1. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
1
Paket 1
SEJARAH PENYIARAN
Pendahuluan
Paket 1 ini berisi tentang sejarah penyiaran. Paket 1 memaparkan tema-tema pada awal kemunculan penyiaran, perkembangan di dunia dan di Indonesia. Paket 1 ini merupakan materi dasar yang dapat digunakan untuk memahami paket-paket selanjutnya tentang penyiaran dalam perkuliahan ini.
Melalui paket 1 ini mahasiswa akan mempelajari tentang sejarah perkembangan penyiaran. Teknik pembelajaran dalam perkuliahan ini menggunakan sistem tutorial dan dialog terbuka antara dosen dan mahasiswa. Sebelum mahasiswa mengetahui dengan benar tentang materi yang akan disampaikan, dosen menampilkan slide yang berisi tentang sejarah penyiaran. Selanjutnya mahasiswa diminta untuk berpikir dan menyampaikan pendapatnya tentang pemahamannya terkait dengan penyiaran dan sejarahnya. Kemudian dosen memberi penjelasan dan memberi kesimpulan kepada mahasiswa tentang materi. Pemahaman mahasiswa tentang materi pada paket 1 ini sangat membantu untuk memahami paket-paket selanjutnya.
Perkuliahan pada paket 1 ini membutuhkan media pembelajaran berupa laptop, LCD, Screen, Whiteboard, dan spidol, yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Perkuliahan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sejarah perkembangan penyiaran radio.
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian penyiaran
2. Menjelaskan sejarah perkembangan penyiaran.
Waktu
3 x 50 menit
2. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
2
Materi Pokok
1. Pengertian penyiaran
2. Sejarah perkembangan penyiaran
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide tentang sejarah penyiaran.
2. Penjelasan mengenai pentingnya mempelajari paket 1
Kegiatan Inti (120 menit)
1. Dosen membagi mahasiswa dalam 4 - 6 kelompok
2. Setiap kelompok diminta mendiskusikan sejarah penyiaran radio menurut pemahaman mereka
3. Setiap kelompok menunjuk perwakilannya untuk presentasi hasil diskusi kelompok
4. Dosen menyampaikan tutorial pembelajaran dengan metode ceramah.
5. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dalam rangka pemahaman materi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya
Lembar Kegiatan
Memahami sejarah penyiaran dan perkembangannya dalam konteks hubungan media dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami sejarah perkembangan penyiaran radio. Mahasiswa juga dapat mengetahui sejarah perkembangan penyiaran di dunia dan Indonesia.
3. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
3
Bahan dan Alat
Kertas plano, spidol warna, dan solasi
Langkah Kegiatan
1. Bagi mahasiswa dalam 4- 6 kelompok
2. Diskusikan perkembangan sejarah penyiaran di era reformasi hingga sekarang
3. Analisis dan deskripsikan hasil diskusi sehingga menghasilkan gambaran penyiaran di Indonesia saat ini (waktu + 10 menit)
4. Pilih seorang mahasiswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan di respon/klarifikasi/tanggapi mahasiswa lainnya.
Uraian Materi
SEJARAH PENYIARAN
Sejarah Penyiaran Dunia
Sejarah media penyiaran dunia diawali ketika seorang ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz berhasil mengirim dan menerima gelombang radio pada tahun 1887. Upaya Hertz kemudian diteruskan oleh Marchese Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia. Marconi membuat peralatan radio pertama yang dapat membunyikan bel dalam jarak sekitar 10 meter. Marconi juga sukses mengirimkan sinyal morse – berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada alat penerima. Sinyal yang dikirim Marconi itu berhasil menyeberangi Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.1
1 Edwi Arief Sosiawan, M.Si dalam Dasar-Dasar Penyiaran (http;//edwi.dosen.upnyk.ac.id)
4. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
4
Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.
Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya berpusat sebagai alat teknologi transmiri. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Selain itu, radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan idiologi dan politik secara umum.
Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.
