SlideShare a Scribd company logo
Bab3 PengkondisianKlasikal
Penelitian pertama tentang belajar yang mendapat perhatian luas dari dunia keilmuan telah
dilakukan oleh psikolog Rusia bemama Ivan Pavlov (1849 - 1936).Dalam penelitian
awalnya, Pavlov hanya memperhatikan proses pencemaan anjing, dan tidak memperhatikan
proses belaiar atau proses mental. Sebagai pengembangan penehtIannya, Pavlov telah
~rhatikan "respon psikis", sampai ditemukannya model belajar yang disebut
pen_gkondisian.kla~lkal.---
Dalam penelitiannya, Pavlov memasangkan stimulus suara dengan stimulus makanan
yang diberikan kepada aniing!>~lli!g~isJ1.Qye~penelit~il.Pavl;v-m;ngharapkan anjing d~at
meresp0!l.ilil11ulussuar'!.S!enganmengeluarkan air liur (saliva). Dimana pada kon(flsialaml,
sflinulussuaratidakakanmendatangkanresponpengeluaral1§.li.va.Denganresponkdi.iamya
sa~ karena s~imulttsSri~l@L~erartianjing t~lah_melaKu~nbel~ar pengk9Rdi<:i:mklasikal.an asilpene itiannya,Pavlovmenyimpulkanbahwaprinsip-prinsipbelajarpeJ)gkondisian
klasikal dapatditerapkan kepadaorganisma-organisma danperilaku-perlf~ ~g bervar~.- --
A. PARADIGMA PENGKONDISIAN KLASIKAL
!::.ormatdasar pengkondisian ~la~kal adalah p_emasangan stimulus yang benar-benar netral
dengan stiinulu~J'(lI]gs~cara alami menghasilkan respon feffenTu.Setelah satu atau beberapa
kali pemasangan}, stimul~s netral dlharapkan menghasilK:an respon tertentu tersebut, yang
merupakan respon yang diteliti. Bila kondisi tersebut terjadi, berarti telah terjadi proses
belajar pengkondisian klasikal. Contoh 1: sebagi stimulus yang alami shock listrik dapat
menghasilkan ~espon withdrawal. Dan biasanya respon withdrawal tidak dihasilkan oleh
stimulus netral berupa suara metronome. Tetapi bila secara berulang-ulang, suara metronome
dipasangkan dengan shock listrik maka dapat menghasilkan respon withdrawal. Dan setelah
itu, bila suara metronome disajikan sendiri maka akan menghasilkan respon withdrawal.
I
Terminologi Pengkondisian Klasikal
Masing-masing komponen paradigma pengkondisian klasikal diberi label khusus. Stimulus
secara alami bersifat netral dan di~~an dapJ!tm~Jlgha~ilkanrespon tertentu_d~lam
penelitian, disebut conditioned stimulus (disingkatCS). Stimulus yang menghasilkan respon
~entu 'p~perta}lla kali diberikan kepada subyek penelitian, d~ebut unconditioned
stimulus (dj~ngkat UC~' --- -----
20
Respon yang diperoleh dari UCS disebut unconditioned response (UCR). Dan di dalam
penelitian, respon yang dihasilkan CS~ disebut condiuQD~lresp()iICR). Skema proses
klasikal kondisioning adalah sebagai berikut: ~
CS
Pemasangan
( CR
UCS
Gambar 3
.. UCR
Contoh 2: seperti pada contoh 1, CS beru..E~'yang dihasilkan dari ~etronol!!~gan
dipasangkan dengan UCSberupa shock listrik,_danUCR J:>erop~~ithdmwalYa!1K9Jhasilkan
dcliCOCS.SeteIahbeberapa kali pemberian pasa~~~nCS da~ UCS...!!l~ek penelitian
akan menghasilkan CRberupawilllilrdwal yan_~dihasilkan dari CS.Seda.ngkansecara alami
CS tidakakanmenghasiIkanwithdrawal. -- - -
PerIu diketahui bahwa CR dan UCR tidak perIu sarna betul. Meskipun penelitian-
penelitian awal menunjukkan bahwa CR yang ~i1!.asilkanCS diide.!lti~~ d~nglln UCR yang
di~asilkan !!~S}~ada penelitian-penelitian berikutmya nampak bahwa biasaIlYa CR berbeda
atau tidak sarna persis dengan UCR. Seringkali CR adalah komponen dari UCR, sementara
pada kasus-kasus lain CR nampak menjadi anticipatory response terhadap UCS. Selain itu
terdapat pula kasus lain yang berupa stimulus yang dlgunakan sebagai CS dapat menghasilkan
respon tidak dibawah penelitian, yang disebut orienting response (OR). Contoh 3: seperti
