1. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seperti dalam salam (jual beli dengan pesanan) yang tidak memenuhi syarat jual beli.
Menurut syarat jual beli ialah pada saat jual beli dilangsungkan pihak pembeli telah
menerima barang yang dibeli dan pihak penjual telah menerima uang penjualan barangnya.
Sedang pada salam barang yang akan dibeli itu belum ada wujudnya pada saat akad jual beli
dilakukan, baru ada dalam bentuk gambaran saja. Tetapi karena telah menjadi adat kebiasaan
dalam masyarakat, bahkan dapat memperlancar arus jual beli, maka salam itu dibolehkan.
Dilihat sepintas lalu, seakan-akan ada persamaan antara ijma' dengan 'urf, karena keduanya
sama-sama ditetapkan secara kesepakatan dan tidak ada yang menyalahinya.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ‘Urf?
2. Apa pengertian ‘illah?
Batasan Pembahasan
1. Membahas tentang pengertian ‘Urf.
2. Membahas tentang pengertian ‘illah.
2. BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian ‘Urf
Dari segi etimologi, ‘Urf berasal dari kata yang terdiri dari huruf ‘ain, ro’ dan fa’ yang berarti
kenal, yang dari sini muncul kata ma’rifah (yang dikenal) ta’rif (definisi) kata marfu’ (yang
dikenal sebagai kebaikan) dan kata ‘urf (kebiasaan yang baik).
Adapun dari segi terminology kata ‘urf mengandung makna :
مَاعتدَاهُ النَّاسُ وَسَاروْ عَليهِ من كُ لِ فِعلٍ شَاع بينهم, او لفظٌ تعارفوا اِطْلاقَهُ على معنى خَاصٍ لا تأَلََّفَهُ ولا يَتبََادرُ
غيرهُ عندَ سمَاعهِ .
Sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia, dan mereka mengikutinya dalam bentuk setiap
perbuatan yang populer diantara mereka, atau suatu kata yang biasa mereka kenal dengan
pengertian tertentu, bukan dalam pengertian etimologi, dan ketika mendengar kata itu,
mereka tidak memahaminya dalam pengertian lain.
'Urf ialah sesuatu yang telah dikenal oleh masyarakat dan merupakan kebiasaan di kalangan
mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan. Oleh sebagian ulama ushul fiqh, 'urf
disebut adat (adat kebiasaan). Sekalipun dalam pengertian istilah tidak ada perbedaan antara
'urf dengan adat (adat kebiasaan). Sekalipun dalam pengertian istilah hampir tidak ada
perbedaan pengertian antara 'urf dengan adat, namun dalam pemahaman biasa diartikan
bahwa pengertian 'urf lebih umum dibanding dengan pengertian adat, karena adat disamping
telah dikenal oleh masyarakat, juga telah biasa dikerjakan di kalangan mereka, seakan-akan
telah merupakan hukum tertulis, sehingga ada sanksi-sanksi terhadap orang yang
melanggarnya.
Seperti dalam salam (jual beli dengan pesanan) yang tidak memenuhi syarat jual beli.
Menurut syarat jual beli ialah pada saat jual beli dilangsungkan pihak pembeli telah
menerima barang yang dibeli dan pihak penjual telah menerima uang penjualan barangnya.
Sedang pada salam barang yang akan dibeli itu belum ada wujudnya pada saat akad jual beli
dilakukan, baru ada dalam bentuk gambaran saja. Tetapi karena telah menjadi adat kebiasaan
dalam masyarakat, bahkan dapat memperlancar arus jual beli, maka salam itu dibolehkan.
Dilihat sepintas lalu, seakan-akan ada persamaan antara ijma' dengan 'urf, karena keduanya
sama-sama ditetapkan secara kesepakatan dan tidak ada yang menyalahinya. Perbedaannya
ialah pada ijma' ada suatu peristiwa atau kejadian yang perlu ditetapkan hukumnya. Karena
itu para mujtahid membahas dan menyatakan kepadanya, kemudian ternyata pendapatnya
sama. Sedang pada 'urf bahwa telah terjadi suatu peristiwa atau kejadian, kemudian seseorang
atau beberapa anggota masyarakat sependapat dan melaksanakannya. Hal ini dipandang baik
pula oleh anggota masyarakat yang lain, lalu mereka mengerjakan pula. Lama-kelamaan
3. mereka terbiasa mengerjakannya sehingga merupakan hukum tidak tertulis yang telah berlaku
diantara mereka. Pada ijma' masyarakat melaksanakan suatu pendapat karena para mujtahid
telah menyepakatinya, sedang pada 'urf, masyarakat mengerjakannya karena mereka telah
biasa mengerjakannya dan memandangnya baik.
Macam-macam 'urf
'Urf dapat dibagi atas beberapa bagian. Ditinjau dari segi sifatnya. 'urf terbagi kepada:
a. 'Urf qauli
Ialah 'rf yang berupa perkataan' seperti perkataan walad, menurut bahasa berarti anak,
termasuk di dalamnya anak laki-laki dan anak perempuan. Tetapi dalam percakapan sehari-hari
biasa diartikan dengan anak laki-laki saja. Lahmun, menurut bahasa berarti daging
termasuk di dalamnya segala macam daging, seperti daging binatang darat dan ikan Tetapi
dalam percakapan sehari-hari hanya berarti binatang darat saja tidak termasuk di dalamnya
daging binatang air (ikan).
b. 'Urf amali
Ialah 'urf yang berupa perbuatan. Seperti jual beli dalam masyarakat tanpa mengucapkan
shighat akad jual beli. Padahal menurut syara', shighat jual beli itu merupakan salah satu
rukun jual beli. Tetapi karena telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat melakukan jua beli
tanpa shighat jual beli dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diingini, maka syara'
membolehkannya.
Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya 'urf, terbagi atas:
1. 'Urf shahih
Ialah 'urf yang baik dan dapat diterima karena tidak bertentangan dengan syara'. Seperti
mengadakan pertunangan sebelum melangsungkan akad nikah, dipandang baik, telah menjadi
kebiasaan dalam masyarakat dan tidak bertentangan dengan syara'.
2. 'Urf asid
Ialah 'urf yang tidak baik dan tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan syara'. Seperti
kebiasaan mengadakan sesajian untuk sebuah patung atau suatu tempat yang dipandang
keramat. Hal ini tidak dapat diterima, karena berlawanan dengan ajaran tauhid yang diajarkan
agama Islam.
