SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Immunoglobulin adalah senyawa protein yang digunakan untuk melawan kuman penyakit
(virus, bakteri, racun bakteri dll.), ada di dalam darah, orang sering menyebutnya antibodi.
Setiap immunoglobulin (disingkat Ig) akan mengenali satu antigen (kuman penyakit) secara
spesifik, artinya satu antigen dikenali satu antibodi spesifik. Ig diproduksi oleh sel darah
putih yang disebut sel B atau lebih spesifik lagi sel plasma. Immunoglobulin termasuk
kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-
96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi
dua sub kelas yakni : Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai
rantai pendek. Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi: Immunoglobulin A,
Immunoglobulin E, Immunoglobulin M, Immunogloblulin D, Immunoglobulin G.
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun
dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai
 H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000
 rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai
ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang
simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau
rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain,
sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan darah?
2. Bagaimanakah proses pembekuan darah?
3. Apakah yang dimaksud dengan imunitas?
4. Apakah yang dimaksud dengan protein plasma?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami immunoglobulin beserta setrukturnya dan mengetahui
asuhan keperawatan terhadap berbagai macam penyakit yang berkaitan dengan
immunoglobulin.
1.4 MANFAAT
1. Dapat mengetahui tentang immunoglobulin beserta strukturnya.
2. Dapat mengetahui proses pembekuan darah.
3. Dapat mengetahui tentang imunitas tubuh.
4. Dapat mengetahui tentang protein plasma
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DARAH
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan
dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental.
Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35—7,45). Warna darah
bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang
dibawa sel darah merah. Volume darah total 6 L (85 ml/kg BB) atau 7-8% BB. Pada laki-laki
dewasa berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini
bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa
dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya.
2.1.1 Komposisi darah terdiri atas :
1. Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan
dalam darah. Sel darah tersusun dari eritrosit, leukosit, dan trombosit.
1. Eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan
bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah
biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil
oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit
melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari
warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel
darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan
bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah
sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
2. Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki
inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler/diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung
4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa
yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter
kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih.
Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap
serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu,
leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka
sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
3. Trombosit adalah adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus
pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-
3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping darah
tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel
dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku.
Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000
keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan,
sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan
risikotrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak
berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan
mudah pecah bila tersentuh benda kasar.
1. Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan
sitoplasma. Plasma darah terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks
zat organik dan anorganik. Plasma darah tersusun dari 90% air dan 10% terdiri dari
albumin, globulin, fibrinogen, enzim, hormon, glukosa, asam amino, lipid, vitamin,
02, CO2, elektrolit, urea,dll.
2.1.2 Fungsi darah adalah sebagai berikut:
1. Respirasi : pengangkutan O2 dan CO2.
2. Nutrisi : pengangkutan zat-zat gizi.
3. Ekskresi, misalnya : pengangkutan urea untuk dibuang.
4. Berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh ( adanya sistem
buffer dalam darah).
5. Mengatur keseimbangan air antara plasma dan cairan jaringan.
6. Pengaturan suhu tubuh : panas yang terbentuk akibat metabolissme di jaringan-
jaringan dibawah darah ke permukaan tubuh untuk dipancarkan keluar.
7. Perlindungan terhadap infeksi : mengandung antibodi, leukosit
8. Transpor hormon, enzim dll.
9. Transpor metabolit-metabolit
2.2 PROTEIN PLASMA
Protein plasma ialah protein total dalam plasma manusia yang memiliki konsentrasi sekitar
7,0-7,5 gr/dl dan membentuk bagian terbesar dari bahan padat plasma. Protein plasma
sebenarnya adalah campuran kompleks yang mencakup tidak saja protein – protein
sederhana, tetapi juga protein terkonjugasi, misalnya glikoprotein dan berbagai lipoprotein.
Total plasma protein dapat meningkat karena infeksi kronis, yang meliputi tuberkolosis,
disfungsi hati, gejala hipersensitivitas, dehidrasi, hemolisi, leukemia, dan lain-lain. Total
plasma protein juga dapat menurun karena penyakit liver, diare, proteinuria, serta kehamilan.
2.2.1 Macam-macam Protein Plasma
Protein plasma dibedakan menjadi 3 kelompok besar :
1) Fibrinogen
Fibrinogen adalah salah satu protein yang disintesis oleh hati yang merupakan reaktan fasa
akut berbentuk globulin beta. Protein ini berguna untuk proses hemostatis yang menstimulasi
pembentukan thrombus. Saat terjadi luka, benang-benang fibrin akan terbentuk dan
membentuk anyaman untuk menjaring sel darah dan menutupi luka. Rasio plasma normal
yang berkisar antara 200-400 mg/dL.
2) Albumin
Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia ( 3,4-4,7g/dL) dan membentuk sekitar
60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat dalam plasma dan 60% sisanya
terdapat diruang ekstrasel. Hati menghasilkan sekitar 12 g albumin /hari, yaitu sekitar 25%
dari semua sintesis protein oleh hati dan separuh jumlah protein yang disekresikannya.
Sintesis albumin berkurang pada beragam penyakit terutama penyakit hati.
Keberadaannya dalam plasma menciptakan kekuatan osmotik yang mempertahankan volume
cairan dalam ruang vaskuler. Selain itu albumin juga berfungsi sebagai penyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zatzat sisa dan memiliki peranan sebagai imunitas terhadap
penyakit.
3) Globulin
Menurut Harrow et al (1962), Globulin merupakan salah satu golongan protein yang tidak
larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam larutan garam dan
membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi. Glubolin disusun oleh dua
komponen yaitu legumin dan vicilin. Suhardi (1989) menambahkan bahwa dengan
ultrasentrifugasi ditemukan protein utama golongan 2S, 7S, 11S dan 15S. Fraksi terbesar
adalah globulin 7S yang merupakan glikoprotein. Protein globulin dapat mencapai 70% dari
total protein. Fraksi 11S sampai sekarang baru dikenal sebagai protein tunggal sedangkan
frakti 15S belum dapat diidentifikasikan senyawa penyusunnya.
Globulin berfungsi untuk pembentukan antibody. Ada 3 macam globulin, yaitu alfa, beta, dan
gamma globulin. Alfa dan beta globulin disintesis dalam hati, dengan fungsi utama sebagai
molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya.
Gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi.
2.1.3 Fungsi Protein Plasma
1. Keseimbangan osmotic
Hipoalbumin menyebabkan tekanan osmotic plasma menurun sehingga kapiler tidak mampu
melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul oedema (cairan darah menuju ke jaringan
interstitial).
1) Pembentukan dan nutrisi jaringan
2) Enzim, hormone, pembekuan darah ( fibrinogen, AT III ) dan jaringan tubuh.
3) Transportasi
1. Umum : albumin
2. Khusus :
- Hormon : prealbumin Vitamin : Prealbumin Lipid
- Lipoprotein
- Co
- Ceruloplasmin
- Hb
- Haptoglobin
- Heme
- Hemopexin
- Fe
- Transferin
4) Daya tahan tubuh
5) Antibodi dan komplemen
Perubahan protein plasma :
1. Hiperalbumin : peningkatan kadar albumin.
Dijumpai pada dehidrasi terjadi hemokonsentrasi protein plasma
1. Hipoalbumin
Dijumpai pada malnutrisi, malabsorbsi, hepatitis akut, penyakit hati menahun, dan
sebagainya. (Asscalbiass,2010)
Batas Normal Protein Plasma pada Keadaan Patologik dan Protein Patologik pada
Suatu Penyakit Tertentu
Terdapat
dua jenis
protein
yang
utama di
dalam
plasma, yaitu albumin dan globulin. Albumin dibuat dalam hati, merupakan protein yang
paling menonjol dan bermuatan negatif yang terkuat guna mengikat molekul kecil untuk
diedarkan melalui darah. Albumin juga berguna untuk menjaga tekanan osmosis darah.
Beberapa jenis globulin diproduksi di dalam hati, sementara yang lain diproduksi di dalam
sistem kekebalan. Semua jenis plasma protein yang lain diproduksi di dalam hati. Arti kata
globulin menunjukkan sekelompok protein heterogen dengan berat molekul tertentu yang
cukup tinggi, dengan kecepatan terlarut dan laju migrasi elektroforetik yang lebih rendah
daripada albumin. Rasio normal di dalam darah sekitar 2 hingga 3,5 g/dl.
2.3 IMMUNOGLOBULIN
Immunoglobulin adalah senyawa protein yang digunakan untuk melawan kuman penyakit
(virus, bakteri, racun bakteri dll.), terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua
mamalia. Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai
struktur dasar yang sama, terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen
polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai
dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen
serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Setiap
immunoglobulin (disingkat Ig) akan mengenali satu antigen (kuman penyakit) secara
spesifik, artinya satu antigen dikenali satu antibodi spesifik. Ig diproduksi oleh sel darah
putih yang disebut sel B atau lebih spesifik lagi sel plasma.
2.3.1 Fungsi Immunoglobulin
1. Meningkatkan antigen secara spesifik.
2. Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati.
3. Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan melalui darah
seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur.
4. Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung sebagian besar
antibody jaringan serum.
5. Mengikat dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan antigen tersebut
kurang memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi efektor sekunder.
Fungsi efektor sekunder yang penting adalah memacu aktivasi komplemen, di
samping itu merangsang pelepasan histamine oleh basofil atau mastosit dalam reaksi
hipersensitivitas tipe segera.
Protein Darah
Kadar Normal
Level
% Kegunaan
Serum Albumin 3.5 - 5.0 g/dl 60%
memelihara tekanan osmosis dan
pengusung molekul lain
Immunoglobulin 1.0 - 1.5 g/dl 18% membentuk sistem kekebalan tubuh
Fibrinogen 0.2 - 0.45 g/dl 4% koagulasi darah
Protein
Wewenang
<1% mengatur ekspresi genetik
2.3.2 Struktur Imunoglobulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai :
 H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000
 rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai
ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang
simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau
rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain,
sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L
mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu
rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai
jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D
masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain
memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan rantai
L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas
antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding site) yang
menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung
bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat
mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin
yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada
permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan
degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal
sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan sebagian besar
susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun demikian masih
tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen
yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen.
2.3.3 Macam-macam Immunoglobulin
Imunitas ini terdiri dari 5 jenis, yaitu : IgG, IgM, IgE, IgA, IgD. Berikut deskripsinya :
1. 1. Imunoglobulin A (IgA), yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada selaput
lendir, terutama lapisan saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta dalam air
liur dan air mata. IgA berfungsi untuk pertahanan terhadap virus atau bakteri sebelum
masuk plasma atau bagian dalam tubuh, selain itu juga mencegah bakteri atau virus
melekat pada membran mukosa. Antibodi IgA melindungi permukaan tubuh yang
terkena zat asing dari luar. Jenis antibodi ini juga ditemukan di air mata, dan darah.
Sekitar 10% sampai 15% dari antibodi di dalam tubuh adalah antibodi IgA. Sejumlah
kecil orang tidak membuat antibodi IgA.
