SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Download to read offline
EKONOMI KOPERASI 
Nama : Muhamad Riski Saputra 
Kelas : 1EA32 
NPM : 15213768 
Semester : 3 
Universitas Gunadarma 
2014 
1
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Karena atas rahmat-nya penulisan Buku ini dapat 
terselesaikan tepat waktu. 
Buku ini merupakan salah satu syarat dalam mata kuliah softskill di Semester 3 guna 
untuk mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah “EKONOMI KOPERASI” Universitas 
Gunadarma. 
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memotivasi dan memberi 
masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan 
baik. 
Penulis menyadari bahwa Buku ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik penulisan 
maupun materi, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi 
kesempurnaan Buku ini. Semoga ini bermanfaat bagi pembaca khususnya serta 
rekan-rekan mahasiswa pada umumnya. 
i 
Bekasi, 10 November 2014 
Penulis. 
Muhamad Riski Saputra
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar i 
Daftar Isi ii 
BAB 1 PENDAHULUAN 1 
1.1. Konsep Koperasi 1 
1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi 2 
1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi 3 
BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI 5 
2.1. Pengertian Koperasi 5 
2.2. Tujuan Koperasi 6 
2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi 6 
BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN 10 
3.1. Bentuk Organisasi 10 
3.2. Penyebab Koperasi 12 
3.3. Pola Manajemen 12 
BAB IV TUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI 14 
4.1. Pengertian Badan Usaha 14 
4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha 14 
4.3. Tujuan Dan Nilai Koperasi 14 
4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi 15 
4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan 15 
4.6. Teori Laba 16 
4.7. Fungsi Laba 16 
4.8. Kegiatan Usaha Koperasi 17 
BAB V SISA HASIL USAHA 20 
5.1. Pengertian SHU Informasi Dasar 20 
5.2. Rumus Pembagian SHU 20 
5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU 23 
5.4. Pembagian SHU Per Anggota 23 
ii
BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASI 25 
6.1. Pengertian Manajemen Dan Perangkat Organisasi 25 
6.2. Rapat Anggota 28 
6.3. Pengurus 29 
6.4. Pengawas 30 
6.5. Manajer 30 
6.6. Pendekatan Sistem Pada Koperasi 33 
BAB VII JENIS DAN BENTUK KOPERASI 36 
7.1. Jenis Koperasi 36 
7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai UU No.12/1967 36 
7.3. Bentuk Koperasi 37 
BAB VIII PERMODALAN KOPERASI 38 
8.1. Arti Modal Koperasi 38 
8.2. Sumber Modal 38 
8.3. Distribusi Cadangan Koperasi 39 
BAB IX EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI 
ANGGOTA 40 
9.1. Efek-Efek Ekonomis Koperasi 40 
9.2. Efek Harga Dan Efek Biaya 40 
9.3. Analisi Hubungan Efek Ekonomis Dengan Keberhasilan Koperasi 41 
9.4. Penyajian Dan Analisis Neraca Pelayanan 41 
BAB X EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI 
PERUSAHAAN 42 
10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi 42 
10.2. Efektivitas Koperasi 43 
10.3. Produktivitas Koperasi 43 
10.4. Analisis Laporan Koperasi 44 
BAB XI PERANAN KOPERASI 45 
11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna 45 
11.2. Di Pasar Monopolistik 46 
11.3. Di Pasar Monopsoni 46 
11.4. Di Pasar Oligopoli 46 
iii
BAB XII PERANAN KOPERASI 47 
12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang 47 
12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi 47 
12.3. Kunci Pembangunan Koperasi 48 
REFERENSI 50 
iv
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1. Konsep Koperasi 
Konsep koperasi dibagi menjadi 3, yaitu: 
1. Konsep Koperasi Barat 
Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh 
orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan dan maksud mengurusi 
kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi 
anggota koperasi maupun perusahaan koperaasi. 
Unsur-unsur positif konsep koperasi barat : 
Keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota, 
dengan saling membantu dan saling menguntungkan setiap individu dengan tujuan 
yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung 
resiko bersama hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota 
sesuai dengan metode yang telah disepakati keuntungan yang belum didistribusikan 
akan dimasukan sebagai cadangan koperasi. 
 Dampak langsung koperasi terhadap terhadap anggotanya : 
Pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, 
pengembangan SDM, pengembangan keahlian untuk bertidak sebagai wirausahawan 
dan bekerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal. 
 Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggotanya : 
Pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun 
pelanggan mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil memberikan 
distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga yang wajar antar 
produsen dengan pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama kepada 
koperasi dan perusahaan kecil. 
2. Konsep Koperasi Sosialis 
Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan 
tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan sosial. Menurut 
konsep ini koperasi tidak bekerja sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem 
sosialisme untuk mencapai tujuan sistem sosialis-komunis
3. Konsep koperasi negara berkembang 
Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan 
pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya perbedaan dengan konsep 
sosialis, pada konsep sosialis, tujuan koperasi untuk merasionalkan faktor produksi 
dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif sedangkan konsep koperasi negara 
berkembang, tujuan koperasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi. 
1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi 
Sejarah pertumbuhan koperasi di dunia ini disebabkan karna tidak dapat di 
selesaikannya masalah-masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme. 
Koperasi terbentuk sebagai alat untuk memperbaiki masalah-masalah dan 
kelemahan-kelemahan dari perekonomian yang ber bentuk kapitalistis. Koperasi yang 
terbentuk pertama di Inggris berusaha mengatasi masalah keperluan konsumsi para 
anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan 
yang selanjutnya memunculkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan 
“Rochdale Principles”. Dan Latar belakang munculnya aliran koperasi adalah karna 
adanya perbedaan ideologi setiap bangsa. Setiap sistem perekonomian suatu bangsa juga 
akan menjiwai ideologi bangsanya dan aliran koperasinya,serta akan menjiwai sistem 
perekonomian dan ideologi bangsa tersebut. Secara umum aliran koperasi yang dianut 
oleh berbagai negara di dunia ini dapat dikelompokan berdasarkan peranan gerakan 
koperasi. Keterkaitan Ideologi Sistem Perekonomian, Aliran Koperasi Ideologi system 
perekonomian dan aliran koperasi tentunya berbeda, satu dintaranya memiliki 
pengertiannya masing-masing tetapi saling memeiliki keterkaitan. 
Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran,yaitu : 
1. Aliran Yardstick 
Aliran Yardstick pada umunya adalah aliran yang sering ditemukan atau dapat kita 
lihat di negara kapitalis atau negara yang perekonomiannya menganut liberal. 
Aliran ini bisa menjadi kekuatan yang seimbang, menetralisasikan dan mengkoreksi 
segala keburukan dari sistem kapitalisme. Hubungan Pemerintah dengan gerakan 
koperasi bersifat netral. Penagruh aliran ini sangat jelas terlihat di negara-negara 
maju seperti AS, Perancis, Swedia, Denmark, Belanda, Dan lain-lain. 
2
2. Aliran Sosialis 
Aliran Sosialis terbentuk karna tidak lepas dari berbagai keburukan yang timbul 
oleh sistem kapitalisme. Aliran ini bisa di anggap sebagai alat yang paling efektif 
atau paling bagus untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pengaruh aliran ini 
banyak di jumpai di Negar-negara Eropa timur dan Rusia. 
3. Aliran Persemakmuran 
Aliran persemakmuran ini memandang koperasi sebagai alat yang efektif dan 
efisien dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat serta dapat menjadi 
wadah ekonomi rakyat yang berkedudukan strategis dan memegang peran utama 
dalam perekonomian masyarakat. 
1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi 
Koperasi Dunia lahir di Rochdale Inggris, pada tahun 1844 dengan tujuan mengatasi 
masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi 
atas dasar prinsip-prinsip keadilan. Dari prinsip-prinsip keadilan inilah maka 
menghasilkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan “Rochdale Principles”. 
Di Indonesia, Koperasi pertama kali didirikan di Leuwiliang pada tahun 1895 oleh 
Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto, dkk dalam bentuk Bank Simpan 
Pinjam yang bertujuan untuk membantu para pegawai negeri pribumi melepaskan diri 
dari cengkeraman pelepas uang. Selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf 
Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Boedi Oetomo yang 
didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah 
tangga. Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang 
bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko koperasi. Pada akhir 
Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang mendirikan koperasi 
yang dinamakan “Syirkatul Inan” atau disingkat (SKN) yang beranggotakan 45 orang. 
Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi pada tahun 1933 diterbitkan Peraturan 
Perkoperasian dalam berntuk Gouvernmentsbesluit no.21 yang termuat di dalam 
Staatsblad no. 108/1933 yang menggantikan Koninklijke Besluit no.431 tahun 1915. 
Kongres Muhamadiyah pada tahun 1935 dan 1938 memutuskan tekadnya untuk 
mengembangkan koperasi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di lingkungan 
3
warganya pada masa pendudukan bala tentara Jepang istilah koperasi lebih dikenal 
menjadi istilah “Kumiai” pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan pendaftaran 
koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di seluruh Indonesia. Pada tanggal 12 
Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam 
kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat 
Indonesia yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi serta 
menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan 
masyarakat Pada tahun 1949 diterbitkan Peraturan Perkoperasian yang dimuat di dalam 
Staatsblad No. 179. Peraturan ini dikeluarkan pada waktu Pemerintah Federal Belanda 
menguasai sebagian wilayah Indonesia yang isinya hampir sama dengan Peraturan 
Koperasi yang dimuat di dalam Staatsblad No. 91 tahun 1927, dimana ketentuan sudah 
kurang sesuai dengan keadaan Inidonesia sehingga tidak memberikan dampak yang 
berarti bagi perkembangan. Pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan 
kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah 
Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi 
Indonesia (DKI). Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan 
Koperasi No.79 Tahun 1958 yang dimuat di dalam Tambahan Lembar Negara RI 
No.1669. Pada tahun 1961 diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop 
I) diSurabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin. 
Sebagai puncak pengukuhan hokum dari uapaya mempolitikkan (verpolitisering) 
koperasi dalam suasana demokrasi terpimpin yakni di terbitkannya UU No.14 tahun 1965 
tentang perkoperasian yang dimuat didalam Lembaran Negara No.75 tahun 1960. 
Bersamaan dengan disyahkannya UU No. 14 tahuhn 1965 dilangsungkan Musyawarah 
Nasional Koperasi (Munaskop) II di Jakarta yang pada dasarnya merupakan ajang 
legitiminasi terhadap masuknya kekuatan-kekuatan politik di dalam koperasi 
sebagaimana diatur oleh UU Perkoperasian tersebut Pada tanggal 18 Desember 1967 
telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No. 
12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. 
4
BAB II 
PENGERTIAN  PRINSIP – PRINSIP KOPERASI 
2.1. Pengertian dan Prinsip Koperasi. 
Kata koperasi berasal dari kata “CO” dan “OPERATION”, yang berarti bersama-sama 
bekerja. 
1. Pengertian Koperasi menurut ILO terdapat 6 elemen dalam koperasi yaitu: 
a) Koperasi adalah perkumpulan orang-orang. 
b) Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan. 
c) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin di capai. 
d) Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara 
5 
demokratis. 
e) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan. 
f) Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang. 
2. Definisi Chaniago (Arifinal Chaniago / 1984) 
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan 
hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan 
bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan 
jasmaniah para anggotanya. 
3. Definisi Dooren 
Sudah memperluas pengertian koperasi, dimana koperasi tidaklah hanya kumpulan 
orang-orang, akan tetapi juga merupakan kumpulan dari badan – badan hukum. 
4. Definisi Hatta 
Adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib kehidupan ekonomi berdasarkan 
tolong–menolong, semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan member 
jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang.
6 
5. Definisi Munkner 
Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan “urus niaga” secara 
kumpulan, yang berazaskan konsep tolong–menolong. Aktivitas dalam urus niaga 
semata–mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong–royong. 
6. Definisi UU No. 25 / 1992 
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi, 
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan 
ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. 
2.2. Tujuan Koperasi 
Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3, tujuan koperasi 
adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada 
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka 
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 
1945. 
2.3. Prinsip - Prinsip Koperasi 
1. Prinsip Munkner 
Hans H. Munkner menyajikan 12 prinsip sebagai berikut: 
a) Keanggotaan bersikap sukarela. 
b) Keanggotaan terbuka. 
c) Pengembangan anggota. 
d) Identitas sebagai pemilik dan pelanggan. 
e) Manajemen dan pengawasan dilakukan secara demokratis. 
f) Koperasi sebagai kumpulan orang-orang. 
g) Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak di bagi. 
h) Efisiensi ekonomi dan perusahaan koperasi. 
i) Perkumpulan dengan sukarela. 
j) Kebebasan dalam menggambil keputusan dan penetapan tujuan. 
k) Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi. 
l) Pendidikan anggota.
7 
2. Prinsip Rochdale 
Adapun unsur-unsur koperasi Rochdale ini menurut bentuk aslinya adalah sebagai 
berikut: 
a) Pengawasan secara demokratis (democratic control). 
b) Keanggotaan yang terbuka ( open membership). 
c) Bunga atas modal di batasi ( a fixedor limited interest on capital). 
d) Pembagian SHU sebanding dengan jasa masing-masing anggota (the 
distribution of surplus in devidend to the members in proportion to their 
purchases). 
e) Penjualan sepenuhnya dengan tunai ( trading strictly on a cash basis). 
f) Barang yang di jual harus asli dan tidak di palsukan ( selling only pure and 
anadulterated goods). 
g) Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip koperasi 
( providing the education of the members in cooperative principles). 
h) Netral terhadap politik dan agama ( political and religious neutrality) 
· 
3. Prinsip Reiffeisen 
Freidrich William Reiffeisen (1818-1888) adalah walikota Flammershelt di Jerman. 
Prinsip reiffeisen adalah sebagai berikut: 
a) Swadaya. 
b) Daerah kerja terbatas. 
c) SHU untuk cadangan. 
d) Tanggung jawab anggota tidak terbatas. 
e) Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan. 
f) Usaha hanya kepada anggota. 
g) Keanggotaan berdasarkan watak, bukan uang
8 
4. Prinsip Herman Schulze 
Di Delitzsch Jerman seorang ahi hukum bernama Herman Schulze (1800-1883) tertarik 
untuk memperbaiki kehidupan para pengusaha kecil seperti pengrajin, wirausahawan 
industri kecil, pedagang eceran dan usaha-usaha lainnya. Inti dari prinsip Herman 
Schulze adalah sebagai berikut: 
a) Swadaya 
b) Daerah kerja tak terbatas 
c) SHU untuk cadangan dan dibagikan untuk karyawan 
d) Tanggung jawab anggota terbatas 
e) Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan 
f) Usaha tidak terbatas tidak hanya kepada anggota 
5. Prinsip ICA 
Sidang ICA di wina pada tahu 1966 merumuskan prinsip-prinsip koperasi di rinci sebagai 
berikut: 
a) Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang di 
buat-buat ( open and voluntarily membership) 
b) Pemimpin yang demokratis atas dasar satu orang satu suara (democratic control 
– one member one vote) 
c) Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada (limited interest of 
capital) 
d) SHU di bagi 3: sebagai usaha cadangan, sebagian untuk masyarakat, sebagian 
dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing 
e) Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus 
(promotion of education) 
f) Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat 
regional, nasional maupun international (intercooperative network)
9 
6. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia 
A. Menurut UU No. 12 tahun 1967 
o Sifat keanggotaan sukarela dan terbatas dan terbuka untuk setiap warga 
negara Indonesia. 
o Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan 
demokrasi dalam koperasi 
o Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing 
o Adanya pembatasan modal dan bunga 
o Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada 
umumnya 
o Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka 
o Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar 
percara pada diri sendiri 
B. Menurut UU No. 25 tahun 1992 
o Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 
o Pengelolaan dilakulan secara demokratis 
o Pembagian SHU di lakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha 
masing-masing anggota 
o Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal 
o Kemandirian 
o Pendidikan perkoperasian 
o Kerja sama antar koperasi
BAB III 
ORGANISASI  MANAJEMEN 
3.1. Bentuk Organisasi 
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian 
organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan 
yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat 
sebagai berikut : 
10 
1. Menurut Hanel 
 Suatu sistem sosial ekonomi atau sosial tehnik yang terbuka dan berorientasi pada 
tujuan. 
 Sub sistem koperasi : 
o individu (pemilik dan konsumen akhir) 
o Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier) 
o Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat 
2. Menurut Ropke 
 Identifikasi Ciri Khusus 
o Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi) 
o Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok 
koperasi) 
o Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi) 
o Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan 
barang dan jasa) 
 Sub sistem 
o Anggota Koperasi 
o Badan Usaha Koperasi 
o Organisasi Koperasi
11 
3. Di Indonesia 
 Bentuk : Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas 
 Rapat Anggota 
 Wadah anggota untuk mengambil keputusan 
 Pemegang Kekuasaan Tertinggi, dengan tugas 
 Penetapan Anggaran Dasar 
 Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi  usaha koperasi) 
 Pemilihan, pengangkatan  pemberhentian pengurus 
 Rencana Kerja, Rencana Budget dan Pendapatan sertapengesahan Laporan Keuangan 
 Pengesahan pertanggung jawaban 
 Pembagian SHU 
 Penggabungan, pendirian dan peleburan 
