SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
Seri Pendidikan Karakter Islami:
PEMIMPIN YANG AMANAH
Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.
(Jurusan PKnH – FISE - UNY)
Dalam kurun waktu lima tahunan bangsa Indonesia selalu disibukkan oleh adanya
pemilu baik untuk memilih anggota legislatif (DPR, DPD, dan DPRD) maupun untuk memilih
para eksekutif mulai dari presiden (pilpres) hingga kepala daerah (pemilukada). Pada
prinsipnya pemilu, pilpres, dan pemilukada dilaksanakan untuk memilih para pemimpin
bangsa yang legitimate. Banyak kejadian yang bisa dikaji seiring dengan dilaksanakannya
pemilu tersebut.
Dalam konteks Islam, memilih pemimpin sangat penting artinya, bahkan menjadi
kewajiban. Artinya, tidak boleh dalam satu waktu negara tanpa pemimpin. Karena itulah,
untuk membangun masyarakat, bangsa, atau negara mutlak diperlukan pemimpin. Lalu
pemimpin yang seperti apa? Islam memberikan kriteria pokok bagi seorang pemimpin, di
antaranya adalah pemimpin harus yang amanah (Indonesia: amanat).
Arti Amanah
Kata amanah berasal dari kata berbahasa Arab yang berarti jujur atau dapat dipercaya.
Amanah berarti kejujuran atau hal yang dapat dipercaya. Lawan dari amanah adalah khianah
(Indonesia: khianat) atau tidak bisa dipercaya (Kamus al-Munawwir, 1984: 44). Orang yang
dapat dipercaya disebut amin atau umanah, yang lawannya pengkhianat (kha’in). Amanah
hampir searti dengan iman, karena berasal dari akar kata yang sama, yaitu a-m-n, dan
karenanya kedua kata itu sangat terkait erat. Keterkaitan amanah dan iman terlihat dalam
hadis Nabi Muhammad saw.: “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak
sempurna agama seseorang yang tidak menunaikan janji.” (HR. Ahmad). Amanah
merupakan salah satu sifat para nabi dan rasul Allah. Sejak kecil Nabi Muhammad saw. sudah
dikenal oleh masyarakat di sekitarnya dengan kejujurannya, sehingga mereka memberikan
gelar al-amin (yang sangat jujur) kepada beliau.
Kehadiran manusia di muka bumi ini tidak lain dalam rangka mengemban amanah dari
Tuhan untuk memelihara dan memakmurkan bumi ini. Inilah amanah terberat yang dipikul
oleh manusia yang tidak mampu diemban oleh makhluk lainnya. Makhluk-makhluk lain
seperti langit, bumi, gunung, binatang, atau yang lainnya tidak sanggup mengemban amanah
untuk memelihara bumi ini, sehingga Allah kemudian memberikan amanah kepada manusia.
Inilah yang disebut amanah pembebanan manusia (taklif). Al-Quran menjelaskan hal ini
1
dalam surat al-Ahzab (33) ayat 72: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
Bentuk-bentuk Amanah
Dalam kehidupan sehari-hari amanah bisa terwujud dalam berbagai aktivitas manusia,
di antaranya adalah: Pertama, memelihara titipan orang lain dan mengembalikannya seperti
semula. Orang yang dititipi suatu barang, maka ia harus menjaganya sesuai yang dipesankan
oleh yang menitipkannya. Terkait dengan ini Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.”
(QS. al-Nisa’ [4]: 58). Sejak kecil Nabi saw. terbiasa dititipi barang oleh orang-orang di
sekitarnya, karena semua orang tahu bahwa Nabi saw. sangat jujur dan tidak pernah
berkhianat. Kejujuran Nabi inilah yang kemudian membuat orang-orang di sekelilingnya
menyebutnya al-amin.
Kedua, menjaga rahasia. Menjaga rahasia juga merupakan bagian penting dalam
menjaga amanah. Jika seorang Muslim dipercaya untuk menjaga rahasia, baik rahasia
pribadinya, rahasia keluarga, rahasia kelompok, maupun rahasia negaranya, maka ia wajib
menjaganya dengan penuh tanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang
pekerjaannya justeru terkait dengan masalah rahasia seseorang. Para dokter, misalnya, yang
