SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
PENANGANAN JALAN PANTURA
Jakarta, 21 Mei 2014
DIREKTORAT BINA TEKNIK
INOVASI PEMELIHARAAN JALAN
NASIONAL DI INDONESIA
Bimbingan Teknis Inovasi Teknologi Pracetak untuk Konstruksi
Jalan Raya dan Adopsinya dalam Sistem Pengadaan Jalan
Nasional serta Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha
Tangerang, 17 Mei 2017
DIREKTORAT PRESERVASI JALAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
2
 PENDAHULUAN
 DATA JALAN
 RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS
 ANGGARAN SEKTOR JALAN
 SIKLUS HIDUP ASET JALAN
 INOVASI TEKNOLOGI KONSTRUKSI JALAN
 INOVASI SISTEM PENGADAAN– PBC & LONG SEGMENT
 KESIMPULAN
OUTLINE
3
1. PENDAHULUAN
4
 Pembangunan infrastruktur adalah salah satu prioritas utama Pemerintah
sejak tahun 2004 untuk mengejar ketertinggalan akibat krisis pada tahun
97/98;
 Penyediaan infrastruktur yang memadai adalah prasyarat untuk pertumbuhan
ekonomi yang kuat dan pengentasan kemiskinan;
 Pendekatan pembangunan secara regional dalam perencanaan pembangunan
nasional mempunyai relevansi kuat bagi Indonesia sebagai negara kepulauan;
 Terdapat beberapa tantangan mulai dari persyaratan pembiayaan yang besar,
pembebasan lahan, kebijakan harga, persiapan proyek sampai ke reformasi
regulasi.
Infrastruktur – Prioritas Nasional
5
2. DATA JALAN
(Panjang & Kondisi)
6
STATUS JALAN PANJANG
(KM)
KEMANTA-
PAN JALAN
KEWENA-
NGAN
Jalan
Nasional
47,000
(non toll
road)
89.91 % Pemerintah
Pusat
950
(toll road)
Jalan
Propinsi 46,500 70.99 % Pemerintah
Provinsi
Jalan
Kabupaten 389,400 57.01 % Pemerintah
Kabupaten
TOTAL 483,700
9,9%
9.6%
80.5%
National
Road
Provincial
Road
Municipal/
Regency
Road
• Indonesia memiliki jaringan jalan terpanjang di ASEAN terdiri atas 9,9% jalan nasional, 9,6%
jalan provinsi, dan 80,5% jalan kabupaten.
• Jalan nasional melayani jaringan jalan arteri primer dan secara umum dalam kondisi baik.
• Namun, jalan provinsi dn kabupaten sebagaian besar dalam kondisi rusak yang memberatkan
jaringan jalan secara kesuluruhan.
PANJANG
JALAN
MENURUT
KEWENANGAN
7
KONDISI JALAN NASIONAL
90% jalan nasional dalam kondisi baik dan sedang- sebagian besar ditangani dalam kegiatan
PEMELIHARAAN yang dilaksanakan dengan swakelola.
8
3. RENCANA PENGEMBANGAN
STRATEGIS
9
STRATEGIC DEVELOPMENT PLAN 2015 - 2019
 2,650 km jalan baru
 15 000 m Fly Over / Under pass
 Waktu tempuh rata – rata di koridor
utama dari 2.6 jam/100 km berkurang
menjadi 2.2 jam/100 km
 1,000 km jalan tol
 Pelebaran jalan 3,057 km
 Kemantapan jalan nasional (kondisi baik &
sedang) menjadi 98%
 Kemantapan jalan provinsi dan kabupaten
(kondisi baik & sedang) menjadi 70%
 500 km dukungan jalan daerah
Untuk mendukung Renstra mencapai kemantapan jalan nasional 98% pada akhir 2019
membutuhkan kegiatan pemeliharaan untuk semua jaringan jalan nasional.
10
4. ANGGARAN SEKTOR JALAN
11
ANGGARAN SEKTOR JALAN
Anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga telah meningkat sebanyak 8 kali lipat
sejak 2015.
12
Preservasi
44,622%
Pembangunan
14,865%
Jembatan
18,678%
Pembangunan
Jalan Bebas
Hambatan
5,513%
Dukungan Jalan
Daerah
,242%
Lain - Lain
16,081%
Kegiatan Vol Sat Jumlah(Ribu)
Preservasi 43,625 Km 18,470,697,018
Pembangunan 836 Km 6,153,092,828
Jembatan 511,165 m 7,731,630,004
PembangunanJalanBebasHambatan 21 Km 2,281,912,970
DukunganJalanDaerah 7 Km 100,074,600
DanLain-Lain(AP,dok) 6,656,426,913
POSTUR ANGGARAN JALAN 2017
Pemeliharaan rutin
15,479%
Pemeliharaan
preventif
,045%
Rehabilitasi
24,810%
Rekonstruksi
38,109%
Pelebaran
21,557%
No Kegiatan Vol Sat Jumlah
2409 Pelaksanaan Preservasi Jalan Nasional 18,470,697,018
001 Pemeliharaan Rutin Jalan 40,940 Km 2,859,034,389
002 Pemeliharaan Preventif Jalan 9 Km 8,316,091
003 Pemeliharaan Rehabilitasi Jalan 973 Km 4,582,546,816
004 Rekonstruksi Jalan 887 Km 7,039,051,261
009 Pelebaran Jalan Menuju Standar 817 Km 3,981,748,461
13
4. SIKLUS HIDUP ASET JALAN
14
Sumber : AASHTO Pavement Management Guide Book, 2012 adopted from Peshkin et al. 2007
SIKLUS HIDUP ASET JALAN
14
Pemeliharaan
Preventif
Preservasi
Rekontruksi
Baik
Buruk
Waktu (Tahun)
Rehabilitasi
Minor
Major
Pemeliharaan Rutin / Korektif
Preservasi Jalan adalah manajemen asset dengan melakukan kegiatan pemeliharaan,
rehabilitasi dan rekonstruksi dengan biaya yang paling efektif dan efisien yang diperoleh dari
inovasi dalam teknologi konstruksi dan sistem pengadaan.
15
Definisi Terminologi Pemeliharaan Jalan :
• Preservasi Perkerasan Jalan adalah program strategi dalam tingkat jaringan dan jangka panjang yang
meningkatkan kinerja perkerasan dengan menggunakan praktik yang terintegrasi dan efektif biaya untuk
memperpanjang umur perkerasan, meningkatkan keselamatan dan memenuhi harapan pengguna jalan. Sumber :
FHWA Pavement Preservation Expert Task Group
• Pemeliharaan Preventif Jalan adalah rencana strategi penanganan yang efektif biaya pada jalan eksisting
