SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
1
HUTAN MAJA YANG HILANG
Menengok pasar lawas, apa dan bagaimana ke
depan?
Oleh :
Eman Kurdiman, cs
Majalengka tempo dulu merupakan sebuah
tatanan kemasyarakatan yang kondusif terhadap
perkembangan. Kedudukan pola hidup masyarakat
yang terkembang pada objek yang akan ditengok
berkenaan dengan area yang dahulu disebut Pasar
Wetan yang berada di wilayah kelurahan Majalengka
Wetan. lalu membandingkannya sekarang dan
harapannya ke depan yang terkembang.
Situasi lama di masa orde baru, pasar wetan
dalam padanan struktur pola ekonomi yang runtut raut.
Dalam area objek tersebut tersambung beberapa titik
lokasi secara periodic melintasi waktu zaman tempo
dulu terhadap beberapa segmentasi masyarakat pada
aspek mental dan spiritual secara culture.
2
Girilawungan
Awalnya paling dahulu di sebelah barat ada
kawasan Girilawungan sebagai pemakaman yang
ramai. Dimana didalamnya tersemat sejarah terpendam
berkenaan dengan Dalem Panungtung, Nyi Mas
Girilarang dan Adiluhung yang kemudian runtut raut
lebih dalam dengan alkisah Sunan Giri yang berkelana
dari arah timur hingga ke Talaga dan sampai ke barat
sebagai akhir panungtung yaitu di Girilawungan
Majalengka Wetan, kini.
Menyibak sedikit Girilawungan didalamnya
tersemat 7 undakan tahta kaputren yang dimaksud
berkenaan dengan penurunan keturunan kabuyutan
nenek, ibu, anak, dan cucu, dst. (regenerasi).
Adiluhung merupakan seorang punakawan yang
diperwakilkan menguasai wilayah di zaman
kamandalaan Hindu yang dititahkan Mundingwangi.
Sebut saja area Girilawungan dahulu dengan
kamandalaan Adi Luhung. Disanalah prajurit ditempa
mulai dari membuat senjata perpedangan sampai
penggunaannya sebut saja Prajurit Kopo. Bukti kultur
3
kita akan sepakati bahwa di sebelah utara
girilawungan sekarang ada lembur Paledang (gang
Paledang) atau tukang pembuat Pedang dan Gang
pandai Penempa Besi.
Seiring dengan penyebaran Islam Sunan Giri
sampai di Talaga (Lihat sejarah Talaga) maka
penyebaran pun sampai ke mandala Adi Luhung.
Singkat cerita maka terjadilah bertempuran dalam
memperebutkan itikad keyakinan, bahwa siapa yang
menang maka akan tunduk pada keyakinannya. Dalam
hal ini sebut saja pangucap Adi Luhung ; “Mun eleh
galung kami rek mutih” maksudnya akan masuk
Islam. Sedangkan Sunan Giri akan memberikan salah
satu puteri Nyi Mas yang saat itu masih perawan
(larang). Mutih itu hanya pengistilahan saja karena apa
yang dikenal mereka bahwa Orang Islam suka
berpuasa dalam arti menyucikan diri mereka dengan
menahan makan, sedangkan mereka para Hindu
terbiasa ritual menyucikan diri (gangga) atau mandi di
air sungai yaitu di sungai Cideres.
4
Gerr pertempuran pun terjadi yang menyebabkan
banyak prajurit menjadi korban kedua belah pihak.
Sebagai siasat agar tidak pecah karena sudah terdesak
maka disepakati secara duel perkelahian (Galungan)
dalam pilih tanding. Namun akhirnya Adi Luhung
tidak mampu menahan kesaktian Sunan Giri, lalu
kemudian tunduk dan masuk Islam lalu ditkawinkan
dengan Nyi Mas Putri Atikah (awllohu a’lam).
Sebagai symbol keIslaman maka Adi Luhung
diberi sebilah Keris Nagarunting, sepasang tarumpah,
sebuah kitab papagon, seekor harimau peliharaan
(Depok), 5 bibit pohon Jati dan diberi kekuasaan
dengan wilayah Islamisasi di area tersebut dengan
gelar Dalem Panungtung dan isterinya dengan gelar
Nyi Mas Putri Girilarang. Hingga akhirnya sesuai
perda masa Bupati maka disematkanlah kawasan
Girilawungan sebagai Cagar Alam yang sebenarnya
terkandung Cagar Budaya.
5
Setamplat Majalengka Wetan
Seiring culture cerita yang turun temurun, maka
terjadilah beragam kongsi perikatan kekerabatan
dalam pertemanan maupun perkawinan antara wilayah
Talaga dan Girilawungan bersatu padu. Yang
kemudian terkembang sistem perkonomian dari
Majalengka ke Talaga dan sebaliknya melalui berbagai
jalur utama seperti via Maja, Nunuk Cibodas dan
Bantarmerak.
Sebagai sarana akomodasi dahulu adalah jika
tidak berjalan kaki, maka dengan menunggang kuda
dan kahar (delman) dan angkutan barang pedati.
Sebagai sebab perkembangan kultur maka banyak para
pandito yang kemudian berguru kepada Dalem
Panungtung dengan menjadi cantrik, baik dari ilmu
agamanya, maupun pelajaran lainnya seperti belajar
persenjataan dan menempa besi. Maka daerah
setamplat majalengka wetan merupakan terminal
tempat menitipkan kuda, berhentinya kahar yang
