1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara kerja pengukuran sifat fisik zat cair seperti tegangan permukaan, viskositas, dan densitas menggunakan berbagai metode dan alat.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan debit air aktual menggunakan hydraulic bench dan mempelajari faktor yang mempengaruhi debit. Terdapat tiga langkah perhitungan debit yaitu menghitung massa, volume, dan waktu rata-rata. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara viskositas dan suhu serta densitas dan suhu. Kesalahan dalam pembacaan suhu dapat mempengaruhi akurasi data.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika fluida, termasuk persamaan kontinuitas, hukum Bernoulli, dan aplikasinya untuk mengukur kecepatan aliran fluida menggunakan venturimeter.
Teks tersebut membahas konsep-konsep dasar fluida statis dan dinamik, termasuk prinsip Pascal, tekanan hidrostatik, viskositas, aliran cairan melalui pipa, dan bilangan Reynolds. Secara khusus, teks tersebut menjelaskan soal-soal yang terkait dengan konsep-konsep tersebut.
Dokumen ini menjelaskan penerapan Hukum Bernoulli dalam beberapa alat ukur aliran cairan dan gas seperti venturimeter, tabung Pitot, dan sayap pesawat terbang. Hukum ini digunakan untuk menghitung kecepatan aliran, beda tekanan, dan gaya angkat berdasarkan luas penampang, ketinggian zat cair, dan kecepatan aliran. Contoh soal juga diberikan beserta penyelesaiannya untuk memahami penerapan
Pipa venturimeter tanpa manometer digunakan untuk mengukur kecepatan aliran cairan melalui pipa dengan ukuran berbeda. Percobaan mengukur kecepatan aliran pada pipa besar dan pipa kecil menggunakan prinsip Bernoulli untuk mendapatkan hasil kecepatan 3,39 cm/detik dan 13,56 cm/detik pada aliran sedang, serta 2,29 cm/detik dan 9,16 cm/detik pada aliran deras.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan debit air aktual menggunakan hydraulic bench dan mempelajari faktor yang mempengaruhi debit. Terdapat tiga langkah perhitungan debit yaitu menghitung massa, volume, dan waktu rata-rata. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara viskositas dan suhu serta densitas dan suhu. Kesalahan dalam pembacaan suhu dapat mempengaruhi akurasi data.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika fluida, termasuk persamaan kontinuitas, hukum Bernoulli, dan aplikasinya untuk mengukur kecepatan aliran fluida menggunakan venturimeter.
Teks tersebut membahas konsep-konsep dasar fluida statis dan dinamik, termasuk prinsip Pascal, tekanan hidrostatik, viskositas, aliran cairan melalui pipa, dan bilangan Reynolds. Secara khusus, teks tersebut menjelaskan soal-soal yang terkait dengan konsep-konsep tersebut.
Dokumen ini menjelaskan penerapan Hukum Bernoulli dalam beberapa alat ukur aliran cairan dan gas seperti venturimeter, tabung Pitot, dan sayap pesawat terbang. Hukum ini digunakan untuk menghitung kecepatan aliran, beda tekanan, dan gaya angkat berdasarkan luas penampang, ketinggian zat cair, dan kecepatan aliran. Contoh soal juga diberikan beserta penyelesaiannya untuk memahami penerapan
Pipa venturimeter tanpa manometer digunakan untuk mengukur kecepatan aliran cairan melalui pipa dengan ukuran berbeda. Percobaan mengukur kecepatan aliran pada pipa besar dan pipa kecil menggunakan prinsip Bernoulli untuk mendapatkan hasil kecepatan 3,39 cm/detik dan 13,56 cm/detik pada aliran sedang, serta 2,29 cm/detik dan 9,16 cm/detik pada aliran deras.
Dokumen tersebut menjelaskan metode penelitian yang meliputi materi penelitian yaitu kualitas air sungai dan perilaku masyarakat, sasaran penelitian yaitu kualitas air tiga sungai dan perilaku kesehatan masyarakat, metode pengambilan sampel air dan masyarakat, serta variabel dan prosedur pengukuran kualitas air dan perilaku masyarakat.
