2. Pavlov lahir di Rusia pada 1849
dan meninggal disana pada 1936.
Ayahnya adalah pendeta, dan Pavlov
pada mulanya belajar untuk menjadi
pendeta. Dia berubah pikiran dan
menghabiskan sepanjang hidupnya
untuk mempelajari fisiologi. Pada
1904 dia memenangkan hadiah Nobel
untuk karyanya di bidang fisiologi
pencernaan. Dia baru memulai studi
refleks yang dikondisikan pada usia
50 tahun.
3. Pengkondisian Klasik ditemukan oleh Pavlov di dekade 1890-
an. Saat itu Pavlov sedang mempelajari bagaimana air liur
membantu proses pencernaan makanan. Kegiatannya antara lain
memberi makan anjing eksperimen dan mengukur volume
produksi air liur anjing tersebut di waktu makan. Setelah anjing
tersebut melalui prosedur yang sama beberapa kali, ternyata
mulai mengeluarkan air liur sebelum menerima makanan. Pavlov
menyimpulkan bahwa beberapa stimulus baru seperti pakaian
peneliti yang serba putih, telah diasosiasikan oleh anjing tersebut
dengan makanan sehingga menimbulkan respons keluarnya air
liur.
4. Proses conditioning biasanya mengikuti prosedur umum yang
sama. Misal seorang pakar psikologi ingin mengkondisikan seekor
anjing untuk mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi lonceng.
Selama pengkondisian, peneliti membunyikan lonceng dan kemudian
memberikan makanan pada anjing tersebut. Bunyi lonceng tersebut
disebut stimulus netral karena pada awalnya tidak menyebabkan
anjing tersebut mengeluarkan air liur. Namun, setelah peneliti
mengulang-ulang asosiasi bunyi lonceng makanan, bunyi lonceng
tanpa disertai makanan akhirnya menyebabkan anjing tersebut
mengeluarkan air liur. Anjing tersebut telah belajar mengasosiasikan
bunyi lonceng dengan makanan.
5. Gambar 1, anjing bila diberi sebuah makanan (UCS), maka secara otonom anjing akan
mengeluarkan air liur (UCR).
Gambar 2, jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau
mengeluarkan air liur.
Gambar 3, sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS)
setelah diberikankan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan
mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Gambar 4, setelah dilakukan perlakuan ini secara berulang, ketika anjing mendengar
bunyi bel tanpa diberi makanan anjing akan merespon mengeluarkan air liur(CR).
6. 1. Fase Akuisisi
merupakan fase belajar permulaan dari respons kondisi
sebagai contoh, anjing belajar mengeluarkan air liur karena
pengkondisian suara lonceng. Beberapa faktor dapat
mempengaruhi kecepatan conditioning selama fase akuisisi.
2. Fase Eliminasi
Setelah dipelajari, suatu respons dengan kondisi tidaklah
diperlukan secara permanen. Istilah eliminasi digunakan
untuk menjelaskan eliminasi respons kondisi dengan
mengulang-ulang stimulus kondisi tanpa stimulus utama.
7. 3. Generalisasi
Setelah seekor hewan telah belajar respons kondisi dengan
satu stimulus, ada kemungkinan juga ia merespons stimuli
yang sama tanpa latihan lanjutan.
4. Diskriminasi
Kebalikan dari generalisasi adalah diskriminasi, yaitu ketika
seorang individu belajar menghasilkan respons kondisi pada
satu stimulus namun tidak dari stimulus yang sama namun
kondisinya berbeda.
8. Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa
lingkungan yang melalui kemampuan bawaan dapat
menimbulkan refleks organismik. Contoh: makanan
Stimulus terkondisi (CS), suatu peristiwa lingkungan yang
bersifat netral dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi
(UCS). Contoh: bunyi bel adalah stimulus netral yang
dipasangkan dengan stimulus tidak terkondisi berupa
makanan.
9. Respons tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang
ditimbulkan dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air
liur
Respons terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan
muncul akibat dari penggabungan CS dan CR. Contoh:
keluarnya air liur akibat penggabungan bunyi bel dan
makanan.
10. Memberikan suasana yang menyenangkan ketika
memberikan tugas-tugas belajar
Membantu siswa mengatasi secara bebas dan sukses
situasi-situasi yang mencemaskan atau menekan
Membantu siswa untuk mengenal perbedaan dan
persamaan terhadap situasi-situasi sehingga mereka
dapat membedakan dan menggeneralisasi secara tepat
11. Pengkondisian klasik menimbulkan respons
dari hewan, dan pengkondisian instrumental akan
tergantung pada respons yang diberikan oleh
hewan. Pengkondisian klasik dapat dikatakan
bersifat tidak sukarela dan otomatis;
pengkondisian instrumental bersifat sukarela dan
dikontrol hewan.
12. Prinsip Pavlovian sulit diaplikasikan ke
pendidikan kelas, meskipun prinsip itu ada. Secara
umum, kita dapat mengatakan bahwa setiap kali
kejadian netral dipasangkan dengan kejadian
bermakna, akan terjadi pengkondisian klasik;
jelas, penyandingan seperti ini selalu ada di setiap
waktu. Ketika suatu parfum yang sering dipakai
oleh guru favorit pada suatu waktu di kemudian
hari tercium lagi, bau itu akan mengingatkan
kenangan pada sekolah.