ramai.
6
Dalam perkembangan kemudian penguasaan di
zaman colonial seiring terbentuknya resigenz
dipindahkanlah Kaputren oleh Dalem yang berkuasa
saat itu ke areal pendopo Majalengka. Maka
Girilawungan arealnya dikhususkan sebagai Hutan dan
pemakaman. Oleh colonial maka disematkanlah nama
area tersebut dengan “setamplat” sebagai tempat
pergantian rute singgah baik menurunkan menaikan
orang maupun barang melaui angkutan kuda/kahar dan
pedati dengan aturan pajak.
Setelah kemerdekaan dengan modernisasi
akomodasi munculnya kendaraan mesin motor dan
mobil di era kemerdekaan dan orde baru lambat laun
berkembang menjadi sebuah terminal Bus Majalengka
yang ramai dengan sarana akomodasi. Angkutan
pedesaan pun mulai diperkenalkan dan dipergunakan
di Majalengka sebagai sarana angkutan antar kota, elf
dan bus dan di stamplat itulah munculnya pengganti
pajak pedati dahulu yaitu secarik kertas retribusi. Yang
beroperasi terakhir seingatan penulis yaitu tempat
pemberangkatan Bus Garuda Mas menuju Serang
7
Banten. Yang kemudian setamplat karena cakupannya
terlalu sempit maka dipindahkan ke terminal Cigasong
sampai saat ini.
Pasar Majalengka
Sebagai sebuah kebutuhan manusia sedari dulu,
maka kultur berubah menjadi tatanan social yang pada
akhirnya pusat perekonomian pun terbentuk
sendirinya, yang semula daerah satamplat telah sarat
dengan keramaian dan perdagangan.
Pola kebiasaan distribusi perdagangan dahulu
seperti halnya orang Beto Curug, Cibodas, Sidamukti
dan sekitarnya tatar pakidulan membawa hasil
buminya berupa pisang dan lain-lain, orang wetan
maja-talaga dan sekitarnya menjual umbi-umbian dan
ikan, sebagian lagi membawa hasil sawah padi dan
juga ternak, orang wetan rajagaluh dan sekitarnya
membawa buah-buahan, teh dan kopi dan orang utara
seperti plered menjual makanan, dan orang palimanan-
cirebon membawa garam, terasi dan ikan asin, orang
tempatan sekitar menjual pakaian, perabot dan
8
peralatan besi dan orang setempat yang berduit
menjadi agen-agen penjualan.
Di zaman Bupati terdahulu karena area setamplat
terbatas maka dipisahkanlah perdagangan ke area yang
dikenal sekarang dengan pasar lawas yang semula
bengkok desa majalengka wetan. Lalu kemudian
ditandai dengan terbangunnya prasarana olah raga ;
tennis lapangan sesuai hobi bupati yang bersangkutan.
Dahulu saat berkembangnya pasar majalengka
semakin ramai dengan banyaknya para pendatang dari
berbagai daerah kabupaten sekitar yang mengadu
nasib dengan berdagang dan berniaga, dengan
munculnya kios yang semula hanyalah sebuah los
pasar gembrong, dengan bentukan sebuah Koperasi
Pasar.dalam pengelolaan pemerintah DT II saat itu.
Sedikit penamaan Pasar Wetan dan Pasar Kulon
Pada akhirnya terjadilah ketimpangan dampak
pengelolaan tersebut orang Beto (selatan kota
Majalengka) dalam perdagangan tersingkirkan oleh
orang-orang luar yang telah menduduki pasar
9
Majalengka. Diam-diam secara perlahan arus
perdagangan kecil terus bergerilya melalui celah
terdekat dari perbukitan kidul turun ke kota melalui
jalur cibatu gunung panten, melalui garunggang,
melalui simpur, dan melalui babakanjawa
membelokan perdagangan ke bagian desa majalengka
kulon. Yang saat itu kemudian diapresiasi oleh warga
dan kepemerintahan desa dengan terbentuknya los-los
pasar balong dengan memanfaatkan bengkok.
Apresiasi warga setempat ditandai penguasaan local
yang kental sarat dinamisasi yang akur antara cina dan
sunda.
Sampai saat ini pola pemasaran tradisional Beto,
bukan isapan jempol belaka dengan kegigihannya tak
luput lengang ditelan masa. Sampai saat ini masih ada
seperti penjual pisang, penjual gorengan dan sayur
keliling ke rumah-rumah dari beto ke kota yang
diapresiasi terus menerus berikatan. Karena orang kota
sebenarnya adalah konsumen kalaupun ada
menjajakan di pasar seperti geblog sampeu, ketan
10
gurih, ketan hitam, putu gula kawung, empal sampai
takoah, selainnya adalah sayuran, dan kelontong cina.
Ciri lokalilasi yang kental di lidah masyarakat
seperti penamaan Babah Kindeng, Genghin, dan sunda
setempat sosok mang Kemul. Sejak pemanfaatan
bengkok desa majalengka kulon maka dimulailah
kompetisi lemah dengan muncuknya dua pasar yaitu
Pasar Wetan dan Pasar Kulon atau pasar balong karena
tenpatnya menjorok seperti balong (kubangan) yang
ditempati.
Seiring dengan perubahan tata kepemerintahan