Praktikum mekanika fluida dan hidrolika membahas aliran pada saluran terbuka dengan tujuan membuktikan perhitungan debit dan membandingkan hasil percobaan dengan teori. Percobaan mengukur kecepatan aliran, luas penampang, dan debit menggunakan current meter dan alat ukur debit pada dua bagian saluran. Hasilnya menunjukkan debit bagian hulu lebih besar dari hilir dan dipengaruhi kekasaran dinding saluran.
1. Dokumen membahas tentang aliran fluida dalam pipa, termasuk jenis aliran, bilangan Reynolds, faktor gesekan, dan kerugian energi akibat gesekan dan kelengkapan pipa.
2. Ada dua jenis aliran yaitu laminar dan turbulen, tergantung nilai bilangan Reynolds. Faktor gesekan penting untuk menghitung kerugian energi, dan nilainya dipengaruhi oleh kekasaran pipa dan bilangan Reynolds.
3. Kerugian energi
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fluida dinamis dan hukum Bernoulli beserta penerapannya, termasuk persamaan kontinuitas, asas Bernoulli, dan contoh-contoh aplikasinya seperti venturi, venturimeter, tabung pitot, penyemprot, dan gaya angkat pesawat terbang.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida dinamis yang mencakup rumus-rumus dasar seperti debit, persamaan kontinuitas, hukum Bernoulli, dan contoh soal-soalnya beserta pembahasannya seperti tentang debit, kecepatan aliran pada pipa, gaya angkat pada sayap pesawat, dan lain sebagainya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Current meter digunakan untuk mengukur debit dan kecepatan aliran sungai dengan cara mencatat putaran propelernya di bawah air.
2. Kecepatan aliran dihitung berdasarkan rumus yang terkait dengan jumlah putaran propeler.
3. Debit dihitung dengan rumus perkalian luas penampang dan kecepatan aliran rata-rata.
Dokumen tersebut memberikan contoh soal dan pembahasan tentang fluida dinamis pada fisika kelas 2 SMA. Mencakup konsep debit, persamaan kontinuitas, hukum Bernoulli, gaya angkat pada sayap pesawat, dan soal-soal numerik terkait konsep-konsep tersebut beserta pembahasannya.
Dokumen tersebut membahas perhitungan filtrasi dan penyaringan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tekanan, viskositas, dan resistensi filter. Juga dijelaskan perhitungan laju filtrasi, jatuh tekanan, dan volume filtrat untuk proses filtrasi secara batch dan berkelanjutan.
Unit penghisap (pompa vacum) diuji dengan variasi bukaan kran untuk mengukur tekanan, waktu pengisapan air, debit aliran, dan kecepatan aliran. Data dicatat untuk delapan bukaan kran yang berbeda untuk menganalisis hubungan antara parameter-parameter tersebut.
Eksperimen mengukur kondisi udara hasil pencampuran udara balik ruangan dan udara luar dengan variasi perbandingan debitnya. Hasil pengukuran dibandingkan dengan perhitungan untuk menentukan kesalahan. Semakin besar porsi udara balik, semakin rendah suhu dan kelembapan udara campuran.
Teks tersebut berisi soal-soal tentang fluida diam dan bergerak yang meliputi konsep tekanan hidrostatis, hukum Bernoulli, dan kecepatan aliran. Soal-soal tersebut memberikan data-data seperti diameter pipa, ketinggian air, kecepatan aliran, dan meminta menghitung variabel seperti tekanan, kecepatan aliran.
Praktikum peneraan volumetri bertujuan untuk melakukan kalibrasi alat ukur volume seperti pipet, buret, dan labu takar dengan mengukur volume air menggunakan alat-alat tersebut dan membandingkannya dengan volume sebenarnya.
Dokumen tersebut menjelaskan metode penelitian yang meliputi materi penelitian yaitu kualitas air sungai dan perilaku masyarakat, sasaran penelitian yaitu kualitas air tiga sungai dan perilaku kesehatan masyarakat, metode pengambilan sampel air dan masyarakat, serta variabel dan prosedur pengukuran kualitas air dan perilaku masyarakat.
Praktikum mekanika fluida dan hidrolika membahas aliran pada saluran terbuka dengan tujuan membuktikan perhitungan debit dan membandingkan hasil percobaan dengan teori. Percobaan mengukur kecepatan aliran, luas penampang, dan debit menggunakan current meter dan alat ukur debit pada dua bagian saluran. Hasilnya menunjukkan debit bagian hulu lebih besar dari hilir dan dipengaruhi kekasaran dinding saluran.
