09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN)
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya. Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...Bondan Palestin
Kombinasi umur, depresi, dan demensia berpengaruh signifikan terhadap disabilitas fungsional lansia. Penelitian ini menunjukkan hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan tingkat disabilitas yang diukur."
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Metode penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk mengukur variabel-variabel penelitian pada lansia di dua panti werdha. Sampel sebanyak 70 responden dipilih berdasarkan kriteria umur minimal 60 tahun dan tidak sakit parah. Penelitian ini menggunakan alat ukur skor depresi, demensia dan karakteristik responden untuk mengumpulkan data selama 16 minggu dengan memperhatikan etika penelitian.
Dokumen tersebut merangkum kegiatan promosi kesehatan, imunisasi, gizi, pencegahan dan pengobatan penyakit yang dilakukan di Puskesmas Medan Tuntungan dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan, vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan pelayanan kesehatan lainnya.
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya. Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...Bondan Palestin
Kombinasi umur, depresi, dan demensia berpengaruh signifikan terhadap disabilitas fungsional lansia. Penelitian ini menunjukkan hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan tingkat disabilitas yang diukur."
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Metode penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk mengukur variabel-variabel penelitian pada lansia di dua panti werdha. Sampel sebanyak 70 responden dipilih berdasarkan kriteria umur minimal 60 tahun dan tidak sakit parah. Penelitian ini menggunakan alat ukur skor depresi, demensia dan karakteristik responden untuk mengumpulkan data selama 16 minggu dengan memperhatikan etika penelitian.
Dokumen tersebut merangkum kegiatan promosi kesehatan, imunisasi, gizi, pencegahan dan pengobatan penyakit yang dilakukan di Puskesmas Medan Tuntungan dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan, vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan pelayanan kesehatan lainnya.
RPS mata kuliah Keperawatan Komunitas I membahas tentang tujuan pembelajaran untuk membuat mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan komunitas dan menjelaskan program kesehatan pemerintah serta isu terkini dalam bidang keperawatan komunitas. Mata kuliah ini menggunakan metode kuliah online, diskusi kelompok, dan tugas mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian dilakukan berdasarkan partisipasi
Dokumen tersebut membahas konsep sehat dan sakit menurut WHO serta beberapa model dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera, bukan hanya ketiadaan penyakit. Dokumen ini juga membahas model kontinum sehat-sakit, faktor penentu status kesehatan, serta dampak sakit terhadap pasien dan keluarga.
Materi ini membahas tentang keperawatan jiwa yang mencakup pengertian kesehatan jiwa, konsep keperawatan jiwa, masalah kesehatan jiwa, community mental health nursing (CMHN), peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa, serta fokus asuhan keperawatan jiwa.
Dokumen tersebut membahas pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual dan budaya yang dilakukan oleh perawat. Pengkajian spiritual menggunakan pendekatan FICA, INVITE, dan HOPE untuk menilai kebutuhan spiritual pasien. Pengkajian budaya menilai aspek-aspek seperti teknologi, agama, sosial, nilai budaya, politik, ekonomi, dan pendidikan dengan menggunakan model Sunrise. Dokumen ini memberikan panduan bagi perawat
Bimbingan karir merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pembimbing untuk memudahkan perkembangan karier individu. Tujuannya antara lain membantu siswa memahami diri dan dunia kerja serta merencanakan masa depan. Fungsinya termasuk memberikan kemantapan pilihan jurusan dan membekali siswa untuk siap kerja. Sejarahnya dimulai pada 1898 dengan berkembangnya pengukuran bakat dan minat hingga pendekatan k
Merawat usila dalam keluarga tidak terlepas dari latar belakang budaya masyarakat Indonesia yang masih memegang teguh nilai agama dan norma budaya. Masyarakat Indonesia masih menganggap mengasuh usila merupakan wujud balas budi dari masing-masing anggota keluarga kepada orangtuanya ( , ). Oleh karenanya, anggota keluarga harus mampu memahami apa dan bagaimana cara memperlakukan usila dalam kondisi keterbatasannya. Keluarga harus dapat mengerti dan memahami kebutuhan usila baik dalam aspek kesehatan maupun psikologis sehingga usila mampu menjalani masa tuanya secara produktif.
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKATBondan Palestin
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Perawatan restoratif merupakan bentuk intervensi keperawatan yang berfokus pada pemulihan dan pemeliharaan kapasitas fungsional lanjut usia untuk mencegah sindroma gagal-pulih.
2) Perawatan restoratif meliputi latihan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan berjalan untuk meningkatkan kemandirian lanjut usia.
3) Penelitian menunjukkan
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKATBondan Palestin
Intervensi kesehatan dan keperawatan dalam bentuk latihan fungsional serta dukungan lingkungan yang positif bagi lanjut usia dapat memelihara kapasitas fungsional dan kualitas hidup lanjut usia. , , , Latihan fungsional dengan intensitas sedang dapat meningkatkan kualitas hidup, vitalitas, dan menurunkan gejala depresi pada lanjut usia secara efektif. Menurut penelitian, program latihan berjalan, mobilitas, dan keseimbangan fleksibel dan statis selama enam minggu dapat meningkatkan kapasitas fungsional lanjut usia. Bentuk program latihan yang memiliki daya ungkit cukup besar terhadap penurunan sindroma gagal-pulih pada lanjut usia adalah perawatan restoratif. Perawatan restoratif merupakan salah satu strategi utama dalam mengatasi sindroma gagal-pulih untuk meningkatkan luaran status kesehatan klien, dan merupakan bentuk intervensi keperawatan yang paling efektif saat ini untuk meningkatkan otonomi dan kemandirian klien.
Keperawatan komunitas adalah ilmu keperawatan yang ditujukan untuk mempromosikan dan memelihara kesehatan populasi melalui pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan rehabilitasi dengan melibatkan komunitas. Tujuannya adalah meningkatkan status kesehatan komunitas dengan mengurangi faktor risiko penyakit melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh program intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent post test only control group.
3. Variabel yang diteliti adalah intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine sebagai variabel independen dan gangguan tidur, n
Proses pembuatan proposal penelitian, hasil penelitian, komprehensif peneliti...HenriantoKarolusSire
Program intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine dapat meningkatkan pemulihan pasien fraktur dengan cara:
1. Meningkatkan kualitas tidur, mengurangi nyeri dan kecemasan, serta meningkatkan dukungan keluarga melalui teknik relaksasi, pendidikan kesehatan.
2. Menganalisis pengaruh program tersebut terhadap pemulihan fraktur dengan mengukur variabel kualitas tidur, nyeri, kecemasan, dukungan kelu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh program intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Model konseptual Levine digunakan sebagai dasar dalam memberikan intervensi keperawatan yang terdiri atas teknik relaksasi, pendidikan kesehatan, untuk meningkatkan pemulihan pasien fraktur.
3. Penelitian ini bertujuan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Homecare merupakan salah satu jenis perawatan kesehatan jangka panjang yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah untuk mencapai tujuan promosi, pemeliharaan, dan peningkatan kemandirian pasien dengan meminimalkan efek ketidakmampuan dan kesakitan. Homecare dilaksanakan oleh tim kesehatan profesional dan non-profesional berdasarkan prinsip-prinsip tertentu
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 lansia di dua panti werdha di Yogyakarta, sebagian besar lansia berusia 60-69 tahun, jenis kelamin perempuan, dan tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Sebagian besar lansia masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri meskipun sebagian mengalami gangguan kesehatan tertentu. Tingkat depresi dan gangguan kognitif pada lansia relative rendah.
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh faktor umur, depresi, dan demensia terhadap disabilitas fungsional lansia. Variabel bebasnya adalah ketiga faktor tersebut, sedangkan variabel terikatnya adalah disabilitas fungsional. Diajukan hipotesis bahwa ketiga faktor bebas berhubungan dan berpengaruh terhadap disabilitas fungsional. Definisi operasional dan cara pengukurannya pun dijelaskan.
RPS mata kuliah Keperawatan Komunitas I membahas tentang tujuan pembelajaran untuk membuat mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan komunitas dan menjelaskan program kesehatan pemerintah serta isu terkini dalam bidang keperawatan komunitas. Mata kuliah ini menggunakan metode kuliah online, diskusi kelompok, dan tugas mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian dilakukan berdasarkan partisipasi
Dokumen tersebut membahas konsep sehat dan sakit menurut WHO serta beberapa model dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera, bukan hanya ketiadaan penyakit. Dokumen ini juga membahas model kontinum sehat-sakit, faktor penentu status kesehatan, serta dampak sakit terhadap pasien dan keluarga.
Materi ini membahas tentang keperawatan jiwa yang mencakup pengertian kesehatan jiwa, konsep keperawatan jiwa, masalah kesehatan jiwa, community mental health nursing (CMHN), peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa, serta fokus asuhan keperawatan jiwa.
Dokumen tersebut membahas pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual dan budaya yang dilakukan oleh perawat. Pengkajian spiritual menggunakan pendekatan FICA, INVITE, dan HOPE untuk menilai kebutuhan spiritual pasien. Pengkajian budaya menilai aspek-aspek seperti teknologi, agama, sosial, nilai budaya, politik, ekonomi, dan pendidikan dengan menggunakan model Sunrise. Dokumen ini memberikan panduan bagi perawat
Bimbingan karir merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pembimbing untuk memudahkan perkembangan karier individu. Tujuannya antara lain membantu siswa memahami diri dan dunia kerja serta merencanakan masa depan. Fungsinya termasuk memberikan kemantapan pilihan jurusan dan membekali siswa untuk siap kerja. Sejarahnya dimulai pada 1898 dengan berkembangnya pengukuran bakat dan minat hingga pendekatan k
Merawat usila dalam keluarga tidak terlepas dari latar belakang budaya masyarakat Indonesia yang masih memegang teguh nilai agama dan norma budaya. Masyarakat Indonesia masih menganggap mengasuh usila merupakan wujud balas budi dari masing-masing anggota keluarga kepada orangtuanya ( , ). Oleh karenanya, anggota keluarga harus mampu memahami apa dan bagaimana cara memperlakukan usila dalam kondisi keterbatasannya. Keluarga harus dapat mengerti dan memahami kebutuhan usila baik dalam aspek kesehatan maupun psikologis sehingga usila mampu menjalani masa tuanya secara produktif.
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKATBondan Palestin
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Perawatan restoratif merupakan bentuk intervensi keperawatan yang berfokus pada pemulihan dan pemeliharaan kapasitas fungsional lanjut usia untuk mencegah sindroma gagal-pulih.
2) Perawatan restoratif meliputi latihan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan berjalan untuk meningkatkan kemandirian lanjut usia.
3) Penelitian menunjukkan
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKATBondan Palestin
Intervensi kesehatan dan keperawatan dalam bentuk latihan fungsional serta dukungan lingkungan yang positif bagi lanjut usia dapat memelihara kapasitas fungsional dan kualitas hidup lanjut usia. , , , Latihan fungsional dengan intensitas sedang dapat meningkatkan kualitas hidup, vitalitas, dan menurunkan gejala depresi pada lanjut usia secara efektif. Menurut penelitian, program latihan berjalan, mobilitas, dan keseimbangan fleksibel dan statis selama enam minggu dapat meningkatkan kapasitas fungsional lanjut usia. Bentuk program latihan yang memiliki daya ungkit cukup besar terhadap penurunan sindroma gagal-pulih pada lanjut usia adalah perawatan restoratif. Perawatan restoratif merupakan salah satu strategi utama dalam mengatasi sindroma gagal-pulih untuk meningkatkan luaran status kesehatan klien, dan merupakan bentuk intervensi keperawatan yang paling efektif saat ini untuk meningkatkan otonomi dan kemandirian klien.
Keperawatan komunitas adalah ilmu keperawatan yang ditujukan untuk mempromosikan dan memelihara kesehatan populasi melalui pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan rehabilitasi dengan melibatkan komunitas. Tujuannya adalah meningkatkan status kesehatan komunitas dengan mengurangi faktor risiko penyakit melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh program intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent post test only control group.
3. Variabel yang diteliti adalah intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine sebagai variabel independen dan gangguan tidur, n
Proses pembuatan proposal penelitian, hasil penelitian, komprehensif peneliti...HenriantoKarolusSire
Program intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine dapat meningkatkan pemulihan pasien fraktur dengan cara:
1. Meningkatkan kualitas tidur, mengurangi nyeri dan kecemasan, serta meningkatkan dukungan keluarga melalui teknik relaksasi, pendidikan kesehatan.
2. Menganalisis pengaruh program tersebut terhadap pemulihan fraktur dengan mengukur variabel kualitas tidur, nyeri, kecemasan, dukungan kelu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh program intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Model konseptual Levine digunakan sebagai dasar dalam memberikan intervensi keperawatan yang terdiri atas teknik relaksasi, pendidikan kesehatan, untuk meningkatkan pemulihan pasien fraktur.
3. Penelitian ini bertujuan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Homecare merupakan salah satu jenis perawatan kesehatan jangka panjang yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah untuk mencapai tujuan promosi, pemeliharaan, dan peningkatan kemandirian pasien dengan meminimalkan efek ketidakmampuan dan kesakitan. Homecare dilaksanakan oleh tim kesehatan profesional dan non-profesional berdasarkan prinsip-prinsip tertentu
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 lansia di dua panti werdha di Yogyakarta, sebagian besar lansia berusia 60-69 tahun, jenis kelamin perempuan, dan tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Sebagian besar lansia masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri meskipun sebagian mengalami gangguan kesehatan tertentu. Tingkat depresi dan gangguan kognitif pada lansia relative rendah.
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh faktor umur, depresi, dan demensia terhadap disabilitas fungsional lansia. Variabel bebasnya adalah ketiga faktor tersebut, sedangkan variabel terikatnya adalah disabilitas fungsional. Diajukan hipotesis bahwa ketiga faktor bebas berhubungan dan berpengaruh terhadap disabilitas fungsional. Definisi operasional dan cara pengukurannya pun dijelaskan.
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Berdasarkan analisis statistik, ketiga variabel bebas (umur, depresi, dan demensia) secara bersama-sama dan individu mempengaruhi tingkat disabilitas fungsional pada lansia. Semakin lanjut usia, skor depresi, dan beratnya demensia, semakin tinggi pula tingkat disabilitas yang dialami."
04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya. Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
Dokumen tersebut membahas mengenai peningkatan harapan hidup dan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia. Harapan hidup di Indonesia meningkat dari 55,7 tahun pada 1980 menjadi diperkirakan 71,7 tahun pada 2020. Pemerintah perlu merumuskan kebijakan untuk kelompok lanjut usia agar tetap produktif dan tidak menjadi beban. Jumlah lanjut usia akan terus meningkat seiring peningkatan harapan hidup.
This document summarizes a study that reexamines the impact of merger accounting methods on market reaction. The study finds:
1) Tax-free mergers using the purchase method exhibited significant positive abnormal returns over the period studied, consistent with prior research. These returns appear to originate in the period before the announcement.
2) Other variables not included in capital asset pricing models do not influence these results.
3) Tests found indirect cash flow effects, like leverage and income manipulation, were associated with the accounting method used, providing a partial explanation for abnormal returns in purchase method mergers.
RFID technology allows wireless identification of objects using radio waves. An RFID system consists of RFID tags attached to objects, readers that can identify tags, and software to process tag data. Tags contain information like serial numbers that is transmitted to readers when in range. Common applications include access control, asset tracking, supply chain management and electronic toll collection. A survey found respondents saw potential RFID applications in inventory control, document management, security, and library management. Further development opportunities exist in medical and library uses of RFID. While bringing convenience, RFID has higher costs than barcodes and standards are still being developed.
This document provides an overview of Resorts360, a travel club membership offering luxury destinations, car rentals, cruises and tours at discounted prices for members. It allows members to save on travel and also provides an opportunity to earn income by referring other members. The overview describes the travel benefits for members, including savings of thousands on holidays. It outlines four membership levels ranging from $795 to $9995 annually that provide different income potential from commissions on personal and team sales. The goal is to use marketing tools to invite people to learn more and welcome new members. Testimonials from existing members are provided about savings and income earned.
Linux es un sistema operativo de código abierto creado por Linus Torvalds en 1991. Comenzó como un núcleo de Unix y desde entonces ha evolucionado para admitir una amplia gama de aplicaciones, desde servidores hasta dispositivos embebidos. Linux se distribuye bajo varias licencias de código abierto y es ampliamente utilizado en todo el mundo tanto para uso personal como empresarial.
The document outlines the five main types of business entities - sole proprietorship, partnership, corporation, S corporation, and limited liability company - and discusses the key tax requirements and considerations for each. It also provides an overview of important initial steps like obtaining an employer identification number, maintaining proper recordkeeping, and choosing an accounting method and tax year for the business.
Bullying is a serious problem that negatively impacts many students. It involves unwanted aggressive behavior that is repeated over time and involves an imbalance of power or strength. Schools must establish a zero-tolerance policy for bullying and empower students to look out for one another.
Linux es un sistema operativo de código abierto creado por Linus Torvalds en 1991. Comenzó como un núcleo de Unix y desde entonces ha evolucionado para admitir una amplia gama de hardware y software, con miles de distribuciones desarrolladas por comunidades de usuarios y empresas. Linux se ha convertido en una alternativa popular y gratuita a otros sistemas operativos propietarios.
Seminar ini membahas asuhan keperawatan pada keluarga dengan gangguan anoreksia nervosa. Anoreksia nervosa adalah gangguan mental serius yang terkait dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Penderita anoreksia memiliki ketakutan yang berlebihan untuk menjadi gemuk dan menolak untuk mempertahankan berat badan normal. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius. Asuhan keperawatan keluarga bertujuan m
Similar to 09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN)
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar keperawatan gerontik yang mencakup definisi, proses penuaan, karakteristik dan masalah yang dihadapi lansia, serta lingkup dan model pemberian asuhan keperawatan gerontik yang meliputi pendekatan fisik, psikis, sosial dan spiritual."
Dokumen tersebut membahas tentang masalah psikososial yang dihadapi oleh lanjut usia, seperti depresi, kekurangan dukungan sosial, demensia, dan masalah kesehatan lainnya. Perawat harus memahami aspek psikososial ini agar dapat memberikan arahan kepada keluarga dan masyarakat dalam menangani lanjut usia.
Dokumen tersebut membahas tentang intervensi khusus pada lanjut usia, meliputi definisi lanjut usia, karakteristik, teori penuaan, faktor yang mempengaruhi, dan proses keperawatan lanjut usia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep lanjut usia dari segi usia, karakteristik fisik dan psikologis, serta proses dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada lanjut usia.
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, kategori pelayanan kesehatan jiwa, serta program dan aktivitas keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Dokumen tersebut membahas pelayanan kesehatan reproduksi pada wanita lanjut usia. Ia menjelaskan tentang tahapan perubahan reproduksi pada wanita lanjut usia seperti klimakterium, menopause, dan pascamenopause. Dokumen ini juga menyoroti berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi wanita lanjut usia melalui pembinaan kesehatan, pelayanan kesehatan, perawatan, serta sarana pelayan
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan gerontik yang mencakup perspektif keperawatan lansia, tren dan isu, kebijakan pemerintah, fenomena demografi lansia, karakteristik penyakit pada lansia, upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan lansia, hukum terkait lansia, konsep lansia seperti definisi, batasan usia, tipologi, dan mitos-mitos tentang lansia.
Dokumen tersebut membahas berbagai teori mengenai penuaan, meliputi:
1. Teori biologis yang menjelaskan perubahan fisiologis yang terjadi selama proses penuaan
2. Teori sosiologis yang fokus pada perubahan peran sosial dan hubungan selama proses penuaan
3. Teori psikologis yang menjelaskan bagaimana individu beradaptasi dengan tugas-tugas perkembangan selama proses penuaan
Makalah ini membahas tentang lingkup, peran, dan fungsi perawat gerontik. Lingkup keperawatan gerontik mencakup pencegahan ketidakmampuan, perawatan untuk memenuhi kebutuhan, dan pemulihan untuk mengatasi keterbatasan lansia. Peran perawat gerontik antara lain sebagai edukator, komunikator, konselor, manajer, advokat, dan motivator. Fungsi pelayanan keperawatan gerontik bersifat independen, dependen, dan
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...wiwin syafii
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia menuju tujuan bebas pasung pada tahun 2017. Tingginya angka pemasungan pasien gangguan jiwa di Indonesia menjadi latar belakang pentingnya upaya ini. Dokumen ini juga meninjau literatur terkait definisi kesehatan jiwa, gangguan jiwa, dan sistem pengelolaan pasien gangguan jiwa di Indonesia serta tantangan yang dihadapi.
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
Modul ini membahas asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus balita, meliputi pengertian, sasaran, masalah kesehatan yang umum terjadi, dan proses keperawatan komunitas untuk kelompok ini."
Dokumen tersebut membahas tentang lanjut usia di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi lanjut usia menurut WHO dan UU Indonesia yaitu berusia 60 tahun ke atas. Dokumen ini juga menyebutkan persentase populasi lanjut usia Indonesia dari tahun ke tahun yang terus meningkat, serta menunjukkan data penyakit yang sering diderita oleh lanjut usia di Indonesia seperti hipertensi, diabetes, dan osteoartritis.
Makalah ini membahas tentang dokumentasi keperawatan pada pasien lanjut usia dan mencakup 6 topik utama yaitu: 1) bentuk psikosa pada lanjut usia, 2) peranan perawat, 3) perawatan institusional, 4) tindakan perawatan yang mencakup komunikasi dan perawatan fisik, 5) proses keperawatan, 6) diagnosis yang sering ditemukan.
Similar to 09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN) (20)
2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...Bondan Palestin
Intervensi kesehatan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19 meliputi pemberian informasi tentang Covid-19, peningkatan kapasitas manajemen perawatan di rumah, serta peningkatan empati dan perhatian kepada anggota keluarga. Optimalisasi peran keluarga dalam pencegahan Covid-19 meliputi kemampuan mendisiplinkan diri, mengedukasi anggota keluarga, memp
Sharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinyaBondan Palestin
1) Polkesyo implemented virtual learning during the COVID-19 pandemic, transitioning lectures online using various platforms like VILEP, Google Classroom, and Zoom.
2) Support for students included internet quotas, training lecturers on e-learning, and developing local e-learning platforms. Exams were held online through platforms like Quizizz and Google Form.
3) Practical lessons were adapted through online modules, videos, and assignments. Clinical practice was supplemented with case studies and skills will be fulfilled after the outbreak.
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Bondan Palestin
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan penularan Covid-19 melalui perubahan perilaku masyarakat dalam Adaptasi Kebiasaan Baru. Perilaku baru mencakup kebiasaan mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak fisik, dan gaya hidup work from home. Upaya promosi kesehatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas adaptasi masyarakat terhadap normal baru. Keterlibatan seluruh pemangku kepenting
Studi kasus adalah pendekatan untuk mempelajari suatu kasus dalam konteks alaminya tanpa intervensi luar. Metode ini digunakan untuk memahami fenomena sosial melalui studi mendalam terhadap satu atau beberapa kasus. Prosesnya meliputi identifikasi kasus, pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen, kemudian interpretasi hasil untuk memahami kasus secara intrinsik atau mendukung teori.
20 juli 2020 webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baruBondan Palestin
Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mengeluarkan serangkaian surat edaran dan kebijakan untuk mengatur pembelajaran selama masa pandemi Covid-19, meliputi pembelajaran daring, pengaturan praktikum, praktik klinik, dan bimbingan tugas akhir.
PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK Bondan Palestin
Pengobatan utama LLA adalah kemoterapi yang diberikan secara kombinasi dengan lama pengobatan dua tahun melalui beberapa fase, yaitu: fase induksi, konsolidasi, intensifikasi dan pemeliharaan. Monitor terhadap efek samping kemoterapi jangka pendek dan jangka panjang perlu dilakukan. Keberhasilan penatalaksanaan leukemia anak dalam memperpanjang umur harapan hidupnya perlu sangat dipengaruhi oleh penanganan yang komprehensif dengan upaya perawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak. Keterlibatan berbagai pihak dapat memberikan arti bagi peningkatan kualitas hidup penderita LLA, antara lain: keterlibatan berbagai profesi kesehatan, orang tua, psikolog, organisasi social penunjang, faktor risiko, pengobatan penunjang, dan ketaatan pengobatan.
Salah satu komponen utama dalam penatalaksanaan leukemia anak adalah perawatan lanjutan (follow-up) penderita LLA. Makalah ini akan membahas perawatan lanjutan penderita LLA di rumah dengan menggunakan pendekatan model kualitas hidup penderita leukemia anak.
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN)
1. 110
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh umur, status depresi
dan status demensia terhadap disabilitas fungsional lansia di PSTW Abiyoso dan
PSTW Budi Dharma dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Umur berhubungan dengan disabilitas fungsional lansia. Hasil penelitian
memperkuat berbagai studi tentang keterkaitan proses penuaan secara primer
(faktor endogen) dan sekunder (faktor eksogen) terhadap peningkatan disabilitas
fisik lansia.
2. Status depresi berhubungan dengan disabilitas fungsional lansia. Hasil penelitian
relevan dengan berbagai studi bahwa mekanisme pengaruh depresi terhadap
disabilitas fisik dapat dibagi menjadi dua penyebab, yaitu : (1) depresi
menyebabkan peningkatan risiko disabilitas fisik dan (2) disabilitas fisik
menyebabkan depresi.
3. Status demensia berhubungan dengan disabilitas fungsional lansia. Hasil
penelitian memperkuat berbagai studi yang berkaitan dengan hubungan demensia
dengan penurunan disabilitas fungsional lansia. Proses penuaan memiliki
2. 111
implikasi penurunan fungsi kognitif dan psikomotor sehingga menyebabkan
disabilitas fisik.
4. Kombinasi umur, status depresi dan status demensia dapat digunakan untuk
memprediksi disabilitas fungsional lansia dengan persamaan regresi, sebagai
berikut : Disabilitas Fungsional Lansia (Skor GARS) = 16,906 + 0,223*Umur
+ 0,443*Skor GDS15 - 0,499*Skor MMSE.
5. Kontribusi terbesar terhadap variasi disabilitas fungsional lansia berturut-turut
adalah status demensia, umur dan status depresi. Temuan penelitian sejalan dan
memperkuat berbagai studi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
disabilitas fungsional pada lansia.
6. Dalam perspektif MSN, penyebab penurunan disabilitas fungsional: status
demensia, umur, dan status depresi dapat dijelaskan sebagai stresor. Respon
terhadap stresor diartikan sebagai proses rekonstitusi. Intervensi untuk membantu
lansia memperbaiki dan mengoptimalkan disabilitas fungsional fisiknya
dikategorikan sebagai upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
B. SARAN
1. Bagi praktisi keperawatan komunitas
a. Perawat harus lebih mengenal faktor yang mempengaruhi efek stresor depresi
dan demensia, yaitu: sifat stressor, jumlah stressor, lama pemaparan stresor,
pengalaman masa lalu, dan tingkat perkembangan lansia.
b. Perawat perlu memahami pengenalan dini demensia, yaitu:
1) Kondisi normal (mengidentifikasi benign senescent forgetfulness/BSF
dan age-associated memory impairment/AMI): kondisi kognitif pada
3. 112
lanjut usia yang terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat
wajar. Contoh: keluhan mudah-lupa secara subyektif, tidak ada gangguan
kognitif ataupun demensia.
2) Kondisi pre-demensia (mengidentifikasi cognitively impaired not
demented/CID dan mild cognitive impairment/MCI): kondisi gangguan
kognitif pada lanjut usia dengan ciri mudah lupa yang makin nyata dan
dikenali (diketahui dan diakui) oleh orang dekatnya. Mudah lupa
subyektif dan obyektif serta ditemukan performa kognitif yang rendah
tetapi belum ada tanda-tanda demensia.
3) Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan
berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi
terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan
pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan masyarakat,
gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan
dalam pemeliharaan diri.
Dalam tahap pengenalan dini dimensia, mengenali kemunduran kognitif
seseorang pada fase awal adalah sangat penting daripada mengenalinya
setelah lansia mengalami demensia. Pengenalan dini kemunduran kognitif
pada lansia diperlukan kerjasama antara perawat, neurolog, psikiater dan
psikolog yang memiliki minat dan perhatian pada lansia.
c. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga/masyarakat, yaitu:
1) Apabila menjumpai lansia dengan emosi (afektif) labil atau fungsi mental
(kognitif) menurun, maka perlu diwaspadai kemungkinan adanya
masalah mental emosional (demensia dan depresi) yang bersifat patologis
4. 113
sehingga perlu dirujuk ke pelayanan kesehatan.
2) Setiap lansia berbeda satu sama lainnya dan masing-masing lansia
memiliki keunikan tersendiri, oleh karenanya keluarga perlu
memperhatikan kebutuhan, kepribadian serta kekhususannya masing-
masing.
3) Mengasuh lansia di rumah dengan tetap memberikan kebebasan
beraktivitas (misalnya: menyapu, memasak, atau jalan-jalan) yang
disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki akan meningkatkan
kebugaran fisik dan konsep diri lansia.
4) Masyarakat perlu memasukkan lansia terlantar (tidak punya keluarga atau
sanak saudara, hidup membujang atau hidup sendiri, memiliki pasangan
hidup namun tidak punya anak, atau pasangan sudah meninggal) ke panti
wredha, agar lansia tetap berada dalam jaminan pemeliharaan dan
perawatan Pemerintah disamping sebagai long stay rehabilitation yang
tetap memelihara kehidupan bermasyarakat. Pilihan tinggal di panti
wredha merupakan alternatif terakhir bagi lansia dengan syarat alternatif
tersebut dilakukan secara suka rela dan tidak dengan paksaan.
d. Perawat dapat menggunakan proses keperawatan berdasarkan aplikasi MSN
di semua area keperawatan, baik pada tataran pelayanan individu, keluarga,
kelompok khusus maupun komunitas.
e. Informasi mengenai instrumen skrining depresi dan demensia:
1) Instrumen MMSE dapat digunakan untuk mengukur status demensia.
MMSE memiliki karakteristik: akurasi tinggi, sederhana, mudah
digunakan, waktu pengisian kurang dari 10 menit, dan memiliki aspek
5. 114
penilaian kognitif yang lebih lengkap daripada SPMSQ.
2) Instrumen GDS-15 dapat digunakan untuk mengukur status depresi.
GDS-15 memiliki karakteristik: akurasi tinggi, sederhana, mudah
digunakan, dapat diisi oleh klien atau perawat, dan waktu pengisian
kurang dari 10 menit.
3) Instrumen GARS dapat digunakan untuk mengukur keterbatasan aktivitas
lansia. GARS memiliki karakteristik: akurasi tinggi, sederhana, mudah
digunakan, mengukur AKS dan AIKS, dapat diisi oleh klien atau
perawat, dan waktu pengisian kurang dari 10 menit.
f. Perawat perlu melakukan upaya-upaya prevensi untuk mengurangi risiko
disabilitas fisik pada lansia, sebagai berikut:
1) Prevensi primer dengan memperkuat GPF atau memberikan pendidik-an
kesehatan kepada lansia dan keluarga tentang: menurunkan risiko stress,
latihan kebugaran secara rutin dan teratur, latihan Senam Gerak Latih
Otak (SGLO), mengaktifkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial ke-
masyarakatan, mencari teman berdiskusi atau mengobrol, meman-faatkan
pelayanan kesehatan, memanfaatkan asuransi kesehatan/ jaminan sosial,
meningkatkan praktek ibadah sehari-hari.
2) Prevensi sekunder dengan memperkuat GP internal atau melakukan
intervensi keperawatan dengan penemuan kasus secara dini dan
penatalaksanaan gejala awal demensia dan depresi yang muncul.
3) Prevensi tersier dengan melindungi upaya rekonstitusi lansia, yaitu:
mendorong lansia untuk patuh mengikuti program pengobatan dan
rehabilitasi, pendidikan kesehatan kepada lansia dan keluarga untuk
6. 115
mencegah kasus terulang dan melihara stabilitas klien.
g. Perawat perlu mengantisipasi perubahan usia dengan mendorong lansia untuk
melakukan latihan fisik (latihan kekuatan otot: range of motion, bladder
training, latihan Kegel, latihan keseimbangan) dan latihan kebugaran (senam
lansia, pekerjaan domestik yang ringan dan sederhana, atau jogging) secara
teratur sehingga kekuatan otot terjaga dan menghindari terjadinya atropi otot.
2. Bagi institusi panti wredha
a. Untuk membantu daya ingat para lansia, pengelola panti wredha perlu
melakukan terapi lingkungan (milleu therapy), yaitu menggunakan
lingkungan secara total untuk tujuan terapi. Lingkup terapi lingkungan antara
lain: lingkungan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual. Terapi
lingkungan untuk lansia yang mengidap demensia, misalnya:
1) Lingkungan orientasi realitas, dinding dalam paviliun perlu dipasang jam
dinding atau kalender dengan ukuran huruf besar, jelas, dan dapat
disobek setiap hari. Ditempat-tempat tertentu misalnya ruang tamu,
kamar mandi, ruang makan, atau lemari pakaian sebaiknya diberi tulisan
atau tanda khusus agar mudah dikenali para lansia.
2) Keamanan lansia, bentuk tempat tidur, kursi, pintu, jendela dan
sebagainya yang sering kali mereka gunakan/lewati/pegang seyogyanya
dibuat sederhana, kuat dan mudah dipergunakan. Bila perlu diberi alat
bantu yang memudahkan untuk berjalan, bangun, duduk dan sebagainya.
Hal tersebut sangat penting untuk menambah rasa aman mereka dan
memperkecil bahaya. Lantai tidak licin. Bentuk kamar mandi khusus
7. 116
sebaiknya dibuat untuk keperluan lansia, misalnya : bak kamar mandi
tidak terlalu dalam, tidak menggunakan tangga atau tanjakan. Demikian
pula dibuatkan jamban duduk sehinga mudah digunakan lansia dan pada
dinding sebaiknya dipasang pegangan tangan. Penerangan dan
pencahayaan di dalam rumah cukup (>30 lux). Bila fasilitas terpenuhi
mereka akan merasa aman dan bahayapun akan berkurang.
3) Lingkungan sosial, pengaturan tempat duduk waktu makan, istirahat
bersama sebaiknya mempermudah mereka untuk melakukan interaksi
sosial. Hindari susunan kursi/tempat duduk yang saling membelakangi,
karena akan membuat para lansia tidak dapat berinteraksi dengan leluasa.
Satu kelompok diusahakan antara 4 sampai 6 orang untuk suatu kegiatan
agar lebih efisien.
4) Lingkungan intelektual, biasakan mereka untuk memiliki kebiasaan yang
positif misalnya buang sampah, meludah dan sebagainya pada tempat
yang tersedia. Hindarkan mereka dari kebiasaan buruk seperti
mengisolasi diri, menarik diri dari pergaulan dengan rekan-rekannya dan
sebagainya.
b. Penyakit pikun sebenarnya bisa dicegah jika kita rajin melatih otak agar tidak
mudah lupa dengan SGLO. Langkah-langkah pelaksanaan SGLO, yaitu:
1) Peregangan
a) Posisi badan menghadap lurus ke depan. Letakkan telapak tangan
kanan di sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, namun kepala
tetap menghadap lurus ke depan. Lakukan 8 kali hitungan tanpa
menahan nafas.
8. 117
b) Badan menghadap lurus ke depan. Dekatkan telinga kanan ke arah
bahu kanan secara perlahan-lahan. Hitung hingga 8 kali, lakukan
bergantian.
2) Pemanasan
a) Kaki kanan menyilang ke kiri, kedua tangan bergerak lurus ke arah
kanan. Lakukan secara bergantian 2 x 8 hitungan.
b) Tangan kanan lurus (diam) di samping tubuh. Kaki kanan diangkat
bersamaan dengan tangan kiri menyentuh lutut kanan. Lakukan
bergantian, 2x8 hitungan.
3) Inti
a) Berdiri tegak, tangan kanan lurus ke depan dengan ibu jari
ditegakkan. Lalu ayunkan ibu jari ke kiri dan ke kanan membentuk
setengah lingkaran. Saat ibu jari bergerak, bola mata mengikuti
gerakan ibu jari.
b) Duduk dengan kaki sejajar lantai. Angkat tangan di samping tubuh
dengan posisi netral. Kaki kanan ke samping kanan dan kedua tangan
ke samping kiri. Lakukan bergantin, 2X8 hitungan.
c. Lansia yang mengalami degradasi kognitif (demensia) dan depresi cenderung
mengalami perubahan perilaku, oleh karena itu, perlu dilakukan terapi
perilaku (Cognitive Behavior Therapy/CBT). Terapi perilaku dapat dilakukan
secara individu, keluarga atau kelompok.
d. Intervensi psikologis dapat berupa psikoterapi untuk mengurangi kecemasan,
memberi rasa aman dan ketenangan, dalam bentuk: psikoterapi individual,
psikoterapi kelompok, atau psikoterapi keluarga.