Ditinjau dari ruang lingkup berlakunya, 'urf terbagi kepada:
1. 'Urf 'âm
Ialah 'urf yang berlaku pada suatu tempat, masa dan keadaan, seperti memberi hadiah (tip)
kepada orang yang telah memberikan jasanya kepada kita, mengucapkan terima kasih kepada
orang yang telah membantu kita dan sebagainya.
Pengertian memberi hadiah di sini dikecualikan bagi orang-orang yang memang menjadi
tugas kewajibannya memberikan jasa itu dan untuk pemberian jasa itu, ia telah memperoleh
imbalan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, seperti hubungan
4. penguasa atau pejabat dan karyawan pemerintah dalam urusan yang menjadi tugas
kewajibannya dengan rakyat/masyarakat yang dilayani, sebagai mana ditegaskan oleh Hadits
Nabi Muhammad SAW: yang Artinya:
"Barangsiapa telah memberi syafa'at (misalnya jasa) kepada saudaranya berupa satu
syafa'at (jasa), maka orang itu memberinya satu hadiah lantas hadiah itu dia terima, maka
perbuatannya itu berarti ia telah mendatangi/memasuki satu pintu yang besar dari pintu-pintu
riba.
Hadits ini menjelaskan hubungan penguasa/sultan dengan rakyatnya.
2. 'Urf khash
Ialah 'urf yang hanya berlaku pada tempat, masa atau keadaan tertentu saja. Seperti
mengadakan halal bi halal yang biasa dilakukan oleh bangsa Indonesia yang beragama Islam
pada setiap selesai menunaikan ibadah puasa bulan Ramadhan, sedang pada negara-negara
Islam lain tidak dibiasakan.
Dasar hukum 'urf
Para ulama sepakat bahwa 'urf shahih dapat dijadikan dasar hujjah selama tidak bertentangan
dengan syara'. Ulama Malikiyah terkenal dengan pernyataan mereka bahwa amal ulama
Madinah dapat dijadikan hujjah, demikian pula ulama Hanafiyah menyatakan bahwa
pendapat ulama Kufah dapat dijadikan dasar hujjah. Imam Syafi'i terkenal dengan qaul qadim
dan qaul jadidnya. Ada suatu kejadian tetapi beliau menetapkan hukum yang berbeda pada
waktu beliau masih berada di Mekkah (qaul qadim) dengan setelah beliau berada di Mesir
(qaul jadid). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga madzhab itu berhujjah dengan 'urf. Tentu
saja 'urf fasid tidak mereka jadikan sebagai dasar hujjah.
Pengertian Illah
'Ilah adalah sebuah sifat yang nampak dan terindrai, yang menjadi dasar ada atau tidaknya
sebuah hukum. Dalam kaedah ushul disebutkan :
يلْعودععوَ اْحووُج لْةْ يعل عَ وُور دَُي كْحْلَا
“Ada atau tidaknya hukum itu selaras (bergantung kepada) ada atau tidaknya ’ilah hukum
tersebut.”
Untuk memahami makna ‘ilah (sebab hukum), kita ambil contoh larangan membunuh
perempuan. Dalam suatu perang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam menemukan
seorang perempuan yang terbunuh. Maka beliau bersabda,” Seharusnya ia tidak ikut
berperang.” Beliau lalu mengutus seorang laki-laki untuk memberitahukan kepada pasukan
terdepan pimpinan Khalid bin Walid,” Katakan kepada Khalid janganlah membunuh
perempuan dan orang tua.“
5. Hadits shahih lain menerangkan bahwa Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa salam menjatuhkan
hukuman bunuh atas seorang perempuan Bani Quraidzah karena perempuan itu telah
membunuh seorang muslim dalam perang Ahzab.
Dalam hadits pertama dijelaskan, seorang perempuan tidak boleh dibunuh. ‘Ilah (sebab
hukumnya) adalah perempuan tidak ikut berperang.
Dalam hadits kedua dijelaskan, seorang perempuan dibunuh. ‘Ilah (sebab hukumnya) adalah
perempuan terlibat dalam peperangan melawan kaum muslimin.
Jadi, ‘ilah boleh dan tidaknya seorang perempuan kafir diperangi dan dibunuh, adalah ada
dan tidaknya keterlibatan perempuan tersebut dalam peperangan melawan kaum muslimin.
Jika tidak terlibat, ia tidak boleh dibunuh. Jika terlibat, maka ia boleh dibunuh menurut
kesepakatan ulama.
Inilah contoh ‘ilah : adanya sebuah hukum dikarenakan adanya ‘ilah dan tidak adanya hukum
disebabkan tidak adanya ‘ilah.
‘Ilah (Sebab Pensyariatan Hukum) Jihad
Pertanyaannya, apa ‘ilah jihad, sebab dan alasan yang melatar belakangi ada dan tidaknya
perintah jihad ? Untuk mengetahuinya, perlu dikaji ayat-ayat dan hadits-hadits yang
memerintahkan untuk berjihad.
(1). Firman Allah Ta’ala :
وحْوعُي لْومعَ ومََ لْعدَْْح هْق يََْ يع يع عومو يلعودووَْ هْاإعوُ ويُ يلعويْعشََََع اْشعوم رُْْحعوُوعُْوعَْ وُْحلوعُوعَْ يُْعاووَعَُوعَْ يُْإ ع
Artinya : “ Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang
musyirikin di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka
dan intailah di tempat pengintaian.” (QS. At-Taubah: 5).