Tahun 1911 teknologi tuner radio mulai diperkenalkan. Dilanjutkan pada tahun 1914 sirkuit pesawat penerima radio dipatenkan oleh Edwin Howard Amstrong. Tahun 1918 Amstrong mengembangkan pesawat penerima radio (receiver) yang menjadi dasar bagi pesawat radio modern saat ini. Pada tahun 1919 gelombang SW (short wave) diperkenalkan. Tahun 1933 Edwin Howard Amstrong mematenkan modulasi frekuensi pita lebar atau FM. Tahun 1935 radio FM lahir dengan suara mono.2
Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan listrik yang ada
2 Masduki, Menjadi Broadcaster profesional (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara), hal 3-4
5. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
5
dirumah hingga lebih praktis. Menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media massa.
Stasiun pertama didirikan ketika seorang ahli teknik nernama Frank Conrad di Pittsbrugh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian hobi, membangun sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring juga meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga di dunia. Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat.
Pada tahun 1983, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio yang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi. Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam siaran radio. Namun kebanyakan penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling dramatik yang pernah terjadi di muka bumi.
Tahun 1962 siaran radio di Amerika Serikat menggunakan teknologi stereo. Tahun 1993 siaran radio melalui internet mulai diperkenalkan dan diuji coba di AS. Tahun 1999 jumlah radio siaran swasta di Indonesia mencapai 915 buah. Tahun 2000 provider jasa siaran dan penerima siaran radio melalui satelit Worldspace mulai beroperasi di Indonesia. Tahun 2001 layanan multimedia Worldspace mulai diperkenalkan.3
Perkembangan radio meningkat. Banyak pengusaha kemudian menangkap peluang dengan memperkuat bisnisnya melalui pendirian radio.
3 ibid
6. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
6
Di Amerika Serikat yang merupakan “kiblat radio komersial”, menurut Yoseph R. Dominick, pertumbuhan jumlah radio meningkat tajam dari 6.889 buah pada tahun 1970 menjadi 12.276 pada tahun 1999. Awalnya, di Indonesia radio identik dengan industri kecil milik keluarga, dikelola sebagai bisnis sekunder. Memasuki tahun 1990an ketika teknologi dan SDM radio makin membutuhkan investasi besar untuk menjadi profesional, kompetisi pun tidak bisa dihindari.
Secara ringkas disebutkan beberapa tokoh yang berperan penting dalam sejarah perkembangan radio, yaitu:
a. Joseph Henry Awal 1800-an secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University, dan fisikawan Inggris Michael Faraday mengembangkan teori induksi. Percobaan mereka terhadap elektromagnet membuktikan arus listrik di sebatang kawat dapat menimbulkan arus di batang kawat lain, meski keduanya tidak berhubungan.
b. Peran James Clerk Maxwel Pada tahun 1860, penelitian James Clerk Maxwel menghasilkan sebuah teori yang mengatakan bahwa gelombang elektromaknetis merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya. Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada induktor, kedua bola pada celah resonator dihubungkan dengan bunga api. Untuk pertama kalinya gelombang elektro magnetis telah dibuat secara sistematis. Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang percaya akan teori yang dikemukakan oleh Maxwel tersebut. Baru setelah sepuluh tahun Maxwel meninggal dunia, teori nya dibuktikan kebenarananya oleh seorang ahli fisika bangsa Jerman, Heinrich Hertz. Pada tahun 1887, Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di sudut lainya, ia membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat konduktor yang berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter.
c. David E. Hughes
7. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
7
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
d. Guglielmo Marconi
Baru kemudian Guglielmo Marconi pada 1895, berhasil mengirim sinyal komunikasi radio dengan gelombang elektromagnet sejauh 1,5 km. Tahun 1901, sinyal dari perangkat radio Marconi mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland, Kanada dan dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio.