dengan menjaga kondisi jalan yang ada, menunda kerusakan, danmemelihara atau menigkatkan kondisi funsgional
jalan (tanpa meningkatkan kapasitas structural secara signifikan). Sumber : AASHTO Standing Committee on
Highways, 1997
• Rehabilitasi Perkerasan Jalan terdiri dari peningkatan struktural yang memperpanjang umur pelayanan perkerasan
eksisting dan/atau meningkatkan kapasitas beban lalu lintas yang dapat ditampung. Teknik rehabilitasi jalan
termasuk penanganan perbaikan dan overlay structural. Sumber : AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance
– Rehabilitasi Minor terdiri atas peningkatan non structural terhadap perkerasan eksisting untuk menghilangkan
retak permukaan dari atas ke bawah terkait dengan usia perkerasan yang berkembang pada perkerasan
lentur akibat ekspose lingkungan. Karena sifatnya yang non structural, jenis dari rehabilitasi minor ditempatkan
sebagai bagian dari preservasi perkerasan.
– Rehabilitasi Major terdiri atas peningkatan structural yang memperpanjang umur pelayanan perkerasan
eksisting dan meningkatkan daya tampung beban lalu lintas.
• Pemeliharaan Rutin Jalan terdiri atas pekerjaan yag direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk memelihara
dan menjaga kondisi jalan atau untuk merespon pada kondisi atau kejadian tertentu untuk memperbaiki jalan pada
tingkat pelayanan yang memadai. Sumber : AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance
15
16
5. INOVASI TEKNOLOGI KONSTRUKSI
JALAN
17
TEKNOLOGI PERKERASAN UNTUK PEMELIHARAAN PREVENTIF
18
FOG SEAL
Fog seal digunakan pada perkerasan dengan kondisi
: campuran kering, kadar rongga yang tinggi dan
permukaan yang terlihat telah terjadi minor atau
moderate ravelling.
Kegunaan dari Fog Seal adalah :
• Mengatasi ravelling dan menambahkan aspal pada
permukaan perkerasan aspal yang telah mengalami
penuaan
• Berguna pada aplikasi chip seal untuk menghindari
agregat loss / menahan chip tetap pada tempatnya
akibat lalu lintas
• Meningkatkan sealing dan waterproofing
• Meningkatkan kinerja lapis permukaan
19
19
REJUVENATING SEAL
Rejuvenating Seal digunakan untuk
memperlembek kekakuan (peremaja) dari aspal
beton yang telah mengalami penuaan (aging) dan
flux dari pengikat aspal untuk memperpanjang
umur perkerasan dengan memperbaiki properties
dari campuran aspal beton.
Keuntungan utama dari Rejuvenating Seal adalah
untuk meningkatkan fleksibilitas aspal dengan
meremajakan komponen yang telah teroksidasi
dan untuk memperlambat proses penuaan aspal.
20
20
CHIP SEAL
Aplikasi bahan pengikat aspal pada perkerasan
eksisting yang diikuti denfan penghamparan butir
agregat (chip) yang kemudian dipadatkan untuk
melekatkan chip ke bahan pengikat aspal. Aplikasi ini
lebih sesuai untuk jalan dengan lalu lintas rendah –
sedang, bermanfaat untuk memberikan lapisan tahan
air dan permukaan dengan skid resistance yang lebih
baik, dan melindungi permukaan dari oksidasi.
Keberhasilan dari aplikasi ini tergantung pada
penyiapan permukaan, penggunaan bahan aspal yang
sesuai dan agregat yang bersih, membutuhkan disiplin
pelaksanaan yang ketat.
21
21
SLURRY SEAL
Slurry Seal digunakan sebagai salah satu teknologi
yang murah untuk meminimalisasi terjadinya
oksidasi, mengurangi penyerapan air pada
perkerasan, meningkatkan skid resistance,
meningkatkan estetika dan mengatasi raveling
serta penuaan (aging).
22
22
MICROSURFACING
Microsurfacing adalah pemeliharaan tipis yang bersifat
sama dengan Slurry Seal namun proses pematangan
yang diperoleh dari penguapan dilakukan dengan
mekanisme reaksi kimia dari bahan additif. Dengan
manfaat yang cukup sama dengan slurry seal,
microsurfacing memungkinkan waktu pembukaan
terhadap lalu lintas yang lebih cepat.
23
TEKNOLOGI PERKERASAN UNTUK REKONSTRUKSI JALAN
Teknologi umum dalam merekonstruksi jalan adalah dengan melakukan
penggantian struktur perkerasan full depth. Inovasi yang telah ada di
Indonesia adalah :
1. Perkerasan Lentur, dengan teknologi daur ulang perkerasan jalan.
2. Perkerasan Kaku, dengan melakukan overlay dengan perkerasan kaku.
24
DAUR ULANG JALAN/RECYCLING
Teknologi dengan memanfaatkan perkerasan eksisting
baik dengan cara cold / hot recycling.
Saat ini di Indonesia, metode yang telah digunakan
dengan cold recycling sebagai lapis base : CTRB/CTRSB
(cement treated recycling base/sub base) dan CMFRB
(cement treated foam recycling base).
25
TEKNOLOGI PERKERASAN BETON :
JPCP : JOINTED PLAIN CONCRETE PAVEMENT (PERKERASAN BETON SEMEN
BERSAMBUNG TANPA TULANGAN)
JRCP : JOINTED REINFORCED CONCRETE PAVEMENT - JRCP (PERKERASAN BETON
SEMEN BERSAMBUNG DENGAN TULANGAN)
CRCP : CONTINUOUSLY REINFORCED CONCRETE PAVEMENT - CRCP (PERKERASAN
BETON SEMEN MENERUS DENGAN TULANGAN)
PPCP : PRECAST PRESTRESSED CONCRETE PAVEMENT (PERKERASAN BETON SEMEN
PRA CETAK PRA TEGANG)
26