A. Bentuk organisasi koperasi menurut Hanel 
Merupakan bentuk koperasi / organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum dan 
dapat didefiniskan dengan pengertian hukum. 
B. Bentuk organisasi koperasi menurut Ropke 
Koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang para anggotanya adalah juga 
pelanggar utama dari perusahaan tersebut. 
C. Bentuk organisasi di Indonesia 
Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang melalui hubungan dan 
kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut.
12 
3.2. Hirarki Tanggung Jawab 
1. Pengurus 
Seseorang yang bertugas: Mengelola koperasi dan usahanya, Mengajukan rancangan 
Rencana kerja, dan belanja koperasi, Menyelenggaran Rapat Anggota, Mengajukan 
laporan keuangan  pertanggung jawaban, daftar anggota dan pengurus, Wewenang, 
Mewakili koperasi di dalam  luar pengadilan, Meningkatkan peran koperasi. 
2. Pengelola 
Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa  wewenang oleh pengurus untuk 
mengembangkan usaha dengan efisien  professional, Hubungannya dengan pengurus 
bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus. 
3. Pengawas 
Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan 
pengawasan terhadap jalannya organisasi  usaha koperasi. UU 25 Th. 1992 pasal 39: 
1. Bertugas untuk melakukan pengawasan kebijakan dan pengelolaan koperasi 
2. Berwenang untuk meneliti catatan yang ada  mendapatkan segala keterangan yang 
diperlukan. 
3.3. Pola Manajemen 
Defines Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “The Cooperative Movement 
and some of its problem” yang mengatakan bahwa : “Cooperation is an economic system 
with social content”. Artinya: koperasi harus bekerja menurut prinsip prinsip ekonomi 
dengan melandaskan asas asas koperasi yang mengandung unsur unsur sosial di 
dalamnya. Unsur sosial yang terkandung dalam koperasi lebih menekankan kepada 
hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara 
pembagian sisa hasil usaha, dan sebagainya seperti dibawah ini: 
1. Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by 
proxy” 
2. Kesukarelaan dalam keanggotaan 
3. Menolong diri sendiri 
4. Persaudaraan atau kekeluargaan
5. Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan 
13 
yang dilakukan oleh anggota 
6. Pembagian hasil usaha proporsional dengan jasa jasanya 
Untuk mencapai tujuan koperasi di perlukan manajemen koperasi yang benar agar 
semua yang telah di rencanakan dapat berjalan dengan baik, untuk itu diperlukan Pola 
Manajemen Koperasi sebagai berikut: 
A. Perencanaan 
Perencanaan merupakan proses dasar dari manajemen. Perencanaan yang baik adalah 
perencanaan yang bersifat fleksibel, karena dalam berjalannya waktu situasi dan 
kondisipun dapat berubah sewaktu-waktu. 
B. Pengorganisasian 
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur,pengelompokan, 
dan mengatur serta membagi tugas bagi para anggota dalam bekerja. Posisi dalam bekerja 
dari para anggotanya pun harus sesuai dengan keahlian dari anggota organisasi, agar 
tujuan dapat di capai sesuai dengan yang telah direncanakan. 
C. Struktur Organisasi 
Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai masalah yang harus 
diselesaikan. Dan masalah yang paling sulit itu berasal dari dirinya sendiri yaitu berupa 
keterbatasan, seperti keterbatasan pengetahuan, kemampuan, bahkan mungkin daya tahan 
tubuh. 
D. Pengarahan 
Pengarahan merupakan fungsi menejemen yang terpenting karena masing-masing orang 
dalam suatu organisasi memiliki kepentingannya masing-masing. 
E. Pengawasan 
Pengawasan merupakan sistem untuk membuat segala kegiatan perusahaan dapat 
berjalan sesuai rencana.
BAB IV 
TUJUAN  FUNGSI KOPERASI 
4.1. Pengertian Badan Usaha 
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan 
mencari laba atau keuntungan. Badan usaha sering kali disamakan dengan perusahaan, 
walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, badan usaha adalah lembaga 
sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha itu mengelola faktor-faktor 
produksi. 
4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha 
Menurut UU No.25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha. Sebagai badan usaha, 
koperasi tetap tunduk terhadap kaidah kaidah perusahaan dan prinsip prinsip ekonomi 
yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan 
usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi manusia, 
aset aset fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi. 
Ciri utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha non koperasi adalah posisi 
anggotanya. Dalam UU No.25 tahun 1992 tentang perekonomian disebutkan bahwa, 
anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. 
4.3. Tujuan  Nilai Koperasi 
Prof William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas Gerogia 
dalam bukunya strategy Manajemne And Busssines Policy, 2nd ed, mendefinisikan tujuan 
perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan 
operasinya. 
Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai tujuan. 
1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya 
2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan 
3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi 
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi. 
14
Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan 
dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan tidak terbatas pada 
pemenuhan kepentingan manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun 
efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, modal, pekerja, 
konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat , dan pemerintah. Dalam banyak 
kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya didapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : 
1. Memaksimumkan keuntungan (Maximize profit) 
2. Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm) 
3. Memaksimumkan biaya (minimize profit) 
4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi 
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya 
pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit 
oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar 
keuntungan sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan 
(service at cost). Untuk koperasi di indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah 
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU 
No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh 
manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan. 
4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan 
Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan ternyata mendapat 
kritik karena dinilai terlalu sempit dan tidak realistis. Beberapa Kritik dari teori tersebut 
adalah segai berikut. 
 Tujuan Perusahaan adalah memaksimumkan penjualan (maximization of sales). 
Model ini diperkenalkan oleh William banmolb yang mengatakan bahwa manajer 
perusahaan modern akan memaksimumkan penjualan setelah keuntungan yang 
diperoleh telah memadai untuk memuaskan para pemegang saham (stock holders). 
 Tujuan Perusahaan adalah untuk memaksimumkan pengguanaan manajemen 
(maximization of managemen utility). Dalil ini diperkenalkan oleh oliver Williamson 
yang mengatakan bahwa sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik 
(separation of management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk 
15
memaksimumkan penggunaan manajemen yang diukur dengan kompensasi seperti 
gaji, tunjangan tambahan (fringe benefit), pemberian saham (stock option), dan 
sebagainya, daripada memaksimumkan keuntungan perusahaan. 
 Tujuan perusahaan adalah untuk memuaskan sesuatu dengan berusaha keras 
(satisfying behavior). Postulat ini dikembangkan oelh Herbet Simon. Didalam 
perusahaan modern yang sangat dan kompleks, dimana tugas manajemen menjadi 
sangat rumit dan penuh ketidakpastian kerana kekurangan data, maka manajer tidak 
mampu memaksimumkan keuntungan tapi hanya dapat berjuang untuk memuaskan 
beberapa tujuan yang berkaitan dengan penjualan (sales), pertumbuhan (growth), 
pangsa pasar (market share). 
4.6. Teori Laba 
Dalam perusahaan koperasi laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba, 
tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industry. 
Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut. 
 Teori Laba Menanggung Resiko (Risk- Bearing Theory Of profit). Menurut Teori ini, 
keuntungan ekonomi diatas normall akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas 
rata-rata. 
 Teori Laba Frisional (frictional Theory Of Profit). Teori ini menekankan bahwa 
keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang (long 
run equilibrium). 
 Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory Of Profits). Teori ini mengatakan bahwa 
beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dap[at membatasi output dan 
menekankan harga ang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi 
persaingan sempurna. 
4.7. Fungsi Laba 
Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih 
dari industri. sebaliknya laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen 
menginginkan kurang dari produk yang ditangani, laba memberikan pertanda krusial 
untuk realokasi sumber daya yang dimiliki masyarakat. 
16
17 
4.8. Kegiatan Usaha Koperasi 
1. Status Dan Motif Anggota Koperasi 
Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai 
kepentingan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna 
jasa,berpartisipasi aktif untuk mengembangkan usaha koperasi dan syarat-syarat lain 
yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku daftar anggota. 
Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga indonesia yaitu: 
 Mampu melakukan tindakan hukum. 
 Menerima landasan idil, asas dan sendi dasar koperasi. 
 sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota 
sebagaimana tercantum dalam peraturan perUndang-undangan yang 
berlaku,anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi yang 
lain. 
Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan 
sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi 
atau menanam modal dikoperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus 
menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. 
Yang termasuk dalam keanggotaan koperasi yaitu: 
 Anggota penuh 
 Calon anggota 
 Anggota yang dilayani 
 Anggota luar biasa 
ditinjau dari sudut status, maka keanggotaan koperasi menjadi basis utama bagi 
perkembangan dan kelanjutan hidup usaha koperasi. Sebagai konsekuensinya, 
persyaratan keanggotaan koperasi harus lebih selektif dan ditetapkan kualitas minimal 
anggota. Calon Anggota paling sedikit harus memiliki 2 kriteria: 
1) Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan dibawah garis 
kemiskinan,atau orang ersebu paling tidak mempunyai potensi ekonomi ataupun 
kepentingan yang sama. 
2) Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan(income) yang pasti, sehingga 
dengan demikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi pada usaha 
koperasi yang mempunyai prospek.
Persyaratan kualitas anggota tersebut adalah bahwa setiap orang yang akan menjadi 
anggota koperasi akan terdorong menjadi kebutuhan ekonomi sebagai motif dasar. 
persyaratan kualitas ini nampaknya juga bertentangan dengan prinsip-prinsip koperasi 
yang mengatakan bahwa keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 
2. Kegiatan Usaha 
Untuk mencapai tujuannnya maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang 
berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, sebagai berikut : 
1. Unit usaha simpan pinjam; 
2. Perdagangan umum; 
3. Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta 
18 
aksesorisnya; 
4. Kontraktor dan konsultan bangunan; 
5. Penerbitan dan percetakan; 
6. Agrobisnis dan agroindustri; 
7. Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan; 
8. Jasa telekomunikasi umum; 
9. Jasa teknologi informasi; 
10. Biro jasa; 
11. Jasa pengiriman barang; 
12. Jasa transportasi; 
13. Jasa pemasaran umum; 
14. Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik; 
15. Jasa pengembangan dan konsultan olahraga; 
16. Event organizer;
3. Permodalan Koperasi 
Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha 
koperasi. Modal jangka panjang dan Modal jangka pendek Koperasi harus mempunyai 
rencana pembelanjaan yang konsisten. 
Sumber-sumbar modal koperasi 
A. Sumber – sumber Modal Koperasi (UU NO.12/1967) 
19 
• Simpanan Pokok 
• Simpanan Wajib 
• Simpanan Sukarela 
• Modal Sendiri 
B. Sumber – Sumber Modal Koperasi (UU NO.25/1992) 
• Modal Sendiri (equity capital) 
• Modal Pinjaman (dept capital) 
4. Sisa Hasil Usaha Koperasi 
SHU bukan deviden seperti PT tetapi keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan 
aktifitas ekonomi angoota koperasi, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap 
anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota 
terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Artinya, semakin besar transaksi(usaha dan 
modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal 
ini berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham 
adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu 
pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.
BAB V 
SISA HASIL USAHA 
5.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) 
Sisa Hasil Usaha Koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total 
(total revenue [TU]) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost [TC]) dalam satu 
tahun buku. SHU menurut UU No. 25/1992, tentang Perkoperasian, Bab IX, pasal 45 
adalah sebagai berikut. 
a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam 
satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak 
dalam tahun buku yang bersangkutan. 
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa 
usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan 
untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan 
keputusan Rapat Anggota. 
c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. 
d. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya 
ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi. 
e. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya 
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. 
f. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka 
20 
semakin besar SHU yang akan diterima. 
5.2. Rumus Pembagian SHU 
Untuk koperasi Indonesia, dasar hukum bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil 
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota adalah pasal 5 ayat 1 ; UU 
No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa 
“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang 
dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha 
anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan 
keadilan”. Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
a. SHU atas jasa modal 
Pembagian mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas 
modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut 
menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan. 
b. SHU atas jasa usaha 
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau 
pelanggan. Secara umum SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah 
ditetapkan pada Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut : 
 Cadangan koperasi 
 Jasa anggota 
 Dana pengurus 
 Dana karyawan 
 Dana pendidikan 
 Dana sosial 
 Dana untuk pembangunan lingkungan 
Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi 
SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat 
anggota. Berikut contoh kasus pembagian SHU di salah satu koperasi. 
Contoh Kasus Pembagian SHU 
Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut : 
Cadangan : 40% 
Jasa anggota : 40% 
Dana pengurus : 5% 
Dana karyawan : 5% 
Dana pendidikan : 5% 
Dana sosial : 5% 
SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut : 
SHU A= JU A + JM A 
21
Dimana : 
SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota 
JUA : Jasa Usaha Anggota 
JMA : Jasa Modal Anggota 
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai 
berikut : SHUPa= VA x JUA + Sa x JMA 
22 
V UK x TMS 
Dimana : 
SHUPa : Sisa Hasil Usaha per Anggota 
JUA : Jasa Usaha Anggota 
JMA : Jasa Modal Anggota 
VA : Volume usaha anggota (total transaksi anggota) 
VUK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi) 
Sa : Jumlah simpanan anggota 
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total) 
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total SHU, rapat 
anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional 
menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan 
Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA, 
yaitu : 
- Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga : 
JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak 
= 28% dari total SHU Koperasi 
JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak 
= 12% dari total SHU Koperasi 
- Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini 
diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase 
yang ditetapkan.
5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi 
Telah diuraikan pada teori koperasi bahwa anggota berfungsi ganda yaitu sebagai 
pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang Anggota 
berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak 
menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota 
berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Seiring dengan 
prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang 
diperoleh koperasinya. Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai 
dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU 
sebagai berikut. 
a. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota. 
b. SHU anggota adalah jasa dari modal da transaksi usaha yang dilakukan anggota 
23 
sendiri. 
c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. 
d. SHU anggota dibayar secara tunai. 
5.4. Pembagian SHU Per Anggota 
Setelah kita mengetahui prinsip dan rumus pembagian SHU, kita dapat menghitung 
pembagian SHU per anggota. Pastinya pembagian SHU per anggota berbeda-beda karena 
modal dan kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah contoh perhitungan pembagian 
SHU per anggota: 
a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 
Penjualan /Penerimaan Jasa Rp. 850.000 
Pendapatan lain Rp. 150.000 
Rp. 1.000.000 
Harga Pokok Penjualan Rp. (200.000) 
Pendapatan Operasional Rp. 800.000 
Beban Operasional Rp. (300.000) 
Beban Administrasi dan Umum Rp. (35.000) 
SHU Sebelum Pajak Rp. 465.000 
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp. (46.500) 
SHU setelah Pajak Rp. 418.500
b. Sumber SHU 
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500 
Sumber SHU: - Transaksi Anggota Rp 400.000 
- Transaksi Non Anggota Rp 18.500 
c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A: 
1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500 
2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500 
3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000 
4. Dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000 
5. Dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000 
6. Dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000 
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut: 
Jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000 
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000 
d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi: 
Jumlah Anggota : 142 orang 
Total simpanan anggota : Rp 345.420.000 