e. Reginald Aubrey Fessenden
Namun dibalik semua ketenaran Marconi sebagai Penemu Radio, fisikawan kelahiran Kanada Reginald A. Fessenden-lah yang pertama kali mentransmisikan suara manusia via radio ketika pada 1906, ia berbicara melalui radio dari Brant Rock, Massachusetts, AS, kepada kapal-kapal di lepas pantai Samudera Atlantik. Sejak itu radio terus berkembang makin sempurna, didukung oleh pelbagai temuan secara bertahap. Reginald Aubrey Fessenden (1866-1932) adalah penemu radio (1906), ahli fisika Amerika Serikat, insinyur, guru besar, dan penemu.
f. John Ambrose Fleming
John Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver nirkabel bagi teknologi radio ini. Para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio. Penemu AS Dr. Lee De Forest mematenkan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion) tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Tabung Audion yang diberi nama tabung Lee De Forest ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel. Namun, gelombang yang dipancarkannya masih terlalu lemah.
8. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
8
g. Edwin Howard Armstrong
Pada 1912 kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi oleh Edwin Howard Armstrong yang menemukan penguat gelombang radio/radio amplifier. Alat ini bekerja menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien.
Sejarah Penyiaran Indonesia
Tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom. Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.4
Masa penjajahan Jepang, kegiatan amatir radio tidak banyak. Salah satunya karena kegiatan radio dilarang oleh pemerintahan jajahan Jepang. Meski begitu, masih banyak diantaranya yang melakukan kegiatannya dibawah tanah secara sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hingga tahun 1945, tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio
sederhana buatan sendiri. Tindakan itu sangat dihargai oleh Pemerintah Indonesia.
Radio milik Gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan sekarang disimpan di
4 Edwi Arief Sosiawan, M.Si dalam Dasar-Dasar Penyiaran (http;//edwi.dosen.upnyk.ac.id)
9. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
9
Museum Nasional Indonesia. Akhir tahun 1945 sudah ada organisaasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia). Periode tahun 1945 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri perangkat radio transceiver yang dipakai. Antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai radio laskar.
Pada tahun 1952, pemerintah yang mulai reprensif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara kecuali pemancar radio milik pemerintah dan bagi stasiun yang melanggar dikenakan sanksi subverdif. Kegiatan amatir radio terpaksa dibekukan pada kurun waktu antara tahun 1952-1965. Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU No. 5 tahun 1964 yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki radio pemancar tanpa seijin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966, seiring dengan runtuhnya Orde Lama, antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak dapat dibendung lagi.
Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru. Muncul pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran.
Stasiun-stasiun radio tersebut menamakan dirinya sebagai radio amatir. Pada periode tahun 1966-1967, di berbagai daerah terbentuklah organisasi- organisasi amatir radio.
Pada 9 Juli 1968, berdirilah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Rapat yang dihadiri para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11 September 1945 di enam kota. Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Selain itu, rapat juga menghasilkan siatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI yang antara lain merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral untuk tidak memihak kepada salah satu aliran, keyakinan, partai, atau golongan.
Dewasa ini, stasiun RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri dalam 10 bahasa. Kecuali di
10. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
10
Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Program Daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan.
