SlideShare a Scribd company logo
TMS
202
2
2 BEBAN AKSIAL
(Tegangan-Regangan)
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-1
TMS
202 Bahan ajar ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan bagi para
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas yang berdasarkan
kepada pengalaman penulis serta merujuk kepada beberapa buku standar
seperti tercantum berikut ini:
• Beer, F.P.; Johnston, E.R.; DeWolf, J.T., MECHANICS of MATERIALS,
Third Edition, McGraw-Hill, Singapore, 2004 (ISBN: 007-123568-X).
• Hibbeler, R.C., MECHANICS of MATERIALS, Sixth Edition, Pearson
2
• Hibbeler, R.C., MECHANICS of MATERIALS, Sixth Edition, Pearson
Prentice Hall.
• Gere, J.M.; Timoshenko, S.P., MECHANICS of MATERIAL, Third Edition,
Chapman & Hall, London, 1991 (ISBN: 0 412 36880 3). International,
Singapore, 2005 (ISBN: 0-13-186-638-9)
• Craig, R.R., MECHANICS of MATERIALS, 2 nd Ed., John Wiley, New
York, 2000.
• Timoshenko, S.P., STRENGTH of MATERIALS, PART II Advanced, Third
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-2
• Timoshenko, S.P., STRENGTH of MATERIALS, PART II Advanced, Third
Edition, Robert E. Krieger Publishing Co., New York, 1958.
• Szabo, I., Gesichte der mechanischen Prinzipien, Birkhaeuser, Basel,
1987.
Bahan ajar ini dipakai di lingkungan sendiri dan disediakan secara
gratis bagi peserta kuliah Mekanika Kekuatan Material TMS-202 yang
dapat diunduh dari portal akademik.
TMS
202
Daftar Isi
Tegangan & Regangan: Beban Aksial
Regangan Normal
Uji Tarik
2
Uji Tarik
Diagram Tegangan-Regangan: Material Liat
Diagram Tegangan-Regangan: Material Getas
Hukum Hooke: Modulus Elastisitas
Perilaku Elastis vs. Plastis
Fatigue
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-3
Deformasi Akibat Pembebanan Aksial
Contoh 1
Ketaktentuan Statik
Contoh 2
TMS
202 Tegangan & Regangan:
Beban Aksial
• Kecocokan sebuah struktur atau mesin tergantung kepada deformasi
struktur yang diakibatkan tegangan karena adanya beban. Analisis statis
2
struktur yang diakibatkan tegangan karena adanya beban. Analisis statis
saja tidak mencukupi.
• Mengingat struktur dapat berdeformasi, maka gaya-gaya batang dan
reaksi tumpuan pada struktur statis tak tentu dapat ditentukan.
• Penentuan distribusi tegangan pada batang juga perlu mempertimbangkan
deformasi pada batang tersebut.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-4
deformasi pada batang tersebut.
• Bab ini membahas tentang deformasi dari batang-batang struktur akibat
beban aksial. Bab-bab berikutnya akan membahas deformasi akibat beban
torsi dan beban lentur.
TMS
202 Regangan Normal
2
σ = =
δ
P
tegangan
A
σ = =
δ
P
A
2P
2A
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-5
δ
ε = = regangan normal
L
δ
ε =
L
δ
σ =
δ
ε = =
2
2L
P
A
L
TMS
202 Pengujian Tegangan-Regangan
2
Spesimen Uji
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-6
Mesin Uji Tarik
TMS
202 Diagram Tegangan-Regangan: Material Liat
Necking
2
Rupture
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-7
Baja Karbon Rendah Aluminium
TMS
202 Diagram Tegangan-Regangan: Material Getas
Material Getas
2
Material Liat
PERHATIKAN
BENTUK
PATAHAN
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-8
Diagram tegangan-regangan material getas
TMS
202 Hukum Hooke:
Modulus Elastisitas
• Di bawah tegangan (yield)
σ = ⋅εE
σ
2
σ = ⋅ε
=
E
E Modulus Young atau
Modulus Elastisitas
• Kekuatan dipengaruhi oleh paduan,
perlakuan panas dan proses
produksi, tetapi modulus
elastisitas tidak.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-9
elastisitas tidak.
Kurva Tegangan-Regangan Berbagai Baja
TMS
202 Perilaku Elastis vs. Plastis
• Jika regangan hilang ketika
tegangan ditiadakan, maka
material disebut bersifat
2
material disebut bersifat
ELASTIS.
• Tegangan maksimum yang
terjadi pada kondisi elastis
disebut sebagai BATAS
ELASTIS.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-10
• Jika regangan tidak kembali
ke nol setelah tegangan
dihilangkan, maka material
disebut bersifat PLASTIS.
TMS
202 Fatigue
• Perilaku Fatigue diperlihatkan
pada diagram S-N.
• Sebuah batang mengalami patah
2
• Jika tegangan diturunkan sampai
berada di bawah endurance limit,
• Sebuah batang mengalami patah
lelah (fatigue) pada kondisi
tegangan yang masih berada jauh
di bawah tegangan ultimate, jika
dibebani dengan beban siklus.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-11
kegagalan fatigue tidak akan
pernah terjadi, meskipun jumlah