Total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000. 
Contoh: SHU yang dierima per anggota: 
SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62 
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;. 
Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah: 
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;. 
24
BAB VI 
POLA MANAJEMEN KOPERASI 
6.1. Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi 
Definisi manajemen menurut stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, 
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan 
sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah 
ditetapkan. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara 
formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
Menurut UU No.25/1992 yang termasuk perangkat organisasi koperasi adalah : 
a. Rapat Anggota 
b. Pengurus 
c. Pengawas 
Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan 
menetapkan : 
 Anggaran dasar 
 Kebijakan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi 
 Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas 
 Rencana kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya 
 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) 
 Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi 
25 
a. Pengertian Manajemen 
Pengertian Manajemen – Sebelum kita membahas pengertian manajemen menurut para 
ahli, ada baiknya jika kita tahu dulu berasal darimana kata Manajemen itu. Manajemen 
berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata dasar “manage”. 
Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make decisions in a 
business or an organization” (memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau 
organisasi). Dan definisi management menurut kamus oxford adalah “the control and 
making of decisions in a business or similar organization” (pengendalian dan pembuatan 
keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Manajemen adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai 
sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusaahaan dan 
organisasi. Pengertian managemen menurut oxford adalah “the process of dealing with or 
controlling people or things” (proses berurusan dengan atau mengendalikan orang atau 
benda). 
 Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai 
suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 
 Menurut R. Terry: Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari 
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang 
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui 
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. 
 Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian 
dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang 
telah ditetapkan. 
 Menurut Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang 
dilakukan melalui usaha orang lain. 
 Menurut Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan 
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya 
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
 Menurut Fayol: Fungsi-fungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan 
mengendalikan sesuatu. 
 Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah suatu proses perencanaan, 
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta 
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan 
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 
 Menurut Mary Parker Follet: Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan 
suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus. 
26
27 
b. Pengertian Koperasi 
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama 
dan ”operation” (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja 
sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang yang 
mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan 
dengan maksud mensejahterakan anggota. Koperasi adalah badan usaha yang 
beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan 
demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 
pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi 
berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak 
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, 
koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber 
daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi 
tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan 
anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti 
prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi. 
Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli : 
 Dr. Fay ( 1980 ) 
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas 
mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan dari 
sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya 
sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap 
organisasi. 
 R.M Margono Djojohadikoesoemo 
Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seoarang yang dengan sukanya sendiri 
hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya 
 Prof. R.S. Soeriaatmadja 
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh 
anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka 
atas dasar nir laba atau dasar biaya.
28 
 Paul Hubert Casselman 
Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial. 
 Margaret Digby 
Koperasi adalah kerja sama dan siap untuk menolong. 
 Dr. G Mladenata 
Koperasi adalah terdiri atas produsen-produsen kecil yang tergabung secara sukarela 
untuk mencapai tujuan bersama dengan saling tukar jasa secara kolektif dan menanggung 
resiko bersama dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota. 
c. Pengertian Manajemen Koperasi 
Definisi manajemen koperasi yang sering dipakai adalah suatu cara mencapai tujuan 
koperasi dengan bekerjasama sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi, definisi ini tidak 
akan anda temukan dalam jurnal manajemen koperasi manapun karena saya memang ini 
adalah hasil pemikiran saya yang saya rumuskan sendiri. Dengan demikian Manajemen 
Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha 
bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu 
diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan 
diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen. 
Fungsi-fungsi Manajemen menurut G Terry: 
1. Planning (Perencanaan) 
2. Organizing (Pengorganisasian) 
3. Actuating (Penggerakan untuk bekerja) 
4. Controlling (Pengawasan/Pengendalian) 
6.2. Rapat Anggota 
Rapat Anggota merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota sebagai 
pemilik. Rapat Anggota bisa dilakukan RAT, RAK dan RALB. Secara umumRA 
dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggta, tetapi untuk 
beberapa kasus jumlah ini bisa disesuaikan dengan AD/ART Koperasi.
6.3. Pengurus 
Pengurus koperasi adalah pemegang kuasa RA untuk mengelola koperasi, artinya 
pengurus hanya boleh melakukan segala macam kresi manajemen yang tidak keluar dari 
koridor keputusan RA. Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri 
dengan pertangungjawaban bersama. Biasanya pengurus yang tetrdiri atas beberapa 
anggota pengurus. 
a. Tugas dan kewajiban pengurus koperasi 
Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT. Untuk melaksanakan tugas 
pengurus berkewajiban: 
 Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan proker 
 Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan 
 Pertanggungjawaban 
 Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuanagn dan 
 Inventaris. 
 Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarkan administrasi 
 Pengurus koperasi berkewajiban Menyelenggarkan RAT. 
29 
b. Wewenang Pengurus koperasi 
 Pengurus berwenang mewakili koperasi didalam dan diluar koperasi. 
 Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk 
kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi. 
 Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian 
anggota sesuai ketentuan AD/ART. 
c. Tanggung Jawab Pengurus koperasi 
Pengurus koperasi bertanggung jwab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas 
kewajiban, dan wewenangnya.
6.4. Pengawas 
Pengawas dipilh oleh RA untuk mengawasi pelaksanaan keputusan RAT dan juga idiologi. 
Tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan 
yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan idiologi, AD/ART koperasi dan keputusan 
RA. Tugas, kewajiban dan wewenang pengawas koperasi sebagai berikut: 
 Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan terhadap 
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi. 
 pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan 
30 
hasil laporanya kepada pihak ketiga 
 Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan 
keterangan yang diperlukan. 
6.5. Manajer 
Manajer adalah seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas 
pekerjaan tersebut. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk 
mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab, 
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Robert 
Tanembaum). 
a. Tugas-tugas manajer 
 Siklus pengambilan keputusan, POSDC, penilaian dan pelaporan 
 Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya 
mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya. 
 Harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab. 
 Harus membina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. 
 Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen dengan baik. 
 Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak 
luar.
b. Tingkatan manajer 
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer 
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan 
dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada 
di puncak). Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah 
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas 
memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. 
Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, 
manajer departemen, atau mandor (foreman). Manajemen tingkat menengah (middle 
management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama 
dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang 
termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer 
pabrik, atau manajer divisi. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan 
istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara 
umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief 
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). 
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan 
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih 
fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu 
berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan 
pekerjaan. 
c. Peran manajer 
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh 
peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan 
kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, 
yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran 
ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang 
kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan 
penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran 
pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, 
pembagi sumber daya, dan perunding. 
31
32 
d. Keterampilan manajer 
- Keterampilan konseptual (conceptional skill) 
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, 
ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut 
kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan 
gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang 
kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, 
keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. 
- Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) 
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan 
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga 
keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh 
manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, 
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian 
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, 
baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. 
- Keterampilan teknis (technical skill) 
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih 
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu 
pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, 
membuat kursi, akuntansi dan lain-lain. 
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan 
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu: 
- Keterampilan manajemen waktu 
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk 
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus 
Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji 
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu 
dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam
sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan 
sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh 
lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan 
aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi 
produktivitas perusahaan. 
33 
- Keterampilan membuat keputusan 
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik 
dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi 
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin 
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus 
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk 
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan 
memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus 
mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan 
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. 
6.6. Pendekatan Sistem pada Koperasi 
a. Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu 
- organisasi dari orang-orang dengan unsure eksternal ekonomi dan sifat-sifat social 
(pendekatan sosiologi). 
- perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam 
ekonomi pasar (pendekatan neo klasik). 
b. Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem 
Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-orang 
dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system yang 
selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem 
terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan 
sumber-sumber yang digunakan.
34 
c. Cooperative Combine 
- System sosio teknis pada substansinya 
Sistem terbuka pada lingkungannya, systemdasar target pada tugasnya dan sistem 
ekonomi pada penggunaan sumber-sumber. 
- Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal 
Dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari sudut pandang ekonomi, 
tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis saja, tetapi juga berhubungan 
dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota tetapi juga 
berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara 
anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan lain. Contoh 
Cooperative Interprise Combine: Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, 
kerajinan, dan industri. Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS). 
- The Businnes function Communication System (BCS) 
sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan koperasi yang berhubungan 
dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit usaha anggotaa mengenai 
beberapa tugas perusahaan. Sistem Komunikasi antar anggota 
- Interpersonal Communication System (ICS) 
Hubungan antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan 
koperasi yang berjalan. ICS meliputi pembentukan/terjadi system target dalam koperasi 
gabungan. 
d. Sistem Informasi Manajemen Anggota. 
Koordinasi dari suatu sistem yang ada melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC), 
koordinasi yang terjadi selalu lewat informasi dan dengan sendirinya membutuhkan 
informasi yang baik. Manajemen memberikan informasi pada anggota, informasi yang 
khusus untuk penganalisaan.hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal 
mungkin. Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC). Konfigurasi ekonomi dari 
individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih lanjut. Sifat-sifat dari anggota 
sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut pandang anggota. Intensitas kerjasama
semakin banyak anggota semakin tinggi intensitas kerjasama atau tugas manajemen. 
Distribusi kemampuan dalam menentukan target dan pengambilan keputusan. Formalisasi 
kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat menerima dan 
menyesuaikan perubahan. Stabilitas kerjasama. Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan 
oleh sifat anggota dalam soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain. 
35
BAB VII 
JENIS  BENTUK KOPERASI 
36 
7.1. Jenis Koperasi 
A. Jenis Koperasi Menurut PP No. 60/1959 : 
 Koperasi Desa 
 Koperasi Pertanian 
 Koperasi Peternakan 
 Koperasi Industri 
 Koperasi Simpan Pinjam 
 Koperasi Perikanan 
 Koperasi Konsumsi 
B. Jenis Koperasi Menurut Teori Klasik : 
 Koperasi Pemakaian 
 Koperasi Penghasilan atau Produksi 
 Koperasi Simpan Pinjam 
7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12 / 1967 
Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai Undang – Undang No. 12 / 1967 tentang Pokok - 
pokok Perkoperasian (pasal 17): 
1. Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu 
golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas atau 
kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya. 
2. Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan 
Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis 
dan setingkat.
37 
7.3. Bentuk Koperasi 
A. Bentuk Koperasi Sesuai PP No.60/1959: 
1) Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggota orang-orang dan yang 
mempunyai sedikit-sedikitnya 25 orang anggota,biasanya ditumbuhkan di 
desa. 
2) Koperasi Pusat adalah gabungan beberapa koperasi yang mempunyai 
sangkut-paut dalam usahanya serta beranggota sedikit- dikitnya 5 buah 
Koperasi Primer. Koperasi ini lazimnya berada di daerah tingkat II. 
3) Gabungan Koperasi adalah gabungan dari beberapa Koperasi Pusat. Sering 
ditumbuhkan di daerah tingkat I. 
4) Induk Koperasi adalah gabungan dari beberapa Gabungan Koperasi Berada 
di ibu kota. 
B. Sesuai Wilayah Admistrasi Pemerintah : 
1) Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa 
2) Di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi 
3) Di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi 
4) Di ibu kota ditumbuhkan induk koperasi 
C. Koperasi Primer 
Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Biasanya 
terdapat di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer. 
D. Koperasi Primer 
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan 
orang-seorang.Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang. Yang 
termasuk dalam koperasi primer adalah: 
a. Koperasi Karyawan 
b. Koperasi Pegawai Negeri 
c. KUD 
E. Koperasi Sekunder 
Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi 
koperasi. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan 
koperasi.Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.
BAB VIII 
PERMODALAN KOPERASI 
8.1. Arti Modal Koperasi 
Modal merupakan dana yang digunakan untuk melaksanakan usaha koperasi-koperasi . 
modal terdiri dari modal jangka panjang dan modal jangka pendek. 
38 
8.2. Sumber- sumber modal koperasi 
A. Sumber modal koperasi (UU No.12/1967) 
- Simpanan pokok 
- Simpanan wajib 
- Simpanan sukarela 
- Modal sendiri 
B. Sumber modal koperasi (UU No.25/1992) 
- Modal sendiri (equity capital) 
1. Simpanan pokok 
2. Simpanan wajib 
3. Dana cadangan 
4. Donasi/hibah 
- Modal pinjaman (debt capital) 
