SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
BUSINESS INTERNATIONAL
Pasar International dan Manajemen Rantai Pasokan International
Dosen Pengampu:
Hapzi, Prof. Dr.MM
Disusun oleh:
Siti Holipah 43117010043
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
Pasar International dan Manajemen Rantai Pas kan (Supply Chain Mang) International
Pasar International
 Pemasaran Internasional adalah kegiatan Pemasran yang melewati batas-batas lebih dari
satu negara. Pemasaran internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktivitas,
dan proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa
perusahaan kepada konsumen di berbagai Negara.
 Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa negara.
Pasar internasional melampaui ekspor pemasar dan menjadi lebih terlibat dalam
lingkungan pemasaran di negara-negara tempat suatu organisasi melakukan bisnis.
Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)
Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan
pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan
operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen. Istilah supply chain
management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain
adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan
baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain
management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Definisi Supply Chain
Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa
supply chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke
konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua
elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang
merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional. Sedangkan
definisi Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk
menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa
dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M.
Zank dan Carl M. Lund III supply chain management didefinisikan sebagai, “all the activities
involved in delivering a product from raw material through the customer including sourcing raw
material and parts, manufacturing and assembly, warehousing and inventory tracking, order entry
and order management, distribution across all channels, delivery to the customer, and the
information system necessary to monitor all of the activities” . Stevenson mendefinisikan supply
chain management sebagai suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan
bahwa supply chain management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di
seluruh jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok .
Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana
telah disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua
kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain.
Lebih jauh cakupan supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:
Bagian Cakupan kegiatan antara lain
Pengembangan
produk
Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
melibatkan supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
Perencanaan &
Pengendalian
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
Operasi /
Produksi
Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Pengiriman /
Distribusi
Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan
pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor
service level di tiap pusat distribusi
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan
kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan. Dengan demikian
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat didefinisikan
sebagai pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan
kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan
diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting lainnya
yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain Management meliputi
penetapan:
 Pengangkutan.
 pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)
 supplier
 distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank
 Hutang maupun piutang
 Pergudangan
 Pemenuhan pesanan
 Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan.
Komponen Supply Chain Management
Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen
utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing
dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan
koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para
penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih
tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah
pengadaan.
2. Internal Supply Chain
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini
meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang
utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream supply chain
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi,
pergudangan transportasi dan after-sale service.
Strategi Rantai Pasokan
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada
supplier yaitu adalah sebagai berikut:
1. Banyak Pemasok (Many Supplier)
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan
membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing
secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi
hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab
dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan,
biaya, kualitas dan pengiriman.
2. Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok
yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas
dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan
nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang
menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok
maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan
menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang
dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang
berbisnis di luar bisnis bersama.
3. Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau
dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:
 Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya,
misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja.
 Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada konsumennya,
misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang semula sebagai distributornya
4. Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit
pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok
melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan
yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab
itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi
yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai
subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
5. Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada
saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak
sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan
pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa
diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya.
Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi,
pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan
kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian
manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil
yang diharapkan adalah efisiensi.
Tujuan Strategis Supply Chain Management
Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan
pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan dan
pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu,
proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen
rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien
mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan (Stevenson, 2009):
1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
3. Mengelola pemasok
4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan
5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
6. Mengelola risiko
Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu
dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan. Untuk
bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi
Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan ini
dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan menghasilkan
laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan berhasil
memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan
mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu
mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat
bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai
keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses
mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan
utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh
seorang investor dari investasi.
Proses Supply Chain Management
Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah,
produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang
terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan
akan nampak sebagaio berikut:
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari
material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.
 Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan
pembuangan.
 Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan
 Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal
pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman
Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan
alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai
tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal
pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya koordinasi dari
rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami
kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan
Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama
itu adalah:
1. Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers
Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan
baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan
sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga
supplier‟s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier‟s
suppliers biasanya berjumlah banyak sekali.
Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi,
meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing).
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan
penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada
di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.
Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory
carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya,
penghematan tersebut dapat diperoleh.
Chain 1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada pelanggan.
Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah
melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari
pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang dalam
jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang
lebih kecil kepada retailer atau pengecer.
Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari
pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk
jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola
pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet).
Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada para
pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko, warung,
toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan pembelian.
Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu
mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real
user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti
setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.
Model Supply Chain Management
Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang mempunyai
kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu
gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat
berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Supplier‟s suppliers telah
dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi
yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan
jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain
adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat antara
jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang
menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Indrajit dan Djokopranoto (2002)
Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu barang
dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan pengolahan yang
masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material dan output
permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk barang
Sumber: James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006)
Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang terhubung
dengan tanda panah menggambarkan aliran material dengan saham persediaan antara tiap tahap.
Pengiriman informasi ke arah yang berlawanan ditampilkan sebagai garis putus-putus dan
termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desain produk, dan layanan pelanggan.
Tahap pada manufacturing mewakili operasi tradisional yang dimana bahan baku tiba dari
pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa cara untuk menambah nilai, menciptakan
persediaan barang jadi. Tahap pada bagian hilir lainnya seperti distribusi dan ritel juga
menambah suatu nilai terhadap material.
Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management
Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam
mengelola suppy chain, yaitu:
1. Kompleksitas struktur supply chain
 Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda
 Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan
2. Ketidakpastiaan
 Ketidakpastian permintaan
 Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
 Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll.
Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau
bullwhip effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat
persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun
membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman produk
dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan memungkinkan
perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan menurut James A. dan
Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain management adalah untuk
menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat dengan mendorong biaya
produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain management memungkinkan
manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan peningkatan terbesar dalam
kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.
Mengukur Performa Supply Chain Management
Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah
pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk
dapat mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada
lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu
(Shcroeder, 2007):
1. Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap dan
tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan.
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa
cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan. Pengukuran ini erat
kaitannya dengan loyalitas pelanggan.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita mengasumsikan
ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam persediaan hanya tingkat
persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk dengan
persentase tertentu atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya
pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening
membawa piutang.
Penggerak Supply Chain
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply
chain itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai
berikut:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory
merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan
inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain.
Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi
permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku,
perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk
bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka
terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan
holding cost (biaya penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan
kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang
tinggi.
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat
diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan
membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya
untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka
tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi
terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing.
Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi
supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Meindl
(2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi
dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat
dipilih yaitu:
 Pesawat Udara
Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.
 Truk
Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
 Kereta
Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
 Kapal laut
Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk
pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
 Pipa saluran
Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.
b. Route and network selection
Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan
lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan
mengenai rute pada tahap desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada
saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit,
atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan.
Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi
penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi
supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004,
p55-56) adalah sebagai berikut :
a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian
yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis,
sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan
konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi
lebih responsif, demikian pula sebaliknya.
c. Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin
yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga
dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau
menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).
d. Warehouse methodology
 Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala macam
produk dalam suatu tempat.
 Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk-
produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan
konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
 Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam
fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut
membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas
perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat
diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari
truk-truk sebelumnya.
4. Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas
dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan
untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah
penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah
(Chopra dan Meindl, 2004):
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya
untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan
tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat
dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju
tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja
sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan
supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply
chain itu sendiri.
c. Forecasting and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa
depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah
menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi
permintaan yang telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-
teknologi yang digunakan yaitu:
 Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih
efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen,
transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
 Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan
menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.
 Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi
dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian
perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang „cerdas‟.
 Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan
dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara
keseluruhan terhadap informasi.
Keterkaitan Manajemen Rantai Pasokan dengan Strategi Bisnis
Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi
akan ditunjukkan pada table berikut:
Keterangan Strategi biaya
rendah
Strategi respon Strategi diferensiasi
Tujuan pemasok Penuhi permintaan
dengan biaya
serendah mungkin
Tanggapi perubahan
kebutuhan/permintaan
dengan cepat untuk
meminta terjadinya
persedian habis
Penelitian pangsa
pasar, bersama-sama
mengembangkan
produk dan pilihan
Kriteria pemilihan
utama
Pilih terutama karena
biaya
Pilih terutama karena
kapasitas, kecepatan
dan fleksibilitas
Pilih terutama karena
ketrampilan
pengembangan
produk
Karakteritik proses Mempertahankan
utilitas rata-rata yang
tinggi
Menanam modal pada
kapasitas berlebih dan
proses yang fleksibel
Proses moduler yang
menuju mass
customization
Karakteristik
Persediaan
Meminimalkan
persedian di seluruh
rantai untuk menekan
biaya
Kembangkan sistem
yang cepat tanggap,
dengan persedian
cadangan untuk
memastikan pasokan
Meminimalkan
persediaan dalam
rantai untuk
menghindari produk
menjadi usang
Karakteristik Lead
Time
Memendekkan lead
time sepanjang tidak
meningkatkn biaya
Menanamkan
investasi secara
agresif untuk
mngurangi lead time
produksi
Menanamkan
investasi secara
agresif untuk
mengurangi lead time
pengembangan
Karakteristik desain
produk
Maksimalkan kinerja
dan minimisasi biaya
Menggunakan desain
produk yang
mendorong waktu set
up yang rendah dan
produksi massal
Menggunakan desain
modular untuk
menunda differensiasi
produk selama
mungkin
Supply Chain Economics
Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian
halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan perusahaan untuk
menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien maka
adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta konsep Outsourcing
1. Keputusan Membuat atau Membeli
Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut diantaranya dijabarkan pada
tabel berikut:
No. Alasan Membuat Alasan Membeli
1 Biaya produksi yang lebih rendah Biaya perolehan lebih rendah
2 Pemasok kurang cocok. Menjaga komitmen pemasok
3
Memastikan pemasok yang
memadai dan manajemen
Mendapatkan keahlian tehnis
4 Pemanfaatan tenaga kerja berlebih Kapasitas tidak memadai
5 Memperoleh kualitas yang diinginkan Mengurangi biaya persediaan
6 Menghilangkan kolusi pemasok
Memastikan ada sumber daya
alternatif
7 Memperoleh item yang unik
Kapasitas di perusahaan tidak
mendukung
8 Mempertahankan bakat yang ada Pertukaran informasi
9
Menjaga rancangan dan kualitas yang
memadai
Item terlindungi karena hak paten
10
Mempertahankan dan meningkatkan
ukuran perusahaan
Membebaskan manajemen
menangani bisnis utama
Sumber : Heizer (2004; 417)
Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh
Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan keputusan
taktis
2. Outsourcing
Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada
supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi
melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies
yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product dan transfer. Perusahaan
kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan
aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan
peralatan. Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan
diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga produk-produk
perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi informasi maupun
Prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya.
Integrasi Rantai Pasokan
Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai pasokan yaitu:
a. Local Optimization
Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau minimisasai
biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.
b. Incentives
Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya tidak
terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi semua
anggota. Wujud insentif berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan promosi.
c. Large lots
Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung
mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya
ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan
sebenarnya.
Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi tentang
apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang
didasarkan pada informasi yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar ditarik
melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan, tetapi menimbulkan
distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan apa yang diketahui sebagai
bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order yang sering terjadi
sebagai order yang bergerak melalui rantai pasokan yang mengakibatkan kenaikan biaya seperti
inventory, transportasi, pengiriman dan penerimaan.
Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu
substansi yang memungkinkan. Siklus material yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke
pergudangan, ke distribusi, ke konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan
seringkali berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya
dapat berhasil dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Mutual Aggrement on Goal
suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam kontrak hubungan jual
beli, tetapi patner harus diapresiasikan tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai pasokan sampai
dengan konsumen akhir. Hal ini dapat terwujud apabila adanya pengertian tentang misi, strategi,
dan tujuan dari organisasi yang berpartisipasi. Integrasi rantai pasokan adalah sesuatu yang
menambah nilai tambah ekonomi dan memaksimalkan total konten produk.
2. Trust
merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari rantai pasokan
harus masuk kedalam hubungan yang membagi informasi dalam rangka membangun
kepercayaan. Hubungan diantara pemasok akan lebih sekses jika resiko dan penghematan biaya
dibagi dan aktifitas seperti riset konsumen, analisa penjualan, peramalan, perencanaan produksi