dalam praktiknya selalu berhadapan dengan berbagai penyakit yang diderita pasiennya,
terkadang dituntut untuk menyimpan rahasia pasiennya. Dalam hal-hal tertentu terkadang kita
juga dituntut untuk menyimpan rahasia dan tidak boleh disampaikan kepada orang lain,
misalnya rahasia keluarga, organisasi, atau negara. Dalam kasus-kasus tertentu, ada yang
tidak boleh dirahasiakan, sebaliknya justeru harus disampaikan kepada orang lain, misalnya
ketika kita menyaksikan pembunuhan yang dilarang, perzinaan, dan perampokan. Terkait
dengan hal ini, Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Majlis pertemuan itu harus disertai
amanah, kecuali dalam tiga majlis: tempat pertumpahan darah yang haram, perzinaan, dan
perampokan.” (HR. Abu Daud).
Ketiga, tidak menyalahgunakan jabatan yang dipegangnya. Orang yang kebetulan
mengemban jabatan tertentu (pemimpin) juga merupakan amanah yang harus dijaga. Ia harus
melaksanakan amanah-nya di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku.
Jika sebelum memangku jabatannya ia sudah memberikan janji-janji tertentu dengan harapan
2
masyarakat memilihnya untuk menduduki jabatan tersebut, maka ia harus dapat memenuhi
janjinya sesuai dengan amanah yang sudah dipegangnya. Segala bentuk penyimpangan dari
aturan yang ada (tidak amanah), merupakan perbuatan tercela yang melanggar amanah.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak mendengan para pemimpin yang korupsi, kolusi,
atau bertindak sewenang-wenang kepada rakyat atau bawahannya. Semua ini adalah
penyimpangan dari amanah yang dipegangnya. Nabi saw. bersabda: “Barang siapa yang
kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan kami beri upah menurut
semestinya, maka apa yang ia ambil lebih dari upah semestinya merupakan korupsi.” (HR.
Abu Daud). Dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat kita, masalah korupsi
dan kolusi hampir terjadi di semua aspek kehidupan kita mulai dari wilayah terkecil sampai
terbesar. Di samping itu, suap atau sogok juga sangat populer dan hampir masuk ke semua
bidang kehidupan di masyarakat kita. Orang tidak lagi malu untuk menyuap atau menerima
suap. Orang yang mendapatkan suap inilah yang pada akhirnya ditantang untuk memegangi
amanah-nya atau tidak. Sebagian besar dari orang yang diberi suap ini tidak mampu menjaga
amanah. Ketika orang menerima suap, orang tidak lagi patuh pada ketentuan yang berlaku.
Yang dilakukan tidak lain menuruti kehendak yang memberi suap. Di sinilah terjadinya
pengkhianatan terhadap jabatannya. Penyerahan jabatan kepada orang yang tidak memiliki
kemampuan untuk menjabatnya juga merupakan penyalahgunaan jabatan.
Keempat, menunaikan kewajiban dengan baik. Orang yang menjaga amanah harus
dapat melaksanakan kewajiban yang dipikulnya dengan baik. Manusia yang sanggup menjaga
amanah di muka bumi ini wajib menjaga dan memakmurkan bumi ini. Betapapun beratnya
kewajiban ini, manusia harus tetap melaksanakannya. Sebagai pemimpin, manusia harus
melaksanakan seluruh kewajibannya. Ia akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya di
hadapan rakyatnya dan juga di hadapan Tuhan.
Negara kita yang sedang mengalami krisis multidimensi sekarang ini sangat
membutuhkan seorang pemimpin yang amanah. Bagaimana mungkin negara ini terhindar dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), jika pemimpinnya malah bereforia dengan KKN.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim, harusnya Indonesia bisa memilih para
pemimpin yang amanah. Namun, sayang sekali hal itu tidak bisa terwujud. Hanya dengan
bekal amanah negara ini bisa terhindar dari berbagai masalah yang semakin hari semakin
“menggunung” (Wa Allah A’lam bi al-shawab).

