SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 219/PMK.01/2007
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEBIJAKAN FISKAL
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pegawai Badan Kebijakan
Fiskal yang bersih, berwibawa, dan bertanggungjawab serta
memiliki integritas dalam menjalankan tugas, diperlukan
peningkatan disiplin dan mengamalkan etika Pegawai Negeri Sipil
di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal;
b. bahwa sebagai upaya peningkatan disiplin dan mengamalkan
etika Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal,
dipandang perlu menetapkan Kode Etik Pegawai Badan Kebijakan
Fiskal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Kode Etik Pegawai Badan Kebijakan Fiskal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 43 Tahun 1999(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3176);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4450);
7. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005.
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tentang
Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.01/2007 tentang
Majelis Kode Etik;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2003 tentang
Pedoman Teknis Pelaksanaan Peningkatan Efisiensi dan Disiplin
Kerja Aparatur Negara di Lingkungan Departemen Keuangan;
11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.02/2007 tentang
Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan;
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 293/KMK.01/2007 tentang
Pendelegasian Wewenang Kepada Para Pejabat di Lingkungan
Departemen Keuangan untuk Memberikan Sanksi Moral Atas
Pelanggaran Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Departemen Keuangan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KODE ETIK
PEGAWAI BADAN KEBIJAKAN FISKAL.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri
Sipil yang bekerja pada Badan Kebijakan Fiskal termasuk pegawai
harian/honorer dan pegawai, pejabat atau pihak lain yang
diperbantukan/dipekerjakan pada Badan Kebijakan Fiskal
Departemen Keuangan.
2. Kode Etik Pegawai Badan Kebijakan Fiskal, yang selanjutnya
disebut Kode Etik, adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan Badan Kebijakan Fiskal dalam melaksanakan tugas
pokok serta pergaulan hidup sehari-hari.
3. Nilai-nilai dasar adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
setiap pegawai dalam pelaksanaan tugas dan pergaulan sehari-
hari di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal.
4. Tata tertib adalah aturan yang dibuat untuk memelihara
terselenggaranya suatu kegiatan kedinasan selama jam kerja dan
di lingkungan kerja.
5. Pelanggaran atau penyimpangan adalah segala perbuatan dalam
bentuk ucapan atau tulisan dan atau perilaku pegawai yang
bertentangan dengan kode etik.
6. Majelis Kode Etik adalah Pejabat di lingkungan Departemen
Keuangan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, Pejabat Eselon I
atau Pejabat Eselon II yang bertugas memeriksa pelanggaran Kode
Etik.
7. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya, baik diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Pasal 2
Kode Etik Pegawai BKF bertujuan :
1. menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas pegawai;
2. meningkatkan disiplin pegawai;
3. menjamin terpeliharanya tata tertib;
4. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang
kondusif; dan
5. menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang
profesional.
Pasal 3
(1) Kode Etik adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) Kode Etik terdiri dari nilai-nilai dasar, kewajiban dan larangan.
(3) Seluruh pegawai di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal wajib
mematuhi dan melaksanakan Kode Etik serta menandatangani
Surat Pernyataan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
Peraturan Menteri Keuangan ini.
(4) Pimpinan di setiap unit kerja, sesuai dengan tingkat jabatannya,
berkewajiban melakukan pengawasan terhadap bawahannya atas
pelaksanaan Kode Etik ini.
Pasal 4
(1) Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik diperoleh dari
pengaduan tertulis dan atau temuan atasan.
(2) Setiap orang yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode
Etik dapat menyampaikan pengaduan kepada Atasan Pegawai
yang melakukan pelanggaran.
(3) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan pelanggaran yang
dilakukan, bukti-bukti, dan identitas Pelapor.
(4) Atasan Pegawai yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran
Kode Etik wajib meneliti pelanggaran tersebut.
(5) Setiap atasan yang menerima pengaduan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan mengetahui adanya dugaan pelanggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib meneliti pengaduan
tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor.
(6) Dalam melakukan penelitian atas pelanggaran Kode Etik, atasan
Pegawai yang melakukan pelanggaran secara hirarki wajib
meneruskan kepada Pejabat yang berwenang membentuk Majelis.
(7) Atasan langsung yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) dianggap melakukan
pelanggaran Kode Etik dan dikenakan sanksi moral.
Pasal 5
Pegawai BKF yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan
terhadap Kode Etik dikenakan sanksi berupa :
a. Sanksi moral berupa permohonan maaf secara lisan dan/atau
tertulis atau pernyataan penyesalan yang disampaikan secara
tertutup atau terbuka; dan/atau
b. Hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, dalam hal terjadi pelanggaran
disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 6
(1) Pengenaan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a dilakukan oleh Pejabat yang berwenang, serendah-
rendahnya Pejabat Eselon III, dan disampaikan kepada yang
bersangkutan dengan tembusan kepada Menteri Keuangan,
Kepala Badan Kepegawaian Negara, dan Sekretaris Badan
Kebijakan Fiskal.
(2) Penyampaian sanksi moral secara tertutup sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5 huruf a disampaikan oleh Pejabat yang berwenang
dalam ruang tertutup yang hanya diketahui oleh Pegawai yang
bersangkutan dan Pejabat lain yang terkait.
(3) Penyampaian sanksi moral secara terbuka sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5 huruf a disampaikan oleh Pejabat yang berwenang
atau Pejabat lain yang ditunjuk, melalui forum pertemuan resmi
Pegawai, upacara bendera, papan pengumuman, media massa
atau forum lain yang dipandang sesuai untuk itu.
(4) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak hadir tanpa
alasan yang sah pada waktu penyampaian keputusan sanksi
moral, maka dianggap telah menerima keputusan sanksi moral
tersebut.
(5) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak bersedia
mengajukan permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau
membuat pernyataan penyesalan, maka Pegawai bersangkutan
dapat dijatuhi hukuman disiplin ringan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980.
(6) Ketentuan mengenai pengenaan sanksi moral berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007.
Pasal 7
(1) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf a
dan huruf b, diputuskan oleh Majelis Kode Etik setelah memeriksa
dan memberi kesempatan membela diri kepada Pegawai yang
diduga melanggar Kode Etik.
(2) Pembentukan Majelis Kode Etik diatur sebagai berikut :
a. dibentuk setiap terjadi pelanggaran Kode Etik;
b. anggota Majelis berjumlah ganjil, yang terdiri dari 1 (satu)
orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu) orang Sekretaris
merangkap Anggota, dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
Anggota; dan
c. jabatan dan pangkat Anggota Majelis tidak boleh lebih rendah
dari jabatan dan pangkat pegawai yang diperiksa.
(3) Majelis Kode Etik akan melakukan penilaian atas tingkat
pelanggaran atau penyimpangan terhadap Kode Etik, dan
menyampaikan keputusan Majelis Kode Etik kepada Pejabat yang
berwenang memberikan sanksi.
(4) Apabila berdasarkan pemeriksaan Majelis, Pegawai yang diduga
melakukan pelanggaran Kode Etik terbukti tidak bersalah, Majelis
menyampaikan surat pemberitahuan kepada atasan langsung
Pegawai yang bersangkutan.
(5) Ketentuan mengenai Majelis Kode Etik berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.01/2007.
Pasal 8
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2007
MENTERI KEUANGAN,
SRI MULYANI INDRAWATI
Lampiran..................................