dari desa menjadi Kelurahan, maka bengkok-bengkok
pun tergerus dalam penguasaan atas hak Pemda seiring
dengan munculnya toserba pertama kali di kota
Majalengka yaitu Toserba Metro di Majalengka
Kulon (Selatan Alun) yang sekarang Griya.
Saat itu bengkok pasar kulon pun terjual dalam
adu prinsip penguasaan swasta, karena bidang
bengkok yang kecil juga sebagiannya area penduduk
juga telah dijual berdirilah salah satu toserba yang
menuai demo para pelaku usaha di pasar kulon.
11
Namun untunglah berkaca pada itu pasar wetan yang
semula bengkok masih terselamatkan dengan
penguasan pemda.
Kembali pasar lawas/pasar wetan
Pasar wetan pun yang telah tumbuh dan ramai
terjadilah ketimpangan prinsip pengelolaan akibat
kedekatan emosianal swasta yang pada akhirnya
dikumuhkan, dengan alasan mudah terbakar karena
pada lapuk bangunannya dan tidak memenuh prasyarat
lainnya bari jeung teu pararuguh (tidak jelas). Maka
seiring itu pula dipindahkanlah ke tempat terbaru yaitu
dengan pengembangan infrastruktur Terminal dan
Pasar Sindangkasih Cigasong.
Bukti alasan kejadian pada akhirnya setelah
kawasan pasar lawas rata dan kosong karena pasar
dipindahkan ke Cigasong. Maka secara kasat mata
dalam hitungan tahun kemudian terlihatlah rangka-
rangka perencanaan pembangunan apakah itu bakal
calon Mall atau Plaza dan dibangunnya kolam renang?
yang mana tiang-tang besi pun tak kunjung jadi
12
bangunan. Pada kepemimpinan Bupati, maka akhirnya
kasus besi yang terpancang pun terselesaikan,
dirungkad dan entah dikemanakan?.dan menjadi bersih
kembali dan kosong yang pada akhirnya munculnya
pandemic dan berakhir dimanfaatkanlah dengan
rangkaian Pasar Malam Hiburan Masyarakat pada
akhir Tahun 2022 ini.
Fenomenologi
Berkaca pada untaian torehan tulisan tersebut,
sedikit banyaknya dapatlah kita tarik garis benang
merah berbasis waktu dahulu, sekarang dan apa ke
depannya terhadap kawasan pasar lawas, bahwa :
1. Ada kultur sedari dulu yang mengikat darah budaya
masyarakat
2. Ada objek sungai Cideres yang airnya mengalir
yang harus dilestarikan sebagai sungai Kota
3. Ada garis historis hutan girilawungan yang kini
menjadi cagar yang harus terus konsisten dan
berkesinambungan.
13
Tindak lanjut
Seiring dengan terbatasnya pola ruang budaya cagar
girilawungan karena perkantoran, perdagangan dan
pemukiman. Maka solusi terbaik adalah
mengembalikan kembali kawasan pada marwahnya
dalam bentuk upaya perluasan Cagar Hutan
Girilawungan di kawasan Pasar Lawas, dengan tujuan
1. Isu Iklim Dunia
Kesimbangan iklim seiring dengan
peningkatan polusi dalam melindungi atmosfer alam
dalam pemanasan global (global warming) demi
kebutuhan oksigeniasi populasi manusia secara
berkelanjutan yang kian bertambah banyak.
2. Kelestarian Lingkungan Ekosistem
Terhubungnya elemen hutan dengan bentukan
daerah resapan air yang dibutuhkan bagi manusia
serta tersentuhnya kembali sungai cideres terhadap
kebersihan air kota
14
3. Terbangunnya ekologi konsep ruang area terbuka
hijau berbasis positif
Dampak positif manakala hutan pasar lawas
terbangun yaitu :
a. Ekogarden
Terkembangnya area terbuka hijau dengan
beragam jenis tumbuhan dalam pelestarian
keragaman hayati.
b. Ekoanimal
Terbentuknya rintisan Mini Zoo Park
sebagai inisiasi edu animal rintisan kebon
binatang bagi generasi penerus atas hak-hak anak
dalam mengetahui dan mengenal binatang yang
dilindungi dan harus dilestarikan, pra
terbentuknya Kebon Binatang Majalengka yang
sesungguhnya.
c. Ekowisata
Termanfaatkan dan terolahnya jalur sungai
cideres manakala dikelola dengan baik dan benar
selain telestarikan juga dapat direkayasa
pemanfaatan alam air untuk kesehatan dalam
15
bidang olah raga arung jeram kota dan lainnya
secara terjangkau.
4. Perluasan Destinasi Hijau sebagai penopang
Tersambungnya titik taman kota yang telah
terbentuk secara perhubujngan mulai dari Bunderan
Munjul-GGM-Alun Alun-TBR-Creative Centre
sampai penopangnya yaitu di Hutan Pasar lawas.
Dibuat : Majalengka, 16 Januari 2023, 17:31 BBWI
Judul : Hutan Maja Yang Hilang; Menengok pasar lawas, apa
dan bagaimana ke depan?
Jenis : Mithologi dan Fenomenologi Empiris
Halaman : 1 hlm Judul; 15 hlm Isi
Huruf : Times Newroman Font 18
Ukuran : A4 21x29.7 cm
Cover : Eman Kurdiman, Dede Aryana Syukur, dan M. Shafari
Lisensi : Dilarang mengutip isi, dan bagian di dalamnya tanpa
seizin penulis, kecuali untuk kepentingan penelitian.