1. Dokumen membahas tentang aliran fluida dalam pipa, termasuk jenis aliran, bilangan Reynolds, faktor gesekan, dan kerugian energi akibat gesekan dan kelengkapan pipa.
2. Ada dua jenis aliran yaitu laminar dan turbulen, tergantung nilai bilangan Reynolds. Faktor gesekan penting untuk menghitung kerugian energi, dan nilainya dipengaruhi oleh kekasaran pipa dan bilangan Reynolds.
3. Kerugian energi
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fluida dinamis dan hukum Bernoulli beserta penerapannya, termasuk persamaan kontinuitas, asas Bernoulli, dan contoh-contoh aplikasinya seperti venturi, venturimeter, tabung pitot, penyemprot, dan gaya angkat pesawat terbang.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida dinamis yang mencakup rumus-rumus dasar seperti debit, persamaan kontinuitas, hukum Bernoulli, dan contoh soal-soalnya beserta pembahasannya seperti tentang debit, kecepatan aliran pada pipa, gaya angkat pada sayap pesawat, dan lain sebagainya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Current meter digunakan untuk mengukur debit dan kecepatan aliran sungai dengan cara mencatat putaran propelernya di bawah air.
2. Kecepatan aliran dihitung berdasarkan rumus yang terkait dengan jumlah putaran propeler.
3. Debit dihitung dengan rumus perkalian luas penampang dan kecepatan aliran rata-rata.
Dokumen tersebut memberikan contoh soal dan pembahasan tentang fluida dinamis pada fisika kelas 2 SMA. Mencakup konsep debit, persamaan kontinuitas, hukum Bernoulli, gaya angkat pada sayap pesawat, dan soal-soal numerik terkait konsep-konsep tersebut beserta pembahasannya.
Dokumen tersebut membahas perhitungan filtrasi dan penyaringan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tekanan, viskositas, dan resistensi filter. Juga dijelaskan perhitungan laju filtrasi, jatuh tekanan, dan volume filtrat untuk proses filtrasi secara batch dan berkelanjutan.
Unit penghisap (pompa vacum) diuji dengan variasi bukaan kran untuk mengukur tekanan, waktu pengisapan air, debit aliran, dan kecepatan aliran. Data dicatat untuk delapan bukaan kran yang berbeda untuk menganalisis hubungan antara parameter-parameter tersebut.
Eksperimen mengukur kondisi udara hasil pencampuran udara balik ruangan dan udara luar dengan variasi perbandingan debitnya. Hasil pengukuran dibandingkan dengan perhitungan untuk menentukan kesalahan. Semakin besar porsi udara balik, semakin rendah suhu dan kelembapan udara campuran.
Teks tersebut berisi soal-soal tentang fluida diam dan bergerak yang meliputi konsep tekanan hidrostatis, hukum Bernoulli, dan kecepatan aliran. Soal-soal tersebut memberikan data-data seperti diameter pipa, ketinggian air, kecepatan aliran, dan meminta menghitung variabel seperti tekanan, kecepatan aliran.
Praktikum peneraan volumetri bertujuan untuk melakukan kalibrasi alat ukur volume seperti pipet, buret, dan labu takar dengan mengukur volume air menggunakan alat-alat tersebut dan membandingkannya dengan volume sebenarnya.
Laporan ini mendeskripsikan pelatihan kerja menggunakan simulator aliran untuk mempelajari perubahan tekanan aliran melalui berbagai komponen sistem pipa seperti valve, venturi, pipa U, double T, dan throttle. Pelatihan ini dilakukan dengan mengukur beda tekanan pada setiap komponen dengan aliran berbagai laju. Data hasil uji coba dikumpulkan.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum dasar fluida dinamis seperti hukum kontinuitas dan Bernoulli serta penerapannya pada berbagai alat seperti tabung venturi, tabung pitot, karburator, dan prinsip angkat pesawat terbang. Dokumen tersebut juga menjelaskan rumus-rumus yang terkait dengan hukum fluida dinamis beserta contoh soal penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian suhu dan cara mengukur suhu dengan menggunakan termometer. Secara singkat, suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda, dan termometer digunakan untuk mengukur suhu dengan menggunakan sifat-sifat termometrik dari zat cair seperti raksa dan alkohol.
