Dokumen tersebut membahas tentang tegangan dan regangan akibat beban aksial pada bahan. Dijelaskan hubungan antara tegangan, regangan, dan modulus elastisitas berdasarkan hukum Hooke. Juga dibahas perilaku elastis dan plastis bahan, serta pengaruh fatigue terhadap kegagalan bahan. Diuraikan metode pengukuran tegangan-regangan dan contoh perhitungan deformasi akibat beban aksial.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara tegangan dan regangan pada suatu bahan, termasuk diagram tegangan-regangan, hukum Hooke, modulus elastisitas, regangan lateral dan termal, serta tegangan ganda dan total.
The document provides calculations for determining the required reinforcement of a concrete beam (balok) with the following information:
- Concrete compressive strength is 20 MPa
- Steel yield strength is 400 MPa
- Beam dimensions are 25cm x 40cm
- Loads include wall weight, floor finish weight, and live loads from balconies
Bending moments are calculated at different points along the beam due to the varying loads. Required steel reinforcement is then determined based on the bending moment values and reinforcement ratios from code tables. Reinforcement amounts are provided for three sections of the beam labeled A-B, B-C, and C-D.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur statis tertentu pada mekanika struktur, dimana struktur tersebut dapat diselesaikan menggunakan persamaan keseimbangan berupa jumlah gaya horizontal, vertikal dan momen yang sama dengan nol. Contoh struktur statis tertentu adalah balok diatas dua perletakan dengan jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimal tiga. Dokumen juga menjelaskan tentang gaya-gaya dalam sepert
Mur dan baut adalah sambungan yang sering digunakan karena mudah dibuka dan dipasang kembali. Baut memiliki ulir yang berfungsi untuk mengunci baut dan mur. Ada beberapa jenis ulir seperti ulir tunggal, ganda, dan tripal. Sambungan baut memiliki keuntungan seperti mampu menahan beban tinggi, mudah dipasang, dan efisien untuk manufaktur.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara tegangan dan regangan pada suatu bahan, termasuk diagram tegangan-regangan, hukum Hooke, modulus elastisitas, regangan lateral dan termal, serta tegangan ganda dan total.
The document provides calculations for determining the required reinforcement of a concrete beam (balok) with the following information:
- Concrete compressive strength is 20 MPa
- Steel yield strength is 400 MPa
- Beam dimensions are 25cm x 40cm
- Loads include wall weight, floor finish weight, and live loads from balconies
Bending moments are calculated at different points along the beam due to the varying loads. Required steel reinforcement is then determined based on the bending moment values and reinforcement ratios from code tables. Reinforcement amounts are provided for three sections of the beam labeled A-B, B-C, and C-D.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur statis tertentu pada mekanika struktur, dimana struktur tersebut dapat diselesaikan menggunakan persamaan keseimbangan berupa jumlah gaya horizontal, vertikal dan momen yang sama dengan nol. Contoh struktur statis tertentu adalah balok diatas dua perletakan dengan jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimal tiga. Dokumen juga menjelaskan tentang gaya-gaya dalam sepert
Mur dan baut adalah sambungan yang sering digunakan karena mudah dibuka dan dipasang kembali. Baut memiliki ulir yang berfungsi untuk mengunci baut dan mur. Ada beberapa jenis ulir seperti ulir tunggal, ganda, dan tripal. Sambungan baut memiliki keuntungan seperti mampu menahan beban tinggi, mudah dipasang, dan efisien untuk manufaktur.
This document discusses different types of bearings used in mechanical systems. It describes sliding contact bearings and rolling contact bearings. Rolling contact bearings are further divided into ball bearings and roller bearings. The key advantages of rolling contact bearings over sliding contact bearings are their lower starting friction and operating friction, ability to withstand shock loads, and reliability. Radial bearings support radial loads while thrust bearings support axial loads. Common types of radial ball bearings are single row deep groove bearings and filling notch bearings.
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Dokumen tersebut menjelaskan metode koefisien momen untuk menganalisis pelat lantai dua arah berdasarkan Tabel PBI-1971. Metode ini menentukan nilai momen lentur pelat dengan mempertimbangkan kondisi tumpuan tepi pelat dan perbandingan panjang dan lebarnya. Terdapat 9 kondisi tumpuan yang berbeda dalam menghitung koefisien momen.