More Related Content

Similar to Pasar Majalengka Masa Lalu

IPS kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS  kerajaan hindu budha islam.pptxIPS  kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS kerajaan hindu budha islam.pptxmilatularifah
 
Profyl desa berjalan
Profyl desa berjalanProfyl desa berjalan
Profyl desa berjalanlebu bulak
 
Kerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau HolingKerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau HolingMohamad Nur Faizi
 
IPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS X
IPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS XIPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS X
IPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS XCakra Bhirawa
 
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawangMakalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawangAndi Uli
 
Kerajaan Makassar dan Kerajaan Mataram
Kerajaan Makassar dan Kerajaan MataramKerajaan Makassar dan Kerajaan Mataram
Kerajaan Makassar dan Kerajaan MataramValencia Rizal
 
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3Barkah Yanuar
 
Tugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kuno
Tugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kunoTugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kuno
Tugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kunoMyOs Supardi
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etikalinasaputri
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etikalinasaputri
 
Kesultanan di pontianak eni rahayu versi b
Kesultanan di pontianak eni rahayu   versi bKesultanan di pontianak eni rahayu   versi b
Kesultanan di pontianak eni rahayu versi beni-rahayu
 
Aspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan HinduAspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan HinduFirdika Arini
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etikalinasaputri
 
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...FitriHastuti2
 

Similar to Pasar Majalengka Masa Lalu (20)

IPS kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS  kerajaan hindu budha islam.pptxIPS  kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS kerajaan hindu budha islam.pptx
 
Profyl desa berjalan
Profyl desa berjalanProfyl desa berjalan
Profyl desa berjalan
 
Kerajaan kalingga
Kerajaan kalinggaKerajaan kalingga
Kerajaan kalingga
 
Kerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau HolingKerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau Holing
 
IPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS X
IPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS XIPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS X
IPS SEJARAH WAJIB- KERAJAAN KALINGGA KELAS X
 
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawangMakalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
 
Khazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu UtaraKhazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu Utara
 
Kerajaan Makassar dan Kerajaan Mataram
Kerajaan Makassar dan Kerajaan MataramKerajaan Makassar dan Kerajaan Mataram
Kerajaan Makassar dan Kerajaan Mataram
 
