SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
dengan keagungannya telah memberkahi penulis dengan segala rahmad yang tiada
batasnya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan Laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan
judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 18
Katobu Melalui Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik Pada Materi Pokok
Operasi Hitung Bilangan Bulat”.
Penulisan laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Program S1
PGSD pada UPBJJ-UT Kendari, sekaligus sebagai pengalaman dan tolak ukur
kemampuan penulis selama memperoleh pengetahuan di bangku kuliah.
Seiring dengan ucapan terima kasih yang teramat dalam penulis haturkan
kepada yang terhormat Bapak Prof.Dr.H.Faad Maonde,M.S selaku dosen
pembimbing bapak Ikman,S.pd.M.pd yang secara teknik telah memberikan
petunjuk dan bimbingan dalam proses penyusunan laporan ini. Ucapan
terimakasih yang sama penulis sampaikan kepada rekan-rekan guru SDN 18
Katobu khususnya Bapak La Ghonu, S.pd, yang telah memberikan saran dan
dukungan pada penulis dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran ini. Sahabat-
sahabatku : Harbin, Nira Mariana, Asti Efrianti, La Ode Sanudin, Rezkiana, Siska
Yovita, dll yang telah memberi motivasi, dukungan dan semangat baik langsung
maupun tidak langsung.
Ucapan terima kasih yang takterhingga, penulis sampaikan kepada Ayah
handa La Daria dan Ibunda Wa Dia Serta Kakaku Marlina, Adikku Sarnia dan
sepupuku Sitti Romiati. S. St serta keluarga besarku yang telah mengasuh dan
mendidik dengan penuh kasih sayang, memberikan doa restu dan doa bagi
keberhasilan penulis, semoga seluruh amal baik beliau akan diterima Allah SWT
sebagai amal sholeh, dan Insya Allah akan dilimpahkan pahala yang berlimpah
kepadanya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu mohon kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan
ini.
Akhir kata penulis memanjatkan doa atas segala bimbingan baik moril dan
materil semoga mendapatkan imbalan pahala yang berlimpa ganda dari Allah
SWT. Amiin!
Raha, April 2014
Penuulis
MARLIANI
NIM. 816513526
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
ABSTRAK........................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................................. 5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Konstruktivisme ................................................................................ 7
B. Model Pembelajaran................................................................................... 9
C. Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik ............................................. 11
D. Hasil Belajar............................................................................................... 17
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar...................................... 18
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian ..................................................................................... 21
B. Deskripsi Per Siklus .................................................................................. 21
C. Indikator Kinerja ........................................................................................ 23
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 24
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 24
F. Tehnik Analisis Data ................................................................................ 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 26
B. Pembahasan................................................................................................ 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 30
B. Saran ......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 32
DAFTAR TABEL
Halaman
1.Deskripsi ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklus........................27
2.Prestasi belajar Matematika pada setiap siklus............................................28
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.Bagan langka-langka model pembelajaran.......................................................15
2.Bagan siklus pelaksanaan penelitian.................................................................22
3.Bagan presentase ketuntasan.............................................................................29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kesediaan sebagai supervaisor 2 dalam penyelenggara Pemantapan
Kemampuan Profesional.................................................................................33
2. Perencanaan PTK.......................................................................................34
3. Berkas RPP persiklus.................................................................................35
4. Lembar observasi/pengamatan terisi...............................................................36
5. Jurnal pembimbingan Supervaisor.............................................................37
ABSTRAK
MARLIANI 2014 telah melakukan penelitian dengan Judul Penelitian
“Meningkatkan Hasil Belajar matematika Siswa Kelas V SDN 18 Katobu
Melalui Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik Pada Materi Pokok
Operasi Hitung Bilangan Bulat”. Laporan PKP. Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar UPBJJ-UT Kendari. Pembimbing: Mansyur, S.Pd.M.
Pd.
Penelitian ini dilakukan untuk menjajagi penggunaan model pembelajaran
konstruktivis realistik dalam pembelajaran matematika di SD. Permasalahan
penelitian ini adalah 1) Bagaimana gambaran hasil belajar matematika siswa kelas
V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivis realistik pada materi
pokok operasi hitung bilangan bulat? dan 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa
kelas V SDN 18 Katobu dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran
konstruktivis realistik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) Hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu
Kabupaten Muna cenderung mengalami peningkatan pada setiap siklus perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik
pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat dan 2) Penggunaan model
pembelajaran kontruktivis realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna
pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat. Berdasarkan hasil penelitian
disarankan agar guru menggunakan model pembelajaran siklus belajar abduktif
empiris sebagai salah satu alternatif mengatasi kesulitan siswa dalam memahami
matematika.
Kata kunci: Pembelajaran kontruktivis dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika kelas V Sd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada jenjang pendidikan formal, Sekolah Dasar merupakan lembaga
pendidikan yang menanamkan pengetahuan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Sekolah. Pendidikan di Sekolah Dasar dimaksudkan untuk memberikan bekal
kemajuan dasar kepada siswa berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan
belajarnya. Hal tersebut sejalan dengan hakikat belajar, yang menyebutkan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks
karena mengikat segala aspek kepribadian baik jasmani maupun rohani. Unik
artinya tiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda dengan yang lain yang
disebabkan karena adanya perbedaan individual seperti minat, bakat,
kemampuan, kecerdasan, serta tipe belajar.
Hakikat perbuatan belajar adalah usaha terjadinya perubahan tingkah
laku atau kepribadian bagi orang yang belajar. Perubahan itu baik dari aspek
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap atau nilai. Dalam dunia pendidikan,
matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan
penting. Karena pelajaran matematika merupakan salah satu sarana dalam
membentuk siswa untuk berpikir secara alamiah.
Menyadari pentingnya pelajaran matematika pada jenjang Sekolah
Dasar, maka pembelajaran harus ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa
dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah
yang ditetapkan.
Peningkatan mutu pendidikan matematika ditandai dengan peningkatan
hasil belajar matematika. Mutu hasil belajar matematika ditentukan oleh mutu
proses belajar di kelas atau di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan hanya
dapat dicapai melalui peningkatan mutu proses pembelajaran matematika yang
bermuara pada peningkatan hasil belajar matematika. Sementara itu, agar
proses belajar berlangsung efektif, semua faktor internal (dari dalam diri siswa)
meliputi antara lain bakat, kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual),
minat, motivasi, sikap, dan faktor eksternal (dari luar diri siswa) meliputi
antara lain tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan metode
pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas,
reinforcement (penguatan), iklim sosial kelas, waktu yang tersedia, sistem, dan
teknik evaluasi harus diperhatikan.
Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi belajar siswa, maka
interaksi antar faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kualitas proses
dan hasil belajar siswa. Dengan diperhatikannya faktor yang banyak
mempengaruhi siswa tersebut diharapkan siswa dapat berkembang dan dapat
mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi khususnya bagi siswa serta pada umumnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan pada semua tingkat dan jenis pendidikan.
Berawal dari proses dan peningkatan mutu pendidikan, akhir-akhir ini
telah berkembang berbagai metode/pendekatan pembelajaran yang tidak hanya
mentransfer pengetahuan tetapi juga berusaha membangun struktur kognitif
siswa.
Pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa
dalam proses pembelajarannya membangun struktuk kognitif siswa dan dapat
memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif.
Hal lain yang dapat digunakan untuk membantu tercapainya tujuan
pembelajaran yaitu penerapan metode demonstrasi. Demonstrasi adalah metode
yang digunakan pada pengajaran manipulatif dan keterampilan, pengembangan
pengertian, untuk menunjukkan bagaimana melakukan praktik-praktik baru dan
memperbaiki cara melakukan sesuatu. Metode ini menunjukkan pelaksanaan
ilmu pengetahuan dengan contoh yang objektif dan nyata.
Pada saat kegiatan pembelajaran, tidak semua siswa mampu
berkonsentrasi dalam waktu relatif lama atau menyerap semua pelajaran yang
diberikan guru. Mereka saling terpengaruh dengan hal-hal sepele antara sesama
siswa di dalam kelas. Guru harus mampu menarik perhatian siswa terhadap
pembelajaran yang berlangsung, sehingga siswa mampu berperan aktif dalam
proses pembelajaran agar tercapai hasil belajar yang optimal.
1. Identifikasi Masalah
Hasil observasi awal yang peneliti temukan di kelas terungkap
masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika yaitu: hasil belajar
dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran matematika tergolong
rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata ulangan harian pada
pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi hitung bilangan
bulat sebesar 62. Nilai tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan
minimal sebesar 65 (KKM dari sekolah).
2. Analisis Masalah
Dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat dapat
teridentifikasi bahwa salah satu faktor yang diduga penyebab masalah
rendahnya hasil belajar siswa di atas adalah pembelajaran yang berlangsung
di kelas V SD Negeri 18 Katobu bersifat deklaratif dimana guru hanya
menyampaikan materi sebanyak mungkin kepada siswa, tanpa melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa pasif dalam proses
pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran berlangsung monoton dan
membosankan sehingga berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas dipandang perlu untuk segera dilakukan perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran matematika dalam bentuk penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan
Batalaeworu Kabupaten Muna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18
Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivis realistik pada materi pokok
operasi hitung bilangan bulat?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri
18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna yang diajar dengan
3. menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik pada materi operasi
hitung bilangan bulat?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas,
maka tujuan pembelajaran ini yaitu:
1. Mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18
Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik pada materi pokok
operasi hitung bilangan bulat .
2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu
Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna melalui model pembelajaran
kontruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti
seperti berikut.
1. Bagi peneliti, sebagai latihan dalam melakukan penelitian secara ilmiah
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, serta mendapatkan wawasan dan
pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran konstruktivis realistik.
2. Bagi siswa, mengembangkan wawasan siswa tentang pentingnya penerapan
model pembelajaran konstruktivis realistik saat belajar, mendorong siswa
untuk menyenangi matematika serta berperan aktif dalam mengkonstruksi
sendiri pengetahuannya, mengkomunikasikannya secara lisan, dan
menuliskan ide dan pendapatnya secara sistematis.
3. Bagi guru, diharapkan dapat memahami dan berinovasi dengan menerapkan
model pembelajaran konstruktivis realistik dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dalam bidang studi matematika khususnya di SD Negeri 18
Katobu.
4. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dan
masukan bagi sekolah mengenai model mengajar sehingga dapat menjadi
masukan dalam pengelolaan kurikulum yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan filosofis yang mendasari model
pembelajaran kontekstual. Landasan berpikir kontruktivisme berbeda dari
pandangan kaum objektivis yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran.
Dalam pandangan kaum konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan
dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan. Oleh karena itu, kewajiban guru adalah memfasilitasi belajar
melalui proses: (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa;
(2) memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan
idenya sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka
sendiri (Jihad, 2008: 50).
Kontruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri. Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu
tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang
ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi kognitif
kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Secara sederhana kontruktivisme itu beranggapan bahwa pengetahuan
kita merupakan kontruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu
bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang
diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Jadi, seseorang yang belajar itu
membentuk pengertian. Bettencourt dalam Sardiman (1986) menyimpulkan
bahwa kontruktivisme tidak bertujuan mengerti hakekat realitas, tetapi lebih
hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu.
Menurut pandangan dan teori kontruktivisme, belajar merupakan proses
aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks,
kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses
mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya
dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi
berkembang.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar
menurut Paur Suparno dalam Sardiman (1986) yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
b. Konstruksi makna merupakan proses yang terus-menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar
bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri.
d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik
dan lingkungannya.
e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan
yang sedang dipelajari.
Jadi menurut teori kontruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif
dimana subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar
juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.
Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, maka proses mengajar bukanlah
kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke subjek belajar atau siswa,
tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar merekonstruksi
sendiri pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek
belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari
kejelasan dan menentukan justifikasi. Prinsip penting, berpikir lebih bermakna
daripada mempunyai jawaban yang benar atas sesuatu. Karena itu, guru dalam
hal ini berperan sebagai mediator dan fasilitator membantu optimalisasi belajar
siswa (Sardiman, 1986: 37–38).
B. Model Pembelajaran
Secara terminologi, model pembelajaran dirtiakan sebagai acuan
konseptual yang digunakan sebagai satu rencana atau pola dengan menyusun
dan mengatur bahan pelajaran di kelas (Dahlan, 1984). Selanjutnya menurut
Syah (1995), model mengajar adalah kerangka mengajar yang dimanipulasi
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, yang lazimnya
dijadikan acuan perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi belajar. Menurut
Indrawati (2002), model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana
mengajar yang memperlihatkan pola pengajaran tertentu dimana dalam pola
tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan siswa didalam mewujudkan kondisi
belajar atau sistem lingkunagn yang menyebabkan terjadinya belajar pada
siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud dalam model pembelajaran
terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan kegiatan guru dan siswa dan
dikenal dengan sintaksis dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit dibalik
tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang membedakan model
pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lain. Sedangkan
menurut Soekamto (1993), model pembelajaran diartikan sebagai kerangka
konseptual, melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai
denah guru dalam merencanakan dan melaksanakamn kegiatan belajar
mengajar.
Pembelajaran yang didesain secara sistematis akan semakain bermakna
terhadap perkembangan intelektual peserta didik. Praktisi pendidikan
menganggap bahwa model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar akan menjadi lebih efektif jika didesain dan berorientasi pada
bagaimana memberikan peluang kepada siswa untuk memperoleh kondisi
belajar yang memadai dan berkembang sesuai kemampuan dan kegiatan
sendiri, tanpa ada intervensi dan tekanan apapun. Indrawati (2000) mengatakan
bahwa setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik masing-masing
sesuai dengan acuan yang ditempatkan pada proses belajar mengajar.
Model-model pembelajaran tersebut memiliki unsur-unsur berikut:
(a) sistematika langkah-langkah (sintak) yaitu memuat gambaran suatu
model pembelajaran yang diuraikan kedalam serangkaian kegiatan
yang kongkrit didalam menyajikan bahan pelajaran pada peserta
didik,
(b) sistem sosial yang dikembangkan yakni sesuatu yang
menggambarkan fungsi atau peranan dan hubungan guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar,
(c) prinsip-prinsip stimulant yaitu bagaimana seorang guru menghargai
dan merespon siswa dalam proses belajar mengajar, dan
(d) sistem pendukung yakni segala sarana, bahan, dan alat yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan suatu model
pembelajaran.
C. Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik
Dalam tinjauan aspek pengajaran, guru dalam mengajarkan konsep
hendaknya tidak mengabaikan hakikat pengetahuan yang mencakup proses,
produk, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah meliputi keterampilan-keterampilan
melalui pengamatan (observasi), mengklasifikasikan, mengidentifikasi dan
eksperimen.
Aspek produk ilmiah meliputi sekumpulan ilmu pengetahuan yang
terdiri dari fakta-fakta, konsep, hukum dan teori-teori. Sedangkan sikap ilmiah
meliputi sikap jujur, objektif dalam pengamatan dan mengumpulkan serta
menganalisis data.
Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan itu tidak dapat
ditransmisi langsung oleh guru ke dalam pikiran siswa, melainkan proses
perubahan ini memerlukan konstruksi aktif oleh si pembelajar (Dahar, 1989:
35). Untuk mengkonstruksi makna baru, siswa harus mempunyai pengalaman
mengadakan keterampilan proses, seperti keterampilan observasi,
mengklasifikasi, mengidentifikasi dan lain sebagainya. Jadi, inti dari
pandangan kontruktivisme adalah pengetahuan seseorang itu merupakan hasil
konstruksi indvidu melalui interaksinya dengan objek, fenomena, pengalaman,
dan lingkungan.
Dalam hal pengajaran titik tolak pengajarannya adalah dari pengetahuan
siswa sebelum datang ke bangku sekolah. Pengetahuan inilah yang disebut
dengan pengetahuan awal (prior knowledge) siswa atau prakonsepsi. Dalam
arti luas prakonsepsi ini diartikan sebagai konsepsi yang dimiliki siswa
sebelum pembelajaran meskipun mereka pernah mendapatkan pelajaran
formal.
Kontruktivisme merupakan suatu teori atau faham yang menyatakan
bahwa semua pengetahuan, metode untuk mengetahui, dan berbagai disiplin
ilmu yang ada di masyarakat dibangun (constructed) oleh pikiran manusia.
Depdiknas (2005: 27). Lebih lanjut, para Kontruktivis menganggap bahwa
pengetahuan tidak diterima secara pasif, melainkan dikonstruksi secara aktif.
Berdasarkan pendapat di atas, kontruktivisme memandang bahwa
pengetahuan itu adalah dikonstruksi (bentukan) dari seseorang yang
mengetahuinya. Ini berarti kualitas pengetahuan seseorang tentang sesuatu bisa
berbeda bahkan bisa sangat berbeda dari pengetahuan orang lain. Jadi,
pengetahuan itu bukan representasi (gambaran) dari realitas, bukan sesuatu
yang objektif (sama untuk semua orang pada tempat, waktu dan keadaan yang
berbeda), bukan sesuatu yang sudah ada di luar sana yang tinggal ditemukan
(discoveri) saja dan dimasukkan dalam pikiran.
Menurut Piaget dalam Marpaung (2001: 59) bahwa skema kognitif itu
dibangun melalui proses adaptasi yang meliputi dua proses, yaitu asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses meresturkturisasi informasi yang
baru agar dapat diterima dalam skema kognitif yang sudah ada. Sedangkan
akomodasi adalah suatu proses meresturkturisasi skema kognitif yang sudah
dimiliki agar dapat menerima informasi yang baru.
Hal ini menunjukkan bahwa, jika pengetahuan itu tidak aktif
dikonstruksi sendiri oleh orang yang bersangkutan, pengetahuan itu tidak dapat
dikuasai secara sungguh-sungguh. Demikian juga, dalam pembelajaran,
gagasan atau pemikiran-pemikiran guru tidak dapat dipindahkan langsung
kepada siswa, melainkan siswa sendirilah yang harus aktif membentuk pikiran
atau gagasan tersebut dalam otaknya.
Pembelajaran secara realistik adalah siswa dibimbing untuk
merekonstruksi pengetahuan yang ingin mereka miliki/pelajari, materinya
kontekstual, proses pembelajarannya interaktif, suasananya sosio matematis.
Marpaung (2001: 26) menyatakan bahwa pembelajaran secara realistik bertolak
dari masalah-masalah yang kontekstual, siswa aktif, guru berperan sebagai
fasilitator, anak bebas mengeluarkan idenya, siswa berbagi ide-idenya, artinya
mereka bebas mengkomunikasikan ide-idenya satu sama lain. Guru membantu
mereka membandingkan ide-ide itu dan membimbing mereka untuk
mengambil keputusan tentang ide mana yang lebih baik buat mereka.
Kontruktivis realistik pada dasarnya merupakan pemanfaatan realitas
dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses
pembelajaran sehingga pembelajaran lebih baik dari pada masa yang lalu.
Seperti halnya pandangan baru tentang proses pembelajaran, dalam konstrutvis
realistik juga diperlukan upaya mengaktifkan siswa. Upaya tersebut dapat
diwujudkan dengan cara (1) mengoptimalkan keikutsertaan unsur-unsur proses
belajar mengajar dan (2) mengoptimalkan keikutsertaan seluruh sense peserta
didik. Salah satu kemungkinannya adalah dengan memberi kesempatan kepada
siswa untuk dapat menemukan atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang
akan dikuasainya.Lebih lanjut Marpaung (2001: 40) mengatakan bahwa yang
dimaksud realitas adalah hal-hal yang nyata atau kongkrit yang dapat diamati
atau dapat dipahami lewat membayangkan, sedangkan lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan tempat anak atau peserta didik atau siswa berada,
mungkin berupa lingkungan sekolah, mungkin lingkungan keluarga, ataupun
mungkin lingkungan masyarakat yang dapat dipahami siswa. Atau sering juga
disebut kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, model pembelajaran berbasiskan
kontruktivis realistik dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran
yang membimbing siswa mengkonstruksi sendiri konsep-konsep pengetahuan
dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dia miliki melalui masalah
kontekstual. Secara skematik, langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis kontruktivis realistik dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut.
1. Tahap orientasi
Dalam tahap ini kegiatan guru memusatkan perhatian siswa dengan
menyebutkan fenomena alam yang sering dijumpai dan aneh, dalam
kehidupan sehari-hari, serta berkaitan dengan topik yang akan dipelajari.
2. Tahap pemunculan gagasan
Pemberian masalah kontekstual
Orientasi
Kegiatan
Pemunculan Gagasan dan
Pembentukan Model
Pengkomunikasian Gagasan
dan Model
InteraktVitas :
Pertukaran Gagasan
Temuan Konsep Awal
Selesaian
Cukup?
Belum Temuan Konsep
Utama
Ya
Tahap ini dilakukan untuk memunculkan konsepsi awal siswa,
misalnya dengan cara meminta siswa menuliskan konsep-konsep yang telah
diketahui sehubungan dengan topik yang sedang dipelajari, dapat pula
menghadapkan siswa kepada permasalahan yang mengandung teka-teki,
dengan cara guru menyuruh siswa melakukan eksperimen atau percobaan
dan mengikuti petunjuk LKS (lembar kerja siswa). Dapat juga diperoleh
dengan wawancara tentang kejadian dan peristiwa. Tahap ini biasanya
dilakukan pada kelompok kecil siswa yang terdiri dari 4 orang siswa atau
lebih.
3. Tahap pengkomunikasian gagasan
Pada langkah ini siswa mendiskusikan jawaban pada langkah
pemunculan gagasan dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa atau lebih. Hasil diskusi ditulis dalam selembar kertas dan dijelaskan
oleh salah seorang siswa pada setiap kelompok. Melalui diskusi ini, siswa
dapat mengungkapkan kembali dan saling bertukar gagasan hasil
pengalaman melakukan percobaan.
4. Tahap pertukaran gagasan
Pada tahap ini, siswa diminta kembali untuk menjawab pertanyaan
yang disusun untuk menerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan
siswa melalui percobaan ke dalam situasi baru dengan materi pelajaran yang
lebih kompleks, dan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuannya untuk menanamkan belajar lebih bermakna, sehingga konsep
yang dipelajari dapat bertahan lama di dalam memori jangka panjang siswa.
5. Tahap temuan konsep awal
Pada tahap ini konsepsi ilmiah yang telah diperoleh siswa perlu
diumpan balik oleh guru untuk memperkuat konsepsi ilmiah tersebut. Siswa
diarahkan untuk bertanya jawab dan mengevaluasi hasil pengetahuan dari
pengalaman melakukan eksperimen, sehingga siswa dapat menilai sudah
sejauh mana mereka menguasai konsep yang telah dipelajari. Dengan
demikian diharapkan bahwa siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten
dengan konsep ilmiah, dengan sadar mengubah konsep awalnya menjadi
konsep ilmiah. Disini siswa juga diberi kesempatan untuk membandingkan
konsep ilmiah yang sudah disusunnya dengan konsep awal pada langkah 2.
D. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang di tandai dengan adanya
perubahan yang terjadi pada diri sesorang. Perubahan yang terjadi pada diri
seseorang tersebut merupakan hasil dari belajar yang dapat ditunjukan dalam
berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pengalaman, sikap dan
tingkah laku, keterampilan, kemampuan dan kecakapan serta perubahan aspek-
aspek lainnya yang ada pada diri seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.
Pada dasarnya hasil belajar itu diperoleh melalui proses belajar dimana
proses belajar merupakan kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa yang
di dukung oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan belajar siswa, media
belajar yang diterapkan oleh guru, bagaimana guru memotivasi siswa untuk
belajar dan pada waktu tertentu akan menghasilkan suatu produk yaitu berupa
hasil belajar yang diperoleh melalui proses pemberian alat ukur pembelajaran
kepada siswa.
Winkel (1984: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
bukti usaha yang dicapai. Jadi dalam hal ini hasil belajar adalah merupakan
bukti yang diperlikan oleh siswa sehubungan dengan apa yang telah dipelajari.
Hasil belajar merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang terkait dengan proses
belajar mengajar. Hasil belajar yang sangat penting selain untuk dapat
mengetahui peningkatan yang terjadi pada pembelajaran merupakan suatu alat
pemuasan yang dimiliki oleh individu dengan kemampuan yang dimilikinya
yang dinyatakan dengan angka, lambang, ataupun huruf yang digunakan dalam
penilaian hasil belajar dapat dijadikan pemicu peningkatan mutu pendidikan.
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Usman dan Setiawati (2001: 29) mengemukakan bahwa belajar yang
diperoleh setiap siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu sebagai berikut.
1. Faktor yang berada dalam diri siswa (faktor internal)
Faktor internal atau faktor yang berada dalam diri siswa meliputi:
(a) faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, yang dimaksud faktor ini adalah panca indra yang tidak yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya mengalami sakit, cacat atau