Dokumen tersebut merangkum perhitungan struktur portal gable yang mencakup perhitungan dimensi gording, kombinasi beban yang meliputi beban mati, beban hidup, beban angin dan hujan, serta kontrol tegangan dan lendutan gording untuk memastikan struktur memenuhi syarat kuat lentur dan kokoh.
Berikut rencana sederhana bantalan ujung dari perunggu untuk putaran 200 rpm dan beban 1500 kg:
1. Beban (P) = 1500 kg
2. Putaran (n) = 200 rpm
3. Bahan poros baja agak keras, tegangan lentur maksimal (σ) = 4 kg/mm2
4. Koefisien gesekan (μ) diambil 0,15
5. Hitung momen lentur maksimal:
M = P x l/4 = 1500 x l/4 kg.mm
Dengan asumsi panjang bantalan (l)
Ringkasan dari 12 soal getaran bebas tanpa redaman adalah:
1. Soal mengenai hitung konstanta kekakuan pegas dan frekuensi getaran sistem massa-pegas.
2. Soal mengenai hitung periode, defleksi statis, dan kecepatan maksimum sistem massa-pegas yang ditarik dan dilepas.
3. Soal mengenai hitung frekuensi getaran plunyer vertikal yang ditahan 2 pegas.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
Dokumen tersebut merupakan laporan perencanaan struktur baja untuk rangka atap yang mencakup perhitungan beban, dimensi komponen struktur seperti gording dan trakstang, serta pengecekan kapasitas penampang untuk memastikan kekuatan struktur.
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)Juleha Usmad
PERHITUNGAN MOMEN DISTRIBUSI (CROSS)
perhitungan beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa pada gedung 5 lantai dengan menentukan dimensi balok dan kolom.
Modul ini membahas perencanaan kopling dan bantalan. Topik utama meliputi definisi dan jenis kopling, perencanaan kopling flens kaku dan kopling karet ban, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan kedua jenis kopling tersebut seperti daya, putaran, material, dan variasi momen.
Laporan ini mendeskripsikan uji kuat tarik yang dilakukan terhadap dua jenis baja konstruksi, yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan sirip. Uji ini bertujuan untuk menentukan tegangan leleh, tegangan putus, dan regangan maksimum dari masing-masing baja. Hasilnya menunjukkan bahwa baja tulangan polos memiliki tegangan leleh 319,99 MPa dan baja tulangan sirip memiliki tegangan lele
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
Modul ini berisi contoh soal penyelesaian siklus pembangkit daya termasuk siklus Otto, Diesel, Dual, dan Rankine. Juga membahas analisis manual dasar tentang heat exchanger, sistem uap, dan sistem pendinginan. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa teknik, pengajar, dan masyarakat umum yang membutuhkan. [ringkasan 3 kalimat]
Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) menggunakan matriks kekakuan, perpindahan, dan gaya untuk menganalisis struktur. Metode Kekakuan menyelesaikan persamaan kesetimbangan gaya dengan menentukan perpindahan simpul yang tidak diketahui. ASMM diterapkan untuk berbagai jenis elemen struktur dengan menghitung derajat kebebasan dan matriks kekakuan masing-masing elemen.
Bahan, beban, tegangan, dan faktor keamanan merupakan aspek penting dalam perancangan elemen mesin. Jenis beban yang diterima oleh elemen mesin dapat berupa beban konstan, tidak konstan, kejut, atau tumbukan, sementara tegangan diukur sebagai gaya dibagi luas penampang. Faktor keamanan digunakan untuk mempertimbangkan beban yang tidak terduga.
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem ujiIvAn AQuin
Makalah ini membahas rancang bangun load cell 100 kN untuk uji tekan-tarik. Load cell dirancang dari bahan ASSAB 760 dengan diameter 37 mm dan lubang 28 mm, serta dipasang 4 strain gage untuk mendeteksi tegangan dalam konfigurasi jembatan penuh. Verifikasi menunjukkan penyimpangan regangan 12,64% dari perhitungan. Kalibrasi menunjukkan load cell masuk kelas 2 dengan ketidakpastian 0,36 kN untuk beban 10-100 kN
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar statika yang mencakup prinsip-prinsip umum rangka batang, batang tekan, gantungan dan sokongan. Secara khusus membahas konfigurasi rangka batang, metode penyelesaian statika seperti keseimbangan gaya dan momen, serta contoh perhitungan momen akibat gaya lintang dan gaya tekan pada elemen-elemen struktur.
