SlideShare a Scribd company logo
PENDIDIKAN MORAL DAN MUTU PENDIDIKAN INDONESIA

PENDIDIKAN MORAL DAN MUTU PENDIDIKAN INDONESIA
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Gambaran ini tercermin
dari beragamnya masalah pendidikan yang semakin rumit. Kualitas siswa masih rendah,
pengajar kurang profesional, rendahnya kualitas sarana fisik serta biaya pendidikan yang
mahal (Muliani, 2009). Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya merubah sistem pembelajaran, training pengajar profesional,
peningkatan sarana fisik serta menambah anggaran dana untuk pendidikan. Namun pada
hakikatnya, mutu pendidikan sangat tergantung pada diri siswa sendiri. Meskipun sarana
prasarana sekolah lengkap, guru-guru profesional dan biaya sekolah sangat terjangkau
bahkan gratis, bila tidak ada kesadaran untuk mengemban ilmu dari peserta didik itu sendiri,
semuanya akan menjadi sia-sia. Siswa sering bolos sekolah, berani menentang guru dan
bersikap seenaknya di sekolah. Bagaimana bisa terwujud sistem belajar mengajar yang
kondusif dan komprehensif? Bagaimana mereka bisa memperoleh pendidikan yang bermutu?
Menurut Kusrahmadi (2007), pendidikan bertujuan bukan hanya membentuk manusia yang
cerdas otaknya dan terampil dalam melaksanakan tugas, namun diharapkan menghasilkan
manusia yang memiliki moral, sehingga menghasilkan warga negara excellent.
Apa jadinya bila mutu pendidikan di negara bekas jajahan Jepang ini tidak dibarengi dengan
moralitas bangsa? Walaupun gurunya profesional bila moral siswa rendah, maka mutu
pendidikan juga sama rendahnya. Oleh karena itu, fokus utama yang harus diperbaiki untuk
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia saat ini adalah meningkatkan moralitas siswa
dengan memberikan pendidikan moral sehingga ada keterpaduan sistem pembelajaran baik
dari sarana, biaya, pengajar dan pelajar. Tujuan pendidikan moral tidak semata-mata
menyiapkan peserta didik untuk menelan mentah konsep-konsep pendidikan moral, tetapi
yang lebih penting adalah terbentuknya karakter yang baik, yaitu pribadi yang memiliki
pengetahuan moral, peranan perasaan moral dan perilaku moral (Lickona, 1992. P. 53).
Dewasa ini, pelaksanaan pendidikan moral di sekolah diberikan melalui Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan Pendidikan Agama, akan tetapi tampaknya lebih berorientasi
pada penguasaan materi yang tercantum dalam kurikulum atau buku, dan kurang mengaitkan
dengan karakter pribadi siswa sehingga tidak menumbuhkan kepribadian siswa yang baik.
Siswa mendapatkan pendidikan moral hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tidak
diterapkan pada sikap dan kepribadian siswa.
Karma (2004), menyebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan kematangan moral dan
pembentukan karakter siswa secara optimal, penyajian materi pendidikan moral hendaknya
dilaksanakan secara terpadu kepada semua pelajaran dengan menggunakan strategi dan
model pembelajaran yang terpadu pula, yaitu dengan melibatkan semua guru, kepala sekolah,
orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat sekitar.
Untuk mengembangkan strategi dan model pembelajaran pendidikan moral yang terpadu,
diperlukan adanya analisis kebutuhan (needs assessment) siswa dalam belajar pendidikan
moral. Kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan dan sikap serta moralitas siswa yang
baik perlu ditumbuhkan. Karakter siswa yang memiliki semangat besar untuk belajar,
bersikap santun kepada teman dan guru serta memiliki tujuan yang sama dengan visi misi
sekolah, siswa yang demikian dapat bekerja sama dengan guru sehingga tujuan pendidikan
tercapai. Sistem belajar mengajar menjadi efektif serta meningkatnya mutu pendidikan di
Indonesia.