merupakan aktifitas bersama.
3. Compatible Organizational Cultures
budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan yang positif diantara pembelian dan
penawaran apabila hal tersebut terjadi, dan akan menjadi keunggulan riel dalam pembuatan
rantai pasokan.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif
yaitu:
a. Accurate data
Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui
sharing:
1) POS (Point Of Sales) informasi, sehingga tiap anggota rantai dapat menjadwalkan secara
efektif.
2) CAO (Computer-Assisted Ordering). Dengan menggunakan keduanya maka
pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan dengan: factor pasar, persediaan, order
yang ada, serta mengirimkannya kepada supplier yang bertanggung jawab menjaga
persediaan barang akhir.
b. Lot Size Reduction,
ini dilakukan oleh manajemen yang agresif dengan cara:
1) Mengembangkan pengiriman yang ekonomis
2) Memberikan diskon yang didasarkan total volume tahunan daripada ukuran pengiriman
individual
3) Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk pembelian
elektronik.
c. Singe Stage Control of Replenishment,
Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk memonitor dan mengelola inventory untuk
pengecer. Pendekatan ini mengarah pada distorsi informasi dan peramalan multiple yang
menciptakan bullwhip effect.
d. Vendor Managed Inventory,
Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi pembeli, seringkali
mengirimkan langsung ke pembeli menggunakan departemen.
e. Postponement,
yaitu menunda modifikasi atau customization produk selama mungkin dalam proses produksi.
f. Channel Assembly,
yaitu menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur distribusi dapat dipasang.
g. Drop Shipping and Special Packaging,
Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen akhir berarti hemat waktu
dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai pengemasan yang khusus sesuai
kebutuhan konsumen.
h. Blanket Order,
merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada supplier untuk item yang dapat dikirim
dalam jangka pendek, artinya ordernya kosong, diisi sesuai kebutuhan saja.
i. Standardization,
yaitu pengurangan jumlah variasi material dan komponen sebagai bantuan mengurangi biaya.
j. EDI (Electronic Data Interchange)
merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi komputerisasi diantara
organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced Shipping Notice) yang mana notis pengiriman
dikirim secara langsung dari vendor ke pembeli.
k. Pemilihan Vendor
Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen, walaupun
demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang sempurna. Agar
hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses yaitu:
1. Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan penjual
tersebut menjadi pemasok yang baik. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai
variabel atau factor yang dipertimbangakan untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel
diberi bobot tergantung pada kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan beberapa alternative
untuk diberi penilaian , setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih.
2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara agar
pemasok dapat diintegrasikan ke dalam system yang berlaku adalah dengan memastikan bahwa
penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan
dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga format transfer informasi
elektronik.
3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan biaya (Cost Based
price model), yang mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli. 2) Model berdasarkan
harga pasar (market Based price model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3)
Perebutan tender (competitive bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia
membahas biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna.
4. Internet Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi atau
menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet untuk digunakan oleh karyawan dari
perusahaan di bagian pembelian.
i. Pembelian - Purchasing
Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain
Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan
peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk
melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu mengarah
pada pembentukan fungsi pembelian.
1. Tujuan Fungsi Pembelian
Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:
 Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa yang dapat diperoleh secara
eksternal.
 Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang
terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut.
2. Fokus Pembelian
Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.
 Dalam lingkungan operasi produk barang
Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang
wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di perusahaan besar, agen
pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli mewakili
perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali
penanda tanganan kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam menindaklanjuti pembelian
agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di perusahaan manufaktur, Fungsi
pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi dari produk- produk yang dibuat,
dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan pengujian yang mengevaluasi
ietm yang dibeli.
 Dalam lingkungan jasa
Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk
intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun kesehatan,
item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil serta
perlengkapan.
Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan
yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis. Agar supaya rencana strategi tentang
manajemen rantai pasokan menjadi sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang harus
dimiliki antara lain:
1. Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap perubahan yang ada baik dari ketrersediaan
komponen, distribusi, jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar.
2. Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman
komponenan produk akhir.
3. Menetapkan staff yang mempunyai keahlian secara local mengenai cara menyikapi
peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen dan isu politik. (Hendra
Poerwanto G)
IMPLEMENTASI
PT. Indofood
yang produk Indomie nya sudah memasuki pasar internasional yakni negara-negara seperti
Belanda, Singapura, Australia dan Malaysia.
Alasan sebuah perusahaan harus menjalankan manajemen pemasaran internasional adalah karena
kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sudah melampaui kebutuhan akan konsumen
produk / jasa di wilayah domestik perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperlebar sayapnya
dengan terjun ke pasar yang lebih luas, yakni pasar itnernasional sehingga perusahaan dapat
memiliki strategi pasar yang lebih luas.
Manajemen Rantai Pasokan: Study case ZARA
Zara merupakan perusahaan dari Spanyol yang menjual pakaian fast fashion. Memiliki lebih dari
1000 toko di 62 negara dengan hasil penjualan US$4.5 billion per tahun. Memiliki 200 in-house
designer. Lokasi pabrik tekstilnya dekat dengan kantor pusat Zara, jadi tidak menggunakan
pabrik tekstil di Asia.
ZARA Menggunakan teknologi informasi dan teknik supply chain management yang canggih
untuk mengendalikan dan mengintegrasikan setiap elemen dari proses, yaitu dari pabrik tekstil
hingga ke toko. Akibatnya sebuah kain dapat dijadikan baju hanya dalam waktu 14 hari
dibandingkan pesaingnya yang butuh waktu antara 3 hingga 15 bulan.
Karena begitu cepatnya pakaian yang dapat dijajakan di toko maka biasanya setiap 3 minggu
model pakaiannya selalu berganti.
Sehingga setiap pelanggan yang masuk merasa memasuki tempat yang baru dengan pilihan yang
baru pula. Akibatnya menimbulkan „pembelian impulsif‟; grab it while you can.
Dafar Pustaka Utama:
1. Ball, Geringer, Minor dao McNett. (2014). InternationalBusiness, twelfth edition, Mc.
Graw Hill Education.
Pendukung:
1. Griffin, Pustay. (2015). International Business: A Managerial Perspective, Eight Edition,
Pearson Education. Inc
2. Rusdin. (2002). BisnisIntemasional. Alfabeta. Jakarta
3. Daniels, John dan Radebaugh. (1998). International Business. Edisi 9. Prentice Hall
Sumber:
1. https://w3cargo.com/pemasaran-internasional/ (anonym, 2017) (diakses pada tanggal
24/06/2016, pukul 18:12)
2. https://muamala.net/pengertian-manajemen-rantai-pasokan/ (muamala, 2017) (diakses
pada tanggal 24/06/2019, pukul 18:26)
3. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan ( anonym , )
(diakses pada tanggal 01/07/2019, pukul 19:00