siklus pembebannya tak
berhingga.
Diagram S-N
TMS
202 Deformasi Karena Beban Aksial
Pσ
• Berdasarkan hukum Hooke:
2
P
E
E A E
σ
σ = ⋅ε ε = =
⋅
• Berdasarkan definisi regangan:
L
δ
ε =
• Persamaan deformasi,
P L
A E
⋅
δ =
⋅
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-12
A E⋅
• Deformasi akibat berbagai pembebanan
untuk berbagai penampang dan berbagai
modulus elasitisitas,
i i
i i i
P L
A E
⋅
δ =
⋅
∑
TMS
202 Contoh 1
Batang kaku BDE ditahan oleh batang
AB dan CD.
2
Batang AB terbuat dari aluminium (E =
70 GPa) dan mempunyai luas
penampang 500 mm2. Batang CD
terbuat dari baja (E = 200 GPa) dan
mempunyai luas penampang 600
mm2.
Jika pada nodal E bekerja beban
sebesar 30-kN, seperti terlihat pada
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-13
sebesar 30-kN, seperti terlihat pada
gambar, tentukan lendutan
a) pada titik B,
b) titik D, dan
c) titik E.
TMS
202 JAWAB:
• Buatkan Diagram Benda Bebas batang BDE, sehingga dapat diketahui
gaya yang bekerja pada pin AB dan DC.
2
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-14
( )
B
CD
CD
M 0
0 30kN 0.6m F 0.2m
F 90kN
=
= − × + ×
=
∑
tarik++++
( )
D
AB
AB
M 0
0 30kN 0.4m F 0.2m
F 60kN
=
= − × − ×
=
∑
tekan−−−−
TMS
202 • Hitung deformasi pada batang AB dan DC, sehingga perpindahan titik B
dan D dapat diketahui.
Deformasi batang CD:
( )( )
D
3
P L
A E
90 10 N 0.4m
⋅
δ =
⋅
×
2
( )( )
( )( )
3
-6 2 9
6
90 10 N 0.4m
600 10 m 200 10 Pa
300 10 m−
×
=
× ×
= ×
D 0.300 mmδ = ↓↓↓↓
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-15
TMS
202
Deformasi batang AB:
( )( )
( )( )
B
3
-6 2 9
P L
A E
60 10 N 0.3m
500 10 m 70 10 Pa
⋅
δ =
⋅
− ×
=
× ×
2
( )( )-6 2 9
6
500 10 m 70 10 Pa
514 10 m−
=
× ×
= − ×
B 0.514 mmδ = ↑↑↑↑
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-16
TMS
202
Perpindahan titik D:
BB BH
DD HD
′
=
′
• Dengan menggunakan hubungan geometri akibat perpindahan pada
batang BDE, maka dapat ditentukan besar lendutan di titik E.
2
( )
DD HD
200 mm x0.514 mm
0.300 mm x
x 73.7 mm
=
′
−
=
=
( )
EE HE
DD HD
400 73.7 mm
′
=
′
+δ
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-17
E 1.928 mmδ = ↓↓↓↓
( )E
E
400 73.7 mm
0.300 mm 73.7 mm
1.928 mm
+δ
=
δ =
CARI POSISI TITIK H
TMS
202 Ketaktentuan Statik
• Struktur yang reaksi tumpuan dan gaya-gaya
dalamnya tidak dapat ditentukan dengan
persamaan statika saja, disebut STATIS TAK
TENTU.
2
• Gaya reaksi yang berlebih dapat digantikan
sebagai beban yang tidak diketahui
(redundant) selama deformasi akibat gaya
ini kompatibel dengan yang lainnya.
• Sebuah struktur akan statis tak tentu, jika dia
mempunyai tumpuan yang melebihi kebutuhan
untuk mempertahankan keseimbangannya.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-18
L R 0δ = δ + δ =
• Deformasi akibat gaya aktual dan gaya
reaksi dapat ditentukan secara terpisah
dankemudian dijumlahkan atau
disuperposisikan.
ini kompatibel dengan yang lainnya.
TMS
202 Contoh 2
Tentukan reaksi tumpuan di A dan B untuk
batang baja, seperti terlihat pada gambar.
2
batang baja, seperti terlihat pada gambar.
• Hitung perpindahan di titik B karena gaya
redundant.
JAWAB:
• Buat reaksi di B sebagai gaya redundant, lepaskan
batang dari tumpuan dan hitung perpindahan di B
karena beban yang bekerja.
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-19
• Gaya redundant di B dapat ditentukan yang
kemudian digunakan untuk menghitung reaksi
tumpuan A.
• Karena titik B adalah tumpuan, maka
perpidahan total di titik B harus bernilai NOL.
redundant.
TMS
202
• Hitung perpindahan titik B hanya karena beban luar,
3 3
1 2 3 4
6 2 6 2
1 2 3 4
1 2 3 4
P 0 P P 600 10 N P 900 10 N
A A 400 10 m A A 250 10 m
L L L L 0.150 m
− −
= = = × = ×
= = × = = ×
= = = =
2
1 2 3 4
9
i i
L
i i i
P L 1.125 10
A E E
⋅ ×
δ = =
⋅
∑
• Hitung perpindahan titik B karena gaya redundant,
1 2 BP P R= = −
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-20
( )
6 2 6 2
1 2
1 2
3
Bi i
R
i i i
A 400 10 m A 250 10 m
L L 0.300 m
1.95 10 RP L
A E E
− −
= × = ×
= =
×⋅
δ = = −
⋅
∑
TMS
202
• Perpindahan karena gaya luar dan karena gaya
redundant harus kompatibel, atau lebih tepatnya
perpindahan total titik B harus NOL.
( )
L R 0δ = δ + δ =
2
( )39
B
3
B
1.95 10 R1.125 10
0
E E
R 577 10 N 577 kN
××
δ = − =
= × =
• Reaksi di tumpuan A dan di tumpuan B dapat
dihitung,
y AF 0 R 300 kN 600kN 577kN= = − − +∑
LDS
Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-21
y A
A
F 0 R 300 kN 600kN 577kN
R 323kN
= = − − +
=
∑
A
B
R 323kN
R 577kN
=
=