Dokumen tersebut membahas tentang suhu dan termometer. Terdapat penjelasan tentang pengertian suhu, alat ukur suhu yaitu termometer, jenis-jenis termometer, skala termometer seperti Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin beserta perbandingannya. Juga dibahas mengenai prinsip kerja termometer gas dan soal-soal tentang suhu.
Dokumen ini membahas hasil pengukuran tegangan muka dari aquadest dan larutan NaCl 15% dengan metode tekanan maksimum gelembung. Tegangan muka aquadest diukur sebesar 26,0765 dyne/cm dengan kesalahan relatif 63,7323%, sedangkan NaCl 15% diukur 8,5810 dyne/cm. Hasilnya tidak sesuai teori karena tegangan muka NaCl seharusnya lebih besar dari aquadest.
Soal ini membahas tentang properti fluida, termasuk hitung berat jenis, rapat massa, rapat relatif, viskositas, tegangan geser, dan modulus elastisitas untuk berbagai zat cair dan gas. Terdapat 15 soal yang mencakup konsep-konsep dasar fluida statis dan dinamis menggunakan rumus-rumus fisika.
Dokumen ini membahas tentang instrumen analisis fisika untuk mengukur suhu dan bobot jenis, termasuk termometer dan piknometer. Termometer digunakan untuk mengukur suhu dengan mendeteksi perubahan volume zat cair seperti raksa atau alkohol akibat perubahan suhu. Piknometer digunakan untuk mengukur bobot jenis dengan membandingkan berat zat uji terhadap berat air dalam volume yang sama. Metode analisis fisika seperti
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar aliran fluida dalam pipa, termasuk pembentukan aliran, panjang kemasukan, pola aliran laminar dan turbulen, serta persamaan-persamaan yang terkait."
Dokumen tersebut berisi data-data percobaan untuk menentukan tegangan muka cairan, yaitu aquadest dan larutan NaCl 15%, dengan dua metode yaitu metode tekanan maksimum gelembung dan metode kenaikan pipa kapiler. Terdapat data hasil pengukuran, perhitungan, dan kesimpulan dari percobaan tersebut.
Proses Solvay melibatkan reaksi antara natrium klorida, batu kapur, dan amonia untuk menghasilkan natrium karbonat. Langkah-langkah utama proses ini adalah pembentukan natrium bikarbonat dari reaksi antara amonia, karbon dioksida, dan air, kemudian pemanasan natrium bikarbonat untuk menghasilkan natrium karbonat serta regenerasi amonia.
Teks tersebut membahas hubungan antara seni dan agama. Seni dapat menjadi representasi spiritualitas dan kebenaran Tuhan. Agama seperti Islam telah memanfaatkan seni sejak awal melalui Al-Qur'an, Ka'bah, dan arsitektur masjid yang membuat ibadah menjadi lebih khusyuk. Oleh karena itu, seni sangat berperan penting dalam perkembangan dan pelaksanaan agama.
Eksperimen ini bertujuan untuk memahami tegangan permukaan cairan dan mengukurnya menggunakan metode gelembung maksimum dan kenaikan kapiler, serta menentukan viskositas relatif cairan dengan mempelajari pengaruh suhu menggunakan hukum Hougen-Poiseuille. Tegangan permukaan disebabkan oleh gaya tarik menarik antar molekul cairan di permukaan yang menyebabkan cairan berusaha memperkecil luas
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang identifikasi bahaya proses dan bahan kimia serta penggunaan alat pelindung diri dalam suatu eksperimen. Proses memasukkan air ke dalam buret dan pengukuran kekentalan zat cair dapat menimbulkan bahaya jika tidak menggunakan perlindungan mata dan sarung tangan. Larutan natrium klorida juga membutuhkan perlindungan karena bersifat iritan. Alat pelindung yang digunakan adalah
This document lists 6 references used in the paper:
1) Bird, T., 1987, “Kimia Fisika untuk Universitas”, Gramedia, Jakarta.
2) Brown, R.C., 1950, “Mechanics and Properties of Matter”, p 261-262, Longman, Green and Co., London
3) Daniels, F., J.H. Mathews, J.w. Williams, P. Bender. G.W. Murphy, R.A. Alberty, 1956, “Experimental Physical Chemistry”, 5 ed., McGraw-Hill Book Company, Inc., New York.