More Related Content

What's hot

PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
Trust Tour And Travel
 
No. 6 ttg pilkades
No. 6 ttg pilkadesNo. 6 ttg pilkades
No. 6 ttg pilkades
ppbkab
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Ilham Mustafa
 
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsionalPp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Winarto Winartoap
 
Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012
Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012
Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012
bimoadi88
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
KutsiyatinMSi
 
Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012
Medan Comonity
 
Kode etik bpk 2011
Kode etik bpk 2011Kode etik bpk 2011
Kode etik bpk 2011
kiclik
 

What's hot (18)

Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
 
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
 
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPKUU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
 
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
 
Komite kode etik aaipi periode 2015 2018
Komite kode etik aaipi periode 2015 2018Komite kode etik aaipi periode 2015 2018
Komite kode etik aaipi periode 2015 2018
 
No. 6 ttg pilkades
No. 6 ttg pilkadesNo. 6 ttg pilkades
No. 6 ttg pilkades
 
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
 
Plh plt kewenangan aspek kepegawaian
Plh plt kewenangan aspek kepegawaianPlh plt kewenangan aspek kepegawaian
Plh plt kewenangan aspek kepegawaian
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
 
3. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 20103. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 2010
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
 
Pp 4 tahun 2017
Pp 4 tahun 2017Pp 4 tahun 2017
Pp 4 tahun 2017
 
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsionalPp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
 
Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012
Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012
Peraturan kepala bkn no. 9 tahun 2012
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012
 
Perka BKN No 9 tahun 2012
Perka BKN No 9 tahun 2012Perka BKN No 9 tahun 2012
Perka BKN No 9 tahun 2012
 
Kode etik bpk 2011
Kode etik bpk 2011Kode etik bpk 2011
Kode etik bpk 2011
 

Similar to PMK

Pmk 113 pmk05_2012
Pmk 113 pmk05_2012Pmk 113 pmk05_2012
Pmk 113 pmk05_2012
Rizal Vozol
 
Permenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisPermenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analis
Winarto Winartoap
 

Similar to PMK (20)

Presentasi Kode Etik PNS
Presentasi Kode Etik PNSPresentasi Kode Etik PNS
Presentasi Kode Etik PNS
 
