2. Konsep Koperasi
Konsep Koperasi Barat
Konsep Koperasi Sosialis
Konsep Koperasi Negara Berkembang
Latar Belakang timbulnya aliran koperasi
Keterkaitan ideology, system perekonomian dan
aliran koperasi
Aliran koperasi
Sejarah perkembangan koperasi
Sejarah lahirnya koperasi
Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia
3. Konsep Koperasi
Konsep koperasi adalah suatu bentuk dan susunan
dari koperasi itu sendiri. Secara umum, kita
mengambil pengertian dari seseorang bernama
Munkner dari University of Marburg, Jerman,
koperasi dibedakan atas dua konsep: konsep koperasi
barat dan konsep koperasi sosialis. Hal ini
dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pada
dasarnya, perkembangan konsep-konsep yang ada
berasal dari negara-negara barat dan negara-negara
berpaham sosialis, sedangkan konsep yang
berkembang di negara dunia ketiga merupakan
perpaduan dari kedua konsep tersebut.
4. 1. Konsep Koperasi Barat
Koperasi merupakan organisasi swasta, yang
dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang
mempunyai persamaan kepentingan, dengan
maksud mengurusi kepentingan para anggotanya
serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi
anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.
Unsur-unsur Positif Konsep Koperasi Barat
Keinginan individu dapat dipuaskan dengan
cara bekerjasama antar sesama anggota, dg
saling membantu dan saling menguntungkan
5. Setiap individu dg tujuan yang sama dapat
berpartisipasi untuk mendapatkan
keuntungan dan menanggung risiko bersama
Hasil berupa surplus/keuntungan
didistribusikan kepada anggota sesuai dengan
metode yang telah disepakati
Keuntungan yang belum didistribusikan akan
dimasukkan sebagai cadangan koperasi
6. 2. Konsep Koperasi Sosialis
Adalah koperasi yang direncanakan dan dikendalikan
oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan
merasionalkan produksi, untuk menunjang
perencanaan nasional.
Menurut konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri
tetapi merupakan subsistem dari sistem sosialisme
untuk mencapai tujuantujuan sistem sosialis-komunis.
7. 3. Konsep Koperasi Negara Berkembang
Adalah Koperasi yang sudah berkembang dengan ciri
tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah
dalam pembinaan dan pengembangannya.
Perbedaan dengan Konsep Sosialis :
Konsep Sosialis : tujuan koperasi untuk merasionalkan
faktor produksi dari kepemilikan probadi ke pemilikan
kolektif.
Konsep Negara Berkembang : tujuan koperasi adalah
meningkatkan kondisi social ekonomi anggotanya.
8. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi
1. Keterkaitan ideologi, system perekonomian dan
aliran koperasi
Menjiwai Menjiwai
Menjiwai
9. 2. Aliran Koperasi
Aliran Yardstick
Dijumpai pada negara-negara yang
berideologi kapitalis atau yang menganut
perekonomian Liberal
Koperasi dapat menjadi kekuatan untuk
mengimbangi, menetralisasikan dan
mengoreksi
Pemerintah tidak melakukan campur
tangan terhadap jatuh bangunnya koperasi
di tengah-tengah masyarakat. Maju
tidaknya koperasi terletak di tangan
anggota koperasi sendiri
10. Pengaruh aliran ini sangat kuat, terutama
dinegara-negara barat dimana industri
berkembang dg pesat. Spt di AS, Perancis,
Swedia, Denmark, Jerman, Belanda dll.
Aliran Sosialis
Koperasi dipandang sebagai alat yang
paling efektif untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, disamping itu
menyatukan rakyat lebih mudah melalui
organisasi koperasi.
Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di
negara-negara Eropa Timur dan Rusia.
11. Aliran Persemakmuran (Commonwealth)
Koperasi sebagai alat yang efisien dan
efektif dalam meningkatkan kualitas
ekonomi masyarakat.
Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat
berkedudukan strategis dan memegang
peranan utama dalam struktur
perekonomian masyarakat
Hubungan Pemerintah dengan gerakan
koperasi bersifat “Kemitraan
(partnership)”, dimana pemerintah
bertanggung jawab dan berupaya agar
iklim pertumbuhan koperasi tercipta
dengan baik.