perkembangan tidak sempurna; (b) faktor fisiologis, yakni faktor potensial
seperti kecerdasan, dan bakat, faktor intelektif seperti unsur-unsur
kepribadian tertentu seperti kebiasaan, emosi, motivasi dan minat.
2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal)
Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi:
(a) faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, masyarakat dan
kelompok; (b) faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan
teknologi dan kesenian; dan (c) faktor lingkungan fisik berupa fasilitas
rumah dan fasilitas belajar. Menurut Sukmadinata (2004 : 162) bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajar yang
bersumber dari dalam diri siswa adalah menyangkut aspek jamaniah dan
rohaniah dari siswa tersebut. Aspek jasmaniah menyangkut kondisi dan
kesehatan jasmaniah dari siswa, tiap orang memiliki kondisi fisik yang
berbeda, ada yang tahan belajar selama lima atau enam jam terus menerus
tetapiadajuga yang hanya tahan satu atau dua jam saja atau bahkan ada yang
kurang dari satu jam. Aspek rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis,
kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif
dan kognitif dari siswa.
Menurut Susilo (2004 : 82) bahwa kondisi intelektual juga berpengaruh
terhadap hasil belajar seorang siswa. Kondisi intelektual ini menyangkut
tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan.
Hal lain yang ada pada kondisi dan hasil belajar adalah situasi efektif, selain
ketenangan dan ketentraman psikis juga motivasi untuk belajar. Belajar perlu
didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah serta
tidak konstan akan menyebabkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya
akan berpengaruh pada hasil belajar.
Sukmadinata (2004 : 163) menyatakan bahwa keberhasilan belajar yang
juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari siswa, baik faktor fisik maupun
sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
pendidikan, memberi landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan
sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis tang ada
dalam keluarga sangat berpengarah tarhadap perkembangan belajar anak.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan
belajar siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti
lingkungan kampus, sarana dan perasarana yang ada, sunbe-sember belajar,
media belajar dan lain-lain.lingkungan sosial seperti lingkungan siswa dan
teman-temannya, dengan guru-gurunya serta staf sekolah yang lain.
Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis yaitu suasana dan
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kulikuler dan lain-
lain.
Menurut Sufyarma (2003 : 71) bahwa sekolah yang kaya dengan
aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelolah
dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong
semangat belajar para siswanya. Lingkungan masyarakat di mana siswa atau
individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktifitas belajarnya.
Lingkungan masyarakat di mana warga memiliki latar belakang pendidikan
yang cukup, terdapat lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di
dalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan
perkembangan belajar generasi mudanya (Sukmadinata, 2004 : 165).
Dari beberapa uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa proses dan
hasil belajar secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal baik
yang bersifat fisik maupun psikis, dan faktor-faktor eksternal dalam lingkungan
keluarganya, sekolah, pekerjaan maupun masyarakat luas.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 18 Katobu yang
berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Perbaikan
pembelajaran ini dilakukan pada mata pelajaran matematika
2. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 18
Katobu Kecamatan Bataiaeworu Kabupaten Muna yang berjumlah 20 orang
yang terdaftar pada semester ganjil pada tahun ajaran 2013/2014.
B. Deskripsi Per Siklus
Perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dalam
bentuk penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu daur atau siklus yang
dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian.
Secara rinci kegiatan pada masing-masing tahap dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
a. Peneliti bersama dengan guru teman sejawat berdiskusi dan
mengidentifikasi masalah pembelajaran, serta menetapkan alternatif
tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di
sekolah, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kontruktivis
realistik dalam pembelajaran matematika.
Permasalahan
Alternatif Pemecahan
Rencana Tindakan
Pelaksanaan
Tindakan
Refleksi
Observasi
Analisis Data
Berlapis Berulang
b. Peneliti membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
perbaikan pembelajaran (RPP), lembar observasi dan tes hasil belajar.
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kontruktivis realistik dalam pembelajaran
matematika sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran.
3. Observasi dan evaluasi
Observasi dilakukan oleh guru dan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak tindakan terhadap proses dan
dampak terhadap hasil.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menganalisa data pada setiap akhir
siklus. Kegiatan pada tahap ini mencakup kegiatan analisis dan interpretasi
atas informasi atau hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi
dilakukan terhadap seluruh hasil observasi untuk menentukan tindakan pada
tahap berikutnya. Dalam setiap siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran
peneliti diamati oleh teman sejawat bernama Damrin Karim, S.Pd dengan
menggunakan lembar observasi
Tindakan yang dilakukan dalam perbaikan pengajaran ini adalah
sebagai berikut: Siklus I penyajian pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kontruktivis realistik dengan penjelasan singkat. Pada siklus II
peneliti tetap menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik dengan
media alat peraga dan pemberian contoh-contoh soal dan latihan.
C. Indikator Kinerja
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan dalam penelitian
ini adalah 65. (dokumentasi SD Negeri 18 Katobu). Merujuk pada KKM
tersebut, maka indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian/perbaikan
pembelajaran ini adalah jika 75% jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian
telah memperoleh nilai serendah-rendahnya 65.
D. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Observasi yaitu mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
2. Tes hasil belajar yaitu digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan oleh guru pada setiap siklus pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen pengumpulan data
yaitu: tes hasil belajar dan lembar observasi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase, nilai rata-rata, serta disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis deskriptif kualitatif digunakan pula
untuk mengukur indikator kinerja berdasarkan kriteria ketuntasan minimal.
Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:
1. Mengkonversi skor hasil tes menjadi nilai (X) skala 0 – 100, dengan
menggunkan rumus:
(Arikunto, 1993)
2. Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar rumus:
1) Secara indVidu TB = %
100
ideal
Nilai
dicapai
Nilai
x
2) Secara kelompok = %
x100
ideal
Nilai
kelompok
dicapai
Nilai
3) Nilai klasikal = %
x100
ideal
Nilai
rata
rata
Nilai 
3. Menentukan persentase ketuntasan belajar
(Sudjana, 2002)
dengan: Σ TB = Jumlah siswa pada kategori ketuntasan belajar.
N = Jumlah siswa secara keseluruhan.
100
x
ideal
Skor
dicapai
diperoleh/
yang
Skor
X 
%
100
x
N
TB
Σ
% 
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Berikut ditampilkan data hasil belajar matematika siswa kelas V
SDN 18 Katobu pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat dari
siklus pertama sampai siklus ketiga.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika
No Nama
Siklus I Siklus II Siklus II
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Sumardhan 70 T 75 T 86 T
2 Estinawati 66 T 70 T 72 T
3 Marni Jaya 69 T 82 T 79 T
4 Sumarlin 63 BT 64 BT 70 T
5 Karni 72 T 80 T 87 T
6 Muh. Iman 80 BT 86 T 91 T
7 Muh. Rajab 62 BT 74 T 85 T
8 Muh. Irwan 45 BT 56 BT 62 BT
9 Muh. Ashar 81 T 82 T 80 T
10 Muh. Akbar 53 BT 67 T 90 T
11 Zainuddin 54 BT 60 BT 87 T
12 Indra 59 BT 61 BT 52 BT
13 Fatma 70 T 75 T 70 T
14 Darniati 70 T 73 T 70 T
15 Kanadia 63 BT 70 T 80 T
16 Fadhil 53 BT 53 BT 60 BT
17 Darmin 54 BT 58 BT 50 BT
18 Hafid 59 BT 72 T 87 T
19 Herdiman 70 T 67 T 92 T
20 Yulis 60 BT 73 T 70 T
Ket: T = tuntas dan BT = belum tuntas.
Ketuntasan belajar pada Tabel 4.2 di atas secara singkat disajikan pada
Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika
No.
Jenis
Evaluasi
Kriteria Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1. Siklus I 9 45 11 55
2. Siklus II 14 70 6 30
Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada siklus pertama belum tercapai
ketuntasan belajar, dimana dari 20 siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai
65 ke atas. Hal ini terjadi karena guru belum menguasai langkah-langkah
pembelajaran dengan baik, sehingga pada siklus kedua dilakukan perbaikan
pembelajaran. Pada siklus kedua terjadi peningkatan ketuntasan belajar
menjadi 14 orang (70%), meskipun pada siklus kedua mengalami peningkatan
namun belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditetapkan sehingga masih
perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga. Pada siklus ketiga
ketuntasan belajar mencapai 80% hal ini menunjukan bahwa pada siklus ketiga
telah tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor,
pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan, bahkan ada
siswa yang mengajukan pertanyaan. Perbaikan terjadi dalam pembelajaran
adalah guru sudah tidak menunjuk langsung siswa untuk menjawab pertanyaan,
tetapi siswa sendiri yang berinisiatif untuk menjawab dengan mengacungkan
tangan bagi yang bisa menjawab.
Untuk lebih jelasnya, persentase ketuntasan belajar matematika siswa
kelas V SD Negeri 18 Katobu pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat
secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika mengalami peningkatan setelah
dilakukan perbaikan pada siklus kedua dan ketiga. Pada siklus pertama hanya 9
orang atau 45% dari 20 siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus
kedua hasilnya meningkat dimana 14 orang atau 70% memperoleh nilai 65 ke
atas. Pada siklus ketiga ketuntasan belajar meningkat sebesar 80% dimana 16
siswa memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian target perbaikan sudah
tercapai pada siklus ketiga, sekalipun masih ada 4 siswa yang belum tuntas
memperoleh nilai 65 ke atas.
Pada siklus I tidak tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator
yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena guru belum melaksanakan
pembelajaran dengan baik yang diakibatkan oleh guru belum menguasai
langkah-langkah pembelajaran model kontruktivis realistik. Hal ini dijadikan
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Pada siklus berikutnya telah terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Adanya peningkatan hasil belajar tersebut merupakan dampak dari perbaikan
metode pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan model
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II Siklus III
55
70
80
45
30
20
Persentase Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
pembelajaran kontruktivis realistik sehingga siswa dapat menangkap dengan
baik materi yang disampaikan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan perbaikan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan
Batalaiworu Kabupaten Muna cenderung mengalami peningkatan pada
setiap siklus perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kontruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung
bilangan bulat.
2. Penggunaan model pembelajaran kontruktivis realistik dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan
Batalaeworu Kabupaten Muna pada materi pokok operasi hitung bilangan
bulat.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti menyarankan hal-
hal sebagai berikut.
1. Bagi guru, khususnya guru sekolah dasar hendaknya menerapkan model
pembelajaran konstruktivisme realistik dalam pembelajaran matematika di
kelas, agar siswa dapat aktif, kritis dan memiliki kemandirian dalam proses
pembelajaran.
2. Kepada pihak sekolah, dalam hal ini SD Negeri 18 Katobu untuk senantiasa
kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran yang variatif sesuai materi
yang akan diajarkan, karena tidak semua materi cocok diajarkan dengan satu
metode pembelajaran saja.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang punya relevansi dengan penelitian ini untuk
mengkaji lebih jauh dari apa yang belum tersentuh dari penelitian kali ini.
Sebagai tindak lanjut untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran selanjutnya secara keseluruhan, maka kiranya Kelompok Kerja
Guru (KKG) yang sudah terbentuk dalam gugus diaktifkan guna saling
bertukar pengalaman yang menyangkut tugas kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, M. (2000). Model Pembelajaran Berbasis Kontruktivis Realistik Untuk
Pengembangan Ide Pembuktian IPA-FISIKA. Makalah Seminar, Disajikan
pada Seminar Nasional IPA-FISIKA di Jurusan IPA-FISIKA ITS.
Surabaya.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Djamarah, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, M., (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UnVersitas Negeri
Surabaya.
Marpaung, Y. (2001). Pembelajaran IPA-FISIKA Berdasarkan Filsafat
Kontruktivisme. Makalah Seminar, Disajikan pada Seminar Nasional
Realistic Mahtematics Education (RME) di Jurusan IPA-FISIKA, FMIPA
UNHESA. Surabaya.
Munandar, U. (1987). Pengantar Pendidikan. Bandung: Aneka Ilmu.
Rusyan, ATT, dkk., 1989. Pendekatan daalm Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Slameto. (1987). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta.
Bina Aksara.
Suherman, 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi
Siswa, (Online) (http://209.85.175.104/search?q=cache:v4JagWmwS-
kJ:educare, Diakses 17 September 2008).
Syamsudin, A. (1997). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: UnVersitas Terbuka.
Soedjadi, R. (2001). Pemanfaatan Realitas dan Lingkungan dalamPembelaja
KARYA ILMIAH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SDN 18 KATOBU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVIS REALISTIK PADA MATERI POKOK OPERASI
HITUNG
BILANGAN BULAT
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional
OLEH :
NAMA : MARLIANI
NIM : 816513526
PROGRAM STUDI : S1 PGSD
SEMESTER : X (SEPULUH)
POKJAR : RAHA B
KABUPATEN : MUNA
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT KENDARI
2014.1