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
8. permenpan nomor  40 tahun 20128. permenpan nomor  40 tahun 2012
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
 
Permen tahun2014 nomor077
Permen tahun2014 nomor077Permen tahun2014 nomor077
Permen tahun2014 nomor077
 
Perpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agama
Perpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agamaPerpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agama
Perpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agama
 
Pma nomor 6 tahun 2016
Pma nomor 6 tahun 2016Pma nomor 6 tahun 2016
Pma nomor 6 tahun 2016
 
Permenpan2008 220
Permenpan2008 220Permenpan2008 220
Permenpan2008 220
 
Pmk 113 pmk05_2012
Pmk 113 pmk05_2012Pmk 113 pmk05_2012
Pmk 113 pmk05_2012
 
PERMENPANRB NO 46 TAHUN 2012 (1).pdf
PERMENPANRB NO 46 TAHUN 2012 (1).pdfPERMENPANRB NO 46 TAHUN 2012 (1).pdf
PERMENPANRB NO 46 TAHUN 2012 (1).pdf
 
Pp23 2004 bnsp
Pp23 2004 bnspPp23 2004 bnsp
Pp23 2004 bnsp
 
SK-KEPALA-DPMPTSP-SERUYAN-TENTANG-KODE-ETIK-1.pdf
SK-KEPALA-DPMPTSP-SERUYAN-TENTANG-KODE-ETIK-1.pdfSK-KEPALA-DPMPTSP-SERUYAN-TENTANG-KODE-ETIK-1.pdf
SK-KEPALA-DPMPTSP-SERUYAN-TENTANG-KODE-ETIK-1.pdf
 
kode etik bpk
kode etik bpkkode etik bpk
kode etik bpk
 
Keputusan bersama menteri kesehatan dan kesos dan kepala bkn nomor 18 tahun 2...
Keputusan bersama menteri kesehatan dan kesos dan kepala bkn nomor 18 tahun 2...Keputusan bersama menteri kesehatan dan kesos dan kepala bkn nomor 18 tahun 2...
Keputusan bersama menteri kesehatan dan kesos dan kepala bkn nomor 18 tahun 2...
 
PER-11-MBU-07-2021.pdf
PER-11-MBU-07-2021.pdfPER-11-MBU-07-2021.pdf
PER-11-MBU-07-2021.pdf
 
Kepres pembentukan komite pengarah reformasi birokrasi nasional
Kepres pembentukan komite pengarah reformasi birokrasi nasionalKepres pembentukan komite pengarah reformasi birokrasi nasional
Kepres pembentukan komite pengarah reformasi birokrasi nasional
 
15prtm2013
15prtm201315prtm2013
15prtm2013
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
 
2012 PMK 113.pdf
2012 PMK 113.pdf2012 PMK 113.pdf
2012 PMK 113.pdf
 
Permenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisPermenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analis
 
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
 
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfakPermenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
 