Imam Ibnul ‘Arobi menjelaskan makna ayat ini:
لَا و صَودعع إو يل عظَ ولع اَ صَعو مَ اَْهَدَ كْاصَدح لَ ع هَ يلعوعْوََ لُْْعَلَ و كْا هَ يعلدْ شََ عََْ لَعو مَ اَْهَدَ صَا لْْْْي يل عظو لَُْع اَْ
مََْعَ اُْْععََْ عيلعْوَْْ هَشعْْ لَع عْمَْ يعلعَ اُْ شَُْْعََ هْشوع و اْعرََوة لُْْاوُلو و لَلعْ وليع يلع يلَلَا اَْ يلععْْمحو لْومعَ هَُْ رَ لع
اْلَش عْ كْع يل جَُْْ .َِ إُْْحع لْمَ عْدْْاو صَصَوُور دَُ كَ عَ يلععَُْمَ يع عيَْوع هَشمَعَ لَ و إْحع إُْْةْ يعل شَْْاو صَاللَ ل كْ شمَعَ هَ لَْْو لَُْْْوَ .(…هَ شََِْمَ اَ يلَلَا اواَْ وعُُْوع لْْْي قُْْكْويُْ وَِْْْ يلععَُْمَ يلعوشََْ لَ عاََُْ يلععَِصَْعو ويَُ صَ لََُْ اُْْْلعْ ( إُْْا ويُ
. لْْ لْ صَ اَْلَوَ لْع إْا مُْْ و صْشَ وَِْْْ إَ اُْلَ إُْْعُ و عوَََ يعل اَْكَمَ لْ و كْ ع يعل اََُْ يِعأاْعو عُْاََ كْ شمْا يلَ صْعحْْ اْْ و .صَ اََُْلَ ول ع اََ لَع شَْع عُْشََِدل صَاصعحَُْيلَ إَ اُْد لَلع و
”Lafadz dalam ayat ini (yaitu bunuhlah orang-orang musyrik) walaupun menurut urf
terkhusus untuk orang-orang kafir penyembah berhala, akan tetapi ayat ini umum mencakup
semua orang yang kafir kepada Alloh. Meskipun menurut kuatnya lafadz, cakupan ayat ini
kembali (mengenai) kepada orang-orang musyrik Arab yang yang mempunyai ikatan
perjanjian serta orang-orang yang semacam mereka. Dan masih tersisa pembahasan tentang
orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab dan yang lainnya, maka mereka diperangi karena
adanya sebab disyari’atkannya pembunuhan pada mereka yaitu kesyirikan mereka, namun
ada penjelasan secara nash terhadap mereka dalam surat ini.
6. Para murid imam Abu Hanifah telah tersesat dalam masalah ini. Mereka berpendapat sebab
pembunuhan yang memperbolehkan peperangan adalah tindakan memerangi. Mereka berdalil
dengan firman Allah (dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian…”,
QS. Al-Baqarah ;190).
Padahal, ayat ini dibatalkan oleh ayat sesudahnya (Dan bunuhlah mereka di manapun kalian
menemui mereka. Usirlah mereka dari mana mereka mengusir kalian, karena fitnah
(kekafiran) lebih besar dosanya dari pembunuhan).
Pertama kali Allah memerintahkan untuk melawan orang-orang yang memerangi. Lalu Allah
menerangkan bahwa sebab membunuh dan memeranginya adalah kekafirannya, hal yang
mendorong untuk memerangi (umat Islam). Allah lalu memerintahkan untuk memerangi
mereka secara mutlak, tanpa pengkhususan jika mereka memulai serangan lebih dahulu.”
(2). Firman Allah Ta’ala :
يعحََْ اَُّْْودْ وَل لْااْ او جُْْولُِو و اَُّْْْحَالو دَا يلعدْ اللهَ لَ يلَلَا ووُُيُ يلععَ اُْ إْا ويُ يلَلَا اَّْوع لَلو صَا صَالعشْعُ اْ عَُ اوع ويُ يلع عداْعْ كْ اْدح وُْعَْ اْْوََ “ Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah Dan Rasul-Nya
dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang
diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. At-Taubah: 29).
(3). Firman Allah Ta’ala :
إُْْا ويُ يلعويْعشََََع هَََْعَ اَْْْ اواَْ وعُعُْوعَ هَََْعَ يُْكع وعُْي اْ لْةْ يلعوشَََُْع ” Dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya; dan
ketahuilah bahwasannya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (QS.At Taubah :36).
Mayoritas ulama tafsir menafsirkan “fitnah” dalam ayat-ayat di atas dengan kemusyrikan dan
kekafiran. Maka, makna ayat-ayat di atas adalah “perangilah mereka sampai tidak ada
kekafiran dan kesyirikan.”
Para ulama’ menetapkan beberapa syarat terhadap suatu ‘illah hukum. Agar dipandang syah
sebagai ‘illah. Yaitu sebagai berikut:
1. Zhahir yaitu : ‘illah mestilah suatu sifat yang jelas dan nyata, dapat di
sakssikan dan dapat dibedakan dengan sifat serta keadaan yang lain.
2. ‘illah harus mengandung hikmah yang sesuai dengan kaitan hukum dan tujuan
hukum. Yaitu kemaslahatan mukallaf di dunia dan diakhirat.
3. Mundhabithah, yaitu ‘illah mestilah sesuatu yang dapat diukur dan jelas
batasnya.
4. Mula’im wa munasib yaitu suatu ‘illah harus memiliki kelayakan dan
memiliki hubungan yang sesuai antara hukum dan sifat yang dipandang sebagai ‘illah.
7. 5. Muta’addiyah yaitu suatu sifat yang terdapat bukan hanya pada peristiwa yang
ada nashsh hukumnya, tetapi juga terdapat pada peristiwa-peristiwa lain yang hendak
ditetapkan hukumnya.
3. Cara Menentukan ‘Illah.
Untuk menentukan ‘illah terkadang ditemukan petunjuk yang jelas, tetapi terkadang petunjuk
tersebut tidak jelas. Ada sepuluh cara untuk menemukan adanya ‘illah yaitu :
1. Berdasarkan petunjuk nashsh
Menyerupakan hukum yang tidak ada nashsh nya kepada hukum yang ada nashsh nya, maka
dapat dipahami cara menentukan ‘illah suatu hukum adalah melalui nashsh.
Firman allah (QS. Al-Hasyr : 7)
artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu.
2. Berdasarkan ketentuan ijma’.
Sabda rasulullah SAW1.
لايَحكُمْ احدٌ بين اثنَْيْنِ وهوا غَضْبَانُ
Janganlan seseorang yang mengadili dua orang yang berperkara, sedang ia dalam keadaan
marah.
3. Berdasarkan ima’ (isyarat).
Adanya suatu isyarat atau penegasan dari suatu nashsh yang menunjukkan bahwa isyarat
tersebut merupakan ‘illah hukum.