Mengingat perkembangan moral manusia pada bahasan yang lalu, maka tentu akan ada
sebuah proses yang tak lepas dari perkembangan moral itu sendiri. Proses yang dimaksud
adalah yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan moral sangatlah perlu bagi manusia,
karena melalui pendidikan perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik ,
serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Di Indonesia pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan. Di Sekolah Dasar
perkembangan pendidikan moral tak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam
tatanan moral bangsa Indonesia yang termaktub jelas dalam Pancasila sebagai dasar Negara.
Pendidikan Moral Pancasila, yang sejak dari pendidikan dasar telah diajarkan tentu memiliki
tujuan yang sangat mulia, tiada lain untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang
beragama, memiliki rasa kemanusiaan, tenggang rasa demi persatuan, menjunjung tinggi
nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta berkeadilan hakiki.
Berangkat dari tujuan tersebut diatas maka dalam pelaksanaannya terdapat tiga faktor penting
dalam pendidikan moral di Indonesia yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Peserta didik yang sejatinya memiliki tingkat kesadaran dan dan perbedaan perkembangan
kesadaran moral yang tidak merata maka perlu dilakukan identifikasi yang berujung pada
sebuah pengertian mengenai kondisi perkembangan moral dari peserta didik itu sendiri.
2. Nilai-nilai (moral) Pancasila, berdasarkan tahapan kesadaran dan perkembangan moral
manusia maka perlu di ketahui pula tingkat tahapan kemampuan peserta didik. Hal ini
penting mengingat dengan tahapan dan tingkatan yang berbeda itu pula maka semua nilai-
nilai moral yang terkandung dalam penididkan moral tersebut memiliki batasan-batasan
tertentu untuk dapat terpatri pada kesadaran moral peserta didik. Dengan kata lain, kalaulah
pancasila memiliki 36 butir nilai moral, maka harus difahami pula proses pemahaman peserta
didik berdasar pada tingkat kesadaran dan tingkat kekuatan nilai kesadaran itu sendiri.
3. Guru Sebagai fasilitator, apabila kita kembali mengingat teori perkembangan moral
manusia dari Kohlberg dengan 4 dalilnya maka guru seyogyanya adalah fasilitator yang
memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai-nilai
pendidikan moral itu.
Dengan memperhatikan tiga hal diatas maka proses perkembangan moral manusia yang
berjalan dalam jalur pendidikan tentu akan berjalan sesuai dengan tahapan perkembangan
moral pada tiap diri manusia.




MELOROSOT Moral dan Kepribadian Remaja Indonesia

Akhir-akhir ini banyak sekali berita di media cetak dan elektronik tentang keadaan remaja saat ini.
Contohnya seperti, tawuran mahasiswa akhir-akhir ini di Jakarta dan di luar Pulau Jawa. Tidak hanya
menggunakan tangan kosong, tetapi mahasiswa juga banyak membawa senjata tumpul dan tajam.
Banyak sekali yang menjadi provokatornya.




Hal itu semua terjadi karena hal-hal yang kecil, seperti saja tidak sengaja menabrak atau berkata
yang tidak sopan kepada orang lain. Selain orang zaman sekarang, mudah terbawa dan meledak
emosinya, tetapi juga karena lingkungan dan pergaulan mereka. Memang zaman sekarang, para
remaja mudah dan gampang untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan
mereka, seperti berkata buruk, merokok, berjudi, pemakai dan pengedar narkoba, serta hamil di luar
nikah atau terkena penyakit HIV/AIDS.Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna narkoba suntik di
seluruh dunia menurut laporan Jurnal Kedokteran Inggris. Mereka menyatakan sekitar tiga juta
pengguna narkoba suntik di dunia yang kemungkinan positif terkena penyakit AIDS.

Dan hal yang sama, juga berasal dari kutipan berita oleh BBC. Saluran televisi internasional itu
menyatakan, bahwa empat puluh persen pengguna narkoba, terutama narkoba suntik, tersebar di
sembilan negara. Di berbagai negara di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Eropa Timur, tingkat
infeksinya HIV di kalangan pengguna jarum suntik di atas empat puluh persen. Di Estonia, angka itu
lebih dari tujuh puluh dua persen.

