Dokumen tersebut membahas kebijakan pembinaan integritas SDM aparatur di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Terdapat penjelasan mengenai peraturan yang mengatur pembinaan integritas, program peningkatan profesionalisme PNS, serta sanksi bagi pelanggaran disiplin PNS.
PP No. 94 Tahun 2021 mengatur tentang disiplin PNS. Peraturan ini menambah ketentuan mengenai masuk kerja dan kewajiban PNS, serta tidak lagi mengatur ketentuan pidana. Peraturan ini juga membentuk tim pemeriksa untuk dugaan pelanggaran berat. Pelanggaran izin perkawinan dan perceraian diatur sebagai pelanggaran berat. Sistem I-DIS digunakan untuk memantau disiplin secara terpadu.
Materi ini membekali Bapak dan Ibu dengan kemampuan menjelaskan sistem penyelenggaraan pelatihan melalui penguasaan terhadap dasar hukum kebijakan penyelenggaraan, tujuan, sasaran dan kompetensi, kurikulum, evaluasi, fasilitas pendukung pelatihan dan pemanfaatannya, serta tata tertib penyelenggaraan pelatihan. Setelah mengikuti materi ini Bapak dan Ibu mampu menjelaskan aspek substansi dan administratif penyelenggaraan pelatihan.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS di Indonesia, termasuk definisi disiplin PNS, jenis pelanggaran disiplin, kewajiban dan larangan bagi PNS, serta jenis hukuman disiplin untuk pelanggaran ringan, sedang, dan berat.
PP No 35/2010 mengatur tentang disiplin PNS yang meliputi kewajiban, larangan, dan sanksi pelanggaran. Pelanggaran dapat dikenakan sanksi berat seperti pemberhentian bagi yang absen lebih dari 46 hari tanpa izin. PP ini berlaku untuk calon PNS dan menggantikan PP 1980.
PP No. 94 Tahun 2021 mengatur tentang disiplin PNS. Peraturan ini menambah ketentuan mengenai masuk kerja dan kewajiban PNS, serta tidak lagi mengatur ketentuan pidana. Peraturan ini juga membentuk tim pemeriksa untuk dugaan pelanggaran berat. Pelanggaran izin perkawinan dan perceraian diatur sebagai pelanggaran berat. Sistem I-DIS digunakan untuk memantau disiplin secara terpadu.
Materi ini membekali Bapak dan Ibu dengan kemampuan menjelaskan sistem penyelenggaraan pelatihan melalui penguasaan terhadap dasar hukum kebijakan penyelenggaraan, tujuan, sasaran dan kompetensi, kurikulum, evaluasi, fasilitas pendukung pelatihan dan pemanfaatannya, serta tata tertib penyelenggaraan pelatihan. Setelah mengikuti materi ini Bapak dan Ibu mampu menjelaskan aspek substansi dan administratif penyelenggaraan pelatihan.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS di Indonesia, termasuk definisi disiplin PNS, jenis pelanggaran disiplin, kewajiban dan larangan bagi PNS, serta jenis hukuman disiplin untuk pelanggaran ringan, sedang, dan berat.
PP No 35/2010 mengatur tentang disiplin PNS yang meliputi kewajiban, larangan, dan sanksi pelanggaran. Pelanggaran dapat dikenakan sanksi berat seperti pemberhentian bagi yang absen lebih dari 46 hari tanpa izin. PP ini berlaku untuk calon PNS dan menggantikan PP 1980.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang manajemen pegawai negeri sipil (PNS) yang mencakup penyusunan dan penetapan kebutuhan PNS, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, dan aspek-aspek lainnya dalam manajemen PNS. Dokumen ini menjelaskan proses penyusunan kebutuhan PNS yang dilakukan oleh instansi pemerintah untuk jangka waktu 5 tahun berdasarkan analisis j
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)Pratiwi Gitomartoyo
1. PPPK merupakan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diatur dalam Undang-Undang ASN Pasal 6.
2. Penetapan kebutuhan PPPK dilakukan berdasarkan Anjab dan ABK untuk 5 tahun dan ditetapkan Menteri setiap tahunnya.
3. Pengadaan PPPK melalui pengadaan jabatan tertentu dan seleksi yang terdiri dari administrasi, kompetensi dasar, dan bidang.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS, pelanggaran disiplin, hukuman disiplin, upaya administratif bagi PNS yang tidak puas dengan hukuman disiplin, dan pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin.
