Dokumen tersebut membahas tentang gerakan koperasi di Indonesia, mulai dari sejarahnya, pengertian menurut undang-undang, prinsip-prinsip koperasi, serta peranannya dalam perekonomian. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa gerakan koperasi di Indonesia dimulai pada tahun 1896 dan berkembang seiring waktu. Koperasi diatur dalam undang-undang dan berlandaskan pada prinsip-prinsip seperti
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
15213768 perilaku gerakan koperasi indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi
1. EKONOMI KOPERASI
Perilaku Gerakan Koperasi Indonesia Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Nama : Muhamad Riski Saputra
Kelas : 2EA33
NPM : 15213768
Semester : 3
Universitas Gunadarma
2015
2. Perilaku Gerakan Koperasi di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Karena atas rahmat-nya penulisan Ekonomi Koperasi ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Tulisan ini merupakan salah satu syarat dalam mata kuliah softskill di Semester 3 guna untuk
mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah “EKONOMI KOPERASI” Universitas Gunadarma.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memotivasi dan memberi masukan-
masukan yang bermanfaat sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik penulisan maupun
materi, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
tulisan. Semoga ini bermanfaat bagi pembaca khususnya serta rekan-rekan mahasiswa pada
umumnya.
Bekasi, 30 Januari 2015
Penulis,
Muhamad Riski Saputra
3. Perilaku Gerakan Koperasi di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Tujuan....................................................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1. Sejarah Gerakan Koperasi di Indonesia.............................................................2
2.2. Gerakan Koperasi di Indonesia menurut Undang Undang..............................3
2.2.1. Pengertian Gerakan Koperasi di Indonesia...............................................3
2.2.2. Pedoman Pengelolaan Koperasi di Indonesia ...........................................4
2.3. Koperasi sebagai Solusi Masalah Perekonomian Indonesia.............................5
2.3.1. Solusi Mengatasi Kemiskinan ....................................................................5
2.3.2. Solusi Mengatasi Ketidakmerataan Pendapatan .......................................5
2.3.3. Solusi Mengatasi Pengangguran................................................................5
2.3.4. Solusi Mengatasi Inflasi.............................................................................5
2.1. Mutu Layanan dalam Perilaku Organisasi Koperasi........................................7
2.2. Koperasi sebagai Lembaga Ekonomi Rakyat ....................................................9
2.3. Peran Koperasi Dalam Pertumbuhan Perekonomian Indonesia ...................12
2.4. Program Pembangunan Per-Koperasian di Indonesia....................................14
2.4.1. Program Pokok.........................................................................................14
2.4.1.1. Program Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Koperasi..........14
2.4.1.2. Program Pengembangan Lembaga Keuangan dan Pembiayaan
Koperasi ......................................................................................................15
2.4.1.3. Program Peningkatan dan Perluasan Usaha Koperasi .................15
2.4.1.4. Program Kerja Sama Antarkoperasi dan Kemitraan Usaha.........16
2.4.1.5. Program Pemantapan Kelembagaan Koperasi.............................16
2.4.2. Program Penunjang .................................................................................17
2.4.2.1. Program Pembangunan Perkoperasian di DaerahTertinggal .......17
2.4.2.2. Program Pengembangan Informasi Perkoperasian ......................18
2.4.2.3. Program Penelitian dan Pengembangan Koperasi.......................18
2.4.2.4. Program Pembinaan dan Pengembangan Pemuda di Bidang
Perkoperasian...............................................................................................18
2.4.2.5. Program Peranan Wanita di Bidang Perkoperasian.....................18
4. Perilaku Gerakan Koperasi di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi iii
2.4.2.6. Program Pengembangan Hukum di Bidang Perkoperasian.........18
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................19
3.2. Saran ....................................................................................................................19
REFERENSI...........................................................................................................................20
5. Perilaku Gerakan Koperasi di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gerakan koperasi di Indonesia dimulai dengan lahirnya Bank Pertolongan dan Tabungan
(Hulp en Spaarbank) yang didirikan oleh Raden Aria Wiria Atmaja pada tahun 1896 di
Purwokerto. Bentuk badan usaha koperasi sangat unik, berbeda dengan badan usaha lain.
Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang dimiliki oleh anggota, yang merupakan
pengguna jasa koperasi (user). Koperasi bertujuan utama menyejahterakan angotanya dan
tidak bertujuan untuk mencapai keuntungan sebesar-besarnya. Fakta inilah yang
membedakan koperasi dengan badan usaha lain, yang pada dasarnya pemilik adalah penanam
modal.
Gerakan Koperasi sendiri mempunyai makna antara lain :
Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi serta kegiatannya baik
sebagai perkumpulan (alat perjuangan) maupun sebagai organisasi ekonomi, yang
pengejawantahannya termaksud dalam pasal 22, 23 dan 24 undang-undang ini. (Pasal
1 UU Nomor 14 Tahun 1965 Tentang Perkoperasian).
Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan perkoperasian
yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi. (Pasal 1 Angka
5 UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian).
Dari dua makna di atas, Gerakan Koperasi dapat diartikan sebagai keseluruhan organisasi
koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita
bersama koperasi.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengaruh gerakan koperasi terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan terhadap
pengaruh gerakan koperasi terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Serta dapat
dijadikan inspirasi bagi pembaca untuk memajukan dan mengembangkan per-koperasian di
Indonesia.
Disamping itu tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas berupa
tulisan mata kuliah softskill Ekonomi Koperasi.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Gerakan Koperasi di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh dari Gerakan Koperasi di Indonesia terhadap pertumbuhan
Ekonomi Indonesia?
3. Mengapa Gerakan Koperasi di Indonesia berazaskan Ekonomi Kerakyatan?
6. Perilaku Gerakan Koperasi di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Gerakan Koperasi di Indonesia
Pada dasarnya koperasi adalah institusi (lembaga) yang tumbuh atas dasar solidaritas
tradisional dan kerjasama antar individu, yang pernah berkembang sejak awal sejarah
manusia sampai pada awal “Revolusi Industri” di Eropa pada akhir abad 18 dan selama abad
19, sering disebut sebagai Koperasi Historis atau Koperasi Pra-Industri. Koperasi Modern
didirikan pada akhir abad 18, terutama sebagai jawaban atas masalah-masalah sosial yang
timbul selama tahap awal Revolusi Industri.
Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang menurut Drs. Muhammad Hatta
(Bapak Koperasi Indonesia) adalah lembaga ekonomi yang paling cocok jika diterapkan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan sifat masyarakat Indonesia yang tinggi kolektifitasannya dan
kekeluargaan.Tapi sayangnya lembaga ekonomi ini malah tidak berkembang dengan pesat di
negara Republik Indonesia ini. Kapitalisme berkembang dengan pesat dan merusak sendi-
sendi kepribadian bangsa tanpa berusaha untuk memperbaikinya. Sehingga jurang
kesenjangan sosial semakin lebar dan tak teratasi lagi.
Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771–1858), yang menerapkannya pertama kali
pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.
Gerakan koperasi ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) –
dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan
publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-
saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.
Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman, juga berdiri koperasi
yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris. Koperasi-
koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di
Perancis, Louis Blanc mendirikan koperasi produksiyang mengutamakan kualitas barang.
Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah
pada tahun 1896. Beliau mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnyayang
terjerat hutang dengan rentenir.
Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI.
Belanda yang khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU
no. 431 tahun 19 yang isinya yaitu :
Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi
Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa
Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral
Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda
Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak mendapatkan izin
Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia mengajukan protes, Belanda
akhirnya mengeluarkan UU no. 91 pada tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU no. 431
seperti :
Hanya membayar 3 gulden untuk materai
Bisa menggunakan bahasa derah
Hukum dagang sesuai daerah masing-masing
7. Perilaku Gerakan Koperasi di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 3
Perizinan bisa di daerah setempat
Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431
sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang
menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini
berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk
keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia.