• Perkerasan JPCP mempunyai cukup joint untuk mengendalikan lokasi semua retak
secara alamiah yg diperkirakan, retak diarahkan pada joint tidak terjadi
sembarang pada plat.
• JPCP tidak mempunyai tulangan, tetapi mempunyai tulangan baja polos pada
sambungan melintang yang berfungsi sebagai load transfer dan tulangan baja ulir
pada sambungan memanjang.
PERKERASAN BETON SEMEN BERSAMBUNG TANPA TULANGAN
27
Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP) mempunyai penulangan anyaman baja
yang biasa disebut distributed steel, jarak joint bartambah panjang dan dengan adanya
penulangan, retak diikat bersama didalam plat. Jarak antara joint biasanya 10 m (30
feet) atau lebih bahkan bisa 30 m (100 feet).
PERKERASAN BETON SEMEN BERSAMBUNG DENGAN TULANGAN
28
28
Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP), tidak memerlukan transferse
contraction joint, retak diharapkan terjadi pada plat biasanya dengn interval 3-5 ft.
CRCP didisain dengan penulangan 0,6-0,7 % dari penampang plat, sehingga retak
dipegang bersama. CRCP lebih mahal dari perkerasan yang lainnya, namun dapat
tahan lama dan biasanya dipakai untuk heavy urban traffic.
PERKERASAN BETON SEMEN MENERUS DENGAN TULANGAN
29
PPCP (precast prestressed concrete pavement) adalah modul / pelat beton yang
difabrikasi off-site dan ditransportasikan ke lapangan dan dipasang pada
permukaan yang telah disiapkan.
PERKERASAN BETON SEMEN PRA CETAK PRA TEGANG
30
6. INOVASI SISTEM PENGADAAN
31
31
PBC is a type of contract in which
payment for the deliverable is explicitly
linked to the contractor’s succesfully
meeting or exceeding certain clearly
defined performance indicators
(Stankevich, Qureshi and Quiroz, World
Bank, 2009) .
PBC adalah pendekatan kontrak yang fokus
pada outcome, menggunakan standar
kinerja terukur dan dalam strategi
biayanya terdapat resiko dan rewards
(insentif)
Manfaat dari PBC
ini diantaranya : penghematan biaya,
mendukung inovasi dari Penyedia Jasa,
mendekatkan tujuan antara Pengguna
Jasa dan Penyedia Jasa, meningkatkan
motivasi Penyedia Jasa untuk
mencapai outcome terbaik untuk
memaksimalkan keuntungan finansial,
dan tingkat respon yang lebih baik
terhadap kebutuhan Pengguna Jalan.
PERFORMANCE BASED CONTRACT
32
 Studi tentang PBC telah dilakukan sejak tahun 2000-an
oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
 Introduksi proyek menggunakan PBC dimulai tahun 2010
(kontrak tahun 2011) di 2 ruas : Ciasem – Pamanukan dan
Demak – Trengguli, dan dilanjutkan di tahun 2012 di 3
ruas : Semarang – Bawen, Bojonegoro – Padangan,
Padangan – Ngawi.
 Penerapan prinsip PBC juga dilakukan dalam Kontrak
Tradisional sejak tahun 2011.
 Jasa Marga juga menerapkan PBC pada taraf – taraf
tertentu.
PBC DI INDONESIA - Sejarah
33
LONG SEGMENT – Definition
Long Segment merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang segmen
yang menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan
kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan standar sepanjang segmen.
Lingkup pekerjaan Pemeliharaan Jalan merupakan penanganan yang paling dominan
berdasarkan panjang jalan, sehingga jenis – jenis pekerjaan pada kegiatan pemeliharaan juga
merupakan PEKERJAAN UTAMA.
(sumber : SE Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 9/SE/Db Tahun 2015)
JALAN
MANTAP
DAN
STANDAR
*
34
LONG SEGMENT – Elemen
1
• GOAL : JALAN MANTAP DAN STANDAR SEPANJANG SEGMEN
2
• MELIPUTI 4 (EMPAT) KOMPONEN JALAN : PERKERASAN, BAHU,
BANGUNAN PELENGKAP (KHUSUSNYA DRAINASE) DAN PERLENGKAPAN
JALAN
3
• PERSYARATAN INDIKATOR KINERJA
4
• INSPEKSI HARIAN
5
• PEMBAYARAN BERDASARKAN VOLUME (VOLUME BASED)
6
• FLEKSIBILITAS (OPTIMASI PROGRAM DAN DANA TERSEDIA)
35
REHABILITASI
PEMELIHARAAN
RUTIN
REKONSTRUKSI PELEBARAN
Lingkup
Pekerjaan
LONG SEGMENT – Lingkup Pekerjaan
36
 Dengan Long-Segment, saat ini hanya 30% dari
jaringan jalan ditangani dengan Swakelola.
 Kesiapan Penyedia Jasa untuk terlibat dalam
manajemen asset masih sangat rendah, terutama dalam
tanggung jawabnya melaksanakan pemelihraan rutin.
 Pekerjaan inspeksi untuk memastikan pemenuhan kinerja
harus dilaksanakan dengan baik untuk memenuhi
ketentuan dalam kontrak.
 Long segment akan lebih efektif dilaksanakan dalam
bentuk kontrak tahun jamak.
LONG SEGMENT – Evaluasi
37
7. KESIMPULAN
38
 90% jaringan jalan nasional Indonesia dalam kondisi baik dan
sedang, dengan pemeliharaan sebagai kegiatan dominan.
 Bina Marga dalam waktu 2 tahun terakhir telah menyusun
perbaikan strategis dalam pemeliharaan jalan khususnya
dalam sistem pengadaan.
 Untuk menyerahkan pekerjaan pemeliharaan kepada
Penyedia Jasa membutuhkan komitmen dari kedua belah pihak
untuk mencapai jalan yang mantap dan standar.
 Inovasi merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemeliharaan jalan terutama dalam rangka mencapai biaya
yang efisien selama umur siklus hidup aset jalan.
KESIMPULAN
39