More Related Content

What's hot

Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management Thoriq Anugrah
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanNi'am Yuliarto
 
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTKonsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
 
Mantai rantai pasokan
Mantai rantai pasokanMantai rantai pasokan
Mantai rantai pasokanpadlah1984
 
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...Institute of Technology Sepuluh Nopember
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1Agus Witono
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanBrigita Haryani
 
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001Cahya Idznii
 
Tugas Presentasi Supplu Chain Management
Tugas Presentasi Supplu Chain ManagementTugas Presentasi Supplu Chain Management
Tugas Presentasi Supplu Chain ManagementBakkah Raharjo
 
Scm 05 strategi supply chain
Scm 05   strategi supply chainScm 05   strategi supply chain
Scm 05 strategi supply chainAbrianto Nugraha
 
2. konsep aliran rantai pasokan
2. konsep aliran rantai pasokan2. konsep aliran rantai pasokan
2. konsep aliran rantai pasokanRizky Akbar
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiIin Bellebelle
 
Tugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul SyukurTugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul Syukurabdul_syukur
 
Supply Chain Management - Riki Ardoni
Supply Chain Management  - Riki ArdoniSupply Chain Management  - Riki Ardoni
Supply Chain Management - Riki ArdoniRiki Ardoni
 

What's hot (19)

Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
 
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTKonsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
 
Mantai rantai pasokan
Mantai rantai pasokanMantai rantai pasokan
Mantai rantai pasokan
 
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
 
scm
scmscm
scm
 
Scm
ScmScm
Scm
 
Scm 02 memahami scm
Scm 02   memahami scmScm 02   memahami scm
Scm 02 memahami scm
 
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
 
Zara supply chain makalah
Zara supply chain makalahZara supply chain makalah
Zara supply chain makalah
 
Tugas Presentasi Supplu Chain Management
Tugas Presentasi Supplu Chain ManagementTugas Presentasi Supplu Chain Management
Tugas Presentasi Supplu Chain Management
 
Scm 05 strategi supply chain
Scm 05   strategi supply chainScm 05   strategi supply chain
Scm 05 strategi supply chain
 
4696 9277-1-pb
4696 9277-1-pb4696 9277-1-pb
4696 9277-1-pb
 
2. konsep aliran rantai pasokan
2. konsep aliran rantai pasokan2. konsep aliran rantai pasokan
2. konsep aliran rantai pasokan
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasi
 
Tugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul SyukurTugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul Syukur
 
Supply Chain Management - Riki Ardoni
Supply Chain Management  - Riki ArdoniSupply Chain Management  - Riki Ardoni
Supply Chain Management - Riki Ardoni
 

Similar to Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, pasar internasional dan manajemen rantai pasokan internasional, universitas mercu buana, 2019

Suplay chain & SCM.ppt
Suplay chain & SCM.pptSuplay chain & SCM.ppt
Suplay chain & SCM.pptSumaSada
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)Mang Engkus
 
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...AnissaNurSafitri
 
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...rendryswara dwismanika
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02eryeryey
 
Pengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanPengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanEty Dwi Susanti
 
2-170929082117 (1).pdf
2-170929082117 (1).pdf2-170929082117 (1).pdf
2-170929082117 (1).pdfGedeBudiasa1
 
LN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain ManagementLN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain ManagementBinus Online Learning
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTYesica Adicondro
 

Similar to Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, pasar internasional dan manajemen rantai pasokan internasional, universitas mercu buana, 2019 (20)

SCM.pptx
SCM.pptxSCM.pptx
SCM.pptx
 
Suplay chain & SCM.ppt
Suplay chain & SCM.pptSuplay chain & SCM.ppt
Suplay chain & SCM.ppt
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
 
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
 
Managemen operasi
Managemen operasiManagemen operasi
Managemen operasi
 
Managemen operasi
Managemen operasiManagemen operasi
Managemen operasi
 
Scm syukur
Scm syukurScm syukur
Scm syukur
 
Scm syukur
Scm syukurScm syukur
Scm syukur
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Manajemen logistik & material
Manajemen logistik & materialManajemen logistik & material
Manajemen logistik & material
 
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
 
Pengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanPengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaan
 
2-170929082117 (1).pdf
2-170929082117 (1).pdf2-170929082117 (1).pdf
2-170929082117 (1).pdf
 
LN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain ManagementLN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain Management
 
Strategi pada industri makanan
Strategi pada industri makananStrategi pada industri makanan
Strategi pada industri makanan
 
SCM.ppt
SCM.pptSCM.ppt
SCM.ppt
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPT
 

More from sitiholipah2

Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...
Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...
Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...sitiholipah2
 
Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...sitiholipah2
 

More from sitiholipah2 (9)

Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...
Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...
Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...
 
Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 14, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
 
Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 10, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
 
Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 9, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 
Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 6, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 
Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 4, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 
Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 2, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 

Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, pasar internasional dan manajemen rantai pasokan internasional, universitas mercu buana, 2019