Dalam kasus lain, di Indonesia banyak kejadian anak SMP, bahkan anak SD sudah merokok layaknya
orang dewasa. Hal ini justru akan membuat anak-anak itu hidupnya menjadi tidak sehat. Yang
membuat hal ini makin menjadi adalah, karena mereka hampir semua disebabkan oleh pergaulan
mereka di sekolah, di masyarakat, dan juga di rumah. Contohnya, seperti : teman-temannya
merokok sepulang sekolah. Dia lalu ditawari sebatang rokok. Awalnya dia tak mau, tapi lama-
kelamaan hal itu menjadi kesenangan dan kesehariannya. Iklan-iklan rokok di sepanjang jalan, di
media massa, dan elektronik juga makin membuat hal ini tambah parah.

Dari pembahasan diatas mengenai bagaimana keadaan Remaja saat ini sangatlah miris,semua itu
tidak lepas dari kurangnya pendidikan moral sejak dini,pendidikan moral itu sangat penting bagi
siapa saja apalgi terhadap anak-remaja yang masih sangat labil.

Kita sebagai Bangsa Indonesia harus kritis menghadapi masalah seperti ini,kita tahu bahwa
kepribadian Bangsa itu dilihat dari Kepribadian Para Remaja yang nantinya akan menentukan seperti
apa Bangsa Indonesia Kedepannya.

Pendidikan di Indonesia

Di Indonesia, pendidikan diarahkan untuk melahirkan manusia-manusia yang cerdas,
bertanggung jawab, bermoral, berkepribadian luhur, bertaqwa, dan memiliki keterampilan.
Dengan anggaran 20 % dari APBN. Maka tujuan ini bukanlah hal yang mustahil. Sudah
banyak bukti yang mendukung adanya peningkatan pendidikan ini. Prestasi anak-anak bangsa
juga banyak mengharumkan bangsa di berbagai kancah internasional.

Namun kita tidak boleh lengah, masih banyak pendidikan yang belum mencapai tujuannya.
Ini diindikasikan dengan banyaknya kerusakan moral di kalangan pelajar, seperti beredarnya
video-video porno yang bisa diakses melalui ponsel. Ini akibat dari bebasnya pengawasan
dan akses informasi yang masuk kepada masyarakat, tanpa ada kontrol dari pihak yang
terkait.

Korupsi dan kolusi serta nepotisme masih banyak kita temui dalam birokrasi pendidikan,
sehingga menimbulkan konflik dikalangan internal dan berpotensi untuk menimbulkan
konflik perpecahan. Pendidikan juga masih banyak yang kita lihat belum berpihak pada
rakyat umum. Di kalangan masyarakat mahalnya pendidikan membuat mereka lebih memilih
untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan, sandang dan papan. Belum tercapainya
tujuan pendidikan diakibatkan oleh:
a. Belum terintegrasinya pendidikan moral (agama) dengan pendidikan lainnya. Ada sebagian
anggapan bahwa pendidikan agama hanya dilakukan di pesantren, padahal di sekolah umum
pendidikan agama juga diajarkan hanya saja porsinya masih sedikit, sehingga belum
maksimal.
b. Pendidikan etika hanya terbatas pada pengetahuan
c. Minimnya keteladanan
d. Sikap hidup yang semakin materialis dan hedonis

Untuk meminimalisasi hal ini, maka ada upaya yang bisa dilakukan, antara lain, perbaikan
kurikulum pendidikan secara menyeluruh, misalnya dengan melakukan pendidikan alternatif
tambahan diluar kurikulum. Perbaikan sistem pengajaran dan pendidikan, penguatan
keteladanan, penguatan nilai agama dalam kehidupan.
                                        About these ads

More Related Content

What's hot

Sejarah reformasi
Sejarah reformasiSejarah reformasi
Sejarah reformasi
ANAKilang81
 
Revolusi besar didunia
Revolusi besar diduniaRevolusi besar didunia
Revolusi besar didunia
Um Um
 
Ppt landasan pendidikan 2
Ppt landasan pendidikan 2Ppt landasan pendidikan 2
Ppt landasan pendidikan 2
syskanovalinda
 