percobaan contoh 1dan 2, sangat mungkin subyek tidak pemah mengenal suara metronome.
Ketika penyajian awal dari CS dilakukan, subyek mungkin mencoba mengindentifikasi suara
metronome tersebut atau subyek melakukan orienting response, dan mungkin subyek akan
terkejut mendengar suara metronom tersebut.
Variabel-variabel Non-Pengkondisian
Para peneliti telah mengidentifikasikan sejumlah variabelyang memiliki pengaruh terhadap
munculnya kondisi yang mirip dengan pengkondisian klasikal, yaitu:
a. Respon Alpha
Saat subyek membuat orienting response karena adanya CS, dimana respon tersebut
memiliklkatagori yang sarna dengan CR (cg mempakan respon yang.sU§elidiki),respon
tersebut dinamakan respon alpha.Penting sekaliuntuk membedakan antara respon alphadan
CR, sehingga dapat diketahui apakah respon yang muncul merupakan nasil belajar
pengkondisian klasikal atau bukan. Misaf 2: bila CS berupa suara metronome yang sangat
keras dan diberikan tiba-tiba, maka respon withdrawal yang muncullebih menunjukkan
respon alpha dari pada CR.
21
b. Habituasi
Habituasi terjadi bila CS telah diberikan secara berulang-ulang kepada subyek sebelum
penerapan prosedur penglCOndisianklasikal. Kemudian CS dibefWan lagi beraa~rKan
pro.sedurpengkondisial1.klaslkal,sehingga munculnya respon bukan merupakan CRJetapi
respon karena faktor habituasi.
c. Sensitisasi
Sensitisasi menunjukkan suatu pengaruh yang dihasilkan oleh pemasangan CS-UCS yang
mengikuti proses haoltuasi. Dimana respon yang muncul karena adanya pemasangan CS-
DCS bukan berupa CR, tetapi respon yang terjadi karena subyek mengalami sensitisasi.
d. Pengkondisian Palsu
Sebelum beberapa kali pemasangan ~S - DC§.,bila terdapat penyajian DCS sendiri secara
berulang-ulang,JIlUllgkin I1le~mbulkan suatu efek yang disebutpengko!!Sfisian palsu.
Dengan adanyakondisi sepertiit~,bila CSdisaj[kansendirima~~aka~eE.ghasilkan respon
yang sebanding CR. Respon tersebut dinamakan respon pengkondisian palsu, sebab tidal<
terdapat prosedur yang digunakan untuk memantapkan asosiasi antara cs- dan-DCS atau
antara CS dan CR. --
e. Hambatan Laten
Sebelum beberapa kali pemasaQganCS - DCS, bila terdapat penyajian CS sendiri secara
berulang-ulang disebut habituasi, tetapikondisi tersebut dapatmenghasilkan tambahan efeK
yang disebut latent inhibition (hambatan laten). Hambatan laten merup'aka!LSt.laJjIkond~i
adanya hambatan yangdihasilkan oleh habituasi. Pada umuID)lya,bila habituasi sangat kuat_~ . - -.-"_'_'.,..n. '-
makii semakiu.§.ulituntuk menciptakan respon pengkondisian klasikal (CR).pengaruh dari
hambatan laten akan semakin besar, bilauKahauntukmenciptakan habituasijuga besar, dan
atau bila intensitas ~sar selamamencima,kan h~bituasi tersebu~ Misal 3: bila
peneliti dalam penelitian shock metronome mengidentifikasi adanya alpha response dan
menggunakanhabituasiuntukmengeliminasialpha response,makahambatanlaten mungkin
akan muncul.
f. Sensory Preconditioning
~nsory preconditioning merupakan dua stimulus terkondisikan yaitu £S-1 dan CS-2 yang
dipadukan bersama dim dipresentasikan kepada organi$IQa,sebelum dilakukan proses
pengkondTsianklasikal. Kemudian tahap kedua, salah satu dari stimulus tersebut misalkan
CS-l dipa9ukandenganDCSsecaraberulang-ulang,sehinggaorganismadapatmenghasilkan
CR. Pada tahap ketiga, CS-2langsung dipresentasikan kepada organisma. Jika CR muncul
karena adanya CS-2, maka dinyatakan bahwa proses sensorypreconditioning telah terjadi.
Skema di baw~h ini menunjukkan tiga tahap proses tersebut:
22
CSl -CS2
dipadukan
CSl- DCS
dipadukan
CS2
dipresentasikansendiri
(CSl -CR) (CS2 -CR)
tahap 1 tahap2 tahap 3
Gambar4
B. PEMADAMAN DAN PEMUL/HAN SPONTAN