Dokumen tersebut merupakan peraturan pemerintah tentang disiplin pegawai negeri sipil yang mengatur pelanggaran dan hukuman, kriteria pelanggaran dan jenis hukuman, tata cara pemberian hukuman, serta upaya administratif yang dapat dilakukan oleh PNS yang tidak puas dengan hukuman yang diterima.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS) dengan menetapkan kewajiban dan larangan bagi PNS serta jenis-jenis pelanggaran dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan. Dokumen ini mengatur tata cara pengenaan sanksi administratif berupa teguran, penundaan kenaikan pangkat dan gaji, hingga pemberhentian bagi PNS yang melanggar ketentuan yang berlaku.
UU Nomor 5 Tahun 2014 mengatur tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). UU ini mengatur hak, kewajiban, jenis jabatan, mutasi, pemberhentian, dan pengisian jabatan pimpinan tinggi untuk ASN."
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Researcher Syndicate68
Abstrak: Seiring dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007, pemerintah daerah melakukan penataan organisasi perangkat daerahnya. Selain secara normatif mendasarkan diri pada berbagai peraturan perundangan, penataan organisasi pemerintah juga memperhatikan kondisi dan kebutuhan daerah. Namun demikian dalam proses penataan ternyata terdapat berbagai faktor lain yang turut berperan dalam menentukan jumlah/besaran dan komposisi organisasi perangkat daerah seperti faktor politik, dan interes birokrasi baik dari pusat maupun daerah. Studi ini berusaha menggambarkan proses penataan organisasi perangkat daerah di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Kaimana, baik dari sisi normatif maupun dinamika politik yang berkembang. Dari studi dapat diketahui adanya dinamika yang tinggi yang diwarnai dengan tarik menarik kepentingan dari para aktor yang ada. Selain itu terlihat pula kuatnya peran faktor politik, terutama kepala daerah sangat menentukan besaran organisasi perangkat daerah, sehingga aturan-aturan normatif terpaksa diabaikan.
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraW. Riany
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memuat ketentuan mengenai aparatur sipil negara (ASN) sebagai profesi yang menjalankan tugas pemerintahan secara profesional, netral, dan akuntabel. Undang-undang ini mengatur tentang asas, prinsip, jenis, status, fungsi, tugas, jabatan, hak dan kewajiban ASN serta manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan k
Pengumuman nomor 69 penetapan nama2 anggota ppk Morowali UtaraKabarSelebes1
Dokumen tersebut mengumumkan penetapan anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang terpilih untuk pemilihan kepala daerah di Sulawesi Tengah dan Morowali Utara tahun 2020, serta menginformasikan jadwal pelantikan dan bimbingan teknis yang harus diikuti oleh para anggota PPK.
UU No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan kerangka hukum baru untuk meningkatkan kompetensi, kinerja, dan integritas pegawai negeri sipil. UU ini mengatur tentang prinsip-prinsip, jenis jabatan, hak dan kewajiban, manajemen SDM, dan pengaturan lain untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dan berkualitas.
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraZulfikri Armada
Undang-undang ini mengatur tentang aparatur sipil negara (ASN) di Indonesia. Tujuannya adalah membangun ASN yang profesional, netral, dan bebas dari korupsi serta mampu memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Undang-undang ini mengatur tentang jenis, status, fungsi, tugas, dan kode etik bagi ASN di Indonesia.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara membahas pengaturan dan pengelolaan aparatur sipil negara di Indonesia dengan tujuan meningkatkan kompetensi, integritas, kinerja, dan kesejahteraan pegawai serta kualitas pelayanan publik secara profesional dan bebas dari intervensi politik. Undang-undang ini mengatur tentang status, hak, dan kewajiban pegawai aparatur sipil negara serta kelembagaan yang mengel
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin pegawai negeri sipil. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang dasar hukum PNS, maksud dan tujuan disiplin, aspek kewajiban dan larangan bagi PNS, serta jenis-jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang melanggar ketentuan.