More Related Content

What's hot

(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Dokter Kota
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyalabay31
 
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017Aji Aulia
 
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Hapsari Safira
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANAlBer MEt
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasbangkit bayu
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanAhmad Wiratama
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA Ayuismoyosofiana
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018Aadairil ValleryAlpha
 
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalanudin2234
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANMira Pemayun
 

What's hot (20)

(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
 
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
 
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
 
Karakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintasKarakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintas
 
Kadar aspal
Kadar aspalKadar aspal
Kadar aspal
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
 
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 

Similar to OPTIMASI JALAN

Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanPemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanAdelyaHakim1
 
e6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptx
e6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptxe6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptx
e6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptxssuser94d767
 
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...Di Prihantony
 
37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdf
37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdf37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdf
37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdfDwi Ist
 
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilcontoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilNengHodijatulKubro07
 
PPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptx
PPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptxPPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptx
PPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptxSonia Sefe
 
PRESENTASI FINAL.pptx
PRESENTASI FINAL.pptxPRESENTASI FINAL.pptx
PRESENTASI FINAL.pptxSanjikaIlham1
 
3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdf
3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdf3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdf
3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdfArifNurkholis3
 
Seminar Progress KMTS (1).pptx
Seminar Progress KMTS (1).pptxSeminar Progress KMTS (1).pptx
Seminar Progress KMTS (1).pptxSanjikaIlham1
 