12. Sejarah Perkembangan Koperasi
1. Sejarah lahirnya koperasi
Koperasi modern yang berkembang dewasa ini
lahir pertama kali di Inggris, yaitu di Kota
Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul
pada masa perkembangan kapitalisme sebagai
akibat revolusi industri. Pada awalnya,
Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha
penyediaan barang-barang konsumsi untuk
keperluan sehari-hari. Akan tetapi seiring
dengan terjadinya pemupukan modal koperasi,
koperasi mulai merintis untuk memproduksi
sendiri barang yang akan dijual.
13. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja
bagi anggota yang belum bekerja dan
menambah pendapatan bagi mereka yang
sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi
tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah
pabrik dan mendirikan perumahan bagi
anggota-anggotanya yang belum mempunyai
rumah.
Perkembangan koperasi di Rochdale sangat
memengaruhi perkembangan gerakan koperasi
di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun
1852, jumlah koperasi di Inggris sudah
mencapai 100 unit. Pada tahun 1862,
dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian dengan
nama The Cooperative Whole Sale Society
14. (CWS). Pada tahun 1945, CWS berhasil
mempunyai lebih kurang 200 pabrik dengan
9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan
usaha koperasi baik di sektor produksi maupun
di sektor perdagangan, pimpinan CWS
kemudian membuka perwakilan-perwakilan di
luar negeri seperti New York, Kepenhagen,
Hamburg, dan lain-lain.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan
ekspansi usaha di bidang transportasi,
perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870,
koperasi tersebut juga membuka usaha di
bidang penerbitan, berupa surat kabar yang
terbit dengan nama Cooperative News.
15. The Women‟s Coorporative Guild yang
dibentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya
terhadap perkembangan gerakan koperasi,
disamping memperjuangkan hak-hak kaum
wanita sebagai ibu rumah tangga, warga
negara, dan sebagai konsumen. Beberapa
tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di
bidang pendidikan dengan menyediakan
tempat membaca surat kabar dan
perpustakaan. Perpustakaan koperasi
merupakan perpustakaan bebas pertama di
Inggris, sekaligus digunakan untuk tempat
berbagai kursus dan pemberantasan buta
huruf.
16. Kemudian Women Skill Guild Youth
Organization membentuk sebuah pusat yaitu
Cooperative Union. Pada tahun 1919,
didirikanlah Cooperative Collage di
Manchaster yang merupakan lembaga
pendidikan tinggi koperasi pertama. Revolusi
industri di Prancis juga mendorong berdirinya
koperasi. Untuk mampu menghadapi serangan
industri Inggris, Prancis berusaha mengganti
mesin-mesin yang digunakan dengan mesin-
mesin modern yang berakibat pada
peningkatan pengangguran. Kondisi inilah
yang mendorong munculnya pelopor-pelopor
koperasi di Prancis seperti Charles Fourier dan
Louis Blanc.
17. Charles Fourier (1772-1837) menyusun suatu
gagasan untuk memperbaiki hidup
masyarakat dengan fakanteres, suatu
perkumpulan yang terdiri dari 300 sampai
400 keluarga yang bersifat komunal.
Fakanteres dibangun di atas tanah seluas lebih
kurang 3 mil yang akan digunakan sebagai
tempat tinggal bersama, dan dikelilingi oleh
tanah pertanian seluas lebih kurang 150
hektar. Di dalamnya terdapat juga usaha-
usaha kerajinan dan usaha lain untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengurus
perkampungan ini dipilih dari para
anggotanya. Cita-cita Fourier tidak berhasil
dilaksanakan karena pengaruh liberalisme
18. yang sangat besar pada waktu itu.
Lois Blanc (1811-1880) dalam bukunya
Organization Labour menyusun gagasannya
lebih konkrit, dengan mengatakan bahwa
persaingan merupakan sumber keburukan
ekonomi, kemiskinan, kemerosotan moral,
kejahatan, krisis industri, dan pertentangan
nasional. Untuk mengatasinya, perlu didirikan
social work-shop (etelier socialux). Dalam
perkumpulan ini, para produsen perorangan
yang mempunyai usaha yang sama disatukan.
