SlideShare a Scribd company logo
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
0 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
DAFTAR ISI 
A. LATAR BELAKANG 23 
B. TUJUAN 23 
C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 24 
D. UNSUR YANG TERLIBAT 24 
E. REFERENSI 24 
F. PENGERTIAN DAN KONSEP 25 
G. URAIAN PROSEDUR KERJA 27 
LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 29 
LAMPIRAN 2 : RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL 30 
LAMPIRAN 3 : INSTRUKSI KERJA ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN DAERAH 31 
LAMPIRAN 4 : CONTOH FORMAT ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN DAERAH 32 
LAMPIRAN 5 : CONTOH ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN DAERAH 33 
LAMPIRAN 6 : INSTRUKSI KERJA ANALISIS DAYA DUKUNG SATUAN PENDIDIKAN (INTERNAL) 34 
LAMPIRAN 7 : CONTOH FORMAT ANALISIS DAYA DUKUNG SATUAN PENDIDIKAN (INTERNAL) 35 
LAMPIRAN 8 : CONTOH HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG SATUAN PENDIDIKAN (INTERNAL) 36 
LAMPIRAN 9 : INSTRUKSI KERJA ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN (EKSTERNAL) 37 
LAMPIRAN 10 : CONTOH FORMAT ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN (EKSTERNAL) 38 
LAMPIRAN 11 : CONTOH HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN (EKSTERNAL) 39 
LAMPIRAN 12 : CONTOH PENENTUAN MUATAN LOKAL YANG AKAN DILAKSANAKAN DI SEKOLAH 40 
LAMPIRAN 13 : INSTRUKSI KERJA PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN, STANDAR KOMPETENSI, DAN 
KOMPETENSI DASAR MUATAN LOKAL. 41 
LAMPIRAN 14 : CONTOH STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUATAN LOKAL 42 
LAMPIRAN 15 : CONTOH STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MUATAN LOKAL 43
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi 
menyatakan bahwa muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian 
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kebijakan 
nasional yang berkaitan dengan dimasukkannya muatan lokal dalam Standar Isi 
dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 
berbagai daerah yang beragam kondisi geografis, sumber daya alam, dan masyarakatnya 
(sumber daya manusianya) dengan latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda-beda. 
Menyikapi kondisi tersebut, satuan pendidikan perlu memberikan wawasan yang luas 
kepada peserta didik tentang kekhasan yang ada di lingkungannya melalui pembelajaran 
muatan lokal. Satuan pendidikan menentukan jenis muatan lokal yang disesuaikan dengan 
ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Standar Isi yang disusun secara 
terpusat tidak mungkin dapat mengakomodasi beranekaragam jenis muatan lokal yang 
dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan. 
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus 
menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar kompetensi 
(SK), kompetensi dasar (KD), perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP), serta perangkat 
penilaian, dan menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk muatan lokal yang 
dilaksanakan. 
Dari berbagai kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis (diklat/bimtek) KTSP serta evaluasi 
keterlaksanaan KTSP yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA ditemukan bahwa 
pelaksanaan mulok di sekolah pada umumnya belum terlaksana secara optimal antara lain 
karena adanya kendala sebagai berikut: 
1. Sekolah belum memahami proses pengembangan muatan lokal; 
2. Jenis muatan lokal untuk SMA di satu provinsi sama karena ditetapkan oleh Pemerintah 
3. Panduan/bahan bimtek KTSP tentang pengembangan muatan lokal belum dilengkapi 
dengan langkah, mekanisme, dan prosedur pelaksanaan: 
a. Analisis potensi internal dan eksternal (terkait dengan daya dukung dan keunggulan 
b. Penetapan jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis potensi internal dan 
c. Penyiapan perangkat pendukung seperti SK dan KD, silabus, RPP, Bahan Ajar, dan 
4. Guru muatan lokal mengalami kesulitan dalam mengembangkan SKL, SK, dan KD, 
karena pada umumnya jenis muatan lokal yang diampu tidak sesuai dengan latar 
belakang pendidikannya. 
Sehubungan dengan temuan di atas, sebagai salah satu upaya untuk membantu sekolah 
dalam mengembangkan muatan lokal, Direktorat Pembinaan SMA menyusun dan 
menerbitkan “Petunjuk Teknis Pengembangan Muatan Lokal SMA”. 
23 
A. Latar Belakang 
Daerah (misalnya bahasa daerah); 
lokal); 
eksternal; 
panduan pelaksanaan. 
B. Tujuan 
Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan memberikan acuan bagi: 
1. Satuan pendidikan dalam melakukan analisis potensi internal dan eksternal; 
2. Satuan pendidikan tentang mekanisme dan prosedur penentuan muatan lokal; 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
3. Satuan pendidikan dalam melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal melalui 
1. Kepala SMA, 
2. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah, 
3. Guru muatan lokal, 
4. Komite sekolah, dan 
5. Pihak terkait, seperti Sekolah Menengah Kejuruan, Satuan Pendidikan nonformal, 
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha/Dunia Kerja, 
Dinas terkait, dsb. 
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan 
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar 
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian 
wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Pemerintahan Daerah 
Kabupaten/Kota, Lampiran Bagian A 3; 
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; 
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar 
24 
muatan lokal; 
4. Guru muatan lokal untuk mengembangkan SKL, SK, dan KD muatan lokal. 
C. Ruang Lingkup Kegiatan 
Ruang lingkup petunjuk teknis pengembangan muatan lokal ini mencakup kegiatan: 
1. Penugasan pada TPK sekolah untuk pengembangan muatan lokal; 
2. Penyusunan rencana dan jadwal kegiatan pengembangan muatan lokal; 
3. Penyusunan rambu-rambu dan perangkat pendukung pengembangan muatan lokal; 
4. Pengumpulan data dan analisis pengembangan mulok; 
5. Penentuan jenis muatan lokal; 
6. Penugsan pada guru yang akan mengajarkan muatan lokal; 
7. MoU dengan pihak terkait untuk pengembangan mulok; 
8. Pengembangan SKL, SK, dan KD muatan lokal; 
9. Pembahasan SKL, SK, dan KD muatan lokal; 
10. Finalisasi dokumen muatan lokal; 
11. Pengesahan muatan lokal oleh kepala sekolah; 
12. Penggandaan dan pendistribusian dokumen muatan lokal. 
D. Unsur yang Terlibat 
E. Referensi 
Nasional Bab I Pasal 1 ayat 17, Bab X Pasal 37 ayat 1; 
Daerah pasal 13 ayat 1 butir f; 
Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 14 ayat 1; 
Kompetensi Lulusan; 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala 
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar 
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar 
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses 
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar 
12. Peraturan Daerah setempat yang berkaitan dengan pendidikan; 
13. Panduan Penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP Tahun 2006; 
14. Pedoman membangun hubungan sinergis dengan masyarakat. Seri School Reform 03. 
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan 
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan 
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Peraturan 
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 13); 
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip 
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik 
(Undang-undang Nomor20 Tahun 2003 Bab X Pasal 36 ayat 2); 
3. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan 
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, 
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja 
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Lampiran Standar Isi 
Bab II Bagian A butir 2 d); 
4. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan 
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan 
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan 
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara 
Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 
2006 Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian A butir 2 g); 
5. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya 
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan 
kajian secara optimal (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 
Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian A butir 3 f); 
6. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan 
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan 
kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan 
(Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Standar isi Bab II Bagian A butir 3 g); 
7. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan 
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan 
yang bermakna dan tepat antarsubstansi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 
Nomor 22 Tahun 2006 Standar isi Lampiran Bab II Bagian A butir 2 b); 
25 
Sekolah/Madrasah; 
Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan; 
Penilaian Pendidikan; 
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 
Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah; 
Direktorat Pendidikan Menengah Umum Edisi Tahun 2002. 
F. Pengertian dan Konsep 
8. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
9. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang 
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang 
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi 
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan 
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian B 3 butir a 1); 
10. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur 
kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Peraturan Menteri 
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian B); 
11. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau 
12. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur 
masyarakat yang peduli pendidikan (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 
1 butir 24); 
13. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam 
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan 
dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada 
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan 
hirarkis (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab XIV Pasal 56 ayat 2); 
14. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang 
tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli 
pendidikan (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 25); 
15. Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam 
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan 
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat 
satuan pendidikan (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab XIV Pasal 56 ayat 3); 
16. Sekolah perlu aktif mengajak kalangan alumni, industri, pemerhati pendidikan, 
bahkan masyarakat secara luas untuk bekerjasama dalam memikirkan pengembangan 
sekolah (Pedoman membangun hubungan sinergis dengan masyarakat, 2002); 
17. Pola hubungan antara sekolah dengan masyarakat harus saling menghargai, dalam 
posisi setara (tidak dalam bentuk “atasan-bawahan” atau “antara yang diperintah 
dengan yang memberi perintah”), dan harus saling memberi manfaat (win-win 
solution) - (Pedoman membangun hubungan sinergis dengan masyarakat, 2002); 
18. Membangun hubungan sinergis dengan masyarakat dapat dilakukan dengan 
memperkenalkan sekolah kepada masyarakat melalui cara-cara antara lain (a) 
melaksanakan program-program kemasyarakatan, (b) mengadakan open house, (c) 
membuat bulet in atau majalah sekolah secara teratur, (d) mengundang tokoh 