Kemacetan vs otomotif
Kemacetan vs otomotifKemacetan vs otomotif
Kemacetan vs otomotifaswin2812
 
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsxPeraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsxbudimancs
 
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasiSda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasidrestajumena1
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
 
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxdalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxprodiftsp2023
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Irene Baria
 
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamaSda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamadrestajumena1
 

Similar to OPTIMASI JALAN (20)

Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanPemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
 
e6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptx
e6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptxe6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptx
e6718_Bahan_Tayang_Long_Segment_2018_REV.pptx
 
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
 
37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdf
37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdf37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdf
37. Perkerasan Kaku Pracetak Tanpa Lekatan.pdf
 
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilcontoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
 
Bahan prentaibogor pak max
Bahan prentaibogor pak maxBahan prentaibogor pak max
Bahan prentaibogor pak max
 
PPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptx
PPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptxPPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptx
PPT_FRANSISCA SONIA SEFE_ Pelaksana Pemeliharaan Jalan_6.pptx
 
PRESENTASI FINAL.pptx
PRESENTASI FINAL.pptxPRESENTASI FINAL.pptx
PRESENTASI FINAL.pptx
 
Bangi kajang 30 tahun akan datang
Bangi kajang 30 tahun akan datangBangi kajang 30 tahun akan datang
Bangi kajang 30 tahun akan datang
 
3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdf
3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdf3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdf
3037-Article Text-7162-1-10-20181011.pdf
 
Modul 10 PPJ.pdf
Modul 10 PPJ.pdfModul 10 PPJ.pdf
Modul 10 PPJ.pdf
 
Seminar Progress KMTS (1).pptx
Seminar Progress KMTS (1).pptxSeminar Progress KMTS (1).pptx
Seminar Progress KMTS (1).pptx
 
Kemacetan vs otomotif
Kemacetan vs otomotifKemacetan vs otomotif
Kemacetan vs otomotif
 
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsxPeraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
Peraturan_Perundang_Undangan_di_Lingkung.ppsx
 
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasiSda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
 
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxdalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
Kp 02 bangunan utama
Kp 02   bangunan utamaKp 02   bangunan utama
Kp 02 bangunan utama
 
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamaSda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
 