Dokumen tersebut merupakan kesimpulan dari percobaan pengukuran tegangan muka cairan. Ada beberapa metode pengukuran tegangan muka, yaitu metode tekanan maksimum gelembung dan metode kenaikan pipa kapiler. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka antara lain rapat massa, jenis cairan, berat molekul, gaya kohesi dan adhesi, serta suhu. Hasil percobaan menunjukkan pengukuran ra
Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka antara lain rapat massa, temperatur, jenis zat, dan gaya kohesi-adhesi. Pengukuran tegangan muka dapat dilakukan dengan metode tekanan maksimum gelembung atau kenaikan pipa kapiler. Kekentalan zat cair dapat diukur menggunakan viskosimeter dengan mengukur laju aliran cairan melalui pipa.
1. 14
Keterangan:
1. Gelas beker
Herma 250 mL
2. Pipa kapiler
3. Penggaris
4. Larutan Sampel
5. Termometer
raksa 360⁰C
Gambar 8. Rangkaian Alat Pengukur Tegangan Muka dengan Metode
Kenaikan Pipa Kapiler
Keterangan:
1. Air
2. Bola penghisap
3. Water bath
Gemmy
Industrial Corp
(YCW-04M)
4. Gabus
5. Gelas ukur Iwaki
Pyrex 250 ml
6. Hidrometer
7. Knop pengatur
suhu
8. Penjepit kayu
9. Steker
10. Termometer
alkohol 110˚C
11. Thermostat
2. 15
12. Tombol Power
13. Tombol cooling
14. Viskosimeter
Ostwald d=1,00
cm
15. Viskosimeter
Ostwald d=0,60
cm
Gambar 9. Rangaian Alat Pengukuran Kekentalan Zat Cair
C. CARA KERJA
1. Metode Tekanan Maksimum Gelembung
Hal pertama yang harus dilakukan adalah pipa kapiler dengan
diameter 0,30 cm yang terhubung dengan selang pada manometer
dipasang. Gelas beker 250 mL diisi dengan aquadest 200 mL dan
suhu aquadest diukur dengan termometer alkohol 110 . Selanjutnya,
pipa kapiler 0,30 cm yang sudah dirangkai dengan selang dari
manometer dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL sedalam 2 cm
(h2). Tinggi cairan di kaki kanan dan kiri manometer saat seimbang
(h0) diukur.
Kran buret ditutup dan buret diisi dengan air ledeng samapi agak
penuh. Selanjutnya, kran buret dibuka perlahan-lahan. Permukaan air
dalam kaki terbuka (hm) dibaca pada manometer tepat saat gelembung
akan lepas pada ujung pipa kapiler ( bentuk gelembung tepat setengah
bola). Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak 5 kali dan lakukan hal
yang sama pada larutan NaCl 15%. Terakhir, larutan NaCl 15%
dikembalikan ke botol penyimpanannya.
2. Metode Kenaikan Kapiler
Hal pertama yang harus dilakukan adalah empat buah pipa kapiler
diukur diameternya dengan penggaris. Gelas beker 250 mL diisi
3. 16
dengan aquadest 200 mL dan suhu aquadest diukur dengan
termometer alkohol 110 . Pipa kapiler dan penggaris dimasukkan ke
dalam gelas beker 250 mL. Selanjutnya, pipa kapiler 0,10 cm ditarik
ke atas sampai tinggi cairan dalam pipa kapiler konstan. Tinggi
kenaikan aquadest dalam pipa kapiler 0,10 cm diukur dengan
penggaris. Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak lima kali dan tiga
pipa kapiler yang lainnya. Lakukan percobaan yang sama dengan
larutan NaCl 15%. Terkahir, larutan NaCl 15% dikembalikan ke botol
penyimpanannya.
3. Kekentalan Zat Cair
Hal pertama yang harus dilakukan adalah viskosimeter ostwald
berdiamater 1 mm diisi dengan minyak, viskosimeter ostwald
berdiamater 0,6 mm diisi dengan aquadest, kemudian gelas ukur 250
mL diisi dengan minyak dan hidrometer dimasukkan ke dalamnya.
Viskosimeter, gelas ukur 250 mL, dan termometer alkohol 110
dimasukkan ke dalam waterbath. Penjepit kayu dipasang pada kedua
viskosimeter ostwald.