sebagai pembicara atau pembina pr.ogram sekoalh, (e) membuat program kerjasama 
26 
a. Pendidikan Agama, 
b. Pendidikan Kewarganegaraan, 
c. Bahasa, 
d. Matematika, 
e. Ilmu Pengetahuan Alam, 
f. Ilmu Pengetahuan Sosial, 
g. Seni dan Budaya, 
h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 
i. Keterampilan/Kejuruan, dan 
j. Muatan Lokal (Undang Undang Nomor20 Tahun 2003 Bab X Pasal 37 ayat 1). 
pemerintah kota (UU Nomor20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 29); 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
antara sekolah dengan masyarakat Pedoman membangun hubungan sinergis dengan 
masyarakat, 2002); 
19. Dalam mengembangkan muatan lokal diperlukan data potensi kebutuhan daerah, 
20. Data potensi dan kebutuhan daerah dapat diperoleh dari instansi pemerintahan 
daerah setempat (kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota) dan atau dari 
internet; 
21. Data potensi satuan pendidikan antara lain bakat dan minat peserta didik, 
keberadaan guru, dan sarana prasarana yang berhubungan dengan pengembangan 
muatan lokal; 
22. Dukungan internal adalah dukungan warga sekolah (kepala sekolah, guru, petugas 
administrasi, dan peserta didik) terhadap pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal; 
23. Dukungan eksternal adalah dukungan masyarakat dan lingkungan di sekitar satuan 
pendidikan antara lain Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, Dunia Industri/Dunia 
Kerja, Sekolah Menengah Kejuruan, Lembaga Pendidikan Informal, Dinas Pariwisata, 
Dinas Pertanian, dan dinas lain yang terkait dengan pengembangan dan pelaksanaan 
muatan lokal; 
24. Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang selanjutnya disebut TPK Sekolah adalah tim 
yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah yang bertugas untuk merancang dan 
mengembangkan kurikulum, terdiri atas wakil kepala sekolah, guru, konselor, dan 
kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota (Panduan penyusunan KTSP dari 
BSNP, Bagian IV.B.1). 
1. Kepala SMA menugaskan TPK sekolah untuk menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu 
2. Kepala SMA memberi arahan teknis tentang pengembangan mulok yang sekurang-kurangnya 
a. Dasar pelaksanaan pengembangan muatan lokal, 
b. Tujuan dan manfaat pengembangan muatan lokal, 
c. Hasil yang diharapkan dari pengembangan muatan lokal, dan 
d. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pengembangan muatan 
3. TPK sekolah menyusun rencana dan jadwal kegiatan pengembangan muatan lokal. 
4. TPK sekolah menyusun rambu-rambu dan perangkat pendukung pengembangan muatan 
a. Pengumpulan data potensi dan kebutuhan daerah, data potensi satuan 
pendidikan, data daya dukung internal dan eksternal. Data ini digunakan untuk 
penyusunan analisis potensi dan kebutuhan daerah; 
b. Penyusunan analisis potensi satuan pendidikan, termasuk identifikasi bakat dan 
27 
potensi satuan pendidikan, serta dukungan internal dan eksternal; 
G. Uraian Prosedur Kerja 
pengembangan muatan lokal. 
memuat: 
lokal. 
lokal, yang meliputi: 
minat peserta didik; 
c. Penentuan jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan di sekolah; 
d. Kerjasama dengan instansi terkait; 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
5. Kepala SMA bersama TPK sekolah membahas rencana dan jadwal kegiatan, rambu-rambu 
dan perangkat pendukung pengembangan muatan lokal. Selanjutnya kepala 
sekolah mengesahkan rencana dan jadwal kegiatan, rambu-rambu dan perangkat 
pendukung tersebut; 
7. Kepala SMA bersama TPK sekolah mengidentifikasi jenis-jenis muatan lokal yang dapat 
dilaksanakan di sekolah berdasarkan hasil analisis. Kemudian menentukan jenis 
muatan lokal yang akan dilaksanakan sekolah; 
8. Kepala SMA memberi tugas kepada guru yang akan mengajar muatan lokal. Penugasan 
9. Kepala SMA membuat kesepakatan kerja sama (Memorandum of Understanding) 
dengan pihak-pihak yang terkait dengan jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan, 
seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), lembaga kursus keterampilan, Dinas 
Pertanian, Dinas Pariwisata, Perguruan Tinggi, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 
(LPMP), Dunia Usaha/Dunia Kerja, dan lain-lain.; 
10. TPK sekolah bersama guru muatan lokal dan pihak terkait mengembangkan SKL, SK, 
11. Kepala SMA bersama TPK sekolah dan guru muatan lokal membahas SKL, SK, dan KD 
12. Guru muatan lokal memperbaiki dan memfinalkan SKL, SK, dan KD; 
13. Kepala SMA mengesahkan dokumen muatan lokal yang akan dilaksanakan di sekolah 
14. TPK sekolah menggandakan dokumen muatan lokal dan mendistribusikan kepada guru 
28 
e. Penyusunan SKL, SK, dan KD muatan lokal; 
f. Pengesahan dokumen muatan lokal. 
6. TPK sekolah mengumpulkan data dan melakukan analisis: 
a. potensi dan kebutuhan daerah, 
b. bakat dan minat peserta didik, 
c. analisis potensi dan daya dukung satuan pendidikan internal dan eksternal. 
(sesuai Bagian F butir 19 – 23); 
mempertimbangkan kualifikasi dan kompetensi guru yang bersangkutan; 
dan KD muatan lokal; 
muatan lokal; 
lengkap dengan SKL, SK, dan KD; 
muatan lokal dan pihak lain yang memerlukan. 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
29 
Lampiran 1 : Alur Prosedur Kerja Pengembangan Muatan Lokal SMA 
INPUT 
Membuat MoU dg pihak terkait Mengembangkan SKL, SK, dan KD muatan lokal 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
PROSES 
OUTPUT 
KEPALA SMA TPK SEKOLAH GURU MULOK PIHAK TERKAIT 
Menugaskan TPK sekolah dan 
memberi arahan teknis untuk 
pengembangan mulok 
 Menyusun rencana dan jadwal 
kegiatan pengembangan mulok 
 Menyusun rambu-rambu dan 
perangkat pendukung 
1. UU No. 20 
Th.2003 
2. PP No. 19 
Th.2005 
3. PP No. 38 
Th.2007 
4. Permendiknas 
No. 22 
Th.2006 
5. Permendiknas 
No.19, 20, 41, 
50 Th.2007 
6. Perda 
setempat 
7. Panduan 
penyusunan 
KTSP 
8. Data potensi  
kebutuhan 
daerah 
9. Data daya 
dukung 
internal  
eksternal. 
Membahas rencana kegiatan dan rambu-rambu pengembangan mulok 
Layak? 
Mengesahkan rencana kerja 
Mengumpulkan data dan 
melakukan analisis: 
 potensi dan kebutuhan lingk. 
 bakat dan minat peserta didik 
 daya dukung internal  
eksternal 
Mengidentifikasi potensi mulok yang dapat dikembangkan 
Tidak 
Ya 
Menentukan mulok yang akan dilaksanakan 
dan menugaskan guru yang mengajarkan 
Membahas SKL, SK, dan KD muatan lokal 
Mengesahkan dokumen 
muatan lokal 
Memperbaiki 
dan 
memfinalkan 
SK dan KD 
Dokumen muatan 
lokal lengkap 
dengan SKL, SK, 
dan KD 
Menggandakan dan 
mendistribusikan sesuai 
kebutuhan
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
1. Membentuk tim kerja pengembang muatan lokal 
2. Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan pengembangan muatan lokal 
3. Membuat rambu-rambu dan instrumen/format yang akan digunakan 
4. Mengumpulkan data dan informasi tentang potensi dan kebutuhan daerah, potensi satuan 
30 
Lampiran 2 : Rambu-rambu Pengembangan Muatan Lokal 
pendidikan, daya dukung internal dan eksternal 
5. Membuat draf , membahas, dan memfinalkan hasil analisis potensi dan kebutuhan daerah 
6. Membuat draf, membahas, dan memfinalkan hasil analisis potensi satuan pendidikan 
7. Membuat draf, membahas, dan memfinalkan hasil analisis daya dukung internal 
8. Membuat draf, membahas, dan memfinalkan hasil analisis daya dukung eksternal 
9. Menentukan muatan lokal yang akan dilaksanakan berdasarkan hasil analisis 
10. Menugaskan guru yang akan mengajar muatan lokal 
11. Membuat kesepakatan kerja dengan instansi terkait 
12. Mengembangkan SKL, SK, dan KD muatan lokal 
13. Menandatangani dokumen muatan lokal lengkap dengan SKL, SK, dan KD 
14. Menggandakan dan mendistribusikan dokumen muatan lokal 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
31 
Lampiran 3 : Instruksi Kerja Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah 
Penyiapan data untuk analisis potensi dan 
Menganalisis peluang dan tantangan masing-masing 
Penjelasan 
1. Data potensi dan kebutuhan daerah dapat diperoleh dari Pemda setempat (desa/kelurahan, 
kecamatan, kab/ kota, provinsi) dan internet 
2. Analisis potensi dan kebutuhan daerah dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan 
kelemahan komponen-komponen potensi lingkungan/daerah yang meliputi SDM, SDA, geografis, 
budaya, dan historis 
3. Kelayakan hasil analisis apabila: 
a. peluang menunjukkan kondisi komponen lingkungan/daerah yang bersifat positif dan 
mendukung pendidikan di sekolah 
b. tantangan/hambatan menggambarkan kondisi komponen lingkungan/daerah yang bersifat 
negatif dan kurang mendukung pendidikan di sekolah 
c. Berdasarkan peluang dan tantangan/hambatan komponen lingkungan/daerah ditentukan 
beberapa alternatif potensi muatan lokal 
4. Hasil analisis dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan muatan lokal yang 
akan dilaksanakan sekolah 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
komponen potensi daerah 
Layak? 
Ya 
Tidak 
kebutuhan daerah 
Data potensi dan kebutuhan daerah: 
SDM, SDA, geografis, budaya, dan 
historis 
Hasil analisis potensi dan 
kebutuhan daerah 
Analisis potensi dan kebutuhan daerah 
telas selesai dan menjadi bahan 
pertimbangan untuk penentuan muatan 
lokal
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
32 
Lampiran 4 : Contoh Format Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah 
O 
POTENSI DAERAH PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN POTENSI MULOK 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
33 
Lampiran 5 : Contoh Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah 
N 
POTENSI DAERAH 
PELUANG 
TANTANGAN/HAMBATAN 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
POTENSI MULOK 
1 
Sumber Daya Alam 
· Lahan perkebunan luas, 
· Hasil perkebunan melimpah, 
· Terdapat taman wisata alam 
· Hasil perkebunan belum dimanfaatkan 
secara optimal, 
· Objek wisata belum banyak 
pengunjung 
· Peningkatan pemanfaatan lahan 
perkebunan 
· Pemasaran hasil perkebunan, 
· Kewirausahaan 
· Promosi pariwisata, 
· Pemandu wisata 
2 
Sumber Daya Manusia 
Masyarakat bersifat terbuka 
dan mau menerima inovasi di 
bidang iptek 
Kurangnya motivator dan inovator yang 
terampil di bidang iptek 
Peningkatan potensi peserta didik sebagai 
motivator dan inovator yang terampil di 
bidang iptek 
3 
Lokasi Geografis 
Lokasi ibukota kabupaten, 
berbagai dinas dan lembaga 
tidak terlalu jauh dari sekolah 
Sekolah belum menjalin kemitraan 
dengan berbagai dinas terkait 
Pemanfaatan kerjasama dengan instansi 
terkait dalam pengembangan mulok 
4 
Budaya 
Terdapat berbagai kesenian 
khas daerah 
Kesenian daerah belum berkembang, 
karena kurang mendapat perhatian 
masyarakat 
Pelestarian dan promosi kesenian daerah 
5 
Historis 
Terdapat berbagai macam 
peninggalan sejarah 
Peninggalan sejarah belum banyak 
dikenal masyarakat 
Promosi pariwisata; 
Pemandu wisata.
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
Penyiapan data untuk analisis daya dukung 
Menganalisis kekuatan dan kelemahan 
masing- masing komponen satuan pendidikan 
4. Hasil analisis dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan muatan lokal yang 
34 
Lampiran 6 : Instruksi Kerja Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) 
Penjelasan 
1. Data kondisi satuan pendidikan dapat diidentifikasi dari profil sekolah 
2. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan komponen-komponen 
satuan pendidikan yang meliputi: pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan 
prasarana, pembiayaan, dan program-program sekolah 
3. Kelayakan hasil analisis apabila: 
a. kekuatan menunjukkan kondisi komponen satuan pendidikan yang mendukung mulok 
b. kelemahan menggambarkan kondisi komponen satuan pendidikan yang kurang mendukung 
mulok 
c. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan komponen satuan pendidikan dibuat rencana tindak 