PMK

  • 1. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.01/2007 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEBIJAKAN FISKAL MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pegawai Badan Kebijakan Fiskal yang bersih, berwibawa, dan bertanggungjawab serta memiliki integritas dalam menjalankan tugas, diperlukan peningkatan disiplin dan mengamalkan etika Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal; b. bahwa sebagai upaya peningkatan disiplin dan mengamalkan etika Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal, dipandang perlu menetapkan Kode Etik Pegawai Badan Kebijakan Fiskal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Kode Etik Pegawai Badan Kebijakan Fiskal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
  • 2. Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 7. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005. 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.01/2007 tentang Majelis Kode Etik; 10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2003 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Peningkatan Efisiensi dan Disiplin Kerja Aparatur Negara di Lingkungan Departemen Keuangan; 11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.02/2007 tentang Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan; 12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 293/KMK.01/2007 tentang Pendelegasian Wewenang Kepada Para Pejabat di Lingkungan Departemen Keuangan untuk Memberikan Sanksi Moral Atas
  • 3. Pelanggaran Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Keuangan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEBIJAKAN FISKAL. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan : 1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada Badan Kebijakan Fiskal termasuk pegawai harian/honorer dan pegawai, pejabat atau pihak lain yang diperbantukan/dipekerjakan pada Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan. 2. Kode Etik Pegawai Badan Kebijakan Fiskal, yang selanjutnya disebut Kode Etik, adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Badan Kebijakan Fiskal dalam melaksanakan tugas pokok serta pergaulan hidup sehari-hari. 3. Nilai-nilai dasar adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh setiap pegawai dalam pelaksanaan tugas dan pergaulan sehari- hari di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal. 4. Tata tertib adalah aturan yang dibuat untuk memelihara terselenggaranya suatu kegiatan kedinasan selama jam kerja dan di lingkungan kerja. 5. Pelanggaran atau penyimpangan adalah segala perbuatan dalam bentuk ucapan atau tulisan dan atau perilaku pegawai yang bertentangan dengan kode etik. 6. Majelis Kode Etik adalah Pejabat di lingkungan Departemen Keuangan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, Pejabat Eselon I atau Pejabat Eselon II yang bertugas memeriksa pelanggaran Kode Etik. 7. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya, baik diterima di dalam negeri maupun di luar negeri yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Pasal 2 Kode Etik Pegawai BKF bertujuan :
  • 4. 1. menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas pegawai; 2. meningkatkan disiplin pegawai; 3. menjamin terpeliharanya tata tertib; 4. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif; dan 5. menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional. Pasal 3 (1) Kode Etik adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini. (2) Kode Etik terdiri dari nilai-nilai dasar, kewajiban dan larangan. (3) Seluruh pegawai di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal wajib mematuhi dan melaksanakan Kode Etik serta menandatangani Surat Pernyataan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. (4) Pimpinan di setiap unit kerja, sesuai dengan tingkat jabatannya, berkewajiban melakukan pengawasan terhadap bawahannya atas pelaksanaan Kode Etik ini. Pasal 4 (1) Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik diperoleh dari pengaduan tertulis dan atau temuan atasan. (2) Setiap orang yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dapat menyampaikan pengaduan kepada Atasan Pegawai yang melakukan pelanggaran. (3) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti, dan identitas Pelapor. (4) Atasan Pegawai yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik wajib meneliti pelanggaran tersebut. (5) Setiap atasan yang menerima pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan mengetahui adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib meneliti pengaduan tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor.
  • 5. (6) Dalam melakukan penelitian atas pelanggaran Kode Etik, atasan Pegawai yang melakukan pelanggaran secara hirarki wajib meneruskan kepada Pejabat yang berwenang membentuk Majelis. (7) Atasan langsung yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) dianggap melakukan pelanggaran Kode Etik dan dikenakan sanksi moral. Pasal 5 Pegawai BKF yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan terhadap Kode Etik dikenakan sanksi berupa : a. Sanksi moral berupa permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau pernyataan penyesalan yang disampaikan secara tertutup atau terbuka; dan/atau b. Hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, dalam hal terjadi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pasal 6 (1) Pengenaan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dilakukan oleh Pejabat yang berwenang, serendah- rendahnya Pejabat Eselon III, dan disampaikan kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada Menteri Keuangan, Kepala Badan Kepegawaian Negara, dan Sekretaris Badan Kebijakan Fiskal. (2) Penyampaian sanksi moral secara tertutup sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf a disampaikan oleh Pejabat yang berwenang dalam ruang tertutup yang hanya diketahui oleh Pegawai yang bersangkutan dan Pejabat lain yang terkait. (3) Penyampaian sanksi moral secara terbuka sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf a disampaikan oleh Pejabat yang berwenang atau Pejabat lain yang ditunjuk, melalui forum pertemuan resmi Pegawai, upacara bendera, papan pengumuman, media massa atau forum lain yang dipandang sesuai untuk itu. (4) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak hadir tanpa alasan yang sah pada waktu penyampaian keputusan sanksi moral, maka dianggap telah menerima keputusan sanksi moral tersebut. (5) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak bersedia mengajukan permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau
  • 6. membuat pernyataan penyesalan, maka Pegawai bersangkutan dapat dijatuhi hukuman disiplin ringan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980. (6) Ketentuan mengenai pengenaan sanksi moral berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007. Pasal 7 (1) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf a dan huruf b, diputuskan oleh Majelis Kode Etik setelah memeriksa dan memberi kesempatan membela diri kepada Pegawai yang diduga melanggar Kode Etik. (2) Pembentukan Majelis Kode Etik diatur sebagai berikut : a. dibentuk setiap terjadi pelanggaran Kode Etik; b. anggota Majelis berjumlah ganjil, yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota, dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota; dan c. jabatan dan pangkat Anggota Majelis tidak boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat pegawai yang diperiksa. (3) Majelis Kode Etik akan melakukan penilaian atas tingkat pelanggaran atau penyimpangan terhadap Kode Etik, dan menyampaikan keputusan Majelis Kode Etik kepada Pejabat yang berwenang memberikan sanksi. (4) Apabila berdasarkan pemeriksaan Majelis, Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik terbukti tidak bersalah, Majelis menyampaikan surat pemberitahuan kepada atasan langsung Pegawai yang bersangkutan. (5) Ketentuan mengenai Majelis Kode Etik berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.01/2007. Pasal 8 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta
  • 7. pada tanggal 28 Desember 2007 MENTERI KEUANGAN, SRI MULYANI INDRAWATI Lampiran..................................