  • 1. BUSINESS INTERNATIONAL Pasar International dan Manajemen Rantai Pasokan International Dosen Pengampu: Hapzi, Prof. Dr.MM Disusun oleh: Siti Holipah 43117010043 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA 2019
  • 2. Pasar International dan Manajemen Rantai Pas kan (Supply Chain Mang) International Pasar International  Pemasaran Internasional adalah kegiatan Pemasran yang melewati batas-batas lebih dari satu negara. Pemasaran internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktivitas, dan proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai Negara.  Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Pasar internasional melampaui ekspor pemasar dan menjadi lebih terlibat dalam lingkungan pemasaran di negara-negara tempat suatu organisasi melakukan bisnis. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen. Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Definisi Supply Chain Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional. Sedangkan definisi Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M. Zank dan Carl M. Lund III supply chain management didefinisikan sebagai, “all the activities involved in delivering a product from raw material through the customer including sourcing raw material and parts, manufacturing and assembly, warehousing and inventory tracking, order entry and order management, distribution across all channels, delivery to the customer, and the information system necessary to monitor all of the activities” . Stevenson mendefinisikan supply chain management sebagai suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan bahwa supply chain management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di seluruh jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok . Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana telah disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua
  • 3. kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain. Lebih jauh cakupan supply chain management akan meliputi hal-hal berikut: Bagian Cakupan kegiatan antara lain Pengembangan produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier Perencanaan & Pengendalian Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi Sumber: I Nyoman Pujawan (2005) Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan. Dengan demikian Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain Management meliputi penetapan:  Pengangkutan.  pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)  supplier  distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank  Hutang maupun piutang  Pergudangan  Pemenuhan pesanan
  • 4.  Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan. Komponen Supply Chain Management Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu: 1. Upstream Supply Chain Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan. 2. Internal Supply Chain Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan. 3. Downstream supply chain Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service. Strategi Rantai Pasokan Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut: 1. Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman. 2. Sedikit Pemasok (Few Supplier)
  • 5. Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama. 3. Vertical Integration Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:  Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja.  Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang semula sebagai distributornya 4. Kairetsu Network. Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil. 5. Perusahaan Maya (Virtual Company) Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.
  • 6. Tujuan Strategis Supply Chain Management Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan (Stevenson, 2009): 1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat 2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang 3. Mengelola pemasok 4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan 5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat 6. Mengelola risiko Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang 1. Murah 2. Berkualitas 3. Tepat waktu 4. Bervariasi Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh seorang investor dari investasi. Proses Supply Chain Management Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang
  • 7. terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagaio berikut: Sumber: I Nyoman Pujawan (2005) Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.  Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.  Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan  Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya koordinasi dari rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama itu adalah: 1. Supplier 2. Manufacturer 3. Distributor / wholesaler
  • 8. 4. Retail outlets 5. Customers Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut: Chain 1: Supplier Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga supplier‟s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier‟s suppliers biasanya berjumlah banyak sekali. Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya, penghematan tersebut dapat diperoleh. Chain 1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer atau pengecer. Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet). Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer
  • 9. Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user. Model Supply Chain Management Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang mempunyai kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Supplier‟s suppliers telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber: Indrajit dan Djokopranoto (2002) Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan pengolahan yang masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk barang
  • 10. Sumber: James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006) Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang terhubung dengan tanda panah menggambarkan aliran material dengan saham persediaan antara tiap tahap. Pengiriman informasi ke arah yang berlawanan ditampilkan sebagai garis putus-putus dan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desain produk, dan layanan pelanggan. Tahap pada manufacturing mewakili operasi tradisional yang dimana bahan baku tiba dari pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa cara untuk menambah nilai, menciptakan persediaan barang jadi. Tahap pada bagian hilir lainnya seperti distribusi dan ritel juga menambah suatu nilai terhadap material. Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola suppy chain, yaitu: 1. Kompleksitas struktur supply chain  Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda  Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan 2. Ketidakpastiaan  Ketidakpastian permintaan  Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.  Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll. Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:
  • 11. Sumber: I Nyoman Pujawan (2005) Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau. Mengukur Performa Supply Chain Management Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu (Shcroeder, 2007): 1. Pengiriman Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap dan tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan. 2. Kualitas Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan. Pengukuran ini erat kaitannya dengan loyalitas pelanggan.