lanjut 
akan dilaksanakan sekolah 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
Layak? 
Ya 
Tidak 
satuan pendidikan 
Data kondisi satuan pendidikan: Pendidik 
dan tendik, peserta didik, sarpras, 
pembiayaan, program kerja sekolah 
Hasil analisis daya dukung satuan 
pendidikan 
Analisis daya dukung satuan pendidikan telah 
selesai dan menjadi bahan pertimbangan untuk 
penentuan muatan lokal
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
35 
Lampiran 7 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) 
NO KOMPONEN KEKUATAN KELEMAHAN 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
RENCANA TINDAK 
LANJUT
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
36 
Lampiran 8 : Contoh Hasil Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) 
NO KOMPONEN KEKUATAN KELEMAHAN 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
RENCANA TINDAK 
LANJUT 
1 Peserta Didik 
· Kehadiran dan 
motivasi belajar 
tinggi, 
· Mau menerima inovasi 
di bidang iptek, 
· Minat  bakat di 
bidang bhs Inggris, 
TIK, dan wirausaha 
tinggi 
· Kondisi ekonomi 
keluarga pada 
umumnya rendah 
· Lulusan yang 
melanjutkan 
· pendidikan ke PT + 
15% 
Sekolah berupaya 
membe-kali  
mengembangkan potensi 
peserta ddik melalui 
muatan lokal 
2 Pendidik 
· Semua guru 
berkualifikasi S-1, 
· Mengajar sesuai latar 
belakang pendidikan 
· Ada guru yang 
memiliki keterampilan 
berwirausaha 
· Belum 
terfungsikannya guru 
yang memiliki 
potensi di luar 
kompetensi mata 
pelajaran 
Mendayagunakan guru 
yang memiliki potensi 
sesuai muatan lokal yang 
akan dikembangkan 
sekolah 
3 Sarana 
Prasarana 
Kondisi dan kelengkapan 
ruang laboratorium IPA, 
komputer dan bahasa 
memadai 
Kurangnya buku-buku 
referensi di 
perpustakaan sekolah 
Sekolah berupaya 
menyediakan layanan 
peminjaman dengan 
perpustakaan sekolah 
lain/ lembaga lain
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
37 
Lampiran 9 : Instruksi Kerja Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan 
(Eksternal) 
Penyiapan data untuk analisis 
daya dukung lingkungan satuan 
pendidikan 
Menganalisis peluang dan tantangan masing-masing 
Penjelasan 
1. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan 
komponen-komponen sumber daya lingkungan satuan pendidikan yang 
meliputi: komite sekolah, Dunia Usaha/Dunia Kerja, SMK, Dinas 
terkait, dsb 
2. Kelayakan hasil analisis apabila: 
a. kekuatan menunjukkan kondisi komponen sumber daya lingkungan 
satuan pendidikan yang mendukung mulok 
b. kelemahan menggambarkan kondisi komponen sumber daya 
lingkungan satuan pendidikan yang kurang mendukung mulok 
c. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan komponen sumber daya 
lingkungan satuan pendidikan dibuat rencana tindak lanjut 
3. Hasil analisis dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam 
menentukan muatan lokal yang akan dilaksanakan sekolah 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
unsur daya dukung lingkungan 
Layak? 
Ya 
Tidak 
Data sumber daya lingkungan: 
Komite sekolah, DU/DK, SMK, 
Dinas terkait, dsb 
Hasil analisis daya dukung 
lingkungan satuan pendidikan 
Analisis daya dukung lingkungan satuan 
pendidikan telah selesai dan menjadi bahan 
pertimbangan untuk penentuan muatan lokal
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
38 
Lampiran 10 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal) 
NO KOMPONEN PELUANG TANTANGAN RENCANA TINDAK LANJUT 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
39 
Lampiran 11 : Contoh Hasil Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal) 
NO KOMPONEN PELUANG TANTANGAN RENCANA TINDAK LANJUT 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
1. 
2. 
3. 
Komite sekolah 
Dunia Usaha/Dunia Kerja 
(DU/DK) 
Sekolah Menengah Kejuruan 
(SMK) 
· Komite sekolah memiliki 
potensi sebagai nara 
sumber dalam peningkatan 
mutu sekolah 
· Komite punya potensi 
membantu sekolah dalam 
pemenuhan sarpras yang 
diperlukan 
· Keberadaan DU/DK di 
sekitar sekolah cukup 
banyak 
· DU/DK memiliki potensi 
mendukung sekolah di 
bidang kewirausahaan 
· SMK memiliki SKL, SK, dan 
KD kewirausahaan 
· Nara sumber dari unsur Komite 
Sekolah yang ada, belum 
berperan sebagai-mana mestinya 
· Adanya peraturan daerah 
tentang pendidikan gratis 
· Kepedulian DU/DK untuk 
mendukung program-program 
sekolah masih rendah. 
· 
· Belum ada kerjasama dengan SMK 
· Mengundang unsur Komite Sekolah yang 
berpotensi sebagai nara sumber dalam 
peningkatan mutu sekolah 
· Mengajukan rencana pengadaan/ 
pemenuhan sarana dan prasarana kepada 
komite sekolah untuk ditindaklanjuti 
· Mengadakan kerjasama dengan DU/DK 
untuk pengembangan mulok. 
· Menjalin kerjasama dengan SMK dalam 
pengembangan mulok
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
40 
Lampiran 12 : Contoh Penentuan Muatan Lokal Yang Akan Dilaksanakan Di Sekolah 
POTENSI DAERAH POTENSI MULOK DAYA DUKUNG 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
MULOK YANG AKAN 
DILAKSANAKAN 
 Lahan perkebunan luas, 
 Hasil perkebunan 
melimpah, 
 Terdapat taman wisata 
alam 
 Terdapat berbagai 
peninggalan sejarah 
 Kesenian khas daerah 
 Wirausaha 
 Agrobisnis 
 Pengolahan hasil perkebunan, 
 Pemasaran hasil perkebunan 
 Promosi wisata, 
 Pemandu wisata 
 Kesenian daerah 
 Kondisi dan kelengkapan laboratorium 
bahasa dan laboratorium komputer 
memadai 
 Peserta didik memiliki bakat dan minat di 
bidang bhs. Inggris, TIK, dan wirausaha 
 Ada guru yang memiliki keterampilan 
berwirausaha 
 Peluang menjalin kerjasama dengan 
DU/DK, SMK, dan dinas perdagangan 
Kewirausahaan
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 
Lampiran 13 : Instruksi Kerja Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan, Standar 
41 
Kompetensi, dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal. 
Penyiapan sumber bahan untuk 
pengembangan SKL, SK dan KD Muatan 
lokal 
Mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan 
Penjelasan 
1. Kelayakan Standar Kompetensi Lulusan muatan lokal apabila meliputi 
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dikuasai peserta 
didik setelah mengikuti seluruh pembelajaran muatan lokal di SMA. 
2. Kelayakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal 
apabila mengacu pada SKL mulok dan sistematika pengembangannya 
mengikuti SK dan KD mata pelajaran lain, yaitu terdiri atas Latar 
Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, SK-KD, dan Arah Pengembangan, 
dengan substansi yang logis dan dapat dilaksanakan. 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 
Muatan Lokal 
Layak? 
Ya 
Ti 
Jenis mulok yang dikembangkan, 
Permendiknas No.22 dan 23 Tahun 2006 
beserta Lampirannya, 
Contoh SKL, SK, dan KD SMK. 
Mengembangkan Standar Kompetensi dan 
Kompetensi Dasar muatan lokal 
Layak? 
Ya 
Ti 
SKL, SK dan KD mulok 
Pengembangan SKL, SK dan KD Muatan 
lokal telah selesai, siap untuk digandakan
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMA 
Lampiran 14 : Contoh Standar Kompetensi Lulusan Muatan Lokal 
(Adaptasi SKL SMK) 
NAMA SEKOLAH: SMA MANDIRI - JAKARTA 
MUATAN LOKAL KEWIRAUSAHAAN 
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 
1. Mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang 
terjadi di lingkungan masyarakatnya. 
2. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan 
masyarakatnya. 
3. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dalam berwirausaha. 
4. Menerapkan sendi-sendi kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari. 
5. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya. 
6. Merencanakan usaha kecil/mikro dalam bidangnya. 
7. Mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya. 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 42
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMA 
Lampiran 15 : Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal 
(Adaptasi SK dan KD SMK) 
NAMA SEKOLAH: SMA MANDIRI - JAKARTA 
MUATAN LOKAL KEWIRAUSAHAAN 
1. Latar Belakang 
Jakarta merupakan kota internasional, kota perdagangan, kota jasa, dan kota pariwisata, 
yang mau tidak mau harus siap menghadapi era globalisasi yang nyaris tiada batas 
antarnegara, apalagi persaingan di berbagai bidang sangat tajam, terutama di bidang 
ekonomi. Agar dapat bertahan hidup dan bersaing di lingkungan kota metropolitan Jakarta, 
peserta didik SMA perlu dibekali dengan jiwa, semangat, dan keterampilan berwirausaha. 
Dengan mempertimbangkan hasil analisis potensi dan kebutuhan DKI Jakarta, analisis minat 
dan bakat peserta didik, analisis daya dukung baik internal maupun eksternal, ditetapkan 
Kewirausahaan sebagai pilihan tepat untuk dikembangkan sebagai muatan lokal di SMA 
Mandiri Jakarta. 
Pengembangan kemampuan dan keterampilan berwirausaha, bermuara pada peningkatan 
dan pengembangan kecakapan hidup, yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi 
untuk bertahan hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan 
bermasyarakat. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) muatan lokal 
Kewirausahaan dikembangkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan berfungsi sebagai 
acuan pengembangan silabus yang disesuaikan dengan potensi dan karakteristik sekolah. 
SKL, SK, dan KD muatan lokal kewirausaahan untuk SMA Mandiri Jakarta dikembangkan 
bersama oleh tim kerja pengembang muatan local, guru muatan lokal, dan SMK Pembina 
Jakarta. 
Muatan lokal Kewirausahaan dimaksudkan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri 
dalam perilaku wirausaha. Isi muatan lokal Kewirausahaan difokuskan pada perilaku 
wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan 
dengan hal tersebut, peserta didik dituntut untuk lebih aktif mempelajari peristiwa-peristiwa 
ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran muatan lokal 
kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang 
sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat 
berusaha secara mandiri. 
2. Tujuan 
Muatan lokal Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai 
berikut. 
a. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di 
lingkungan masyarakat sekitarnya 
b. Berwirausaha dalam bidangnya 
c. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 
d. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 43
JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMA 
3. Ruang Lingkup 
Ruang lingkup mata pelajaran muatan lokal Kewirausahaan di SMA Mandiri meliputi aspek-aspek 
sebagai berikut. 
a. Sikap dan perilaku wirausaha 
b. Kepemimpinan dan perilaku prestatif 
c. Solusi masalah 
d. Pembuatan keputusan 
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 
1. Mengaktualisasikan sikap 
dan perilaku wirausaha 
1.1 Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausahawan 
1.2 Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif 
1.3 Merumuskan solusi masalah 
1.4 Mengembangkan semangat wirausaha 
1.5 Membangun komitmen bagi dirinya dan bagi orang lain 
1.6 Mengambil resiko usaha 
1.7 Membuat keputusan 
2. Menerapkan jiwa 
kepemimpinan 
2.1 Menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet 
2.2 Mengelola konflik 
2.3 Membangun visi dan misi usaha 
3. Merencanakan usaha 
kecil/mikro 
3.1 Menganalisis peluang usaha 
3.2 Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha 
3.3 Menyusun proposal usaha 
4. Mengelola usaha 
kecil/mikro 
4.1 Mempersiapkan pendirian usaha 
4.2 Menghitung resiko menjalankan usaha 
4.3 Menjalankan usaha kecil 
4.4 Mengevaluasi hasil usaha 
5. Arah Pengembangan 
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini menjadi arah dan landasan untuk 
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian 
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu 
memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian. 
©2010-Direktorat Pembinaan SMA 44