1. Anggota 
2. Koperasi lainnya 
3. Bank atau lembaga keuangan lainnya 
4. Penerbit obligasi atau surat hutang lainnya 
- Modal koperasi yang utama adalah dari anggota karena: 
1. Alasan kepemilikan 
2. Alasan ekonomi 
3. Alasan resiko
8.3. Distribusi Cadangan Koperasi 
Pengertian dana cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang 
diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri 
dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai anggaran dasar yang 
menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang diperoleh dari 
usaha anggota disisihkan untuk cadangan, sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha 
anggota sebesar 60% disisihkan untuk cadangan. Menurut UU No.25/1992, SHU yang 
diusahan oleh anggota dan yang diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30% dari 
SHU tersebut di sisihkan untuk cadangan. 
Distribusi Cadangan Koperasi antara lain dipergunakan untuk: 
 Memenuhi kewajiban tertentu 
 Meningkatkan jumlah operating capital koperasi 
 Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari 
 Perluasan usaha. 
39
BAB IX 
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERSAI DILIHAT DARI SISI 
ANGGOTA 
9.1. Efek-efek Ekonomis Koperasi 
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para 
anggotanya, yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. 
Motivasi ekonomi anggota sebagai pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) 
yang telah diserahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan 
anggota sebagai pengguna akan mempersoalan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang 
dan jasa, menguntungkan atau tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual atau 
pembeli di luar koperasi. 
Pada dasarnya anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan 
koperasi: 
 Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan 
 Jika pelayanan tersebut ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih 
menguntungkan dibanding yang diperolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi 
9.2. Efek Harga dan Efeh Biaya 
Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi 
anggota dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya nilai manfaat peayanan koperasi 
secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitaria sejalan dengan kemanfaatan 
ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa pelayanan 
barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan 
atau diperolehnya harga yang menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan 
(SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota 
dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus 
dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini 
mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam 
pasar yang bersaing. 
40
9.3. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan Koperasi 
Dalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen, 
melainkan aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba 
bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota 
dengan kopersinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi 
manfaat yang diterima oleh anggota. Keberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu 
faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi anggota sangat berhubungan erat 
dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tersebut. 
9.4. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan 
Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan 
koperasi, terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota 
harus secara kontinyu di sesuaikan 
Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada 
anggotanya, yaitu: 
1. Adanya tekanan persaingan dari anggota lain (terutama organisasi non koperasi) 
Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. 
Perubahan kebutuhan ini akan menentukan kebutuhan pola kebutuhan anggota 
dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan koperasi 
2. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan 
anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota 
terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan peayanan, koperasi 
membutuhkan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi. 
41
BAB X 
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI 
PERUSAHAAN 
10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi 
Koperasi merupakan badan usaha yang di landasi dengan kumpulan orang-orang bukan 
kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi 
usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota. 
• Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya 
di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau 
di perolehnya manfaat ekonomi. 
• Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input 
anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is  
Ia di sebut (Efisien). Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang 
suatu hasil yang sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil 
maksimal. Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat 
ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu : 
1.) Manfaat ekonomi langsung (MEL) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh 
anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan 
koperasinya 
2.) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL). adalah manfaat ekonomi yang diterima 
oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian 
setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan 
keuangan/pertanggungjawaban pengurus  pengawas, yakni penerimaan SHU 
anggota. 
 Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung 
dengan cara sebagai berikut: TME = MEL + METL MEN = (MEL + METL) – BA 
 Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha 
(multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan 
cara sebagai berikut : MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU METL = SHUa 
42
10.2. Efektivitas Koperasi 
Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan 
output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika 
Os  Oa di sebut efektif. 
Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) : 
EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL 
Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK 1, berarti efektif 
10.3. Produktivitas Koperasi 
Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika 
(O1) disebut produktif. 
Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi : 
PPK = S H U X 100% 
Modal koperasi 
= Rp. 102,586,680 X 100% 
Rp. 118,432,448 
= Rp. 86.62 
Dari hasil ini dimana PPK  1 maka koperasi ini adalah produktif. 
RENTABILITAS KOPERASI 
Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka digunakan rumus 
perhitungan sebagai berukut: 
Rentabilitas = S H U X 100% 
AKTIVA USAHA 
= Rp. 102,586,680 X 100% 
Rp. 518,428,769 
Rp. 19.79 % 
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha mampu 
menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini berarti koperasi KSU SIDI 
Sanur mampu mengembangkan usahanya dengan baik kea rah yang meningkat. 
43
10.4. Analisis Laporan Koperasi 
Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban 
pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan 
sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi 
1.) Neraca, 
2.) perhitungan hasil usaha (income statement), 
3.) Laporan arus kas (cash flow), 
4.) catatan atas laporan keuangan 
5.) Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan. 
Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari 
anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan 
anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima 
oleh anggota dan bukan anggota. Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan 
konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih 
koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu 
memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian 
kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di 
bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan 
keuangan gabungan. 
44
BAB XI 
PERANAN KOPERASI 
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi 
memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan 
ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, 
memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta 
mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. 
Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu hingga saat ini 
sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam atau berdagang pada koperasi 
tersebut. Bukan hanya itu saja peranan yang dilakukan koperasi juga dapat membantu 
Negara untuk menggembangkan usaha kecil yang ada dalam masyarakat. 
Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah : 
1. Alat pendemokrasi ekonomi 
2. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat 
3. Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi yang tidak 
menguasai hajat hidup orang banyak 
4. Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang utama pembangunan 
45 
ekonomi nasional) 
5. Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian nasional yang 
kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip koperasi Indonesia 
11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna 
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna : 
 Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak 
 Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen) 
 Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar 
 Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna
46 
11.2. Di Pasar Monopolistik 
Ciri-ciri pasar Monopolistik : 
 Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam 
 Produk yang dihasilkan tidak homogen 
 Ada produk substitusinya 
 Keluar atau masuk ke industri relatif mudah 
 Berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya 
11.3. Di Pasar Monopsoni 
Ciri-ciri pasar Monopolistik : 
 Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu Pembeli. 
11.4. Di Pasar Oligopoli 
Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang 
menguasai pasar Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi 
harga dan non harga. Untuk menghindari perang harga, perusahaan akan mengadakan 
product defferentiation dan memperluas pasar dengan cara melakukan kegiatan 
advertensi, 
membedakan mutu dan bentuk produk. 
• Penawaran Harga yang bersifat Predator 
• Price Leadership
BAB XII 
PEMBANGUNAN KOPERASI 
12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang 
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di negara 
berkembang adalah sebagai berikut : 
a) Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif 
dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang 
dan pekerja/buruh. 
b) Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang 
controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa 
proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang 
berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan 
tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi. 
c) Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti 
perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar 
penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan 
sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi 
koperasi. 
12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi 
Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang mensponsori 
pengembangan koperasi, yaitu : 
a) Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota koperasi desa, 
ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada kerjasama dalam koperasi 
bagi para anggota dan diberikan janji-janji mengenai perlakuan istimewa melalui 
pemberian bantuan pemerintah. 
b) Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang yang mendasari 
pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang kuatdan, efisien, dan perusahaan 
koperasi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak 
mendapat pertimbangan yang cukup. 
47
c) Karena alasan-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali dipusatkan pada 
pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan penyuluhan, pendidikan dan 
latihan para naggota, anggota pengurus dan manajer yang dinamis, dan terutama 
mengabaikan pula strategi-strategi yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar 
keikutsertaan anggota koperasi. 
d) Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan berbagai jenis jasa 
bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun langkah-langkah yang diperlukan 
dan bersifat melengkapi belum dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan 
(misalnya penyuluhan). 
e) Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani program pemerintah, 
walaupun perusahaan koperasi tersebut belum memiliki kemampuan yang diperlukan 
bagi keberhasilan pelaksanaan tugas dan program itu. 
f) Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif dipengaruhi oleh 
instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup mempertimbangkan, atau bahkan 
bertentangan dengan, kepentingan dan kebutuhan subyektif yang mendesak, dan 
tujuan-tujuan yang berorientasi pada pembangunan para individu dan kelompok 
anggota. 
12.3. Kunci Pembangunan Koperasi 
Menurut Ace Partadiredja faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi adalah 
rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena 
pemerataan tingkat pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1986, 
sehingga dampaknya baru bisa dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya. 
Berbeda dengan Ace Partadiredja, Baharuddin berpendapat bahwa faktor penghambat 
dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap 
kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, 
pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi. 
Menurut Prof. Wagiono Ismangil adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari 
masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi 
kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang 
ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi. 
48
Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan 
kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi, 
diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan 
kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu 
yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan 
manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk 
keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan 
pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas 
tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan 
dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait. Dekan Fakultas 
Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk 
kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen modern 
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 
1. Semua anggota diperlakukan secara adil, 
2. Didukung administrasi yang canggih, 
3. Koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang 
49 
lebih kuat dan sehat, 
4. Pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak, 
5. Petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan 
hanya menunggu pembeli, 
6. Kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk 
kepentingan koperasi, 
7. Manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis, 
8. Memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada 
anggota dan pelanggan lainnya, 
9. Perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan 
masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan 
pengawas, 
10. Keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan 
organisasi dalam jangka panjang, 
11. Selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan, 
12. Pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
REFERENSI: 
http://banizamzami.blogspot.com/2009/11/perkembangan-koperasi-di-negara.html 
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi 
http://muhammad-handy.blogspot.com/2012/11/koperasi.html 
http://taufikdarmawan99.blogspot.com/2011/12/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.ht 
ml 
http://gabyclarasintapw.blogspot.com/2012/11/ix-evaluasi-keberhasilan-koperasi_7.html 
http://mrizafahlifi.blogspot.com/2013/11/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.html 
http://kpn-iainjambi.com/artikel/pengertian-prinsip-fungsi-dan-peran-jenis-jenis-koperasi 
-dan-sumber-modal-koperasi 
http://dnopiyanti.blogspot.com/2009/12/resume-ekonomi-koperasi-bab-7-bab-8.html 
http://ermadwiseptiana.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html?zx=cea2cb1 
cc347f420 
http://umihanasumi.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html 
http://rrolan.blogspot.com/2010/10/koperasi-sebagai-badan-usaha.html 
http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/bentuk-organisasi-menurut-hanel-ropke 
-dan-di-indonesia/ 
http://lovinsepti.blogspot.com/2013/01/bab-13-kegiatan-usaha-koperasi.html 
http://r3m4j4cerdas.wordpress.com/2010/11/13/rangkuman-koperasi-bab-i-iv-3/ 
http://pratiwi08.blogspot.com/2010/11/bab-iii-organisasi-dana-manajemen.html 
http://rahmanelieser.blogspot.com/2011/11/bapak-koperasi-indonesia.html 
http://ameawatie.blogspot.com/2013/01/sejarah-perkembangan-koperasi-di.html 
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi 
http://dinaraviyani.wordpress.com/2013/10/06/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di-in 
donesia-2/ 
50
http://nadirawidyawijaya.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi. 
html 
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pengertian-dan-prinsip-koperasi-6/ 
http://rezasuryatman1111.wordpress.com/2012/01/05/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsi 
p-koperasi/ 
http://meizgun.wordpress.com/2009/11/20/pengertian-prinsip-prinsip-koperasi/ 
http://vahmy76.wordpress.com/2011/10/09/pengertian-koperasi/ 
http://ahim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9893/BAB+II.ppt 
http://bayus449.blog.com/2010/11/16/prinsip-prinsip-koperasiprinsip-munkerrochdaleraif 
feisen/ 
http://yunitha-kusumawaty.blogspot.com/2012/10/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsip.h 
tml 
http://penas-fkmtsi-makassar.blogspot.com/2010/05/penjelasan-organisasi_01.html 
http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html 
http://sifafauziah692.wordpress.com/2013/10/23/organisasi-dan-manajemen/ 
http://ulfa-ekonomikoperasi.blogspot.com/2012/11/tujuan-dan-fungsi-koperasi.html 
http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/kegiatan-usaha-koperasi/ 
http://teguhindrabastian.blogspot.com/2012/01/sisa-hasil-usaha-koperasi-shu-koperasi.ht 
ml 
http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/10/10/tujuan-koperasi-2/ 
http://lydiaelvinaa.blogspot.com/2013/11/sisa-hasil-usaha-shu.html 
http://septian99.wordpress.com/2009/11/09/pengertian-shu-sisa-hasil-usaha-koperasi-dan 
-perumusannya/ 
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/pola-ma 
najemen-koperasi 
http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/11/14/rapat-anggota-koperasi/ 
http://ariefdar.wordpress.com/2013/11/28/pola-manajemen-koperasi/ 
51
http://rezafirdaus2009.wordpress.com/2014/01/25/organisasi-dan-manajemen-koperasi-da 
n-pola-manajemen/ 
http://rickyhakim55.blogspot.com/2013/10/konsep-koperasi_27.html 
http://henisari.blogspot.com/2011/10/latar-belakang-munculnya-aliran.html 
http://sanihandriani.blogspot.com/2012/09/bab-1-konsep-koperasi-latar-belakang.html 
http://cyttii.blogspot.com/2011/10/konsepaliran-dan-sejarah-koperasi.html 
52