Proses pengurangan kekuatan_ _CR-dan-akhim~ .hilaggny~12.e!iormance CR disebut
pemadaman. Kemudian pemulihan kembali secara spontari kondi;tkeKlHitan Cll ~at
terjadi c!en.,ggm.dipresentasikan kembali CS ta!!1!!!___V~lLJstilah"pemadaman" digunakan
unriikmenggambarkan prosedur yang dikerjakan dan hasil yang diperoleh dari prosedur itu.
Prosedur yang dikerjakan yaitu meng4~kan pemberi~ii reTr?orcemen(ataUieiij~u~t~n
(menghentikan pemberian DCS), dan hasil yang diperoleh dari prosedur yaitu secara
bertahap akan berkurang bahkan padamnyakekliatan respon (CR).
Setelah terjadi pemadaman untuk beberapa saat, pe~ulihan spontan dari CR dapat
terjadi bila CS dipresentasikan kembali kepada organisma. Pada umumnya dalam proses
pemulihan spontan kekuatan CR lebih kecildibandingkan kekuatan CR sebelum pemadaman,
terutama bila dibandingkan pada kondisi puncak kemahiran dari CR tersebut.
C. DISKRIMINASI DAN GENERAL/SASI STIMULUS
Bila subjek diberi stimulus yang berbeda dari CS yang asli, ada tiga kemungkinan respon
yang akan dilakukan subjek yaitu: (1) membuat CR sarnakuatnya dengan CR dari CS yang
'isli, (2) membuat CR kurang kuat dibandingkan dengan CR dari CS yang asli, (3) tidak
f!1embuat CR sarna sekali. Kejadian (1) dan (2) disebut generalisasi, sedangkan kejadian (3)
disebut diskriminasi.
Generalisasi Stimulus Primer
Generalisasi stimulus primer n'!!!!Paka~b!!.~ resI:0nof!~anismatidak hanya untuk CS asH,
tetapi juga untuk stimulus lain yang memilikikarakteristik.fisik yang sarna dengan CS asH.
Misal 4: subyeI<feIahoiI(oildisikanuniuk melakukan gerafan withdrawal bila mendengar
~etrono!1l~, sebagaimana contoh-contoh di atas. Dan jika subyek melakukan respon
yang-sama berupa gerakan withdrawal bila mendengar suara detak jam yang diperkeras
m~alnya, maka subyek telah melakukan generalisasi paoastimulus primer.
Generalisasi Stimulus Sekunder
~eralisasi stimulus primer muncul berdasarkan ge~lisasi d!.a..stimulus secara fjsik,
misalnya: generahsasi suarametronomdengan suaradetakjam yang diperkeras. Generalisasi
stimulus sekunderberdasarkan pada generalisasi yang "dipelajari" antara stimulus yang satu
23
-
w...
dengan yang lainnya. ~!l~ subyek mempelejari generalisasi dua stim~uDerdasarkan
pengetahuan bahasa, generalisasi stimulus sekundertersebut dinamai generalisasi semantik.- -- -- -- -
Diskriminasi
piskriminasi adalah suatu kondisi apabila sul?Yekhanya melalsuJan~]. karena di)s.enajCS
yang asli, dan tidak melakuk<TnCR Eiiladikenai CS yang lain.
Generalisasi Respon
~I!eralisasi respon_~d~lah suatu kondisi apabila subyek melakukan perbandin~an atau
persamaan respon terhadap stimulus yang sama..Misal 5: pada perjamuan makan malam,
seseorarrg-fneilgatakan: "Bagaimana tanggapan saudara-saudara tentang makanIE,llam
kitaT' Stimulus tunggal tersebut mungkin ditanggapi secara lisan: "Enak sekali'.:z.atau
"Cukup memuaskan", atau "Saya senang dapat makan malam bersama". Semua tanggapan
tersebut menunjukkan generalisasi respon yaitu adanya kepuasan, persetujuan, kekaguman
dan penerimaan.
D. PENGUKURANPENGKONDISIANRESPON
Beberapa sifat umum dari respon sedogkali digunakan untuk mengukur kekuatan CR, atau
untuk membedakan CR dari beberapa respon lainnya. Beberapa sifat umumdari respon
adalah sebagai berikut: - ~
Amplitudo Dari Respon
Amplitudo dari respon (amplitude of response) adalahperbedaan besarnya kekuatan ~~n
sebelumpengkondisi~n (VCR) dan CR untuk semua triftl.Sedangkan magnitude of response
adalahperbedaanbesarnyakekuatanVCR danCRuntuktrial-trialtertentuyang cukupberarti.
Frekuensi Dari Respon
Frekuensi dari respon adalah kehadiran atau ketidakhadiran CR selama pemberian CS.