Waterbath dihidupkan dan knop suhu pada thermostatdiatur agar
tercapai suhu yang diinginkan yaitu 30 . Setelah suhu 30 yang
dicapai konstan, suhu yang tertera pada termometer alkohol 110
dicatat sebagai suhu awal dan zat cair dinaikkan lebih tinggi dari tanda
paling atas pada viskosimeter ostwald dengan menggunakan bola
penghisap.
Saat tanda yang diatas dilewati oleh zat cair tersebut, stopwatch
dihidupkan dan dimatikan saat zat cair tersebut melewati tanda yang
paling bawah. Waktu yang diperlukan oleh zat cair tersebut dicatat,
suhu pada termometer alkohol 110 dicatat sebagai suhu akhir.
Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak tiga kali untuk minyak
dan tiga kali untuk aquadest. Rapat massa yang terbaca pada skala
hidrometer dicatat. Percobaan diulangi untuk suhu 40 , 50 , 60 ,
4. 17
dan 70 . Terakhir, waterbath dimatikan setelah semua percobaan
selesai dan minyak dikembalikan ke botol penyimpanannya serta alat-
alat dibersihkan.
4. Penimbangan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah piknometer kosong 25
mL dan tutup dibersihkan kemudian ditimbang dengan neraca analitis
digital dan hasilnya dicatat. Piknometer 25mL diisi dengan aquadest
sampai penuh kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital dan
hasilnya dicatat. Aquadest dikeluarkan dari piknometer 25 mL dan
dikeringkan. Selanjutnya, piknometer 25mL diisi dengan larutan NaCl
15% kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital dan hasilnya
dicatat.
D. ANALISIS DATA
Perhitungan pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai tegangan muka baik
dengan menggunakan metode tekanan maksimum gelembung dan
metode kenaikan pipa kapiler, dan untuk mengetahui nilai kekentalan
suatu zat cair sesuai dengan hukum Hougen-Poisulle.
i. Penentukan massa jenis zat cair
Sebelum melakukan penghitungan tentang tegangan muka
dan viskositas zat cair hal dasar yang harus diketahui adalah
tentang massa jenis zat cair.
ρ = (1)
1. Menentukan rapat massa aquadest
Massa aquadest = (massa piknometer + tutup + aquadest) –
(massa piknometer kosong + tutup) (2)
5. 18
Rapat massa aquades = (3)
Kesalahan relatif = x 100% (4)
2. Menentukan rapat massa NaCl 18%
Massa larutan NaCl 15% = (masa piknometer + tutup + NaCl
15%) – (massa piknometer + tutup)
(5)
Rapat massa NaCl 15% = (6)
Kemudian rapat massa zat cair yang didapat dari perhitungan
dapat dibandingkan dengan rapat massa zat cair sesungguhnya
yang diperoleh pada beberapa referensi. Apabila rapat massa zat
cair pada referensi yang akan dibandingkan tidak langsung
diketahui pada data refrensi maka dapat diketahui dengan
menginterpolasiakan data secara linier terhadap data yang
diketahui dengan data yang ingin dicari, contoh penerapan
interpolasi pada percobaan kali ini adalah pencarian data pada
rapat massa zat cair.
Diketahui rapat massa zat cair pada suhu T1 sebesar ρ1 dan
pada T2 sebesar ρ2, sedangkan yang ingin diketahui adalah rapat
massa zat cair pada suhu T, yaitu ρ, maka nilai ρ dapat dicari
dengan interpolasi linier:
(7)
Kesalahan relatif = x 100% (8)
6. 19
ii. Menentukan Tegangan Muka dengan Tekanan Maksimum
Gelembung
Sebelum mencari nilai tegangan muka suatu zat air, maka
harus diketahui terlebih dahulu selisih ketinggian cairan pada
kedua kaki manometer.
h1 =2(hm–h0) (9)
Maka akan diperoleh beberapa data, kemudian diari nilai rata-rata
ketinggian dengan menggunakan rumus:
(10)
Kemudian dicari nilai jari-jari pipa kapiler yang digunakan,
dengan menggunakan rumus:
r = (11)
Setelah diketahui besarnya nilai dan r, maka dapat dicari
besarnya nilai tegangan muka zat cair tersebut dengan
menggunakan rumus:
H = g r ( (12)
Dengan:
H = tegangan muka (dyne/cm)
g = percepatan gravitasi (cm/s2
)
r = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm)
ρ1 = massa jenis zat cair dalam manometer (gram/mL)
ρ2 = massa jenis zat cair dalam bejana (gram/ml)
h1 = selisih tinggi permukaan cairan di kaki manometer (cm)
h2 = selisih tinggi permukaan zat cair pada bejana dengan
ujung gelembung udara pada pipa kapiler (cm)
7. 20
Kemudian mencari besarnya nilai tegangan muka yang
sesungguhnya dari zat cair tersebut pada kondisi yang sama
dengan percobaan dari sumber referensi. Interpolasi data linier
terkadang perlu juga dilakukan apabila terjadi seperti yang terurai
diatas.