4. As-sabr wa at-taqsim (penelitian dan pengklasifikasian)
Melakukan penelitian dan pemilahan diantara beberapa sifat yang terdapat dalam suatu
nashsh yang mungkin di jadikan sebagai ‘illah, kemudian memilih sifat yang paling kuat
untuk ditetapkan sebagai ‘illah.
5. Tanqih al-manath (menyeleksi hubungan/gantungan)
Membuang atau mengenyampingkan sifat-sifat hukum yang tidak ada gantungan/kaitannya
dengan hukum tersebut. Contoh hadits riwayat al-bukhori2. Yang artinya:
Dari abu hurairah ia berkata: seseorang menemui rasulullah kemudian ia berkata: “celaka
saya”, rasulullah bertanya: apa sebabnya?, jawabnya: saya berhubungan dengan istri saya
pada siang ramadhan, rasulullah bersabda: merdekakanlah seorang hamba, jawabnya: saya
tidak punya, sabda rasulullah: puasalah dua bulan berturut-turut, jawabnya: saya tidak
sanggup, sabda rasulullah: memberi makan 60 orang miskin, jawabnya: saya tidak memiliki
harta untuk itu, kemudian oleh rasulullah dibawakan sekarung tamar, rasulullah bersabda:
mana orang yang bertanya tadi? Orang tersebut menjawab saya disini, wahai rasulullah,
sabda rasulullah: sedekahkanlah ini, orang tersebut berkata lagi: kepada orang yang paling
membutuhkan ya rasulullah? Demi allah yang telah mengutus engkau di pegunungan batu itu
8. tidak ada satu rumah tanggapun yang membutuhkan kecuali saya, rasulullah kemudian
tertawa, sampai kelihatan gigi grahamnya, kemudian beliau bersabda: kalau begitu kamulah
yang berhaq”.
9. BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengertian ‘Urf adalah sesuatu yang telah dikenal oleh masyarakat dan
merupakan kebiasaan di kalangan mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Oleh sebagian ulama ushul fiqh, 'urf disebut adat (adat kebiasaan). Sekalipun dalam
pengertian istilah tidak ada perbedaan antara 'urf dengan adat (adat kebiasaan).
Sekalipun dalam pengertian istilah hampir tidak ada perbedaan pengertian antara 'urf
dengan adat, namun dalam pemahaman biasa diartikan bahwa pengertian 'urf lebih
umum dibanding dengan pengertian adat, karena adat disamping telah dikenal oleh
masyarakat, juga telah biasa dikerjakan di kalangan mereka, seakan-akan telah
merupakan hukum tertulis, sehingga ada sanksi-sanksi terhadap orang yang
melanggarnya.
2. Pengertian ‘illah adalah suatu sifat yang nyata dan berlaku setiap kali suatu
peristiwa terjadi dan sejalan dengan tujuan penetapan hukum dari suatu peristiwa
hukum.
10. DAFTAR PUSTAKA
Alauddin Abdul Aziz Bin Ahmad Al-Bukhari, Kasyif Al-Asrar’an Ushul Fakhr al-Islam al-
Bazdawi (Tahqiq: Muhammad Al-Mu’tashim Bin Allah Al-Baghdadi), Beirut Dar al-Kitab
al-Arabi, 1991.
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad Bin Isma’il, Shahih al-Bukhari, Beirut Dar Al-
Qur’an, tt.
Muslim Bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim, Ttp: Dar Ihya’ at-Turats al-Arabi, 1972.
11. الأو ل ال ف صل
م قدمة
خ ل ف ية
وف قا . شراء مؤه لة ل ي ست (أوامر مع وب يع شراء) ي خص ما ف ي ال حال هو ك ما
ال م ش تري وت ل قى ال شراء وق ت ف ي وع قد وال شراء ال ب يع ل شروط
ما ف ي وي جري .ال س لع ب يع من ال مال ال بائ ع وت ل قت ال م ش تراة ال ب ضاعة
ب يع من ال وق ت ذل ك ف ي ل ه ش كل لا ال تي شراؤها ت م ال تي ال ب نود ي خص
ال عادة جرت ك ما ول كن . صورة ش كل ف ي جدي د م سار وه ناك ال شراء، ع قد وي تم
.ي جوز ت ح يات ف من وال شراء، ال ب يع ت دف ق ل ت سه يل ح تى ال مج تمع، ف ي
'مع' الإجماع ب ين ال ت شاب ه أوجه ه ناك ك ان ت ل و ك ما عاب ر، ب ش كل ي نظر
ول يس ال م ساواة ق دم ع لى عازمون ك لا لأ ن ال عرف، menyalahinya .الات فاق
ص ياغة م ش ك لة
مع نى ما "URF 1.؟
إل ه؟ ما ف هم . 2
م ناق شة ال حد
.ال عرف" ت عري ف حول م ناق شة . 1
.الإل ه' ت عري ف حول م ناق شة . 2
ال ثان ي ال ف صل
م ناق شة
ال عرف" ت عري ف