2. 2. Immunoglobulin G (IgG). Jenis antibodi yang paling melimpah, ditemukan di
semua cairan tubuh dan melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus. IgG
merupakan 75% dari serum immunoglobulin pada manusia. Antibodi IgG sangat
penting dalam memerangi infeksi bakteri dan virus dan merupakan satu-satunya jenis
antibodi yang dapat melintasi plasenta pada wanita hamil untuk membantu
melindungi bayi (janin).
IgG selalu tersedia untuk membantu menangkal infeksi dan juga siap untuk mereproduksi dan
menyerang ketika zat-zat asing memasuki tubuh. Kehadiran IgG dalam serum darah biasanya
mengindikasi infeksi baru atau remote. IgG paling umum sekitar 3 minggu setelah infeksi
dimulai. IgG dibagi menjadi empat subklas yang berbeda dari IgG1 sampai IgG4.
IgG biasanya ditemukan pada ASI pertama kali keluar. IgG dapat menangkal bakteri
pathogen misal : virus, bakteri dan jamur.
1. 3. Imunoglobulin D (IgD), terdapat dalam jumlah sangat kecil dalam serum. IgD
adalah antibodi paling sedikit dipahami. Baru-baru ini, IgD ditemukan untuk
mengikat basofil dan sel mast dan mengaktifkan sel-sel untuk menghasilkan faktor
antimikroba untuk berpartisipasi dalam pertahanan kekebalan tubuh (pernafasan) pada
manusia
2. 4. Imunoglobulin E (IgE), yang berhubungan terutama dengan reaksi alergi
(ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap antigen lingkungan
seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan). Hal ini ditemukan di paru-paru, kulit,
dan selaput lendir.
3. 5. Imunoglobulin M (IgM), adalah antibodi terbesar. IgM ditemukan dalam darah
dan cairan getah bening dan merupakan jenis pertama dari antibodi yang dibuat
sebagai respons terhadap infeksi. IgM juga menyebabkan sel-sel lain dalam sistem
kekebalan tubuh untuk menghancurkan zat asing. Antibodi IgM berkisar antara 5%
sampai 10% dari semua antibodi dalam tubuh. IgM terutama bertanggung jawab
untuk penggumpalan.
2.4 HEMOSTASIS
Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya
pembuluh darah. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan
maupun yang melarutkan bekuan. Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada
pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu.
Hemostasis memiliki tiga tipe trombos :
1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung
eritrosit (pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya
didaerah dengan aliran yang cepat[arteri]).
2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah
dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau
bentuk trombos ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang
abnormal bersama dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan
ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial
yang dipertahankan.
2.4.1 13 faktor yang memengaruhi proses pembekuan darah :
1. Fibrinogen : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diubah menjadi fibrin.
2. Protrombin : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diubah menjadi trombin.
3. Tromboplastin : Lipoprotein yang dilepas jaringan rusak, mengaktivasi faktor VII
untuk pembentukan trombin.
4. Ion kalsium : Ion anorganik dalam plasma, didapat dari makanan dan tulang,
diperlukan dalam seluruh tahap pembekuan darah.
5. Proakselerin : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diperlukan untuk mekanisme
ekstrinsik-intrinsik.
VI. Nomor tidak dipakai lagi : Fungsinya dipercaya sama dengan fungsi faktor V.
VII. Prokonvertin : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diperlukan untuk mekanisme
intrinsik.
VIII. Faktor antihemofilik : Protein plasma (enzim) yang disintesis dalam hati (memerlukan
vitamin K) berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik.
IX. Plasma tromboplastin : Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin
K)berfungsi dalam mekanisme intrinsik.
X. Faktor Stuart-Prower : Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin
K) berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik dan intrinsik.
XI. Antiseden tromboplastin plasma : Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan
vitamin K) berfungsi dalam mekanisme intrinsik.
XII. Faktor Hageman : Protein plasma yang disintesis dalam hati berfungsi dalam mekanisme
intrinsik.
XIII. Faktor penstabilan fibrin : Protein yang ditemukan dalam plasma dan
trombosit,hubungan silang filamen-filamen fibrin.
2.4.2 Tahapan hemostatis dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kontriksi pembuluh darah
Segera setelah pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari pembuluh yang rusak
itu menyebabkan dinding pembuluh darah berkontraksi, sehingga dengan segera aliran darah
dari pembuluh darah berkurang. Kontraksi terjadi akibat reflex saraf berupa rasa nyeri san
spasme otot setempat.
1. Pembentukan sumbat trombosit
Trombosit membengkak, jadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen dinding pembuluh
darah yang rusak membentuk sumbat trombosit. Jika kerusakan pembuluh darah sedikit,
maka sumbatan trombosit mampu menghentikan perdarahan. Jika kerusakannya besar, maka
sumbat trombosit dapat mengurangi perdarahan sampai proses pembekuan terbentuk.
1. Pembekuan darah
Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 15-30 detik bila trauma pembuluh sangat hebat, dan
dala 1-2 menit bila traumanya kecil. Pembekuan darah berlangsung melalui dua jalur yaitu
jalur intrinsic dan jalur ekstrinsik.
1. Jalur intrinsic/ intrinsic pathway
Disebut ekstrinsik karena tromboplastin jaringan (tissue factor) berasal dari luar darah.
Lintasan intinsik melibatkan factor XII, XI, IX, VIII dan X, prekalikrein, kininogen dengan
berat molekul tinggi/ High Molecular Weight Kininogen (HMWK), ion Ca2+ dan fosfolipid
trombosit. Lintasan ini membentuk factor Xa (aktif). Lintasan ini dimulai dengan “fase
kontak” dengan prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, factor XII dan XI
terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative. Secara in vivo, kemungkinan
protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel. Kalau komponen dalam fase kontak
terakit pada permukaan pengaktif, factor XII akan diaktifkan menjadi factor XIIa pada saat
proteolisis oleh kalikrein. Factor XIIa ini akan menyerang prekalikrein untuk menghasilkan
lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi timbale balik. Begitu terbentuk,
factor xiia mengaktifkan factor XI menjadi Xia, dan juga melepaskan bradikinin(vasodilator)
dari kininogen dengan berat molekul tinggi.
Factor Xia dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan factor IX, menjadi enzim serin protease,
yaitu factor IXa. Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam factor X untuk
menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu factor Xa. Reaksi yang belakangan ini
memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan kompleks tenase, pada permukaan
trombosit aktif, yakni: Ca2+ dan factor IXa dan factor X. Perlu kita perhatikan bahwa dalam
semua reaksi yang melibatkan zimogen yang mengandung Gla (factor II, VII, IX dan X),
residu Gla dalam region terminal amino pada molekul tersebut berfungsi sebagai tempat
pengikatan berafinitas tinggi untuk Ca2+. Bagi perakitan kompleks tenase, trombosit
pertama-tama harus diaktifkan untuk membuka fosfolipid asidik (anionic). Fosfatidil serin
dan fosfatoidil inositol yang normalnya terdapat pada sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII,
suatu glikoprotein, bukan merupakan precursor protease, tetapi kofaktor yang berfungsi
sebagai resepto untuk factor IXa dan X pada permukaan trombosit. Factor VIII diaktifkan
oleh thrombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk factor VIIIa, yang
selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam proses pemecahan lebih lanjut.
1. Jalur Ekstrinsik/ Ekstrinsic Pathway
Disebut ekstrinsik karena tromboplastin jaringan (tissue factor) berasal dari luar darah.
Lintasan ekstrinsik melibatkan factor jaringan, factor VII,X serta Ca2+ dan menghasilkan
factor Xa. Produksi factor Xa dimulai pada tempat cedera jaringan dengan ekspresi factor
jaringan pada sel endotel. Factor jaringan berinteraksi dengan factor VII dan
mengaktifkannya; factor VII merupakan glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam
darah dan disintesis di hati. Factor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk factor VIIa
dengan menggalakkan aktivitas enzimatik untuk mengaktifkan factor X. factor VII
memutuskan ikatan Arg-Ile yang sama dalam factor X yang dipotong oleh kompleks tenase
pada lintasan intrinsic. Aktivasi factor X menciptakan hubungan yang penting antara lintasan
intrinsic dan ekstrinsik.
Interaksi yang penting lainnya antara lintasan ekstrinsik dan intrinsic adalah bahwa kompleks
factor jaringan dengan factor VIIa juga mengaktifkan factor IX dalam lintasan intrinsic.
Sebenarna, pembentukan kompleks antara factor jaringan dan factor VIIa kini dipandang
sebagai proses penting yang terlibat dalam memulai pembekuan darah secara in vivo. Makna
fisiologik tahap awal lintasan intrinsic, yang turut melibatkan factor XII, prekalikrein dan
kininogen dengan berat molekul besar. Sebenarnya lintasan intrinsik bisa lebih penting dari
fibrinolisis dibandingkan dalam koagulasi, karena kalikrein, factor XIIa dan Xia dapat
memotong plasminogen, dan kalikrein dapat mengaktifkanurokinase rantai-tunggal.
Inhibitor lintasan factor jaringan (TFPI: tissue factor fatway inhibitior) merupakan inhibitor
fisiologik utama yang menghambat koagulasi. Inhibitor ini berupa protein yang beredar
didalam darah dan terikat lipoprotein. TFPI menghambat langsung factor Xa dengan terikat
pada enzim tersebut didekat tapak aktifnya. Kemudian kompleks factor Xa-TFPI ini
manghambat kompleks factor VIIa-faktor jaringan.
1. Jalur Bersama
Pada lintasan terakhir yang sama, factor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsic dak
ekstrinsik, akan mengaktifkan protrombin(II) menjadi thrombin (IIa) yang kemudian
mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Pengaktifan protrombin terjadi pada permukaan
trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompleks protrombinase yang terdiri atas
fosfolipid anionic platelet, Ca2+, factor Va, factor Xa dan protrombin. Factor V yang
disintesis dihati, limpa serta ginjal dan ditemukan didalam trombosit serta plasma berfungsi
sebagai kofaktor dng kerja mirip factor VIII dalam kompleks tenase. Ketika aktif menjadi Va
oleh sejumlah kecil thrombin, unsur ini terikat dengan reseptor spesifik pada membrane
trombosit dan membentuk suatu kompleks dengan factor Xa serta protrombin. Selanjutnya
kompleks ini di inaktifkan oleh kerja thrombin lebih lanjut, dengan demikian akan
menghasilkan sarana untuk membatasi pengaktifan protrombin menjadi thrombin.
Protrombin (72 kDa) merupakan glikoprotein rantai-tunggal yang disintesis di hati. Region
terminal-amino pada protrombin mengandung sepeuluh residu Gla, dan tempat protease aktif
yang bergantung pada serin berada dalam region-terminalkarboksil molekul tersebut. Setelah
terikat dengan kompleks factor Va serta Xa pada membrane trombosit, protrombin dipecah
oleh factor Xa pada dua tapak aktif untuk menghasilkan molekul thrombin dua rantai yang
aktif, yang kemudian dilepas dari permukaan trombosit. Rantai A dan B pada thrombin
disatukan oleh ikatan disulfide.
Proses konversi Fibrinogen menjadi Fibrin. Fibrinogen (factor 1, 340 kDa) merupakan
glikoprotein plasma yang bersifat dapat larut dan terdiri atas 3 pasang rantai polipeptida
nonidentik (Aα,Bβγ)2 yang dihubungkan secara kovalen oleh ikatan disulfda. Rantai Bβ dan
y mengandung oligosakarida kompleks yang terikat dengan asparagin. Ketiga rantai tersebut
keseluruhannya disintesis dihati: tiga structural yang terlibat berada pada kromosom yang
sama dan ekspresinya diatur secara terkoordinasi dalam tubuh manusia. Region terminal
amino pada keenam rantai dipertahankan dengan jarak yang rapat oleh sejumlah ikatan
disulfide, sementara region terminal karboksil tampak terpisah sehingga menghasilkan
molekol memanjang yang sangat asimetrik. Bagian A dan B pada rantai Aa dan Bβ, diberi
nama difibrinopeptida A (FPA) dan B (FPB), mempunyai ujung terminal amino pada
rantainya masing-masing yang mengandung muatan negative berlebihan sebagai akibat
adanya residu aspartat serta glutamate disamping tirosin O-sulfat yang tidak lazim dalam
FPB. Muatannegatif ini turut memberikan sifat dapat larut pada fibrinogen dalam plasma dan
juga berfungsi untuk mencegah agregasi dengan menimbulkan repulse elektrostatik antara
molekul-molekul fibrinogen. Thrombin (34kDa), yaitu protease serin yang dibentuk oleh
kompleks protrobinase, menghidrolisis 4 ikatan Arg-Gly diantara molekul-molekul
fibrinopeptida dan bagian α serta β pada rantai Aa dan Bβ fibrinogen. Pelepasan molekul
fibrinopeptida oleh thrombin menghasilkan monomer fibrin yang memiliki struktur subunit
(αβγ)2. Karena FPA dan FPB masing-masing hanya mengandung 16 dab 14 residu, molwkul
fibrin akan mempertahankan 98% residu yang terdapat dalam fibrinogen. Pengeluaran
molekul fibrinopeptida akan memajankan tapak pengikatan yang memungkinkan molekul
monomer fibrin mengadakan agregasi spontan dengan susunan bergiliran secara teratur
hingga terbentuk bekuan fibrin yang tidak larut. Pembentukan polimer fibrin inilah yang
menangkap trombosit, sel darah merah dan komponen lainnya sehingga terbentuk trombos
merah atau putih. Bekuan fibrin ini mula-mula bersifat agak lemah dan disatukan hanya
melalui ikatan nonkovalen antara molekul-molekul monomer fibrin.
Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, thrombin juga mengubah factor XIII menjadi
XIIIa yang merupakan transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk ikatan silan
secara kovalen anatr molekul fibrin dengan membentuk ikatan peptide antar gugus amida
residu glutamine dan gugus ε-amino residu lisin, sehingga menghasilkan bekuan fibrin yang