2.2. Gerakan Koperasi di Indonesia menurut Undang Undang.
2.2.1. Pengertian Gerakan Koperasi di Indonesia
Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dimaksud dengan
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka koperasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Merupakan suatu badan usaha yang dibenarkan mencari keuntungan seperti
pada badan usaha lainnya tetapi tidak menjadikannya sebagai tujuan utama.
b. Beranggotakan orang seorang mengandung maksud bahwa anggota koperasi
terdiri atas kumpulan orang bukan kumpulan modal.
c. Beranggotakan badan hukum koperasi, artinya koperasi yang sudah berdiri dan
berbadan hukum dapat membentuk koperasi dengan tingkatan yang lebih
besar/luas.
d. Kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, artinya dalam menjalankan
aktivitasnya berpedoman pada prinsip koperasi seperti yang dijelaskan pada
UU Nomor 25 tahun 1992 Pasal 5.
e. Gerakan ekonomi rakyat, artinya koperasi mengembangkan ekonomi rakyat
banyak dan merupakan soko guru dalam ekonomi kerakyatan.
f. Asas kekeluargaan, berarti koperasi mengedepankan setia kawan dan
kesadaran berpribadi, sekaligus bertujuan untuk menyejahterakan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Sementara itu, fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut.
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
masyarakat dan manusia.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa dalam pelaksanaannya,
sebuah koperasi harus melaksanakan prinsip koperasi. Prinsip koperasi di antaranya
sebagai berikut :
8. Perilaku Gerakan Koperasi di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 4
a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
c. Sisa hasil usaha yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan dibagi
berdasarkan besarnya jasa masingmasing anggota.
d. Modal diberi balas jasa secara terbatas.
e. Koperasi bersifat mandiri.
Sebagaimana kita ketahui bahwa organisasi koperasi adalah pengaturan orang-orang
dalam melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan dalam koperasi, yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa koperasi merupakan kumpulan orang seorang,
bukan kumpulan modal, dengan kekuasaan tertinggi berada pada rapat anggota dan
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan anggota, bukan untuk mencari keuntungan
semata.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Bab IV Pasal 6, disebutkan bahwa syarat
pembentukan koperasi adalah sebagai berikut.
a. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya20 orang.
b. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi.
Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan
koperasi. Orang-orang pembentuk koperasi adalah mereka yang memenuhi persyaratan
keanggotaan dan mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
Dengan keanggotaan koperasi yang terdiri atas orang seorang dan badan hukum
koperasi, maka terdapat tingkatan dalam organisasi koperasi, yaitu sebagai berikut.
a. Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggotakan minimal 20 orang dan
daerah kerjanya berada pada tingkat kecamatan atau tingkat desa.
b. Koperasi Pusat adalah koperasi yang anggotanya minimal 5 (lima) koperasi
primer dan daerah kerjanya tingkat kabupaten atau kotamadya.
c. Koperasi Gabungan adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 (tiga)
koperasi pusat dan daerah kerjanya berada pada tingkat provinsi atau daerah
yang dipersamakan.
d. Koperasi Induk adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 (tiga) koperasi
gabungan dan daerah kerjanya berada pada tingkat nasional.
2.2.2. Pedoman Pengelolaan Koperasi di Indonesia
Pengelolaan koperasi sebaiknya berpedoman pada Tiga Sehat, yaitu sehat organisasi,
sehat usaha, dan sehat mental.
a. Sehat organisasi, mencakup:
1. adanya kesadaran para anggota untuk kegiatan koperasi,
2. adanya kesadaran koperasi untuk hidup atas dasar anggaran dasarnya,
3. ketiga alat perlengkapan organisasi koperasi dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik,
4. bagian-bagian dalam organisasi bekerja normal dalam hubungan organik,
5. adanya komunikasi yang lancar antara pengurus dengan anggota,
pengurus dengan pengurus dan anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya.
b. Sehat usaha, yang mencakup:
1. kegiatan usahanya dijalankan berdasar atas asas dan tujuan koperasi,