More Related Content

What's hot

Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetrilombkTBK
 
Proses Industri Kimia
Proses Industri KimiaProses Industri Kimia
Proses Industri KimialombkTBK
 
Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu lombkTBK
 
Kelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinKelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinlombkTBK
 
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik PengeboranDasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik PengeboranlombkTBK
 
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluanCover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluanAdhe II
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...Soal Universitas Terbuka
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika TekniklombkTBK
 
Teknik elektronika-dasar
Teknik elektronika-dasarTeknik elektronika-dasar
Teknik elektronika-dasarRukyannahMakmur
 
Peralatan Gudang
Peralatan Gudang Peralatan Gudang
Peralatan Gudang lombkTBK
 
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...baambangPontoh
 
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigiMeningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigiOperator Warnet Vast Raha
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisNyayu Husnul Chotimah
 
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungTinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungMutiara Bunda Ulil Albab
 
Cover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalisme
Cover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalismeCover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalisme
Cover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalismeRizky Faisal
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
 
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinMekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinlombkTBK
 

What's hot (20)

PTK Matematika SD
PTK Matematika SDPTK Matematika SD
PTK Matematika SD
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
 
Proses Industri Kimia
Proses Industri KimiaProses Industri Kimia
Proses Industri Kimia
 
Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu
 
Kelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinKelistrikan Mesin
Kelistrikan Mesin
 
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik PengeboranDasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
 
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluanCover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
Teknik elektronika-dasar
Teknik elektronika-dasarTeknik elektronika-dasar
Teknik elektronika-dasar
 
Peralatan Gudang
Peralatan Gudang Peralatan Gudang
Peralatan Gudang
 
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
 
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigiMeningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
 
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan  Pemantapan Kemampuan ProfesionalLaporan  Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
 
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungTinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
 
Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.
 