Peraturan ini menetapkan Kode Etik bagi pegawai Badan Kebijakan Fiskal dalam upaya meningkatkan disiplin dan integritas pegawai. Kode Etik mencakup nilai-nilai dasar, kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi pegawai. Pelanggaran terhadap Kode Etik dapat dikenakan sanksi berupa permintaan maaf atau hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan. Majelis Kode Etik dibentuk untuk memerik
Penataan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu program yang
ingin diwujudkan dalam Reformasi Birokrasi. Program ini bertujuan meningkatkan
evektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh K/L dan
Pemda
Dokumen tersebut membahas mengenai konsinyering instrument audit sosial yang disampaikan oleh Rokhmad Munawir pada FGD Koalisi CSO RBD Jateng di Surakarta pada 29 November 2014. Audit sosial digunakan untuk menguatkan partisipasi masyarakat dan memberikan umpan balik kepada pemerintah untuk perbaikan. Model audit sosial PATTIRO melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi melalui disk
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam mendukung dan mendorong agenda reformasi birokrasi.
Reformasi Birokrasi bukan Tujuan namun Alat untuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang manajemen pegawai negeri sipil (PNS) yang mencakup penyusunan dan penetapan kebutuhan PNS, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, dan aspek-aspek lainnya dalam manajemen PNS. Dokumen ini menjelaskan proses penyusunan kebutuhan PNS yang dilakukan oleh instansi pemerintah untuk jangka waktu 5 tahun berdasarkan analisis j
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)Pratiwi Gitomartoyo
1. PPPK merupakan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diatur dalam Undang-Undang ASN Pasal 6.
2. Penetapan kebutuhan PPPK dilakukan berdasarkan Anjab dan ABK untuk 5 tahun dan ditetapkan Menteri setiap tahunnya.
3. Pengadaan PPPK melalui pengadaan jabatan tertentu dan seleksi yang terdiri dari administrasi, kompetensi dasar, dan bidang.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS, pelanggaran disiplin, hukuman disiplin, upaya administratif bagi PNS yang tidak puas dengan hukuman disiplin, dan pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin.
Dokumen tersebut merupakan peraturan pemerintah tentang disiplin pegawai negeri sipil yang mengatur pelanggaran dan hukuman, kriteria pelanggaran dan jenis hukuman, tata cara pemberian hukuman, serta upaya administratif yang dapat dilakukan oleh PNS yang tidak puas dengan hukuman yang diterima.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS) dengan menetapkan kewajiban dan larangan bagi PNS serta jenis-jenis pelanggaran dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan. Dokumen ini mengatur tata cara pengenaan sanksi administratif berupa teguran, penundaan kenaikan pangkat dan gaji, hingga pemberhentian bagi PNS yang melanggar ketentuan yang berlaku.
UU Nomor 5 Tahun 2014 mengatur tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). UU ini mengatur hak, kewajiban, jenis jabatan, mutasi, pemberhentian, dan pengisian jabatan pimpinan tinggi untuk ASN."
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Researcher Syndicate68
Abstrak: Seiring dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007, pemerintah daerah melakukan penataan organisasi perangkat daerahnya. Selain secara normatif mendasarkan diri pada berbagai peraturan perundangan, penataan organisasi pemerintah juga memperhatikan kondisi dan kebutuhan daerah. Namun demikian dalam proses penataan ternyata terdapat berbagai faktor lain yang turut berperan dalam menentukan jumlah/besaran dan komposisi organisasi perangkat daerah seperti faktor politik, dan interes birokrasi baik dari pusat maupun daerah. Studi ini berusaha menggambarkan proses penataan organisasi perangkat daerah di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Kaimana, baik dari sisi normatif maupun dinamika politik yang berkembang. Dari studi dapat diketahui adanya dinamika yang tinggi yang diwarnai dengan tarik menarik kepentingan dari para aktor yang ada. Selain itu terlihat pula kuatnya peran faktor politik, terutama kepala daerah sangat menentukan besaran organisasi perangkat daerah, sehingga aturan-aturan normatif terpaksa diabaikan.
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraW. Riany
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memuat ketentuan mengenai aparatur sipil negara (ASN) sebagai profesi yang menjalankan tugas pemerintahan secara profesional, netral, dan akuntabel. Undang-undang ini mengatur tentang asas, prinsip, jenis, status, fungsi, tugas, jabatan, hak dan kewajiban ASN serta manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan k
Pengumuman nomor 69 penetapan nama2 anggota ppk Morowali UtaraKabarSelebes1
Dokumen tersebut mengumumkan penetapan anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang terpilih untuk pemilihan kepala daerah di Sulawesi Tengah dan Morowali Utara tahun 2020, serta menginformasikan jadwal pelantikan dan bimbingan teknis yang harus diikuti oleh para anggota PPK.