More Related Content

What's hot

Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Charis Muhammad
 
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
Aris Munandar Saputra
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Indah Rosa
 
3. koefisien momen pbi 71-two way #1
3. koefisien momen pbi 71-two way #13. koefisien momen pbi 71-two way #1
3. koefisien momen pbi 71-two way #1
MuhammadYasin301812
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
tanchul
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
Khairul Fadli
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Instansi
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
Graham Atmadja
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
tekpal14
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
bumi lohita
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
Juleha Usmad
 
Momen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidang
Momen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidangMomen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidang
Momen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidang
Annez Hutagalung
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Dewi Izza
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Surya BS
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
Iqbal Pratama
 
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaPerhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Afret Nobel
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Ali Hasimi Pane
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
Saedi Saputra Siagian
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
Mira Pemayun
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
Eko Purwanto
 

What's hot (20)

Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
3. koefisien momen pbi 71-two way #1
3. koefisien momen pbi 71-two way #13. koefisien momen pbi 71-two way #1
3. koefisien momen pbi 71-two way #1
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
 
Momen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidang
Momen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidangMomen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidang
Momen dan defleksi maksimum struktur statis tertentu dlam sebuah bidang
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaPerhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 

Similar to 202 02.1 beban aksial (tegangan-regangan)

10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
IvAn AQuin
 
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
Maman Asep
 
Unit 11 Kaji Daya Bahan
Unit 11 Kaji Daya BahanUnit 11 Kaji Daya Bahan
Unit 11 Kaji Daya Bahan
Malaysia
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Ainun Naim
 
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektronKonfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
Andi Rahim
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
Joko Tole
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
dodi rahmawan
 