This document discusses different types of bearings used in mechanical systems. It describes sliding contact bearings and rolling contact bearings. Rolling contact bearings are further divided into ball bearings and roller bearings. The key advantages of rolling contact bearings over sliding contact bearings are their lower starting friction and operating friction, ability to withstand shock loads, and reliability. Radial bearings support radial loads while thrust bearings support axial loads. Common types of radial ball bearings are single row deep groove bearings and filling notch bearings.
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Dokumen tersebut menjelaskan metode koefisien momen untuk menganalisis pelat lantai dua arah berdasarkan Tabel PBI-1971. Metode ini menentukan nilai momen lentur pelat dengan mempertimbangkan kondisi tumpuan tepi pelat dan perbandingan panjang dan lebarnya. Terdapat 9 kondisi tumpuan yang berbeda dalam menghitung koefisien momen.
Dokumen tersebut merangkum perhitungan struktur portal gable yang mencakup perhitungan dimensi gording, kombinasi beban yang meliputi beban mati, beban hidup, beban angin dan hujan, serta kontrol tegangan dan lendutan gording untuk memastikan struktur memenuhi syarat kuat lentur dan kokoh.
Berikut rencana sederhana bantalan ujung dari perunggu untuk putaran 200 rpm dan beban 1500 kg:
1. Beban (P) = 1500 kg
2. Putaran (n) = 200 rpm
3. Bahan poros baja agak keras, tegangan lentur maksimal (σ) = 4 kg/mm2
4. Koefisien gesekan (μ) diambil 0,15
5. Hitung momen lentur maksimal:
M = P x l/4 = 1500 x l/4 kg.mm
Dengan asumsi panjang bantalan (l)
Ringkasan dari 12 soal getaran bebas tanpa redaman adalah:
1. Soal mengenai hitung konstanta kekakuan pegas dan frekuensi getaran sistem massa-pegas.
2. Soal mengenai hitung periode, defleksi statis, dan kecepatan maksimum sistem massa-pegas yang ditarik dan dilepas.
3. Soal mengenai hitung frekuensi getaran plunyer vertikal yang ditahan 2 pegas.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
Dokumen tersebut merupakan laporan perencanaan struktur baja untuk rangka atap yang mencakup perhitungan beban, dimensi komponen struktur seperti gording dan trakstang, serta pengecekan kapasitas penampang untuk memastikan kekuatan struktur.
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)Juleha Usmad
PERHITUNGAN MOMEN DISTRIBUSI (CROSS)
perhitungan beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa pada gedung 5 lantai dengan menentukan dimensi balok dan kolom.
Modul ini membahas perencanaan kopling dan bantalan. Topik utama meliputi definisi dan jenis kopling, perencanaan kopling flens kaku dan kopling karet ban, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan kedua jenis kopling tersebut seperti daya, putaran, material, dan variasi momen.
Laporan ini mendeskripsikan uji kuat tarik yang dilakukan terhadap dua jenis baja konstruksi, yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan sirip. Uji ini bertujuan untuk menentukan tegangan leleh, tegangan putus, dan regangan maksimum dari masing-masing baja. Hasilnya menunjukkan bahwa baja tulangan polos memiliki tegangan leleh 319,99 MPa dan baja tulangan sirip memiliki tegangan lele
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
Modul ini berisi contoh soal penyelesaian siklus pembangkit daya termasuk siklus Otto, Diesel, Dual, dan Rankine. Juga membahas analisis manual dasar tentang heat exchanger, sistem uap, dan sistem pendinginan. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa teknik, pengajar, dan masyarakat umum yang membutuhkan. [ringkasan 3 kalimat]
Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) menggunakan matriks kekakuan, perpindahan, dan gaya untuk menganalisis struktur. Metode Kekakuan menyelesaikan persamaan kesetimbangan gaya dengan menentukan perpindahan simpul yang tidak diketahui. ASMM diterapkan untuk berbagai jenis elemen struktur dengan menghitung derajat kebebasan dan matriks kekakuan masing-masing elemen.