UU No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan kerangka hukum baru untuk meningkatkan kompetensi, kinerja, dan integritas pegawai negeri sipil. UU ini mengatur tentang prinsip-prinsip, jenis jabatan, hak dan kewajiban, manajemen SDM, dan pengaturan lain untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dan berkualitas.
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraZulfikri Armada
Undang-undang ini mengatur tentang aparatur sipil negara (ASN) di Indonesia. Tujuannya adalah membangun ASN yang profesional, netral, dan bebas dari korupsi serta mampu memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Undang-undang ini mengatur tentang jenis, status, fungsi, tugas, dan kode etik bagi ASN di Indonesia.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara membahas pengaturan dan pengelolaan aparatur sipil negara di Indonesia dengan tujuan meningkatkan kompetensi, integritas, kinerja, dan kesejahteraan pegawai serta kualitas pelayanan publik secara profesional dan bebas dari intervensi politik. Undang-undang ini mengatur tentang status, hak, dan kewajiban pegawai aparatur sipil negara serta kelembagaan yang mengel
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin pegawai negeri sipil. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang dasar hukum PNS, maksud dan tujuan disiplin, aspek kewajiban dan larangan bagi PNS, serta jenis-jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang melanggar ketentuan.
Peraturan ini menetapkan Kode Etik bagi pegawai Badan Kebijakan Fiskal dalam upaya meningkatkan disiplin dan integritas pegawai. Kode Etik mencakup nilai-nilai dasar, kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi pegawai. Pelanggaran terhadap Kode Etik dapat dikenakan sanksi berupa permintaan maaf atau hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan. Majelis Kode Etik dibentuk untuk memerik
Penataan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu program yang
ingin diwujudkan dalam Reformasi Birokrasi. Program ini bertujuan meningkatkan
evektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh K/L dan
Pemda
Dokumen tersebut membahas mengenai konsinyering instrument audit sosial yang disampaikan oleh Rokhmad Munawir pada FGD Koalisi CSO RBD Jateng di Surakarta pada 29 November 2014. Audit sosial digunakan untuk menguatkan partisipasi masyarakat dan memberikan umpan balik kepada pemerintah untuk perbaikan. Model audit sosial PATTIRO melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi melalui disk
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam mendukung dan mendorong agenda reformasi birokrasi.
Reformasi Birokrasi bukan Tujuan namun Alat untuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Dokumen tersebut membahas reformasi birokrasi di Indonesia, termasuk tujuan pembentukan birokrasi yang profesional dengan karakteristik tertentu, roadmap reformasi birokrasi 2010-2025, perubahan UU Aparatur Sipil Negara terkait pangkat dan jabatan PNS, serta pengaturan penilaian jabatan dan sistem penggajian berdasarkan kinerja.
Buku ini memberikan 10 praktik reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan secara langsung, yaitu standardisasi pelayanan publik, rasionalisasi organisasi, integrasi perizinan, penataan tata laksana, penerapan e-office, rekrutmen terbuka, perbaikan remunerasi, assessment pegawai, pengukuran kinerja balanced scorecard, dan penerapan zona integritas. Tujuannya agar gagasan reformasi bisa terealisasi dalam tindakan nyata
Dokumen tersebut membahas upaya reformasi birokrasi di Indonesia, termasuk peningkatan integritas, akuntabilitas, dan kinerja aparatur serta pelayanan publik. Beberapa capaian reformasi yang disebutkan adalah pengembangan sistem seleksi CPNS dan promosi terbuka yang transparan, peningkatan pelayanan satu pintu, dan peningkatan jumlah instansi pemerintah dengan predikat baik dalam evaluasi akuntabilitas kinerja.
Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi bagi pegawai negeri sipil. Terdapat penjelasan mengenai tujuan pendidikan etika profesi untuk mempersiapkan pegawai negeri yang beretika dan berfokus pada kepuasan masyarakat. Juga dibahas mengenai pentingnya pelayanan publik yang profesional, transparan, dan akuntabel serta upaya reformasi birokrasi untuk mencapai good governance.