Latensi Dari Respon
Latensi dari respon diukur dari waktu antara permulaan Qemberian CS dan perI1lt!.laan---"- -" - ".'~ ----
munculnya CR. Asumsinya lebih pendek: waktu yang dibutuhkan, berarti lebih kuat CR
tersebut.
--
Ketahanan Dari Pemadaman
Ketahanan dari pemadaman adalah J!:!!TI@_htrial atau usaha untuk melakukan pemada_01~E
terhad(ipCR.Asumsinya adalahsemakinbesarjumlah usahauntukpemadaman CR, semakin
besarkekua~anCRtersebut. - --
E. INTERVAL ANTAR STIMULUS
Interval antar stimulus adalah waktu antara permulaan pemberian VCS dan permulaan
pemberian CS-,~eberapa macam interval antar stimulus sebagalberiKuf:
24
Delay Conditioning
Delay conditioning (pengkondisian tertunda) adalah terlebih dahnll!.~byek diberi es
kemudian diikuti dengan pemberian DeS. Dan biasanya pemberian es dan DeS befaKfiir
pada waktu yang sarna. - -
Trace Conditioning
Trace conditioning (pengkondisian berjejak) adalah terlebih dahulu su~yek diberi C;;Ssampai
p~m!;>eriaJLeS diheE.t~kan, kemudian diberi DeS. Asumsinya adalah s'!!!!E~nghentian
pemberian es, subyek akan tetap .roengingat es, dan subyek akan menghubungKair-atau
mengasosiasikan es dengan Des.
Simultaneous Conditioning
Simultaneous conditioning...(pengkondisians~rent~alah-subyek dikenai c.S dan DeS
secara serentak.
Backward Conditioning
Backward conditioning adalah pengkondisian dimana subyek dikenai DeS terlebih dahulu,
kemudian dikenai es. Pengkondisian ini dapat menghasilkan eR yang tidak kuat.
Temporal Conditioning
Temporal conditioning (pengkondi_siantemporal) adalah pengkondisian dimana pemberian
DeS dan CSkepada subyek secara temporal. Des dan es dikenakan kepada subyek secara
bervariasi dan berulang-ulang p~da interval waktu yang tetap, sehingga akhirnya dapat
menghasilkan eR.
Inhibition of Delay
Inhibition of delay (hambatan penundaan) dapat terjadi bila interva1.pemberian es-ues
adalah tetap, tetapi kemudian terdapat penundaan pemberian DeS, ~eQinggalatensi eR
men10gkatsampai eR nampak hanya untuk mengantisipasi pemberian Des.~ '
F. EFEK DARI PENGUATAN SEBAGIAN
Di dalam pengkondisian klasikal, penguatan sebagian (partial reinforcement) adalah prosedur
akuisisi atau pembentukan-per-iGku-(CR) yang mana es diberikan pad-a setIap tnal,
sedaqgl<an Des yang dipadukan dengan es hanya diberikan pacta beberapa tnal tertenfu.
"'Sed~ngkan pada penguatan terus-menerus (contino us reinforcement) atau'pen-i;ata; 100
per.sen~pembentukan perilaku (eR) dilakukan dengan pemberian pasangan eS-Des pada
setiap trial.
Pad a umumnya pembentukan eR berdasarkan Pros~clllr penguatan sebagian akan lebih
tahan terhadap pemadaman, dibandingkan dengaQ'CR berdasarkan penguatan terus menerus.
25
--
G. PENGKONDISIAN GABUNGAN
Di awal penelitian pengkondisian klasikal, Pavlov menyebut pengkondisi an gabungan ini
den&.an kumpulan stimulus (stimulus aggregate). -Peneliti-penellti berikutnya me[J,1~h
s~but~n ters~!?ut dengan pengkondTsian gabungan (compound conditioning), dimana subyek
dikenailebihdarisatuCSyangdipasangkandenganues.
Terdapat dua bentuk pengkon-disian gabungan, yaitu pengkondisian gabungan serentak
(simultaneous compound conditioning) dan pengkondisian gabungan berseri (serial com-
pound conditioning). Pengkondisian gabungan serentak adalah subyek dikenai lebih datLsatu
es dalam waktu yang sarna (misal: eS-l dan eS-2 diberikan bersamaan). Demikian
sebaliknya, pengkondisi an gabungan berseri, subyek dikei1ai lebih dari satu es dalam waktu
yang berbeda (misal: eS-l diberikan terlebih dahulu, kemudian diikuti eS-2). Gambar di
bawah menunjukkan contoh pengkondisian gabungan berseri:- -
Waktu T
eS-l
eS-2
ues
Gambar5
26