More Related Content

What's hot

KOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
KOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKANKOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
KOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
HijriahSyam1
 
4. cover amplop soal version 1.2
4. cover amplop soal   version 1.24. cover amplop soal   version 1.2
4. cover amplop soal version 1.2
HAMSYARAFINDASENA
 
100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal
100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal
100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal
Mashudi Rois
 
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxContoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
trialianti
 
Program Wali Kelas 2017/2018
Program Wali Kelas 2017/2018Program Wali Kelas 2017/2018
Program Wali Kelas 2017/2018
Desman45Delau
 
Struktur organisasi sekolah dan tugasnya
Struktur organisasi sekolah dan tugasnyaStruktur organisasi sekolah dan tugasnya
Struktur organisasi sekolah dan tugasnya
Saifuz Zuhri
 
Instrumen lomba uks
Instrumen lomba uksInstrumen lomba uks
Instrumen lomba uks
Uks Dikes
 
PENYUSUNAN KOSP.pptx
PENYUSUNAN KOSP.pptxPENYUSUNAN KOSP.pptx
PENYUSUNAN KOSP.pptx
ZachrihArdiansyah
 
Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya   Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya
Zaenal Khayat
 
Wadah wadah pembinaan pramuka penegak
Wadah wadah pembinaan pramuka penegak Wadah wadah pembinaan pramuka penegak
Wadah wadah pembinaan pramuka penegak
NasRulloh7
 
penyusunan RKT Tahun 2023.pptx
penyusunan RKT Tahun 2023.pptxpenyusunan RKT Tahun 2023.pptx
penyusunan RKT Tahun 2023.pptx
FatoniKhotim2
 
26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolah26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolah
Ujang Kasah
 
penyusunan rencana kerja sekolah
penyusunan rencana kerja sekolahpenyusunan rencana kerja sekolah
penyusunan rencana kerja sekolah
novri suryadi
 
Fundamental Gerakan Pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka Fundamental Gerakan Pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka
BAMBANG PAMUNGKAS
 
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptxLokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
IkaMeryWidharningsih
 
Program kerja pramuka
Program kerja pramukaProgram kerja pramuka
Program kerja pramuka
Pathoni Hapani
 
22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite
22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite
22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite
Jeklee Mancap
 
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Suaidin -Dompu
 
Kurikulum Operasional
Kurikulum Operasional  Kurikulum Operasional
Kurikulum Operasional
UNIVERSITY OF ADI BUANA SURABAYA
 

What's hot (20)

KOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
KOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKANKOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
KOSP KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
 
4. cover amplop soal version 1.2
4. cover amplop soal   version 1.24. cover amplop soal   version 1.2
4. cover amplop soal version 1.2
 
100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal
100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal
100752742 sk-penyusun-kurikulum-muatan-lokal
 
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxContoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
 
Program Wali Kelas 2017/2018
Program Wali Kelas 2017/2018Program Wali Kelas 2017/2018
Program Wali Kelas 2017/2018
 
Struktur organisasi sekolah dan tugasnya
Struktur organisasi sekolah dan tugasnyaStruktur organisasi sekolah dan tugasnya
Struktur organisasi sekolah dan tugasnya
 
Instrumen lomba uks
Instrumen lomba uksInstrumen lomba uks
Instrumen lomba uks
 
PENYUSUNAN KOSP.pptx
PENYUSUNAN KOSP.pptxPENYUSUNAN KOSP.pptx
PENYUSUNAN KOSP.pptx
 
Dak contoh laporan
Dak contoh laporanDak contoh laporan
Dak contoh laporan
 
Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya   Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya
 