OPTIMASI JALAN

  • 1. PENANGANAN JALAN PANTURA Jakarta, 21 Mei 2014 DIREKTORAT BINA TEKNIK INOVASI PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL DI INDONESIA Bimbingan Teknis Inovasi Teknologi Pracetak untuk Konstruksi Jalan Raya dan Adopsinya dalam Sistem Pengadaan Jalan Nasional serta Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha Tangerang, 17 Mei 2017 DIREKTORAT PRESERVASI JALAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
  • 2. 2  PENDAHULUAN  DATA JALAN  RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS  ANGGARAN SEKTOR JALAN  SIKLUS HIDUP ASET JALAN  INOVASI TEKNOLOGI KONSTRUKSI JALAN  INOVASI SISTEM PENGADAAN– PBC & LONG SEGMENT  KESIMPULAN OUTLINE
  • 4. 4  Pembangunan infrastruktur adalah salah satu prioritas utama Pemerintah sejak tahun 2004 untuk mengejar ketertinggalan akibat krisis pada tahun 97/98;  Penyediaan infrastruktur yang memadai adalah prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pengentasan kemiskinan;  Pendekatan pembangunan secara regional dalam perencanaan pembangunan nasional mempunyai relevansi kuat bagi Indonesia sebagai negara kepulauan;  Terdapat beberapa tantangan mulai dari persyaratan pembiayaan yang besar, pembebasan lahan, kebijakan harga, persiapan proyek sampai ke reformasi regulasi. Infrastruktur – Prioritas Nasional
  • 6. 6 STATUS JALAN PANJANG (KM) KEMANTA- PAN JALAN KEWENA- NGAN Jalan Nasional 47,000 (non toll road) 89.91 % Pemerintah Pusat 950 (toll road) Jalan Propinsi 46,500 70.99 % Pemerintah Provinsi Jalan Kabupaten 389,400 57.01 % Pemerintah Kabupaten TOTAL 483,700 9,9% 9.6% 80.5% National Road Provincial Road Municipal/ Regency Road • Indonesia memiliki jaringan jalan terpanjang di ASEAN terdiri atas 9,9% jalan nasional, 9,6% jalan provinsi, dan 80,5% jalan kabupaten. • Jalan nasional melayani jaringan jalan arteri primer dan secara umum dalam kondisi baik. • Namun, jalan provinsi dn kabupaten sebagaian besar dalam kondisi rusak yang memberatkan jaringan jalan secara kesuluruhan. PANJANG JALAN MENURUT KEWENANGAN
  • 7. 7 KONDISI JALAN NASIONAL 90% jalan nasional dalam kondisi baik dan sedang- sebagian besar ditangani dalam kegiatan PEMELIHARAAN yang dilaksanakan dengan swakelola.
  • 9. 9 STRATEGIC DEVELOPMENT PLAN 2015 - 2019  2,650 km jalan baru  15 000 m Fly Over / Under pass  Waktu tempuh rata – rata di koridor utama dari 2.6 jam/100 km berkurang menjadi 2.2 jam/100 km  1,000 km jalan tol  Pelebaran jalan 3,057 km  Kemantapan jalan nasional (kondisi baik & sedang) menjadi 98%  Kemantapan jalan provinsi dan kabupaten (kondisi baik & sedang) menjadi 70%  500 km dukungan jalan daerah Untuk mendukung Renstra mencapai kemantapan jalan nasional 98% pada akhir 2019 membutuhkan kegiatan pemeliharaan untuk semua jaringan jalan nasional.
  • 11. 11 ANGGARAN SEKTOR JALAN Anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga telah meningkat sebanyak 8 kali lipat sejak 2015.
  • 12. 12 Preservasi 44,622% Pembangunan 14,865% Jembatan 18,678% Pembangunan Jalan Bebas Hambatan 5,513% Dukungan Jalan Daerah ,242% Lain - Lain 16,081% Kegiatan Vol Sat Jumlah(Ribu) Preservasi 43,625 Km 18,470,697,018 Pembangunan 836 Km 6,153,092,828 Jembatan 511,165 m 7,731,630,004 PembangunanJalanBebasHambatan 21 Km 2,281,912,970 DukunganJalanDaerah 7 Km 100,074,600 DanLain-Lain(AP,dok) 6,656,426,913 POSTUR ANGGARAN JALAN 2017 Pemeliharaan rutin 15,479% Pemeliharaan preventif ,045% Rehabilitasi 24,810% Rekonstruksi 38,109% Pelebaran 21,557% No Kegiatan Vol Sat Jumlah 2409 Pelaksanaan Preservasi Jalan Nasional 18,470,697,018 001 Pemeliharaan Rutin Jalan 40,940 Km 2,859,034,389 002 Pemeliharaan Preventif Jalan 9 Km 8,316,091 003 Pemeliharaan Rehabilitasi Jalan 973 Km 4,582,546,816 004 Rekonstruksi Jalan 887 Km 7,039,051,261 009 Pelebaran Jalan Menuju Standar 817 Km 3,981,748,461
  • 13. 13 4. SIKLUS HIDUP ASET JALAN
  • 14. 14 Sumber : AASHTO Pavement Management Guide Book, 2012 adopted from Peshkin et al. 2007 SIKLUS HIDUP ASET JALAN 14 Pemeliharaan Preventif Preservasi Rekontruksi Baik Buruk Waktu (Tahun) Rehabilitasi Minor Major Pemeliharaan Rutin / Korektif Preservasi Jalan adalah manajemen asset dengan melakukan kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi dan rekonstruksi dengan biaya yang paling efektif dan efisien yang diperoleh dari inovasi dalam teknologi konstruksi dan sistem pengadaan.