Program Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Program III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas.5
Penyiaran di Era Reformasi
Dunia penyiaran mengalami perubahan besar ketika memasuki era reformasi setelah runtuhnya kekuasaan rezim otoriter Orde Baru. Bahkan era ini disebut sebagai angin segar bagi perkembangan reformasi ketika Soeharto mundur pada tanggal 21 Mei 1998. Dari sini angin itu berhembus kencang hingga kantor Pemerintahan Menteri Penerangan, tempat media penyiaran dikendalikan. Dalam tempo tidak lebih dari enam bulan keluar SK Menpen No. 134/1998 yang menghapus semua aturan ketat materi siaran radio. Pada tahun 1999 Departemen Penerangan dilikuidasi oleh Presiden Abdurrahman Wahid dengan alasan penerangan adalah urusan masyarakat. Likuidasi ini otomatis mencabut semua kewenangan yang dimiliki lembaga itu dalam UU No. 24/1997 tentang penyiaran. Sejak saat itu dimulaikan masa-masa kebebasan tanpa regulasi dalam dunia penyiaran hingga disahkan UU No. 32/2002 tentang penyiaran. Pada masa tersebut jumlah stasiun radio terutama radio komersial meningkat tajam, setajam materi informasi yang disajikannya. Radio memasuki masa keemasan sebagai “media berorientasi pasar”.6
Reformasi radio artinya perubahan secara mendasar struktur kepemilikan, visi, misi, orientasi, dan format siaran radio. Selama rentang waktu tahun 1998 – 2003 reformasi itu terjadi dalam tiga aras. Pertama, pelepasan kendali sosial-ekonomi dan politik radio dari kewenangan penuh pemerintah kepada pihak swasta, kepada mekanisme pasar atau kontrol
5 ibid
6 Masduki, Menjadi Broadcaster profesional (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara, 2004), hal 1-3
11. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
11
internal media penyiaran. Perubahan ini ditandai oleh pengurangan kewajiban mengikuti program siaran pemerintah melalui RRI: boleh memproduksi paket acara yang sebelumnya dianggap sensitif, yaitu informasi jurnalistik, pemindahan birokrasi prizinan dari Departemen Penerangan dan Perhubungan kepada Komisi Penyiaran Independen. Secara yuridis formal semua kebijakan ini tercantum dalam UU Penyiaran No. 32/2002.
Kedua, pengakuan dan penyediaan akses yang lebih terbuka kepada publik sebagai pemilik frekuensi untuk menjadi pendengar, partisipan interaktif, hingga pemilik radio siaran. Monopoli kepemilikan radio di kalangan pengusaha tertentu yang dekat dengan elit penguasa pupus dan secara perlahan terjadi evolusi kelembagaan dalam radio pemerintah menjadi radio publik yang mandiri. Secara faktual hal ini ditandai dengan maraknya program talk show, siaran jurnalisme, pengalihan kepemilikan, manajerial, maupun program siaran, tidak hanya antar radio di dalam negeri, tetapi antara radio lokal dan radio asing. Aspirasi publik makin dipertimbangkan oleh pengelola siaran.
Ketiga, mendorong pertumbuhan gerakan untuk menjadikan radio sebagai medium pemberdayaan sosial melalui pendirian radio-radio alternatif di luar radio komersial dan RRI dengan program siaran yang lebih berkarakter, kritis dan adukatif. Radio komunitas kampus dan warga berdiri seperti jamur di musim hujan mirip awal kehidupan radio komersial. Ke depan, radio dengan visi dan misi yang terakhir ini diprediksi akan menjadi primadona. Radio-radio komersial akan berkembang sebagai industri primer dalam masyarakat informasi, bukan lagi industri kecil milik keluarga yang dikelola secara feodalistik. Menurut UU Penyiaran No. 32/2002 terdapat tiga jenis radio siaran, yaitu: (1) radio publik menggantikan radio pemerintah; (2) radio komersial; (3) radio komunitas. Ketiganya memiliki karakteristik tersendiri dan berkekuatan hukum setara.
Secara historis, perkembangan radio di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
Periode
Misi Siaran
Teknologi
1925 – 1940an
Alat perjuangan antikolonisme
Amatir/AM
12. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
12
Belanda, Jepang dan Sekutu
1950 – 1960an
Alat mobilisasi rezim otoriter Orde Lama dan Orde Baru
Amatir/AM
1970 – 1980an
Alat mobilisasi pembangunan, sarana berbisnis, dan hiburan
Profesional/FM, AM
1990an – sekarang
Medium bisnis, hiburan, penderahan publik, dan demokratisasi
AM, FM, Internet- Satelit, Jaringan
Sumber : Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, 2004 hal 2
Tahun 2002 UU No.32/2002 disahkan, yang isinya memperkenalkan radio komunitas dan menandai berakhirnya dominasi kepemilikan radio oleh swasta komersial dan radio pemerintah. Total radio siaran 1.200 lebih.
