2. Definisi
Studi Observasional yang menilai
hubungan paparan – penyakit dengan
cara menentukan sekelompok orang
berpenyakit (kasus) dan sekelompok
orang yang tidak berpenyakit (kontrol),
kemudian membandingkan frekuensi
paparan pada kedua kelompok tersebut.Kata Lain = Case Referent Study
Case Cohort Study
Retrospective study
7. Tahap – tahap Penelitian
Kasus Kontrol
(f a k t o r r e s i k o d a n
e f e k ).
2. M e n e t a p k a n s u b j e k
p e n e l i t i a n (p o p u l a s i
d a n s a m p e l ).
3. I d e n t i f i k a s i k a s u s .
4. P e m i l i h a n s u b j e k
s e b a g a i k o n t r o l .
5. M e l a k u k a n p e n g u k u r a n
“r e t r o s p e k t i f ”
(m e l i h a t k e b e l a k a n g )
u n t u k m e l i h a t f a k t o r
r e s i k o .
6. M e l a k u k a n a n a l i s i s
d e n g a n m e m b a n d i n g k a n
p r o p o r s i a n t a r a
9. Identifikasi variabel-variabel
penelitian (faktor resiko dan efek).
1. V a r i a b e l
D e p e n d e n (e f e k ) :
O s t e o a r t r i t i s
L u t u t
2. V a r i a b e l
I n d e p e n d e n
(f a k t o r r i s i k o ) :
J K ,K e b i a s a a n
m e r o k o k ,
k e b i a s a a n
k o n s u m s i
m a k a n a n
m e n g a n d u n g
v i t a m i n D ,
R i w a y a t t r a u m a
10. 2. Menetapkan
Subjek penelitian
(Populasi
danSampel )
Subjek penelitian adalah
pasien di Rumah Sakit Dokter
Kariadi Semarang yang
menderita osteoartritis lutut
dan sebagai kontrol adalah
pasien di rumah sakit yang
sama dan tidak menderita
osteoartritis lutut.
3. Identifikasi
Kasus
Yang dimaksud sebagai
Kasus yaitu Pasien yang
berobat di Rumah Sakit
Kariadi Semarang yang
dinyatakan menderita OA
Lutut sesuai dengan
kriteria klinis yang
telah di tetapkan.
Contoh : Pasien yang
dijadikan sebagai kasus
yaitu pasien yang
mengalami kaku di pagi
hari < 30 menit .
4. Pemilihan
Subjek
sebagai
Kontrol
Kontrol merupakan
pasien yang berobat di
Rumah Sakit Dokter
Kariadi Semarang
dengan jenis kelamin
dan umur yang sesuai
kasus, dimana tidak
menderita OA lutut
sesuai kriteria klinis
11. 5. Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat ke
belakang) untuk melihat faktor resiko.
Maksudnya, pasien yang menderita OA Lutut
(kasus) di ukur atau di wawancarai dengan
menggunakan metode “recall” mengenai
perilaku atau kebiasaan yang bisa menjadi
faktor resiko OA lutut.
6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara
variabel-variabel subjek penelitian (kasus) dengan variabel-
variabel kontrol
Analisis data dilakukan dengan membandingkan
proporsi kejadian faktor resiko pada kasus dan
kontrol. Yaitu seberapa besar frekuensi faktor
resiko pada kasus dan pada kontrol.
13. 1. Relatif murah dan mudah
2. Sesuai untuk penelitian yang mempunyai periode
latent yang panjang
3. Sesuai untuk meneliti penyakit yang langka
4. Peneliti leluasa menentukan rasio ukuran sample
kasus dan kontrol yang optimal
5. Dapat meneliti sejumlah paparan terhadap suatu
penyakit
6. Sesuai untuk menguji hipotesis hubungan paparan
dan penyakit
7. Tepat untuk mengeksplorasi kemungkinan sejumlah
paparan dan penyakit yang belum jelas hubungannya
14. 1. Penggunaan logika yang berbeda dengan
paradigma eksperimen klasik sehingga rawan bias
( Bias seleksi dan Informasi )
2. Tidak effisien untuk mengevaluasi paparan langka,
kecuali jika persentase attributable risk tinggi
3. Tidak dapat untuk menghitung Laju Insidens
(Insidens rate) penyakit secara langsung pada
kelompok terpapar dan tidak terpapar.
4. Kadang-kadang sulit memastikan hubungan
temporal antara paparan dan penyakit
5. Per definisi hanya meneliti sebuah penyakit
6. Kesulitan memilih kontrol yang tepat
16. 1. Kriteria Diagnosis
2. Populasi Sumber kasus
Terdiri dari :
a. Hospital Base
b. Population Base
3. Jenis data penyakit
Terdiri dari :
a. Prevalensi
b. Insidensi
18. 1. Karakteristik populasi sumber
kasus
2. Keserupaan antara kontrol dan
kasus
3. Pertimbangan praktis dan ekonomis
Penting ! Kontrol harus dipilih dari populasi individu-individu yang
memiliki karakteristik serupa dengan populasi asal kasus