More Related Content

What's hot

Makalah koprasi
Makalah koprasiMakalah koprasi
Makalah koprasislempack c
 
Makalah ekonomi koperasi
Makalah ekonomi koperasiMakalah ekonomi koperasi
Makalah ekonomi koperasiafan_gunadarma
 
Makalah koperasi
Makalah koperasiMakalah koperasi
Makalah koperasiyulitri0507
 
Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaReyy193
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASIPENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASItri wulandari
 
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaPengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaBayu Priyo Mukti
 
Bab 1 & bab 2 ekonomi koperasi
Bab 1 & bab 2 ekonomi koperasiBab 1 & bab 2 ekonomi koperasi
Bab 1 & bab 2 ekonomi koperasiMerryCristyn
 
tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...
tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...
tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...Ridha Syifa’ Hamidah
 
Makalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiMakalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiRajabul Gufron
 
Makalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengahMakalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengahRizal Fahmi
 
Peran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesia
Peran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesiaPeran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesia
Peran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesiamaristafitri
 
Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...
Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...
Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...Berliana Septyani Suganda
 

What's hot (17)

Ekonomi koperasi h
Ekonomi koperasi hEkonomi koperasi h
Ekonomi koperasi h
 
Makalah koprasi
Makalah koprasiMakalah koprasi
Makalah koprasi
 
Makalah ekonomi koperasi
Makalah ekonomi koperasiMakalah ekonomi koperasi
Makalah ekonomi koperasi
 
Makalah koperasi
Makalah koperasiMakalah koperasi
Makalah koperasi
 
Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesia
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASIPENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
 
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaPengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
 
Makalah koperasi
Makalah koperasiMakalah koperasi
Makalah koperasi
 
Bab 1 & bab 2 ekonomi koperasi
Bab 1 & bab 2 ekonomi koperasiBab 1 & bab 2 ekonomi koperasi
Bab 1 & bab 2 ekonomi koperasi
 
tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...
tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...
tugas eko 12, Ridha Syifa' Hamidah G, Ranti Pusriana, Perkoperasikan dalam pe...
 
Koperasi Konsumsi
Koperasi KonsumsiKoperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi
 
Makalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiMakalah tentang Koperasi
Makalah tentang Koperasi
 
Makalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengahMakalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengah
 
Peran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesia
Peran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesiaPeran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesia
Peran koperasi dalam pembangunan & ekonomi indonesia
 
Tugas ekonomi koperasi
Tugas ekonomi koperasiTugas ekonomi koperasi
Tugas ekonomi koperasi
 
Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...
Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...
Tugas Eko 12, Berliana Septyani Suganda, Ranti Pusriana, Perkoperasian Indone...
 

Similar to 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillevilawati
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillevilawati
 
Tugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowoTugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowoWahyu Prabowo
 
Tugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowoTugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowoWahyu Prabowo
 
Tulisan Ekonomi Koperasi 1
Tulisan Ekonomi Koperasi 1Tulisan Ekonomi Koperasi 1
Tulisan Ekonomi Koperasi 1daud5
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomicinndycinthya
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomicinndycinthya
 
Konsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesia
Konsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesiaKonsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesia
Konsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesiaChaeraniirma
 
Konsep koperasi
Konsep koperasiKonsep koperasi
Konsep koperasiadi223
 
Konsep koperasi
Konsep koperasiKonsep koperasi
Konsep koperasiadisumardi
 
Konsep koperasi
Konsep koperasiKonsep koperasi
Konsep koperasiyoggi123
 
Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#Coel Coelly
 
Teori koperasi TM1 & TM2
Teori koperasi TM1 & TM2Teori koperasi TM1 & TM2
Teori koperasi TM1 & TM2nurulliaalf
 

Similar to 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB (20)

Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Tugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowoTugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowo
 
Tugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowoTugas soft skill wahyu muchri prabowo
Tugas soft skill wahyu muchri prabowo
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Tulisan Ekonomi Koperasi 1
Tulisan Ekonomi Koperasi 1Tulisan Ekonomi Koperasi 1
Tulisan Ekonomi Koperasi 1
 
Minggu 1 pp
Minggu 1 ppMinggu 1 pp
Minggu 1 pp
 
TUGAS EKONOMI KOPERASI
TUGAS EKONOMI KOPERASITUGAS EKONOMI KOPERASI
TUGAS EKONOMI KOPERASI
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomi
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomi
 
Bab I dewi
Bab I dewiBab I dewi
Bab I dewi
 
Konsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesia
Konsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesiaKonsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesia
Konsep koperasi,sejarah dan aliran koperasi indonesia
 
Ekonomi koperasi
Ekonomi koperasiEkonomi koperasi
Ekonomi koperasi
 
Konsep koperasi
Konsep koperasiKonsep koperasi
Konsep koperasi
 
Konsep koperasi
Konsep koperasiKonsep koperasi
Konsep koperasi
 
Konsep koperasi
Konsep koperasiKonsep koperasi
Konsep koperasi
 
Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#
 
Teori koperasi TM1 & TM2
Teori koperasi TM1 & TM2Teori koperasi TM1 & TM2
Teori koperasi TM1 & TM2
 

More from Risky Saputra

Tugas essay peng.teknologi sim 1
Tugas essay peng.teknologi sim 1Tugas essay peng.teknologi sim 1
Tugas essay peng.teknologi sim 1Risky Saputra
 
Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768
Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768
Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768Risky Saputra
 
BAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONAL
BAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONALBAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONAL
BAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONALRisky Saputra
 
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIKKETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIKRisky Saputra
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2Risky Saputra
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2   Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2 Risky Saputra
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan Risky Saputra
 
15213768 perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi
15213768   perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi15213768   perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi
15213768 perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomiRisky Saputra
 
Ekonomi koperasi - soal tanya jawab
Ekonomi koperasi - soal tanya jawabEkonomi koperasi - soal tanya jawab
Ekonomi koperasi - soal tanya jawabRisky Saputra
 
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITASTUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITASRisky Saputra
 
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiEkonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiRisky Saputra
 
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesiaRisky Saputra
 

More from Risky Saputra (12)

Tugas essay peng.teknologi sim 1
Tugas essay peng.teknologi sim 1Tugas essay peng.teknologi sim 1
Tugas essay peng.teknologi sim 1
 
Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768
Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768
Nama; muhamad riski saputra, npm; 15213768
 
BAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONAL
BAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONALBAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONAL
BAB 4 POLITIK & STRATEGI NASIONAL
 
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIKKETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2   Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
Tugas pendidikan kewarganegaraan 2
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan
 
15213768 perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi
15213768   perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi15213768   perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi
15213768 perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi
 
Ekonomi koperasi - soal tanya jawab
Ekonomi koperasi - soal tanya jawabEkonomi koperasi - soal tanya jawab
Ekonomi koperasi - soal tanya jawab
 
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITASTUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
 
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiEkonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
 