Bahan, beban, tegangan, dan faktor keamanan merupakan aspek penting dalam perancangan elemen mesin. Jenis beban yang diterima oleh elemen mesin dapat berupa beban konstan, tidak konstan, kejut, atau tumbukan, sementara tegangan diukur sebagai gaya dibagi luas penampang. Faktor keamanan digunakan untuk mempertimbangkan beban yang tidak terduga.
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem ujiIvAn AQuin
Makalah ini membahas rancang bangun load cell 100 kN untuk uji tekan-tarik. Load cell dirancang dari bahan ASSAB 760 dengan diameter 37 mm dan lubang 28 mm, serta dipasang 4 strain gage untuk mendeteksi tegangan dalam konfigurasi jembatan penuh. Verifikasi menunjukkan penyimpangan regangan 12,64% dari perhitungan. Kalibrasi menunjukkan load cell masuk kelas 2 dengan ketidakpastian 0,36 kN untuk beban 10-100 kN
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar statika yang mencakup prinsip-prinsip umum rangka batang, batang tekan, gantungan dan sokongan. Secara khusus membahas konfigurasi rangka batang, metode penyelesaian statika seperti keseimbangan gaya dan momen, serta contoh perhitungan momen akibat gaya lintang dan gaya tekan pada elemen-elemen struktur.
Rasuk keratan I dengan dimensi tertentu menanggung beban teragih seragam. Tegasan ricih maksimum dihitung untuk web dan bebibir pada titik tertentu menggunakan rumus tegasan ricih dan data yang diberikan.
Bab ini membahas tentang konfigurasi elektron atom, yang mencakup bilangan kuantum, orbital atom, muatan inti efektif, aturan penempatan elektron seperti larangan Pauli, prinsip Aufbau, dan aturan Hund. Bab ini juga menjelaskan hubungan antara konfigurasi elektron dengan sistem periodik unsur untuk menentukan letak suatu unsur.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pondasi dangkal untuk bangunan gedung ringan. Pembahasan meliputi pengertian pondasi dangkal, asumsi desain, mekanisme keruntuhan pondasi, perhitungan geser, lentur, dan penjangkaran tulangan serta penentuan daya dukung kolom dan pondasi. Contoh perhitungan lengkap diberikan untuk pondasi bujursangkar dan persegi panjang yang mendukung kolom bertiang.
Kumpulan soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) tahun 2007 fisika yang terdiri dari 34 soal yang membahas berbagai materi fisika seperti mekanika, termodinamika, gelombang, optika, listrik dan magnet.
Balok Gerber adalah balok yang ditopang oleh dua tumpuan atau lebih. Perhitungannya menggunakan statika tak tentu dengan memasukkan sendi antara tumpuan. Jumlah sendi ditentukan oleh rumus jumlah sendi = jumlah tumpuan - 2. Dokumen ini memberikan contoh soal perhitungan reaksi dan momen pada balok Gerber dengan berbagai variasi jumlah tumpuan dan beban.
SPMB 2003 Regional II kode 120 berisi soal-soal fisika tentang mekanika, optika, termodinamika, dan radioaktivitas. Dokumen ini memberikan 13 soal beserta pembahasan singkat untuk setiap jawaban.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrostatika dan kapasitor. Secara singkat, dibahas tentang gaya Coulomb antara dua muatan listrik, medan listrik, energi potensial listrik, dan kapasitor sebagai komponen yang dapat menyimpan muatan listrik.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian fisika UMPTN tahun 1995 yang terdiri dari 14 soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut meliputi materi-materi fisika dasar seperti mekanika, termodinamika, elektromagnetisme, dan optika.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur beton bertulang dan perancangan penulangannya. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa beton bertulang menggabungkan kekuatan tekan beton dan kekuatan tarik baja tulangan, serta mendefinisikan beberapa istilah penting seperti rasio penulangan, balok over-reinforced dan under-reinforced beserta kondisinya. Dokumen juga mendemonstrasikan langkah-langkah perhitungan desain penulangan
Praktikum ini menguji lendutan pada batang logam yang diujikan dengan beban di ujungnya. Mahasiswa mengukur lendutan batang dengan menggunakan metode diagram momen dan integrasi, serta membandingkan hasil uji coba pada bahan yang berbeda.
