan harus rutin diperbaiki
14. Saluran air harus lebih dalam
15. Perlu banyak petugas
16. Perlu pembinaan pengguna jalan
17. Sosialisasi peraturan
18. Perbaiki rambu-rambu lalulintas
19. Buat trafic light
20. Buat pasar khusus
21. Buat perumahan harus ada jalan dan fasilitas publik,
jika tidak jangan diberi ijin
22. Perlu fasilitas modern (Electronic Trafic Control)
23. Buat perencanaan
24. Buat penelitian sebelum membangun (AMDAL)
25. Sarana jalan layang di jalur arteri atau Outor Ring
Road
26. Fasilitas bagi dinas perhubungan
27. Kamera pengamatan jalan
28. Perumahan proporsional dengan saran publik seperti
jalan
29. Model bukaan yang betul
30. Jangan pak oga atur lalulintas
31. Pembinaan kepada masyarakat
32. Perlu pendekatan kepada masyarakat
33. Jangan biarkan kerusakan jalan
34. Perbaikan jalan harus rutin sesuai kondisi jalan
35. Setiap saat harus ada evaluasi kondisi lalulintas
36. Lengkapi sarana lalulintas
37. Buat rambu-rambu lalulintas dan sosialisasikan fungsinya
38. Jalan kecil jangan digunakan mobil besar
39. Buat jalan alternatif
40. Petunjuk jalan tidak jelas
41. Kurang rambu lalulintas
42. Rutin Tambal jalan berlobong
43. Jika ada kerusahan jalan langsung diperbaiki
44. Jalan sempit satu jalur
45. Tutup pasar di jalana
46. Ruko di pinggir jalan dibuatkan tempat parkir atau
relokasi
47. Perkantoran yang buat di pinggir jalan direlokasi
48. Jangan beri ijin berjualan di pinggir jalan jika tidak sesuai
aturan
49. Tegakkan peraturan
50. Perlu pembinaan sebelum ditegakkan peraturan
51. Buat lokasi pasar yang memungkinkan.
52. Buka ruang publik di lokasi lain
53. Kota jangan terpusat
54. Buat perumahan di lokasi yang memungkinkan
55. Drainase utama perlu dibuat
56. Drainase tidak sesuai kondisi jalan
57. Buat pasar yang terencana
58. Setiap saat perlu pemantauan kondisi jalan
59. Buat jalan laying
60. Ring road
61. Fasilitas jalan yang rusak diperbaiki
62. Memasang fasilitas jalan yang diperlukan
1. Perbaikan Jalan (1, 3, 13, 42, 43)
2. Perbaiki Drainase (2, 14, 55, 56)
3. Buat Rekayasa (4, 5, 9, 12, 25, 29, 39, 44)
4. Tegakkan peraturan (6, 7, 10, 45, 49)
5. Pemberian Ijin Bangunan Harus Sesuai
Aturan (8, 11, 46, 47, 48)
6. Petugas Pengatur Lalulintas (15, 30)
7. Lakukan Sosialisasi dan Pembinaan (16,
17, 31, 32, 37, 38, 50)
8. Penyediaan Rambu Lalulintas (18, 19, 40,
41)
9. Buat Fasilitas dan Sarana Publik
terencana (20, 21, 51, 57)
10. Sarana dan Prasana Perhubungan (22, 26,
40, 41)
11. Pembangunan Terencana – RTRW (23, 24,
28)
12. Monitoring dan Evaluasi (35, 58)
13. Membuka Ruang Publik Baru (52, 53, 54)
14. Membuat Jalan alternatif (39, 59, 60)
1. Memperbaiki Jalan dan
Saran Pelengkap (1, 2)
2. Membuat Rekayasa Jalan
(3, 14)
3. Menegakkan Peraturan dan
sinergi antarinstansi (4, 5)
4. Menambah SDM Petugas
dan menerapkan sistem
jaga agar pak Oga tidak
ada lagi (6)
5. Melakukan sosialisasi dan
pembinaan pengguna jalan
(7)
6. Menyediakan Sarana dan
Prasarana Lalulintas (8, 9,
dan 10)
7. Membuat pembangunan
berdasarkan perencanaan
bukan tiba masa tiba akal
(11)
8. Menyiapkan ruang publik
baru (13)
62 14 8
18. Hasil Analisis Cross Case menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab perlambatan lalulintas
kendaraan yang disampaikan oleh partisipan dalam penelitian ini. Termasuk penyebab langsung maupun
penyebab tidak langsung.