Sma -fisika_2007
Sma  -fisika_2007Sma  -fisika_2007
Sma -fisika_2007
Salman Alfarizi
 
Balok gerber
Balok gerberBalok gerber
Balok gerber
Dony Saputra
 
Dua ld
Dua ldDua ld
Dua ld
deaqu
 
UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120
UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120
UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Pp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatikaPp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatika
Trisnawati Trisnawati
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
Simon Patabang
 
06 bab 09 elektronika dasar
06 bab 09 elektronika dasar06 bab 09 elektronika dasar
06 bab 09 elektronika dasarEko Supriyadi
 
UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55
UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55
UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55
SMA Negeri 9 KERINCI
 
lentur-100.ppt
lentur-100.pptlentur-100.ppt
lentur-100.ppt
JanuariYanto1
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1
Ahmad Ramdani
 
Lap 1
Lap 1Lap 1
Lap 1
SittiTiti
 
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.netUn fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Eko Supriyadi
 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrik
Indra S Wahyudi
 

Similar to 202 02.1 beban aksial (tegangan-regangan) (20)

10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
 
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
 
Unit 11 Kaji Daya Bahan
Unit 11 Kaji Daya BahanUnit 11 Kaji Daya Bahan
Unit 11 Kaji Daya Bahan
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
 
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektronKonfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
Sma -fisika_2007
Sma  -fisika_2007Sma  -fisika_2007
Sma -fisika_2007
 
Balok gerber
Balok gerberBalok gerber
Balok gerber
 
Dua ld
Dua ldDua ld
Dua ld
 
UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120
UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120
UMPTN Fisika 2003 regional II Kode 120
 
Pp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatikaPp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatika
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
 
06 bab 09 elektronika dasar
06 bab 09 elektronika dasar06 bab 09 elektronika dasar
06 bab 09 elektronika dasar
 
UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55
UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55
UMPTN Fisika 1995 Rayon A Kode 55
 
lentur-100.ppt
lentur-100.pptlentur-100.ppt
lentur-100.ppt
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1
 
Lap 1
Lap 1Lap 1
Lap 1
 
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.netUn fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrik
 

Recently uploaded

BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 

Recently uploaded (8)

BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 

202 02.1 beban aksial (tegangan-regangan)