Dokumen ini membahas strategi reformasi birokrasi Indonesia untuk periode 2015-2019. Strategi utama meliputi revolusi mental aparatur untuk membangun integritas, profesionalisme, dan pelayanan yang berkualitas, serta penguatan sistem manajemen SDM aparatur dan penerapan teknologi informasi dalam birokrasi. Tujuannya adalah menciptakan birokrasi yang bersih, akuntabel, efektif, dan mampu menyediakan layanan publik berk
Paparan Reformasi Birokrasi disampaikan oleh Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi, Prof Eko Prasojo dalam Acara Lecture Series di Gedung Dikti, 22 November 2012.
Progres dan Tantangan bagi Percepatan Reformasi Birokrasi Dadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang profil Dr. Dadang Solihin dan beberapa poin utama dalam pembangunan nasional Indonesia, termasuk reformasi birokrasi, prioritas nasional, dan pencapaian pembangunan prioritas nasional 1 tentang reformasi birokrasi pada 2011 dan perkiraan pada 2012.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan norma, standar, dan prosedur manajemen kepegawaian aparatur sipil negara oleh Badan Kepegawaian Negara. Termasuk didalamnya adalah penjelasan mengenai dasar hukum audit kepegawaian, jenis-jenis audit, dan hukuman disiplin yang dapat diberikan kepada aparatur sipil negara.
Dokumen tersebut membahas tentang tugas bidang kesejahteraan dan disiplin Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang. Terdapat monitoring dan evaluasi program-program kesejahteraan seperti cuti, dispensasi, uji kesehatan, JKK, JKM, serta pengawasan terhadap pelanggaran disiplin PNS seperti izin cerai dan hukuman disiplin."
Grand desain reformasi birokrasi terdiri dari 9 aspek dan 9 program percepatan reformasi birokrasi. Salah satu program strategis adalah profesionalisasi PNS melalui penilaian prestasi kerja berdasarkan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. Penilaian prestasi kerja PNS mulai diterapkan secara bertahap pada tahun 2014.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peran DPRD dalam menata kepegawaian daerah dan netralitas ASN berdasarkan Rancangan Undang-Undang ASN.
2. DPRD berperan dalam membentuk peraturan daerah, menyusun anggaran, dan mengawasi pelaksanaan UU ASN di daerah.
3. Netralitas ASN berarti tidak memihak kepada kepentingan golongan atau partai politik tert
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan karier pegawai aparatur sipil negara. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, dan prinsip-prinsip pengembangan karier PNS sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...b hendarsyah
PPK dalam hal ini Menteri/Pimpinan LPNK/Gubernur/Wali Kota/Bupati sudah saatnya menerapkan Sistem Merit pada Manajemen ASN dimana penempatan ASN harus didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan bagi seluruh pegawai ASN. Dan ternyata penerapan itu sangat sederhana, mudah dan menyenangkan bila PPK mau. Kata kuncinya mau
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
1 a
1. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
2012
Aba Subagja, S.Sos., MAP
Kepala Bidang Standar Jabatan SDM
Aparatur
KEBIJAKAN
PEMBINAAN INTEGERITAS SDM
APARATUR
3. • Melakukan Evaluasi jabatan
• Memanfaatkan assessment center untuk
pengukuran kompetensi jabatan,
penempatan dalam jabatan, dan
pengembangan pegawai
• Menyusun uraian jabatan
• Menyusun profil kompetensi pegawai
• Menyusun standar kompetensi jabatan
• Menyusun job grading dan job pricing
• Menerapkan sistem penilaian kinerja,
• Menata sistem pemberian tunjangan
kinerja/remunerasi
• Mengembangkan sistem pengadaan dan
seleksi
• Membangun/mengembangkan database
pegawai
• Mengembangkan pola karir berdasarkan
kompetensi: penempatan, rotasi, mutasi
dan promosi
Diperlukan dalam kaitan pemberian
tunjangan kinerja yang merupakan
implikasi dari pelaksanaan reformasi
birokrasi pada K/L
3
PERINGKAT JABATAN DAN HARGA JABATAN
VALIDASI PERINGKAT JABATAN
YANG DIEVALUASI ADALAH JABATAN/
PEKERJAAN – BUKAN ORANG YANG
MENDUDUKI JABATAN ITU
JABATAN YANG DIEVALUASI DIANGGAP TELAH
DILAKSANAKAN PENUH DAN MENCAPAI
PRESTASI STANDAR
JABATAN/ PEKERJAAN DIEVALUASI SEPERTI
APA ADANYA PADA SAAT INI
EVALUASI “JOB CONTENT” TERLEPAS DARI
LEVEL GAJI SAAT INI, STATUS, DSB.