More Related Content

Similar to Bab3 pengkondisian klasikal

Teori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar Skinner
Teori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar SkinnerTeori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar Skinner
Teori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar Skinner
Nia Suharta
 
Ppt 02 pavlov
Ppt 02 pavlovPpt 02 pavlov
Ppt 02 pavlovelmakrufi
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajarYKN
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
Septian Muna Barakati
 
Teori Belajar Pavlov
Teori Belajar PavlovTeori Belajar Pavlov
Teori Belajar Pavlov
Faridatul Lail
 
Teori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisTeori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisnurzaharuddin
 

Similar to Bab3 pengkondisian klasikal (10)

Teori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar Skinner
Teori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar SkinnerTeori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar Skinner
Teori Belajar Ivan P. Pavlov dan Teori Belajar Skinner
 
belajar
belajarbelajar
belajar
 
pertemuan 7
pertemuan 7pertemuan 7
pertemuan 7
 
Teori Belajar
Teori BelajarTeori Belajar
Teori Belajar
 
Ppt 02 pavlov
Ppt 02 pavlovPpt 02 pavlov
Ppt 02 pavlov
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Teori Belajar Pavlov
Teori Belajar PavlovTeori Belajar Pavlov
Teori Belajar Pavlov
 
Teori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisTeori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behavioris
 

Recently uploaded

ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
indrawatiahmad62
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Fathan Emran
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
AgungRomadhon3
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
muhammadmasyhuri9
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
SusiSusanti94678
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
EviRohimah3
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
NaufalKhawariz
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 

Recently uploaded (20)

ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

Bab3 pengkondisian klasikal

  • 1. Bab3 PengkondisianKlasikal Penelitian pertama tentang belajar yang mendapat perhatian luas dari dunia keilmuan telah dilakukan oleh psikolog Rusia bemama Ivan Pavlov (1849 - 1936).Dalam penelitian awalnya, Pavlov hanya memperhatikan proses pencemaan anjing, dan tidak memperhatikan proses belaiar atau proses mental. Sebagai pengembangan penehtIannya, Pavlov telah ~rhatikan "respon psikis", sampai ditemukannya model belajar yang disebut pen_gkondisian.kla~lkal.--- Dalam penelitiannya, Pavlov memasangkan stimulus suara dengan stimulus makanan yang diberikan kepada aniing!>~lli!g~isJ1.Qye~penelit~il.Pavl;v-m;ngharapkan anjing d~at meresp0!l.ilil11ulussuar'!.S!enganmengeluarkan air liur (saliva). Dimana pada kon(flsialaml, sflinulussuaratidakakanmendatangkanresponpengeluaral1§.li.va.Denganresponkdi.iamya sa~ karena s~imulttsSri~l@L~erartianjing t~lah_melaKu~nbel~ar pengk9Rdi<:i:mklasikal.an asilpene itiannya,Pavlovmenyimpulkanbahwaprinsip-prinsipbelajarpeJ)gkondisian klasikal dapatditerapkan kepadaorganisma-organisma danperilaku-perlf~ ~g bervar~.- -- A. PARADIGMA PENGKONDISIAN KLASIKAL !::.ormatdasar pengkondisian ~la~kal adalah p_emasangan stimulus yang benar-benar netral dengan stiinulu~J'(lI]gs~cara alami menghasilkan respon feffenTu.Setelah satu atau beberapa kali pemasangan}, stimul~s netral dlharapkan menghasilK:an respon tertentu tersebut, yang merupakan respon yang diteliti. Bila kondisi tersebut terjadi, berarti telah terjadi proses belajar pengkondisian klasikal. Contoh 1: sebagi stimulus yang alami shock listrik dapat menghasilkan ~espon withdrawal. Dan biasanya respon withdrawal tidak dihasilkan oleh stimulus netral berupa suara metronome. Tetapi bila secara berulang-ulang, suara metronome dipasangkan dengan shock listrik maka dapat menghasilkan respon withdrawal. Dan setelah itu, bila suara metronome disajikan sendiri maka akan menghasilkan respon withdrawal. I Terminologi Pengkondisian Klasikal Masing-masing komponen paradigma pengkondisian klasikal diberi label khusus. Stimulus secara alami bersifat netral dan di~~an dapJ!tm~Jlgha~ilkanrespon tertentu_d~lam penelitian, disebut conditioned stimulus (disingkatCS). Stimulus yang menghasilkan respon ~entu 'p~perta}lla kali diberikan kepada subyek penelitian, d~ebut unconditioned stimulus (dj~ngkat UC~' --- ----- 20
  • 2. Respon yang diperoleh dari UCS disebut unconditioned response (UCR). Dan di dalam penelitian, respon yang dihasilkan CS~ disebut condiuQD~lresp()iICR). Skema proses klasikal kondisioning adalah sebagai berikut: ~ CS Pemasangan ( CR UCS Gambar 3 .. UCR Contoh 2: seperti pada contoh 1, CS beru..E~'yang dihasilkan dari ~etronol!!~gan dipasangkan dengan UCSberupa shock listrik,_danUCR J:>erop~~ithdmwalYa!1K9Jhasilkan dcliCOCS.SeteIahbeberapa kali pemberian pasa~~~nCS da~ UCS...!!l~ek penelitian akan menghasilkan CRberupawilllilrdwal yan_~dihasilkan dari CS.Seda.ngkansecara alami CS tidakakanmenghasiIkanwithdrawal. -- - - PerIu diketahui bahwa CR dan UCR tidak perIu sarna betul. Meskipun penelitian- penelitian awal menunjukkan bahwa CR yang ~i1!.asilkanCS diide.!lti~~ d~nglln UCR yang di~asilkan !!~S}~ada penelitian-penelitian berikutmya nampak bahwa biasaIlYa CR berbeda atau tidak sarna persis dengan UCR. Seringkali CR adalah komponen dari UCR, sementara pada kasus-kasus lain CR nampak menjadi anticipatory response terhadap UCS. Selain itu terdapat pula kasus lain yang berupa stimulus yang dlgunakan sebagai CS dapat menghasilkan respon tidak dibawah penelitian, yang disebut orienting response (OR). Contoh 3: seperti percobaan contoh 1dan 2, sangat mungkin subyek tidak pemah mengenal suara metronome. Ketika penyajian awal dari CS dilakukan, subyek mungkin mencoba mengindentifikasi suara metronome tersebut atau subyek melakukan orienting response, dan mungkin subyek akan terkejut mendengar suara metronom tersebut. Variabel-variabel Non-Pengkondisian Para peneliti telah mengidentifikasikan sejumlah variabelyang memiliki pengaruh terhadap munculnya kondisi yang mirip dengan pengkondisian klasikal, yaitu: a. Respon Alpha Saat subyek membuat orienting response karena adanya CS, dimana respon tersebut memiliklkatagori yang sarna dengan CR (cg mempakan respon yang.sU§elidiki),respon tersebut dinamakan respon alpha.Penting sekaliuntuk membedakan antara respon alphadan CR, sehingga dapat diketahui apakah respon yang muncul merupakan nasil belajar pengkondisian klasikal atau bukan. Misaf 2: bila CS berupa suara metronome yang sangat keras dan diberikan tiba-tiba, maka respon withdrawal yang muncullebih menunjukkan respon alpha dari pada CR. 21