KERAJAAN KALINGGA
KERAJAAN KALINGGAKERAJAAN KALINGGA
KERAJAAN KALINGGA
 
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
 
Tugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kuno
Tugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kunoTugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kuno
Tugas makalah kerajaan kalingga dan mataram kuno
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etika
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etika
 
Kesultanan di pontianak eni rahayu versi b
Kesultanan di pontianak eni rahayu   versi bKesultanan di pontianak eni rahayu   versi b
Kesultanan di pontianak eni rahayu versi b
 
Aspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan HinduAspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan Hindu
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etika
 
Kerajaan Kalingga
Kerajaan KalinggaKerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga
 
Laporan kkn 2019
Laporan kkn 2019Laporan kkn 2019
Laporan kkn 2019
 
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
 
SEJARAH KELAS X K13
SEJARAH KELAS X K13SEJARAH KELAS X K13
SEJARAH KELAS X K13
 

More from Mohammad Shafari

More from Mohammad Shafari (20)

LPK-ylbk 2022.pdf
LPK-ylbk 2022.pdfLPK-ylbk 2022.pdf
LPK-ylbk 2022.pdf
 
LPK-ylbk 2021.pdf
LPK-ylbk 2021.pdfLPK-ylbk 2021.pdf
LPK-ylbk 2021.pdf
 
LPK-ylbk 2020.pdf
LPK-ylbk 2020.pdfLPK-ylbk 2020.pdf
LPK-ylbk 2020.pdf
 
LPK-ylbk 2019.pdf
LPK-ylbk 2019.pdfLPK-ylbk 2019.pdf
LPK-ylbk 2019.pdf
 
LPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdfLPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdf
 
SALAGEDANG SKM 2023.pdf
SALAGEDANG SKM 2023.pdfSALAGEDANG SKM 2023.pdf
SALAGEDANG SKM 2023.pdf
 
SUKAHAJI SKM 2023.pdf
SUKAHAJI SKM 2023.pdfSUKAHAJI SKM 2023.pdf
SUKAHAJI SKM 2023.pdf
 
BALIDA SKM PKM 2023.pdf
BALIDA SKM PKM 2023.pdfBALIDA SKM PKM 2023.pdf
BALIDA SKM PKM 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdfSKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
 
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdfSKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdfSKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdfSKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
 
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdfSKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdfSKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
 
SKM KADIPATEN.pdf
SKM KADIPATEN.pdfSKM KADIPATEN.pdf
SKM KADIPATEN.pdf
 
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdfSKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdfSKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
 
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdfSKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
 
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdfIKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
 
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdfIKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
 