Presentasi globalisasi
Presentasi globalisasiPresentasi globalisasi
Presentasi globalisasi
Talitha Lintang Pertiwi
 
presentasi PKN Kel.Raniy
presentasi PKN Kel.Raniy presentasi PKN Kel.Raniy
presentasi PKN Kel.Raniy
apotek agam farma
 
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde BaruPresentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Nurul Ma'rifah
 
Ancaman bagi nkri dalam bidang politik
Ancaman bagi nkri dalam bidang politikAncaman bagi nkri dalam bidang politik
Ancaman bagi nkri dalam bidang politik
RezaWahyuni6
 
Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)
Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)
Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)
Amelia Febiani
 
Politik luar negeri masa Orde baru
Politik luar negeri masa Orde baruPolitik luar negeri masa Orde baru
Politik luar negeri masa Orde baru
aswansetiawan
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar ppt
Reny Wahyuni
 
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 657 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptxPPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
DesyFitriana5
 
Manusia dan teknologi
Manusia dan teknologiManusia dan teknologi
Manusia dan teknologi
Rinaldi Sihombing
 
Menelusuri dinamika demokrasi
Menelusuri dinamika demokrasiMenelusuri dinamika demokrasi
Menelusuri dinamika demokrasi
Amiin Majiid Nugroho
 
Aufklarung
AufklarungAufklarung
Aufklarung
Nonik Nugrahaini
 
Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI
Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI
Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI
afida syakiriyah
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
Dadang DjokoKaryanto
 
Perkembangan Islam Masa Modern
Perkembangan Islam Masa ModernPerkembangan Islam Masa Modern
Perkembangan Islam Masa Modern
Universitas Muhammadiyah Surakarta
 
Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)
Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)
Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)
JasonCundrawijaya
 
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesiaDampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Sejarah reformasi
Sejarah reformasiSejarah reformasi
Sejarah reformasi
 
Revolusi besar didunia
Revolusi besar diduniaRevolusi besar didunia
Revolusi besar didunia
 
Ppt landasan pendidikan 2
Ppt landasan pendidikan 2Ppt landasan pendidikan 2
Ppt landasan pendidikan 2
 
Presentasi globalisasi
Presentasi globalisasiPresentasi globalisasi
Presentasi globalisasi
 
presentasi PKN Kel.Raniy
presentasi PKN Kel.Raniy presentasi PKN Kel.Raniy
presentasi PKN Kel.Raniy
 
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde BaruPresentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
 
Ancaman bagi nkri dalam bidang politik
Ancaman bagi nkri dalam bidang politikAncaman bagi nkri dalam bidang politik
Ancaman bagi nkri dalam bidang politik
 
Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)
Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)
Semangat Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Kepada Sesama (PAI SMK KELAS X)
 
Politik luar negeri masa Orde baru
Politik luar negeri masa Orde baruPolitik luar negeri masa Orde baru
Politik luar negeri masa Orde baru
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar ppt
 
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 657 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
 
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptxPPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
 
Manusia dan teknologi
Manusia dan teknologiManusia dan teknologi
Manusia dan teknologi
 
Menelusuri dinamika demokrasi
Menelusuri dinamika demokrasiMenelusuri dinamika demokrasi
Menelusuri dinamika demokrasi
 
Aufklarung
AufklarungAufklarung
Aufklarung
 
Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI
Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI
Merkantilisme . Sejarah Peminatan Kelas XI
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Perkembangan Islam Masa Modern
Perkembangan Islam Masa ModernPerkembangan Islam Masa Modern
Perkembangan Islam Masa Modern
 
Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)
Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)
Teka Teki Silang Pembentuk Integrasi Nasional (beserta jawabannya)
 
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesiaDampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
 

Viewers also liked

Dreamforce15 報告など
Dreamforce15 報告などDreamforce15 報告など
Dreamforce15 報告など
Mitch Okamoto
 
Ba 201 (microeconomics) entire course
Ba 201 (microeconomics) entire courseBa 201 (microeconomics) entire course
Ba 201 (microeconomics) entire course
john willamson
 