م ش تق' ان ج ل يزي ه، ح يث من URF 'رو ال ع ين،" حرف من ت ت كون ال ك لمة من
ي أت ي ه نا من أن ت عرف، أن ي ع ني ما وهو' ال قدم ك رة وات حاد ma'rifah ك لمة
ال م عروف) ) ta'rif ( (ال خ ير ب ا سم ي عرف وال ذي) "ال مرف وعة ك لمة (ت عري ف
.(ال ج يدة ال عادات) ال عرف" وك لمة
:ي لي ما ي ع ني ال عرف" ك لمة ال م صط لحات شروط
ت عارف وا ل فظ او ب ي نهم، شاع ف عل ك ل من ع ل يه و سارو ال ناس ماع تداه
12. . سماعه ع ند غ يره ي ت بادر و لا ت أل فه لا خاص مع نى ع لى اطلاق ه
شع ب ية أن هو عمل أي ش كل ف ي وت ب عوه ال عادة، رجل ي ص بح أن شيء
ان ج ل يزي ه، ح يث من ول يس ما، ب م ع نى دراي ة ع لى هم ال عادي ة ك لمة أو ب ي نهم،
.آخر ب م ع نى ذل ك ي فهمون لا ف إن هم ال ك لمة، ت لك سمع وع ندما
ب ي نها ف يما وال عرف ي ال جمهور ق بل من معروف ا ك ان ال ذي ال شيء هو ال عرف"
ال عرف' أ صول، ال ف قه ع لماء معظم ق بل من .ال ف عل أو ال ك لمة ش كل ف ي
ي سمى ADAT ( ب ين ف رق ه ناك ل يس مصط لح مع نى داخل ح تى .(ال جمارك
ف ي ت قري با ف رق لا مصط لح مع نى داخل ح تى .(ال جمارك) ال جمارك ال عرف"
أن ال م ع تاد ال فهم ف ي ت ف س يرها ول كن ال جمارك، مع ال عرف" ب ين ال م ع نى
معروف ة إل ى ب الإ ضاف ة لأن ه ال عرف ي، ال شعور من أعم هو ال عرف "ت عري ف
ل دي ها ل و ك ما ب ي نها، ف يما عادة ف ع لت ك ما الأ ص ل ي ين، ال س كان ق بل من
.ي ن ته كها من ضد ع قوب ات لا ل ذل ك م ك توب، ق ان ون
وف قا . شراء مؤه لة ل ي ست (أوامر مع وب يع شراء) ي خص ما ف ي ال حال هو ك ما
ال م ش تري وت ل قى ال شراء وق ت ف ي وع قد وال شراء ال ب يع ل شروط
ما ف ي وي جري .ال س لع ب يع من ال مال ال بائ ع وت ل قت ال م ش تراة ال ب ضاعة
ب يع من ال وق ت ذل ك ف ي ل ه ش كل لا ال تي شراؤها ت م ال تي ال ب نود ي خص
ال عادة جرت ك ما ول كن . صورة ش كل ف ي جدي د م سار وه ناك ال شراء، ع قد وي تم
.ي جوز ت ح يات ف من وال شراء، ال ب يع ت دف ق ل ت سه يل ح تى ال مج تمع، ف ي
'مع' الإجماع ب ين ال ت شاب ه أوجه ه ناك ك ان ت ل و ك ما عاب ر، ب ش كل ي نظر
ول يس ال م ساواة ق دم ع لى عازمون ك لا لأ ن ال عرف، menyalahinya .الات فاق
ل ذا .ت شري ع إل ى ت ح تاج ال تي أحداث أو حدث ه ناك' الإجماع هو ال فرق
ال عرف' ك ون ها .ال رأي ن فس ي تحول ث م ل ه، وأعرب م ناق ش تها ال مج تهدي ن
وت ن ف يذ ال مج تمع أف راد ب عض أو شخص ث م أحداث، أو حدث حدث ال ذي
وي قومون ال مج تمع، أع ضاء ب اق ي ق بل ج يدا ي ع ت بر أي ضا هو ب ل .الات فاق
غ ير ال قان ون هو ذل ك ي ف ع لون ك ان وا ال مطاف ن هاي ة ف ي .حال أي ع لى ب ه
لأ ن رأي ا ت ن ف يذ ال مج تم عات الإجماع ف ي .ب ي نهم ساد ال ذي ال م ك توب
ل دي هم لأ ن ذل ك ت ف عل ال ناس ال عرف،' ع لى وي جري ن ت فق، أن ي جب ال مج تهد
13. .ب ذل ك ال ق يام ج يدة وت بدو ال عادي ة
ال عرف' مخ ت لف
'URF ط ب ي ع ته ح يث من .أجزاء عدة إل ى ت ق س يمها ي م كن . 'URF :إل ى ت ن ق سم
أ. 'URF qauli
هو 'RF ف ي ب ما الأط فال، ي ع ني ل ل غة وف قا ول د، ال ك لمات م ثل 'ع بارة ش كل
مع ت ف س يرها ال عادي ة ال يوم ية الأح ادي ث ف ي ول كن .وال ب نات الأولا د ذل ك
ف قط الأولا د . Lahmun، أن واع جم يع ت شمل ال تي ال لحوم ي ع ني ل ل غة وف قا
الأح ادي ث ف ي ول كن والأ سماك، ال بري ة ال ح يوان ات ل حوم م ثل ال لحوم،
ال لحوم ذل ك ف ي ب ما ف قط ل يس ال بري ة ال ح يوان ات ف قط ي ع ني ال يوم ية
.(الأ سماك) ال مائ ية ال ح يوان ية
ب. 'URF أمال ي
ي قول أن دون ال مج تمع ف ي وب يع شراء م ثل .أف عال ش كل ف ي ال عرف هو
shighat شخ ص ية وف قا ب عد .ال شراء ع قد '، shighat أرك ان من واحد هو ب ي عه
دون حذوها ت حذو أن ف ي ال مج تمع ف ي ال عادة جرت ك ما ول كن .وال شراء ال ب يع
shighat شخ ص ية ث م ف يه، مرغوب غ ير هي ال تي الأمور ب يع ول يس شراء
.ب ذل ك ت سمح"
:من وي تأل ف ال عرف،' ق بول ح يث من
1 '. URF أ ص يل هو
ح فل ع قد م ثل .' شخ ص ية مع ي ت عارض لا لأن ه ال عرف وم ق بول ة ج يدة"
ي ت عارض و لا ال مج تمع ف ي عادة أ ص بح ج يدا، ي ع ت بر ع قد، ق بل ال خطوب ة
.' شخ ص ية مع
2 '. URF أ س يد
ال عادة هي ك ما ." شخ ص ية م قاب ل ف ي م ق بول، وغ ير ج يدة ل ي ست ال عرف" هو
لأن ه م ق بول، غ ير أمر هذا .م قد سة ت ع ت بر م كان أو ل تم ثال ال قراب ين ل ع قد
.ت دري سها ال توح يد الإ سلام ت عال يم مع ي ت عارض