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

  • 1. EKONOMI KOPERASI Nama : Muhamad Riski Saputra Kelas : 1EA32 NPM : 15213768 Semester : 3 Universitas Gunadarma 2014 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Karena atas rahmat-nya penulisan Buku ini dapat terselesaikan tepat waktu. Buku ini merupakan salah satu syarat dalam mata kuliah softskill di Semester 3 guna untuk mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah “EKONOMI KOPERASI” Universitas Gunadarma. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa Buku ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik penulisan maupun materi, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Buku ini. Semoga ini bermanfaat bagi pembaca khususnya serta rekan-rekan mahasiswa pada umumnya. i Bekasi, 10 November 2014 Penulis. Muhamad Riski Saputra
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1. Konsep Koperasi 1 1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi 2 1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi 3 BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI 5 2.1. Pengertian Koperasi 5 2.2. Tujuan Koperasi 6 2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi 6 BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN 10 3.1. Bentuk Organisasi 10 3.2. Penyebab Koperasi 12 3.3. Pola Manajemen 12 BAB IV TUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI 14 4.1. Pengertian Badan Usaha 14 4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha 14 4.3. Tujuan Dan Nilai Koperasi 14 4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi 15 4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan 15 4.6. Teori Laba 16 4.7. Fungsi Laba 16 4.8. Kegiatan Usaha Koperasi 17 BAB V SISA HASIL USAHA 20 5.1. Pengertian SHU Informasi Dasar 20 5.2. Rumus Pembagian SHU 20 5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU 23 5.4. Pembagian SHU Per Anggota 23 ii
  • 4. BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASI 25 6.1. Pengertian Manajemen Dan Perangkat Organisasi 25 6.2. Rapat Anggota 28 6.3. Pengurus 29 6.4. Pengawas 30 6.5. Manajer 30 6.6. Pendekatan Sistem Pada Koperasi 33 BAB VII JENIS DAN BENTUK KOPERASI 36 7.1. Jenis Koperasi 36 7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai UU No.12/1967 36 7.3. Bentuk Koperasi 37 BAB VIII PERMODALAN KOPERASI 38 8.1. Arti Modal Koperasi 38 8.2. Sumber Modal 38 8.3. Distribusi Cadangan Koperasi 39 BAB IX EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI ANGGOTA 40 9.1. Efek-Efek Ekonomis Koperasi 40 9.2. Efek Harga Dan Efek Biaya 40 9.3. Analisi Hubungan Efek Ekonomis Dengan Keberhasilan Koperasi 41 9.4. Penyajian Dan Analisis Neraca Pelayanan 41 BAB X EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI PERUSAHAAN 42 10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi 42 10.2. Efektivitas Koperasi 43 10.3. Produktivitas Koperasi 43 10.4. Analisis Laporan Koperasi 44 BAB XI PERANAN KOPERASI 45 11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna 45 11.2. Di Pasar Monopolistik 46 11.3. Di Pasar Monopsoni 46 11.4. Di Pasar Oligopoli 46 iii
  • 5. BAB XII PERANAN KOPERASI 47 12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang 47 12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi 47 12.3. Kunci Pembangunan Koperasi 48 REFERENSI 50 iv
  • 6. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Konsep Koperasi Konsep koperasi dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Konsep Koperasi Barat Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan dan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperaasi. Unsur-unsur positif konsep koperasi barat : Keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota, dengan saling membantu dan saling menguntungkan setiap individu dengan tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko bersama hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode yang telah disepakati keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukan sebagai cadangan koperasi. Dampak langsung koperasi terhadap terhadap anggotanya : Pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, pengembangan SDM, pengembangan keahlian untuk bertidak sebagai wirausahawan dan bekerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal. Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggotanya : Pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun pelanggan mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga yang wajar antar produsen dengan pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama kepada koperasi dan perusahaan kecil. 2. Konsep Koperasi Sosialis Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan sosial. Menurut konsep ini koperasi tidak bekerja sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan sistem sosialis-komunis
  • 7. 3. Konsep koperasi negara berkembang Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya perbedaan dengan konsep sosialis, pada konsep sosialis, tujuan koperasi untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif sedangkan konsep koperasi negara berkembang, tujuan koperasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi. 1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi Sejarah pertumbuhan koperasi di dunia ini disebabkan karna tidak dapat di selesaikannya masalah-masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme. Koperasi terbentuk sebagai alat untuk memperbaiki masalah-masalah dan kelemahan-kelemahan dari perekonomian yang ber bentuk kapitalistis. Koperasi yang terbentuk pertama di Inggris berusaha mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan yang selanjutnya memunculkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan “Rochdale Principles”. Dan Latar belakang munculnya aliran koperasi adalah karna adanya perbedaan ideologi setiap bangsa. Setiap sistem perekonomian suatu bangsa juga akan menjiwai ideologi bangsanya dan aliran koperasinya,serta akan menjiwai sistem perekonomian dan ideologi bangsa tersebut. Secara umum aliran koperasi yang dianut oleh berbagai negara di dunia ini dapat dikelompokan berdasarkan peranan gerakan koperasi. Keterkaitan Ideologi Sistem Perekonomian, Aliran Koperasi Ideologi system perekonomian dan aliran koperasi tentunya berbeda, satu dintaranya memiliki pengertiannya masing-masing tetapi saling memeiliki keterkaitan. Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran,yaitu : 1. Aliran Yardstick Aliran Yardstick pada umunya adalah aliran yang sering ditemukan atau dapat kita lihat di negara kapitalis atau negara yang perekonomiannya menganut liberal. Aliran ini bisa menjadi kekuatan yang seimbang, menetralisasikan dan mengkoreksi segala keburukan dari sistem kapitalisme. Hubungan Pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat netral. Penagruh aliran ini sangat jelas terlihat di negara-negara maju seperti AS, Perancis, Swedia, Denmark, Belanda, Dan lain-lain. 2
  • 8. 2. Aliran Sosialis Aliran Sosialis terbentuk karna tidak lepas dari berbagai keburukan yang timbul oleh sistem kapitalisme. Aliran ini bisa di anggap sebagai alat yang paling efektif atau paling bagus untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pengaruh aliran ini banyak di jumpai di Negar-negara Eropa timur dan Rusia. 3. Aliran Persemakmuran Aliran persemakmuran ini memandang koperasi sebagai alat yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat serta dapat menjadi wadah ekonomi rakyat yang berkedudukan strategis dan memegang peran utama dalam perekonomian masyarakat. 1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi Koperasi Dunia lahir di Rochdale Inggris, pada tahun 1844 dengan tujuan mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan. Dari prinsip-prinsip keadilan inilah maka menghasilkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan “Rochdale Principles”. Di Indonesia, Koperasi pertama kali didirikan di Leuwiliang pada tahun 1895 oleh Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto, dkk dalam bentuk Bank Simpan Pinjam yang bertujuan untuk membantu para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkeraman pelepas uang. Selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko koperasi. Pada akhir Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang mendirikan koperasi yang dinamakan “Syirkatul Inan” atau disingkat (SKN) yang beranggotakan 45 orang. Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi pada tahun 1933 diterbitkan Peraturan Perkoperasian dalam berntuk Gouvernmentsbesluit no.21 yang termuat di dalam Staatsblad no. 108/1933 yang menggantikan Koninklijke Besluit no.431 tahun 1915. Kongres Muhamadiyah pada tahun 1935 dan 1938 memutuskan tekadnya untuk mengembangkan koperasi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di lingkungan 3
  • 9. warganya pada masa pendudukan bala tentara Jepang istilah koperasi lebih dikenal menjadi istilah “Kumiai” pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan pendaftaran koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di seluruh Indonesia. Pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi serta menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat Pada tahun 1949 diterbitkan Peraturan Perkoperasian yang dimuat di dalam Staatsblad No. 179. Peraturan ini dikeluarkan pada waktu Pemerintah Federal Belanda menguasai sebagian wilayah Indonesia yang isinya hampir sama dengan Peraturan Koperasi yang dimuat di dalam Staatsblad No. 91 tahun 1927, dimana ketentuan sudah kurang sesuai dengan keadaan Inidonesia sehingga tidak memberikan dampak yang berarti bagi perkembangan. Pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DKI). Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan Koperasi No.79 Tahun 1958 yang dimuat di dalam Tambahan Lembar Negara RI No.1669. Pada tahun 1961 diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) diSurabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin. Sebagai puncak pengukuhan hokum dari uapaya mempolitikkan (verpolitisering) koperasi dalam suasana demokrasi terpimpin yakni di terbitkannya UU No.14 tahun 1965 tentang perkoperasian yang dimuat didalam Lembaran Negara No.75 tahun 1960. Bersamaan dengan disyahkannya UU No. 14 tahuhn 1965 dilangsungkan Musyawarah Nasional Koperasi (Munaskop) II di Jakarta yang pada dasarnya merupakan ajang legitiminasi terhadap masuknya kekuatan-kekuatan politik di dalam koperasi sebagaimana diatur oleh UU Perkoperasian tersebut Pada tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. 4
  • 10. BAB II PENGERTIAN PRINSIP – PRINSIP KOPERASI 2.1. Pengertian dan Prinsip Koperasi. Kata koperasi berasal dari kata “CO” dan “OPERATION”, yang berarti bersama-sama bekerja. 1. Pengertian Koperasi menurut ILO terdapat 6 elemen dalam koperasi yaitu: a) Koperasi adalah perkumpulan orang-orang. b) Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan. c) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin di capai. d) Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara 5 demokratis. e) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan. f) Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang. 2. Definisi Chaniago (Arifinal Chaniago / 1984) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. 3. Definisi Dooren Sudah memperluas pengertian koperasi, dimana koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang, akan tetapi juga merupakan kumpulan dari badan – badan hukum. 4. Definisi Hatta Adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib kehidupan ekonomi berdasarkan tolong–menolong, semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang.
  • 11. 6 5. Definisi Munkner Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan “urus niaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong–menolong. Aktivitas dalam urus niaga semata–mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong–royong. 6. Definisi UU No. 25 / 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. 2.2. Tujuan Koperasi Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3, tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. 2.3. Prinsip - Prinsip Koperasi 1. Prinsip Munkner Hans H. Munkner menyajikan 12 prinsip sebagai berikut: a) Keanggotaan bersikap sukarela. b) Keanggotaan terbuka. c) Pengembangan anggota. d) Identitas sebagai pemilik dan pelanggan. e) Manajemen dan pengawasan dilakukan secara demokratis. f) Koperasi sebagai kumpulan orang-orang. g) Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak di bagi. h) Efisiensi ekonomi dan perusahaan koperasi. i) Perkumpulan dengan sukarela. j) Kebebasan dalam menggambil keputusan dan penetapan tujuan. k) Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi. l) Pendidikan anggota.
  • 12. 7 2. Prinsip Rochdale Adapun unsur-unsur koperasi Rochdale ini menurut bentuk aslinya adalah sebagai berikut: a) Pengawasan secara demokratis (democratic control). b) Keanggotaan yang terbuka ( open membership). c) Bunga atas modal di batasi ( a fixedor limited interest on capital). d) Pembagian SHU sebanding dengan jasa masing-masing anggota (the distribution of surplus in devidend to the members in proportion to their purchases). e) Penjualan sepenuhnya dengan tunai ( trading strictly on a cash basis). f) Barang yang di jual harus asli dan tidak di palsukan ( selling only pure and anadulterated goods). g) Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip koperasi ( providing the education of the members in cooperative principles). h) Netral terhadap politik dan agama ( political and religious neutrality) · 3. Prinsip Reiffeisen Freidrich William Reiffeisen (1818-1888) adalah walikota Flammershelt di Jerman. Prinsip reiffeisen adalah sebagai berikut: a) Swadaya. b) Daerah kerja terbatas. c) SHU untuk cadangan. d) Tanggung jawab anggota tidak terbatas. e) Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan. f) Usaha hanya kepada anggota. g) Keanggotaan berdasarkan watak, bukan uang
  • 13. 8 4. Prinsip Herman Schulze Di Delitzsch Jerman seorang ahi hukum bernama Herman Schulze (1800-1883) tertarik untuk memperbaiki kehidupan para pengusaha kecil seperti pengrajin, wirausahawan industri kecil, pedagang eceran dan usaha-usaha lainnya. Inti dari prinsip Herman Schulze adalah sebagai berikut: a) Swadaya b) Daerah kerja tak terbatas c) SHU untuk cadangan dan dibagikan untuk karyawan d) Tanggung jawab anggota terbatas e) Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan f) Usaha tidak terbatas tidak hanya kepada anggota 5. Prinsip ICA Sidang ICA di wina pada tahu 1966 merumuskan prinsip-prinsip koperasi di rinci sebagai berikut: a) Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang di buat-buat ( open and voluntarily membership) b) Pemimpin yang demokratis atas dasar satu orang satu suara (democratic control – one member one vote) c) Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada (limited interest of capital) d) SHU di bagi 3: sebagai usaha cadangan, sebagian untuk masyarakat, sebagian dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing e) Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus (promotion of education) f) Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat regional, nasional maupun international (intercooperative network)
  • 14. 9 6. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia A. Menurut UU No. 12 tahun 1967 o Sifat keanggotaan sukarela dan terbatas dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia. o Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi o Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing o Adanya pembatasan modal dan bunga o Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya o Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka o Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percara pada diri sendiri B. Menurut UU No. 25 tahun 1992 o Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka o Pengelolaan dilakulan secara demokratis o Pembagian SHU di lakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota o Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal o Kemandirian o Pendidikan perkoperasian o Kerja sama antar koperasi
  • 15. BAB III ORGANISASI MANAJEMEN 3.1. Bentuk Organisasi Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut : 10 1. Menurut Hanel  Suatu sistem sosial ekonomi atau sosial tehnik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan.  Sub sistem koperasi : o individu (pemilik dan konsumen akhir) o Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier) o Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat 2. Menurut Ropke  Identifikasi Ciri Khusus o Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi) o Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok koperasi) o Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi) o Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan barang dan jasa)  Sub sistem o Anggota Koperasi o Badan Usaha Koperasi o Organisasi Koperasi
  • 16. 11 3. Di Indonesia  Bentuk : Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas  Rapat Anggota  Wadah anggota untuk mengambil keputusan  Pemegang Kekuasaan Tertinggi, dengan tugas  Penetapan Anggaran Dasar  Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi usaha koperasi)  Pemilihan, pengangkatan pemberhentian pengurus  Rencana Kerja, Rencana Budget dan Pendapatan sertapengesahan Laporan Keuangan  Pengesahan pertanggung jawaban  Pembagian SHU  Penggabungan, pendirian dan peleburan A. Bentuk organisasi koperasi menurut Hanel Merupakan bentuk koperasi / organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum dan dapat didefiniskan dengan pengertian hukum. B. Bentuk organisasi koperasi menurut Ropke Koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang para anggotanya adalah juga pelanggar utama dari perusahaan tersebut. C. Bentuk organisasi di Indonesia Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang melalui hubungan dan kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut.
  • 17. 12 3.2. Hirarki Tanggung Jawab 1. Pengurus Seseorang yang bertugas: Mengelola koperasi dan usahanya, Mengajukan rancangan Rencana kerja, dan belanja koperasi, Menyelenggaran Rapat Anggota, Mengajukan laporan keuangan pertanggung jawaban, daftar anggota dan pengurus, Wewenang, Mewakili koperasi di dalam luar pengadilan, Meningkatkan peran koperasi. 2. Pengelola Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa wewenang oleh pengurus untuk mengembangkan usaha dengan efisien professional, Hubungannya dengan pengurus bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus. 3. Pengawas Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi usaha koperasi. UU 25 Th. 1992 pasal 39: 1. Bertugas untuk melakukan pengawasan kebijakan dan pengelolaan koperasi 2. Berwenang untuk meneliti catatan yang ada mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. 3.3. Pola Manajemen Defines Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “The Cooperative Movement and some of its problem” yang mengatakan bahwa : “Cooperation is an economic system with social content”. Artinya: koperasi harus bekerja menurut prinsip prinsip ekonomi dengan melandaskan asas asas koperasi yang mengandung unsur unsur sosial di dalamnya. Unsur sosial yang terkandung dalam koperasi lebih menekankan kepada hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara pembagian sisa hasil usaha, dan sebagainya seperti dibawah ini: 1. Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by proxy” 2. Kesukarelaan dalam keanggotaan 3. Menolong diri sendiri 4. Persaudaraan atau kekeluargaan
  • 18. 5. Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan 13 yang dilakukan oleh anggota 6. Pembagian hasil usaha proporsional dengan jasa jasanya Untuk mencapai tujuan koperasi di perlukan manajemen koperasi yang benar agar semua yang telah di rencanakan dapat berjalan dengan baik, untuk itu diperlukan Pola Manajemen Koperasi sebagai berikut: A. Perencanaan Perencanaan merupakan proses dasar dari manajemen. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang bersifat fleksibel, karena dalam berjalannya waktu situasi dan kondisipun dapat berubah sewaktu-waktu. B. Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur,pengelompokan, dan mengatur serta membagi tugas bagi para anggota dalam bekerja. Posisi dalam bekerja dari para anggotanya pun harus sesuai dengan keahlian dari anggota organisasi, agar tujuan dapat di capai sesuai dengan yang telah direncanakan. C. Struktur Organisasi Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai masalah yang harus diselesaikan. Dan masalah yang paling sulit itu berasal dari dirinya sendiri yaitu berupa keterbatasan, seperti keterbatasan pengetahuan, kemampuan, bahkan mungkin daya tahan tubuh. D. Pengarahan Pengarahan merupakan fungsi menejemen yang terpenting karena masing-masing orang dalam suatu organisasi memiliki kepentingannya masing-masing. E. Pengawasan Pengawasan merupakan sistem untuk membuat segala kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai rencana.