Wadah wadah pembinaan pramuka penegak
Wadah wadah pembinaan pramuka penegak Wadah wadah pembinaan pramuka penegak
Wadah wadah pembinaan pramuka penegak
 
penyusunan RKT Tahun 2023.pptx
penyusunan RKT Tahun 2023.pptxpenyusunan RKT Tahun 2023.pptx
penyusunan RKT Tahun 2023.pptx
 
26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolah26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolah
 
penyusunan rencana kerja sekolah
penyusunan rencana kerja sekolahpenyusunan rencana kerja sekolah
penyusunan rencana kerja sekolah
 
Fundamental Gerakan Pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka Fundamental Gerakan Pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka
 
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptxLokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
 
Program kerja pramuka
Program kerja pramukaProgram kerja pramuka
Program kerja pramuka
 
22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite
22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite
22 struktur-organisasi-sekolah-dan-komite
 
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
 
Kurikulum Operasional
Kurikulum Operasional  Kurikulum Operasional
Kurikulum Operasional
 

Similar to 12 juknis-pengembangan-muatan-lokal -isi-revisi__0104

09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_010409. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104Suaidin -Dompu
 
11 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__0104
11 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__010411 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__0104
11 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__0104
Ali Mahdi
 
Mulok januari-1
Mulok januari-1Mulok januari-1
Mulok januari-1
Wisnu Pratama
 
Analisis konteks 2010
Analisis konteks 2010Analisis konteks 2010
Analisis konteks 2010
SMA N 1 VII Koto
 
02. juknis analisis standar isi isi __0104
02. juknis analisis standar isi  isi __010402. juknis analisis standar isi  isi __0104
02. juknis analisis standar isi isi __0104
eli priyatna laidan
 
07. struktur dan isi kurikulum 2013
07. struktur  dan isi  kurikulum 201307. struktur  dan isi  kurikulum 2013
07. struktur dan isi kurikulum 2013
Jati Mulyahadi
 
A. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqan
A. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqanA. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqan
A. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqan
Suaidin -Dompu
 
Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Ifik Firdaus
 
04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...Hj.Dini Indriani,M.Pd
 
Permendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTs
Permendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTsPermendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTs
Permendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTs
Abdul Hafifudin
 
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
Hj.Dini Indriani,M.Pd
 
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...Indrawati Jusuf
 
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
Operator Warnet Vast Raha
 
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
Septian Muna Barakati
 
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
Pratama Handayani
 
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
Ikhsan Ikhsanudin
 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpKurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Nandang Sukmara
 
DOKUMEN KTSP.ppt
DOKUMEN KTSP.pptDOKUMEN KTSP.ppt
DOKUMEN KTSP.ppt
FerrySaputra19
 
Juknis Pengembangan Silabus
Juknis Pengembangan SilabusJuknis Pengembangan Silabus
Juknis Pengembangan Silabus
Fakhrudin Sujarwo
 
05 pengembangan ktsp allium
05 pengembangan ktsp  allium05 pengembangan ktsp  allium
05 pengembangan ktsp allium
Fashihul Makmun
 

Similar to 12 juknis-pengembangan-muatan-lokal -isi-revisi__0104 (20)

09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_010409. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
 
11 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__0104
11 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__010411 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__0104
11 juknis-pengembangan-ktsp -isi-revisi__0104
 
Mulok januari-1
Mulok januari-1Mulok januari-1
Mulok januari-1
 
Analisis konteks 2010
Analisis konteks 2010Analisis konteks 2010
Analisis konteks 2010
 
02. juknis analisis standar isi isi __0104
02. juknis analisis standar isi  isi __010402. juknis analisis standar isi  isi __0104
02. juknis analisis standar isi isi __0104
 
07. struktur dan isi kurikulum 2013
07. struktur  dan isi  kurikulum 201307. struktur  dan isi  kurikulum 2013
07. struktur dan isi kurikulum 2013
 
A. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqan
A. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqanA. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqan
A. presentasi pengembangan kurikulum 2013,aidy furqan
 
Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013
 
04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
04 permendikbud nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
 
Permendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTs
Permendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTsPermendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTs
Permendikbud no. 68 th 2013 ttg Kurikulum SMP/MTs
 
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
 
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
 
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
 
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
08. permendikbud-nomor-70-ttg-kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum-smk-mak-d...
 
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
 
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpKurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
 
DOKUMEN KTSP.ppt
DOKUMEN KTSP.pptDOKUMEN KTSP.ppt
DOKUMEN KTSP.ppt
 
Juknis Pengembangan Silabus
Juknis Pengembangan SilabusJuknis Pengembangan Silabus
Juknis Pengembangan Silabus
 
05 pengembangan ktsp allium
05 pengembangan ktsp  allium05 pengembangan ktsp  allium
05 pengembangan ktsp allium
 

More from kasdi haryanta

2.panduan matrikulasi lampiran lengkap
2.panduan matrikulasi lampiran lengkap2.panduan matrikulasi lampiran lengkap
2.panduan matrikulasi lampiran lengkap
kasdi haryanta
 
3.panduan pendalaman minat
3.panduan pendalaman minat3.panduan pendalaman minat
3.panduan pendalaman minat
kasdi haryanta
 
1.pengembangan ktsp
1.pengembangan ktsp1.pengembangan ktsp
1.pengembangan ktsp
kasdi haryanta
 
5.model peminatan
5.model peminatan5.model peminatan
5.model peminatan
kasdi haryanta
 
06 chapter-six-concept-attainment
06 chapter-six-concept-attainment06 chapter-six-concept-attainment
06 chapter-six-concept-attainment
kasdi haryanta
 
05 1-chapter-five-pwim-1
05 1-chapter-five-pwim-105 1-chapter-five-pwim-1
05 1-chapter-five-pwim-1
kasdi haryanta
 
04 chapter-four-learning-by-investigating
04 chapter-four-learning-by-investigating04 chapter-four-learning-by-investigating
04 chapter-four-learning-by-investigating
kasdi haryanta
 
03 chapter-three-learning-inductively
03 chapter-three-learning-inductively03 chapter-three-learning-inductively
03 chapter-three-learning-inductively
kasdi haryanta
 
01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from
01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from
01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from
kasdi haryanta
 
02 juknis-analisis-standar-isi- isi-__0104
02 juknis-analisis-standar-isi- isi-__010402 juknis-analisis-standar-isi- isi-__0104
02 juknis-analisis-standar-isi- isi-__0104
kasdi haryanta
 
Teknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapatTeknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapat
kasdi haryanta
 
Ujicobai 11-12
Ujicobai 11-12Ujicobai 11-12
Ujicobai 11-12
kasdi haryanta
 

More from kasdi haryanta (13)

2.panduan matrikulasi lampiran lengkap
2.panduan matrikulasi lampiran lengkap2.panduan matrikulasi lampiran lengkap
2.panduan matrikulasi lampiran lengkap
 
3.panduan pendalaman minat
3.panduan pendalaman minat3.panduan pendalaman minat
3.panduan pendalaman minat
 
1.pengembangan ktsp
1.pengembangan ktsp1.pengembangan ktsp
1.pengembangan ktsp
 
5.model peminatan
5.model peminatan5.model peminatan
5.model peminatan
 
Teknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapatTeknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapat
 
06 chapter-six-concept-attainment
06 chapter-six-concept-attainment06 chapter-six-concept-attainment
06 chapter-six-concept-attainment
 
05 1-chapter-five-pwim-1
05 1-chapter-five-pwim-105 1-chapter-five-pwim-1
05 1-chapter-five-pwim-1
 
04 chapter-four-learning-by-investigating
04 chapter-four-learning-by-investigating04 chapter-four-learning-by-investigating
04 chapter-four-learning-by-investigating
 
03 chapter-three-learning-inductively
03 chapter-three-learning-inductively03 chapter-three-learning-inductively
03 chapter-three-learning-inductively
 
01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from
01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from
01 chapter-one-where-models-of-teaching-come-from
 
02 juknis-analisis-standar-isi- isi-__0104
02 juknis-analisis-standar-isi- isi-__010402 juknis-analisis-standar-isi- isi-__0104
02 juknis-analisis-standar-isi- isi-__0104
 
Teknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapatTeknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapat
 