  • 12. 3. Waktu Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan. 4. Fleksibilitas Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk dengan persentase tertentu atau jumlah. 5. Biaya Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening membawa piutang. Penggerak Supply Chain Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai berikut: 1. Inventory Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004): a. Cycle inventory Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan). b. Safety Inventory Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.
  • 13. c. Seasonal Inventory Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan. 2. Transportation Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut : a. Modes of transportation Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:  Pesawat Udara Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.  Truk Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.  Kereta Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.  Kapal laut Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.  Pipa saluran Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas. b. Route and network selection Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai rute pada tahap desain supply chain. c. In house or outsource Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
  • 14. 3. Fasilitas Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut : a. Location Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen. b. Capacity Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya. c. Operation methodology Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien). d. Warehouse methodology  Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam suatu tempat.  Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk- produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.  Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya. 4. Information
  • 15. Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004): a. Push versus Pull Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut. b. Cordinating and Information sharing Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri. c. Forecasting and Aggregate Planning Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan. d. Enabling Technologies Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi- teknologi yang digunakan yaitu:  Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.  Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.  Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang „cerdas‟.  Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi.
  • 16. Keterkaitan Manajemen Rantai Pasokan dengan Strategi Bisnis Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi akan ditunjukkan pada table berikut: Keterangan Strategi biaya rendah Strategi respon Strategi diferensiasi Tujuan pemasok Penuhi permintaan dengan biaya serendah mungkin Tanggapi perubahan kebutuhan/permintaan dengan cepat untuk meminta terjadinya persedian habis Penelitian pangsa pasar, bersama-sama mengembangkan produk dan pilihan Kriteria pemilihan utama Pilih terutama karena biaya Pilih terutama karena kapasitas, kecepatan dan fleksibilitas Pilih terutama karena ketrampilan pengembangan produk Karakteritik proses Mempertahankan utilitas rata-rata yang tinggi Menanam modal pada kapasitas berlebih dan proses yang fleksibel Proses moduler yang menuju mass customization Karakteristik Persediaan Meminimalkan persedian di seluruh rantai untuk menekan biaya Kembangkan sistem yang cepat tanggap, dengan persedian cadangan untuk memastikan pasokan Meminimalkan persediaan dalam rantai untuk menghindari produk menjadi usang Karakteristik Lead Time Memendekkan lead time sepanjang tidak meningkatkn biaya Menanamkan investasi secara agresif untuk mngurangi lead time produksi Menanamkan investasi secara agresif untuk mengurangi lead time pengembangan Karakteristik desain produk Maksimalkan kinerja dan minimisasi biaya Menggunakan desain produk yang mendorong waktu set up yang rendah dan produksi massal Menggunakan desain modular untuk menunda differensiasi produk selama mungkin Supply Chain Economics
  • 17. Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta konsep Outsourcing 1. Keputusan Membuat atau Membeli Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut diantaranya dijabarkan pada tabel berikut: No. Alasan Membuat Alasan Membeli 1 Biaya produksi yang lebih rendah Biaya perolehan lebih rendah 2 Pemasok kurang cocok. Menjaga komitmen pemasok 3 Memastikan pemasok yang memadai dan manajemen Mendapatkan keahlian tehnis 4 Pemanfaatan tenaga kerja berlebih Kapasitas tidak memadai 5 Memperoleh kualitas yang diinginkan Mengurangi biaya persediaan 6 Menghilangkan kolusi pemasok Memastikan ada sumber daya alternatif 7 Memperoleh item yang unik Kapasitas di perusahaan tidak mendukung 8 Mempertahankan bakat yang ada Pertukaran informasi 9 Menjaga rancangan dan kualitas yang memadai Item terlindungi karena hak paten 10 Mempertahankan dan meningkatkan ukuran perusahaan Membebaskan manajemen menangani bisnis utama Sumber : Heizer (2004; 417) Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan keputusan taktis
  • 18. 2. Outsourcing Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product dan transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya. Integrasi Rantai Pasokan Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai pasokan yaitu: a. Local Optimization Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau minimisasai biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas. b. Incentives Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi semua anggota. Wujud insentif berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan promosi. c. Large lots Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan sebenarnya. Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang didasarkan pada informasi yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan, tetapi menimbulkan distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan apa yang diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order yang sering terjadi sebagai order yang bergerak melalui rantai pasokan yang mengakibatkan kenaikan biaya seperti inventory, transportasi, pengiriman dan penerimaan.
  • 19. Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu substansi yang memungkinkan. Siklus material yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke pergudangan, ke distribusi, ke konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan seringkali berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya dapat berhasil dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu: 1. Mutual Aggrement on Goal suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam kontrak hubungan jual beli, tetapi patner harus diapresiasikan tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai pasokan sampai dengan konsumen akhir. Hal ini dapat terwujud apabila adanya pengertian tentang misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang berpartisipasi. Integrasi rantai pasokan adalah sesuatu yang menambah nilai tambah ekonomi dan memaksimalkan total konten produk. 2. Trust merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari rantai pasokan harus masuk kedalam hubungan yang membagi informasi dalam rangka membangun kepercayaan. Hubungan diantara pemasok akan lebih sekses jika resiko dan penghematan biaya dibagi dan aktifitas seperti riset konsumen, analisa penjualan, peramalan, perencanaan produksi merupakan aktifitas bersama. 3. Compatible Organizational Cultures budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan yang positif diantara pembelian dan penawaran apabila hal tersebut terjadi, dan akan menjadi keunggulan riel dalam pembuatan rantai pasokan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif yaitu: a. Accurate data Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui sharing: 1) POS (Point Of Sales) informasi, sehingga tiap anggota rantai dapat menjadwalkan secara efektif. 2) CAO (Computer-Assisted Ordering). Dengan menggunakan keduanya maka pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan dengan: factor pasar, persediaan, order yang ada, serta mengirimkannya kepada supplier yang bertanggung jawab menjaga persediaan barang akhir. b. Lot Size Reduction,