EVALUASI JABATAN BUKAN SEBUAH PROSES
MATEMATIS TETAPI LEBIH BERSIFAT
“PERSONAL JUDGMENT” (PERTIMBANGAN
DENGAN AKAL SEHAT)
4. 1. Penataan Struktur
Birokrasi
PROGRAM
PERCEPATAN RB
MENUJU BIROKRASI
YANG BERSIH DAN
MELAYANI
2. Penataan Jumlah,
Distribusi dan Kualitas
PNS
3. Sistem Seleksi dan
Promosi Secara
Terbuka
4. Profesionalisme
PNS
5. Pengembangan E
Government
6. Penyederhanaan
Perizinan Usaha
7. Pelaporan Harta
Kekayaan Pegawai
Negeri
8. Peningkatan
Kesejahteraan Pegawai
Negeri
9.Efisiensi Penggunaan
Fasilitas, Saranan dan
PrasaranaPegawai
Negeri
6. 6
(1) Adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap
PNS
(2) Etika bernegara, berorganisasi, ber
masyarakat, diri sendiri, sesama PNS
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
SIPIL:
(3) Sanksi Moral dan tindakan administratif
pernyataan secara tertutup atau terbuka
7. 7
(1) Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan
yang apabila tidak ditaati atau dilanggar hukuman disiplin
(2) Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajinan dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL:
(3) Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS karena
melanggar peraturan disiplin PNS
8. 8
(1) Kewajiban berjumlah 17 butir, dengan penyempurnaan meliputi
antara lain : penambahan ketentuan kewajiban masuk kerja (selama
ini diatur dalam PP 32 Tahun 1979 tentang pemberhentian PNS).
(2) Penambahan ketentuan kewajiban mencapai sasaran kerja.
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL:
(3) Larangan berjumlah 15 butir, dengan penyempurnaan meliputi
antara lain : penambahan butir larangan dalam mendukung Capres /
Cawapres dan anggota Legislatif (DPR, DPD dan DPRD)
sebagaimana diamanatkan dalam UU No.10 Tahun 2008 dan UU
No. 42 Tahun 2008.
9. 9
(1) Hukuman Disiplin Sedang : apabila pencapaian
sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai
25% s.d. 50%.
(2) Hukuman Disiplin Berat : apabila pencapaian
sasaran kerja pegawai pada akhir tahun
kurang dari 25%.
TIDAK MENCAPAI SASARAN
KERJA PEGAWAI (SKP) YANG
DITETAPKAN :
10. 10
1. PNS yang tidak masuk kerja selama 5 s/d 15 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi hukuman disiplin ringan.
• Teguran lisan 5 hari
• Teguran tertulis 6-10 hari
• Pernyataan tidak puas secara tertulis11-15 hari.
KETENTUAN JAM KERJA:
2. PNS yang tidak masuk kerja selama 16 s/d 30 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi hukuman disiplin sedang.
• Penundaan KGB16-20 hari
• Penundaan KP21-25
• Penurunan pangkat selama 1 tahun26-30 hari.
3. PNS yang tidak masuk kerja selama 31 s/d 45 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi:
• Penurunan pangkat selama 3 tahun31-35 hari
• Penurunan jabatan36-40 hari
• Pembebasan jabatan 41-45 hari
• Pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat46 hari atau lebih
11. 11
1. Tingkat hukuman disiplin hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin,
sedang, hukuman disiplin berat
2. Hukuman disiplin ringan :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. pernyataan tidak puas secara tertulis
3. Hukuman disiplin sedang :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun.
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun.
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
4. Hukuman disiplin berat :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun.
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah.
c. pembebasan dari jabatan.
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
e. pemberhentian tidak dengan hormat
HUKUMAN DISIPLIN:
12. 12
1. Dilihat dari jumlah ketidakhadiran.
2. Dilihat dari sifat dilakukannya pelanggaran;
a. Ringan tidak sengaja
b. Sedang sengaja
c. Berat tidak ada
3. Dilihat dari dampak negatif yang timbul akibat pelanggaran
a. Ringan dampak negatif ke Unit Kerja yang bersangkutan
b. Sedang dampak negatif ke instansi yang bersangkutan
c. Berat dampak negatif ke pemerintah/negara
4. pelanggaran yang dilakukan terkait dengan penyalahgunaan wewenang,
menerima hadiah/ pemberian yang berhubungan dengan jabatan dijatuhi jenis
hukuman disiplin berat saja.