OData - Commerble
OData - CommerbleOData - Commerble
OData - Commerble
Hiroyuki Watanabe
 
2016 10-27 第46回萩本匠道場
2016 10-27  第46回萩本匠道場2016 10-27  第46回萩本匠道場
2016 10-27 第46回萩本匠道場
Hagimoto Junzo
 
さくらのクラウド
さくらのクラウドさくらのクラウド
さくらのクラウド
Yasuaki Matsuda
 
Love Won’t Get You Elected
Love Won’t Get You ElectedLove Won’t Get You Elected
Love Won’t Get You Elected
ebcla
 
AWS Mobile Maniacs
AWS Mobile ManiacsAWS Mobile Maniacs
AWS Mobile Maniacs
akitsukada
 
夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)
夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)
夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)
takumibp
 
REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education
REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education
REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education
Virginia Rural Health Association
 
Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行
Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行
Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行
wintechq
 
THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!
THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!
THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!
Sylvia Ebio
 
Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016
Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016
Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016
David Syahputra
 
Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016
Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016
Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016
David Syahputra
 
勾配降下法の 最適化アルゴリズム
勾配降下法の最適化アルゴリズム勾配降下法の最適化アルゴリズム
勾配降下法の 最適化アルゴリズム
nishio
 

Viewers also liked (14)

Dreamforce15 報告など
Dreamforce15 報告などDreamforce15 報告など
Dreamforce15 報告など
 
Ba 201 (microeconomics) entire course
Ba 201 (microeconomics) entire courseBa 201 (microeconomics) entire course
Ba 201 (microeconomics) entire course
 
OData - Commerble
OData - CommerbleOData - Commerble
OData - Commerble
 
2016 10-27 第46回萩本匠道場
2016 10-27  第46回萩本匠道場2016 10-27  第46回萩本匠道場
2016 10-27 第46回萩本匠道場
 
さくらのクラウド
さくらのクラウドさくらのクラウド
さくらのクラウド
 
Love Won’t Get You Elected
Love Won’t Get You ElectedLove Won’t Get You Elected
Love Won’t Get You Elected
 
AWS Mobile Maniacs
AWS Mobile ManiacsAWS Mobile Maniacs
AWS Mobile Maniacs
 
夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)
夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)
夏まつり2016 Session4(事例ローテーション:インフォテック 謝花様)
 
REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education
REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education
REVIVE! Opioid Overdose and Naloxone Education
 
Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行
Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行
Hyper-V仮想マシンをAzureへV2C移行
 
THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!
THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!
THE FIRST REVENUE-SHARING E-sport Mobile GAMES COMPANY in the WORLD!
 
Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016
Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016
Sabbath school lesson 6, 3rd quarter of 2016
 
Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016
Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016
Sabbath school lesson 5, 4th quarter of 2016
 
勾配降下法の 最適化アルゴリズム
勾配降下法の最適化アルゴリズム勾配降下法の最適化アルゴリズム
勾配降下法の 最適化アルゴリズム
 

Similar to Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia

4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
matematikauntirta
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
Eko Pratiwiningsih
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaHilman Latief
 
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
Mar Tunis
 
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswaPentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Linda Rosita
 
Pendidikan.docx
Pendidikan.docxPendidikan.docx
Pendidikan.docx
Zukét Printing
 
Pendidikan.pdf
Pendidikan.pdfPendidikan.pdf
Pendidikan.pdf
Zukét Printing
 
Bab 1 07110244015
Bab 1   07110244015Bab 1   07110244015
Bab 1 07110244015
Taufik Chaniago
 
Proposalku
ProposalkuProposalku
Resensi resti purnama sari
Resensi resti purnama sariResensi resti purnama sari
Resensi resti purnama sari
PamilaNovitasari
 
Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2
Septian Muna Barakati
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Soga Biliyan Jaya
 
Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2
Warnet Raha
 
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remajaPeranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
YAGHAVI
 
Pendidikan moral
Pendidikan moralPendidikan moral
Pendidikan moral
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
Guru berkarakter
Guru berkarakterGuru berkarakter
Guru berkarakter
totok aris
 
Pendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqPendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eq
Fajar Najiha
 
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruPeran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Yogyakarta State University
 

Similar to Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia (20)

4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
 
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
 
Integritas moral siswa
Integritas moral siswaIntegritas moral siswa
Integritas moral siswa
 
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswaPentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
 
Pendidikan.docx
Pendidikan.docxPendidikan.docx
Pendidikan.docx
 
Pendidikan.pdf
Pendidikan.pdfPendidikan.pdf
Pendidikan.pdf
 
Bab 1 07110244015
Bab 1   07110244015Bab 1   07110244015
Bab 1 07110244015
 
Proposalku
ProposalkuProposalku
Proposalku
 
Resensi resti purnama sari
Resensi resti purnama sariResensi resti purnama sari
Resensi resti purnama sari
 
Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
 
Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2
 
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remajaPeranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
 
Pendidikan moral
Pendidikan moralPendidikan moral
Pendidikan moral
 
Guru berkarakter
Guru berkarakterGuru berkarakter
Guru berkarakter
 
Pendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqPendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eq
 
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruPeran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
 

Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia

  • 1. PENDIDIKAN MORAL DAN MUTU PENDIDIKAN INDONESIA PENDIDIKAN MORAL DAN MUTU PENDIDIKAN INDONESIA Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang semakin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, rendahnya kualitas sarana fisik serta biaya pendidikan yang mahal (Muliani, 2009). Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya merubah sistem pembelajaran, training pengajar profesional, peningkatan sarana fisik serta menambah anggaran dana untuk pendidikan. Namun pada hakikatnya, mutu pendidikan sangat tergantung pada diri siswa sendiri. Meskipun sarana prasarana sekolah lengkap, guru-guru profesional dan biaya sekolah sangat terjangkau bahkan gratis, bila tidak ada kesadaran untuk mengemban ilmu dari peserta didik itu sendiri, semuanya akan menjadi sia-sia. Siswa sering bolos sekolah, berani menentang guru dan bersikap seenaknya di sekolah. Bagaimana bisa terwujud sistem belajar mengajar yang kondusif dan komprehensif? Bagaimana mereka bisa memperoleh pendidikan yang bermutu? Menurut Kusrahmadi (2007), pendidikan bertujuan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas otaknya dan terampil dalam melaksanakan tugas, namun diharapkan menghasilkan manusia yang memiliki moral, sehingga menghasilkan warga negara excellent. Apa jadinya bila mutu pendidikan di negara bekas jajahan Jepang ini tidak dibarengi dengan moralitas bangsa? Walaupun gurunya profesional bila moral siswa rendah, maka mutu pendidikan juga sama rendahnya. Oleh karena itu, fokus utama yang harus diperbaiki untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia saat ini adalah meningkatkan moralitas siswa dengan memberikan pendidikan moral sehingga ada keterpaduan sistem pembelajaran baik dari sarana, biaya, pengajar dan pelajar. Tujuan pendidikan moral tidak semata-mata menyiapkan peserta didik untuk menelan mentah konsep-konsep pendidikan moral, tetapi yang lebih penting adalah terbentuknya karakter yang baik, yaitu pribadi yang memiliki pengetahuan moral, peranan perasaan moral dan perilaku moral (Lickona, 1992. P. 53). Dewasa ini, pelaksanaan pendidikan moral di sekolah diberikan melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Pendidikan Agama, akan tetapi tampaknya lebih berorientasi pada penguasaan materi yang tercantum dalam kurikulum atau buku, dan kurang mengaitkan dengan karakter pribadi siswa sehingga tidak menumbuhkan kepribadian siswa yang baik. Siswa mendapatkan