lebih stabil dengan peningkatan resistensi terhadap proteolisis.
2.4.3 Fibrinolisis
Ketika tubuh terluka dan cedera menyebabkan pendarahan, sangat penting bahwa tubuh
mampu untuk membendung aliran darah. Hanya jika pendarahan dihentikan, tubuh akan
mampu bertahan dan itulah sebabnya koagulasi adalah proses penting dalam hemostasis,
yang tidak lain adalah koagulasi diikuti dengan melarutkan gumpalan darah dan kemudian
memperbaiki jaringan yang terluka. Setelah dipulihkan dan jaringan diperbaiki, bekuan darah
atau trombus harus disingkirkan dari jaringan yang cedera. Hal ini dicapai dengan jalur
fibrinolisis. Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan
sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau
jaringan tubuh. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fibrinolisis yaitu :
1. Usia Proses fibrinolisis pada Anak dan dewasa lebih cepat daripada orangtua. Orang
tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu
sintesis dari faktor pembekuan darah.
2. Merokok. Merokok dapat menaikkan fibrinogen darah, menambah agregrasi
trombosit, menaikkan hematoknit dan viskositas darah .
3. Aktivitas fisik. Pengaruh aktivitas fisik terhadap keseimbangan hemostasis pertama
kali diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah hewan
yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian dilakukan penelitian
ilmuah oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukan bahwa latihan fisik
memacu aktivitas fibrinolisis darah. Darah akan mengalami hiperkoagulasi (lebih
encer) setelah seseorang mengadakan aktivitas fisik. Ini disebabkan meningkatnya
aktivitas 2 faktor yang dapat membuat darah lebih encer yaitu :koagulan faktor VIII
dan APTT (Activated Partial Prothrombin Time).Untuk memacu hiperkoagulasi,
faktor VIII harus meningkat banyak, sedangkan APTT harus mengalami pemendekan.
Selain mekanisme pembekuan, terdapat pula sistem control utama dalam mengimbangi
sistem koagulasi yaitu sistem atau mekanisme fibrinolisis yang berperan menghancurkan
fibrin secara enzimatik. Fibrin adalah protein tak larut yang dibentuk dari fibrinogen oleh
kegiatan proteolitik trombin sewaktu pembekuan darah normal. Pada sistem fibrinolisis,
komponen yang berperan terdiri dari plasminogen, aktivator plasminogen, dan inhibitor
plasminogen. Plasminogen adalah suatu glikoprotein rantai tunggal dengan amino terminal,
glutamic acid yang mudah dipecah oleh proteolisis menjadi bentuk modifikasi dengan suatu
terminal lysine, valin atau methionin. Plasminogen adalah prekursor inaktif plasmin yang
dikonversikan oleh kerja proteolitik enzim urokinase. Plasminogen disebut juga
profibrinolisin. Plasminogen berisi motif struktur sekunder yang dikenal sebagai kringles,
yang mengikat secara khusus untuk lisin dan arginin residu pada fibrin (Ogen). Ketika
dikonversi dari plasminogen menjadi plasmin, berfungsi sebagai protease serin. Plasminogen
merupakan bentuk proenzim dari plasmin.Plasmin adalah suatu enzim proteolitik dengan
spesifisitas yang tinggi terhadap fibrin dan dapat memecah fibrin, fibrinogen, F V dan FVIII,
komplemen, hormon, serta protein lainnya.
Plasmin disebut juga fibrinolisin. Plasmin merupakan protease serin yang terutama
bertanggungjawab atas proses penguraian fibrin dan fibrinogen, berada dalam sirkulasi darah
dalam bentuk zimogen inaktif, yaitu plasminogen(90 kDa ), dan setiap plasmin dengan
jumlah sedikit yang terbentuk dalam fase cair dibawah kondisi fisiologik dengan cepat akan
dihilangkan aktivitasnya oleh inhibitor plasmin yang kerjanya cepat, yakni antiplasmin, unsur
tersebut masih dalam keadaan aktif Aktivator plasminogen adalah zat yang dapat
mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.
Inhibitor plasminogen adalah substansi yang dapat menetralkanplasmin. Inhibitor plasmin
disebut juga antiplasmin. Inhibitor plasminogen yang dapat mengontrol aktivitas plasmin
meliputi:
1. yE2-plasmin inhibitor (E2-antiplasmin), adalah inhibitor plasmin yang bereaksi cepat,
dimana menghambat plasmin dengan segera denganmembentuk kompleks 1:1.
2. yE1-proteinase inhibitor, juga dikenal sebagai E1-antitripsin atau E1-antiroteinase,
juga menginaktifasi plasmin dan urokinase, tetapisebagai inhibitor tripsin relatif
lemah.
3. yE2-mak roglobulin
4. y Antitrombin III (AT-III), adalah suatu protein plasma dengan BM58.000 dihasilkan
di hepar, terdiri dari polipeptida rantai tunggal dengan 432 asam amino. AT-III
menetralisasi thrombin dengan membentuk kompleks stabil 1:1 antara satu residu
arginine dari AT-III dan active-siteserine dari trombin. Y Plasminogen activator
inhibitor-1 (P AI-1), adalah suatu protein plasma dengan BM 52.000, dihasilkan oleh
berbagai sel, seperti sel-sel endothelium, hepatosit, dan fibroblast. Konsentrasi
didalam plasma sangat rendah (0.005 mg/dl) dan juga disimpan dalam a-
granultrombosit. PAI-1 menghambat tissue plasminogenactivator (t-PA) dan
urokinase dengan membentuk suatu kompleks dengan enzim, dan PAI-1 berperan
penting dalam pengaturan aktifitas sistim fibrinolisis.
Pada tempat jaringan yang rusak (tissue injury), fibrinolisis dimulai dengan perubahan
plasminogen menjadi plasmin. Plasmin mempunyai banyak fungsi seperti degradasi dari
fibrin, inaktifasi faktor V dan faktor VIII dan aktifasi dari metaloproteinase yang berperan
penting dalam proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan (Tissue-remodeling).
Aktivator-aktivator plasminogen memecah peptide dari plasminogendan membentuk plasmin
rantai dua. Aktifasi menjadi plasmin dapat terjadi melalui tiga jalur yaitu :
1. Jalur intrinsik, melibatkan aktifasi dari proaktifator sirkulasi melaluifaktor XIIa dan
kalikrein, yang aktivatornya berasal dari plasma(dalam darah).
2. Jalur ekstrinsik, dimana aktivator-aktivator dilepaskan ke aliran darahdari jaringan
yang rusak, endotel, sel-sel atau dinding pembuluhdarah ( semua aktifator juga
protease).
3. Jalur eksogen, dimana plasminogen diaktifasi dengan aktivator yangberasal dari luar
tubuh seperti streptokinase (bakteri) yang dibentukoleh Streptokokkus-hemoliticus
dan urokinase (urin).
Dalam keadaan fisiologik, aktifasi plasminogen terutama oleh tissue plasminogen activator
(t-P A) yang disintesis dan dilepas dari sel-sel endotelium pembuluh darah dalam respons
terhadap trombin dan pada kerusakan sel. Aktivator plasminogen jaringan (alteplase, t-PA)
merupakan protease serin yang dilepaskan kedalam sirkulasi dari endotel vaskuler dalam
keadaan luka atau stres dan mempunyai sifat katalitik-inaktif kecuali bila terikat dengan
fibrin. Setelah terikat dengan fibrin t-PA memecah plasminogen dalam bekuan untuk
menghasilkan plasmin sertaselanjutnya plasmin mencernakan fibrin hingga terbentuk produk
penguraian yang bersifat dapat larut dan dengan demikian melarutkan bekuan tesebut.
Setelah distimulasi t-PA release oleh exercise, statis, atau desmopressin (DDAVP) , masa
paruhnya dalam sirkulasi sangat pendek (sekitar 5 menit), berhubungan dengan inhibisi oleh
PAI-1 dan clearance dihati. Aktivator lain, urokinase-type plasminogen avtivator (u-PA) ,
diproduksi diginjal dan ditemukan terutama dalam urine. Akan tetapi sejumlah kecil
prourokinase plasma atau single-chainu-P A (scuP A) dapat diubah menjadi bentuk aktif
melalui sistim kontak oleh kallikrein. Prourokinase merupakan prekusor zat aktivator
plasminogen, yaitu urokinase, yang tidak memperlihatkan derajat selektifitas tinggi yang
sama dengan fibrin. Urokinase yang disekresikan oleh sel epitel tertentu yang melapisi
saluran ekskretorik (misalnya tobulus ginjal) kemungkinan terlibat dalam proses
penghancuran (lisis) setiap fibrin yang tertimbun didalam saluran tersebut. Aktivator
plasminogen yang berasal dari ketiga jalur intrinsik, ekstrinsik, dan eksogen, mengaktivasi
plasminogen bebas (dalam darah) atau plasminogen terikat (dalam bekuan) menjadi plamin
bebas (dalam darah) dan plasmin terikat (dalam bekuan). Proses fibrinolitik diatur pada tiap-
tiap tahap enzimatik oleh inhibitor-inhibitor protease spesifik. Aktifitas plasminogen diatur
oleh inhibitor-inhibitor plasmin seperti E2-antiplasmin, E2-makroglobulin, dan juga oleh
plasminogen activator inhibitor 1 ( PAI-1 ),yang berupa inhibitor fisiologi dari t-PA dan u-
PA. Plasmin mempunyai fibrinogen dan fibrin sebagai substrat utamanya yang terpenting
untuk produksi fragmen-fragmen spesifik yang secara kolektif disebut fibrinogen-fibrin
degradation product (FDP ) ,yang terdiri dari fragmen X, Y, D, E. Fragmen D hasil
pemecahan fibrin berupa dimer sehingga disebut µD Dimer. Plasmin juga memecah faktor V
danfaktor VIII:C. Ledakan fibrinolisis dihambat oleh inhibitor poten E2- antiplasmin dan
olehE2-makroglobulin.
Plasmin bebas yang beredar dalam darah segera di inaktifkan oleh E2- antiplasmin,
sehingga pada keadaan normal di dalam darah tidakakan dijumpai plasmin bebas. Sedangkan
plasmin yang terikat fibrin dalam plug hemostasis lokal terlindungi dari E2-antiplasmin dan
dapat memecah fibrin menjadi FDP. Bila plasmin bebas yang terbentuk berlebihan sehingga
melampaui kapasitas antiplasmin, maka plasmin bebas tersebut dapat menghancurkan
fibrinogen, F V, F VIII, dan protein lain. Penghancuran fibrinogen (fibrinogenolisis) juga
menghasilkan fragmen X, Y, D, E (FDP), tetapi fragmen D hasil pemecahan fibrinogen
tersebut berupa monomer bukan dimer. Inhibitor dari activator plasminogen juga memegang
peranan penting dalam mengatur fibrinolysis dan membatasinya pada bagian luka. Proses
fibrinolisis yang berlangsung melalui aktivasi plasminogen dan plasmin terikat fibrin dalam
bekuan adalah proses fibrinolisis fisiologis (Fibrinolisis Sekunder). Sedangkan proses
fibrinogenolisis akibat aktivasi plasmin bebas yang beredar dalam darah adalah patologis
(Fibrinolisis Primer).
2.4.4 Antikoagulan (Anti Pembeku Darah)
Anti koagulan ialah suatu zat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Dalam
pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab, biasanya tidak langsung kita periksa
apalagi kalau darah tersebut berasal dari ruangan perawatan atau rujukan dari laboratorium
lain. Untuk keperluan itu maka kita gunakan suatu zat untuk menjaga terjadinya pembekuan
darah yang kita sebut sebagai antikoagolansia.
Ada beberapa antikoagolansia yang banyak digunakan untuk pemeriksaan laboratorium
diantaranya adalah :
1.EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid).
EDTA yang dipakai yaitu dalam bentuk garam Natrium atau garam kaliumnya. Garam-garam
ini akan mengubah ion Ca menjadi bentuk yang bukan ion. Selain itu EDTA juga mencegah
trombocy bergumpal.
EDTA bisa dipakai dalam bentuk kering atau bentuk larutan dengan perbandingannya
sebagai berikut :
-Kering ----→ 1 mg EDTA : 1 ml darah
-Larutan ----→ 1 ml EDTA 10% : 5 ml darah
Untuk EDTA dalam bentuk kering selama pencampuran harus digoyang-goyang beberapa
saat, karena EDTA bentuk kering lambat larutnya.
2.Natrium Sitrat 3,8%
Natrium sitrat ini bersifat isotonis dengan darah dan tidak bersifat toksik, oleh karena itu
biasa digunakan dinas pemindahan darah (Dinas donor darah).
Antikoagulan ini biasa digunakan dalam bentuk larutan dan paling sering dipakai untuk
pemeriksaan laju endap darah dengan pendinginannya → 1 volume Natrium sitrat 3,8% : 4
volume darah.
3.Heparin
Heparin bekerja seperti anti trombin, tidak berpengaruh terhadap bentuk sel-sel darah tetapi
tidak boleh digunakan untuk pembuatan sediaan hapusan karena menyebabkan terjadinya
dasar yang biru kehitam-hitaman pada preparat yang diwarnai dengan pewarna wright. Selain
itu tidak mempunyai pengaruh osmotik terhadap sel-sel darah sehingga bisa digunakan untuk
penentuan resistensi eritrist dan PVC.
Heparin biasanya digunakan dalam bentuk kering dengan perbandingannya adalah : 1 mg
Heparin : 1 ml darah. Tetapi dalam prakteknya Heparin ini jarang sekali digunakan karena
antikoagulan ini sangat mahal harganya.
« IMUNOLOGI dan SEROLOGI
MAKALAHKIMIA AMAMI »
Agu13
MAKALAH IMUNOLGI
oleh Iwan analis pada Agustus 13,2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang penulisan
Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik,
tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik
berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun
dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat molekul
55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar
imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh
suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang
menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam
amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang
terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain.
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau
cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin termasuk dalam famili glikoprotein
yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat.
Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi
mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi
komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast
2.2 tujuan penulisan
2.2.1 Tujuan umum
 Untuk mengetahui dan memahami tentang immunoglobulin dan klasifikasinya.
 Untuk menambaha wawasan penulis tentang apa itu immunoglobulin yang sebenarnya .
2.2.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan penulis membuat makalah uni adlah sebagai salah satu
persaratan mengikuti ujuan semester genap mata kulia imunologi
2.3 metode penulisan
Adapun metode yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adala metode
kepustakaan.
BAB II
PEMBAHSAN
2.1 PENGERTIAN IMUNOGLOBULIN
Immunoglobulin atau antibody adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum
atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Immunoglobulin termasuk kedalam
kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-96%
polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul
antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara
spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada
manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik, tetapi
pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik berlainan.
Molekul antibody mempunyai dua fungsi yaitu :
 Meningkatkan antigen secara spesifik
 Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati
 Membantuimunitasmelawanbeberapaageninfeksiyang disebarkan melalui darah seperti
bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur
 Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung sebagian besar
antibodyàjaringan serum
 Mengikatdan menghancurkanantigen,namundemikianpengikatanantigentersebutkurang
memberikandampakyangnyatakalautidakdisertai fungsi efektorsekunder.Fungsi efektor
sekunder yang penting adalah memacu aktivasi komplemen, di samping itu merangsang
pelepasan histamine oleh basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe segera
2.2 STRUKTUR IMUNOGLOBULIN
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai
 H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000
 rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai
ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang
simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau
rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain,
sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L
mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu
rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai
jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D
masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain
memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan rantai
L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas
antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding site) yang
menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung
bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat
mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin
yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada
permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan
degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal
sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan sebagian besar
susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun demikian masih
tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen
yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen
2.3 VARIABILITAS ANTIBODY
Immunoglobulin merupakan kumpulan protein yang sangat heterogen. Heterogenitas ini
disebabkan oleh susunan asam amino yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan
mengakibatkan perbedaan struktur molekul. Hal ini selanjutnya menimbulkan variabilitas
dalam determinan antigenik Ig. Keragaman antibodi tergantung pada :
1. Segmen gen V, D dan J multiple.
2. Hubungan kombinasi misalnya hubungan tiap segmen V, tiap segmen D dan Segmen J
3. Kombinasi acak rantai L dan H yang berbeda
4. .Mutasi somatic
5. Keragaman junctional yang dihasilkan oleh penggabungan yang tepat selama penyusunan
kembali dan mengakibatkan perubahan atau penghilangan asam amino dalam regio
hipervariabel
6. Keragaman intersional, yaitu enzim deoksinukleotidil transferase ujung menyisipkan
kelompokkecilnukleotida pada persilangan ( junctional ) V – D dan D – J ( keragaman regio
N ).
Variabilitas antibodi dapat digolongkan berdasarkan :
 Variasi Isotip
Pada manusia terdapat 9 isotop H chain fungsional. Sesuai dengan sub kelas
Immunoglobulin. Pada orang normal dapat dijumpai 5 kelas immunoglobulin, yaitu Ig A, Ig
D, Ig E, Ig G dan Ig M. Tetapi dalam satu kelas dapat dijumpai beberapa sub kelas seperti Ig
G1, Ig G2, Ig G3 dan Ig G4. Karena semua bagian konstan H – chain yang terdapat pada
berbagai kelas dan sub kelas itu dapat djumpai pada satu orang maka bagian tersebut
dinamakan varian Isotip. Sebutan varian isotip juga berlaku bagi bagian konstan L – chain
kappa dan lamda yang dapat dijumpai pada semua kelas dan subkelas Ig dan terdapat pada
semua orang.
 Variasi Alotip
Determinant antigen satu varian isotip imnoglobulin satu species dapat juga berbeda dengan
yang lain. Perbedaan ini ditentukan secara genetik dan disebut varian Alotip. Contohnya ;
golongan darah rhesus.
 Variasi Idotip
Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding site. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama dan diproduksi oleh
individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip yang sama. Idiotip inilah yang
membedakan satu molekul imunoglobulin dengan molekul imunoglobulin yang lain dalam
alotip yang sama. Variasi idiotip adalah karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.
2.4 KLASIFIKASI IMUNOGLOBULIN
Pada manusia dikenal 5 kelas immunoglobulin,tiap kelas mempunyai perbedaan fisik, tetpai
pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologic berlaianan.
Adapun klasifikasi immunoglobulin anatara lain di bagi menjadi dua sub kelas yakni :
- Ada lima kelas Imunoglobulin manusia yaitu: IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD.
- Perbedaan antara kelas tersebut bergantung pada perbedaan diantara rantai beratnya.
Perbedaan ini disebut: Isotip.
- Rantai berat IgG ditandai dengan rantai gama IgM disebut rantai M4, IgA rantai Alfa,
IgE rantai Epsilon, dan IgD rantai Delta.
- Struktur dasar immunoglobulin terdiri dari 12 gugusan yang masing-masing dibentuk
dari kira-kira 110 asam amino. Tiap rantai berat dibentuk oleh 4 (empat) gugusan serupa itu
dan tiap rantai ringan dibentuk oleh 2 (dua) gugusan tersebut.
- Kemampuan suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen tergantung pada
suatu tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab). Di sini suatu sekuens asam
amino tertentu membentuk konfigurasi yang merupakan pasangan dari konfigurasi antigen.
- Sekuens ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendiri-sendiri dan
ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai ringan dan berat disebut VL
dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung bagian-bagian yang mempunyai asam amino yang
lebih bervariasi daripada yang lain. Daerah ini disebut daerah hiper variabel dan merupakan
tempat pengikatan antigen.
- Bagian lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama lain. Daerah-
daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana pun, baik pada rantai ringan
maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini menentukan aktivitas biologik tertentu dari
molekul tersebut
Adapun klasifikasi immunoglobulin anatara lain di bagi menjadi yakni :
2.4.1 IMMUNOGLOBULIN SEBAGAI RANTAI PANJANG
imunoglobulin sebagai rantai panjang tiap kelas mempunyai berat molekul,masa paruh, dan
aktivitas biologic yang berbeda.
1. 1. Immunoglobulin G ( IgG )
 Merupakan antibodi dominan pada reaksi skunder dan menyusn pertahanan yang penting
melawan bakteri dan virus. IgG merupakan satu- satunya antibody yang dapat melintasi
plasenta. Oleh karena itu merupakan immunoglobulin yang palinyg di temukan pada bayi
yang baru lahir.
 IgG mempunyai strukturdasarimmunoglobulin yang terdiri dari dua rantai berta H dan dua
rantai ringan L. IgG rantai berat H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida, oleh karena itu
imonoglobulin ioni mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik maka disebut
bivalen.
 IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul sekitar 150.000.
Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah immunoglobulin.
 IgG mempunyai empat subkelas,masing masing mempunyai perbedaan yang tidak banyak
dengan perbandingan jumlah sebagai berikut :
- IgG1 dengan jumlah 40-70%
- IgG2 dengan jumlah 4-20%
- Igg3 dengan jumlah 4-8%
- IgG4 dengan jumlah 2-6%
 masa paruh IgG adalah 3 minggu kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai masa paruh
satu minggu. Kemampuan meningkat komplemen setiap subkelas juga tidak sama seperti
IgG3> IgG1 > igG2 > IgG4.sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat komplemen dari jalur klasik
tetapi melalui jalur internal.
1. 2. Immunoglobulin M ( IgGn M )
 Antibodi berukuran paling besar mrupakan immunoglobulin yang dproduksi pada awal
respon imunitas primer
 igN terdapatpada semuapermukaansel B yang belum aktif dan tersusun atas lima unit L2 (
masing masing hamper sama IgG) dan satu molekul rantai J (joining)
 berat molekul 900.000 yang mempunyai total selurpuluh tempat pengikatan antigen yang
identik oleh karena itu disebut bervalensi 10.
 Merupakanimmunoglobulinyangpalingefisien dalam proses aglutinasi dan reksi antigen –
antibody lainya serta penting juga dalam pertahanan melawan bakteri dan virus.
 Menunjukan afinitas yang rendah terhadap antigena dengan determinan tunggal (hapten)
 IgM merupakan 10% dari seluruh jumlah immunoglobulin dengan koefisien sedimen 19 S
dan berat molekul 850.000-1000.000. molekul ini mempunyai 12% dari beratnya
karbohidrat.
 Antibidi IgMadalahantibody yany pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen
dan antibody yangt utama pada golongan darah secara utama.
1. 3. Immunoglobulin A ( IgA )
 Immunoglobulindenganrantai beratAlfa,terdapatpadacairantubuhdan permukaan organ
sekresi,konsentrasi tinggi pada mukosa saluran pernapasan dan pencernaan (saluran yang
sering terpapar mikroorganisme) dan juga terdapat pada air mata, kolostrum dan susu ibu.
IgA berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap invasi mikroorganisme
 Merupakan kelasIgkeduaterbanyakdalamserum dan jugamerupakanimunoglubulinutam
pda hasil sekresi misalnya susu, saliva dan air mata serta sekresi traktus respiratorius
,intestinal dan genital.
 Fungsi immunoglobulin ini melindumgi membran mukosa dari serangan bakteri dan virus.
Kehadiranya dalam kolostrum dapat membantu system imun bayi yang baru
lahir.membatasi absorbs antigen yang berasal dari makanan.
 Tiap molekul IgA (berat molekul 400.000) terdiri dari dua unit H2 L2 dan satu molekul yang
terdiri atas rantai J dan component sekresi.
 Bebrapa IgA terdapat dalam serum sebagai monomer dalam H2 L2 terdapat dua sub kelas
yaiyu : IgA1 dan IgA2’.
1. 4. Immunoglobulin D (IgD)
 IgD merupakan immunoglobulin yang terendah dalam tubuh dibanding dengan
immunoglobulin lain.
 Konsentrasi IgD dalam serum kira-kira 3 – 50 µg per mil serum.
 Molekul IgD juga terdapat pada membran limphosit B bersama dengan IgMmonomer dan
berperan dalam diferensiasi sel B.
 Aktifitasbiologikmolekul-molekul IgEumumnyatidakjelas,tapi kadang-kadang aktifitasnya
berhubungan dengan IgD, contohnya terhadap penicillin, toksin diftei dan autoantibody
tertentu.
 IgD tidak dapat melewati plasenta dan tidak dapat pada serum tali pusat.
1. 5. Immunoglobulin E (IgE)
 Immunoglobulinyangbertanggung jawabterhadapreaksi hipersensifitas,diantaranyareaksi
atopik dan anafilaktik. Biasanya ditemukan dalam jumlah tinggi pada pasien akibat
hipersensitifitas,misalnya:asma,bronchiale,renitis,eksem, dll. IgE dibentuk secara lambat,
berfungsi di luar sirkulasi dalam keadaan aktif terikat dengan sel khusus, sehingga tak
berkeliling mencari antigen, tapi menunggu antigen datang ke tempat terikat. Satuan dari
IgE adalah nanogram/ml.
 Mengandung 2 (dua) rantai ringan kapa atau lamda dan 2 (dua) rantai berat epsilon.
 Berat molekulnya 190.000 Dalton dan mempunyai empat gugus tetap.
 IgE terdapat dalam serum manusia dalam konsentrasi rendah sekali, kira-kira 10 ng/dl-1
.
 IgE terikatkuatpada mast cell dansetelahbereaksi dengan antigen akan memacu mast cell
untuk mengeluarkan histamine dan heparin.
2.4.2 IMMUNOGLOBULIN SEBAGAI RANTAI PENDEK
1. Antibodi Imun (Immunoglobulin)
Adalah antibodi yang terbentuk karena terpapar antigen tertentu dan bersifat spesifik
artinya antibodi ini akan aktif jika ada antigen yang merangsang pembentukannya sifat fisika-
kimianya yang dipakai untuk mengklasifikasi antibodi sebagai berikut
 Ø Kelarutannya dalam garam dan solvens
 Ø Mobilitas elektroforesis
 Ø Besar molekul
 Ø Sedimentasi dalam ultrasentrifus
Jenis antibodi imun menurt hubungan reaksinya dengan antigen
 ·Antitoksin
 ·Aglutinin
 ·Presipitin
 ·Lisin
 ·Opsonin
 ·Antibodi pelindung
 ·Antibodi pengikat komplemen
 ·Ab “Blocking” dan “non-presipitating”
1. Antibodi Alamiah
Adalah antibodi yang terbentuk secara natural berdasarkan golongan darah. Misalnya:
 Golongan darah A mempunyai antibodi B
 Golongan darah B mempunyai antibodi A
 Golongan darah AB mempunyai antibodi O
 Golongan darah O mempunyai antibodi A dan antibodi AB
1. Antibodi Monoklonal
Adalah antibodi yang spesifik terhadap satu macam epitop. Dalam pembuatan antibodi
monoclonal dapat dilakukan dengan cara in vitro dan in vivo. Secara in vitro antibodi
monoclonal diproduksi dengan cara hibridisasi sel myeloma dan sel limfa, kemudian di
biakan pada mikroplate 9b well dan diinkubasi pada incubator 37 ºC mengandung CO2 5%,
sedangkan secara in vivo setelah hibridisasi dinokulasikan pada ruang peritioned pada
mencit, kemudian cairan asites diisolasikan dan dimurnikan sebagai antibodi monoclonal
Tahap pembuatan antibodi monoclonal
 Imunisasi
 Fusi
 Seleksi hibridoma
 Seleksi kolona
 Pembiakan
 Penyimpanan
1. Antibodi Poliklonal
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Imunoglobilin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam
serum atau zat cair yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai struktur dasar
sama terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni :
Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai pendek.
Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi:
 Immunoglobulin A
 Immunoglobulin E
 Immunoglobulin M
 Immunogloblulin D
 Immunoglobulin G
Sedangkan sebagai rantai pendeknya antara lain:
 Antibodi imun
 AntibodiPoliklonal
 Antibodi Monoklonal
 Antibodi Alamiah
3.2 saran
Penulis mengharapkan,semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca,dan merupakan tambahan referensi untuk ilmu pengetahuan
khususnya tentang
imunoglobulin. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