Pasar Majalengka Masa Lalu

  • 1.
  • 2. 1 HUTAN MAJA YANG HILANG Menengok pasar lawas, apa dan bagaimana ke depan? Oleh : Eman Kurdiman, cs Majalengka tempo dulu merupakan sebuah tatanan kemasyarakatan yang kondusif terhadap perkembangan. Kedudukan pola hidup masyarakat yang terkembang pada objek yang akan ditengok berkenaan dengan area yang dahulu disebut Pasar Wetan yang berada di wilayah kelurahan Majalengka Wetan. lalu membandingkannya sekarang dan harapannya ke depan yang terkembang. Situasi lama di masa orde baru, pasar wetan dalam padanan struktur pola ekonomi yang runtut raut. Dalam area objek tersebut tersambung beberapa titik lokasi secara periodic melintasi waktu zaman tempo dulu terhadap beberapa segmentasi masyarakat pada aspek mental dan spiritual secara culture.
  • 3. 2 Girilawungan Awalnya paling dahulu di sebelah barat ada kawasan Girilawungan sebagai pemakaman yang ramai. Dimana didalamnya tersemat sejarah terpendam berkenaan dengan Dalem Panungtung, Nyi Mas Girilarang dan Adiluhung yang kemudian runtut raut lebih dalam dengan alkisah Sunan Giri yang berkelana dari arah timur hingga ke Talaga dan sampai ke barat sebagai akhir panungtung yaitu di Girilawungan Majalengka Wetan, kini. Menyibak sedikit Girilawungan didalamnya tersemat 7 undakan tahta kaputren yang dimaksud berkenaan dengan penurunan keturunan kabuyutan nenek, ibu, anak, dan cucu, dst. (regenerasi). Adiluhung merupakan seorang punakawan yang diperwakilkan menguasai wilayah di zaman kamandalaan Hindu yang dititahkan Mundingwangi. Sebut saja area Girilawungan dahulu dengan kamandalaan Adi Luhung. Disanalah prajurit ditempa mulai dari membuat senjata perpedangan sampai penggunaannya sebut saja Prajurit Kopo. Bukti kultur
  • 4. 3 kita akan sepakati bahwa di sebelah utara girilawungan sekarang ada lembur Paledang (gang Paledang) atau tukang pembuat Pedang dan Gang pandai Penempa Besi. Seiring dengan penyebaran Islam Sunan Giri sampai di Talaga (Lihat sejarah Talaga) maka penyebaran pun sampai ke mandala Adi Luhung. Singkat cerita maka terjadilah bertempuran dalam memperebutkan itikad keyakinan, bahwa siapa yang menang maka akan tunduk pada keyakinannya. Dalam hal ini sebut saja pangucap Adi Luhung ; “Mun eleh galung kami rek mutih” maksudnya akan masuk Islam. Sedangkan Sunan Giri akan memberikan salah satu puteri Nyi Mas yang saat itu masih perawan (larang). Mutih itu hanya pengistilahan saja karena apa yang dikenal mereka bahwa Orang Islam suka berpuasa dalam arti menyucikan diri mereka dengan menahan makan, sedangkan mereka para Hindu terbiasa ritual menyucikan diri (gangga) atau mandi di air sungai yaitu di sungai Cideres.
  • 5. 4 Gerr pertempuran pun terjadi yang menyebabkan banyak prajurit menjadi korban kedua belah pihak. Sebagai siasat agar tidak pecah karena sudah terdesak maka disepakati secara duel perkelahian (Galungan) dalam pilih tanding. Namun akhirnya Adi Luhung tidak mampu menahan kesaktian Sunan Giri, lalu kemudian tunduk dan masuk Islam lalu ditkawinkan dengan Nyi Mas Putri Atikah (awllohu a’lam). Sebagai symbol keIslaman maka Adi Luhung diberi sebilah Keris Nagarunting, sepasang tarumpah, sebuah kitab papagon, seekor harimau peliharaan (Depok), 5 bibit pohon Jati dan diberi kekuasaan dengan wilayah Islamisasi di area tersebut dengan gelar Dalem Panungtung dan isterinya dengan gelar Nyi Mas Putri Girilarang. Hingga akhirnya sesuai perda masa Bupati maka disematkanlah kawasan Girilawungan sebagai Cagar Alam yang sebenarnya terkandung Cagar Budaya.
  • 6. 5 Setamplat Majalengka Wetan Seiring culture cerita yang turun temurun, maka terjadilah beragam kongsi perikatan kekerabatan dalam pertemanan maupun perkawinan antara wilayah Talaga dan Girilawungan bersatu padu. Yang kemudian terkembang sistem perkonomian dari Majalengka ke Talaga dan sebaliknya melalui berbagai jalur utama seperti via Maja, Nunuk Cibodas dan Bantarmerak. Sebagai sarana akomodasi dahulu adalah jika tidak berjalan kaki, maka dengan menunggang kuda dan kahar (delman) dan angkutan barang pedati. Sebagai sebab perkembangan kultur maka banyak para pandito yang kemudian berguru kepada Dalem Panungtung dengan menjadi cantrik, baik dari ilmu agamanya, maupun pelajaran lainnya seperti belajar persenjataan dan menempa besi. Maka daerah setamplat majalengka wetan merupakan terminal tempat menitipkan kuda, berhentinya kahar yang ramai.