:إل ى ال عرف ت ق س يم' ت ط ب يق، ن طاق من ان طلاق ا
ص باحا 'ال عرف' . 1
14. هدي ة إعطاء م ثل وال ظروف، وال زمان ال م كان ف ي ب ها ال م عمول ال عرف هو
ال ذي ن ال ناس أ ش كر أن ل نا، خدمة ج ع لت ال ذي ال شخص إل ى (ن ص يحة)
.جرا وه لم ساعدون ا
واج به ت ص بح ل م ال ذي ن لأول ئك ب ال ن س بة م س ت ب عدة ه نا ال هدي ة ف هم
ال قوان ين إل ى ا س ت نادا ر سوم واك ت سب ال خدمات، وت وف ير ال خدمات ل ت قدي م
ف ي وال موظ ف ين ال م سؤول ين علاق ة ال ح كومة أو ال حاك م م ثل ال موجودة،
ال حدي ث أك ده ما ن حو ع لى خدم، ال مج تم عات / ل ل شعب ال تزامات ال مهمة ال شؤون
:ي ع ني وهذا :محمد ال ن بي ح يث
أعطى من" syafa'at ( ش كل ف ي لأخ يه (ال خدمات ال م ثال س ب يل ع لى syafa'at
أن ي ع ني ذل ك ف إن ت ل قاها، هدي ة ث م هدي ة ل ه ق دم ال شخص وهذا ،(ال خدمات)
.ال باب ال رب ا ال باب من وا سعة الأب واب دخول / حان ق د ان ه ت صرف ات ه
. شع به مع ال س لطان / ال حاك م ال علاق ة ي ف سر ال حدي ث هذا
2 '. URF خاش
.ال خا صة ال ظروف أو والأوق ات الأماك ن ع لى إ لا ي نط بق لا ال ذي ال عرف هو
من هم ال ذي ن إن دون ي س يا شعب طري ق عن ذل ك ي تم ما عادة ال ع يد ع قد م ثل
ال دول اع تادوا لا ح ين ف ي رمضان، ص يام شهر ك ل ب عد ال حج ع لى ال م س لم ين
.ل الأخ رى الإ سلام ية
ال قان ون ي ال عرف' أ ساس
لا الإث بات أ سا سا ي كون أن ي م كن أ ص يل هو ال عرف" أن ع لى ال ع لماء ات فق
أن ت أك يدهم عن ال م عروف ال دي ن رجل ال مال ك ية .' شخ ص ية مع ي ت عارض
عن ف ضلا ال م نورة، ال مدي نة ع لماء ع لى ك دل يل ت س تخدم أن ي م كن ال صدق ة
وذك ر ال ع لماء Hanafiyah ال شاف عي الإمام .الأدل ة ل قاعدة ال كوف ة ع لماء آراء أن
ال قدي م qaul و ال شه يرة qaul jadidnya. ال قان ون و ضع ل ك نه حادث ه ناك ك ان
ال م كرمة م كة ف ي ي زال لا ك ان ع ندما ال مخ ت ل فة (qaul ك ان ان ب عد مع (ال قدي م
مصر ف ي (qaul ك ان ال ثلاث ال مدارس أن إل ى ي ش ير هذا .(ال جدي د berhujjah
.الأ سا س ية دل يلا ت جعل لا أن ها ال عرف ال م ن قوص ب ال ط بع .ال عرف' مع
15. الإل ه ف هم
و مرئ يا ي كون أن سمة هو الله" terindrai، عدم أو وجود أ ساس أ ص بحت وال تي
ف ي .ق ان ون وجود kaedah ushul :ال مذك ورة
عدما و وجودا ال ع لة مع ي دور ال ح كم
إل ه "ك ان إذا ما (ع لى ي ع تمد) ت ناغم ف ي ال قان ون ي كن ل م أو ك ان سواء" وق ال
" . لا أم ال قان ون
.ال ن ساء ق تل ت حري م من ال م ثال ن أخذ ون حن ،(ال قان ون لأ ن) إل ه" مع نى ل فهم
ان ه" :ق ال ث م .ق تل امرأة ت جد وال سلام ع ل يه الله ص لى وال ن بي ال حرب، ف ي
ال رائ دة ال قوى ق ادة ي قول أن رجلا ب عث ث م ".ال حرب ال ى ت ذهب ان ي جب لا
."وال م س ن ين ال ن ساء ت ق تل لا خال د أخ بر ،" ال ول يد ب ن خال د
أدان وال سلام ع ل يه الله ص لى ال ن بي أن إل ى م ش يرا ال صح يح ال حدي ث آخر
ب ني ع لى ان تحاري Quraidzah .الأح زاب حرب ف ي م س لم ق تل ق د لأن ها امرأة
ال س بب) الإل ه" .امرأة ق تل أن ي ن ب غي لا الأول ، ال حدي ث ف ي وو صف
.ال حا ضر ال ن ساء ل ي ست (ال قان ون ي
(ق ان ون ية أ س باب) الال ه ك ان' .امرأة ق ت لت ال ثان ي، ال حدي ث شرح ف ي
.ال م س لم ين ضد ال حرب ف ي ال م شارك ة ال ن ساء
وه ناك وق ت لوا، ق ات لوا أن ي جب ال مرأة ك ان ت إذا ما وال ك فار الآل هة" ف إن ل ذل ك،
ت شارك، ل م إذا . لا أم ال م س لم ين ضد ال حرب ف ي ال مرأة ت ورط ك ان إذا وعما
وف قا ي ق تل ان ي جب ان ه ث م ال م ع ن ية، إذا .ق تل ي كون أن ي ن ب غي لا ان ه وق ال
.ال ع لم أهل لإج ماع
ال قان ون وغ ياب الآل هة' ب س بب ال قان ون وجود :الآل هة" ع لى م ثال هو هذا
.إل ه "وجود عدم ب س بب
ل ل قان ون) الإل ه" Pensyariatan) ال جهاد
وعدمه ال وجود وأ س باب ال خ ل ف ية ب س بب وذل ك ال جهاد، إل ه هو ما هو، ال سؤال
و صدرت والأح ادي ث الآي ات درا سة من ب د لا ذل ك، ل م عرف ة ال جهاد؟ ق يادة
.ال جهاد إل ى الأوامر
16. ( :ت عال ى الله ك لمة .( 1
وخذوهم وجدت موهم ح يث ال م شرك ين ف اق ت لوا ال حرم الأ شهر ان س لخ ف إذا
مر صد ك ل ل هم واق عدوا واح صروهم
اي نما ال م شرك ين ق تل ع لى هي ال حرم الأ شهر ع ندما ول كن" :ت عال ى ق ول ه
و ب هم ت ح يط . .ع ل يها والا س ت يلاء ل هم، ت جد intailah ف ي سورة)" اطلاع ع لى
5 :ال توب ة ).