Cover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalisme
Cover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalismeCover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalisme
Cover dan kata pengantar makalah kemacetan dan kapitalisme
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
 
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinMekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
 

Viewers also liked

PANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIK
PANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIKPANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIK
PANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIKTheresia Nurani
 
9 Mitos sobre la Lectura del Tarot
9 Mitos sobre la Lectura del Tarot9 Mitos sobre la Lectura del Tarot
9 Mitos sobre la Lectura del Tarotpiripiri22
 
Quit Smoking
Quit SmokingQuit Smoking
Quit SmokingAnifibous
 
Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014
Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014 Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014
Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014 FUSADES
 
[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)
[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)
[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)Meryl YounHwan Ko
 
Cellulite Treatment Nj
Cellulite Treatment NjCellulite Treatment Nj
Cellulite Treatment Njzaleskiren
 
MASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật Bản
MASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật BảnMASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật Bản
MASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật Bảnvinhbinh2010
 
Fx Trading Software
Fx Trading SoftwareFx Trading Software
Fx Trading Softwarefentondv
 
【Halo live】USTREAM onair solution110201
【Halo live】USTREAM onair solution110201【Halo live】USTREAM onair solution110201
【Halo live】USTREAM onair solution110201Osamu Ise
 
Большой и безопасный рынок факторинга.
Большой и безопасный рынок факторинга.Большой и безопасный рынок факторинга.
Большой и безопасный рынок факторинга.Alexander Chekrygin
 
WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)
WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)
WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)Tsuyoshi Horigome
 
Internet marketing overview
Internet marketing overviewInternet marketing overview
Internet marketing overviewMichael Svystun
 
How To Make A Great Pbj.Pdf
How To Make A Great Pbj.PdfHow To Make A Great Pbj.Pdf
How To Make A Great Pbj.Pdfguest04dca7b
 
NJM2377のアプリケーション回路シミュレーション
NJM2377のアプリケーション回路シミュレーションNJM2377のアプリケーション回路シミュレーション
NJM2377のアプリケーション回路シミュレーションTsuyoshi Horigome
 
TCR4S30DWBGのデータシート
TCR4S30DWBGのデータシートTCR4S30DWBGのデータシート
TCR4S30DWBGのデータシートTsuyoshi Horigome
 

Viewers also liked (20)

Sk tugas skpd
Sk tugas skpdSk tugas skpd
Sk tugas skpd
 
Daftar nama kabupaten
Daftar nama kabupatenDaftar nama kabupaten
Daftar nama kabupaten
 
PANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIK
PANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIKPANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIK
PANDUAN VERVAL NISN PESERTA DIDIK
 
9 Mitos sobre la Lectura del Tarot
9 Mitos sobre la Lectura del Tarot9 Mitos sobre la Lectura del Tarot
9 Mitos sobre la Lectura del Tarot
 
Quit Smoking
Quit SmokingQuit Smoking
Quit Smoking
 
Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014
Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014 Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014
Memoria Foro Internacional de Análisis Político FIAP 2014
 
[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)
[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)
[주간리포트] 6월1주차, 앱스토어vs안드로이드마켓 인기앱(6/11일자)
 
Cellulite Treatment Nj
Cellulite Treatment NjCellulite Treatment Nj
Cellulite Treatment Nj
 
Bee Style: Vol.030
Bee Style: Vol.030Bee Style: Vol.030
Bee Style: Vol.030
 
MASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật Bản
MASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật BảnMASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật Bản
MASSIVE EARTHQUAKE HITS JAPAN -Động đất và sóng thần ở Nhật Bản
 
Gerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah printGerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah print
 
Aleja
AlejaAleja
Aleja
 
Fx Trading Software
Fx Trading SoftwareFx Trading Software
Fx Trading Software
 
【Halo live】USTREAM onair solution110201
【Halo live】USTREAM onair solution110201【Halo live】USTREAM onair solution110201
【Halo live】USTREAM onair solution110201
 
Большой и безопасный рынок факторинга.
Большой и безопасный рынок факторинга.Большой и безопасный рынок факторинга.
Большой и безопасный рынок факторинга.
 
WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)
WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)
WEB site Update(10JUN2011 to 15AUG2011)
 
Internet marketing overview
Internet marketing overviewInternet marketing overview
Internet marketing overview
 
How To Make A Great Pbj.Pdf
How To Make A Great Pbj.PdfHow To Make A Great Pbj.Pdf
How To Make A Great Pbj.Pdf
 
NJM2377のアプリケーション回路シミュレーション
NJM2377のアプリケーション回路シミュレーションNJM2377のアプリケーション回路シミュレーション
NJM2377のアプリケーション回路シミュレーション
 
TCR4S30DWBGのデータシート
TCR4S30DWBGのデータシートTCR4S30DWBGのデータシート
TCR4S30DWBGのデータシート
 

Similar to MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS

Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosongDokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosongAkang Juve
 
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guruDestri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guruMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika TekniklombkTBK
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Operator Warnet Vast Raha
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Operator Warnet Vast Raha
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isiEndin Salahudin
 
instrumen penilaian hasil belajar matematika ....
instrumen penilaian hasil belajar matematika ....instrumen penilaian hasil belajar matematika ....
instrumen penilaian hasil belajar matematika ....Hendro Tanzil
 
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...NASuprawoto Sunardjo
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruNurHidayah332
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
 
LAPORAN_PKR.docx.pdf
LAPORAN_PKR.docx.pdfLAPORAN_PKR.docx.pdf
LAPORAN_PKR.docx.pdfNiaKurniati59
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLailyAlfiMaulida2
 

Similar to MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS (20)

COVER NATEZA.pdf
COVER NATEZA.pdfCOVER NATEZA.pdf
COVER NATEZA.pdf
 
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematikaLaporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
 
Depan
DepanDepan
Depan
 
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosongDokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
 
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guruDestri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guru
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
Mekanika teknik
Mekanika teknikMekanika teknik
Mekanika teknik
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
 
WORD TIK
WORD TIK WORD TIK
WORD TIK
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi
 
instrumen penilaian hasil belajar matematika ....
instrumen penilaian hasil belajar matematika ....instrumen penilaian hasil belajar matematika ....
instrumen penilaian hasil belajar matematika ....
 
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Desi rusiana tanjab tugas pak budi
Desi rusiana tanjab tugas pak budiDesi rusiana tanjab tugas pak budi
Desi rusiana tanjab tugas pak budi
 
LAPORAN_PKR.docx.pdf
LAPORAN_PKR.docx.pdfLAPORAN_PKR.docx.pdf
LAPORAN_PKR.docx.pdf
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
 