  • 7. 6 Dalam perkembangan kemudian penguasaan di zaman colonial seiring terbentuknya resigenz dipindahkanlah Kaputren oleh Dalem yang berkuasa saat itu ke areal pendopo Majalengka. Maka Girilawungan arealnya dikhususkan sebagai Hutan dan pemakaman. Oleh colonial maka disematkanlah nama area tersebut dengan “setamplat” sebagai tempat pergantian rute singgah baik menurunkan menaikan orang maupun barang melaui angkutan kuda/kahar dan pedati dengan aturan pajak. Setelah kemerdekaan dengan modernisasi akomodasi munculnya kendaraan mesin motor dan mobil di era kemerdekaan dan orde baru lambat laun berkembang menjadi sebuah terminal Bus Majalengka yang ramai dengan sarana akomodasi. Angkutan pedesaan pun mulai diperkenalkan dan dipergunakan di Majalengka sebagai sarana angkutan antar kota, elf dan bus dan di stamplat itulah munculnya pengganti pajak pedati dahulu yaitu secarik kertas retribusi. Yang beroperasi terakhir seingatan penulis yaitu tempat pemberangkatan Bus Garuda Mas menuju Serang
  • 8. 7 Banten. Yang kemudian setamplat karena cakupannya terlalu sempit maka dipindahkan ke terminal Cigasong sampai saat ini. Pasar Majalengka Sebagai sebuah kebutuhan manusia sedari dulu, maka kultur berubah menjadi tatanan social yang pada akhirnya pusat perekonomian pun terbentuk sendirinya, yang semula daerah satamplat telah sarat dengan keramaian dan perdagangan. Pola kebiasaan distribusi perdagangan dahulu seperti halnya orang Beto Curug, Cibodas, Sidamukti dan sekitarnya tatar pakidulan membawa hasil buminya berupa pisang dan lain-lain, orang wetan maja-talaga dan sekitarnya menjual umbi-umbian dan ikan, sebagian lagi membawa hasil sawah padi dan juga ternak, orang wetan rajagaluh dan sekitarnya membawa buah-buahan, teh dan kopi dan orang utara seperti plered menjual makanan, dan orang palimanan- cirebon membawa garam, terasi dan ikan asin, orang tempatan sekitar menjual pakaian, perabot dan
  • 9. 8 peralatan besi dan orang setempat yang berduit menjadi agen-agen penjualan. Di zaman Bupati terdahulu karena area setamplat terbatas maka dipisahkanlah perdagangan ke area yang dikenal sekarang dengan pasar lawas yang semula bengkok desa majalengka wetan. Lalu kemudian ditandai dengan terbangunnya prasarana olah raga ; tennis lapangan sesuai hobi bupati yang bersangkutan. Dahulu saat berkembangnya pasar majalengka semakin ramai dengan banyaknya para pendatang dari berbagai daerah kabupaten sekitar yang mengadu nasib dengan berdagang dan berniaga, dengan munculnya kios yang semula hanyalah sebuah los pasar gembrong, dengan bentukan sebuah Koperasi Pasar.dalam pengelolaan pemerintah DT II saat itu. Sedikit penamaan Pasar Wetan dan Pasar Kulon Pada akhirnya terjadilah ketimpangan dampak pengelolaan tersebut orang Beto (selatan kota Majalengka) dalam perdagangan tersingkirkan oleh orang-orang luar yang telah menduduki pasar
  • 10. 9 Majalengka. Diam-diam secara perlahan arus perdagangan kecil terus bergerilya melalui celah terdekat dari perbukitan kidul turun ke kota melalui jalur cibatu gunung panten, melalui garunggang, melalui simpur, dan melalui babakanjawa membelokan perdagangan ke bagian desa majalengka kulon. Yang saat itu kemudian diapresiasi oleh warga dan kepemerintahan desa dengan terbentuknya los-los pasar balong dengan memanfaatkan bengkok. Apresiasi warga setempat ditandai penguasaan local yang kental sarat dinamisasi yang akur antara cina dan sunda. Sampai saat ini pola pemasaran tradisional Beto, bukan isapan jempol belaka dengan kegigihannya tak luput lengang ditelan masa. Sampai saat ini masih ada seperti penjual pisang, penjual gorengan dan sayur keliling ke rumah-rumah dari beto ke kota yang diapresiasi terus menerus berikatan. Karena orang kota sebenarnya adalah konsumen kalaupun ada menjajakan di pasar seperti geblog sampeu, ketan
  • 11. 10 gurih, ketan hitam, putu gula kawung, empal sampai takoah, selainnya adalah sayuran, dan kelontong cina. Ciri lokalilasi yang kental di lidah masyarakat seperti penamaan Babah Kindeng, Genghin, dan sunda setempat sosok mang Kemul. Sejak pemanfaatan bengkok desa majalengka kulon maka dimulailah kompetisi lemah dengan muncuknya dua pasar yaitu Pasar Wetan dan Pasar Kulon atau pasar balong karena tenpatnya menjorok seperti balong (kubangan) yang ditempati. Seiring dengan perubahan tata kepemerintahan dari desa menjadi Kelurahan, maka bengkok-bengkok pun tergerus dalam penguasaan atas hak Pemda seiring dengan munculnya toserba pertama kali di kota Majalengka yaitu Toserba Metro di Majalengka Kulon (Selatan Alun) yang sekarang Griya. Saat itu bengkok pasar kulon pun terjual dalam adu prinsip penguasaan swasta, karena bidang bengkok yang kecil juga sebagiannya area penduduk juga telah dijual berdirilah salah satu toserba yang menuai demo para pelaku usaha di pasar kulon.