More Related Content

What's hot (17)

Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
dasar hematologi
dasar hematologidasar hematologi
dasar hematologi
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
 
Biologi Darah
Biologi DarahBiologi Darah
Biologi Darah
 
Percobaan viii
Percobaan viiiPercobaan viii
Percobaan viii
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Blood Tissue
Blood TissueBlood Tissue
Blood Tissue
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darah
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 
Darah 1234230402603985-1
Darah 1234230402603985-1Darah 1234230402603985-1
Darah 1234230402603985-1
 
ppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi selppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi sel
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 
Hematopoiesis – prosmmmes pembentukan sel darah
Hematopoiesis – prosmmmes pembentukan sel darahHematopoiesis – prosmmmes pembentukan sel darah
Hematopoiesis – prosmmmes pembentukan sel darah
 
05.darah
05.darah05.darah
05.darah
 
Karsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docxKarsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docx
 

Viewers also liked (18)

Makalah bahaya radiasi wifi
Makalah bahaya radiasi wifiMakalah bahaya radiasi wifi
Makalah bahaya radiasi wifi
 
Makalah bahasa inggris permasalahn lingkungan
Makalah bahasa inggris permasalahn lingkunganMakalah bahasa inggris permasalahn lingkungan
Makalah bahasa inggris permasalahn lingkungan
 
Makalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yantiMakalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yanti
 
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
 
Makalah bahasa inggris ham
Makalah bahasa inggris hamMakalah bahasa inggris ham
Makalah bahasa inggris ham
 
Makalah imunoglobin
Makalah imunoglobinMakalah imunoglobin
Makalah imunoglobin
 
Makalah english ''active n passive voices''
Makalah english ''active n passive voices''Makalah english ''active n passive voices''
Makalah english ''active n passive voices''
 
Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)
 
Makalah bahaya radiasi leptop
Makalah bahaya radiasi leptopMakalah bahaya radiasi leptop
Makalah bahaya radiasi leptop
 
Kwintansi
KwintansiKwintansi
Kwintansi
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dptMakalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dpt
 
Makalah dpd
Makalah dpdMakalah dpd
Makalah dpd
 
Makalah imunoglobin 10
Makalah imunoglobin 10Makalah imunoglobin 10
Makalah imunoglobin 10
 
Kupon jalan santai muhammadiyah
Kupon jalan santai muhammadiyahKupon jalan santai muhammadiyah
Kupon jalan santai muhammadiyah
 

Similar to Makalah immunoglobulin22

Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 
Biokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasmaBiokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasmaNiluhPutuDika
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahVina Widya Putri
 
BIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptxBIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptxTaslim21
 
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Iqbal Sumbarta
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Syifa Sahaliya
 
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportDarah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportsjktsialang
 
PPT immunoserologi - Antibodi
PPT immunoserologi - AntibodiPPT immunoserologi - Antibodi
PPT immunoserologi - AntibodiRiskymessyana99
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi Dedi Kun
 
hematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdf
hematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdfhematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdf
hematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdfDashblankupdateX1
 
ANATOMI SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
ANATOMI  SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptxANATOMI  SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
ANATOMI SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptxUmiIstiqomah4
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusRidwan
 

Similar to Makalah immunoglobulin22 (20)

Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Biokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasmaBiokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasma
 
BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
 
Makalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merahMakalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merah
 
BIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptxBIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptx
 
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
 
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportDarah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
PPT immunoserologi - Antibodi
PPT immunoserologi - AntibodiPPT immunoserologi - Antibodi
PPT immunoserologi - Antibodi
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
hematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdf
hematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdfhematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdf
hematologi2-150110095344-conversion-gate02.pdf
 
ANATOMI SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
ANATOMI  SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptxANATOMI  SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
ANATOMI SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan Apus
 
Makalah protein plasma
Makalah protein plasmaMakalah protein plasma
Makalah protein plasma
 
Modulhistologi blok imunologi
Modulhistologi  blok imunologiModulhistologi  blok imunologi
Modulhistologi blok imunologi
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah immunoglobulin22