Dengan demikian, perkumpulan ini mirip
dengan koperasi produsen. Pada tahun 1884,
kaum buruh di Perancis menuntut pemerintah
untuk melaksanakan gagasan Lois Blanc untuk
19. mendirikan koperasi, tetapi koperasi ini
kemudian bangkrut.
Di samping negara-negara tersebut, koperasi
juga berkembang di Jerman yang dipelopori
Ferdinan Lasalle, Friedrich W. Raiffesen (1818-
1888), dan Herman Schulze (1803-1883) di
Denmark dan sebagainya.
Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh
dan berkembang ke seluruh dunia di samping
badan usaha lainnya. Setengah abad setelah
pendirian Koperasi Rochdale, seiring dengan
berkembangnya koperasi di berbagai negara,
para pelopor koperasi sepakat untuk
20. membentuk International Cooperative Alliance
(ICA-Persekutuan Koperasi Internasional)
dalam Kongres Koperasi Internasional yang
pertama pada tahun 1896, di London. Dengan
terbentuknya ICA, maka koperasi telah
menjadi suatu gerakan internasional.
21. 2. Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia
1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi
di Indonesia (Sukoco, “Seratus Tahun Koperasi di
Indonesia”). Raden Ngabei Ariawiriaatmadja,
Patih Purwokerto dkk mendirikan Bank Simpan
Pinjam untuk menolong teman sejawatnya para
pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari
cengkeraman pelepas uang.
Bank Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank
Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 tahun 1967
tentang Pokok-pokok Perbankan, diberi nama “De
Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden” = Bank Simpan Pinjam para
„priyayi‟ Purwokerto. Atau dalam bahasa Inggris
22. “the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank for
Native Civil Servants”
1920 diadakan Cooperative Commissie yang
diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai Adviseur voor
Volks-credietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk
menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di
Indonesia.
12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan
koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya
1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 140 tentang Penyaluran Bahan
Pokok dan menugaskan koperasi sebagai
pelaksananya.
1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional
Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk
23. melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan
Ekonomi Terpimpin
1965, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No. 14 th 1965, dimana prinsip NASAKOM
(Nasionalis, Sosialis dan Komunis) diterapkan di
Koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan Munaskop
II di Jakarta
1967 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No.12 tahun 1967 tentang Pokok Pokok
Perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan
UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995 tentang
kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi.
26. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari
kata ”co” yang berarti bersama dan ”operation”
(Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian
koperasi adalah kerja sama. Sedangkan pengertian
umum koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang
yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu
organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan
maksud mensejahterakan anggota.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang atau badan hukum yang berlandaskan pada
asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan
usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945
27. pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD
1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai
soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian
nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi
merupakan organisasi ekonomi yang berusaha
menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi
memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber
daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam
mengembangkan koperasi harus mengutamakan
kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu
bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-
prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.
28. 1. Definisi ILO
Definisi koperasi yang lebih detail dan berdampak
internasional diberikan oleh ILO sebagai berikut :
“Cooperative defined as an association of persons
usually of limited means, who have voluntarily
joined together to achieve a common economic end
thorough the formation of a democratically
controlled business organization, making equitable
contribution to the capital required and accepting
a fair share of risk and benefits of undertaking”.
Dalam definisi ILO tersebut, terdapat 6 elemen
yang dikandung koperasi sebagai berikut :
Koperasi adalah perkumpulan orang – orang
(Association of persons ).
29. Penggabungan orang – orang tersebut berdasar
kesukarelaan ( Voluntarily joined together ).
Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai ( to
achieve a common economic end ).
Koperasi yang dibentuk adalah satu organisasi
bisnis (badan usaha) yang diawasi dan
dikendalikan secara demokratis ( formation of a
democratically controlled business organization)
Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal
yang dibutuhkan (making equitable contribution
to the capital required )
Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat
secara seimbang ( Accepting a fair share of the
risk and benefits of the undertaking ).