Dokumen tersebut membahas karakteristik statis transistor. Terdapat penjelasan tentang konfigurasi emitor ditangahkan dan basis ditangahkan serta cara mengukur besaran-besaran seperti arus masukan, arus keluaran, tegangan keluaran. Diuraikan pula hubungan antara koefisien penguatan alfa dan beta pada kedua konfigurasi tersebut.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip dasar listrik, termasuk konsep arus listrik, tegangan, resistansi, jenis-jenis arus (DC dan AC), serta faktor-faktor yang mempengaruhi resistansi seperti suhu. Tujuannya adalah agar mahasiswa memahami konsep-konsep dasar tersebut.
Similar to 202 02.1 beban aksial (tegangan-regangan) (20)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. TMS
202
2
2 BEBAN AKSIAL
(Tegangan-Regangan)
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-1
TMS
202 Bahan ajar ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan bagi para
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas yang berdasarkan
kepada pengalaman penulis serta merujuk kepada beberapa buku standar
seperti tercantum berikut ini:
• Beer, F.P.; Johnston, E.R.; DeWolf, J.T., MECHANICS of MATERIALS,
Third Edition, McGraw-Hill, Singapore, 2004 (ISBN: 007-123568-X).
• Hibbeler, R.C., MECHANICS of MATERIALS, Sixth Edition, Pearson
2
• Hibbeler, R.C., MECHANICS of MATERIALS, Sixth Edition, Pearson
Prentice Hall.
• Gere, J.M.; Timoshenko, S.P., MECHANICS of MATERIAL, Third Edition,
Chapman & Hall, London, 1991 (ISBN: 0 412 36880 3). International,
Singapore, 2005 (ISBN: 0-13-186-638-9)
• Craig, R.R., MECHANICS of MATERIALS, 2 nd Ed., John Wiley, New
York, 2000.
• Timoshenko, S.P., STRENGTH of MATERIALS, PART II Advanced, Third
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-2
• Timoshenko, S.P., STRENGTH of MATERIALS, PART II Advanced, Third
Edition, Robert E. Krieger Publishing Co., New York, 1958.
• Szabo, I., Gesichte der mechanischen Prinzipien, Birkhaeuser, Basel,
1987.
Bahan ajar ini dipakai di lingkungan sendiri dan disediakan secara
gratis bagi peserta kuliah Mekanika Kekuatan Material TMS-202 yang
dapat diunduh dari portal akademik.
TMS
202
Daftar Isi
Tegangan & Regangan: Beban Aksial
Regangan Normal
Uji Tarik
2
Uji Tarik
Diagram Tegangan-Regangan: Material Liat
Diagram Tegangan-Regangan: Material Getas
Hukum Hooke: Modulus Elastisitas
Perilaku Elastis vs. Plastis
Fatigue
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-3
Deformasi Akibat Pembebanan Aksial
Contoh 1
Ketaktentuan Statik
Contoh 2
TMS
202 Tegangan & Regangan:
Beban Aksial
• Kecocokan sebuah struktur atau mesin tergantung kepada deformasi
struktur yang diakibatkan tegangan karena adanya beban. Analisis statis
2
struktur yang diakibatkan tegangan karena adanya beban. Analisis statis
saja tidak mencukupi.
• Mengingat struktur dapat berdeformasi, maka gaya-gaya batang dan
reaksi tumpuan pada struktur statis tak tentu dapat ditentukan.
• Penentuan distribusi tegangan pada batang juga perlu mempertimbangkan
deformasi pada batang tersebut.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-4
deformasi pada batang tersebut.
• Bab ini membahas tentang deformasi dari batang-batang struktur akibat
beban aksial. Bab-bab berikutnya akan membahas deformasi akibat beban
torsi dan beban lentur.