3

More Related Content

What's hot

Nilai nilai anti-korupsi dalam agama
Nilai nilai anti-korupsi dalam agamaNilai nilai anti-korupsi dalam agama
Nilai nilai anti-korupsi dalam agamaMahfudz spdi
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2sitisarahrahmania
 
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah HaditsHadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Haditsannisa berliana
 
Kerja pengajian agama islam
Kerja pengajian agama islamKerja pengajian agama islam
Kerja pengajian agama islamAhmadAdhaCz
 
Melayu islam beraja rasuah
Melayu islam beraja  rasuahMelayu islam beraja  rasuah
Melayu islam beraja rasuahNorhaidah Baha
 
Pernikahan (kel.1) fiqh iii kelas h
Pernikahan (kel.1) fiqh iii kelas  hPernikahan (kel.1) fiqh iii kelas  h
Pernikahan (kel.1) fiqh iii kelas hdinanurfadhilah
 
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islamPpt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islamppt education
 
Konsep kekeluargaan malaysia perspektif PH
Konsep kekeluargaan malaysia perspektif PHKonsep kekeluargaan malaysia perspektif PH
Konsep kekeluargaan malaysia perspektif PHAbdul Ghani
 
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islamyuniarkowahyu
 
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH Faridatunnisa
 

What's hot (14)

Nilai nilai anti-korupsi dalam agama
Nilai nilai anti-korupsi dalam agamaNilai nilai anti-korupsi dalam agama
Nilai nilai anti-korupsi dalam agama
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 2
 
Pai kelas 7 part 4
Pai kelas 7 part 4Pai kelas 7 part 4
Pai kelas 7 part 4
 
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah HaditsHadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
 
Kerja pengajian agama islam
Kerja pengajian agama islamKerja pengajian agama islam
Kerja pengajian agama islam
 
Melayu islam beraja rasuah
Melayu islam beraja  rasuahMelayu islam beraja  rasuah
Melayu islam beraja rasuah
 
Konsep Harta Dalam Islam
Konsep Harta Dalam IslamKonsep Harta Dalam Islam
Konsep Harta Dalam Islam
 
Pernikahan (kel.1) fiqh iii kelas h
Pernikahan (kel.1) fiqh iii kelas  hPernikahan (kel.1) fiqh iii kelas  h
Pernikahan (kel.1) fiqh iii kelas h
 
Erti Kemerdekaan Hakiki
Erti Kemerdekaan HakikiErti Kemerdekaan Hakiki
Erti Kemerdekaan Hakiki
 
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islamPpt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
 
Konsep kekeluargaan malaysia perspektif PH
Konsep kekeluargaan malaysia perspektif PHKonsep kekeluargaan malaysia perspektif PH
Konsep kekeluargaan malaysia perspektif PH
 
Rasuah Perosak Utama Masyarakat dan Negara
Rasuah Perosak Utama Masyarakat dan NegaraRasuah Perosak Utama Masyarakat dan Negara
Rasuah Perosak Utama Masyarakat dan Negara
 
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
 
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
 

Similar to 155960517 19-pemimpin-yang-amanah

Materi PAI Kelas 7 Bab II
Materi PAI Kelas 7 Bab IIMateri PAI Kelas 7 Bab II
Materi PAI Kelas 7 Bab IIFaridAtoz
 
Babii 161204072702 2
Babii 161204072702 2Babii 161204072702 2
Babii 161204072702 2NoviShinta
 
Kearah Merealisasi khaira ummah terkini
Kearah Merealisasi khaira ummah terkiniKearah Merealisasi khaira ummah terkini
Kearah Merealisasi khaira ummah terkiniAbdul Ghani
 
Manusia dan keadilan
Manusia dan keadilanManusia dan keadilan
Manusia dan keadilanEkkyPratama1
 
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...Muhammad Jamhuri
 
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uudHam menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uudJuand hølïс
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaSabam Sitinjak
 
Agama kelas 89.pptx
Agama kelas 89.pptxAgama kelas 89.pptx
Agama kelas 89.pptxRifqiSamkhan
 
Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)
Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)
Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)fakhrul rizal
 
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...Asela7
 
Konsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamKonsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamIzzat Najmi
 
PPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptx
PPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptxPPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptx
PPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptxTiaraPutriMasthurine1
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslimFazd Alias
 

Similar to 155960517 19-pemimpin-yang-amanah (20)

Materi PAI Kelas 7 Bab II
Materi PAI Kelas 7 Bab IIMateri PAI Kelas 7 Bab II
Materi PAI Kelas 7 Bab II
 
Babii 161204072702 2
Babii 161204072702 2Babii 161204072702 2
Babii 161204072702 2
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
Kearah Merealisasi khaira ummah terkini
Kearah Merealisasi khaira ummah terkiniKearah Merealisasi khaira ummah terkini
Kearah Merealisasi khaira ummah terkini
 
Manusia dan keadilan
Manusia dan keadilanManusia dan keadilan
Manusia dan keadilan
 