30. 2. Definisi Chaniago
Drs. Arifinal Chaniago (1984) dalam bukunya
Perkoperasian Indonesia memberikan definisi,
“Koperasi adalah suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang – orang atau badan hukum
yang memberikan kebebasan masuk dan keluar
sebagai anggota dengan bekerja sama secara
kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggotanya”.
31. 3. Definisi Dooren
Dooren sudah memperluas pengertian koperasi, di
mana koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-
orang, akan tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari badan-badan hukum.
P.J.V dooren mengatakan bahwa tidak ada
satupun definisi koperasi yang diterima secara
umum. Menurut dooren koperasi tidaklah hanya
kumpulan orang-orang, akan tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari badan-badan hukum.
32. 4. Definisi Hatta
Koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong
menolong tersebut didorong oleh keinginan
memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang
buat semua dan semua buat seorang.
5. Definisi Munkner
Munkner mendefinisikan koperasi sebagai
organisasi tolong–menolong yang menjalankan
“urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan
konsep tolong–menolong. Aktivitas dalam
urusniaga semata – mata bertujuan ekonomi,
33. bukan social seperti yang dikandung gotong –
royong.
6. Definisi UU No.25 1992
Undang – undang No. 25 tahun 1992, memberikan
definisi “Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang – orang atau badan hukum
koperasi yang melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan”.
34. Tujuan Koperasi
Tujuan utama koperasi adalah mewujudkan
masyarakat adil makmur material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar
1945. Dalam BAB II Pasal 3 Undang – undang RI No.
25 Tahun 1992, menyatakan bahwa koperasi bertujuan
untuk: “Memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila dan Undang –
undang Dasar 1945”. Menurut Bang Hatta, tujuan
koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-
besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama
dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
35. Prinsip-Prinsip Koperasi
1. Prinsip Munkner
Keanggotaan bersifat sukarela
Keanggotaan terbuka
Pengembangan anggota
Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
Manajemen dan pengawasan dilaksanakan
secara demokratis
Koperasi sebagai kumpulan orang-orang
Modal yang berkaitan dengan aspek sosial
tidak dibagi
Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
Perkumpuilan dengan sukarela
36. Kebebasan dalam pengambilan keputusan
dan penetapan tujuan
Pendistribusian yang adil dan merata akan
hasil-hasil ekonomi
Pendidikan anggota
37. 2. Prinsip Rochdale
Pengawasan secara demokratis
Keanggotaan yang terbuka
Bunga atas modal dibatasi
Pembagian sisa hasil usaha (SHU) kepada
anggota sesuai jasanya.
Penjualan sepenuhnya dengan tunai
Barang yang dijual harus asli dan tidak
dipalsukan
Menyelenggarakan pendidikan kepada
anggotanya sesuai prinsip koperasi
Netral terhadap politik dan agama
38. 3. Prinsip Raiffeisen
Swadaya
Daerah kerja terbatas
SHU untuk cadangan
Tanggung jawab anggota tidak terbatas
Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
Usaha hanya kepada anggota
Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang
39. 4. Prinsip Schulze
Swadaya
Daerah kerja tak terbatas
SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan
kepada anggota
Tanggung jawab anggota terbatas
Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk
anggota
40. 5. Prinsip Ica
Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa
adanya pembatasan yang dibuat-buat
Kepemimpinan yang demokrasi atas dasar
satu orang satu suara
Modal menerima bunga yang terbatas,
itupun bila ada
SHU dibagi 3 :
Sebagian untuk cadangan
Sebagian untuk masyarakat
Sebagian untuk dibagikan kembali kepada
anggota sesuai jasanya
Semua koperasi harus melaksanakan
pendidikan secara terus-menerus
41. Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja
sama yang erat, baik di tingkat regional,
nasional, maupun internasional.
42. 6. Prinsip-Prinsip Koperasi Indonesia
Menurut UU No.12 tahun 1967
Terdapat 4 undang-undang menyangkut
perkoperasian yaitu:
1. UU No.79 Tahun 1958 tentang
perkumpulan koperasi
2. UU No.14 Tahun 1965
3. UU No.12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok
perkoperasian
4. UU No.25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian
43. Menurut UU No.25 Tahun 1992
Prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai
berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan
terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa terhadap modal
terbatas
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi