MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
MENCEGAH PENYAKIT AKIBAT KERJA
MEMELIHARA KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
MENCEGAH TINDAKAN TIDAK AMAN
MEMELIHARA KELANCARAN PROSES DAN PRODUKTIVITAS KERJA
Jumlah kecelakaan kerja di industri sebagian besar terjadi pada pekerja kontraktor di bandingkan dengan pegawai tetap pada perusahaan induknya. Hal ini tentu tidak bisa di biarkan terus menerus terjadi, karena walau bagaimanapun safety performance pada perusahaan kontraktor akan berakibat juga kepada safety performance di perusahaan induknya.
MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
MENCEGAH PENYAKIT AKIBAT KERJA
MEMELIHARA KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
MENCEGAH TINDAKAN TIDAK AMAN
MEMELIHARA KELANCARAN PROSES DAN PRODUKTIVITAS KERJA
Jumlah kecelakaan kerja di industri sebagian besar terjadi pada pekerja kontraktor di bandingkan dengan pegawai tetap pada perusahaan induknya. Hal ini tentu tidak bisa di biarkan terus menerus terjadi, karena walau bagaimanapun safety performance pada perusahaan kontraktor akan berakibat juga kepada safety performance di perusahaan induknya.
KESELAMATAN KERJA MIGAS
Kegiatan industri minyak dan gas (migas) mempunyai potensi bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan sehingga menimbulkan risiko terhadap karyawan, perusahaan,dan masyarakat sekitar.
K3 Identifikasi kecelakaan kerja polman bandung
follow ig fariq_abdullah
cek blog saya
https://fariqabdullahdachlan.blogspot.com/
No wa :089670418224
email :fariqabdullah67@gmail.com
KESELAMATAN KERJA MIGAS
Kegiatan industri minyak dan gas (migas) mempunyai potensi bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan sehingga menimbulkan risiko terhadap karyawan, perusahaan,dan masyarakat sekitar.
K3 Identifikasi kecelakaan kerja polman bandung
follow ig fariq_abdullah
cek blog saya
https://fariqabdullahdachlan.blogspot.com/
No wa :089670418224
email :fariqabdullah67@gmail.com
Materi dasar-dasr keselamatan kerja; Difinisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Difnisi Bahaya, Sumber bahaya.
Materi ini disampaikan pada peserta didik Program Studi Teknik Pembuatan Benang AK-Tekstil Solo
Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)FajarDewantoro5
Â
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Tujuan
Pembelajaran
Setelah selesai peserta kompeten mengidentifikasi potensi
bahaya, menilai resiko bahaya dan mengendalian bahaya
dalam penerapan K3 di lembaga pelatihan sesuai standar
K3
3. Elemen
Kompetensi
Mengidentifikasi bahaya di
tempat pelatihan
EK 1
Mengimplementasikan
keselamatan dan kesehatan
kerja peserta pelatihan
EK 3
Menilai risiko di tempat
pelatihan
EK2
EK 4
Memonitor implementasi K3
di lembaga pelatihan
4. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengidentifikasi bahaya di tempat
pelatihan
1.1 Sumber informasi K3 diakses untuk mengidentifikasi bahaya di
tempat pelatihan.
1.2 Kebutuhan spesifik K3 untuk peserta pelatihan diidentifikasi
sesuai acuan kebutuhan khusus K3.
1.3 Potensi bahaya yang dihadapi oleh peserta pelatihan
berkebutuhan khusus diidentifikasi.
2. Menilai risiko di tempat pelatihan 2.1Kemungkinan kecelakaan akibat bahaya diidentifikasi
berdasarkan acuan penilaian resiko.
2.2 Tingkat keparahan dari setiap potensi bahaya dinilai risikonya.
2.3 Tindakan pengendalian potensi bahaya dibuat berdasarkan
prioritas.
3. Mengiimplementasikan keselamatan
dan kesehatan kerjapeserta
pelatihan
3.1 Pengendalian risiko dikembangkan berdasar hirarki.
3.2 Rencana tindakan pengendalian risiko dikonsultasikan dengan
pihak yang berkepentingan.
3.3 Tindakan dalam pengendalian dan tanggung jawab SDM
pelatihan diimplementasikan sesuai acuan pelaksanaan
tindakan pengendalian.
4. Memonitor implementasi K3 di
lembaga pelatihan
4.1 Pencapaian terhadap rencana pengendalian risiko dimonitor
sesuai acuan implementasi K3 di lembaga pelatihan kerja.
4.2 Efektivitas dan kehandalan implementasi pengendalian risiko
dikonfirmasi dengan pihak yang berkepentingan.
4.3 Pelaporan pengendalian kecelakaan dan bahaya yang efektif
serta proses penyelidikan dikonfirmasi secara berkelanjutan.
5. 5
Setelah mempelajari unit ini Peserta mampu:
Mengakses
Mengidentifikasi
Menilai
Konsultasi dan konfirmasi
Mengimplementasikan
Memonitor
Sumber informasi K3 jenis-jenis
bahaya di tempat pelatihan secara
tepat.
potensi bahaya di tempat pelatihan
secara tepat.
Pengendalian Risiko /hirarki K3
di tempat kerja sesuai SOP.
Pihak berkepentingan di tempat
pelatihan secara tepat.
Pelaporan
Akibat kecelakaan/penyakit akibat
kerja di tempat pelatihan secara
tepat.
Tindakan dalam pengendalian dan
pelaksanaan pengendalian
Pencapaian
pengendalian resiko di
lembaga latihan secara
tepat.
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Keilmuan
⢠Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah semua Ilmu dan penerapannya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan
Menurut OHSAS 18001:2007
⢠Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang
lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan
tamu) di tempat kerja.
⢠OHSAS (Occupational Health and Safety
Assesment)
8. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (UU Keselamatan
Kerja) mengatur tentang prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan pelaksanaan
keselamatan kerja
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja. Tentang Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk
mencegah kebakaran, kecelakaan, keracunan, infeksi penyakit akibat kerja, penyebaran
debu, gas, uap, dan bau yang tidak sedap, nilai ambang batas kimia dan fisik, dan juga
memberikan pedoman kualitas udara dalam ruangan untuk menciptakan tempat kerja yang
layak
9. DIS/ISO 45001 mendefinisikan bahaya sebagai âsumber atau situasi yang
berpotensi untuk menyebabkan cedera dan sakitâ (klausul 3.19)
10. ⢠Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang
berakibat pada kerugian.
⢠ISO / DIS 45001 Risiko didefinisikan sebagai âkombinasi dari kemungkinan terjadinya
peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah; atau sakit akibat kerja atau
terpaparnya seseorang / alat pada suatu bahaya â (klausul 3.21).
⢠Bahaya adalah sifat dari proses yang dapat merugikan individu
⢠Risiko adalah kemungkinan bahwa itu akan terjadi bersama dengan seberapa parah
akibat yang akan diterima.
11. 1. Material
Bahan: cairan, padat dan gas yang bisa berbahaya bagi karyawan.
2. Equipment
Peralatan yang dapat membahayakan jika penggunaannya tidak sesuai prosedur
atau tidak adanya perawatan peralatan tersebut
3. Environment
Area tempat beraktivitas (desain fasilitas, sanitasi, sirkulasi udara, kebisingan,
kebersihan, dll)
4. System/Process
Sistem: Penerapan sistem manajemen keselamatan yang buruk dapat menjadi
akar penyebab yang berkontribusi pada sebagian besar kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja
5. People
Perilaku karyawan yang tidak menggunakan APD, tidak mematuhi peraturan dan
mengambil jalan pintas saat bekerja termasuk perilaku yang tidak aman
12. JENIS BAHAYA K3
Menurut Wijanarko (2017), jenis bahaya K3 dikelompokkan ke dalam
dua kategori :
1.Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)
Bahaya keselamatan kerja adalah segala jenis bahaya yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan dan menyebabkan luka
hingga kematian maupun kerusakan aset perusahaan.
ď§Bahaya mekanik (bahaya yang ditimbulkan dari (penggunaan) mesin
atau alat kerja mekanik, seperti terpotong, terjepit, tersayat dan
sebagainya.
ď§Bahaya elektrik (bahaya yang ditimbulkan dan peralatan yang
memiliki arus listrik).
ď§Bahaya kebakaran (bahaya yang ditimbulkan dari substansi kimia
yang mempunyai sifat mudah terbakar).
13. JENIS BAHAYA K3
2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)
Bahaya kesehatan kerja adalah segala jenis bahaya
yang memberi dampak buruk pada
kesehatan seseorang dan menyebabkan
munculnya gangguan kesehatan maupun
penyakit akibat kerja
⢠Faktor fisik
⢠Faktor Biologi
⢠Faktor kimia
⢠Faktor Ergonomi
⢠Faktor Psikologi
14. KECELAKAAN KERJA
ďĄ Berdasarkan Peraturan MenteriTenaga Kerja
Nomor 04/Men/1993, tentang kecelakaan kerja
ďĄ Menurut Sumaâmur (1992) Kecelakaan kerja adalah
kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja.
ďĄ Sugandi (2003), menyatakan bahwa kecelakaan kerja
(accident) merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak
harta benda atau kerugian terhadap proses.
15. KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA
Jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan
dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang
diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut.
Biaya Langsung
ď§Biaya Pengobatan &
Perawatan Korban
ď§ Kecelakaan Kerja.
ď§Biaya Kompensasi
(yang tidak
diasuransikan).
Biaya tidak Langsung
Kerusakan Bangunan
Kerusakan Alat dan Mesin
Kerusakan Produk dan
Bahan/Material
Gangguan dan Terhentinya Produksi
Biaya Administratif
Pengeluaran
Sarana/Prasarana Darurat
Sewa Mesin Sementara
Waktu untuk Investigasi
Pembayaran Gaji untuk Waktu
Hilang
Biaya Perekrutan dan Pelatihan
Biaya Lembur (Investigasi)
Biaya Ekstra Pengawas(an)
Waktu untuk Administrasi
Penurunan Kemampuan Tenaga
Kerja yang Kembali karena Cedera
Kerugian Bisnis dan Nama Baik
16. GENERAL DISEASE (PENYAKIT UMUM) :
penyakit yang mengenai pada masyarakat umum (general disease).
Misal : influenza, sakit kepala
Work related disease (peny.terkait kerja) :
penyakit yang berhubungan / terkait dengan pekerjaan,
namun bukan akibat karena pekerjaan.
Misal : asma, TBC, hipertensi
Occupational disease (peny. akibat kerja) : penyakit yang disebabkan
karena pekerjaannya / lingkungan kerja.
Misal : keracunan Pb, asbestosis,
silikosis
PENYAKIT AKIBAT KERJA ( PAK)
17.
18.
19.
20. DIAGNOSIS âPAKâ MASIH RENDAH
⢠Tak ada PAK (tidak terjadi kasus)
⢠Tak terdiagnosis :
â tidak tahu/bisa diagnosis PAK
â data pendukung tidak ada
⢠Tak dilaporkan :
â tak memahami ketentuan
â kebijakan perusahaan ď¨ KHAWATIR GANTI RUGI
â dilaporkan sebagai penyakit umum
⢠Data awal tidak ada (Riwkes awal tidak dilakukan)
⢠Riwkes tidak dilakukan atau tidak sesuai
⢠Monitoring lingkungan kerja tidak dilakukan atau dilakukan tapi tidak sesuai
dengan faktor lingkungan kerja
21. Pasal 3
(1) Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui
serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi
pekerja serta ingkungannya untuk membuktikan adanya
hubungan sebab akibat antara penyakit dan pekerjaannya;
23. Tabel Matriks Resiko Bahaya
Penilaian Resiko
merupakan hasil
kali antara nilai
frekuensi dengan
nilai keparahan
suatu resiko
24. Tabel Parameter Keseringan
No.
Frekuensi/Kategori
keseringan
Contoh parameter I Contoh parameter II
1. Sangat jarang Terjadi 1 X dalam masa
lebih dari 1 th
Probabiitas 1 dari
1000.000 jamkerja
orang
2. Jarang Bisa terjadi 1 X dalam
masa lebih dari 1 th
Probabiitas 1 dari
1000.000 jamkerja
orang
3. Sedang Bisa terjadi 1 X dalam
masa lebih dalam 1
bulan
Probabiitas 1 dari
100.000 jamkerja
orang
4. Sering Bisa terjadi 1 X dalam
masa lebih dalam 1
minggu
Probabiitas 1 dari
1000 jamkerja orang
5. Sangat sering Terjadi hampir setiap
hari
Probabiitas 1 dari 100
jamkerja orang
25. Tabel Parameter Keparahan
No.
Kategori
keparahan Contoh parameter I Contoh parameter II
1. Sangat ringan Tidak terdapat cedera/pe- nyakit,
t.k. dpt langsung bekerja kembali
Total kerugian kecelakaan kerja
kurang dari Rp 1.000.000,-
2. Ringan Cedera ringan, tenaga kerja dapat
langsung bekerja kembali
Total kerugian kecelakaan kerja
antara 1 juta â Rp 1.500.000,-
3. Sedang Mendapat P3K atau tindakan medis,
tdk ada hilang jam kerja dari 1X 24
jam
Total kerugian kecelakaan kerja
antara Rp 1.500.000,- - Rp
5.000.000,.
4. Parah Memerlukan tindakan medis
lanjut/rujukan, cacat sementara,
terdapat jam kerja hilang 1 X 24
jam
Total kerugian kecelakan kerja antara
Rp 5.000.000,- - Rp
10.000.000.-
5. Sangat parah Cacat permanen, kematian, terdapat
jam kerja hilang lebih dari 1 X 24
jam
Total kerugian kecelakaan kerja lebih
dari Rp 10.000.000,-
26. Tabel Representasi Kategori Risiko
yang Dihasilkan dari Penilaian
Matriks Risiko
Rendah Perlu Aturan / Prosedur / Rambu
Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas
By Dwi Nugroho S, S.T
28. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN MENILAI RESIKO BAHAYA DI LEMBAGA PELATIHAN
KERJA (KEJURUAN GARMEN)
SUMBER BAHAYA/
POKOK KEGIATAN
POTENSI BAHAYA AKIBAT BAHAYA
(KK dan PAK)
PENILAIAN RISIKO TNDAKAN PENGENDALIAN
1. Mesin Jahit
(Equipment)
Kabel power mesin jahit
highspeed terkelupas
Tersengat listrik (KK) Sedang - Preventive maintanance (administrasi)
- Sepatu safety (APD)
1. Bahan kain
(Material)
Bau kimia kain Sesak nafas (PAK) Rendah - Masker (APD)
1. Lampu/ sumber
pencahayaan
(Environment)
Penerangan ruang
praktek yang minim
Tangan tertusuk
jarum (KK)
Sedang - Penggantian lampuTL dengan iluminasi memadai
(Substitusi)
1. Peserta Pelatihan
(People)
Meletakkan peralatan
tidak pada tempatnya
Peralatan mengenai
peserta lain/ material
lain (KK)
Ringan - SOP penyimpanan peralatan/5S (administrasi)
1. Manajemen
Keselamatan
(System)
ďˇ Kurangnya sign
system pada ruang
kelas pelatihan
dan ruang di
sekitarnya
ďˇ APAR kadaluarsa
ďˇ Cedera pada
situasi darurat
(KK)
ďˇ Malfungsi
APAR dan
ledakan (KK)
Tinggi
Tinggi
- Melengkapi sign system rambu2 K3, aturan dan prosedur K3
(administrasi)
- Sepatu safety (APD)
-Melakukan inspeksi berkala (administrasi)
29. TUGAS 1
IDENTIFIKASI BAHAYA
DAN MENILAI RESIKO
BAHAYA DI TEMPAT
PELATIHAN
SUMBER
BAHAYA
/POKOK
KEGIATAN
POTENSI
BAHAYA/
/HAZARD
AKIBAT
(KK dan PAK)
PENILAIAN
RISIKO TNDAKAN PENGENDALIAN
HIRARKI K3
1.
2.
3.
4.
5.
Note :
KK : Kecelakaaan Kerja
PAK : Penyakit Akibat Kerja
Formulir Identifikasi dan Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
Unit Kerja: Tanggal:
Pekerjaan: Penilai:
........, ........... 20 ...
Pembuat JSA
Ttd
........................
31. LANGKAH LANGKAH IMPLEMENTASI RENCANA
PENGENDALIAN RESIKO
5
Meninjau lagi untuk mengukur efektivitas penerapan
fasilitas pengendalian yang sudah diaplikasikan (Review
of Control).
4
Konsultasi dengan manajemen/ leader HSE dan
menunjuk yang diberi tugas serta tanggung jawab untuk
implementasi rencana pengendalian resiko
3
Menetapkan serta menentukan tindakan pencegahan
serta pengendalian yang tepat dengan memakai cara
hirarki pengendalian (Risks Control).
2
Menilai tingkat resiko yang mungkin muncul (Risks
Assessment).
1
Mengenali kekuatan bahaya yang ada ataupun risiko yang
mungkin muncul (Hazards Identification).
35. MONITORING
Keharusan untuk meyakinkan apakah rencana pengendalian resiko sungguh
sungguh dilaksanakan sepenuhnya di lapangan untuk mencegah kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
Tahap mengumpulkan bahan evaluasi untuk penyempurnaan ke depan
36. Langkah-langkah melaksanakan
monitoring
1. Penentuan tujuan
2. Penentuan target/kelompok sasaran
3. Penentuan perencanaan kerja
4. Penentuan kriteria monitoring dan evaluasi yang dipakai
5. Pengumpulan data
6. Analisis data
7. Penulisan kesimpulan dan rekomendasi
37. PANDUAN MONITOR PENGENDALIAN RISIKO K3 DI LEMBAGA PELATIHAN KERJA
6 Menyusun laporan hasil monitoring dan rekomendasi
5 Membahas hasil monitoring
4 Membuat instrumen monitoring
3 Membuat jadwal monitoring
2
Menyusun rencana kerja berdasarkan rencana
pengendalian risiko
1 Membentuk tim monitorng