  • 19. BAB IV TUJUAN FUNGSI KOPERASI 4.1. Pengertian Badan Usaha Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan usaha sering kali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, badan usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha itu mengelola faktor-faktor produksi. 4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha Menurut UU No.25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha. Sebagai badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah kaidah perusahaan dan prinsip prinsip ekonomi yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi manusia, aset aset fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi. Ciri utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha non koperasi adalah posisi anggotanya. Dalam UU No.25 tahun 1992 tentang perekonomian disebutkan bahwa, anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. 4.3. Tujuan Nilai Koperasi Prof William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas Gerogia dalam bukunya strategy Manajemne And Busssines Policy, 2nd ed, mendefinisikan tujuan perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasinya. Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai tujuan. 1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya 2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan 3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi 4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi. 14
  • 20. Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan tidak terbatas pada pemenuhan kepentingan manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, modal, pekerja, konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat , dan pemerintah. Dalam banyak kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya didapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : 1. Memaksimumkan keuntungan (Maximize profit) 2. Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm) 3. Memaksimumkan biaya (minimize profit) 4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan (service at cost). Untuk koperasi di indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan. 4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan ternyata mendapat kritik karena dinilai terlalu sempit dan tidak realistis. Beberapa Kritik dari teori tersebut adalah segai berikut.  Tujuan Perusahaan adalah memaksimumkan penjualan (maximization of sales). Model ini diperkenalkan oleh William banmolb yang mengatakan bahwa manajer perusahaan modern akan memaksimumkan penjualan setelah keuntungan yang diperoleh telah memadai untuk memuaskan para pemegang saham (stock holders).  Tujuan Perusahaan adalah untuk memaksimumkan pengguanaan manajemen (maximization of managemen utility). Dalil ini diperkenalkan oleh oliver Williamson yang mengatakan bahwa sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik (separation of management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk 15
  • 21. memaksimumkan penggunaan manajemen yang diukur dengan kompensasi seperti gaji, tunjangan tambahan (fringe benefit), pemberian saham (stock option), dan sebagainya, daripada memaksimumkan keuntungan perusahaan.  Tujuan perusahaan adalah untuk memuaskan sesuatu dengan berusaha keras (satisfying behavior). Postulat ini dikembangkan oelh Herbet Simon. Didalam perusahaan modern yang sangat dan kompleks, dimana tugas manajemen menjadi sangat rumit dan penuh ketidakpastian kerana kekurangan data, maka manajer tidak mampu memaksimumkan keuntungan tapi hanya dapat berjuang untuk memuaskan beberapa tujuan yang berkaitan dengan penjualan (sales), pertumbuhan (growth), pangsa pasar (market share). 4.6. Teori Laba Dalam perusahaan koperasi laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industry. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut.  Teori Laba Menanggung Resiko (Risk- Bearing Theory Of profit). Menurut Teori ini, keuntungan ekonomi diatas normall akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas rata-rata.  Teori Laba Frisional (frictional Theory Of Profit). Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang (long run equilibrium).  Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory Of Profits). Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dap[at membatasi output dan menekankan harga ang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna. 4.7. Fungsi Laba Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari industri. sebaliknya laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk yang ditangani, laba memberikan pertanda krusial untuk realokasi sumber daya yang dimiliki masyarakat. 16
  • 22. 17 4.8. Kegiatan Usaha Koperasi 1. Status Dan Motif Anggota Koperasi Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai kepentingan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa,berpartisipasi aktif untuk mengembangkan usaha koperasi dan syarat-syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku daftar anggota. Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga indonesia yaitu:  Mampu melakukan tindakan hukum.  Menerima landasan idil, asas dan sendi dasar koperasi.  sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota sebagaimana tercantum dalam peraturan perUndang-undangan yang berlaku,anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi yang lain. Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi atau menanam modal dikoperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. Yang termasuk dalam keanggotaan koperasi yaitu:  Anggota penuh  Calon anggota  Anggota yang dilayani  Anggota luar biasa ditinjau dari sudut status, maka keanggotaan koperasi menjadi basis utama bagi perkembangan dan kelanjutan hidup usaha koperasi. Sebagai konsekuensinya, persyaratan keanggotaan koperasi harus lebih selektif dan ditetapkan kualitas minimal anggota. Calon Anggota paling sedikit harus memiliki 2 kriteria: 1) Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan dibawah garis kemiskinan,atau orang ersebu paling tidak mempunyai potensi ekonomi ataupun kepentingan yang sama. 2) Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan(income) yang pasti, sehingga dengan demikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi pada usaha koperasi yang mempunyai prospek.
  • 23. Persyaratan kualitas anggota tersebut adalah bahwa setiap orang yang akan menjadi anggota koperasi akan terdorong menjadi kebutuhan ekonomi sebagai motif dasar. persyaratan kualitas ini nampaknya juga bertentangan dengan prinsip-prinsip koperasi yang mengatakan bahwa keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Kegiatan Usaha Untuk mencapai tujuannnya maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, sebagai berikut : 1. Unit usaha simpan pinjam; 2. Perdagangan umum; 3. Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta 18 aksesorisnya; 4. Kontraktor dan konsultan bangunan; 5. Penerbitan dan percetakan; 6. Agrobisnis dan agroindustri; 7. Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan; 8. Jasa telekomunikasi umum; 9. Jasa teknologi informasi; 10. Biro jasa; 11. Jasa pengiriman barang; 12. Jasa transportasi; 13. Jasa pemasaran umum; 14. Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik; 15. Jasa pengembangan dan konsultan olahraga; 16. Event organizer;
  • 24. 3. Permodalan Koperasi Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha koperasi. Modal jangka panjang dan Modal jangka pendek Koperasi harus mempunyai rencana pembelanjaan yang konsisten. Sumber-sumbar modal koperasi A. Sumber – sumber Modal Koperasi (UU NO.12/1967) 19 • Simpanan Pokok • Simpanan Wajib • Simpanan Sukarela • Modal Sendiri B. Sumber – Sumber Modal Koperasi (UU NO.25/1992) • Modal Sendiri (equity capital) • Modal Pinjaman (dept capital) 4. Sisa Hasil Usaha Koperasi SHU bukan deviden seperti PT tetapi keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan aktifitas ekonomi angoota koperasi, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Artinya, semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.
  • 25. BAB V SISA HASIL USAHA 5.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa Hasil Usaha Koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue [TU]) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost [TC]) dalam satu tahun buku. SHU menurut UU No. 25/1992, tentang Perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut. a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. d. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi. e. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. f. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka 20 semakin besar SHU yang akan diterima. 5.2. Rumus Pembagian SHU Untuk koperasi Indonesia, dasar hukum bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota adalah pasal 5 ayat 1 ; UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”. Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
  • 26. a. SHU atas jasa modal Pembagian mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan. b. SHU atas jasa usaha Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut :  Cadangan koperasi  Jasa anggota  Dana pengurus  Dana karyawan  Dana pendidikan  Dana sosial  Dana untuk pembangunan lingkungan Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. Berikut contoh kasus pembagian SHU di salah satu koperasi. Contoh Kasus Pembagian SHU Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut : Cadangan : 40% Jasa anggota : 40% Dana pengurus : 5% Dana karyawan : 5% Dana pendidikan : 5% Dana sosial : 5% SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut : SHU A= JU A + JM A 21
  • 27. Dimana : SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota JUA : Jasa Usaha Anggota JMA : Jasa Modal Anggota Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut : SHUPa= VA x JUA + Sa x JMA 22 V UK x TMS Dimana : SHUPa : Sisa Hasil Usaha per Anggota JUA : Jasa Usaha Anggota JMA : Jasa Modal Anggota VA : Volume usaha anggota (total transaksi anggota) VUK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi) Sa : Jumlah simpanan anggota TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total) Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total SHU, rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA, yaitu : - Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga : JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak = 28% dari total SHU Koperasi JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak = 12% dari total SHU Koperasi - Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan.
  • 28. 5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi Telah diuraikan pada teori koperasi bahwa anggota berfungsi ganda yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang Anggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Seiring dengan prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang diperoleh koperasinya. Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut. a. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota. b. SHU anggota adalah jasa dari modal da transaksi usaha yang dilakukan anggota 23 sendiri. c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. d. SHU anggota dibayar secara tunai. 5.4. Pembagian SHU Per Anggota Setelah kita mengetahui prinsip dan rumus pembagian SHU, kita dapat menghitung pembagian SHU per anggota. Pastinya pembagian SHU per anggota berbeda-beda karena modal dan kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah contoh perhitungan pembagian SHU per anggota: a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 Penjualan /Penerimaan Jasa Rp. 850.000 Pendapatan lain Rp. 150.000 Rp. 1.000.000 Harga Pokok Penjualan Rp. (200.000) Pendapatan Operasional Rp. 800.000 Beban Operasional Rp. (300.000) Beban Administrasi dan Umum Rp. (35.000) SHU Sebelum Pajak Rp. 465.000 Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp. (46.500) SHU setelah Pajak Rp. 418.500
  • 29. b. Sumber SHU SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500 Sumber SHU: - Transaksi Anggota Rp 400.000 - Transaksi Non Anggota Rp 18.500 c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A: 1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500 2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500 3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000 4. Dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000 5. Dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000 6. Dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000 Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut: Jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000 Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000 d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi: Jumlah Anggota : 142 orang Total simpanan anggota : Rp 345.420.000 Total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000. Contoh: SHU yang dierima per anggota: SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62 SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;. Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah: Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;. 24
  • 30. BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASI 6.1. Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi Definisi manajemen menurut stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut UU No.25/1992 yang termasuk perangkat organisasi koperasi adalah : a. Rapat Anggota b. Pengurus c. Pengawas Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan menetapkan :  Anggaran dasar  Kebijakan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi  Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas  Rencana kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya  Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)  Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi 25 a. Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen – Sebelum kita membahas pengertian manajemen menurut para ahli, ada baiknya jika kita tahu dulu berasal darimana kata Manajemen itu. Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata dasar “manage”. Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make decisions in a business or an organization” (memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau organisasi). Dan definisi management menurut kamus oxford adalah “the control and making of decisions in a business or similar organization” (pengendalian dan pembuatan keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
  • 31. (KBBI) Manajemen adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusaahaan dan organisasi. Pengertian managemen menurut oxford adalah “the process of dealing with or controlling people or things” (proses berurusan dengan atau mengendalikan orang atau benda).  Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.  Menurut R. Terry: Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.  Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.  Menurut Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.  Menurut Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Menurut Fayol: Fungsi-fungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sesuatu.  Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.  Menurut Mary Parker Follet: Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus. 26
  • 32. 27 b. Pengertian Koperasi Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama dan ”operation” (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi. Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :  Dr. Fay ( 1980 ) Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan dari sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.  R.M Margono Djojohadikoesoemo Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seoarang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya  Prof. R.S. Soeriaatmadja Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau dasar biaya.
  • 33. 28  Paul Hubert Casselman Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial.  Margaret Digby Koperasi adalah kerja sama dan siap untuk menolong.  Dr. G Mladenata Koperasi adalah terdiri atas produsen-produsen kecil yang tergabung secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama dengan saling tukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko bersama dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota. c. Pengertian Manajemen Koperasi Definisi manajemen koperasi yang sering dipakai adalah suatu cara mencapai tujuan koperasi dengan bekerjasama sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi, definisi ini tidak akan anda temukan dalam jurnal manajemen koperasi manapun karena saya memang ini adalah hasil pemikiran saya yang saya rumuskan sendiri. Dengan demikian Manajemen Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen. Fungsi-fungsi Manajemen menurut G Terry: 1. Planning (Perencanaan) 2. Organizing (Pengorganisasian) 3. Actuating (Penggerakan untuk bekerja) 4. Controlling (Pengawasan/Pengendalian) 6.2. Rapat Anggota Rapat Anggota merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota sebagai pemilik. Rapat Anggota bisa dilakukan RAT, RAK dan RALB. Secara umumRA dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggta, tetapi untuk beberapa kasus jumlah ini bisa disesuaikan dengan AD/ART Koperasi.
  • 34. 6.3. Pengurus Pengurus koperasi adalah pemegang kuasa RA untuk mengelola koperasi, artinya pengurus hanya boleh melakukan segala macam kresi manajemen yang tidak keluar dari koridor keputusan RA. Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri dengan pertangungjawaban bersama. Biasanya pengurus yang tetrdiri atas beberapa anggota pengurus. a. Tugas dan kewajiban pengurus koperasi Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT. Untuk melaksanakan tugas pengurus berkewajiban:  Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan proker  Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan  Pertanggungjawaban  Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuanagn dan  Inventaris.  Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarkan administrasi  Pengurus koperasi berkewajiban Menyelenggarkan RAT. 29 b. Wewenang Pengurus koperasi  Pengurus berwenang mewakili koperasi didalam dan diluar koperasi.  Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.  Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian anggota sesuai ketentuan AD/ART. c. Tanggung Jawab Pengurus koperasi Pengurus koperasi bertanggung jwab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas kewajiban, dan wewenangnya.
  • 35. 6.4. Pengawas Pengawas dipilh oleh RA untuk mengawasi pelaksanaan keputusan RAT dan juga idiologi. Tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan idiologi, AD/ART koperasi dan keputusan RA. Tugas, kewajiban dan wewenang pengawas koperasi sebagai berikut:  Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi.  pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan 30 hasil laporanya kepada pihak ketiga  Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang diperlukan. 6.5. Manajer Manajer adalah seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Robert Tanembaum). a. Tugas-tugas manajer  Siklus pengambilan keputusan, POSDC, penilaian dan pelaporan  Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya.  Harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.  Harus membina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.  Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen dengan baik.  Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar.