Islam hadari
Islam hadariIslam hadari
Islam hadari
 
materi
materimateri
materi
 
Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2
 
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
 
Perilaku terpuji
Perilaku terpujiPerilaku terpuji
Perilaku terpuji
 
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uudHam menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusia
 
Agama kelas 89.pptx
Agama kelas 89.pptxAgama kelas 89.pptx
Agama kelas 89.pptx
 
Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)
Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)
Makalah fiqh sosial (fakhrul rizal)
 
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
 
Konsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamKonsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islam
 
PPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptx
PPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptxPPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptx
PPT PAI Kelompok 3 Hakekat Islam dan Perpspektif terkait.pptx
 
36452959 kriteria-pemimpin-ideal
36452959 kriteria-pemimpin-ideal36452959 kriteria-pemimpin-ideal
36452959 kriteria-pemimpin-ideal
 
36452959 kriteria-pemimpin-ideal
36452959 kriteria-pemimpin-ideal36452959 kriteria-pemimpin-ideal
36452959 kriteria-pemimpin-ideal
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

155960517 19-pemimpin-yang-amanah

  • 1. Seri Pendidikan Karakter Islami: PEMIMPIN YANG AMANAH Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Jurusan PKnH – FISE - UNY) Dalam kurun waktu lima tahunan bangsa Indonesia selalu disibukkan oleh adanya pemilu baik untuk memilih anggota legislatif (DPR, DPD, dan DPRD) maupun untuk memilih para eksekutif mulai dari presiden (pilpres) hingga kepala daerah (pemilukada). Pada prinsipnya pemilu, pilpres, dan pemilukada dilaksanakan untuk memilih para pemimpin bangsa yang legitimate. Banyak kejadian yang bisa dikaji seiring dengan dilaksanakannya pemilu tersebut. Dalam konteks Islam, memilih pemimpin sangat penting artinya, bahkan menjadi kewajiban. Artinya, tidak boleh dalam satu waktu negara tanpa pemimpin. Karena itulah, untuk membangun masyarakat, bangsa, atau negara mutlak diperlukan pemimpin. Lalu pemimpin yang seperti apa? Islam memberikan kriteria pokok bagi seorang pemimpin, di antaranya adalah pemimpin harus yang amanah (Indonesia: amanat). Arti Amanah Kata amanah berasal dari kata berbahasa Arab yang berarti jujur atau dapat dipercaya. Amanah berarti kejujuran atau hal yang dapat dipercaya. Lawan dari amanah adalah khianah (Indonesia: khianat) atau tidak bisa dipercaya (Kamus al-Munawwir, 1984: 44). Orang yang dapat dipercaya disebut amin atau umanah, yang lawannya pengkhianat (kha’in). Amanah hampir searti dengan iman, karena berasal dari akar kata yang sama, yaitu a-m-n, dan karenanya kedua kata itu sangat terkait erat. Keterkaitan amanah dan iman terlihat dalam hadis Nabi Muhammad saw.: “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak menunaikan janji.” (HR. Ahmad). Amanah merupakan salah satu sifat para nabi dan rasul Allah. Sejak kecil Nabi Muhammad saw. sudah dikenal oleh masyarakat di sekitarnya dengan kejujurannya, sehingga mereka memberikan gelar al-amin (yang sangat jujur) kepada beliau. Kehadiran manusia di muka bumi ini tidak lain dalam rangka mengemban amanah dari Tuhan untuk memelihara dan memakmurkan bumi ini. Inilah amanah terberat yang dipikul oleh manusia yang tidak mampu diemban oleh makhluk lainnya. Makhluk-makhluk lain seperti langit, bumi, gunung, binatang, atau yang lainnya tidak sanggup mengemban amanah untuk memelihara bumi ini, sehingga Allah kemudian memberikan amanah kepada manusia. Inilah yang disebut amanah pembebanan manusia (taklif). Al-Quran menjelaskan hal ini 1