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Immunoglobulin adalah senyawa protein yang digunakan untuk melawan kuman penyakit (virus, bakteri, racun bakteri dll.), ada di dalam darah, orang sering menyebutnya antibodi. Setiap immunoglobulin (disingkat Ig) akan mengenali satu antigen (kuman penyakit) secara spesifik, artinya satu antigen dikenali satu antibodi spesifik. Ig diproduksi oleh sel darah putih yang disebut sel B atau lebih spesifik lagi sel plasma. Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang sama,terdiri dari 83- 96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni : Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai pendek. Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi: Immunoglobulin A, Immunoglobulin E, Immunoglobulin M, Immunogloblulin D, Immunoglobulin G. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai  H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000  rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan darah? 2. Bagaimanakah proses pembekuan darah? 3. Apakah yang dimaksud dengan imunitas? 4. Apakah yang dimaksud dengan protein plasma? 1.3 TUJUAN Untuk mengetahui dan memahami immunoglobulin beserta setrukturnya dan mengetahui asuhan keperawatan terhadap berbagai macam penyakit yang berkaitan dengan immunoglobulin. 1.4 MANFAAT 1. Dapat mengetahui tentang immunoglobulin beserta strukturnya. 2. Dapat mengetahui proses pembekuan darah. 3. Dapat mengetahui tentang imunitas tubuh. 4. Dapat mengetahui tentang protein plasma
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 DARAH Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35—7,45). Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah total 6 L (85 ml/kg BB) atau 7-8% BB. Pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya. 2.1.1 Komposisi darah terdiri atas : 1. Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah. Sel darah tersusun dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. 1. Eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. 2. Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang. 3. Trombosit adalah adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2- 3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku.
  • 3. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan risikotrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. 1. Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma darah terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Plasma darah tersusun dari 90% air dan 10% terdiri dari albumin, globulin, fibrinogen, enzim, hormon, glukosa, asam amino, lipid, vitamin, 02, CO2, elektrolit, urea,dll. 2.1.2 Fungsi darah adalah sebagai berikut: 1. Respirasi : pengangkutan O2 dan CO2. 2. Nutrisi : pengangkutan zat-zat gizi. 3. Ekskresi, misalnya : pengangkutan urea untuk dibuang. 4. Berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh ( adanya sistem buffer dalam darah). 5. Mengatur keseimbangan air antara plasma dan cairan jaringan. 6. Pengaturan suhu tubuh : panas yang terbentuk akibat metabolissme di jaringan- jaringan dibawah darah ke permukaan tubuh untuk dipancarkan keluar. 7. Perlindungan terhadap infeksi : mengandung antibodi, leukosit 8. Transpor hormon, enzim dll. 9. Transpor metabolit-metabolit 2.2 PROTEIN PLASMA Protein plasma ialah protein total dalam plasma manusia yang memiliki konsentrasi sekitar 7,0-7,5 gr/dl dan membentuk bagian terbesar dari bahan padat plasma. Protein plasma sebenarnya adalah campuran kompleks yang mencakup tidak saja protein – protein sederhana, tetapi juga protein terkonjugasi, misalnya glikoprotein dan berbagai lipoprotein. Total plasma protein dapat meningkat karena infeksi kronis, yang meliputi tuberkolosis, disfungsi hati, gejala hipersensitivitas, dehidrasi, hemolisi, leukemia, dan lain-lain. Total plasma protein juga dapat menurun karena penyakit liver, diare, proteinuria, serta kehamilan.
  • 4. 2.2.1 Macam-macam Protein Plasma Protein plasma dibedakan menjadi 3 kelompok besar : 1) Fibrinogen Fibrinogen adalah salah satu protein yang disintesis oleh hati yang merupakan reaktan fasa akut berbentuk globulin beta. Protein ini berguna untuk proses hemostatis yang menstimulasi pembentukan thrombus. Saat terjadi luka, benang-benang fibrin akan terbentuk dan membentuk anyaman untuk menjaring sel darah dan menutupi luka. Rasio plasma normal yang berkisar antara 200-400 mg/dL. 2) Albumin Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia ( 3,4-4,7g/dL) dan membentuk sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat dalam plasma dan 60% sisanya terdapat diruang ekstrasel. Hati menghasilkan sekitar 12 g albumin /hari, yaitu sekitar 25% dari semua sintesis protein oleh hati dan separuh jumlah protein yang disekresikannya. Sintesis albumin berkurang pada beragam penyakit terutama penyakit hati. Keberadaannya dalam plasma menciptakan kekuatan osmotik yang mempertahankan volume cairan dalam ruang vaskuler. Selain itu albumin juga berfungsi sebagai penyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zatzat sisa dan memiliki peranan sebagai imunitas terhadap penyakit. 3) Globulin Menurut Harrow et al (1962), Globulin merupakan salah satu golongan protein yang tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam larutan garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi. Glubolin disusun oleh dua komponen yaitu legumin dan vicilin. Suhardi (1989) menambahkan bahwa dengan ultrasentrifugasi ditemukan protein utama golongan 2S, 7S, 11S dan 15S. Fraksi terbesar adalah globulin 7S yang merupakan glikoprotein. Protein globulin dapat mencapai 70% dari total protein. Fraksi 11S sampai sekarang baru dikenal sebagai protein tunggal sedangkan frakti 15S belum dapat diidentifikasikan senyawa penyusunnya. Globulin berfungsi untuk pembentukan antibody. Ada 3 macam globulin, yaitu alfa, beta, dan gamma globulin. Alfa dan beta globulin disintesis dalam hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. Gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi. 2.1.3 Fungsi Protein Plasma 1. Keseimbangan osmotic Hipoalbumin menyebabkan tekanan osmotic plasma menurun sehingga kapiler tidak mampu melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul oedema (cairan darah menuju ke jaringan interstitial).
  • 5. 1) Pembentukan dan nutrisi jaringan 2) Enzim, hormone, pembekuan darah ( fibrinogen, AT III ) dan jaringan tubuh. 3) Transportasi 1. Umum : albumin 2. Khusus : - Hormon : prealbumin Vitamin : Prealbumin Lipid - Lipoprotein - Co - Ceruloplasmin - Hb - Haptoglobin - Heme - Hemopexin - Fe - Transferin 4) Daya tahan tubuh 5) Antibodi dan komplemen Perubahan protein plasma : 1. Hiperalbumin : peningkatan kadar albumin. Dijumpai pada dehidrasi terjadi hemokonsentrasi protein plasma 1. Hipoalbumin Dijumpai pada malnutrisi, malabsorbsi, hepatitis akut, penyakit hati menahun, dan sebagainya. (Asscalbiass,2010)
  • 6. Batas Normal Protein Plasma pada Keadaan Patologik dan Protein Patologik pada Suatu Penyakit Tertentu Terdapat dua jenis protein yang utama di dalam plasma, yaitu albumin dan globulin. Albumin dibuat dalam hati, merupakan protein yang paling menonjol dan bermuatan negatif yang terkuat guna mengikat molekul kecil untuk diedarkan melalui darah. Albumin juga berguna untuk menjaga tekanan osmosis darah. Beberapa jenis globulin diproduksi di dalam hati, sementara yang lain diproduksi di dalam sistem kekebalan. Semua jenis plasma protein yang lain diproduksi di dalam hati. Arti kata globulin menunjukkan sekelompok protein heterogen dengan berat molekul tertentu yang cukup tinggi, dengan kecepatan terlarut dan laju migrasi elektroforetik yang lebih rendah daripada albumin. Rasio normal di dalam darah sekitar 2 hingga 3,5 g/dl. 2.3 IMMUNOGLOBULIN Immunoglobulin adalah senyawa protein yang digunakan untuk melawan kuman penyakit (virus, bakteri, racun bakteri dll.), terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang sama, terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Setiap immunoglobulin (disingkat Ig) akan mengenali satu antigen (kuman penyakit) secara spesifik, artinya satu antigen dikenali satu antibodi spesifik. Ig diproduksi oleh sel darah putih yang disebut sel B atau lebih spesifik lagi sel plasma. 2.3.1 Fungsi Immunoglobulin 1. Meningkatkan antigen secara spesifik. 2. Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati. 3. Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan melalui darah seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur. 4. Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung sebagian besar antibody jaringan serum. 5. Mengikat dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan antigen tersebut kurang memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi efektor sekunder. Fungsi efektor sekunder yang penting adalah memacu aktivasi komplemen, di samping itu merangsang pelepasan histamine oleh basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe segera. Protein Darah Kadar Normal Level % Kegunaan Serum Albumin 3.5 - 5.0 g/dl 60% memelihara tekanan osmosis dan pengusung molekul lain Immunoglobulin 1.0 - 1.5 g/dl 18% membentuk sistem kekebalan tubuh Fibrinogen 0.2 - 0.45 g/dl 4% koagulasi darah Protein Wewenang <1% mengatur ekspresi genetik
  • 7. 2.3.2 Struktur Imunoglobulin Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai :  H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000  rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain. Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta. Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen. 2.3.3 Macam-macam Immunoglobulin Imunitas ini terdiri dari 5 jenis, yaitu : IgG, IgM, IgE, IgA, IgD. Berikut deskripsinya : 1. 1. Imunoglobulin A (IgA), yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada selaput lendir, terutama lapisan saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta dalam air liur dan air mata. IgA berfungsi untuk pertahanan terhadap virus atau bakteri sebelum masuk plasma atau bagian dalam tubuh, selain itu juga mencegah bakteri atau virus melekat pada membran mukosa. Antibodi IgA melindungi permukaan tubuh yang terkena zat asing dari luar. Jenis antibodi ini juga ditemukan di air mata, dan darah.
  • 8. Sekitar 10% sampai 15% dari antibodi di dalam tubuh adalah antibodi IgA. Sejumlah kecil orang tidak membuat antibodi IgA. 2. 2. Immunoglobulin G (IgG). Jenis antibodi yang paling melimpah, ditemukan di semua cairan tubuh dan melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus. IgG merupakan 75% dari serum immunoglobulin pada manusia. Antibodi IgG sangat penting dalam memerangi infeksi bakteri dan virus dan merupakan satu-satunya jenis antibodi yang dapat melintasi plasenta pada wanita hamil untuk membantu melindungi bayi (janin). IgG selalu tersedia untuk membantu menangkal infeksi dan juga siap untuk mereproduksi dan menyerang ketika zat-zat asing memasuki tubuh. Kehadiran IgG dalam serum darah biasanya mengindikasi infeksi baru atau remote. IgG paling umum sekitar 3 minggu setelah infeksi dimulai. IgG dibagi menjadi empat subklas yang berbeda dari IgG1 sampai IgG4. IgG biasanya ditemukan pada ASI pertama kali keluar. IgG dapat menangkal bakteri pathogen misal : virus, bakteri dan jamur. 1. 3. Imunoglobulin D (IgD), terdapat dalam jumlah sangat kecil dalam serum. IgD adalah antibodi paling sedikit dipahami. Baru-baru ini, IgD ditemukan untuk mengikat basofil dan sel mast dan mengaktifkan sel-sel untuk menghasilkan faktor antimikroba untuk berpartisipasi dalam pertahanan kekebalan tubuh (pernafasan) pada manusia 2. 4. Imunoglobulin E (IgE), yang berhubungan terutama dengan reaksi alergi (ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap antigen lingkungan seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan). Hal ini ditemukan di paru-paru, kulit, dan selaput lendir. 3. 5. Imunoglobulin M (IgM), adalah antibodi terbesar. IgM ditemukan dalam darah dan cairan getah bening dan merupakan jenis pertama dari antibodi yang dibuat sebagai respons terhadap infeksi. IgM juga menyebabkan sel-sel lain dalam sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan zat asing. Antibodi IgM berkisar antara 5% sampai 10% dari semua antibodi dalam tubuh. IgM terutama bertanggung jawab untuk penggumpalan. 2.4 HEMOSTASIS Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Hemostasis memiliki tiga tipe trombos : 1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit (pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan aliran yang cepat[arteri]). 2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau
  • 9. bentuk trombos ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya. 3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil. Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan. 2.4.1 13 faktor yang memengaruhi proses pembekuan darah : 1. Fibrinogen : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diubah menjadi fibrin. 2. Protrombin : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diubah menjadi trombin. 3. Tromboplastin : Lipoprotein yang dilepas jaringan rusak, mengaktivasi faktor VII untuk pembentukan trombin. 4. Ion kalsium : Ion anorganik dalam plasma, didapat dari makanan dan tulang, diperlukan dalam seluruh tahap pembekuan darah. 5. Proakselerin : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diperlukan untuk mekanisme ekstrinsik-intrinsik. VI. Nomor tidak dipakai lagi : Fungsinya dipercaya sama dengan fungsi faktor V. VII. Prokonvertin : Protein plasma yang disintesis dalam hati, diperlukan untuk mekanisme intrinsik. VIII. Faktor antihemofilik : Protein plasma (enzim) yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K) berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik. IX. Plasma tromboplastin : Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K)berfungsi dalam mekanisme intrinsik. X. Faktor Stuart-Prower : Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K) berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik dan intrinsik. XI. Antiseden tromboplastin plasma : Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K) berfungsi dalam mekanisme intrinsik. XII. Faktor Hageman : Protein plasma yang disintesis dalam hati berfungsi dalam mekanisme intrinsik. XIII. Faktor penstabilan fibrin : Protein yang ditemukan dalam plasma dan trombosit,hubungan silang filamen-filamen fibrin. 2.4.2 Tahapan hemostatis dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Kontriksi pembuluh darah Segera setelah pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari pembuluh yang rusak itu menyebabkan dinding pembuluh darah berkontraksi, sehingga dengan segera aliran darah
  • 10. dari pembuluh darah berkurang. Kontraksi terjadi akibat reflex saraf berupa rasa nyeri san spasme otot setempat. 1. Pembentukan sumbat trombosit Trombosit membengkak, jadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen dinding pembuluh darah yang rusak membentuk sumbat trombosit. Jika kerusakan pembuluh darah sedikit, maka sumbatan trombosit mampu menghentikan perdarahan. Jika kerusakannya besar, maka sumbat trombosit dapat mengurangi perdarahan sampai proses pembekuan terbentuk. 1. Pembekuan darah Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 15-30 detik bila trauma pembuluh sangat hebat, dan dala 1-2 menit bila traumanya kecil. Pembekuan darah berlangsung melalui dua jalur yaitu jalur intrinsic dan jalur ekstrinsik. 1. Jalur intrinsic/ intrinsic pathway Disebut ekstrinsik karena tromboplastin jaringan (tissue factor) berasal dari luar darah. Lintasan intinsik melibatkan factor XII, XI, IX, VIII dan X, prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi/ High Molecular Weight Kininogen (HMWK), ion Ca2+ dan fosfolipid trombosit. Lintasan ini membentuk factor Xa (aktif). Lintasan ini dimulai dengan “fase kontak” dengan prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, factor XII dan XI terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative. Secara in vivo, kemungkinan protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel. Kalau komponen dalam fase kontak terakit pada permukaan pengaktif, factor XII akan diaktifkan menjadi factor XIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein. Factor XIIa ini akan menyerang prekalikrein untuk menghasilkan lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi timbale balik. Begitu terbentuk, factor xiia mengaktifkan factor XI menjadi Xia, dan juga melepaskan bradikinin(vasodilator) dari kininogen dengan berat molekul tinggi. Factor Xia dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan factor IX, menjadi enzim serin protease, yaitu factor IXa. Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam factor X untuk menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu factor Xa. Reaksi yang belakangan ini memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan kompleks tenase, pada permukaan trombosit aktif, yakni: Ca2+ dan factor IXa dan factor X. Perlu kita perhatikan bahwa dalam semua reaksi yang melibatkan zimogen yang mengandung Gla (factor II, VII, IX dan X), residu Gla dalam region terminal amino pada molekul tersebut berfungsi sebagai tempat pengikatan berafinitas tinggi untuk Ca2+. Bagi perakitan kompleks tenase, trombosit pertama-tama harus diaktifkan untuk membuka fosfolipid asidik (anionic). Fosfatidil serin dan fosfatoidil inositol yang normalnya terdapat pada sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII, suatu glikoprotein, bukan merupakan precursor protease, tetapi kofaktor yang berfungsi sebagai resepto untuk factor IXa dan X pada permukaan trombosit. Factor VIII diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk factor VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam proses pemecahan lebih lanjut. 1. Jalur Ekstrinsik/ Ekstrinsic Pathway Disebut ekstrinsik karena tromboplastin jaringan (tissue factor) berasal dari luar darah. Lintasan ekstrinsik melibatkan factor jaringan, factor VII,X serta Ca2+ dan menghasilkan