2. TMS
202 Regangan Normal
2
σ = =
δ
P
tegangan
A
σ = =
δ
P
A
2P
2A
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-5
δ
ε = = regangan normal
L
δ
ε =
L
δ
σ =
δ
ε = =
2
2L
P
A
L
TMS
202 Pengujian Tegangan-Regangan
2
Spesimen Uji
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-6
Mesin Uji Tarik
TMS
202 Diagram Tegangan-Regangan: Material Liat
Necking
2
Rupture
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-7
Baja Karbon Rendah Aluminium
TMS
202 Diagram Tegangan-Regangan: Material Getas
Material Getas
2
Material Liat
PERHATIKAN
BENTUK
PATAHAN
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-8
Diagram tegangan-regangan material getas
3. TMS
202 Hukum Hooke:
Modulus Elastisitas
• Di bawah tegangan (yield)
σ = ⋅εE
σ
2
σ = ⋅ε
=
E
E Modulus Young atau
Modulus Elastisitas
• Kekuatan dipengaruhi oleh paduan,
perlakuan panas dan proses
produksi, tetapi modulus
elastisitas tidak.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-9
elastisitas tidak.
Kurva Tegangan-Regangan Berbagai Baja
TMS
202 Perilaku Elastis vs. Plastis
• Jika regangan hilang ketika
tegangan ditiadakan, maka
material disebut bersifat
2
material disebut bersifat
ELASTIS.
• Tegangan maksimum yang
terjadi pada kondisi elastis
disebut sebagai BATAS
ELASTIS.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-10
• Jika regangan tidak kembali
ke nol setelah tegangan
dihilangkan, maka material
disebut bersifat PLASTIS.
TMS
202 Fatigue
• Perilaku Fatigue diperlihatkan
pada diagram S-N.
• Sebuah batang mengalami patah
2
• Jika tegangan diturunkan sampai
berada di bawah endurance limit,
• Sebuah batang mengalami patah
lelah (fatigue) pada kondisi
tegangan yang masih berada jauh
di bawah tegangan ultimate, jika
dibebani dengan beban siklus.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-11
kegagalan fatigue tidak akan
pernah terjadi, meskipun jumlah
siklus pembebannya tak
berhingga.
Diagram S-N
TMS
202 Deformasi Karena Beban Aksial
Pσ
• Berdasarkan hukum Hooke:
2
P
E
E A E
σ
σ = ⋅ε ε = =
⋅
• Berdasarkan definisi regangan:
L
δ
ε =
• Persamaan deformasi,
P L
A E
⋅
δ =
⋅
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-12
A E⋅
• Deformasi akibat berbagai pembebanan
untuk berbagai penampang dan berbagai
modulus elasitisitas,
i i
i i i
P L
A E
⋅
δ =
⋅
∑
4. TMS
202 Contoh 1
Batang kaku BDE ditahan oleh batang
AB dan CD.
2
Batang AB terbuat dari aluminium (E =
70 GPa) dan mempunyai luas
penampang 500 mm2. Batang CD
terbuat dari baja (E = 200 GPa) dan
mempunyai luas penampang 600
mm2.
Jika pada nodal E bekerja beban
sebesar 30-kN, seperti terlihat pada
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-13
sebesar 30-kN, seperti terlihat pada
gambar, tentukan lendutan
a) pada titik B,
b) titik D, dan
c) titik E.
TMS
202 JAWAB:
• Buatkan Diagram Benda Bebas batang BDE, sehingga dapat diketahui
gaya yang bekerja pada pin AB dan DC.
2
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-14
( )
B
CD
CD
M 0
0 30kN 0.6m F 0.2m
F 90kN
=
= − × + ×
=
∑
tarik++++
( )
D
AB
AB
M 0
0 30kN 0.4m F 0.2m
F 60kN
=
= − × − ×
=
∑
tekan−−−−
TMS
202 • Hitung deformasi pada batang AB dan DC, sehingga perpindahan titik B
dan D dapat diketahui.