Reformasi terutama ditandai dengan pergeseran peran radio, yakni dari medium hiburan menjadi medium informasi, kontrol sosial, sumber belajar dan kontemplasi sosial, serta komunalisasi dan panduan menikmati hidup. Sejak akhir tahun 1998, siaran radio di Indonesia mengalami “modernisasi” dan penguatan peran sosial politik yang amat signifikan. Perkembangan itu secara garis besar dipengaruhi oleh7:
Faktor
Implikasi
Perubahan regulasi:
SK Menpen 134/1998
UU Penyiaran No. 32/2002
UU Pers No. 40/1999
Situasi ekonomi dan politik nasional- lokal: otonomi daerah, perizinan lebih mudah, peningkatan daya beli-
1. Sistem penyiaran lebih terbuka dan variatif
2. Karakteristik isi siaran menggigit, interaktif, dan berorientasi pada kepentingan publik.
1. Isi siaran tidak lagi monoton berisi “lagu” dan “informasi rutin” pemerintah, tetapi situasi politik
7 Ibid, hal 5
13. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
13
daya kritis pendengar terhadap radio.
Teknologi siaran:
Dari analog terestrial ke digital: Internet, satelit, seluler.
lokal, pertautan ide antar pendengar.
2. SDM radio lebih leluasa mengembangkan ide ketrampilannya.
1. Pelayanan siaran lebih profesional: audio lebih jernih, lebih “dekat”.
2. Karya siaran bisa didokumentasikan.
Sumber : Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, 2004 hal 5
Dalam perkembangannya radio bisa dibedakan menjadibeberapa jenis radio, diantaranya:
a. Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.
Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan teknologi radio. Pada tahun 1897 Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal nirkabel dapat ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh (12 mil). Selanjutnya, pada 1899 Marconi berhasil melakukan komunikasi nirkabel antara Perancis dan Inggris lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla.
14. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
14
Awalnya penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
b. Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi. Ketika radio AM umum digunakan, Armstrong menemukan bahwa masalah lain radio terletak pada jenis sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu gelombang audio ditransmisikan bersama gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang penghantar (radio) dibuat konstan. Pada tahun 1933 ia akhirnya menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk. Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi pada tahun 1930-an menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena mengharuskan penggantian transmiter dan receiver yang memakan banyak biaya. Baru pada tahun 1940 Armstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan biayanya sendiri. Dua tahun kemudian Federal Communication Comission (FCC) mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang dibangun Armstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang digunakan secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh Armstrong. Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil memperjuangkan hak-hak Armstrong atas penemuannya. Barulah pada akhir 1960-an FM menjadi sistem yang benar-benar mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika, FM menjadi penyokong
15. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
15
gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.
c. Radio internet
Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio konvensional yang gelombang pendek (short wave), yaitu dengan menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar memiliki perangkat internet. Itulah sebabnya banyak kaum ekspatriat yang menggunakan radio internet untuk mengobanti rasa kangen pada negara asalnya. Di Indonesia, umumnya radio internet dikolaborasikan dengan sistem radio analog oleh stasiun radio teresterial untuk memperluas jangkauan siarannya.
d. Radio satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang dengan satelit pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.
16. Sejarah Penyiaran
MATA KULIAH : PENGANTAR BROADCASTING
PRODI: Ilmu Komunikasi. FDIK, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Anwari.S.Sos.,M.Si
16
Perangkat yang mahal (karena menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil. Pendengar harus berlangganan untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu kualitas suara yang dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio konvensional. Selain itu sebagian besar isi siaran juga bebas iklan dan pendengar memiliki jauh lebih banyak pilihan kanal siaran (lebih dari 120 kanal).
Perusahaan penyedia satelit radio dunia adalah Worldspace yang melayani siaran radio satelit di Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Worldspace memiliki tiga satelit yang melayani wilayah berbeda. Di Indonesia, samapai tahun 2002 Worldspace telah bekerja sama dengan RRI, Radio trijaya, Borneo Wave Channel (Masima Group), goindo.com dan Kompas Cyber Media sebagai pengisi konten layanan radio satelit dengan menggunakan satelit Asia Star. mbs fm suci manyar gresik.
e. Radio berdefinisi tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.