  • 3. b. Habituasi Habituasi terjadi bila CS telah diberikan secara berulang-ulang kepada subyek sebelum penerapan prosedur penglCOndisianklasikal. Kemudian CS dibefWan lagi beraa~rKan pro.sedurpengkondisial1.klaslkal,sehingga munculnya respon bukan merupakan CRJetapi respon karena faktor habituasi. c. Sensitisasi Sensitisasi menunjukkan suatu pengaruh yang dihasilkan oleh pemasangan CS-UCS yang mengikuti proses haoltuasi. Dimana respon yang muncul karena adanya pemasangan CS- DCS bukan berupa CR, tetapi respon yang terjadi karena subyek mengalami sensitisasi. d. Pengkondisian Palsu Sebelum beberapa kali pemasangan ~S - DC§.,bila terdapat penyajian DCS sendiri secara berulang-ulang,JIlUllgkin I1le~mbulkan suatu efek yang disebutpengko!!Sfisian palsu. Dengan adanyakondisi sepertiit~,bila CSdisaj[kansendirima~~aka~eE.ghasilkan respon yang sebanding CR. Respon tersebut dinamakan respon pengkondisian palsu, sebab tidal< terdapat prosedur yang digunakan untuk memantapkan asosiasi antara cs- dan-DCS atau antara CS dan CR. -- e. Hambatan Laten Sebelum beberapa kali pemasaQganCS - DCS, bila terdapat penyajian CS sendiri secara berulang-ulang disebut habituasi, tetapikondisi tersebut dapatmenghasilkan tambahan efeK yang disebut latent inhibition (hambatan laten). Hambatan laten merup'aka!LSt.laJjIkond~i adanya hambatan yangdihasilkan oleh habituasi. Pada umuID)lya,bila habituasi sangat kuat_~ . - -.-"_'_'.,..n. '- makii semakiu.§.ulituntuk menciptakan respon pengkondisian klasikal (CR).pengaruh dari hambatan laten akan semakin besar, bilauKahauntukmenciptakan habituasijuga besar, dan atau bila intensitas ~sar selamamencima,kan h~bituasi tersebu~ Misal 3: bila peneliti dalam penelitian shock metronome mengidentifikasi adanya alpha response dan menggunakanhabituasiuntukmengeliminasialpha response,makahambatanlaten mungkin akan muncul. f. Sensory Preconditioning ~nsory preconditioning merupakan dua stimulus terkondisikan yaitu £S-1 dan CS-2 yang dipadukan bersama dim dipresentasikan kepada organi$IQa,sebelum dilakukan proses pengkondTsianklasikal. Kemudian tahap kedua, salah satu dari stimulus tersebut misalkan CS-l dipa9ukandenganDCSsecaraberulang-ulang,sehinggaorganismadapatmenghasilkan CR. Pada tahap ketiga, CS-2langsung dipresentasikan kepada organisma. Jika CR muncul karena adanya CS-2, maka dinyatakan bahwa proses sensorypreconditioning telah terjadi. Skema di baw~h ini menunjukkan tiga tahap proses tersebut: 22
  • 4. CSl -CS2 dipadukan CSl- DCS dipadukan CS2 dipresentasikansendiri (CSl -CR) (CS2 -CR) tahap 1 tahap2 tahap 3 Gambar4 B. PEMADAMAN DAN PEMUL/HAN SPONTAN Proses pengurangan kekuatan_ _CR-dan-akhim~ .hilaggny~12.e!iormance CR disebut pemadaman. Kemudian pemulihan kembali secara spontari kondi;tkeKlHitan Cll ~at terjadi c!en.,ggm.dipresentasikan kembali CS ta!!1!!!___V~lLJstilah"pemadaman" digunakan unriikmenggambarkan prosedur yang dikerjakan dan hasil yang diperoleh dari prosedur itu. Prosedur yang dikerjakan yaitu meng4~kan pemberi~ii reTr?orcemen(ataUieiij~u~t~n (menghentikan pemberian DCS), dan hasil yang diperoleh dari prosedur yaitu secara bertahap akan berkurang bahkan padamnyakekliatan respon (CR). Setelah terjadi pemadaman untuk beberapa saat, pe~ulihan spontan dari CR dapat terjadi bila CS dipresentasikan kembali kepada organisma. Pada umumnya dalam proses pemulihan spontan kekuatan CR lebih kecildibandingkan kekuatan CR sebelum pemadaman, terutama bila dibandingkan pada kondisi puncak kemahiran dari CR tersebut. C. DISKRIMINASI DAN GENERAL/SASI STIMULUS Bila subjek diberi stimulus yang berbeda dari CS yang asli, ada tiga kemungkinan respon yang akan dilakukan subjek yaitu: (1) membuat CR sarnakuatnya dengan CR dari CS yang 'isli, (2) membuat CR kurang kuat dibandingkan dengan CR dari CS yang asli, (3) tidak f!1embuat CR sarna sekali. Kejadian (1) dan (2) disebut generalisasi, sedangkan kejadian (3) disebut diskriminasi. Generalisasi Stimulus Primer Generalisasi stimulus primer n'!!!!Paka~b!!.~ resI:0nof!~anismatidak hanya untuk CS asH, tetapi juga untuk stimulus lain yang memilikikarakteristik.fisik yang sarna dengan CS asH. Misal 4: subyeI<feIahoiI(oildisikanuniuk melakukan gerafan withdrawal bila mendengar ~etrono!1l~, sebagaimana contoh-contoh di atas. Dan jika subyek melakukan respon yang-sama berupa gerakan withdrawal bila mendengar suara detak jam yang diperkeras m~alnya, maka subyek telah melakukan generalisasi paoastimulus primer. Generalisasi Stimulus Sekunder ~eralisasi stimulus primer muncul berdasarkan ge~lisasi d!.a..stimulus secara fjsik, misalnya: generahsasi suarametronomdengan suaradetakjam yang diperkeras. Generalisasi stimulus sekunderberdasarkan pada generalisasi yang "dipelajari" antara stimulus yang satu 23 -