5. Pelangggaran yang terkait dengan pelayanan, hukuman disiplin ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (seperti Undang-Undang
Pelayanan Publik).
KRITERIA PENJATUHAN DISIPLIN:
13. •Mendukung
pembentukan
profesionalisme PNS;
•Memberikan kejelasan
peran yang harus
dijalankan dan produk
yang harus dicapai oleh
setiap PNS yang
mendudukinya;
•Memberikan kejelasan
dan kepastian karier
melalui jenjang yang
ada;
•Memberikan ukuran
yang jelas terhadap
kinerja dengan
penetapan bobot angka
kreditnya;
13
ARAH PENGEMBANGAN
JABATAN
ARAH PENGEMBANGAN
JABATAN
PENATAAN
JABATAN
STRUKTURAL
PENATAAN
JABATAN
STRUKTURAL
PENGEMBANGAN
JABFUNG
PERAMPINGAN
STRUKTUR
BIROKRASI
RUU ASN
• JABATAN ADMINISTRASI
•JABATAN FUNGSIONAL
•JES
PENGANGKATAN
DALAM JABATAN
STRUKTURAL
JABATAN
STRUKTURAL
ESELON III
SECARA
SELEKTIF
JABATAN
STRUKTURAL
ESELON III
SECARA
SELEKTIF
Analisis Jabatan dan
Analisis Beban Kerja
14. RUANG LINGKUP/ISI POKOK RUU ASN
Mengatur manajemenAparatur Sipil Negara (PNS dan
PTT) yang meliputi :
1. Jenis pegawaiASN;
2. Jenis JabatanASN;
3. Pengadaan Calon PegawaiASN;
4. Pengangkatan dalam Jabatan;
5. Netralitas Pegawai ASN;
6. Pejabat berwenang;
7. FungsiASN sebagai perekat NKRI;
8. Pembentukan dan Kewenangan KomisiAparatur Sipil
Negara (KASN);
9. Penyelesaian Sengketa;
10. Batas Usia Pensiun (BUP);
11. Sanksi pidana.
15. KONSEP MANAJEMEN
STRATEGIS SDM
KONSEP MANAJEMEN
STRATEGIS SDM
Pendekatan RUU ASN adalah
pengembangan potensi human
capital, bukan pendekatan
administrasi kepegawaian.
Pendekatan RUU ASN adalah
pengembangan potensi human
capital, bukan pendekatan
administrasi kepegawaian.
15
16. AZAS PENYELENGGARAAN
MANAJEMEN ASN
AZAS PENYELENGGARAAN
MANAJEMEN ASN
1. Kepastian hukum;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterpaduan;
5. Delegasi;
6. Netralitas;
7. Akuntabilitas;
1. Kepastian hukum;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterpaduan;
5. Delegasi;
6. Netralitas;
7. Akuntabilitas;
8. Efektif dan efisien;
9. Keterbukaan
10. Non-diskriminasi
11. Persatuan dan kesatuan;
12. Keadilan dan kesetaraan;
13. Kesejahteraan.
8. Efektif dan efisien;
9. Keterbukaan
10. Non-diskriminasi
11. Persatuan dan kesatuan;
12. Keadilan dan kesetaraan;
13. Kesejahteraan.
16
17. PRINSIP PROFESI ASNPRINSIP PROFESI ASN
Berlandaskan pada :
1. Nilai dasar;
2. Kode etik;
3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Kualifikasi akademik;
6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas;
7. Profesionalitas jabatan.Kepastian hukum.
Berlandaskan pada :
1. Nilai dasar;
2. Kode etik;
3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Kualifikasi akademik;
6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas;
7. Profesionalitas jabatan.Kepastian hukum.
17
18. NILAI DASAR PROFESI ASNNILAI DASAR PROFESI ASN
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam
ideologi negara Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional
dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan
prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang
non-diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi
standar etika yang luhur;
7. Mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerjanya kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kebijakan dan program
Pemerintah;
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam
ideologi negara Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional
dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan
prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang
non-diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi
standar etika yang luhur;
7. Mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerjanya kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kebijakan dan program
Pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan
berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam
pekerjaan; dan
14. Meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
9. Memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan
berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam
pekerjaan; dan
14. Meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
KODE ETIK PROFESI ASN Untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN.
KODE ETIK PROFESI ASN Untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN.
18