  • 11. factor Xa. Produksi factor Xa dimulai pada tempat cedera jaringan dengan ekspresi factor jaringan pada sel endotel. Factor jaringan berinteraksi dengan factor VII dan mengaktifkannya; factor VII merupakan glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam darah dan disintesis di hati. Factor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk factor VIIa dengan menggalakkan aktivitas enzimatik untuk mengaktifkan factor X. factor VII memutuskan ikatan Arg-Ile yang sama dalam factor X yang dipotong oleh kompleks tenase pada lintasan intrinsic. Aktivasi factor X menciptakan hubungan yang penting antara lintasan intrinsic dan ekstrinsik. Interaksi yang penting lainnya antara lintasan ekstrinsik dan intrinsic adalah bahwa kompleks factor jaringan dengan factor VIIa juga mengaktifkan factor IX dalam lintasan intrinsic. Sebenarna, pembentukan kompleks antara factor jaringan dan factor VIIa kini dipandang sebagai proses penting yang terlibat dalam memulai pembekuan darah secara in vivo. Makna fisiologik tahap awal lintasan intrinsic, yang turut melibatkan factor XII, prekalikrein dan kininogen dengan berat molekul besar. Sebenarnya lintasan intrinsik bisa lebih penting dari fibrinolisis dibandingkan dalam koagulasi, karena kalikrein, factor XIIa dan Xia dapat memotong plasminogen, dan kalikrein dapat mengaktifkanurokinase rantai-tunggal. Inhibitor lintasan factor jaringan (TFPI: tissue factor fatway inhibitior) merupakan inhibitor fisiologik utama yang menghambat koagulasi. Inhibitor ini berupa protein yang beredar didalam darah dan terikat lipoprotein. TFPI menghambat langsung factor Xa dengan terikat pada enzim tersebut didekat tapak aktifnya. Kemudian kompleks factor Xa-TFPI ini manghambat kompleks factor VIIa-faktor jaringan. 1. Jalur Bersama Pada lintasan terakhir yang sama, factor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsic dak ekstrinsik, akan mengaktifkan protrombin(II) menjadi thrombin (IIa) yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Pengaktifan protrombin terjadi pada permukaan trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompleks protrombinase yang terdiri atas fosfolipid anionic platelet, Ca2+, factor Va, factor Xa dan protrombin. Factor V yang disintesis dihati, limpa serta ginjal dan ditemukan didalam trombosit serta plasma berfungsi sebagai kofaktor dng kerja mirip factor VIII dalam kompleks tenase. Ketika aktif menjadi Va oleh sejumlah kecil thrombin, unsur ini terikat dengan reseptor spesifik pada membrane trombosit dan membentuk suatu kompleks dengan factor Xa serta protrombin. Selanjutnya kompleks ini di inaktifkan oleh kerja thrombin lebih lanjut, dengan demikian akan menghasilkan sarana untuk membatasi pengaktifan protrombin menjadi thrombin. Protrombin (72 kDa) merupakan glikoprotein rantai-tunggal yang disintesis di hati. Region terminal-amino pada protrombin mengandung sepeuluh residu Gla, dan tempat protease aktif yang bergantung pada serin berada dalam region-terminalkarboksil molekul tersebut. Setelah terikat dengan kompleks factor Va serta Xa pada membrane trombosit, protrombin dipecah oleh factor Xa pada dua tapak aktif untuk menghasilkan molekul thrombin dua rantai yang aktif, yang kemudian dilepas dari permukaan trombosit. Rantai A dan B pada thrombin disatukan oleh ikatan disulfide. Proses konversi Fibrinogen menjadi Fibrin. Fibrinogen (factor 1, 340 kDa) merupakan glikoprotein plasma yang bersifat dapat larut dan terdiri atas 3 pasang rantai polipeptida nonidentik (Aα,Bβγ)2 yang dihubungkan secara kovalen oleh ikatan disulfda. Rantai Bβ dan y mengandung oligosakarida kompleks yang terikat dengan asparagin. Ketiga rantai tersebut keseluruhannya disintesis dihati: tiga structural yang terlibat berada pada kromosom yang
  • 12. sama dan ekspresinya diatur secara terkoordinasi dalam tubuh manusia. Region terminal amino pada keenam rantai dipertahankan dengan jarak yang rapat oleh sejumlah ikatan disulfide, sementara region terminal karboksil tampak terpisah sehingga menghasilkan molekol memanjang yang sangat asimetrik. Bagian A dan B pada rantai Aa dan Bβ, diberi nama difibrinopeptida A (FPA) dan B (FPB), mempunyai ujung terminal amino pada rantainya masing-masing yang mengandung muatan negative berlebihan sebagai akibat adanya residu aspartat serta glutamate disamping tirosin O-sulfat yang tidak lazim dalam FPB. Muatannegatif ini turut memberikan sifat dapat larut pada fibrinogen dalam plasma dan juga berfungsi untuk mencegah agregasi dengan menimbulkan repulse elektrostatik antara molekul-molekul fibrinogen. Thrombin (34kDa), yaitu protease serin yang dibentuk oleh kompleks protrobinase, menghidrolisis 4 ikatan Arg-Gly diantara molekul-molekul fibrinopeptida dan bagian α serta β pada rantai Aa dan Bβ fibrinogen. Pelepasan molekul fibrinopeptida oleh thrombin menghasilkan monomer fibrin yang memiliki struktur subunit (αβγ)2. Karena FPA dan FPB masing-masing hanya mengandung 16 dab 14 residu, molwkul fibrin akan mempertahankan 98% residu yang terdapat dalam fibrinogen. Pengeluaran molekul fibrinopeptida akan memajankan tapak pengikatan yang memungkinkan molekul monomer fibrin mengadakan agregasi spontan dengan susunan bergiliran secara teratur hingga terbentuk bekuan fibrin yang tidak larut. Pembentukan polimer fibrin inilah yang menangkap trombosit, sel darah merah dan komponen lainnya sehingga terbentuk trombos merah atau putih. Bekuan fibrin ini mula-mula bersifat agak lemah dan disatukan hanya melalui ikatan nonkovalen antara molekul-molekul monomer fibrin. Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, thrombin juga mengubah factor XIII menjadi XIIIa yang merupakan transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk ikatan silan secara kovalen anatr molekul fibrin dengan membentuk ikatan peptide antar gugus amida residu glutamine dan gugus ε-amino residu lisin, sehingga menghasilkan bekuan fibrin yang lebih stabil dengan peningkatan resistensi terhadap proteolisis. 2.4.3 Fibrinolisis Ketika tubuh terluka dan cedera menyebabkan pendarahan, sangat penting bahwa tubuh mampu untuk membendung aliran darah. Hanya jika pendarahan dihentikan, tubuh akan mampu bertahan dan itulah sebabnya koagulasi adalah proses penting dalam hemostasis, yang tidak lain adalah koagulasi diikuti dengan melarutkan gumpalan darah dan kemudian memperbaiki jaringan yang terluka. Setelah dipulihkan dan jaringan diperbaiki, bekuan darah atau trombus harus disingkirkan dari jaringan yang cedera. Hal ini dicapai dengan jalur fibrinolisis. Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fibrinolisis yaitu : 1. Usia Proses fibrinolisis pada Anak dan dewasa lebih cepat daripada orangtua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah. 2. Merokok. Merokok dapat menaikkan fibrinogen darah, menambah agregrasi trombosit, menaikkan hematoknit dan viskositas darah . 3. Aktivitas fisik. Pengaruh aktivitas fisik terhadap keseimbangan hemostasis pertama kali diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian dilakukan penelitian
  • 13. ilmuah oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukan bahwa latihan fisik memacu aktivitas fibrinolisis darah. Darah akan mengalami hiperkoagulasi (lebih encer) setelah seseorang mengadakan aktivitas fisik. Ini disebabkan meningkatnya aktivitas 2 faktor yang dapat membuat darah lebih encer yaitu :koagulan faktor VIII dan APTT (Activated Partial Prothrombin Time).Untuk memacu hiperkoagulasi, faktor VIII harus meningkat banyak, sedangkan APTT harus mengalami pemendekan. Selain mekanisme pembekuan, terdapat pula sistem control utama dalam mengimbangi sistem koagulasi yaitu sistem atau mekanisme fibrinolisis yang berperan menghancurkan fibrin secara enzimatik. Fibrin adalah protein tak larut yang dibentuk dari fibrinogen oleh kegiatan proteolitik trombin sewaktu pembekuan darah normal. Pada sistem fibrinolisis, komponen yang berperan terdiri dari plasminogen, aktivator plasminogen, dan inhibitor plasminogen. Plasminogen adalah suatu glikoprotein rantai tunggal dengan amino terminal, glutamic acid yang mudah dipecah oleh proteolisis menjadi bentuk modifikasi dengan suatu terminal lysine, valin atau methionin. Plasminogen adalah prekursor inaktif plasmin yang dikonversikan oleh kerja proteolitik enzim urokinase. Plasminogen disebut juga profibrinolisin. Plasminogen berisi motif struktur sekunder yang dikenal sebagai kringles, yang mengikat secara khusus untuk lisin dan arginin residu pada fibrin (Ogen). Ketika dikonversi dari plasminogen menjadi plasmin, berfungsi sebagai protease serin. Plasminogen merupakan bentuk proenzim dari plasmin.Plasmin adalah suatu enzim proteolitik dengan spesifisitas yang tinggi terhadap fibrin dan dapat memecah fibrin, fibrinogen, F V dan FVIII, komplemen, hormon, serta protein lainnya. Plasmin disebut juga fibrinolisin. Plasmin merupakan protease serin yang terutama bertanggungjawab atas proses penguraian fibrin dan fibrinogen, berada dalam sirkulasi darah dalam bentuk zimogen inaktif, yaitu plasminogen(90 kDa ), dan setiap plasmin dengan jumlah sedikit yang terbentuk dalam fase cair dibawah kondisi fisiologik dengan cepat akan dihilangkan aktivitasnya oleh inhibitor plasmin yang kerjanya cepat, yakni antiplasmin, unsur tersebut masih dalam keadaan aktif Aktivator plasminogen adalah zat yang dapat mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Inhibitor plasminogen adalah substansi yang dapat menetralkanplasmin. Inhibitor plasmin disebut juga antiplasmin. Inhibitor plasminogen yang dapat mengontrol aktivitas plasmin meliputi: 1. yE2-plasmin inhibitor (E2-antiplasmin), adalah inhibitor plasmin yang bereaksi cepat, dimana menghambat plasmin dengan segera denganmembentuk kompleks 1:1. 2. yE1-proteinase inhibitor, juga dikenal sebagai E1-antitripsin atau E1-antiroteinase, juga menginaktifasi plasmin dan urokinase, tetapisebagai inhibitor tripsin relatif lemah. 3. yE2-mak roglobulin 4. y Antitrombin III (AT-III), adalah suatu protein plasma dengan BM58.000 dihasilkan di hepar, terdiri dari polipeptida rantai tunggal dengan 432 asam amino. AT-III menetralisasi thrombin dengan membentuk kompleks stabil 1:1 antara satu residu arginine dari AT-III dan active-siteserine dari trombin. Y Plasminogen activator inhibitor-1 (P AI-1), adalah suatu protein plasma dengan BM 52.000, dihasilkan oleh berbagai sel, seperti sel-sel endothelium, hepatosit, dan fibroblast. Konsentrasi didalam plasma sangat rendah (0.005 mg/dl) dan juga disimpan dalam a- granultrombosit. PAI-1 menghambat tissue plasminogenactivator (t-PA) dan
  • 14. urokinase dengan membentuk suatu kompleks dengan enzim, dan PAI-1 berperan penting dalam pengaturan aktifitas sistim fibrinolisis. Pada tempat jaringan yang rusak (tissue injury), fibrinolisis dimulai dengan perubahan plasminogen menjadi plasmin. Plasmin mempunyai banyak fungsi seperti degradasi dari fibrin, inaktifasi faktor V dan faktor VIII dan aktifasi dari metaloproteinase yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan (Tissue-remodeling). Aktivator-aktivator plasminogen memecah peptide dari plasminogendan membentuk plasmin rantai dua. Aktifasi menjadi plasmin dapat terjadi melalui tiga jalur yaitu : 1. Jalur intrinsik, melibatkan aktifasi dari proaktifator sirkulasi melaluifaktor XIIa dan kalikrein, yang aktivatornya berasal dari plasma(dalam darah). 2. Jalur ekstrinsik, dimana aktivator-aktivator dilepaskan ke aliran darahdari jaringan yang rusak, endotel, sel-sel atau dinding pembuluhdarah ( semua aktifator juga protease). 3. Jalur eksogen, dimana plasminogen diaktifasi dengan aktivator yangberasal dari luar tubuh seperti streptokinase (bakteri) yang dibentukoleh Streptokokkus-hemoliticus dan urokinase (urin). Dalam keadaan fisiologik, aktifasi plasminogen terutama oleh tissue plasminogen activator (t-P A) yang disintesis dan dilepas dari sel-sel endotelium pembuluh darah dalam respons terhadap trombin dan pada kerusakan sel. Aktivator plasminogen jaringan (alteplase, t-PA) merupakan protease serin yang dilepaskan kedalam sirkulasi dari endotel vaskuler dalam keadaan luka atau stres dan mempunyai sifat katalitik-inaktif kecuali bila terikat dengan fibrin. Setelah terikat dengan fibrin t-PA memecah plasminogen dalam bekuan untuk menghasilkan plasmin sertaselanjutnya plasmin mencernakan fibrin hingga terbentuk produk penguraian yang bersifat dapat larut dan dengan demikian melarutkan bekuan tesebut. Setelah distimulasi t-PA release oleh exercise, statis, atau desmopressin (DDAVP) , masa paruhnya dalam sirkulasi sangat pendek (sekitar 5 menit), berhubungan dengan inhibisi oleh PAI-1 dan clearance dihati. Aktivator lain, urokinase-type plasminogen avtivator (u-PA) , diproduksi diginjal dan ditemukan terutama dalam urine. Akan tetapi sejumlah kecil prourokinase plasma atau single-chainu-P A (scuP A) dapat diubah menjadi bentuk aktif melalui sistim kontak oleh kallikrein. Prourokinase merupakan prekusor zat aktivator plasminogen, yaitu urokinase, yang tidak memperlihatkan derajat selektifitas tinggi yang sama dengan fibrin. Urokinase yang disekresikan oleh sel epitel tertentu yang melapisi saluran ekskretorik (misalnya tobulus ginjal) kemungkinan terlibat dalam proses penghancuran (lisis) setiap fibrin yang tertimbun didalam saluran tersebut. Aktivator plasminogen yang berasal dari ketiga jalur intrinsik, ekstrinsik, dan eksogen, mengaktivasi plasminogen bebas (dalam darah) atau plasminogen terikat (dalam bekuan) menjadi plamin bebas (dalam darah) dan plasmin terikat (dalam bekuan). Proses fibrinolitik diatur pada tiap- tiap tahap enzimatik oleh inhibitor-inhibitor protease spesifik. Aktifitas plasminogen diatur oleh inhibitor-inhibitor plasmin seperti E2-antiplasmin, E2-makroglobulin, dan juga oleh plasminogen activator inhibitor 1 ( PAI-1 ),yang berupa inhibitor fisiologi dari t-PA dan u- PA. Plasmin mempunyai fibrinogen dan fibrin sebagai substrat utamanya yang terpenting untuk produksi fragmen-fragmen spesifik yang secara kolektif disebut fibrinogen-fibrin degradation product (FDP ) ,yang terdiri dari fragmen X, Y, D, E. Fragmen D hasil pemecahan fibrin berupa dimer sehingga disebut µD Dimer. Plasmin juga memecah faktor V danfaktor VIII:C. Ledakan fibrinolisis dihambat oleh inhibitor poten E2- antiplasmin dan olehE2-makroglobulin.