9. 118
3. Bagi Pemerintah
a. Perlu menjamin regulasi (aturan perundangan) dan aksesibilitas lansia
terutama lansia yang mengalami disabilitas fungsional terhadap pelayanan
kesehatan, jaminan pemeliharaan sosial, fasilitas umum yang peduli lansia
dan orang cacat, sehingga penduduk lansia dapat mandiri.
b. Perlu mengalokasikan/mengangkat tenaga perawat bagi panti wredha yang
ada secara bertahap setidaknya satu paviliun satu perawat. Dengan adanya
tambahan tenaga perawat diharapkan upaya penurunan insidensi demensia
dan depresi pada lansia penghuni panti dapat terprogram.
4. Bagi pendidikan keperawatan
a. Perlu menjalin kerjasama dengan intitusi terkait dalam mengembangkan
laboratorium keperawatan lapangan khususnya untuk meningkatkan
kompetensi keperawatan lansia dalam konteks keluarga dan komunitas bagi
mahasiswa dan dosen.
b. Perlu membekali mahasiswa dengan berbagai macam terapi modalitas untuk
mengatasi permasalahan lansia dengan demensia dan depresi.
c. Perlu melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan keperawatan lansia
dalam konteks keluarga dan komunitas di luar aktivitas pendidikan sebagai
perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi: kegiatan penelitian dan
pengabdian masyarakat, misalnya: penelitian-penelitian mengenai
keperawatan lansia, pusat studi keperawatan dengan peminatan keperawatan
lansia, dan pengembangan pilot project pengembangan kesehatan lansia di
komunitas.
10. 119
5. Bagi peneliti lain
a. Area penelitian mengenai lansia dalam lingkup keperawatan komunitas
masih luas dan belum banyak diteliti baik penelitian-penelitian kuantitatif
maupun kualitatif, sehingga perlu mengembangkan payung penelitian
(research umbrella) mengenai disabilitas fungsional lansia.
b. Perlu penelitian yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi disabilitas fungsional lansia terutama faktor psikososial dan
dukungan sosial dalam kerangka MSN.
c. Perlu pengujian instrumen-instrumen skrining depresi, demensia, disabilitas
fungsional, kapasitas fungsional dan kualitas hidup lansia yang telah ada
(misalnya: CSDD-19, GARS, GDS-15, GHQ-SS, HDRS-17, KPSS,
MDSDRS, MMSE, NHP-PM, OEH, SPMSQ) agar aplikatif dan relevan bagi
populasi lansia Indonesia dalam konteks keluarga dan komunitas.
d. Perlu dilakukan penelitian-penelitian pengembangan terapi modalitas untuk
mengatasi gangguan demensia, depresi dan disabilitas fungsional pada lansia.
6. Bagi organisasi profesi keperawatan
a. Perlu menyusun kompetensi profesi perawat gerontik dan perawat komunitas
khususnya perawatan lansia dalam konteks keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat.
b. Perlu mengembangkan program pendidikan berkelanjutan bagi perawat
profesional untuk meningkatkan kompetensi perawat gerontik dan komunitas
dalam perawatan lansia.
11. 120
7. Bagi keluarga/masyarakat
a. Lansia berperan sebagai orang tua yang bijaksana dan penuh ketauladanan,
oleh karenanya keluarga dan masyarakat perlu mengikutsertakan lansia
(enganging the elderly) dalam kehidupan sosial bermasyarakat sehingga
dapat mendorong ikatan antar generasi serta mengurangi risiko stress pada
lansia.
b. Apabila keluarga mengasuh lansia di rumah, keluarga hendaknya tetap
memberikan kebebasan beraktivitas (misalnya: menyapu, memasak, atau
jalan-jalan) yang disesuaikan dengan kapasitas lansia. Tindakan anggota
keluarga dalam mengasuh lansia yang melarang lansia untuk melakukan
pekerjaan apapun di rumah karena kasihan, melarang lansia bepergian ke
suatu tempat karena takut kecapaian, atau menganjurkan lansia untuk tetap
beristirahat saja di rumah, cara demikian justru akan memperburuk kondisi
lansia yang berakibat bahwa lansia akhirnya merasa tak berdaya.
c. Keluarga perlu mengikuti terapi keluarga yang bertujuan untuk menggali
masalah emosi yang timbul pada lansia sehingga dapat diselesaikan di tingkat
anggota keluarga.
d. Keluarga perlu menghindari pengertian dan mitos yang salah kaprah tentang
lansia, karena hal tersebut banyak merugikan lansia. Salah kaprah tersebut
adalah anggapan dan pandangan yang keliru namun tetap diucapkan dan
dipraktekkan secara keliru pula. Cap buruk (stigma) atau pengertian salah
kaprah yang sering dijumpai dalam masyarakat mencakup beberapa hal
sebagai berikut:
12. 121
1) Lansia berbeda dengan orang lain
2) Lansia tidak dapat belajar keterampilan baru serta tidak perlu pendidikan
dan latihan
3) Lansia sukar memahami informasi baru
4) Lansia tidak produktif dan menjadi beban masyarakat
5) Lansia tidak berdaya
6) Lansia tidak dapat mengambil keputusan
7) Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi seksual
8) Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira
9) Lansia itu lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat
10) Lansia menghabiskan uang untuk berobat
11) Lansia sama dengan pikun
Keluarga perlu memberikan pengertian dan pemahaman yang benar sehingga
lansia memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan kondisi, usia,
jenis kelamin dan status sosial mereka dalam masyarakat. Salah satu cara
mengurangi salah kaprah dan tindakan yang keliru sehingga dapat memahami
lansia secara benar adalah dengan melihat realita yang ada.