Laporan pkp sri maryati
Laporan pkp sri maryatiLaporan pkp sri maryati
Laporan pkp sri maryati
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan keagungannya telah memberkahi penulis dengan segala rahmad yang tiada batasnya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 18 Katobu Melalui Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik Pada Materi Pokok Operasi Hitung Bilangan Bulat”. Penulisan laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Program S1 PGSD pada UPBJJ-UT Kendari, sekaligus sebagai pengalaman dan tolak ukur kemampuan penulis selama memperoleh pengetahuan di bangku kuliah. Seiring dengan ucapan terima kasih yang teramat dalam penulis haturkan kepada yang terhormat Bapak Prof.Dr.H.Faad Maonde,M.S selaku dosen pembimbing bapak Ikman,S.pd.M.pd yang secara teknik telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam proses penyusunan laporan ini. Ucapan terimakasih yang sama penulis sampaikan kepada rekan-rekan guru SDN 18 Katobu khususnya Bapak La Ghonu, S.pd, yang telah memberikan saran dan dukungan pada penulis dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran ini. Sahabat- sahabatku : Harbin, Nira Mariana, Asti Efrianti, La Ode Sanudin, Rezkiana, Siska Yovita, dll yang telah memberi motivasi, dukungan dan semangat baik langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih yang takterhingga, penulis sampaikan kepada Ayah handa La Daria dan Ibunda Wa Dia Serta Kakaku Marlina, Adikku Sarnia dan sepupuku Sitti Romiati. S. St serta keluarga besarku yang telah mengasuh dan mendidik dengan penuh kasih sayang, memberikan doa restu dan doa bagi keberhasilan penulis, semoga seluruh amal baik beliau akan diterima Allah SWT
  • 2. sebagai amal sholeh, dan Insya Allah akan dilimpahkan pahala yang berlimpah kepadanya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu mohon kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis memanjatkan doa atas segala bimbingan baik moril dan materil semoga mendapatkan imbalan pahala yang berlimpa ganda dari Allah SWT. Amiin! Raha, April 2014 Penuulis MARLIANI NIM. 816513526
  • 3. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi ABSTRAK........................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................................. 5 D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Konstruktivisme ................................................................................ 7 B. Model Pembelajaran................................................................................... 9 C. Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik ............................................. 11 D. Hasil Belajar............................................................................................... 17 E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar...................................... 18 BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subyek Penelitian ..................................................................................... 21 B. Deskripsi Per Siklus .................................................................................. 21 C. Indikator Kinerja ........................................................................................ 23 D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 24 E. Instrumen Penelitian................................................................................... 24 F. Tehnik Analisis Data ................................................................................ 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 26 B. Pembahasan................................................................................................ 28
  • 4. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 30 B. Saran ......................................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 32
  • 5. DAFTAR TABEL Halaman 1.Deskripsi ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklus........................27 2.Prestasi belajar Matematika pada setiap siklus............................................28
  • 6. DAFTAR GAMBAR Halaman 1.Bagan langka-langka model pembelajaran.......................................................15 2.Bagan siklus pelaksanaan penelitian.................................................................22 3.Bagan presentase ketuntasan.............................................................................29
  • 7. DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Kesediaan sebagai supervaisor 2 dalam penyelenggara Pemantapan Kemampuan Profesional.................................................................................33 2. Perencanaan PTK.......................................................................................34 3. Berkas RPP persiklus.................................................................................35 4. Lembar observasi/pengamatan terisi...............................................................36 5. Jurnal pembimbingan Supervaisor.............................................................37
  • 8. ABSTRAK MARLIANI 2014 telah melakukan penelitian dengan Judul Penelitian “Meningkatkan Hasil Belajar matematika Siswa Kelas V SDN 18 Katobu Melalui Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik Pada Materi Pokok Operasi Hitung Bilangan Bulat”. Laporan PKP. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPBJJ-UT Kendari. Pembimbing: Mansyur, S.Pd.M. Pd. Penelitian ini dilakukan untuk menjajagi penggunaan model pembelajaran konstruktivis realistik dalam pembelajaran matematika di SD. Permasalahan penelitian ini adalah 1) Bagaimana gambaran hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat? dan 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 18 Katobu dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran konstruktivis realistik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna cenderung mengalami peningkatan pada setiap siklus perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat dan 2) Penggunaan model pembelajaran kontruktivis realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar guru menggunakan model pembelajaran siklus belajar abduktif empiris sebagai salah satu alternatif mengatasi kesulitan siswa dalam memahami matematika. Kata kunci: Pembelajaran kontruktivis dapat meningkatkan hasil belajar Matematika kelas V Sd.
  • 9. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jenjang pendidikan formal, Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang menanamkan pengetahuan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Sekolah. Pendidikan di Sekolah Dasar dimaksudkan untuk memberikan bekal kemajuan dasar kepada siswa berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan belajarnya. Hal tersebut sejalan dengan hakikat belajar, yang menyebutkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks karena mengikat segala aspek kepribadian baik jasmani maupun rohani. Unik artinya tiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda dengan yang lain yang disebabkan karena adanya perbedaan individual seperti minat, bakat, kemampuan, kecerdasan, serta tipe belajar. Hakikat perbuatan belajar adalah usaha terjadinya perubahan tingkah laku atau kepribadian bagi orang yang belajar. Perubahan itu baik dari aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap atau nilai. Dalam dunia pendidikan, matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting. Karena pelajaran matematika merupakan salah satu sarana dalam membentuk siswa untuk berpikir secara alamiah. Menyadari pentingnya pelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar, maka pembelajaran harus ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yang ditetapkan. Peningkatan mutu pendidikan matematika ditandai dengan peningkatan hasil belajar matematika. Mutu hasil belajar matematika ditentukan oleh mutu proses belajar di kelas atau di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan hanya dapat dicapai melalui peningkatan mutu proses pembelajaran matematika yang bermuara pada peningkatan hasil belajar matematika. Sementara itu, agar proses belajar berlangsung efektif, semua faktor internal (dari dalam diri siswa) meliputi antara lain bakat, kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual),
  • 10. minat, motivasi, sikap, dan faktor eksternal (dari luar diri siswa) meliputi antara lain tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, reinforcement (penguatan), iklim sosial kelas, waktu yang tersedia, sistem, dan teknik evaluasi harus diperhatikan. Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi belajar siswa, maka interaksi antar faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dengan diperhatikannya faktor yang banyak mempengaruhi siswa tersebut diharapkan siswa dapat berkembang dan dapat mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi khususnya bagi siswa serta pada umumnya dapat meningkatkan mutu pendidikan pada semua tingkat dan jenis pendidikan. Berawal dari proses dan peningkatan mutu pendidikan, akhir-akhir ini telah berkembang berbagai metode/pendekatan pembelajaran yang tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga berusaha membangun struktur kognitif siswa. Pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dalam proses pembelajarannya membangun struktuk kognitif siswa dan dapat memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif. Hal lain yang dapat digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran yaitu penerapan metode demonstrasi. Demonstrasi adalah metode yang digunakan pada pengajaran manipulatif dan keterampilan, pengembangan pengertian, untuk menunjukkan bagaimana melakukan praktik-praktik baru dan memperbaiki cara melakukan sesuatu. Metode ini menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan dengan contoh yang objektif dan nyata. Pada saat kegiatan pembelajaran, tidak semua siswa mampu berkonsentrasi dalam waktu relatif lama atau menyerap semua pelajaran yang diberikan guru. Mereka saling terpengaruh dengan hal-hal sepele antara sesama siswa di dalam kelas. Guru harus mampu menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung, sehingga siswa mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran agar tercapai hasil belajar yang optimal.
  • 11. 1. Identifikasi Masalah Hasil observasi awal yang peneliti temukan di kelas terungkap masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika yaitu: hasil belajar dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran matematika tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata ulangan harian pada pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat sebesar 62. Nilai tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 65 (KKM dari sekolah). 2. Analisis Masalah Dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat dapat teridentifikasi bahwa salah satu faktor yang diduga penyebab masalah rendahnya hasil belajar siswa di atas adalah pembelajaran yang berlangsung di kelas V SD Negeri 18 Katobu bersifat deklaratif dimana guru hanya menyampaikan materi sebanyak mungkin kepada siswa, tanpa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan sehingga berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa. Dari uraian di atas dipandang perlu untuk segera dilakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika dalam bentuk penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat?
  • 12. 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna yang diajar dengan 3. menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik pada materi operasi hitung bilangan bulat? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan pembelajaran ini yaitu: 1. Mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat . 2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna melalui model pembelajaran kontruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat. D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti seperti berikut. 1. Bagi peneliti, sebagai latihan dalam melakukan penelitian secara ilmiah dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas, serta mendapatkan wawasan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran konstruktivis realistik. 2. Bagi siswa, mengembangkan wawasan siswa tentang pentingnya penerapan model pembelajaran konstruktivis realistik saat belajar, mendorong siswa untuk menyenangi matematika serta berperan aktif dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, mengkomunikasikannya secara lisan, dan menuliskan ide dan pendapatnya secara sistematis. 3. Bagi guru, diharapkan dapat memahami dan berinovasi dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivis realistik dalam upaya meningkatkan hasil
  • 13. belajar siswa dalam bidang studi matematika khususnya di SD Negeri 18 Katobu. 4. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dan masukan bagi sekolah mengenai model mengajar sehingga dapat menjadi masukan dalam pengelolaan kurikulum yang akan datang.
  • 14. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan filosofis yang mendasari model pembelajaran kontekstual. Landasan berpikir kontruktivisme berbeda dari pandangan kaum objektivis yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Dalam pandangan kaum konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Oleh karena itu, kewajiban guru adalah memfasilitasi belajar melalui proses: (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa; (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri (Jihad, 2008: 50). Kontruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Secara sederhana kontruktivisme itu beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan kontruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Jadi, seseorang yang belajar itu membentuk pengertian. Bettencourt dalam Sardiman (1986) menyimpulkan bahwa kontruktivisme tidak bertujuan mengerti hakekat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu. Menurut pandangan dan teori kontruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya
  • 15. dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang. Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar menurut Paur Suparno dalam Sardiman (1986) yang dijelaskan sebagai berikut: a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. b. Konstruksi makna merupakan proses yang terus-menerus. c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri. d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Jadi menurut teori kontruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif dimana subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, maka proses mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke subjek belajar atau siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan dan menentukan justifikasi. Prinsip penting, berpikir lebih bermakna daripada mempunyai jawaban yang benar atas sesuatu. Karena itu, guru dalam hal ini berperan sebagai mediator dan fasilitator membantu optimalisasi belajar siswa (Sardiman, 1986: 37–38).
  • 16. B. Model Pembelajaran Secara terminologi, model pembelajaran dirtiakan sebagai acuan konseptual yang digunakan sebagai satu rencana atau pola dengan menyusun dan mengatur bahan pelajaran di kelas (Dahlan, 1984). Selanjutnya menurut Syah (1995), model mengajar adalah kerangka mengajar yang dimanipulasi sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, yang lazimnya dijadikan acuan perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi belajar. Menurut Indrawati (2002), model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pengajaran tertentu dimana dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan siswa didalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkunagn yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud dalam model pembelajaran terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan kegiatan guru dan siswa dan dikenal dengan sintaksis dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit dibalik tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang membedakan model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lain. Sedangkan menurut Soekamto (1993), model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual, melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai denah guru dalam merencanakan dan melaksanakamn kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang didesain secara sistematis akan semakain bermakna terhadap perkembangan intelektual peserta didik. Praktisi pendidikan menganggap bahwa model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif jika didesain dan berorientasi pada bagaimana memberikan peluang kepada siswa untuk memperoleh kondisi belajar yang memadai dan berkembang sesuai kemampuan dan kegiatan sendiri, tanpa ada intervensi dan tekanan apapun. Indrawati (2000) mengatakan bahwa setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik masing-masing sesuai dengan acuan yang ditempatkan pada proses belajar mengajar.
  • 17. Model-model pembelajaran tersebut memiliki unsur-unsur berikut: (a) sistematika langkah-langkah (sintak) yaitu memuat gambaran suatu model pembelajaran yang diuraikan kedalam serangkaian kegiatan yang kongkrit didalam menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik, (b) sistem sosial yang dikembangkan yakni sesuatu yang menggambarkan fungsi atau peranan dan hubungan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, (c) prinsip-prinsip stimulant yaitu bagaimana seorang guru menghargai dan merespon siswa dalam proses belajar mengajar, dan (d) sistem pendukung yakni segala sarana, bahan, dan alat yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan suatu model pembelajaran. C. Model Pembelajaran Konstruktivis Realistik Dalam tinjauan aspek pengajaran, guru dalam mengajarkan konsep hendaknya tidak mengabaikan hakikat pengetahuan yang mencakup proses, produk, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah meliputi keterampilan-keterampilan melalui pengamatan (observasi), mengklasifikasikan, mengidentifikasi dan eksperimen. Aspek produk ilmiah meliputi sekumpulan ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep, hukum dan teori-teori. Sedangkan sikap ilmiah meliputi sikap jujur, objektif dalam pengamatan dan mengumpulkan serta menganalisis data. Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan itu tidak dapat ditransmisi langsung oleh guru ke dalam pikiran siswa, melainkan proses
  • 18. perubahan ini memerlukan konstruksi aktif oleh si pembelajar (Dahar, 1989: 35). Untuk mengkonstruksi makna baru, siswa harus mempunyai pengalaman mengadakan keterampilan proses, seperti keterampilan observasi, mengklasifikasi, mengidentifikasi dan lain sebagainya. Jadi, inti dari pandangan kontruktivisme adalah pengetahuan seseorang itu merupakan hasil konstruksi indvidu melalui interaksinya dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan. Dalam hal pengajaran titik tolak pengajarannya adalah dari pengetahuan siswa sebelum datang ke bangku sekolah. Pengetahuan inilah yang disebut dengan pengetahuan awal (prior knowledge) siswa atau prakonsepsi. Dalam arti luas prakonsepsi ini diartikan sebagai konsepsi yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran meskipun mereka pernah mendapatkan pelajaran formal. Kontruktivisme merupakan suatu teori atau faham yang menyatakan bahwa semua pengetahuan, metode untuk mengetahui, dan berbagai disiplin ilmu yang ada di masyarakat dibangun (constructed) oleh pikiran manusia. Depdiknas (2005: 27). Lebih lanjut, para Kontruktivis menganggap bahwa pengetahuan tidak diterima secara pasif, melainkan dikonstruksi secara aktif. Berdasarkan pendapat di atas, kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan itu adalah dikonstruksi (bentukan) dari seseorang yang mengetahuinya. Ini berarti kualitas pengetahuan seseorang tentang sesuatu bisa berbeda bahkan bisa sangat berbeda dari pengetahuan orang lain. Jadi, pengetahuan itu bukan representasi (gambaran) dari realitas, bukan sesuatu yang objektif (sama untuk semua orang pada tempat, waktu dan keadaan yang berbeda), bukan sesuatu yang sudah ada di luar sana yang tinggal ditemukan (discoveri) saja dan dimasukkan dalam pikiran. Menurut Piaget dalam Marpaung (2001: 59) bahwa skema kognitif itu dibangun melalui proses adaptasi yang meliputi dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses meresturkturisasi informasi yang baru agar dapat diterima dalam skema kognitif yang sudah ada. Sedangkan
  • 19. akomodasi adalah suatu proses meresturkturisasi skema kognitif yang sudah dimiliki agar dapat menerima informasi yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa, jika pengetahuan itu tidak aktif dikonstruksi sendiri oleh orang yang bersangkutan, pengetahuan itu tidak dapat dikuasai secara sungguh-sungguh. Demikian juga, dalam pembelajaran, gagasan atau pemikiran-pemikiran guru tidak dapat dipindahkan langsung kepada siswa, melainkan siswa sendirilah yang harus aktif membentuk pikiran atau gagasan tersebut dalam otaknya. Pembelajaran secara realistik adalah siswa dibimbing untuk merekonstruksi pengetahuan yang ingin mereka miliki/pelajari, materinya kontekstual, proses pembelajarannya interaktif, suasananya sosio matematis. Marpaung (2001: 26) menyatakan bahwa pembelajaran secara realistik bertolak dari masalah-masalah yang kontekstual, siswa aktif, guru berperan sebagai fasilitator, anak bebas mengeluarkan idenya, siswa berbagi ide-idenya, artinya mereka bebas mengkomunikasikan ide-idenya satu sama lain. Guru membantu mereka membandingkan ide-ide itu dan membimbing mereka untuk mengambil keputusan tentang ide mana yang lebih baik buat mereka. Kontruktivis realistik pada dasarnya merupakan pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih baik dari pada masa yang lalu. Seperti halnya pandangan baru tentang proses pembelajaran, dalam konstrutvis realistik juga diperlukan upaya mengaktifkan siswa. Upaya tersebut dapat diwujudkan dengan cara (1) mengoptimalkan keikutsertaan unsur-unsur proses belajar mengajar dan (2) mengoptimalkan keikutsertaan seluruh sense peserta didik. Salah satu kemungkinannya adalah dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menemukan atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang akan dikuasainya.Lebih lanjut Marpaung (2001: 40) mengatakan bahwa yang dimaksud realitas adalah hal-hal yang nyata atau kongkrit yang dapat diamati atau dapat dipahami lewat membayangkan, sedangkan lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan tempat anak atau peserta didik atau siswa berada, mungkin berupa lingkungan sekolah, mungkin lingkungan keluarga, ataupun
  • 20. mungkin lingkungan masyarakat yang dapat dipahami siswa. Atau sering juga disebut kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian-uraian di atas, model pembelajaran berbasiskan kontruktivis realistik dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran yang membimbing siswa mengkonstruksi sendiri konsep-konsep pengetahuan dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dia miliki melalui masalah kontekstual. Secara skematik, langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis kontruktivis realistik dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. 1. Tahap orientasi Dalam tahap ini kegiatan guru memusatkan perhatian siswa dengan menyebutkan fenomena alam yang sering dijumpai dan aneh, dalam kehidupan sehari-hari, serta berkaitan dengan topik yang akan dipelajari. 2. Tahap pemunculan gagasan Pemberian masalah kontekstual Orientasi Kegiatan Pemunculan Gagasan dan Pembentukan Model Pengkomunikasian Gagasan dan Model InteraktVitas : Pertukaran Gagasan Temuan Konsep Awal Selesaian Cukup? Belum Temuan Konsep Utama Ya
  • 21. Tahap ini dilakukan untuk memunculkan konsepsi awal siswa, misalnya dengan cara meminta siswa menuliskan konsep-konsep yang telah diketahui sehubungan dengan topik yang sedang dipelajari, dapat pula menghadapkan siswa kepada permasalahan yang mengandung teka-teki, dengan cara guru menyuruh siswa melakukan eksperimen atau percobaan dan mengikuti petunjuk LKS (lembar kerja siswa). Dapat juga diperoleh dengan wawancara tentang kejadian dan peristiwa. Tahap ini biasanya dilakukan pada kelompok kecil siswa yang terdiri dari 4 orang siswa atau lebih. 3. Tahap pengkomunikasian gagasan Pada langkah ini siswa mendiskusikan jawaban pada langkah pemunculan gagasan dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa atau lebih. Hasil diskusi ditulis dalam selembar kertas dan dijelaskan oleh salah seorang siswa pada setiap kelompok. Melalui diskusi ini, siswa dapat mengungkapkan kembali dan saling bertukar gagasan hasil pengalaman melakukan percobaan. 4. Tahap pertukaran gagasan Pada tahap ini, siswa diminta kembali untuk menjawab pertanyaan yang disusun untuk menerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa melalui percobaan ke dalam situasi baru dengan materi pelajaran yang lebih kompleks, dan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya untuk menanamkan belajar lebih bermakna, sehingga konsep yang dipelajari dapat bertahan lama di dalam memori jangka panjang siswa. 5. Tahap temuan konsep awal Pada tahap ini konsepsi ilmiah yang telah diperoleh siswa perlu diumpan balik oleh guru untuk memperkuat konsepsi ilmiah tersebut. Siswa diarahkan untuk bertanya jawab dan mengevaluasi hasil pengetahuan dari pengalaman melakukan eksperimen, sehingga siswa dapat menilai sudah sejauh mana mereka menguasai konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian diharapkan bahwa siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten dengan konsep ilmiah, dengan sadar mengubah konsep awalnya menjadi
  • 22. konsep ilmiah. Disini siswa juga diberi kesempatan untuk membandingkan konsep ilmiah yang sudah disusunnya dengan konsep awal pada langkah 2. D. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan yang terjadi pada diri sesorang. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang tersebut merupakan hasil dari belajar yang dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pengalaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kemampuan dan kecakapan serta perubahan aspek- aspek lainnya yang ada pada diri seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Pada dasarnya hasil belajar itu diperoleh melalui proses belajar dimana proses belajar merupakan kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa yang di dukung oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan belajar siswa, media belajar yang diterapkan oleh guru, bagaimana guru memotivasi siswa untuk belajar dan pada waktu tertentu akan menghasilkan suatu produk yaitu berupa hasil belajar yang diperoleh melalui proses pemberian alat ukur pembelajaran kepada siswa. Winkel (1984: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti usaha yang dicapai. Jadi dalam hal ini hasil belajar adalah merupakan bukti yang diperlikan oleh siswa sehubungan dengan apa yang telah dipelajari. Hasil belajar merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang terkait dengan proses belajar mengajar. Hasil belajar yang sangat penting selain untuk dapat mengetahui peningkatan yang terjadi pada pembelajaran merupakan suatu alat pemuasan yang dimiliki oleh individu dengan kemampuan yang dimilikinya yang dinyatakan dengan angka, lambang, ataupun huruf yang digunakan dalam penilaian hasil belajar dapat dijadikan pemicu peningkatan mutu pendidikan. E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