  • 15. 15 Definisi Terminologi Pemeliharaan Jalan : • Preservasi Perkerasan Jalan adalah program strategi dalam tingkat jaringan dan jangka panjang yang meningkatkan kinerja perkerasan dengan menggunakan praktik yang terintegrasi dan efektif biaya untuk memperpanjang umur perkerasan, meningkatkan keselamatan dan memenuhi harapan pengguna jalan. Sumber : FHWA Pavement Preservation Expert Task Group • Pemeliharaan Preventif Jalan adalah rencana strategi penanganan yang efektif biaya pada jalan eksisting dengan menjaga kondisi jalan yang ada, menunda kerusakan, danmemelihara atau menigkatkan kondisi funsgional jalan (tanpa meningkatkan kapasitas structural secara signifikan). Sumber : AASHTO Standing Committee on Highways, 1997 • Rehabilitasi Perkerasan Jalan terdiri dari peningkatan struktural yang memperpanjang umur pelayanan perkerasan eksisting dan/atau meningkatkan kapasitas beban lalu lintas yang dapat ditampung. Teknik rehabilitasi jalan termasuk penanganan perbaikan dan overlay structural. Sumber : AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance – Rehabilitasi Minor terdiri atas peningkatan non structural terhadap perkerasan eksisting untuk menghilangkan retak permukaan dari atas ke bawah terkait dengan usia perkerasan yang berkembang pada perkerasan lentur akibat ekspose lingkungan. Karena sifatnya yang non structural, jenis dari rehabilitasi minor ditempatkan sebagai bagian dari preservasi perkerasan. – Rehabilitasi Major terdiri atas peningkatan structural yang memperpanjang umur pelayanan perkerasan eksisting dan meningkatkan daya tampung beban lalu lintas. • Pemeliharaan Rutin Jalan terdiri atas pekerjaan yag direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk memelihara dan menjaga kondisi jalan atau untuk merespon pada kondisi atau kejadian tertentu untuk memperbaiki jalan pada tingkat pelayanan yang memadai. Sumber : AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance 15
  • 16. 16 5. INOVASI TEKNOLOGI KONSTRUKSI JALAN
  • 17. 17 TEKNOLOGI PERKERASAN UNTUK PEMELIHARAAN PREVENTIF
  • 18. 18 FOG SEAL Fog seal digunakan pada perkerasan dengan kondisi : campuran kering, kadar rongga yang tinggi dan permukaan yang terlihat telah terjadi minor atau moderate ravelling. Kegunaan dari Fog Seal adalah : • Mengatasi ravelling dan menambahkan aspal pada permukaan perkerasan aspal yang telah mengalami penuaan • Berguna pada aplikasi chip seal untuk menghindari agregat loss / menahan chip tetap pada tempatnya akibat lalu lintas • Meningkatkan sealing dan waterproofing • Meningkatkan kinerja lapis permukaan
  • 19. 19 19 REJUVENATING SEAL Rejuvenating Seal digunakan untuk memperlembek kekakuan (peremaja) dari aspal beton yang telah mengalami penuaan (aging) dan flux dari pengikat aspal untuk memperpanjang umur perkerasan dengan memperbaiki properties dari campuran aspal beton. Keuntungan utama dari Rejuvenating Seal adalah untuk meningkatkan fleksibilitas aspal dengan meremajakan komponen yang telah teroksidasi dan untuk memperlambat proses penuaan aspal.
  • 20. 20 20 CHIP SEAL Aplikasi bahan pengikat aspal pada perkerasan eksisting yang diikuti denfan penghamparan butir agregat (chip) yang kemudian dipadatkan untuk melekatkan chip ke bahan pengikat aspal. Aplikasi ini lebih sesuai untuk jalan dengan lalu lintas rendah – sedang, bermanfaat untuk memberikan lapisan tahan air dan permukaan dengan skid resistance yang lebih baik, dan melindungi permukaan dari oksidasi. Keberhasilan dari aplikasi ini tergantung pada penyiapan permukaan, penggunaan bahan aspal yang sesuai dan agregat yang bersih, membutuhkan disiplin pelaksanaan yang ketat.
  • 21. 21 21 SLURRY SEAL Slurry Seal digunakan sebagai salah satu teknologi yang murah untuk meminimalisasi terjadinya oksidasi, mengurangi penyerapan air pada perkerasan, meningkatkan skid resistance, meningkatkan estetika dan mengatasi raveling serta penuaan (aging).
  • 22. 22 22 MICROSURFACING Microsurfacing adalah pemeliharaan tipis yang bersifat sama dengan Slurry Seal namun proses pematangan yang diperoleh dari penguapan dilakukan dengan mekanisme reaksi kimia dari bahan additif. Dengan manfaat yang cukup sama dengan slurry seal, microsurfacing memungkinkan waktu pembukaan terhadap lalu lintas yang lebih cepat.
  • 23. 23 TEKNOLOGI PERKERASAN UNTUK REKONSTRUKSI JALAN Teknologi umum dalam merekonstruksi jalan adalah dengan melakukan penggantian struktur perkerasan full depth. Inovasi yang telah ada di Indonesia adalah : 1. Perkerasan Lentur, dengan teknologi daur ulang perkerasan jalan. 2. Perkerasan Kaku, dengan melakukan overlay dengan perkerasan kaku.
  • 24. 24 DAUR ULANG JALAN/RECYCLING Teknologi dengan memanfaatkan perkerasan eksisting baik dengan cara cold / hot recycling. Saat ini di Indonesia, metode yang telah digunakan dengan cold recycling sebagai lapis base : CTRB/CTRSB (cement treated recycling base/sub base) dan CMFRB (cement treated foam recycling base).
  • 25. 25 TEKNOLOGI PERKERASAN BETON : JPCP : JOINTED PLAIN CONCRETE PAVEMENT (PERKERASAN BETON SEMEN BERSAMBUNG TANPA TULANGAN) JRCP : JOINTED REINFORCED CONCRETE PAVEMENT - JRCP (PERKERASAN BETON SEMEN BERSAMBUNG DENGAN TULANGAN) CRCP : CONTINUOUSLY REINFORCED CONCRETE PAVEMENT - CRCP (PERKERASAN BETON SEMEN MENERUS DENGAN TULANGAN) PPCP : PRECAST PRESTRESSED CONCRETE PAVEMENT (PERKERASAN BETON SEMEN PRA CETAK PRA TEGANG)