  • 36. b. Tingkatan manajer Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman). Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan pekerjaan. c. Peran manajer Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. 31
  • 37. 32 d. Keterampilan manajer - Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. - Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. - Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain. Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu: - Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam
  • 38. sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. 33 - Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. 6.6. Pendekatan Sistem pada Koperasi a. Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu - organisasi dari orang-orang dengan unsure eksternal ekonomi dan sifat-sifat social (pendekatan sosiologi). - perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam ekonomi pasar (pendekatan neo klasik). b. Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-orang dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system yang selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan sumber-sumber yang digunakan.
  • 39. 34 c. Cooperative Combine - System sosio teknis pada substansinya Sistem terbuka pada lingkungannya, systemdasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi pada penggunaan sumber-sumber. - Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal Dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis saja, tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan lain. Contoh Cooperative Interprise Combine: Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri. Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS). - The Businnes function Communication System (BCS) sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan koperasi yang berhubungan dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit usaha anggotaa mengenai beberapa tugas perusahaan. Sistem Komunikasi antar anggota - Interpersonal Communication System (ICS) Hubungan antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan koperasi yang berjalan. ICS meliputi pembentukan/terjadi system target dalam koperasi gabungan. d. Sistem Informasi Manajemen Anggota. Koordinasi dari suatu sistem yang ada melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC), koordinasi yang terjadi selalu lewat informasi dan dengan sendirinya membutuhkan informasi yang baik. Manajemen memberikan informasi pada anggota, informasi yang khusus untuk penganalisaan.hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal mungkin. Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC). Konfigurasi ekonomi dari individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih lanjut. Sifat-sifat dari anggota sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut pandang anggota. Intensitas kerjasama
  • 40. semakin banyak anggota semakin tinggi intensitas kerjasama atau tugas manajemen. Distribusi kemampuan dalam menentukan target dan pengambilan keputusan. Formalisasi kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat menerima dan menyesuaikan perubahan. Stabilitas kerjasama. Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan oleh sifat anggota dalam soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain. 35
  • 41. BAB VII JENIS BENTUK KOPERASI 36 7.1. Jenis Koperasi A. Jenis Koperasi Menurut PP No. 60/1959 :  Koperasi Desa  Koperasi Pertanian  Koperasi Peternakan  Koperasi Industri  Koperasi Simpan Pinjam  Koperasi Perikanan  Koperasi Konsumsi B. Jenis Koperasi Menurut Teori Klasik :  Koperasi Pemakaian  Koperasi Penghasilan atau Produksi  Koperasi Simpan Pinjam 7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12 / 1967 Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai Undang – Undang No. 12 / 1967 tentang Pokok - pokok Perkoperasian (pasal 17): 1. Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas atau kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya. 2. Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.
  • 42. 37 7.3. Bentuk Koperasi A. Bentuk Koperasi Sesuai PP No.60/1959: 1) Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggota orang-orang dan yang mempunyai sedikit-sedikitnya 25 orang anggota,biasanya ditumbuhkan di desa. 2) Koperasi Pusat adalah gabungan beberapa koperasi yang mempunyai sangkut-paut dalam usahanya serta beranggota sedikit- dikitnya 5 buah Koperasi Primer. Koperasi ini lazimnya berada di daerah tingkat II. 3) Gabungan Koperasi adalah gabungan dari beberapa Koperasi Pusat. Sering ditumbuhkan di daerah tingkat I. 4) Induk Koperasi adalah gabungan dari beberapa Gabungan Koperasi Berada di ibu kota. B. Sesuai Wilayah Admistrasi Pemerintah : 1) Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa 2) Di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi 3) Di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi 4) Di ibu kota ditumbuhkan induk koperasi C. Koperasi Primer Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Biasanya terdapat di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer. D. Koperasi Primer Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang. Yang termasuk dalam koperasi primer adalah: a. Koperasi Karyawan b. Koperasi Pegawai Negeri c. KUD E. Koperasi Sekunder Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi.Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.
  • 43. BAB VIII PERMODALAN KOPERASI 8.1. Arti Modal Koperasi Modal merupakan dana yang digunakan untuk melaksanakan usaha koperasi-koperasi . modal terdiri dari modal jangka panjang dan modal jangka pendek. 38 8.2. Sumber- sumber modal koperasi A. Sumber modal koperasi (UU No.12/1967) - Simpanan pokok - Simpanan wajib - Simpanan sukarela - Modal sendiri B. Sumber modal koperasi (UU No.25/1992) - Modal sendiri (equity capital) 1. Simpanan pokok 2. Simpanan wajib 3. Dana cadangan 4. Donasi/hibah - Modal pinjaman (debt capital) 1. Anggota 2. Koperasi lainnya 3. Bank atau lembaga keuangan lainnya 4. Penerbit obligasi atau surat hutang lainnya - Modal koperasi yang utama adalah dari anggota karena: 1. Alasan kepemilikan 2. Alasan ekonomi 3. Alasan resiko
  • 44. 8.3. Distribusi Cadangan Koperasi Pengertian dana cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai anggaran dasar yang menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk cadangan, sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60% disisihkan untuk cadangan. Menurut UU No.25/1992, SHU yang diusahan oleh anggota dan yang diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30% dari SHU tersebut di sisihkan untuk cadangan. Distribusi Cadangan Koperasi antara lain dipergunakan untuk:  Memenuhi kewajiban tertentu  Meningkatkan jumlah operating capital koperasi  Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari  Perluasan usaha. 39
  • 45. BAB IX EVALUASI KEBERHASILAN KOPERSAI DILIHAT DARI SISI ANGGOTA 9.1. Efek-efek Ekonomis Koperasi Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota sebagai pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah diserahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang dan jasa, menguntungkan atau tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual atau pembeli di luar koperasi. Pada dasarnya anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi:  Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan  Jika pelayanan tersebut ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan dibanding yang diperolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi 9.2. Efek Harga dan Efeh Biaya Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya nilai manfaat peayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitaria sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau diperolehnya harga yang menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing. 40
  • 46. 9.3. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan Koperasi Dalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen, melainkan aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan kopersinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota. Keberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tersebut. 9.4. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinyu di sesuaikan Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya, yaitu: 1. Adanya tekanan persaingan dari anggota lain (terutama organisasi non koperasi) Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan kebutuhan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan koperasi 2. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan peayanan, koperasi membutuhkan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi. 41
  • 47. BAB X EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI PERUSAHAAN 10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang di landasi dengan kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota. • Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi. • Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is Ia di sebut (Efisien). Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang suatu hasil yang sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil maksimal. Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu : 1.) Manfaat ekonomi langsung (MEL) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya 2.) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL). adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.  Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung dengan cara sebagai berikut: TME = MEL + METL MEN = (MEL + METL) – BA  Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan cara sebagai berikut : MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU METL = SHUa 42
  • 48. 10.2. Efektivitas Koperasi Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika Os Oa di sebut efektif. Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) : EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK 1, berarti efektif 10.3. Produktivitas Koperasi Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O1) disebut produktif. Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi : PPK = S H U X 100% Modal koperasi = Rp. 102,586,680 X 100% Rp. 118,432,448 = Rp. 86.62 Dari hasil ini dimana PPK 1 maka koperasi ini adalah produktif. RENTABILITAS KOPERASI Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka digunakan rumus perhitungan sebagai berukut: Rentabilitas = S H U X 100% AKTIVA USAHA = Rp. 102,586,680 X 100% Rp. 518,428,769 Rp. 19.79 % Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha mampu menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini berarti koperasi KSU SIDI Sanur mampu mengembangkan usahanya dengan baik kea rah yang meningkat. 43
  • 49. 10.4. Analisis Laporan Koperasi Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi 1.) Neraca, 2.) perhitungan hasil usaha (income statement), 3.) Laporan arus kas (cash flow), 4.) catatan atas laporan keuangan 5.) Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan. Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota. Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan. 44
  • 50. BAB XI PERANAN KOPERASI Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu hingga saat ini sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam atau berdagang pada koperasi tersebut. Bukan hanya itu saja peranan yang dilakukan koperasi juga dapat membantu Negara untuk menggembangkan usaha kecil yang ada dalam masyarakat. Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah : 1. Alat pendemokrasi ekonomi 2. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat 3. Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak 4. Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang utama pembangunan 45 ekonomi nasional) 5. Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian nasional yang kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip koperasi Indonesia 11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :  Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak  Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)  Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar  Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna
  • 51. 46 11.2. Di Pasar Monopolistik Ciri-ciri pasar Monopolistik :  Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam  Produk yang dihasilkan tidak homogen  Ada produk substitusinya  Keluar atau masuk ke industri relatif mudah  Berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya 11.3. Di Pasar Monopsoni Ciri-ciri pasar Monopolistik :  Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu Pembeli. 11.4. Di Pasar Oligopoli Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi harga dan non harga. Untuk menghindari perang harga, perusahaan akan mengadakan product defferentiation dan memperluas pasar dengan cara melakukan kegiatan advertensi, membedakan mutu dan bentuk produk. • Penawaran Harga yang bersifat Predator • Price Leadership
  • 52. BAB XII PEMBANGUNAN KOPERASI 12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di negara berkembang adalah sebagai berikut : a) Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan pekerja/buruh. b) Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi. c) Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi koperasi. 12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang mensponsori pengembangan koperasi, yaitu : a) Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota koperasi desa, ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada kerjasama dalam koperasi bagi para anggota dan diberikan janji-janji mengenai perlakuan istimewa melalui pemberian bantuan pemerintah. b) Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang yang mendasari pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang kuatdan, efisien, dan perusahaan koperasi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak mendapat pertimbangan yang cukup. 47
  • 53. c) Karena alasan-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali dipusatkan pada pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan penyuluhan, pendidikan dan latihan para naggota, anggota pengurus dan manajer yang dinamis, dan terutama mengabaikan pula strategi-strategi yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar keikutsertaan anggota koperasi. d) Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan berbagai jenis jasa bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun langkah-langkah yang diperlukan dan bersifat melengkapi belum dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan (misalnya penyuluhan). e) Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani program pemerintah, walaupun perusahaan koperasi tersebut belum memiliki kemampuan yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan tugas dan program itu. f) Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif dipengaruhi oleh instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup mempertimbangkan, atau bahkan bertentangan dengan, kepentingan dan kebutuhan subyektif yang mendesak, dan tujuan-tujuan yang berorientasi pada pembangunan para individu dan kelompok anggota. 12.3. Kunci Pembangunan Koperasi Menurut Ace Partadiredja faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi adalah rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena pemerataan tingkat pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1986, sehingga dampaknya baru bisa dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya. Berbeda dengan Ace Partadiredja, Baharuddin berpendapat bahwa faktor penghambat dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi. Menurut Prof. Wagiono Ismangil adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi. 48
  • 54. Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait. Dekan Fakultas Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Semua anggota diperlakukan secara adil, 2. Didukung administrasi yang canggih, 3. Koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang 49 lebih kuat dan sehat, 4. Pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak, 5. Petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli, 6. Kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi, 7. Manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis, 8. Memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya, 9. Perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas, 10. Keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang, 11. Selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan, 12. Pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
  • 55. REFERENSI: http://banizamzami.blogspot.com/2009/11/perkembangan-koperasi-di-negara.html http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi http://muhammad-handy.blogspot.com/2012/11/koperasi.html http://taufikdarmawan99.blogspot.com/2011/12/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.ht ml http://gabyclarasintapw.blogspot.com/2012/11/ix-evaluasi-keberhasilan-koperasi_7.html http://mrizafahlifi.blogspot.com/2013/11/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.html http://kpn-iainjambi.com/artikel/pengertian-prinsip-fungsi-dan-peran-jenis-jenis-koperasi -dan-sumber-modal-koperasi http://dnopiyanti.blogspot.com/2009/12/resume-ekonomi-koperasi-bab-7-bab-8.html http://ermadwiseptiana.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html?zx=cea2cb1 cc347f420 http://umihanasumi.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html http://rrolan.blogspot.com/2010/10/koperasi-sebagai-badan-usaha.html http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/bentuk-organisasi-menurut-hanel-ropke -dan-di-indonesia/ http://lovinsepti.blogspot.com/2013/01/bab-13-kegiatan-usaha-koperasi.html http://r3m4j4cerdas.wordpress.com/2010/11/13/rangkuman-koperasi-bab-i-iv-3/ http://pratiwi08.blogspot.com/2010/11/bab-iii-organisasi-dana-manajemen.html http://rahmanelieser.blogspot.com/2011/11/bapak-koperasi-indonesia.html http://ameawatie.blogspot.com/2013/01/sejarah-perkembangan-koperasi-di.html http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi http://dinaraviyani.wordpress.com/2013/10/06/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di-in donesia-2/ 50
  • 56. http://nadirawidyawijaya.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi. html http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pengertian-dan-prinsip-koperasi-6/ http://rezasuryatman1111.wordpress.com/2012/01/05/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsi p-koperasi/ http://meizgun.wordpress.com/2009/11/20/pengertian-prinsip-prinsip-koperasi/ http://vahmy76.wordpress.com/2011/10/09/pengertian-koperasi/ http://ahim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9893/BAB+II.ppt http://bayus449.blog.com/2010/11/16/prinsip-prinsip-koperasiprinsip-munkerrochdaleraif feisen/ http://yunitha-kusumawaty.blogspot.com/2012/10/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsip.h tml http://penas-fkmtsi-makassar.blogspot.com/2010/05/penjelasan-organisasi_01.html http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html http://sifafauziah692.wordpress.com/2013/10/23/organisasi-dan-manajemen/ http://ulfa-ekonomikoperasi.blogspot.com/2012/11/tujuan-dan-fungsi-koperasi.html http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/kegiatan-usaha-koperasi/ http://teguhindrabastian.blogspot.com/2012/01/sisa-hasil-usaha-koperasi-shu-koperasi.ht ml http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/10/10/tujuan-koperasi-2/ http://lydiaelvinaa.blogspot.com/2013/11/sisa-hasil-usaha-shu.html http://septian99.wordpress.com/2009/11/09/pengertian-shu-sisa-hasil-usaha-koperasi-dan -perumusannya/ http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/pola-ma najemen-koperasi http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/11/14/rapat-anggota-koperasi/ http://ariefdar.wordpress.com/2013/11/28/pola-manajemen-koperasi/ 51
  • 57. http://rezafirdaus2009.wordpress.com/2014/01/25/organisasi-dan-manajemen-koperasi-da n-pola-manajemen/ http://rickyhakim55.blogspot.com/2013/10/konsep-koperasi_27.html http://henisari.blogspot.com/2011/10/latar-belakang-munculnya-aliran.html http://sanihandriani.blogspot.com/2012/09/bab-1-konsep-koperasi-latar-belakang.html http://cyttii.blogspot.com/2011/10/konsepaliran-dan-sejarah-koperasi.html 52