:الآي ة هذه مع نى شرح عروب ي اب ن الإمام ق ال
عام ول ك نه ال عرف، ف ي ل لوث ن عاب د ك اف ر ب كل مخ ت صا ك ان وإن ال ل فظ هذا
إل ى ت ناول ه ي رجع ال ل فظ ق وة ب ح كم أن ه أما ب الله ، ك اف ر ل كل ال ح ق ي قة ف ي
ف يمن ال كلام وي ب قى ج ن سهم، وف ي ل هم ال عهد ك ان ال ذي ن ال عرب م شرك ي
الإ شراك وهي ال ق تل، ع لة ب وجود ف ي ق ت لون وغ يرهم ال ك تاب أهل من ك فر
ضل وق د .ال سورة هذه ف ي ع ل يهم ب ال نص ال ب يان وق ع ق د أن ه إ لا ف يهم
هي ل ل ق تال ال م ب يح ال ق تل س بب أن وزعموا هذا عن ح ن ي فة أب ي أ صحاب
ال ذي ن الله س ب يل ف ي وق ات لوا) ت عال ى ب قول ه وت ع ل قوا ال خرب ة
ب قال ب أو لا أمر لأن ه ب عدها ال تي ع ل يها ت ق ضي الآي ة وهذه .(... ي قات لون كم
و .ال ق تال ع لى ل ه ال باعث ك فره وق ت له ق تال ه س بب أن ب ين ث م ق ات ل من
.م نه ق تال ب اب تداء ت خ ص يص غ ير من مط ل قا ب ق تال ه أمر
"Lafadz ال عرف أن من ال رغم ع لى (ال م شرك ين اذب ح أي) ال ف قرة هذه ف ي
جم يع عموما ال ف قرة هذه ي شمل ول كن وث ني، ضوء ف ي س يما ل لا وف قا
من ل قوة وف قا أن من ال رغم ع لى .ب ا لله ك فروا ال ذي ن lafadz، ال دب ر وهذا
.ف رزها ال ذي ن وال ناس ال عهد ل دي هم ال ذي ن ال عرب ال م شرك ين إل ى (ع لى)
ب س بب ي قات لون ث م وغ يرهم، ال ك تاب أهل من ال ك فار من ت ب قى ما وم ناق شة
ع لى ال ق تل disyari'atkannya ت ف س ير لا ول كن م نها، ت تهرب لأن ها
.ال ر سال ة هذه ف ي ل هم ن صوص
ال ق تل ال سماح أن ي قول ون .ال م سأل ة هذه ف ي ح ن ي فة أب و الإمام خ سر وق د
ف ي وق ات لوا) الله ك لمة ع لى أدل ة أن ها .ال ق تال ي ال عمل هو ال حرب ب س بب
ي قات لون كم ال ذي ن الله س ب يل ... "، QS 190 ال ب قرة؛ سورة ).
17. أي نما وق ت لهم) لاح ق وق ت ف ي الآي ات ق بل من إل غاؤها الآي ات هذه ال واق ع، ف ي
من أك بر خط ي ئة (ال ك فر) لالاف تراء ل ك، طرد ح يث من أخرجوهم .ل هم ت جد
.(ال ق تل
لأ ن الله أن أو ضح ث م .ي قات لون ال ذي ن أول ئك ل محارب ة الله أمر مرة أول
أمر ث م .(ال م س لم ين) م كاف حة أن ال م شجع من ف إن ه ال ك فر، هو وال ق تال ال ق تل
." الأول ى هجوم شن ما إذا ال تخ صص دون الاط لاق، ع لى ل محارب تهم الله
( :ت عال ى الله ك لمة .( 2
الله ماحرم ولاي حرمون الأخ ر ب ال يوم و لا ب ا لله لاي ؤم نون ال ذي ن ق ات لوا
ال جزي ة ي عطوا ح تى ال ك تاب أوت وا ال ذي ن من ال حق دي ن ولاي دي نون ور سول ه
صاغرون وهم ي د عن
ت م نع لا وأن ها ث م ال يوم ف ي (أي ضا) ول يس ب ا لله ي ؤم نون لا ال ذي ن ق ات لوا"
ال ذي ن (ال شعب أي) ،(الإ سلام) صح يح غ ير ودي ن ور سول ه الله ع نه ن هى ما
حال ة ف ي وال طاعة ال سمع ك ون هم مع ال جزي ة ي دف عون أن هم ح تى ك تاب، أعطاهم
29 :ال توب ة ف ي سورة)" ال خ ضوع من ).
( :ت عال ى الله ك لمة .( 3
ال م ت ق ين مع الله أن واع لموا ك آف ة ي قات لون كم ك ما ك آف ة ال م شرك ين وق ات لوا
ال ذي ن مع الله أن واع لموا جم يع؛ محارب ته ك ما ك اف ة ال م شرك ين وق ات لوا"
و س لم ات قوا "(QS.At 36 :ال توب ة ).
وال ك فر ال شرك ف ي "ال ت شه ير" ال ت ف س ير ت ف س ير ال ع لماء جمهور
ت كون لا ح تى ق ات لوهم" هو أعلاه الآي ات مع نى ف إن وب ال تال ي، .أعلاه الآي ات
".وال شرك ال ك فر
ك صال حة ل ت ع ت بر .ال قان ون إل ه" إل ى ال م تط ل بات ب عض ت ع ي ين' ال ع لماء
:ي لي ك ما هي .إل ه"
وي م كن وم لمو سة، وا ضحة ط ب ي عة ذات ب ال ضرورة الآل هة أن ي جب" :وهي ظاهر 1
ف ي sakssikan .الآخ ري ن وظروف ل ط ب ي عة وف قا ت م ي يزها وي م كن
هذا .ق ان ون ية وأغراض ال قان ون ل ل علاق ة وف قا ي كون أن ي جب ال ح كمة الله .' 2
.والآخ رة ال دن يا ف ي ف ائ دة م ك لف هو
18. 3. Mundhabithah، وحدود آل هة" أي ق ياس ي م كن ش ي ئا ب ال ضرورة ي جب
.وا ضحة
4. Mula'im وا munasib ال م قاب لة علاق ة ول ها الأه ل ية إل ه ي كون أن ي جب' هو
.والآل هة" أن ها ع لى إل يها ي نظر وال تي وط ب ي عة ال قان ون ب ين
5. Muta'addiyah ق ان ون وجود حال ة ف ي ف قط ل يس وجدت ال تي سمة هو
.ت شري ع أن إل ى ال م نا س بات من غ يرها ف ي أي ضا ول كن ال نش،
.الإل ه' ت حدي د ك ي ف ية . 3
ف ي ول كن وا ضحة، ت ع ل يمات وجدت الأح يان ب عض ف ي الآل هة' ل تحدي د
ع لى ل ل ع ثور طرق ع شر ه ناك .وا ضحة ل ي ست الإر شادات الأح يان ب عض
:وهي إل ه،" وجود
.ال نش ت ع ل يمات ع لى ب ناء . 1
ف هم ي م كن ف إن ه ال قائ م، ال قان ون ي لال نش ل ه ال نش م ش بها ال قان ون ية ل م
.ال نش خلال من ال قان ون إل ه' ت حدي د ك ي ف ية
7 :ال ح شر سورة) الله ك لمة )
(ل لمم ت ل كات) ال ر سول ل صاحب أعطى الله أن (ط ف اي) ال غ نائ م هي ما :ي ع ني
أه ل كم ال ر سول، س ب يل ع لى ل ذل ك، و الله ال مدن س كان من م ش ت قة وهي
ي ن ب غي لا ال ك نز ل ذل ك ال طري ق، ع لى هم ال ذي ن وال ناس وال ف قراء والأي تام
.م ن كم الأغ ن ياء ب ين ت عمم أن
.الإجماع شروط ع لى ب ناء . 2
ال ن بي ك لمة SAW1.
