Dokumen tersebut membahas tentang objek material dan formal dalam ilmu pengetahuan. Objek material adalah sasaran penelitian suatu ilmu, seperti manusia dalam kedokteran dan sastra. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang yang digunakan untuk meneliti objek material, seperti ekonomi yang memandang pohon kelapa dari sisi ekonominya. Setiap ilmu hanya fokus pada aspek tertentu dari objeknya.
1. 2.2 Objek Material
Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek atau bahan yang dijadikan sasaran
penyelidikan. Misalnya ilmu kedokteran, ilmu sastra, psikologi, dan lain-lain memiliki
objek material yaitu manusia (Lasiyo, 1985). Objek material adalah sasaran material
suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu (Ulumudin, tanpa tahun). Objek
material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran (Koentowibisono, 1997).
Sementara itu menurut Surajiyo dkk. (dalam Ulumudin, tanpa tahun) objek material
dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan. Objek material juga berarti hal yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh
suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang
abstrak, materi maupun nonmateri. Bisa pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide,
konsep-konsep dan sebagainya.
Istilah objek material sering juga disebut pokok persoalan (subject matter). Pokok
persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu sebagai berikut.
Pokok persoalan (subject matter) dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari
penyelidikan faktual. Misalnya penyelidikan tentang atom termasuk bidang fisika,
penyelidikan tentang chlorophyl termasuk penelitian bidang botani atau biokimia dan
sebagainya.
2. Pokok persoalan (subject matter) dapat juga dimaksudkan sebagai suatu kumpulan
pertanyaan pokok yang saling berhubungan. Misalnya anatomi dan fisiologi
keduanya berkaitan dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya
sedangkan fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu tersebut dapat dikatakan
memiliki pokok persoalan yang sama, tetapi dapat juga dikatakan berbeda.
Perbedaaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan yang
diajukan dan aspek-aspek yang diselidiki dari tubuh tersebut. Anatomi mempelajari
tubuh dalam aspeknya yang statis, sedangkan fisiologi dalam aspeknya yang dinamis.
Filsafat sebagai ilmu juga memiliki objek atau sasaran penyelidikan. Ada pun
objek material dari filsafat adalah “segala sesuatu yang ada” yang meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1. Yang ada dalam kenyataan
2. Yang ada dalam pikiran
3. Yang ada dalam kemungkinan
2.3 Objek Formal
Objek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut
segi-segi yang dimiliki objek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau
mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan dan menurut kemampuan seseorang.
Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat.
Objek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang darimana objek
material itu disorot. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu,
tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Oleh karena itu,
akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu.
Dengan kata lain, “tujuan pengetahuan sudah ditentukan”.
Bertalian dengan pengertian objek material dan objek formal, ada perbedaan
antara filsafat dengan ilmu yang bukan filsafat. Bahkan berbeda antara ilmu yang satu
dengan ilmu yang lain. Misalnya, objek material berupa pohon kelapa. Ahli ekonomi
akan mengarahkan perhatiannya pada atau meninjau (objek formal) pada aspek ekonomi
dari pohon kelapa tersebut. Berapa harga jual buahnya, kayunya atau bahkan lidinya.
Ekonomi tidak mengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang menyusun pohon
kelapa tersebut. Lain halnya dengan ahli pertanian, yang juga memiliki sudut pandang
yang khusus sesuai dangan bidang ilmunya. Misalnya, bagaimana cara agar pohon
3. tersebut tumbuh dengan subur, dan apakah cocok ditanam di lahan tertentu. Seorang ahli
biologi akan mengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang terkandung dalam pohon
tersebu, baik unsur batang, daun maupun buahnya. Seorang ahli hukum akan mempertanyakan
status kepemilikan pohon tersebut. Siapa pemilik sah pohon tersebut, apakah ditanam di
lahannya sendiri ataukah di lahan sewaan.
Maka dapat disimpulkan, bahwa para ilmuan yang ahli di bidang disiplin ilmu tertentu
mengarahkan perhatiannya pada salah satu aspek dari objek materialnya. Disiplin ilmu khusus
terbatas ruang lingkupnya. Artinya, bidang sasarannya tidak mencangkup bidang lain yang
bukan wewenangnya. Setiap bidang ilmu menganggap atau mengarah pada kapling masing-
masing. Mereka tidak begitu peduli dengan kapling ilmu lain. Inilah yang disebut otoritas dan
otonomi atau kemandirian keilmuan, yaitu wewenang yang dimiliki seseorang ilmuan untuk
mengembangkan disiplin ilmunya tanpa campur tangan pihak luar.
Rangkuman Materi
1. Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk
agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
2. Usaha Tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya
(tumbuhan maupun hewan).
3. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani.
4. Peternak adalah pembudidayaan hewan ternak
(livestock).
5. Obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.
6. Dasar-dasar usaha pertanian tersebut meliputi :
a. Pengelolaan tempat usaha.
b. Pemilihan bibit.
c. Metode budidaya.
d. Pengumpulan hasil.
e. Distribusi.
f. Pengolahan dan pengemasan.
g. Pemasaran.
7. Tanah adalah salah satu tempat atau media untuk kehidupan tanaman yang terdiri dari lapisan
bumi paling luar yang berasal dari pelapukan batuan induk yang mempunyai kedalaman dan
karakter yang berbeda - beda.
4. 8. Jenis-jenis tanah di Indonesia terdiri dari Tanah Humus, Tanah Pasir, Tanah Alluvial, Tanah
Padzolit, Tanah Vulkanik, Tanah Laterit, Tanah Mediteran, Tanah Gambut.
9. Bentuk-bentuk pertanian di Indonesia antara lain : Sawah, Tegalan, Pekarangan, dan Ladang
berpindah.
10. Hasil pertanian di Indonesia antara lain :
a. Pertanian Tanaman Pangan, meliputi : Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Jalar,
Ketela Pohon, dan Kedelai.
b. Pertanian Tanaman Perdagangan, meliputi : Kopi, Teh, Kelapa, Karet, Kina, Cengkeh,
Kapas, Tembakau, Kelapa Sawit, Tebu
11. Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang sangat luas.
12. Suhu berkatan dengan umur tanaman, pertumbuhan generatif, pembentukan biji, buah dan
gangguan fisiologis.
13. Angin diperlukan untuk penguapan, penyerbukan, keseimbangan kandungan udara, bahkan
tenaga angin dapat dipakai untuk menggerakan berbagai alat mekanik pertanian.
14. Informasi Iklim untuk pertanian, meliputi : Informasi Wilayah, Informasi Komoditas, Pola
Curah Hujan, Peluang Kekeringan, dan Peta Iklim.
15. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan
protein.
16. Intensifikasi adalah upaya meningkatkan produktivitas dari sumberdaya usaha tani yang
terbatas dengan penerapan Sapta Usaha Tani.
17. Sapta Usaha Tani adalah tujuh usaha dalam proses produksi pertanian yang terdiri dari:
a. Penggunaan benih unggul.
b. Pemberian pupuk.
c. Perbaikan cara melakukan pekerjaan usahatani.
d. Pengendalian OPT.
e. Penyediaan dan pengaturan air.
f. Perlakuan panen.
g. Pasca panen.