  • 5. w... dengan yang lainnya. ~!l~ subyek mempelejari generalisasi dua stim~uDerdasarkan pengetahuan bahasa, generalisasi stimulus sekundertersebut dinamai generalisasi semantik.- -- -- -- - Diskriminasi piskriminasi adalah suatu kondisi apabila sul?Yekhanya melalsuJan~]. karena di)s.enajCS yang asli, dan tidak melakuk<TnCR Eiiladikenai CS yang lain. Generalisasi Respon ~I!eralisasi respon_~d~lah suatu kondisi apabila subyek melakukan perbandin~an atau persamaan respon terhadap stimulus yang sama..Misal 5: pada perjamuan makan malam, seseorarrg-fneilgatakan: "Bagaimana tanggapan saudara-saudara tentang makanIE,llam kitaT' Stimulus tunggal tersebut mungkin ditanggapi secara lisan: "Enak sekali'.:z.atau "Cukup memuaskan", atau "Saya senang dapat makan malam bersama". Semua tanggapan tersebut menunjukkan generalisasi respon yaitu adanya kepuasan, persetujuan, kekaguman dan penerimaan. D. PENGUKURANPENGKONDISIANRESPON Beberapa sifat umum dari respon sedogkali digunakan untuk mengukur kekuatan CR, atau untuk membedakan CR dari beberapa respon lainnya. Beberapa sifat umumdari respon adalah sebagai berikut: - ~ Amplitudo Dari Respon Amplitudo dari respon (amplitude of response) adalahperbedaan besarnya kekuatan ~~n sebelumpengkondisi~n (VCR) dan CR untuk semua triftl.Sedangkan magnitude of response adalahperbedaanbesarnyakekuatanVCR danCRuntuktrial-trialtertentuyang cukupberarti. Frekuensi Dari Respon Frekuensi dari respon adalah kehadiran atau ketidakhadiran CR selama pemberian CS. Latensi Dari Respon Latensi dari respon diukur dari waktu antara permulaan Qemberian CS dan perI1lt!.laan---"- -" - ".'~ ---- munculnya CR. Asumsinya lebih pendek: waktu yang dibutuhkan, berarti lebih kuat CR tersebut. -- Ketahanan Dari Pemadaman Ketahanan dari pemadaman adalah J!:!!TI@_htrial atau usaha untuk melakukan pemada_01~E terhad(ipCR.Asumsinya adalahsemakinbesarjumlah usahauntukpemadaman CR, semakin besarkekua~anCRtersebut. - -- E. INTERVAL ANTAR STIMULUS Interval antar stimulus adalah waktu antara permulaan pemberian VCS dan permulaan pemberian CS-,~eberapa macam interval antar stimulus sebagalberiKuf: 24
  • 6. Delay Conditioning Delay conditioning (pengkondisian tertunda) adalah terlebih dahnll!.~byek diberi es kemudian diikuti dengan pemberian DeS. Dan biasanya pemberian es dan DeS befaKfiir pada waktu yang sarna. - - Trace Conditioning Trace conditioning (pengkondisian berjejak) adalah terlebih dahulu su~yek diberi C;;Ssampai p~m!;>eriaJLeS diheE.t~kan, kemudian diberi DeS. Asumsinya adalah s'!!!!E~nghentian pemberian es, subyek akan tetap .roengingat es, dan subyek akan menghubungKair-atau mengasosiasikan es dengan Des. Simultaneous Conditioning Simultaneous conditioning...(pengkondisians~rent~alah-subyek dikenai c.S dan DeS secara serentak. Backward Conditioning Backward conditioning adalah pengkondisian dimana subyek dikenai DeS terlebih dahulu, kemudian dikenai es. Pengkondisian ini dapat menghasilkan eR yang tidak kuat. Temporal Conditioning Temporal conditioning (pengkondi_siantemporal) adalah pengkondisian dimana pemberian DeS dan CSkepada subyek secara temporal. Des dan es dikenakan kepada subyek secara bervariasi dan berulang-ulang p~da interval waktu yang tetap, sehingga akhirnya dapat menghasilkan eR. Inhibition of Delay Inhibition of delay (hambatan penundaan) dapat terjadi bila interva1.pemberian es-ues adalah tetap, tetapi kemudian terdapat penundaan pemberian DeS, ~eQinggalatensi eR men10gkatsampai eR nampak hanya untuk mengantisipasi pemberian Des.~ ' F. EFEK DARI PENGUATAN SEBAGIAN Di dalam pengkondisian klasikal, penguatan sebagian (partial reinforcement) adalah prosedur akuisisi atau pembentukan-per-iGku-(CR) yang mana es diberikan pad-a setIap tnal, sedaqgl<an Des yang dipadukan dengan es hanya diberikan pacta beberapa tnal tertenfu. "'Sed~ngkan pada penguatan terus-menerus (contino us reinforcement) atau'pen-i;ata; 100 per.sen~pembentukan perilaku (eR) dilakukan dengan pemberian pasangan eS-Des pada setiap trial. Pad a umumnya pembentukan eR berdasarkan Pros~clllr penguatan sebagian akan lebih tahan terhadap pemadaman, dibandingkan dengaQ'CR berdasarkan penguatan terus menerus. 25 --
  • 7. G. PENGKONDISIAN GABUNGAN Di awal penelitian pengkondisian klasikal, Pavlov menyebut pengkondisi an gabungan ini den&.an kumpulan stimulus (stimulus aggregate). -Peneliti-penellti berikutnya me[J,1~h s~but~n ters~!?ut dengan pengkondTsian gabungan (compound conditioning), dimana subyek dikenailebihdarisatuCSyangdipasangkandenganues. Terdapat dua bentuk pengkon-disian gabungan, yaitu pengkondisian gabungan serentak (simultaneous compound conditioning) dan pengkondisian gabungan berseri (serial com- pound conditioning). Pengkondisian gabungan serentak adalah subyek dikenai lebih datLsatu es dalam waktu yang sarna (misal: eS-l dan eS-2 diberikan bersamaan). Demikian sebaliknya, pengkondisi an gabungan berseri, subyek dikei1ai lebih dari satu es dalam waktu yang berbeda (misal: eS-l diberikan terlebih dahulu, kemudian diikuti eS-2). Gambar di bawah menunjukkan contoh pengkondisian gabungan berseri:- - Waktu T eS-l eS-2 ues Gambar5 26