  • 12. 11 Namun untunglah berkaca pada itu pasar wetan yang semula bengkok masih terselamatkan dengan penguasan pemda. Kembali pasar lawas/pasar wetan Pasar wetan pun yang telah tumbuh dan ramai terjadilah ketimpangan prinsip pengelolaan akibat kedekatan emosianal swasta yang pada akhirnya dikumuhkan, dengan alasan mudah terbakar karena pada lapuk bangunannya dan tidak memenuh prasyarat lainnya bari jeung teu pararuguh (tidak jelas). Maka seiring itu pula dipindahkanlah ke tempat terbaru yaitu dengan pengembangan infrastruktur Terminal dan Pasar Sindangkasih Cigasong. Bukti alasan kejadian pada akhirnya setelah kawasan pasar lawas rata dan kosong karena pasar dipindahkan ke Cigasong. Maka secara kasat mata dalam hitungan tahun kemudian terlihatlah rangka- rangka perencanaan pembangunan apakah itu bakal calon Mall atau Plaza dan dibangunnya kolam renang? yang mana tiang-tang besi pun tak kunjung jadi
  • 13. 12 bangunan. Pada kepemimpinan Bupati, maka akhirnya kasus besi yang terpancang pun terselesaikan, dirungkad dan entah dikemanakan?.dan menjadi bersih kembali dan kosong yang pada akhirnya munculnya pandemic dan berakhir dimanfaatkanlah dengan rangkaian Pasar Malam Hiburan Masyarakat pada akhir Tahun 2022 ini. Fenomenologi Berkaca pada untaian torehan tulisan tersebut, sedikit banyaknya dapatlah kita tarik garis benang merah berbasis waktu dahulu, sekarang dan apa ke depannya terhadap kawasan pasar lawas, bahwa : 1. Ada kultur sedari dulu yang mengikat darah budaya masyarakat 2. Ada objek sungai Cideres yang airnya mengalir yang harus dilestarikan sebagai sungai Kota 3. Ada garis historis hutan girilawungan yang kini menjadi cagar yang harus terus konsisten dan berkesinambungan.
  • 14. 13 Tindak lanjut Seiring dengan terbatasnya pola ruang budaya cagar girilawungan karena perkantoran, perdagangan dan pemukiman. Maka solusi terbaik adalah mengembalikan kembali kawasan pada marwahnya dalam bentuk upaya perluasan Cagar Hutan Girilawungan di kawasan Pasar Lawas, dengan tujuan 1. Isu Iklim Dunia Kesimbangan iklim seiring dengan peningkatan polusi dalam melindungi atmosfer alam dalam pemanasan global (global warming) demi kebutuhan oksigeniasi populasi manusia secara berkelanjutan yang kian bertambah banyak. 2. Kelestarian Lingkungan Ekosistem Terhubungnya elemen hutan dengan bentukan daerah resapan air yang dibutuhkan bagi manusia serta tersentuhnya kembali sungai cideres terhadap kebersihan air kota
  • 15. 14 3. Terbangunnya ekologi konsep ruang area terbuka hijau berbasis positif Dampak positif manakala hutan pasar lawas terbangun yaitu : a. Ekogarden Terkembangnya area terbuka hijau dengan beragam jenis tumbuhan dalam pelestarian keragaman hayati. b. Ekoanimal Terbentuknya rintisan Mini Zoo Park sebagai inisiasi edu animal rintisan kebon binatang bagi generasi penerus atas hak-hak anak dalam mengetahui dan mengenal binatang yang dilindungi dan harus dilestarikan, pra terbentuknya Kebon Binatang Majalengka yang sesungguhnya. c. Ekowisata Termanfaatkan dan terolahnya jalur sungai cideres manakala dikelola dengan baik dan benar selain telestarikan juga dapat direkayasa pemanfaatan alam air untuk kesehatan dalam
  • 16. 15 bidang olah raga arung jeram kota dan lainnya secara terjangkau. 4. Perluasan Destinasi Hijau sebagai penopang Tersambungnya titik taman kota yang telah terbentuk secara perhubujngan mulai dari Bunderan Munjul-GGM-Alun Alun-TBR-Creative Centre sampai penopangnya yaitu di Hutan Pasar lawas. Dibuat : Majalengka, 16 Januari 2023, 17:31 BBWI Judul : Hutan Maja Yang Hilang; Menengok pasar lawas, apa dan bagaimana ke depan? Jenis : Mithologi dan Fenomenologi Empiris Halaman : 1 hlm Judul; 15 hlm Isi Huruf : Times Newroman Font 18 Ukuran : A4 21x29.7 cm Cover : Eman Kurdiman, Dede Aryana Syukur, dan M. Shafari Lisensi : Dilarang mengutip isi, dan bagian di dalamnya tanpa seizin penulis, kecuali untuk kepentingan penelitian.