Kesalahan relatif = | –
| 100% (13)
iii. Menentukan Tegangan Muka dengan Metode Kenaikan Pipa
Kapiler
1. Menghitung selisih ketinggian rata-rata
Sebelum mencari nilai tegangan muka dengan menggunakan
metode ini, terlebih dahulu dicari selisih ketinggian rata-rata
dari cairan di dalam pipa kapiler dengan ketinggian cairan di
luar pipa kapiler. Dengan menggunakan persamaan:
(14)
2. Penentuan tegangan muka
Setelah diketahui nilai selisih ketinggian rata-rata cairan,
kemudian dapat dicari besarnya nilai tegangan muka dengan
menggunakan rumus:
(15)
Dengan:
H = tegangan muka (dyne/cm)
g = percepatan gravitasi (cm/s2
)
r = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm)
= ketinggian rata-rata cairan (cm)
8. 21
3. Penentuan tegangan muka rata-rata
Nilai tegangan muka yang diperoleh dengan menggunakan
rumus di atas besarnya akan bervariasi, maka harusdicari nilai
tegangan muka rata-rata dengan menggunakan rumus:
Tegangan muka rata-rata = (16)
Kesalahan relatif= | |x100% (17)
iv. Menentukan Viskositas Zat Cair
1. Menentukan waktu alir rata-rata setiap suhu
Untuk mencari waktu alir rata-rata menggunakan rumus:
(18)
2. Menentukan viskositas relatif untuk setiap suhu
Setelah diketahui waktu alir rata-rata untuk setiap suhu,
kemudian dicari nilai viskositas relatif pada zat cair yang ingin
diukur viskositasnya terhadap zat cair pembanding (aquadest)
pada masing-masing suhu tersebut dengan menggunakan
rumus:
(19)
Dengan:
Μ = viskositas
= rapat massa aquadest pada suhu T (gram/mL)
= rapat massa minyak pada suhu T (gram/mL)
9. 22
r0 = jari-jari kapiler viskosimeter Ostwald untuk aquadest (cm)
r = jari-jari kapiler viskosimeter Ostwald untuk minyak (cm)
= waktu alir rata-rata aquadest pada suhu T (s)
= waktu alir rata-rata minyak pada suhu T (s)
3. Menentukan viskositas dinamik untuk setiap suhu
Mencari nilai viskositas zat cair pada setiap suhu dengan
menggunakan rumus:
(20)
μstandar aquadest di dapat dari pembacaan meggunakan
nomograph.
Cara pembacaan nomograph:
Mencari koordinat (x,y) dari zat yang akan dicari
viskositasnya pada lembar keterangan (pada literatur).
Untuk aquadest x = 10,2 dan y = 13
Memberikan tanda titik pada bidang koordinat dari nilai
aquadest tersebut.
Mencari nilai viskositas pada suhu percobaan tersebut
dengan menarik garis lurus dari titik suhu yang diinginkan
ke skala viskositas melalui titik koordinat (10,2; 13).
v. Pembuatan Grafik Hubungan Suhu Terhadap Viskositas
Pengaruh suhu terhadap viskositas dapat dinyatakan dengan
persamaan:
(21)
10. 23
Dengan T adalah suhu mutlak dalam Kelvin (K)
Jika ditarik logaritma naturalnya, persamaan diatas akan menjadi:
(22)
(23)
Dengan:
(24)
b = lnB (25)
a = A (26)
x = (27)
Persamaan ini dapat diselesaikan dengan metode regresi linier:
(28)
(29)
Kesalahan relatif nilai μ (viskositas) dapat dicari dengan rumus:
Er relatif = | –
| 100% (30)
Kemudian dapat dicari nilai kesalahan relatif rata-ratanya
= (31)