  • 20. ini dilakukan oleh manajemen yang agresif dengan cara: 1) Mengembangkan pengiriman yang ekonomis 2) Memberikan diskon yang didasarkan total volume tahunan daripada ukuran pengiriman individual 3) Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk pembelian elektronik. c. Singe Stage Control of Replenishment, Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk memonitor dan mengelola inventory untuk pengecer. Pendekatan ini mengarah pada distorsi informasi dan peramalan multiple yang menciptakan bullwhip effect. d. Vendor Managed Inventory, Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi pembeli, seringkali mengirimkan langsung ke pembeli menggunakan departemen. e. Postponement, yaitu menunda modifikasi atau customization produk selama mungkin dalam proses produksi. f. Channel Assembly, yaitu menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur distribusi dapat dipasang. g. Drop Shipping and Special Packaging, Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen akhir berarti hemat waktu dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai pengemasan yang khusus sesuai kebutuhan konsumen. h. Blanket Order, merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada supplier untuk item yang dapat dikirim dalam jangka pendek, artinya ordernya kosong, diisi sesuai kebutuhan saja. i. Standardization, yaitu pengurangan jumlah variasi material dan komponen sebagai bantuan mengurangi biaya. j. EDI (Electronic Data Interchange)
  • 21. merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi komputerisasi diantara organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced Shipping Notice) yang mana notis pengiriman dikirim secara langsung dari vendor ke pembeli. k. Pemilihan Vendor Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen, walaupun demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang sempurna. Agar hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses yaitu: 1. Evaluasi Penjual Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai variabel atau factor yang dipertimbangakan untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot tergantung pada kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan beberapa alternative untuk diberi penilaian , setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih. 2. Pengembangan Penjual Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam system yang berlaku adalah dengan memastikan bahwa penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga format transfer informasi elektronik. 3. Negosiasi Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan biaya (Cost Based price model), yang mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli. 2) Model berdasarkan harga pasar (market Based price model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3) Perebutan tender (competitive bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna. 4. Internet Purchasing Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet untuk digunakan oleh karyawan dari perusahaan di bagian pembelian. i. Pembelian - Purchasing Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk
  • 22. melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu mengarah pada pembentukan fungsi pembelian. 1. Tujuan Fungsi Pembelian Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:  Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.  Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut. 2. Fokus Pembelian Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.  Dalam lingkungan operasi produk barang Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali penanda tanganan kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam menindaklanjuti pembelian agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di perusahaan manufaktur, Fungsi pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi dari produk- produk yang dibuat, dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan pengujian yang mengevaluasi ietm yang dibeli.  Dalam lingkungan jasa Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil serta perlengkapan. Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis. Agar supaya rencana strategi tentang manajemen rantai pasokan menjadi sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang harus dimiliki antara lain: 1. Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap perubahan yang ada baik dari ketrersediaan komponen, distribusi, jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar. 2. Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman komponenan produk akhir.
  • 23. 3. Menetapkan staff yang mempunyai keahlian secara local mengenai cara menyikapi peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen dan isu politik. (Hendra Poerwanto G) IMPLEMENTASI PT. Indofood yang produk Indomie nya sudah memasuki pasar internasional yakni negara-negara seperti Belanda, Singapura, Australia dan Malaysia. Alasan sebuah perusahaan harus menjalankan manajemen pemasaran internasional adalah karena kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sudah melampaui kebutuhan akan konsumen produk / jasa di wilayah domestik perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperlebar sayapnya dengan terjun ke pasar yang lebih luas, yakni pasar itnernasional sehingga perusahaan dapat memiliki strategi pasar yang lebih luas. Manajemen Rantai Pasokan: Study case ZARA Zara merupakan perusahaan dari Spanyol yang menjual pakaian fast fashion. Memiliki lebih dari 1000 toko di 62 negara dengan hasil penjualan US$4.5 billion per tahun. Memiliki 200 in-house designer. Lokasi pabrik tekstilnya dekat dengan kantor pusat Zara, jadi tidak menggunakan pabrik tekstil di Asia. ZARA Menggunakan teknologi informasi dan teknik supply chain management yang canggih untuk mengendalikan dan mengintegrasikan setiap elemen dari proses, yaitu dari pabrik tekstil hingga ke toko. Akibatnya sebuah kain dapat dijadikan baju hanya dalam waktu 14 hari dibandingkan pesaingnya yang butuh waktu antara 3 hingga 15 bulan. Karena begitu cepatnya pakaian yang dapat dijajakan di toko maka biasanya setiap 3 minggu model pakaiannya selalu berganti. Sehingga setiap pelanggan yang masuk merasa memasuki tempat yang baru dengan pilihan yang baru pula. Akibatnya menimbulkan „pembelian impulsif‟; grab it while you can.
  • 24. Dafar Pustaka Utama: 1. Ball, Geringer, Minor dao McNett. (2014). InternationalBusiness, twelfth edition, Mc. Graw Hill Education. Pendukung: 1. Griffin, Pustay. (2015). International Business: A Managerial Perspective, Eight Edition, Pearson Education. Inc 2. Rusdin. (2002). BisnisIntemasional. Alfabeta. Jakarta 3. Daniels, John dan Radebaugh. (1998). International Business. Edisi 9. Prentice Hall Sumber: 1. https://w3cargo.com/pemasaran-internasional/ (anonym, 2017) (diakses pada tanggal 24/06/2016, pukul 18:12) 2. https://muamala.net/pengertian-manajemen-rantai-pasokan/ (muamala, 2017) (diakses pada tanggal 24/06/2019, pukul 18:26) 3. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan ( anonym , ) (diakses pada tanggal 01/07/2019, pukul 19:00