  • 15. Plasmin bebas yang beredar dalam darah segera di inaktifkan oleh E2- antiplasmin, sehingga pada keadaan normal di dalam darah tidakakan dijumpai plasmin bebas. Sedangkan plasmin yang terikat fibrin dalam plug hemostasis lokal terlindungi dari E2-antiplasmin dan dapat memecah fibrin menjadi FDP. Bila plasmin bebas yang terbentuk berlebihan sehingga melampaui kapasitas antiplasmin, maka plasmin bebas tersebut dapat menghancurkan fibrinogen, F V, F VIII, dan protein lain. Penghancuran fibrinogen (fibrinogenolisis) juga menghasilkan fragmen X, Y, D, E (FDP), tetapi fragmen D hasil pemecahan fibrinogen tersebut berupa monomer bukan dimer. Inhibitor dari activator plasminogen juga memegang peranan penting dalam mengatur fibrinolysis dan membatasinya pada bagian luka. Proses fibrinolisis yang berlangsung melalui aktivasi plasminogen dan plasmin terikat fibrin dalam bekuan adalah proses fibrinolisis fisiologis (Fibrinolisis Sekunder). Sedangkan proses fibrinogenolisis akibat aktivasi plasmin bebas yang beredar dalam darah adalah patologis (Fibrinolisis Primer). 2.4.4 Antikoagulan (Anti Pembeku Darah) Anti koagulan ialah suatu zat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Dalam pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab, biasanya tidak langsung kita periksa apalagi kalau darah tersebut berasal dari ruangan perawatan atau rujukan dari laboratorium lain. Untuk keperluan itu maka kita gunakan suatu zat untuk menjaga terjadinya pembekuan darah yang kita sebut sebagai antikoagolansia. Ada beberapa antikoagolansia yang banyak digunakan untuk pemeriksaan laboratorium diantaranya adalah : 1.EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid). EDTA yang dipakai yaitu dalam bentuk garam Natrium atau garam kaliumnya. Garam-garam ini akan mengubah ion Ca menjadi bentuk yang bukan ion. Selain itu EDTA juga mencegah trombocy bergumpal. EDTA bisa dipakai dalam bentuk kering atau bentuk larutan dengan perbandingannya sebagai berikut : -Kering ----→ 1 mg EDTA : 1 ml darah -Larutan ----→ 1 ml EDTA 10% : 5 ml darah Untuk EDTA dalam bentuk kering selama pencampuran harus digoyang-goyang beberapa saat, karena EDTA bentuk kering lambat larutnya. 2.Natrium Sitrat 3,8% Natrium sitrat ini bersifat isotonis dengan darah dan tidak bersifat toksik, oleh karena itu biasa digunakan dinas pemindahan darah (Dinas donor darah). Antikoagulan ini biasa digunakan dalam bentuk larutan dan paling sering dipakai untuk pemeriksaan laju endap darah dengan pendinginannya → 1 volume Natrium sitrat 3,8% : 4 volume darah.
  • 16. 3.Heparin Heparin bekerja seperti anti trombin, tidak berpengaruh terhadap bentuk sel-sel darah tetapi tidak boleh digunakan untuk pembuatan sediaan hapusan karena menyebabkan terjadinya dasar yang biru kehitam-hitaman pada preparat yang diwarnai dengan pewarna wright. Selain itu tidak mempunyai pengaruh osmotik terhadap sel-sel darah sehingga bisa digunakan untuk penentuan resistensi eritrist dan PVC. Heparin biasanya digunakan dalam bentuk kering dengan perbandingannya adalah : 1 mg Heparin : 1 ml darah. Tetapi dalam prakteknya Heparin ini jarang sekali digunakan karena antikoagulan ini sangat mahal harganya. « IMUNOLOGI dan SEROLOGI MAKALAHKIMIA AMAMI » Agu13 MAKALAH IMUNOLGI oleh Iwan analis pada Agustus 13,2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penulisan Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain. Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast 2.2 tujuan penulisan 2.2.1 Tujuan umum
  • 17.  Untuk mengetahui dan memahami tentang immunoglobulin dan klasifikasinya.  Untuk menambaha wawasan penulis tentang apa itu immunoglobulin yang sebenarnya . 2.2.2 Tujuan khusus Adapun tujuan penulis membuat makalah uni adlah sebagai salah satu persaratan mengikuti ujuan semester genap mata kulia imunologi 2.3 metode penulisan Adapun metode yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adala metode kepustakaan. BAB II PEMBAHSAN 2.1 PENGERTIAN IMUNOGLOBULIN Immunoglobulin atau antibody adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik berlainan. Molekul antibody mempunyai dua fungsi yaitu :  Meningkatkan antigen secara spesifik  Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati  Membantuimunitasmelawanbeberapaageninfeksiyang disebarkan melalui darah seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur  Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung sebagian besar antibodyàjaringan serum  Mengikatdan menghancurkanantigen,namundemikianpengikatanantigentersebutkurang memberikandampakyangnyatakalautidakdisertai fungsi efektorsekunder.Fungsi efektor sekunder yang penting adalah memacu aktivasi komplemen, di samping itu merangsang pelepasan histamine oleh basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe segera 2.2 STRUKTUR IMUNOGLOBULIN Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai  H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000  rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
  • 18. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain. Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta. Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen 2.3 VARIABILITAS ANTIBODY Immunoglobulin merupakan kumpulan protein yang sangat heterogen. Heterogenitas ini disebabkan oleh susunan asam amino yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan mengakibatkan perbedaan struktur molekul. Hal ini selanjutnya menimbulkan variabilitas dalam determinan antigenik Ig. Keragaman antibodi tergantung pada : 1. Segmen gen V, D dan J multiple. 2. Hubungan kombinasi misalnya hubungan tiap segmen V, tiap segmen D dan Segmen J 3. Kombinasi acak rantai L dan H yang berbeda 4. .Mutasi somatic 5. Keragaman junctional yang dihasilkan oleh penggabungan yang tepat selama penyusunan kembali dan mengakibatkan perubahan atau penghilangan asam amino dalam regio hipervariabel 6. Keragaman intersional, yaitu enzim deoksinukleotidil transferase ujung menyisipkan kelompokkecilnukleotida pada persilangan ( junctional ) V – D dan D – J ( keragaman regio N ). Variabilitas antibodi dapat digolongkan berdasarkan :  Variasi Isotip
  • 19. Pada manusia terdapat 9 isotop H chain fungsional. Sesuai dengan sub kelas Immunoglobulin. Pada orang normal dapat dijumpai 5 kelas immunoglobulin, yaitu Ig A, Ig D, Ig E, Ig G dan Ig M. Tetapi dalam satu kelas dapat dijumpai beberapa sub kelas seperti Ig G1, Ig G2, Ig G3 dan Ig G4. Karena semua bagian konstan H – chain yang terdapat pada berbagai kelas dan sub kelas itu dapat djumpai pada satu orang maka bagian tersebut dinamakan varian Isotip. Sebutan varian isotip juga berlaku bagi bagian konstan L – chain kappa dan lamda yang dapat dijumpai pada semua kelas dan subkelas Ig dan terdapat pada semua orang.  Variasi Alotip Determinant antigen satu varian isotip imnoglobulin satu species dapat juga berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini ditentukan secara genetik dan disebut varian Alotip. Contohnya ; golongan darah rhesus.  Variasi Idotip Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding site. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama dan diproduksi oleh individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip yang sama. Idiotip inilah yang membedakan satu molekul imunoglobulin dengan molekul imunoglobulin yang lain dalam alotip yang sama. Variasi idiotip adalah karakterisitik bagi setiap molekul antibodi. 2.4 KLASIFIKASI IMUNOGLOBULIN Pada manusia dikenal 5 kelas immunoglobulin,tiap kelas mempunyai perbedaan fisik, tetpai pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologic berlaianan. Adapun klasifikasi immunoglobulin anatara lain di bagi menjadi dua sub kelas yakni : - Ada lima kelas Imunoglobulin manusia yaitu: IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD. - Perbedaan antara kelas tersebut bergantung pada perbedaan diantara rantai beratnya. Perbedaan ini disebut: Isotip. - Rantai berat IgG ditandai dengan rantai gama IgM disebut rantai M4, IgA rantai Alfa, IgE rantai Epsilon, dan IgD rantai Delta. - Struktur dasar immunoglobulin terdiri dari 12 gugusan yang masing-masing dibentuk dari kira-kira 110 asam amino. Tiap rantai berat dibentuk oleh 4 (empat) gugusan serupa itu dan tiap rantai ringan dibentuk oleh 2 (dua) gugusan tersebut. - Kemampuan suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen tergantung pada suatu tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab). Di sini suatu sekuens asam amino tertentu membentuk konfigurasi yang merupakan pasangan dari konfigurasi antigen. - Sekuens ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendiri-sendiri dan ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai ringan dan berat disebut VL dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung bagian-bagian yang mempunyai asam amino yang
  • 20. lebih bervariasi daripada yang lain. Daerah ini disebut daerah hiper variabel dan merupakan tempat pengikatan antigen. - Bagian lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama lain. Daerah- daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana pun, baik pada rantai ringan maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini menentukan aktivitas biologik tertentu dari molekul tersebut Adapun klasifikasi immunoglobulin anatara lain di bagi menjadi yakni : 2.4.1 IMMUNOGLOBULIN SEBAGAI RANTAI PANJANG imunoglobulin sebagai rantai panjang tiap kelas mempunyai berat molekul,masa paruh, dan aktivitas biologic yang berbeda. 1. 1. Immunoglobulin G ( IgG )  Merupakan antibodi dominan pada reaksi skunder dan menyusn pertahanan yang penting melawan bakteri dan virus. IgG merupakan satu- satunya antibody yang dapat melintasi plasenta. Oleh karena itu merupakan immunoglobulin yang palinyg di temukan pada bayi yang baru lahir.  IgG mempunyai strukturdasarimmunoglobulin yang terdiri dari dua rantai berta H dan dua rantai ringan L. IgG rantai berat H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida, oleh karena itu imonoglobulin ioni mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik maka disebut bivalen.  IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah immunoglobulin.  IgG mempunyai empat subkelas,masing masing mempunyai perbedaan yang tidak banyak dengan perbandingan jumlah sebagai berikut : - IgG1 dengan jumlah 40-70% - IgG2 dengan jumlah 4-20% - Igg3 dengan jumlah 4-8% - IgG4 dengan jumlah 2-6%  masa paruh IgG adalah 3 minggu kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai masa paruh satu minggu. Kemampuan meningkat komplemen setiap subkelas juga tidak sama seperti IgG3> IgG1 > igG2 > IgG4.sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat komplemen dari jalur klasik tetapi melalui jalur internal. 1. 2. Immunoglobulin M ( IgGn M )  Antibodi berukuran paling besar mrupakan immunoglobulin yang dproduksi pada awal respon imunitas primer  igN terdapatpada semuapermukaansel B yang belum aktif dan tersusun atas lima unit L2 ( masing masing hamper sama IgG) dan satu molekul rantai J (joining)  berat molekul 900.000 yang mempunyai total selurpuluh tempat pengikatan antigen yang identik oleh karena itu disebut bervalensi 10.
  • 21.  Merupakanimmunoglobulinyangpalingefisien dalam proses aglutinasi dan reksi antigen – antibody lainya serta penting juga dalam pertahanan melawan bakteri dan virus.  Menunjukan afinitas yang rendah terhadap antigena dengan determinan tunggal (hapten)  IgM merupakan 10% dari seluruh jumlah immunoglobulin dengan koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-1000.000. molekul ini mempunyai 12% dari beratnya karbohidrat.  Antibidi IgMadalahantibody yany pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen dan antibody yangt utama pada golongan darah secara utama. 1. 3. Immunoglobulin A ( IgA )  Immunoglobulindenganrantai beratAlfa,terdapatpadacairantubuhdan permukaan organ sekresi,konsentrasi tinggi pada mukosa saluran pernapasan dan pencernaan (saluran yang sering terpapar mikroorganisme) dan juga terdapat pada air mata, kolostrum dan susu ibu. IgA berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap invasi mikroorganisme  Merupakan kelasIgkeduaterbanyakdalamserum dan jugamerupakanimunoglubulinutam pda hasil sekresi misalnya susu, saliva dan air mata serta sekresi traktus respiratorius ,intestinal dan genital.  Fungsi immunoglobulin ini melindumgi membran mukosa dari serangan bakteri dan virus. Kehadiranya dalam kolostrum dapat membantu system imun bayi yang baru lahir.membatasi absorbs antigen yang berasal dari makanan.  Tiap molekul IgA (berat molekul 400.000) terdiri dari dua unit H2 L2 dan satu molekul yang terdiri atas rantai J dan component sekresi.  Bebrapa IgA terdapat dalam serum sebagai monomer dalam H2 L2 terdapat dua sub kelas yaiyu : IgA1 dan IgA2’. 1. 4. Immunoglobulin D (IgD)  IgD merupakan immunoglobulin yang terendah dalam tubuh dibanding dengan immunoglobulin lain.  Konsentrasi IgD dalam serum kira-kira 3 – 50 µg per mil serum.  Molekul IgD juga terdapat pada membran limphosit B bersama dengan IgMmonomer dan berperan dalam diferensiasi sel B.  Aktifitasbiologikmolekul-molekul IgEumumnyatidakjelas,tapi kadang-kadang aktifitasnya berhubungan dengan IgD, contohnya terhadap penicillin, toksin diftei dan autoantibody tertentu.  IgD tidak dapat melewati plasenta dan tidak dapat pada serum tali pusat. 1. 5. Immunoglobulin E (IgE)  Immunoglobulinyangbertanggung jawabterhadapreaksi hipersensifitas,diantaranyareaksi atopik dan anafilaktik. Biasanya ditemukan dalam jumlah tinggi pada pasien akibat hipersensitifitas,misalnya:asma,bronchiale,renitis,eksem, dll. IgE dibentuk secara lambat, berfungsi di luar sirkulasi dalam keadaan aktif terikat dengan sel khusus, sehingga tak berkeliling mencari antigen, tapi menunggu antigen datang ke tempat terikat. Satuan dari IgE adalah nanogram/ml.  Mengandung 2 (dua) rantai ringan kapa atau lamda dan 2 (dua) rantai berat epsilon.  Berat molekulnya 190.000 Dalton dan mempunyai empat gugus tetap.  IgE terdapat dalam serum manusia dalam konsentrasi rendah sekali, kira-kira 10 ng/dl-1 .
  • 22.  IgE terikatkuatpada mast cell dansetelahbereaksi dengan antigen akan memacu mast cell untuk mengeluarkan histamine dan heparin. 2.4.2 IMMUNOGLOBULIN SEBAGAI RANTAI PENDEK 1. Antibodi Imun (Immunoglobulin) Adalah antibodi yang terbentuk karena terpapar antigen tertentu dan bersifat spesifik artinya antibodi ini akan aktif jika ada antigen yang merangsang pembentukannya sifat fisika- kimianya yang dipakai untuk mengklasifikasi antibodi sebagai berikut  Ø Kelarutannya dalam garam dan solvens  Ø Mobilitas elektroforesis  Ø Besar molekul  Ø Sedimentasi dalam ultrasentrifus Jenis antibodi imun menurt hubungan reaksinya dengan antigen  ·Antitoksin  ·Aglutinin  ·Presipitin  ·Lisin  ·Opsonin  ·Antibodi pelindung  ·Antibodi pengikat komplemen  ·Ab “Blocking” dan “non-presipitating” 1. Antibodi Alamiah Adalah antibodi yang terbentuk secara natural berdasarkan golongan darah. Misalnya:  Golongan darah A mempunyai antibodi B  Golongan darah B mempunyai antibodi A  Golongan darah AB mempunyai antibodi O  Golongan darah O mempunyai antibodi A dan antibodi AB 1. Antibodi Monoklonal Adalah antibodi yang spesifik terhadap satu macam epitop. Dalam pembuatan antibodi monoclonal dapat dilakukan dengan cara in vitro dan in vivo. Secara in vitro antibodi monoclonal diproduksi dengan cara hibridisasi sel myeloma dan sel limfa, kemudian di biakan pada mikroplate 9b well dan diinkubasi pada incubator 37 ºC mengandung CO2 5%, sedangkan secara in vivo setelah hibridisasi dinokulasikan pada ruang peritioned pada mencit, kemudian cairan asites diisolasikan dan dimurnikan sebagai antibodi monoclonal Tahap pembuatan antibodi monoclonal  Imunisasi  Fusi  Seleksi hibridoma  Seleksi kolona  Pembiakan
  • 23.  Penyimpanan 1. Antibodi Poliklonal BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Imunoglobilin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam serum atau zat cair yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai struktur dasar sama terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat. Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni : Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai pendek. Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi:  Immunoglobulin A  Immunoglobulin E  Immunoglobulin M  Immunogloblulin D  Immunoglobulin G Sedangkan sebagai rantai pendeknya antara lain:  Antibodi imun  AntibodiPoliklonal  Antibodi Monoklonal  Antibodi Alamiah
  • 24. 3.2 saran Penulis mengharapkan,semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca,dan merupakan tambahan referensi untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang imunoglobulin. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.