pendidikan moral hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tidak diterapkan pada sikap dan kepribadian siswa. Karma (2004), menyebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan kematangan moral dan pembentukan karakter siswa secara optimal, penyajian materi pendidikan moral hendaknya dilaksanakan secara terpadu kepada semua pelajaran dengan menggunakan strategi dan model pembelajaran yang terpadu pula, yaitu dengan melibatkan semua guru, kepala sekolah, orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat sekitar. Untuk mengembangkan strategi dan model pembelajaran pendidikan moral yang terpadu, diperlukan adanya analisis kebutuhan (needs assessment) siswa dalam belajar pendidikan moral. Kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan dan sikap serta moralitas siswa yang baik perlu ditumbuhkan. Karakter siswa yang memiliki semangat besar untuk belajar, bersikap santun kepada teman dan guru serta memiliki tujuan yang sama dengan visi misi sekolah, siswa yang demikian dapat bekerja sama dengan guru sehingga tujuan pendidikan tercapai. Sistem belajar mengajar menjadi efektif serta meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia. Mengingat perkembangan moral manusia pada bahasan yang lalu, maka tentu akan ada sebuah proses yang tak lepas dari perkembangan moral itu sendiri. Proses yang dimaksud
  • 2. adalah yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan moral sangatlah perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik , serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri. Di Indonesia pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan. Di Sekolah Dasar perkembangan pendidikan moral tak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral bangsa Indonesia yang termaktub jelas dalam Pancasila sebagai dasar Negara. Pendidikan Moral Pancasila, yang sejak dari pendidikan dasar telah diajarkan tentu memiliki tujuan yang sangat mulia, tiada lain untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan, tenggang rasa demi persatuan, menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta berkeadilan hakiki. Berangkat dari tujuan tersebut diatas maka dalam pelaksanaannya terdapat tiga faktor penting dalam pendidikan moral di Indonesia yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Peserta didik yang sejatinya memiliki tingkat kesadaran dan dan perbedaan perkembangan kesadaran moral yang tidak merata maka perlu dilakukan identifikasi yang berujung pada sebuah pengertian mengenai kondisi perkembangan moral dari peserta didik itu sendiri. 2. Nilai-nilai (moral) Pancasila, berdasarkan tahapan kesadaran dan perkembangan moral manusia maka perlu di ketahui pula tingkat tahapan kemampuan peserta didik. Hal ini penting mengingat dengan tahapan dan tingkatan yang berbeda itu pula maka semua nilai- nilai moral yang terkandung dalam penididkan moral tersebut memiliki batasan-batasan tertentu untuk dapat terpatri pada kesadaran moral peserta didik. Dengan kata lain, kalaulah pancasila memiliki 36 butir nilai moral, maka harus difahami pula proses pemahaman peserta didik berdasar pada tingkat kesadaran dan tingkat kekuatan nilai kesadaran itu sendiri. 3. Guru Sebagai fasilitator, apabila kita kembali mengingat teori perkembangan moral manusia dari Kohlberg dengan 4 dalilnya maka guru seyogyanya adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai-nilai pendidikan moral itu. Dengan memperhatikan tiga hal diatas maka proses perkembangan moral manusia yang berjalan dalam jalur pendidikan tentu akan berjalan sesuai dengan tahapan perkembangan moral pada tiap diri manusia. MELOROSOT Moral dan Kepribadian Remaja Indonesia Akhir-akhir ini banyak sekali berita di media cetak dan elektronik tentang keadaan remaja saat ini. Contohnya seperti, tawuran mahasiswa akhir-akhir ini di Jakarta dan di luar Pulau Jawa. Tidak hanya menggunakan tangan kosong, tetapi mahasiswa juga banyak membawa senjata tumpul dan tajam. Banyak sekali yang menjadi provokatornya. Hal itu semua terjadi karena hal-hal yang kecil, seperti saja tidak sengaja menabrak atau berkata yang tidak sopan kepada orang lain. Selain orang zaman sekarang, mudah terbawa dan meledak emosinya, tetapi juga karena lingkungan dan pergaulan mereka. Memang zaman sekarang, para remaja mudah dan gampang untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan mereka, seperti berkata buruk, merokok, berjudi, pemakai dan pengedar narkoba, serta hamil di luar nikah atau terkena penyakit HIV/AIDS.Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna narkoba suntik di