  • 1. TMS 202 2 2 BEBAN AKSIAL (Tegangan-Regangan) LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-1 TMS 202 Bahan ajar ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan bagi para mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas yang berdasarkan kepada pengalaman penulis serta merujuk kepada beberapa buku standar seperti tercantum berikut ini: • Beer, F.P.; Johnston, E.R.; DeWolf, J.T., MECHANICS of MATERIALS, Third Edition, McGraw-Hill, Singapore, 2004 (ISBN: 007-123568-X). • Hibbeler, R.C., MECHANICS of MATERIALS, Sixth Edition, Pearson 2 • Hibbeler, R.C., MECHANICS of MATERIALS, Sixth Edition, Pearson Prentice Hall. • Gere, J.M.; Timoshenko, S.P., MECHANICS of MATERIAL, Third Edition, Chapman & Hall, London, 1991 (ISBN: 0 412 36880 3). International, Singapore, 2005 (ISBN: 0-13-186-638-9) • Craig, R.R., MECHANICS of MATERIALS, 2 nd Ed., John Wiley, New York, 2000. • Timoshenko, S.P., STRENGTH of MATERIALS, PART II Advanced, Third LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-2 • Timoshenko, S.P., STRENGTH of MATERIALS, PART II Advanced, Third Edition, Robert E. Krieger Publishing Co., New York, 1958. • Szabo, I., Gesichte der mechanischen Prinzipien, Birkhaeuser, Basel, 1987. Bahan ajar ini dipakai di lingkungan sendiri dan disediakan secara gratis bagi peserta kuliah Mekanika Kekuatan Material TMS-202 yang dapat diunduh dari portal akademik. TMS 202 Daftar Isi Tegangan & Regangan: Beban Aksial Regangan Normal Uji Tarik 2 Uji Tarik Diagram Tegangan-Regangan: Material Liat Diagram Tegangan-Regangan: Material Getas Hukum Hooke: Modulus Elastisitas Perilaku Elastis vs. Plastis Fatigue LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-3 Deformasi Akibat Pembebanan Aksial Contoh 1 Ketaktentuan Statik Contoh 2 TMS 202 Tegangan & Regangan: Beban Aksial • Kecocokan sebuah struktur atau mesin tergantung kepada deformasi struktur yang diakibatkan tegangan karena adanya beban. Analisis statis 2 struktur yang diakibatkan tegangan karena adanya beban. Analisis statis saja tidak mencukupi. • Mengingat struktur dapat berdeformasi, maka gaya-gaya batang dan reaksi tumpuan pada struktur statis tak tentu dapat ditentukan. • Penentuan distribusi tegangan pada batang juga perlu mempertimbangkan deformasi pada batang tersebut. LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-4 deformasi pada batang tersebut. • Bab ini membahas tentang deformasi dari batang-batang struktur akibat beban aksial. Bab-bab berikutnya akan membahas deformasi akibat beban torsi dan beban lentur.
  • 2. TMS 202 Regangan Normal 2 σ = = δ P tegangan A σ = = δ P A 2P 2A LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-5 δ ε = = regangan normal L δ ε = L δ σ = δ ε = = 2 2L P A L TMS 202 Pengujian Tegangan-Regangan 2 Spesimen Uji LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-6 Mesin Uji Tarik TMS 202 Diagram Tegangan-Regangan: Material Liat Necking 2 Rupture LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-7 Baja Karbon Rendah Aluminium TMS 202 Diagram Tegangan-Regangan: Material Getas Material Getas 2 Material Liat PERHATIKAN BENTUK PATAHAN LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-8 Diagram tegangan-regangan material getas
  • 3. TMS 202 Hukum Hooke: Modulus Elastisitas • Di bawah tegangan (yield) σ = ⋅εE σ 2 σ = ⋅ε = E E Modulus Young atau Modulus Elastisitas • Kekuatan dipengaruhi oleh paduan, perlakuan panas dan proses produksi, tetapi modulus elastisitas tidak. LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-9 elastisitas tidak. Kurva Tegangan-Regangan Berbagai Baja TMS 202 Perilaku Elastis vs. Plastis • Jika regangan hilang ketika tegangan ditiadakan, maka material disebut bersifat 2 material disebut bersifat ELASTIS. • Tegangan maksimum yang terjadi pada kondisi elastis disebut sebagai BATAS ELASTIS. LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-10 • Jika regangan tidak kembali ke nol setelah tegangan dihilangkan, maka material disebut bersifat PLASTIS. TMS 202 Fatigue • Perilaku Fatigue diperlihatkan pada diagram S-N. • Sebuah batang mengalami patah 2 • Jika tegangan diturunkan sampai berada di bawah endurance limit, • Sebuah batang mengalami patah lelah (fatigue) pada kondisi tegangan yang masih berada jauh di bawah tegangan ultimate, jika dibebani dengan beban siklus. LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-11 kegagalan fatigue tidak akan pernah terjadi, meskipun jumlah siklus pembebannya tak berhingga. Diagram S-N TMS 202 Deformasi Karena Beban Aksial Pσ • Berdasarkan hukum Hooke: 2 P E E A E σ σ = ⋅ε ε = = ⋅ • Berdasarkan definisi regangan: L δ ε = • Persamaan deformasi, P L A E ⋅ δ = ⋅ LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-12 A E⋅ • Deformasi akibat berbagai pembebanan untuk berbagai penampang dan berbagai modulus elasitisitas, i i i i i P L A E ⋅ δ = ⋅ ∑