Deformasi batang CD:
( )( )
D
3
P L
A E
90 10 N 0.4m
⋅
δ =
⋅
×
2
( )( )
( )( )
3
-6 2 9
6
90 10 N 0.4m
600 10 m 200 10 Pa
300 10 m−
×
=
× ×
= ×
D 0.300 mmδ = ↓↓↓↓
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-15
TMS
202
Deformasi batang AB:
( )( )
( )( )
B
3
-6 2 9
P L
A E
60 10 N 0.3m
500 10 m 70 10 Pa
⋅
δ =
⋅
− ×
=
× ×
2
( )( )-6 2 9
6
500 10 m 70 10 Pa
514 10 m−
=
× ×
= − ×
B 0.514 mmδ = ↑↑↑↑
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-16
5. TMS
202
Perpindahan titik D:
BB BH
DD HD
′
=
′
• Dengan menggunakan hubungan geometri akibat perpindahan pada
batang BDE, maka dapat ditentukan besar lendutan di titik E.
2
( )
DD HD
200 mm x0.514 mm
0.300 mm x
x 73.7 mm
=
′
−
=
=
( )
EE HE
DD HD
400 73.7 mm
′
=
′
+δ
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-17
E 1.928 mmδ = ↓↓↓↓
( )E
E
400 73.7 mm
0.300 mm 73.7 mm
1.928 mm
+δ
=
δ =
CARI POSISI TITIK H
TMS
202 Ketaktentuan Statik
• Struktur yang reaksi tumpuan dan gaya-gaya
dalamnya tidak dapat ditentukan dengan
persamaan statika saja, disebut STATIS TAK
TENTU.
2
• Gaya reaksi yang berlebih dapat digantikan
sebagai beban yang tidak diketahui
(redundant) selama deformasi akibat gaya
ini kompatibel dengan yang lainnya.
• Sebuah struktur akan statis tak tentu, jika dia
mempunyai tumpuan yang melebihi kebutuhan
untuk mempertahankan keseimbangannya.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-18
L R 0δ = δ + δ =
• Deformasi akibat gaya aktual dan gaya
reaksi dapat ditentukan secara terpisah
dankemudian dijumlahkan atau
disuperposisikan.
ini kompatibel dengan yang lainnya.
TMS
202 Contoh 2
Tentukan reaksi tumpuan di A dan B untuk
batang baja, seperti terlihat pada gambar.
2
batang baja, seperti terlihat pada gambar.
• Hitung perpindahan di titik B karena gaya
redundant.
JAWAB:
• Buat reaksi di B sebagai gaya redundant, lepaskan
batang dari tumpuan dan hitung perpindahan di B
karena beban yang bekerja.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-19
• Gaya redundant di B dapat ditentukan yang
kemudian digunakan untuk menghitung reaksi
tumpuan A.
• Karena titik B adalah tumpuan, maka
perpidahan total di titik B harus bernilai NOL.
redundant.
TMS
202
• Hitung perpindahan titik B hanya karena beban luar,
3 3
1 2 3 4
6 2 6 2
1 2 3 4
1 2 3 4
P 0 P P 600 10 N P 900 10 N
A A 400 10 m A A 250 10 m
L L L L 0.150 m
− −
= = = × = ×
= = × = = ×
= = = =
2
1 2 3 4
9
i i
L
i i i
P L 1.125 10
A E E
⋅ ×
δ = =
⋅
∑
• Hitung perpindahan titik B karena gaya redundant,
1 2 BP P R= = −
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-20
( )
6 2 6 2
1 2
1 2
3
Bi i
R
i i i
A 400 10 m A 250 10 m
L L 0.300 m
1.95 10 RP L
A E E
− −
= × = ×
= =
×⋅
δ = = −
⋅
∑
6. TMS
202
• Perpindahan karena gaya luar dan karena gaya
redundant harus kompatibel, atau lebih tepatnya
perpindahan total titik B harus NOL.
( )
L R 0δ = δ + δ =
2
( )39
B
3
B
1.95 10 R1.125 10
0
E E
R 577 10 N 577 kN
××
δ = − =
= × =
• Reaksi di tumpuan A dan di tumpuan B dapat
dihitung,
y AF 0 R 300 kN 600kN 577kN= = − − +∑
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-21
y A
A
F 0 R 300 kN 600kN 577kN
R 323kN
= = − − +
=
∑
A
B
R 323kN
R 577kN
=
=