  • 26. 26 • Perkerasan JPCP mempunyai cukup joint untuk mengendalikan lokasi semua retak secara alamiah yg diperkirakan, retak diarahkan pada joint tidak terjadi sembarang pada plat. • JPCP tidak mempunyai tulangan, tetapi mempunyai tulangan baja polos pada sambungan melintang yang berfungsi sebagai load transfer dan tulangan baja ulir pada sambungan memanjang. PERKERASAN BETON SEMEN BERSAMBUNG TANPA TULANGAN
  • 27. 27 Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP) mempunyai penulangan anyaman baja yang biasa disebut distributed steel, jarak joint bartambah panjang dan dengan adanya penulangan, retak diikat bersama didalam plat. Jarak antara joint biasanya 10 m (30 feet) atau lebih bahkan bisa 30 m (100 feet). PERKERASAN BETON SEMEN BERSAMBUNG DENGAN TULANGAN
  • 28. 28 28 Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP), tidak memerlukan transferse contraction joint, retak diharapkan terjadi pada plat biasanya dengn interval 3-5 ft. CRCP didisain dengan penulangan 0,6-0,7 % dari penampang plat, sehingga retak dipegang bersama. CRCP lebih mahal dari perkerasan yang lainnya, namun dapat tahan lama dan biasanya dipakai untuk heavy urban traffic. PERKERASAN BETON SEMEN MENERUS DENGAN TULANGAN
  • 29. 29 PPCP (precast prestressed concrete pavement) adalah modul / pelat beton yang difabrikasi off-site dan ditransportasikan ke lapangan dan dipasang pada permukaan yang telah disiapkan. PERKERASAN BETON SEMEN PRA CETAK PRA TEGANG
  • 30. 30 6. INOVASI SISTEM PENGADAAN
  • 31. 31 31 PBC is a type of contract in which payment for the deliverable is explicitly linked to the contractor’s succesfully meeting or exceeding certain clearly defined performance indicators (Stankevich, Qureshi and Quiroz, World Bank, 2009) . PBC adalah pendekatan kontrak yang fokus pada outcome, menggunakan standar kinerja terukur dan dalam strategi biayanya terdapat resiko dan rewards (insentif) Manfaat dari PBC ini diantaranya : penghematan biaya, mendukung inovasi dari Penyedia Jasa, mendekatkan tujuan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, meningkatkan motivasi Penyedia Jasa untuk mencapai outcome terbaik untuk memaksimalkan keuntungan finansial, dan tingkat respon yang lebih baik terhadap kebutuhan Pengguna Jalan. PERFORMANCE BASED CONTRACT
  • 32. 32  Studi tentang PBC telah dilakukan sejak tahun 2000-an oleh Kementerian Pekerjaan Umum.  Introduksi proyek menggunakan PBC dimulai tahun 2010 (kontrak tahun 2011) di 2 ruas : Ciasem – Pamanukan dan Demak – Trengguli, dan dilanjutkan di tahun 2012 di 3 ruas : Semarang – Bawen, Bojonegoro – Padangan, Padangan – Ngawi.  Penerapan prinsip PBC juga dilakukan dalam Kontrak Tradisional sejak tahun 2011.  Jasa Marga juga menerapkan PBC pada taraf – taraf tertentu. PBC DI INDONESIA - Sejarah
  • 33. 33 LONG SEGMENT – Definition Long Segment merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang segmen yang menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan standar sepanjang segmen. Lingkup pekerjaan Pemeliharaan Jalan merupakan penanganan yang paling dominan berdasarkan panjang jalan, sehingga jenis – jenis pekerjaan pada kegiatan pemeliharaan juga merupakan PEKERJAAN UTAMA. (sumber : SE Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 9/SE/Db Tahun 2015) JALAN MANTAP DAN STANDAR *
  • 34. 34 LONG SEGMENT – Elemen 1 • GOAL : JALAN MANTAP DAN STANDAR SEPANJANG SEGMEN 2 • MELIPUTI 4 (EMPAT) KOMPONEN JALAN : PERKERASAN, BAHU, BANGUNAN PELENGKAP (KHUSUSNYA DRAINASE) DAN PERLENGKAPAN JALAN 3 • PERSYARATAN INDIKATOR KINERJA 4 • INSPEKSI HARIAN 5 • PEMBAYARAN BERDASARKAN VOLUME (VOLUME BASED) 6 • FLEKSIBILITAS (OPTIMASI PROGRAM DAN DANA TERSEDIA)
  • 36. 36  Dengan Long-Segment, saat ini hanya 30% dari jaringan jalan ditangani dengan Swakelola.  Kesiapan Penyedia Jasa untuk terlibat dalam manajemen asset masih sangat rendah, terutama dalam tanggung jawabnya melaksanakan pemelihraan rutin.  Pekerjaan inspeksi untuk memastikan pemenuhan kinerja harus dilaksanakan dengan baik untuk memenuhi ketentuan dalam kontrak.  Long segment akan lebih efektif dilaksanakan dalam bentuk kontrak tahun jamak. LONG SEGMENT – Evaluasi
  • 38. 38  90% jaringan jalan nasional Indonesia dalam kondisi baik dan sedang, dengan pemeliharaan sebagai kegiatan dominan.  Bina Marga dalam waktu 2 tahun terakhir telah menyusun perbaikan strategis dalam pemeliharaan jalan khususnya dalam sistem pengadaan.  Untuk menyerahkan pekerjaan pemeliharaan kepada Penyedia Jasa membutuhkan komitmen dari kedua belah pihak untuk mencapai jalan yang mantap dan standar.  Inovasi merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemeliharaan jalan terutama dalam rangka mencapai biaya yang efisien selama umur siklus hidup aset jalan. KESIMPULAN
  • 39. 39