  • 4. TMS 202 Contoh 1 Batang kaku BDE ditahan oleh batang AB dan CD. 2 Batang AB terbuat dari aluminium (E = 70 GPa) dan mempunyai luas penampang 500 mm2. Batang CD terbuat dari baja (E = 200 GPa) dan mempunyai luas penampang 600 mm2. Jika pada nodal E bekerja beban sebesar 30-kN, seperti terlihat pada LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-13 sebesar 30-kN, seperti terlihat pada gambar, tentukan lendutan a) pada titik B, b) titik D, dan c) titik E. TMS 202 JAWAB: • Buatkan Diagram Benda Bebas batang BDE, sehingga dapat diketahui gaya yang bekerja pada pin AB dan DC. 2 LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-14 ( ) B CD CD M 0 0 30kN 0.6m F 0.2m F 90kN = = − × + × = ∑ tarik++++ ( ) D AB AB M 0 0 30kN 0.4m F 0.2m F 60kN = = − × − × = ∑ tekan−−−− TMS 202 • Hitung deformasi pada batang AB dan DC, sehingga perpindahan titik B dan D dapat diketahui. Deformasi batang CD: ( )( ) D 3 P L A E 90 10 N 0.4m ⋅ δ = ⋅ × 2 ( )( ) ( )( ) 3 -6 2 9 6 90 10 N 0.4m 600 10 m 200 10 Pa 300 10 m− × = × × = × D 0.300 mmδ = ↓↓↓↓ LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-15 TMS 202 Deformasi batang AB: ( )( ) ( )( ) B 3 -6 2 9 P L A E 60 10 N 0.3m 500 10 m 70 10 Pa ⋅ δ = ⋅ − × = × × 2 ( )( )-6 2 9 6 500 10 m 70 10 Pa 514 10 m− = × × = − × B 0.514 mmδ = ↑↑↑↑ LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-16
  • 5. TMS 202 Perpindahan titik D: BB BH DD HD ′ = ′ • Dengan menggunakan hubungan geometri akibat perpindahan pada batang BDE, maka dapat ditentukan besar lendutan di titik E. 2 ( ) DD HD 200 mm x0.514 mm 0.300 mm x x 73.7 mm = ′ − = = ( ) EE HE DD HD 400 73.7 mm ′ = ′ +δ LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-17 E 1.928 mmδ = ↓↓↓↓ ( )E E 400 73.7 mm 0.300 mm 73.7 mm 1.928 mm +δ = δ = CARI POSISI TITIK H TMS 202 Ketaktentuan Statik • Struktur yang reaksi tumpuan dan gaya-gaya dalamnya tidak dapat ditentukan dengan persamaan statika saja, disebut STATIS TAK TENTU. 2 • Gaya reaksi yang berlebih dapat digantikan sebagai beban yang tidak diketahui (redundant) selama deformasi akibat gaya ini kompatibel dengan yang lainnya. • Sebuah struktur akan statis tak tentu, jika dia mempunyai tumpuan yang melebihi kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangannya. LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-18 L R 0δ = δ + δ = • Deformasi akibat gaya aktual dan gaya reaksi dapat ditentukan secara terpisah dankemudian dijumlahkan atau disuperposisikan. ini kompatibel dengan yang lainnya. TMS 202 Contoh 2 Tentukan reaksi tumpuan di A dan B untuk batang baja, seperti terlihat pada gambar. 2 batang baja, seperti terlihat pada gambar. • Hitung perpindahan di titik B karena gaya redundant. JAWAB: • Buat reaksi di B sebagai gaya redundant, lepaskan batang dari tumpuan dan hitung perpindahan di B karena beban yang bekerja. LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-19 • Gaya redundant di B dapat ditentukan yang kemudian digunakan untuk menghitung reaksi tumpuan A. • Karena titik B adalah tumpuan, maka perpidahan total di titik B harus bernilai NOL. redundant. TMS 202 • Hitung perpindahan titik B hanya karena beban luar, 3 3 1 2 3 4 6 2 6 2 1 2 3 4 1 2 3 4 P 0 P P 600 10 N P 900 10 N A A 400 10 m A A 250 10 m L L L L 0.150 m − − = = = × = × = = × = = × = = = = 2 1 2 3 4 9 i i L i i i P L 1.125 10 A E E ⋅ × δ = = ⋅ ∑ • Hitung perpindahan titik B karena gaya redundant, 1 2 BP P R= = − LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-20 ( ) 6 2 6 2 1 2 1 2 3 Bi i R i i i A 400 10 m A 250 10 m L L 0.300 m 1.95 10 RP L A E E − − = × = × = = ×⋅ δ = = − ⋅ ∑
  • 6. TMS 202 • Perpindahan karena gaya luar dan karena gaya redundant harus kompatibel, atau lebih tepatnya perpindahan total titik B harus NOL. ( ) L R 0δ = δ + δ = 2 ( )39 B 3 B 1.95 10 R1.125 10 0 E E R 577 10 N 577 kN ×× δ = − = = × = • Reaksi di tumpuan A dan di tumpuan B dapat dihitung, y AF 0 R 300 kN 600kN 577kN= = − − +∑ LDS Unand Dipakai di lingkungan sendiri 2.1-21 y A A F 0 R 300 kN 600kN 577kN R 323kN = = − − + = ∑ A B R 323kN R 577kN = =