  • 3. seluruh dunia menurut laporan Jurnal Kedokteran Inggris. Mereka menyatakan sekitar tiga juta pengguna narkoba suntik di dunia yang kemungkinan positif terkena penyakit AIDS. Dan hal yang sama, juga berasal dari kutipan berita oleh BBC. Saluran televisi internasional itu menyatakan, bahwa empat puluh persen pengguna narkoba, terutama narkoba suntik, tersebar di sembilan negara. Di berbagai negara di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Eropa Timur, tingkat infeksinya HIV di kalangan pengguna jarum suntik di atas empat puluh persen. Di Estonia, angka itu lebih dari tujuh puluh dua persen. Dalam kasus lain, di Indonesia banyak kejadian anak SMP, bahkan anak SD sudah merokok layaknya orang dewasa. Hal ini justru akan membuat anak-anak itu hidupnya menjadi tidak sehat. Yang membuat hal ini makin menjadi adalah, karena mereka hampir semua disebabkan oleh pergaulan mereka di sekolah, di masyarakat, dan juga di rumah. Contohnya, seperti : teman-temannya merokok sepulang sekolah. Dia lalu ditawari sebatang rokok. Awalnya dia tak mau, tapi lama- kelamaan hal itu menjadi kesenangan dan kesehariannya. Iklan-iklan rokok di sepanjang jalan, di media massa, dan elektronik juga makin membuat hal ini tambah parah. Dari pembahasan diatas mengenai bagaimana keadaan Remaja saat ini sangatlah miris,semua itu tidak lepas dari kurangnya pendidikan moral sejak dini,pendidikan moral itu sangat penting bagi siapa saja apalgi terhadap anak-remaja yang masih sangat labil. Kita sebagai Bangsa Indonesia harus kritis menghadapi masalah seperti ini,kita tahu bahwa kepribadian Bangsa itu dilihat dari Kepribadian Para Remaja yang nantinya akan menentukan seperti apa Bangsa Indonesia Kedepannya. Pendidikan di Indonesia Di Indonesia, pendidikan diarahkan untuk melahirkan manusia-manusia yang cerdas, bertanggung jawab, bermoral, berkepribadian luhur, bertaqwa, dan memiliki keterampilan. Dengan anggaran 20 % dari APBN. Maka tujuan ini bukanlah hal yang mustahil. Sudah banyak bukti yang mendukung adanya peningkatan pendidikan ini. Prestasi anak-anak bangsa juga banyak mengharumkan bangsa di berbagai kancah internasional. Namun kita tidak boleh lengah, masih banyak pendidikan yang belum mencapai tujuannya. Ini diindikasikan dengan banyaknya kerusakan moral di kalangan pelajar, seperti beredarnya video-video porno yang bisa diakses melalui ponsel. Ini akibat dari bebasnya pengawasan dan akses informasi yang masuk kepada masyarakat, tanpa ada kontrol dari pihak yang terkait. Korupsi dan kolusi serta nepotisme masih banyak kita temui dalam birokrasi pendidikan, sehingga menimbulkan konflik dikalangan internal dan berpotensi untuk menimbulkan konflik perpecahan. Pendidikan juga masih banyak yang kita lihat belum berpihak pada rakyat umum. Di kalangan masyarakat mahalnya pendidikan membuat mereka lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan, sandang dan papan. Belum tercapainya tujuan pendidikan diakibatkan oleh: a. Belum terintegrasinya pendidikan moral (agama) dengan pendidikan lainnya. Ada sebagian anggapan bahwa pendidikan agama hanya dilakukan di pesantren, padahal di sekolah umum pendidikan agama juga diajarkan hanya saja porsinya masih sedikit, sehingga belum maksimal.
  • 4. b. Pendidikan etika hanya terbatas pada pengetahuan c. Minimnya keteladanan d. Sikap hidup yang semakin materialis dan hedonis Untuk meminimalisasi hal ini, maka ada upaya yang bisa dilakukan, antara lain, perbaikan kurikulum pendidikan secara menyeluruh, misalnya dengan melakukan pendidikan alternatif tambahan diluar kurikulum. Perbaikan sistem pengajaran dan pendidikan, penguatan keteladanan, penguatan nilai agama dalam kehidupan. About these ads