Ujicobai 11-12
Ujicobai 11-12Ujicobai 11-12
Ujicobai 11-12
 

Recently uploaded

Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 

12 juknis-pengembangan-muatan-lokal -isi-revisi__0104

  • 1. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 0 ©2010-Direktorat Pembinaan SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 23 B. TUJUAN 23 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 24 D. UNSUR YANG TERLIBAT 24 E. REFERENSI 24 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 25 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 27 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 29 LAMPIRAN 2 : RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL 30 LAMPIRAN 3 : INSTRUKSI KERJA ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN DAERAH 31 LAMPIRAN 4 : CONTOH FORMAT ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN DAERAH 32 LAMPIRAN 5 : CONTOH ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN DAERAH 33 LAMPIRAN 6 : INSTRUKSI KERJA ANALISIS DAYA DUKUNG SATUAN PENDIDIKAN (INTERNAL) 34 LAMPIRAN 7 : CONTOH FORMAT ANALISIS DAYA DUKUNG SATUAN PENDIDIKAN (INTERNAL) 35 LAMPIRAN 8 : CONTOH HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG SATUAN PENDIDIKAN (INTERNAL) 36 LAMPIRAN 9 : INSTRUKSI KERJA ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN (EKSTERNAL) 37 LAMPIRAN 10 : CONTOH FORMAT ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN (EKSTERNAL) 38 LAMPIRAN 11 : CONTOH HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN (EKSTERNAL) 39 LAMPIRAN 12 : CONTOH PENENTUAN MUATAN LOKAL YANG AKAN DILAKSANAKAN DI SEKOLAH 40 LAMPIRAN 13 : INSTRUKSI KERJA PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN, STANDAR KOMPETENSI, DAN KOMPETENSI DASAR MUATAN LOKAL. 41 LAMPIRAN 14 : CONTOH STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUATAN LOKAL 42 LAMPIRAN 15 : CONTOH STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MUATAN LOKAL 43
  • 2. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kebijakan nasional yang berkaitan dengan dimasukkannya muatan lokal dalam Standar Isi dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas berbagai daerah yang beragam kondisi geografis, sumber daya alam, dan masyarakatnya (sumber daya manusianya) dengan latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda-beda. Menyikapi kondisi tersebut, satuan pendidikan perlu memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik tentang kekhasan yang ada di lingkungannya melalui pembelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan menentukan jenis muatan lokal yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Standar Isi yang disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mengakomodasi beranekaragam jenis muatan lokal yang dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP), serta perangkat penilaian, dan menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk muatan lokal yang dilaksanakan. Dari berbagai kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis (diklat/bimtek) KTSP serta evaluasi keterlaksanaan KTSP yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA ditemukan bahwa pelaksanaan mulok di sekolah pada umumnya belum terlaksana secara optimal antara lain karena adanya kendala sebagai berikut: 1. Sekolah belum memahami proses pengembangan muatan lokal; 2. Jenis muatan lokal untuk SMA di satu provinsi sama karena ditetapkan oleh Pemerintah 3. Panduan/bahan bimtek KTSP tentang pengembangan muatan lokal belum dilengkapi dengan langkah, mekanisme, dan prosedur pelaksanaan: a. Analisis potensi internal dan eksternal (terkait dengan daya dukung dan keunggulan b. Penetapan jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis potensi internal dan c. Penyiapan perangkat pendukung seperti SK dan KD, silabus, RPP, Bahan Ajar, dan 4. Guru muatan lokal mengalami kesulitan dalam mengembangkan SKL, SK, dan KD, karena pada umumnya jenis muatan lokal yang diampu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Sehubungan dengan temuan di atas, sebagai salah satu upaya untuk membantu sekolah dalam mengembangkan muatan lokal, Direktorat Pembinaan SMA menyusun dan menerbitkan “Petunjuk Teknis Pengembangan Muatan Lokal SMA”. 23 A. Latar Belakang Daerah (misalnya bahasa daerah); lokal); eksternal; panduan pelaksanaan. B. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan memberikan acuan bagi: 1. Satuan pendidikan dalam melakukan analisis potensi internal dan eksternal; 2. Satuan pendidikan tentang mekanisme dan prosedur penentuan muatan lokal; ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 3. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 3. Satuan pendidikan dalam melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal melalui 1. Kepala SMA, 2. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah, 3. Guru muatan lokal, 4. Komite sekolah, dan 5. Pihak terkait, seperti Sekolah Menengah Kejuruan, Satuan Pendidikan nonformal, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha/Dunia Kerja, Dinas terkait, dsb. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Lampiran Bagian A 3; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar 24 muatan lokal; 4. Guru muatan lokal untuk mengembangkan SKL, SK, dan KD muatan lokal. C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup petunjuk teknis pengembangan muatan lokal ini mencakup kegiatan: 1. Penugasan pada TPK sekolah untuk pengembangan muatan lokal; 2. Penyusunan rencana dan jadwal kegiatan pengembangan muatan lokal; 3. Penyusunan rambu-rambu dan perangkat pendukung pengembangan muatan lokal; 4. Pengumpulan data dan analisis pengembangan mulok; 5. Penentuan jenis muatan lokal; 6. Penugsan pada guru yang akan mengajarkan muatan lokal; 7. MoU dengan pihak terkait untuk pengembangan mulok; 8. Pengembangan SKL, SK, dan KD muatan lokal; 9. Pembahasan SKL, SK, dan KD muatan lokal; 10. Finalisasi dokumen muatan lokal; 11. Pengesahan muatan lokal oleh kepala sekolah; 12. Penggandaan dan pendistribusian dokumen muatan lokal. D. Unsur yang Terlibat E. Referensi Nasional Bab I Pasal 1 ayat 17, Bab X Pasal 37 ayat 1; Daerah pasal 13 ayat 1 butir f; Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 14 ayat 1; Kompetensi Lulusan; ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 4. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar 12. Peraturan Daerah setempat yang berkaitan dengan pendidikan; 13. Panduan Penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP Tahun 2006; 14. Pedoman membangun hubungan sinergis dengan masyarakat. Seri School Reform 03. 1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 13); 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik (Undang-undang Nomor20 Tahun 2003 Bab X Pasal 36 ayat 2); 3. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Lampiran Standar Isi Bab II Bagian A butir 2 d); 4. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian A butir 2 g); 5. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian A butir 3 f); 6. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan (Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Standar isi Bab II Bagian A butir 3 g); 7. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar isi Lampiran Bab II Bagian A butir 2 b); 25 Sekolah/Madrasah; Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan; Penilaian Pendidikan; untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah; Direktorat Pendidikan Menengah Umum Edisi Tahun 2002. F. Pengertian dan Konsep 8. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 5. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 9. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian B 3 butir a 1); 10. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi, Lampiran Bab II Bagian B); 11. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau 12. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 24); 13. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab XIV Pasal 56 ayat 2); 14. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 25); 15. Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab XIV Pasal 56 ayat 3); 16. Sekolah perlu aktif mengajak kalangan alumni, industri, pemerhati pendidikan, bahkan masyarakat secara luas untuk bekerjasama dalam memikirkan pengembangan sekolah (Pedoman membangun hubungan sinergis dengan masyarakat, 2002); 17. Pola hubungan antara sekolah dengan masyarakat harus saling menghargai, dalam posisi setara (tidak dalam bentuk “atasan-bawahan” atau “antara yang diperintah dengan yang memberi perintah”), dan harus saling memberi manfaat (win-win solution) - (Pedoman membangun hubungan sinergis dengan masyarakat, 2002); 18. Membangun hubungan sinergis dengan masyarakat dapat dilakukan dengan memperkenalkan sekolah kepada masyarakat melalui cara-cara antara lain (a) melaksanakan program-program kemasyarakatan, (b) mengadakan open house, (c) membuat bulet in atau majalah sekolah secara teratur, (d) mengundang tokoh sebagai pembicara atau pembina pr.ogram sekoalh, (e) membuat program kerjasama 26 a. Pendidikan Agama, b. Pendidikan Kewarganegaraan, c. Bahasa, d. Matematika, e. Ilmu Pengetahuan Alam, f. Ilmu Pengetahuan Sosial, g. Seni dan Budaya, h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga, i. Keterampilan/Kejuruan, dan j. Muatan Lokal (Undang Undang Nomor20 Tahun 2003 Bab X Pasal 37 ayat 1). pemerintah kota (UU Nomor20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 29); ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 6. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA antara sekolah dengan masyarakat Pedoman membangun hubungan sinergis dengan masyarakat, 2002); 19. Dalam mengembangkan muatan lokal diperlukan data potensi kebutuhan daerah, 20. Data potensi dan kebutuhan daerah dapat diperoleh dari instansi pemerintahan daerah setempat (kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota) dan atau dari internet; 21. Data potensi satuan pendidikan antara lain bakat dan minat peserta didik, keberadaan guru, dan sarana prasarana yang berhubungan dengan pengembangan muatan lokal; 22. Dukungan internal adalah dukungan warga sekolah (kepala sekolah, guru, petugas administrasi, dan peserta didik) terhadap pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal; 23. Dukungan eksternal adalah dukungan masyarakat dan lingkungan di sekitar satuan pendidikan antara lain Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, Dunia Industri/Dunia Kerja, Sekolah Menengah Kejuruan, Lembaga Pendidikan Informal, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, dan dinas lain yang terkait dengan pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal; 24. Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang selanjutnya disebut TPK Sekolah adalah tim yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah yang bertugas untuk merancang dan mengembangkan kurikulum, terdiri atas wakil kepala sekolah, guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota (Panduan penyusunan KTSP dari BSNP, Bagian IV.B.1). 1. Kepala SMA menugaskan TPK sekolah untuk menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu 2. Kepala SMA memberi arahan teknis tentang pengembangan mulok yang sekurang-kurangnya a. Dasar pelaksanaan pengembangan muatan lokal, b. Tujuan dan manfaat pengembangan muatan lokal, c. Hasil yang diharapkan dari pengembangan muatan lokal, dan d. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pengembangan muatan 3. TPK sekolah menyusun rencana dan jadwal kegiatan pengembangan muatan lokal. 4. TPK sekolah menyusun rambu-rambu dan perangkat pendukung pengembangan muatan a. Pengumpulan data potensi dan kebutuhan daerah, data potensi satuan pendidikan, data daya dukung internal dan eksternal. Data ini digunakan untuk penyusunan analisis potensi dan kebutuhan daerah; b. Penyusunan analisis potensi satuan pendidikan, termasuk identifikasi bakat dan 27 potensi satuan pendidikan, serta dukungan internal dan eksternal; G. Uraian Prosedur Kerja pengembangan muatan lokal. memuat: lokal. lokal, yang meliputi: minat peserta didik; c. Penentuan jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan di sekolah; d. Kerjasama dengan instansi terkait; ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 7. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 5. Kepala SMA bersama TPK sekolah membahas rencana dan jadwal kegiatan, rambu-rambu dan perangkat pendukung pengembangan muatan lokal. Selanjutnya kepala sekolah mengesahkan rencana dan jadwal kegiatan, rambu-rambu dan perangkat pendukung tersebut; 7. Kepala SMA bersama TPK sekolah mengidentifikasi jenis-jenis muatan lokal yang dapat dilaksanakan di sekolah berdasarkan hasil analisis. Kemudian menentukan jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan sekolah; 8. Kepala SMA memberi tugas kepada guru yang akan mengajar muatan lokal. Penugasan 9. Kepala SMA membuat kesepakatan kerja sama (Memorandum of Understanding) dengan pihak-pihak yang terkait dengan jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), lembaga kursus keterampilan, Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, Perguruan Tinggi, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dunia Usaha/Dunia Kerja, dan lain-lain.; 10. TPK sekolah bersama guru muatan lokal dan pihak terkait mengembangkan SKL, SK, 11. Kepala SMA bersama TPK sekolah dan guru muatan lokal membahas SKL, SK, dan KD 12. Guru muatan lokal memperbaiki dan memfinalkan SKL, SK, dan KD; 13. Kepala SMA mengesahkan dokumen muatan lokal yang akan dilaksanakan di sekolah 14. TPK sekolah menggandakan dokumen muatan lokal dan mendistribusikan kepada guru 28 e. Penyusunan SKL, SK, dan KD muatan lokal; f. Pengesahan dokumen muatan lokal. 6. TPK sekolah mengumpulkan data dan melakukan analisis: a. potensi dan kebutuhan daerah, b. bakat dan minat peserta didik, c. analisis potensi dan daya dukung satuan pendidikan internal dan eksternal. (sesuai Bagian F butir 19 – 23); mempertimbangkan kualifikasi dan kompetensi guru yang bersangkutan; dan KD muatan lokal; muatan lokal; lengkap dengan SKL, SK, dan KD; muatan lokal dan pihak lain yang memerlukan. ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 8. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 29 Lampiran 1 : Alur Prosedur Kerja Pengembangan Muatan Lokal SMA INPUT Membuat MoU dg pihak terkait Mengembangkan SKL, SK, dan KD muatan lokal ©2010-Direktorat Pembinaan SMA PROSES OUTPUT KEPALA SMA TPK SEKOLAH GURU MULOK PIHAK TERKAIT Menugaskan TPK sekolah dan memberi arahan teknis untuk pengembangan mulok Menyusun rencana dan jadwal kegiatan pengembangan mulok Menyusun rambu-rambu dan perangkat pendukung 1. UU No. 20 Th.2003 2. PP No. 19 Th.2005 3. PP No. 38 Th.2007 4. Permendiknas No. 22 Th.2006 5. Permendiknas No.19, 20, 41, 50 Th.2007 6. Perda setempat 7. Panduan penyusunan KTSP 8. Data potensi kebutuhan daerah 9. Data daya dukung internal eksternal. Membahas rencana kegiatan dan rambu-rambu pengembangan mulok Layak? Mengesahkan rencana kerja Mengumpulkan data dan melakukan analisis: potensi dan kebutuhan lingk. bakat dan minat peserta didik daya dukung internal eksternal Mengidentifikasi potensi mulok yang dapat dikembangkan Tidak Ya Menentukan mulok yang akan dilaksanakan dan menugaskan guru yang mengajarkan Membahas SKL, SK, dan KD muatan lokal Mengesahkan dokumen muatan lokal Memperbaiki dan memfinalkan SK dan KD Dokumen muatan lokal lengkap dengan SKL, SK, dan KD Menggandakan dan mendistribusikan sesuai kebutuhan
  • 9. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 1. Membentuk tim kerja pengembang muatan lokal 2. Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan pengembangan muatan lokal 3. Membuat rambu-rambu dan instrumen/format yang akan digunakan 4. Mengumpulkan data dan informasi tentang potensi dan kebutuhan daerah, potensi satuan 30 Lampiran 2 : Rambu-rambu Pengembangan Muatan Lokal pendidikan, daya dukung internal dan eksternal 5. Membuat draf , membahas, dan memfinalkan hasil analisis potensi dan kebutuhan daerah 6. Membuat draf, membahas, dan memfinalkan hasil analisis potensi satuan pendidikan 7. Membuat draf, membahas, dan memfinalkan hasil analisis daya dukung internal 8. Membuat draf, membahas, dan memfinalkan hasil analisis daya dukung eksternal 9. Menentukan muatan lokal yang akan dilaksanakan berdasarkan hasil analisis 10. Menugaskan guru yang akan mengajar muatan lokal 11. Membuat kesepakatan kerja dengan instansi terkait 12. Mengembangkan SKL, SK, dan KD muatan lokal 13. Menandatangani dokumen muatan lokal lengkap dengan SKL, SK, dan KD 14. Menggandakan dan mendistribusikan dokumen muatan lokal ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 10. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 31 Lampiran 3 : Instruksi Kerja Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah Penyiapan data untuk analisis potensi dan Menganalisis peluang dan tantangan masing-masing Penjelasan 1. Data potensi dan kebutuhan daerah dapat diperoleh dari Pemda setempat (desa/kelurahan, kecamatan, kab/ kota, provinsi) dan internet 2. Analisis potensi dan kebutuhan daerah dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan komponen-komponen potensi lingkungan/daerah yang meliputi SDM, SDA, geografis, budaya, dan historis 3. Kelayakan hasil analisis apabila: a. peluang menunjukkan kondisi komponen lingkungan/daerah yang bersifat positif dan mendukung pendidikan di sekolah b. tantangan/hambatan menggambarkan kondisi komponen lingkungan/daerah yang bersifat negatif dan kurang mendukung pendidikan di sekolah c. Berdasarkan peluang dan tantangan/hambatan komponen lingkungan/daerah ditentukan beberapa alternatif potensi muatan lokal 4. Hasil analisis dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan muatan lokal yang akan dilaksanakan sekolah ©2010-Direktorat Pembinaan SMA komponen potensi daerah Layak? Ya Tidak kebutuhan daerah Data potensi dan kebutuhan daerah: SDM, SDA, geografis, budaya, dan historis Hasil analisis potensi dan kebutuhan daerah Analisis potensi dan kebutuhan daerah telas selesai dan menjadi bahan pertimbangan untuk penentuan muatan lokal
  • 11. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 32 Lampiran 4 : Contoh Format Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah O POTENSI DAERAH PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN POTENSI MULOK ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 12. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 33 Lampiran 5 : Contoh Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah N POTENSI DAERAH PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN ©2010-Direktorat Pembinaan SMA POTENSI MULOK 1 Sumber Daya Alam · Lahan perkebunan luas, · Hasil perkebunan melimpah, · Terdapat taman wisata alam · Hasil perkebunan belum dimanfaatkan secara optimal, · Objek wisata belum banyak pengunjung · Peningkatan pemanfaatan lahan perkebunan · Pemasaran hasil perkebunan, · Kewirausahaan · Promosi pariwisata, · Pemandu wisata 2 Sumber Daya Manusia Masyarakat bersifat terbuka dan mau menerima inovasi di bidang iptek Kurangnya motivator dan inovator yang terampil di bidang iptek Peningkatan potensi peserta didik sebagai motivator dan inovator yang terampil di bidang iptek 3 Lokasi Geografis Lokasi ibukota kabupaten, berbagai dinas dan lembaga tidak terlalu jauh dari sekolah Sekolah belum menjalin kemitraan dengan berbagai dinas terkait Pemanfaatan kerjasama dengan instansi terkait dalam pengembangan mulok 4 Budaya Terdapat berbagai kesenian khas daerah Kesenian daerah belum berkembang, karena kurang mendapat perhatian masyarakat Pelestarian dan promosi kesenian daerah 5 Historis Terdapat berbagai macam peninggalan sejarah Peninggalan sejarah belum banyak dikenal masyarakat Promosi pariwisata; Pemandu wisata.
  • 13. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA Penyiapan data untuk analisis daya dukung Menganalisis kekuatan dan kelemahan masing- masing komponen satuan pendidikan 4. Hasil analisis dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan muatan lokal yang 34 Lampiran 6 : Instruksi Kerja Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) Penjelasan 1. Data kondisi satuan pendidikan dapat diidentifikasi dari profil sekolah 2. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan komponen-komponen satuan pendidikan yang meliputi: pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan program-program sekolah 3. Kelayakan hasil analisis apabila: a. kekuatan menunjukkan kondisi komponen satuan pendidikan yang mendukung mulok b. kelemahan menggambarkan kondisi komponen satuan pendidikan yang kurang mendukung mulok c. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan komponen satuan pendidikan dibuat rencana tindak lanjut akan dilaksanakan sekolah ©2010-Direktorat Pembinaan SMA Layak? Ya Tidak satuan pendidikan Data kondisi satuan pendidikan: Pendidik dan tendik, peserta didik, sarpras, pembiayaan, program kerja sekolah Hasil analisis daya dukung satuan pendidikan Analisis daya dukung satuan pendidikan telah selesai dan menjadi bahan pertimbangan untuk penentuan muatan lokal
  • 14. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 35 Lampiran 7 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) NO KOMPONEN KEKUATAN KELEMAHAN ©2010-Direktorat Pembinaan SMA RENCANA TINDAK LANJUT
  • 15. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 36 Lampiran 8 : Contoh Hasil Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) NO KOMPONEN KEKUATAN KELEMAHAN ©2010-Direktorat Pembinaan SMA RENCANA TINDAK LANJUT 1 Peserta Didik · Kehadiran dan motivasi belajar tinggi, · Mau menerima inovasi di bidang iptek, · Minat bakat di bidang bhs Inggris, TIK, dan wirausaha tinggi · Kondisi ekonomi keluarga pada umumnya rendah · Lulusan yang melanjutkan · pendidikan ke PT + 15% Sekolah berupaya membe-kali mengembangkan potensi peserta ddik melalui muatan lokal 2 Pendidik · Semua guru berkualifikasi S-1, · Mengajar sesuai latar belakang pendidikan · Ada guru yang memiliki keterampilan berwirausaha · Belum terfungsikannya guru yang memiliki potensi di luar kompetensi mata pelajaran Mendayagunakan guru yang memiliki potensi sesuai muatan lokal yang akan dikembangkan sekolah 3 Sarana Prasarana Kondisi dan kelengkapan ruang laboratorium IPA, komputer dan bahasa memadai Kurangnya buku-buku referensi di perpustakaan sekolah Sekolah berupaya menyediakan layanan peminjaman dengan perpustakaan sekolah lain/ lembaga lain
  • 16. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 37 Lampiran 9 : Instruksi Kerja Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal) Penyiapan data untuk analisis daya dukung lingkungan satuan pendidikan Menganalisis peluang dan tantangan masing-masing Penjelasan 1. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan komponen-komponen sumber daya lingkungan satuan pendidikan yang meliputi: komite sekolah, Dunia Usaha/Dunia Kerja, SMK, Dinas terkait, dsb 2. Kelayakan hasil analisis apabila: a. kekuatan menunjukkan kondisi komponen sumber daya lingkungan satuan pendidikan yang mendukung mulok b. kelemahan menggambarkan kondisi komponen sumber daya lingkungan satuan pendidikan yang kurang mendukung mulok c. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan komponen sumber daya lingkungan satuan pendidikan dibuat rencana tindak lanjut 3. Hasil analisis dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan muatan lokal yang akan dilaksanakan sekolah ©2010-Direktorat Pembinaan SMA unsur daya dukung lingkungan Layak? Ya Tidak Data sumber daya lingkungan: Komite sekolah, DU/DK, SMK, Dinas terkait, dsb Hasil analisis daya dukung lingkungan satuan pendidikan Analisis daya dukung lingkungan satuan pendidikan telah selesai dan menjadi bahan pertimbangan untuk penentuan muatan lokal
  • 17. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 38 Lampiran 10 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal) NO KOMPONEN PELUANG TANTANGAN RENCANA TINDAK LANJUT ©2010-Direktorat Pembinaan SMA
  • 18. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 39 Lampiran 11 : Contoh Hasil Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal) NO KOMPONEN PELUANG TANTANGAN RENCANA TINDAK LANJUT ©2010-Direktorat Pembinaan SMA 1. 2. 3. Komite sekolah Dunia Usaha/Dunia Kerja (DU/DK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) · Komite sekolah memiliki potensi sebagai nara sumber dalam peningkatan mutu sekolah · Komite punya potensi membantu sekolah dalam pemenuhan sarpras yang diperlukan · Keberadaan DU/DK di sekitar sekolah cukup banyak · DU/DK memiliki potensi mendukung sekolah di bidang kewirausahaan · SMK memiliki SKL, SK, dan KD kewirausahaan · Nara sumber dari unsur Komite Sekolah yang ada, belum berperan sebagai-mana mestinya · Adanya peraturan daerah tentang pendidikan gratis · Kepedulian DU/DK untuk mendukung program-program sekolah masih rendah. · · Belum ada kerjasama dengan SMK · Mengundang unsur Komite Sekolah yang berpotensi sebagai nara sumber dalam peningkatan mutu sekolah · Mengajukan rencana pengadaan/ pemenuhan sarana dan prasarana kepada komite sekolah untuk ditindaklanjuti · Mengadakan kerjasama dengan DU/DK untuk pengembangan mulok. · Menjalin kerjasama dengan SMK dalam pengembangan mulok
  • 19. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA 40 Lampiran 12 : Contoh Penentuan Muatan Lokal Yang Akan Dilaksanakan Di Sekolah POTENSI DAERAH POTENSI MULOK DAYA DUKUNG ©2010-Direktorat Pembinaan SMA MULOK YANG AKAN DILAKSANAKAN Lahan perkebunan luas, Hasil perkebunan melimpah, Terdapat taman wisata alam Terdapat berbagai peninggalan sejarah Kesenian khas daerah Wirausaha Agrobisnis Pengolahan hasil perkebunan, Pemasaran hasil perkebunan Promosi wisata, Pemandu wisata Kesenian daerah Kondisi dan kelengkapan laboratorium bahasa dan laboratorium komputer memadai Peserta didik memiliki bakat dan minat di bidang bhs. Inggris, TIK, dan wirausaha Ada guru yang memiliki keterampilan berwirausaha Peluang menjalin kerjasama dengan DU/DK, SMK, dan dinas perdagangan Kewirausahaan
  • 20. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SMA Lampiran 13 : Instruksi Kerja Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan, Standar 41 Kompetensi, dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal. Penyiapan sumber bahan untuk pengembangan SKL, SK dan KD Muatan lokal Mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan Penjelasan 1. Kelayakan Standar Kompetensi Lulusan muatan lokal apabila meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah mengikuti seluruh pembelajaran muatan lokal di SMA. 2. Kelayakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal apabila mengacu pada SKL mulok dan sistematika pengembangannya mengikuti SK dan KD mata pelajaran lain, yaitu terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, SK-KD, dan Arah Pengembangan, dengan substansi yang logis dan dapat dilaksanakan. ©2010-Direktorat Pembinaan SMA Muatan Lokal Layak? Ya Ti Jenis mulok yang dikembangkan, Permendiknas No.22 dan 23 Tahun 2006 beserta Lampirannya, Contoh SKL, SK, dan KD SMK. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal Layak? Ya Ti SKL, SK dan KD mulok Pengembangan SKL, SK dan KD Muatan lokal telah selesai, siap untuk digandakan
  • 21. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMA Lampiran 14 : Contoh Standar Kompetensi Lulusan Muatan Lokal (Adaptasi SKL SMK) NAMA SEKOLAH: SMA MANDIRI - JAKARTA MUATAN LOKAL KEWIRAUSAHAAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1. Mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya. 2. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya. 3. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dalam berwirausaha. 4. Menerapkan sendi-sendi kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya. 6. Merencanakan usaha kecil/mikro dalam bidangnya. 7. Mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya. ©2010-Direktorat Pembinaan SMA 42
  • 22. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMA Lampiran 15 : Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal (Adaptasi SK dan KD SMK) NAMA SEKOLAH: SMA MANDIRI - JAKARTA MUATAN LOKAL KEWIRAUSAHAAN 1. Latar Belakang Jakarta merupakan kota internasional, kota perdagangan, kota jasa, dan kota pariwisata, yang mau tidak mau harus siap menghadapi era globalisasi yang nyaris tiada batas antarnegara, apalagi persaingan di berbagai bidang sangat tajam, terutama di bidang ekonomi. Agar dapat bertahan hidup dan bersaing di lingkungan kota metropolitan Jakarta, peserta didik SMA perlu dibekali dengan jiwa, semangat, dan keterampilan berwirausaha. Dengan mempertimbangkan hasil analisis potensi dan kebutuhan DKI Jakarta, analisis minat dan bakat peserta didik, analisis daya dukung baik internal maupun eksternal, ditetapkan Kewirausahaan sebagai pilihan tepat untuk dikembangkan sebagai muatan lokal di SMA Mandiri Jakarta. Pengembangan kemampuan dan keterampilan berwirausaha, bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup, yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi untuk bertahan hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) muatan lokal Kewirausahaan dikembangkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan berfungsi sebagai acuan pengembangan silabus yang disesuaikan dengan potensi dan karakteristik sekolah. SKL, SK, dan KD muatan lokal kewirausaahan untuk SMA Mandiri Jakarta dikembangkan bersama oleh tim kerja pengembang muatan local, guru muatan lokal, dan SMK Pembina Jakarta. Muatan lokal Kewirausahaan dimaksudkan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi muatan lokal Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut untuk lebih aktif mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran muatan lokal kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri. 2. Tujuan Muatan lokal Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitarnya b. Berwirausaha dalam bidangnya c. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya d. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. ©2010-Direktorat Pembinaan SMA 43
  • 23. JUKNIS PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMA 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran muatan lokal Kewirausahaan di SMA Mandiri meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a. Sikap dan perilaku wirausaha b. Kepemimpinan dan perilaku prestatif c. Solusi masalah d. Pembuatan keputusan 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha 1.1 Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausahawan 1.2 Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif 1.3 Merumuskan solusi masalah 1.4 Mengembangkan semangat wirausaha 1.5 Membangun komitmen bagi dirinya dan bagi orang lain 1.6 Mengambil resiko usaha 1.7 Membuat keputusan 2. Menerapkan jiwa kepemimpinan 2.1 Menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet 2.2 Mengelola konflik 2.3 Membangun visi dan misi usaha 3. Merencanakan usaha kecil/mikro 3.1 Menganalisis peluang usaha 3.2 Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha 3.3 Menyusun proposal usaha 4. Mengelola usaha kecil/mikro 4.1 Mempersiapkan pendirian usaha 4.2 Menghitung resiko menjalankan usaha 4.3 Menjalankan usaha kecil 4.4 Mengevaluasi hasil usaha 5. Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian. ©2010-Direktorat Pembinaan SMA 44