  • 23. Usman dan Setiawati (2001: 29) mengemukakan bahwa belajar yang diperoleh setiap siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu sebagai berikut. 1. Faktor yang berada dalam diri siswa (faktor internal) Faktor internal atau faktor yang berada dalam diri siswa meliputi: (a) faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang dimaksud faktor ini adalah panca indra yang tidak yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya mengalami sakit, cacat atau perkembangan tidak sempurna; (b) faktor fisiologis, yakni faktor potensial seperti kecerdasan, dan bakat, faktor intelektif seperti unsur-unsur kepribadian tertentu seperti kebiasaan, emosi, motivasi dan minat. 2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal) Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi: (a) faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, masyarakat dan kelompok; (b) faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian; dan (c) faktor lingkungan fisik berupa fasilitas rumah dan fasilitas belajar. Menurut Sukmadinata (2004 : 162) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajar yang bersumber dari dalam diri siswa adalah menyangkut aspek jamaniah dan rohaniah dari siswa tersebut. Aspek jasmaniah menyangkut kondisi dan kesehatan jasmaniah dari siswa, tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada yang tahan belajar selama lima atau enam jam terus menerus tetapiadajuga yang hanya tahan satu atau dua jam saja atau bahkan ada yang kurang dari satu jam. Aspek rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif dari siswa. Menurut Susilo (2004 : 82) bahwa kondisi intelektual juga berpengaruh terhadap hasil belajar seorang siswa. Kondisi intelektual ini menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan. Hal lain yang ada pada kondisi dan hasil belajar adalah situasi efektif, selain ketenangan dan ketentraman psikis juga motivasi untuk belajar. Belajar perlu didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah serta
  • 24. tidak konstan akan menyebabkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar. Sukmadinata (2004 : 163) menyatakan bahwa keberhasilan belajar yang juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari siswa, baik faktor fisik maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberi landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis tang ada dalam keluarga sangat berpengarah tarhadap perkembangan belajar anak. Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan perasarana yang ada, sunbe-sember belajar, media belajar dan lain-lain.lingkungan sosial seperti lingkungan siswa dan teman-temannya, dengan guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kulikuler dan lain- lain. Menurut Sufyarma (2003 : 71) bahwa sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelolah dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya. Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktifitas belajarnya. Lingkungan masyarakat di mana warga memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya (Sukmadinata, 2004 : 165). Dari beberapa uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa proses dan hasil belajar secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal baik yang bersifat fisik maupun psikis, dan faktor-faktor eksternal dalam lingkungan keluarganya, sekolah, pekerjaan maupun masyarakat luas.
  • 25. BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subyek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 18 Katobu yang berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Perbaikan pembelajaran ini dilakukan pada mata pelajaran matematika 2. Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Bataiaeworu Kabupaten Muna yang berjumlah 20 orang yang terdaftar pada semester ganjil pada tahun ajaran 2013/2014. B. Deskripsi Per Siklus Perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu daur atau siklus yang dapat digambarkan seperti gambar berikut. Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian. Secara rinci kegiatan pada masing-masing tahap dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan a. Peneliti bersama dengan guru teman sejawat berdiskusi dan mengidentifikasi masalah pembelajaran, serta menetapkan alternatif tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kontruktivis realistik dalam pembelajaran matematika. Permasalahan Alternatif Pemecahan Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan Refleksi Observasi Analisis Data Berlapis Berulang
  • 26. b. Peneliti membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana perbaikan pembelajaran (RPP), lembar observasi dan tes hasil belajar. 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kontruktivis realistik dalam pembelajaran matematika sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran. 3. Observasi dan evaluasi Observasi dilakukan oleh guru dan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak tindakan terhadap proses dan dampak terhadap hasil. 4. Refleksi Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menganalisa data pada setiap akhir siklus. Kegiatan pada tahap ini mencakup kegiatan analisis dan interpretasi atas informasi atau hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi dilakukan terhadap seluruh hasil observasi untuk menentukan tindakan pada tahap berikutnya. Dalam setiap siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat bernama Damrin Karim, S.Pd dengan menggunakan lembar observasi Tindakan yang dilakukan dalam perbaikan pengajaran ini adalah sebagai berikut: Siklus I penyajian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik dengan penjelasan singkat. Pada siklus II peneliti tetap menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik dengan media alat peraga dan pemberian contoh-contoh soal dan latihan. C. Indikator Kinerja Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 65. (dokumentasi SD Negeri 18 Katobu). Merujuk pada KKM tersebut, maka indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian/perbaikan pembelajaran ini adalah jika 75% jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian telah memperoleh nilai serendah-rendahnya 65.
  • 27. D. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Observasi yaitu mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. 2. Tes hasil belajar yaitu digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru pada setiap siklus pembelajaran. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen pengumpulan data yaitu: tes hasil belajar dan lembar observasi. F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase, nilai rata-rata, serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis deskriptif kualitatif digunakan pula untuk mengukur indikator kinerja berdasarkan kriteria ketuntasan minimal. Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut: 1. Mengkonversi skor hasil tes menjadi nilai (X) skala 0 – 100, dengan menggunkan rumus: (Arikunto, 1993) 2. Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar rumus: 1) Secara indVidu TB = % 100 ideal Nilai dicapai Nilai x 2) Secara kelompok = % x100 ideal Nilai kelompok dicapai Nilai 3) Nilai klasikal = % x100 ideal Nilai rata rata Nilai  3. Menentukan persentase ketuntasan belajar (Sudjana, 2002) dengan: Σ TB = Jumlah siswa pada kategori ketuntasan belajar. N = Jumlah siswa secara keseluruhan. 100 x ideal Skor dicapai diperoleh/ yang Skor X  % 100 x N TB Σ % 
  • 28. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berikut ditampilkan data hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 18 Katobu pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika No Nama Siklus I Siklus II Siklus II Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 Sumardhan 70 T 75 T 86 T 2 Estinawati 66 T 70 T 72 T 3 Marni Jaya 69 T 82 T 79 T 4 Sumarlin 63 BT 64 BT 70 T 5 Karni 72 T 80 T 87 T 6 Muh. Iman 80 BT 86 T 91 T 7 Muh. Rajab 62 BT 74 T 85 T 8 Muh. Irwan 45 BT 56 BT 62 BT 9 Muh. Ashar 81 T 82 T 80 T 10 Muh. Akbar 53 BT 67 T 90 T 11 Zainuddin 54 BT 60 BT 87 T 12 Indra 59 BT 61 BT 52 BT 13 Fatma 70 T 75 T 70 T 14 Darniati 70 T 73 T 70 T 15 Kanadia 63 BT 70 T 80 T 16 Fadhil 53 BT 53 BT 60 BT 17 Darmin 54 BT 58 BT 50 BT 18 Hafid 59 BT 72 T 87 T 19 Herdiman 70 T 67 T 92 T 20 Yulis 60 BT 73 T 70 T Ket: T = tuntas dan BT = belum tuntas.
  • 29. Ketuntasan belajar pada Tabel 4.2 di atas secara singkat disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika No. Jenis Evaluasi Kriteria Ketuntasan Tuntas Belum Tuntas Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1. Siklus I 9 45 11 55 2. Siklus II 14 70 6 30 Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada siklus pertama belum tercapai ketuntasan belajar, dimana dari 20 siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Hal ini terjadi karena guru belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan baik, sehingga pada siklus kedua dilakukan perbaikan pembelajaran. Pada siklus kedua terjadi peningkatan ketuntasan belajar menjadi 14 orang (70%), meskipun pada siklus kedua mengalami peningkatan namun belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditetapkan sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga. Pada siklus ketiga ketuntasan belajar mencapai 80% hal ini menunjukan bahwa pada siklus ketiga telah tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan, bahkan ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Perbaikan terjadi dalam pembelajaran adalah guru sudah tidak menunjuk langsung siswa untuk menjawab pertanyaan, tetapi siswa sendiri yang berinisiatif untuk menjawab dengan mengacungkan tangan bagi yang bisa menjawab. Untuk lebih jelasnya, persentase ketuntasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
  • 30. B. Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika mengalami peningkatan setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua dan ketiga. Pada siklus pertama hanya 9 orang atau 45% dari 20 siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus kedua hasilnya meningkat dimana 14 orang atau 70% memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus ketiga ketuntasan belajar meningkat sebesar 80% dimana 16 siswa memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian target perbaikan sudah tercapai pada siklus ketiga, sekalipun masih ada 4 siswa yang belum tuntas memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus I tidak tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena guru belum melaksanakan pembelajaran dengan baik yang diakibatkan oleh guru belum menguasai langkah-langkah pembelajaran model kontruktivis realistik. Hal ini dijadikan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada siklus berikutnya telah terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Adanya peningkatan hasil belajar tersebut merupakan dampak dari perbaikan metode pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan model 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Siklus I Siklus II Siklus III 55 70 80 45 30 20 Persentase Ketuntasan Tuntas Belum Tuntas
  • 31. pembelajaran kontruktivis realistik sehingga siswa dapat menangkap dengan baik materi yang disampaikan.
  • 32. BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan perbaikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna cenderung mengalami peningkatan pada setiap siklus perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat. 2. Penggunaan model pembelajaran kontruktivis realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat. B. Saran dan Tindak Lanjut Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti menyarankan hal- hal sebagai berikut. 1. Bagi guru, khususnya guru sekolah dasar hendaknya menerapkan model pembelajaran konstruktivisme realistik dalam pembelajaran matematika di kelas, agar siswa dapat aktif, kritis dan memiliki kemandirian dalam proses pembelajaran. 2. Kepada pihak sekolah, dalam hal ini SD Negeri 18 Katobu untuk senantiasa kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran yang variatif sesuai materi yang akan diajarkan, karena tidak semua materi cocok diajarkan dengan satu metode pembelajaran saja. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang punya relevansi dengan penelitian ini untuk mengkaji lebih jauh dari apa yang belum tersentuh dari penelitian kali ini. Sebagai tindak lanjut untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran selanjutnya secara keseluruhan, maka kiranya Kelompok Kerja Guru (KKG) yang sudah terbentuk dalam gugus diaktifkan guna saling bertukar pengalaman yang menyangkut tugas kita sehari-hari.
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Asikin, M. (2000). Model Pembelajaran Berbasis Kontruktivis Realistik Untuk Pengembangan Ide Pembuktian IPA-FISIKA. Makalah Seminar, Disajikan pada Seminar Nasional IPA-FISIKA di Jurusan IPA-FISIKA ITS. Surabaya. Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Djamarah, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim, M., (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UnVersitas Negeri Surabaya. Marpaung, Y. (2001). Pembelajaran IPA-FISIKA Berdasarkan Filsafat Kontruktivisme. Makalah Seminar, Disajikan pada Seminar Nasional Realistic Mahtematics Education (RME) di Jurusan IPA-FISIKA, FMIPA UNHESA. Surabaya. Munandar, U. (1987). Pengantar Pendidikan. Bandung: Aneka Ilmu. Rusyan, ATT, dkk., 1989. Pendekatan daalm Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Slameto. (1987). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bina Aksara. Suherman, 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa, (Online) (http://209.85.175.104/search?q=cache:v4JagWmwS- kJ:educare, Diakses 17 September 2008). Syamsudin, A. (1997). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: UnVersitas Terbuka. Soedjadi, R. (2001). Pemanfaatan Realitas dan Lingkungan dalamPembelaja
  • 34. KARYA ILMIAH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 18 KATOBU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS REALISTIK PADA MATERI POKOK OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional OLEH : NAMA : MARLIANI NIM : 816513526 PROGRAM STUDI : S1 PGSD SEMESTER : X (SEPULUH) POKJAR : RAHA B KABUPATEN : MUNA UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT KENDARI 2014.1