غ ض بان وهوا اث ن ين ب ين احد لاي ح كم
ك ان ت Janganlan ف ي ان ه وق ال ال م ت قا ض ين، من اث ن ين محاك مة شخص
.ال غ ضب
.(جدي لة)" ال عرب ي ال عال م معهد ب ناء . 3
.ال قان ون إل ه" هو جدي لة ان ع لى ي دل مما ال نش من ت أك يد أو جدي لة وجود
ع ند وال ص بر وا . 4 Taqsim ( (وال ت ص ن يف ال بحث
ال تي ال نش ف ي ال واردة ال خ صائ ص من ال عدي د ب ين وال فرز ال بحوث إجراء
19. .الآل هة" ب ا سم ل ت ع ي ين أق وى خ صائ ص اخ تر ث م إل ه،' ب ها الإدلا ء ي م كن
5. Tanqih ، ال قاعدة manath ( ( شماعات / ال علاق ة حدد
.ال قان ون مع ال ق يام / ال شماعات لا ال ذي ال ط ب ي عة ق ان ون ت جاهل أو ت جاهل
رواه ال حدي ث ال م ثال -bukhori :ي ع ني ما وهو . 2
:ال ن بي سأل ،"ل ي وي ل" :ق ال ث م ال ن بي ت ل ب ية شخص :ق ال هري رة أب ي عن
: الله ر سول وق ال رمضان، شهر خلال زوج تي ت ت صل أن ا :ف أجاب ل ماذا؟،
merdekakanlah ، شهري ن سري ع :ال ن بي ك لمة ل دي، ل يس :أجاب خادما
شخ صا 60 لإط عام :ال ن بي ك لمة أ س تط يع، لا :ق ال ال توال ي، ال خاص
من ك يس ج لب ال ن بي ق بل من ث م ل ذل ك، خا ص ية ل دي ل يس :أجاب ال ف قراء،
ي ا ه نا، أن ا ال رجل أجاب ع نه؟ ي سأل ون ال ناس ك ان ح يث : الله ر سول ق ال ت امار،
ال ن بي وق ول الله ، ر سول : sedekahkanlah ، ال ناس :أخرى مرة ال رجل ق ال هذا
ل ك أر سل ال ذي الله س ب يل ف ي ق ال ث م ، هاه؟ ال ن بي ال حاجة ب أمس هم ال ذي ن
إل ى ت ح تاج ال تي واحدة ل ي ست ه ناك ال صخرة ت لك ع لى tanggapun ال م نزل
أ س نان ل ت بدو ي ضحك، ث م ال ن بي ل ي، إ لا grahamnya: ان ل كم هذا ك ان إذا
berhaq ".
ال ثال ث ال ف صل
اخ ت تام
ال خلا صة
:ي لي ما ا س ت ن تاج ي م كن أعلاه ال و صف من
وال عرف ي ال جمهور ق بل من معروف ا ك ان ال ذي ال شيء هو ال عرف" ال ت فاهم . 1
أ صول، ال ف قه ع لماء معظم ق بل من .ال ف عل أو ال ك لمة ش كل ف ي ب ي نها ف يما
ي سمى ال عرف' ADAT ( ف رق ه ناك ل يس مصط لح مع نى داخل ح تى .(ال جمارك
ف رق لا مصط لح مع نى داخل ح تى .(ال جمارك) ال جمارك ال عرف" ب ين
ف ي ت ف س يرها ول كن ال جمارك، مع ال عرف" ب ين ال م ع نى ف ي ت قري با
20. لأن ه ال عرف ي، ال شعور من أعم هو ال عرف "ت عري ف أن ال م ع تاد ال فهم
ف يما عادة ف ع لت ك ما الأ ص ل ي ين، ال س كان ق بل من معروف ة إل ى ب الإ ضاف ة
.ي ن ته كها من ضد ع قوب ات لا ل ذل ك م ك توب، ق ان ون ل دي ها ل و ك ما ب ي نها،
حدث ا، ي حدث مرة ك ل ف ي وي نط بق ال ح ق ي ق ية ال ط ب ي عة هو الله" ت عري ف . 2
.ال قان ون ية حدث ا ق ان ون ال تي الأهداف مع وت م ش يا
مراجع
Alauddin آل ال بخاري، ال عزي ز ع بد ب ن أحمد Asrar'an Kasyif الإ سلام ف خر
آل أ صول Bazdawi ( ال تأك يد : Mu'tashim ب يروت ،(ال ب غدادي الله محمد ب ن
1991 ال عرب ي، ك تاب دار .
دار ب يروت ال بخاري، صح يح إ سماع يل، ب ن محمد الله ع بد أب و ال بخاري،
.وت وب اغو ت ري ن يداد ال كري م، ال قرآن
ع ند" إح ياء دار :ال باك س تان ية طال بان م س لم، صح يح م س لم، ب ن ال حجاج
1972 ال عرب ي، ال تراث .