Penyebab terjadinya perlambatan secara langsung bahkan kelambatan kendaraan hingga berjam adalah
karena ada faktor-faktor penyebabnya. Berikut 11 faktor utama penyebab terjadinya perlambatan
lalulintas di Kabupaten Gowa.
Kode Faktor Penyebab Kemacetan
F1 Faktor Situasional (1) S2 dan S9
F2 Sarana dan Prasarana Jalan (2, 12) S1 & S6
F3 Rekayasa Jalan (3, 17, 21) S2 & S3
F4 Perilaku Pengguna Jalan (6, 10, 11, 19, ) S2, S3, S5, dan S6
F5 SDM (4, 13) S2, S4, S6, dan S9
F6 Pembinaan dan Pelaksanaan Peraturan (5, 6, 10, 11, 22) S3, S5, S6, S7,
dan S8
F7 Perencanaan Pembangunan Daerah (7, 14, 20) S3, S5, S7, dan S8
F8 Kerusakan Jalan (8, 9) S1, S3, dan S5
F9 Sinergi Antarinstansi (15) S3 dan S7
10 Kebijakan Pemerintah (18, 23) S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, dan S9
19. Solusi yang ditawarkan oleh partisipan:
Kode Solusi Penyebab Kemacetan
S1 Memperbaiki Jalan dan Sarana Pelengkap (1, 2)
S2 Membuat Rekayasa Jalan (3, 14)
S3 Menegakkan Peraturan dan sinergi antarinstansi (4, 5)
S4 Menambah SDM Petugas dan menerapkan sistem jaga agar pak Oga tidak
ada lagi (6)
S5 Melakukan sosialisasi dan pembinaan pengguna jalan (7)
S6 Menyediakan Sarana dan Prasarana Lalulintas (8, 9, dan 10)
S7 Membuat pembangunan berdasarkan perencanaan bukan tiba masa tiba
akal (11)
S8 Menyiapkan ruang publik baru (15)
20. 1. Penelitian ini menemukan 11 faktor utama penyebab perlambatan atau kemacetan di Kabupaten Gowa
2. Solusi untuk mengatasi faktor penyebab kemacetan dapat dilihat pada tabel berikut sesuai kode solusi
yang ditawarkan.
No Faktor Penyebab Perlambatan Solusinya
1 F1 S2
2 F2 S1 & S6
3 F3 S2 & S3
4 F4 S2, S3, S5, dan S6
5 F5 S2, S4, S6,
6 F6 S3, S5, S6, S7, dan S8
7 F7 S3, S5, S7, dan S8
8 F8 S1, S3, dan S5
9 F9 S3 dan S7
10 F10 S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, dan S8,
11 F11 S2
21. Secara konkrit, solusi yang ditawarkan pada Dinas Perhubungan:
1. Adanya kebijakan yang mendukung penggunaan / pemanfaatan
transportasi massal
2. Adanya peningkatan sarana dan prasana penunjang
jalan/transportasi baik dari segi kuantitas maupun kualitas
3. Adanya peningkatan kualitas SDM Dinas Perhubungan melalui
diklat teknis transportasi di Diklat Kementerian Perhubungan R.I.
4. Adanya kebijakan alternatif pemanfaatan DAS Je’ne berang sebagai
sarana transportasi pendamping saran darat yang sudah ada.
5. Adanya dukungan terkait database perhubungan baik itu
ANDALALIN (Analisis Dampak Lalu Lintas), TATRALOK (Tataran
Transportasi Lokal) dan juga Data Statistik Perhubungan oleh BPS
yang komprehensif dan up to date.