  • 2. dalam surat al-Ahzab (33) ayat 72: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” Bentuk-bentuk Amanah Dalam kehidupan sehari-hari amanah bisa terwujud dalam berbagai aktivitas manusia, di antaranya adalah: Pertama, memelihara titipan orang lain dan mengembalikannya seperti semula. Orang yang dititipi suatu barang, maka ia harus menjaganya sesuai yang dipesankan oleh yang menitipkannya. Terkait dengan ini Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. al-Nisa’ [4]: 58). Sejak kecil Nabi saw. terbiasa dititipi barang oleh orang-orang di sekitarnya, karena semua orang tahu bahwa Nabi saw. sangat jujur dan tidak pernah berkhianat. Kejujuran Nabi inilah yang kemudian membuat orang-orang di sekelilingnya menyebutnya al-amin. Kedua, menjaga rahasia. Menjaga rahasia juga merupakan bagian penting dalam menjaga amanah. Jika seorang Muslim dipercaya untuk menjaga rahasia, baik rahasia pribadinya, rahasia keluarga, rahasia kelompok, maupun rahasia negaranya, maka ia wajib menjaganya dengan penuh tanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang pekerjaannya justeru terkait dengan masalah rahasia seseorang. Para dokter, misalnya, yang dalam praktiknya selalu berhadapan dengan berbagai penyakit yang diderita pasiennya, terkadang dituntut untuk menyimpan rahasia pasiennya. Dalam hal-hal tertentu terkadang kita juga dituntut untuk menyimpan rahasia dan tidak boleh disampaikan kepada orang lain, misalnya rahasia keluarga, organisasi, atau negara. Dalam kasus-kasus tertentu, ada yang tidak boleh dirahasiakan, sebaliknya justeru harus disampaikan kepada orang lain, misalnya ketika kita menyaksikan pembunuhan yang dilarang, perzinaan, dan perampokan. Terkait dengan hal ini, Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Majlis pertemuan itu harus disertai amanah, kecuali dalam tiga majlis: tempat pertumpahan darah yang haram, perzinaan, dan perampokan.” (HR. Abu Daud). Ketiga, tidak menyalahgunakan jabatan yang dipegangnya. Orang yang kebetulan mengemban jabatan tertentu (pemimpin) juga merupakan amanah yang harus dijaga. Ia harus melaksanakan amanah-nya di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku. Jika sebelum memangku jabatannya ia sudah memberikan janji-janji tertentu dengan harapan 2
  • 3. masyarakat memilihnya untuk menduduki jabatan tersebut, maka ia harus dapat memenuhi janjinya sesuai dengan amanah yang sudah dipegangnya. Segala bentuk penyimpangan dari aturan yang ada (tidak amanah), merupakan perbuatan tercela yang melanggar amanah. Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak mendengan para pemimpin yang korupsi, kolusi, atau bertindak sewenang-wenang kepada rakyat atau bawahannya. Semua ini adalah penyimpangan dari amanah yang dipegangnya. Nabi saw. bersabda: “Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan kami beri upah menurut semestinya, maka apa yang ia ambil lebih dari upah semestinya merupakan korupsi.” (HR. Abu Daud). Dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat kita, masalah korupsi dan kolusi hampir terjadi di semua aspek kehidupan kita mulai dari wilayah terkecil sampai terbesar. Di samping itu, suap atau sogok juga sangat populer dan hampir masuk ke semua bidang kehidupan di masyarakat kita. Orang tidak lagi malu untuk menyuap atau menerima suap. Orang yang mendapatkan suap inilah yang pada akhirnya ditantang untuk memegangi amanah-nya atau tidak. Sebagian besar dari orang yang diberi suap ini tidak mampu menjaga amanah. Ketika orang menerima suap, orang tidak lagi patuh pada ketentuan yang berlaku. Yang dilakukan tidak lain menuruti kehendak yang memberi suap. Di sinilah terjadinya pengkhianatan terhadap jabatannya. Penyerahan jabatan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk menjabatnya juga merupakan penyalahgunaan jabatan. Keempat, menunaikan kewajiban dengan baik. Orang yang menjaga amanah harus dapat melaksanakan kewajiban yang dipikulnya dengan baik. Manusia yang sanggup menjaga amanah di muka bumi ini wajib menjaga dan memakmurkan bumi ini. Betapapun beratnya kewajiban ini, manusia harus tetap melaksanakannya. Sebagai pemimpin, manusia harus melaksanakan seluruh kewajibannya. Ia akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya di hadapan rakyatnya dan juga di hadapan Tuhan. Negara kita yang sedang mengalami krisis multidimensi sekarang ini sangat membutuhkan seorang pemimpin yang amanah. Bagaimana mungkin negara ini terhindar dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), jika pemimpinnya malah bereforia dengan KKN. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim, harusnya Indonesia bisa memilih para pemimpin yang amanah. Namun, sayang sekali hal itu tidak bisa terwujud. Hanya dengan bekal amanah negara ini bisa terhindar dari berbagai masalah yang semakin hari semakin “menggunung” (Wa Allah A’lam bi al-shawab). 3