Tiga hadis menjelaskan tentang hak-hak istri dan suami dalam pernikahan. Pertama, istri boleh memberikan hari gilirannya kepada istri lain jika suaminya juga memberikan giliran kepadanya. Kedua, istri berhak meminta suaminya untuk tetap bersamanya dan tidak menikah lagi dengan istri lain selama suami memberikan nafkah dan giliran. Ketiga, suami boleh menggilir istri jika istri tidak
1. Boleh memberikan hari gilirannya kepada madunya.
َةةَشِائَعَِ ئةاَِِْةَ ْ َِةيَّاَن َنةاَََا َةةَشِائَعَِ ةاَاَمْوَةَ ْةتََََََ َةةَعْمَز َتْنِب َةَدْوَس َّنَا رض َةَشِائَع ْنَع
َةَدْوَس َمْوَةَ ََ اَاَمْوَةَمِلا َ اََخارى َ امحد .
Dari 'Aisyah, bahwa sesungguhnya Saudah binti Zam'ah memberikan hari (gilirannya)
kepada 'Aisyah, maka Nabi SAW menggilir 'Aisyah pada harinya (sendiri) dan harinya
Saudah. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].
َةاىَعَةت ِهَِْوَةق ِِف َةَشِائَع ْنَعتاَاِهْلَتَ ْ تِم ْْتَفاَخ ٌةَأَرْام ِنِا َوتااًاَرِْْا ْوَا ااًْْتُشُنَ ةَِ ْةتََاَق
ئةهََ ئلْوئَةت اَََرْةيَغ ئجَََّزَةتَةَ ََ اَاَةقَالَط ئدَِْئُيَةا اَاْةنِم ئرِثََْتََِْ َال ِلئجَّاَر َدْنِع ئنْوئََت ئةَأْر
َ
ملْاََ ِىَْةِِْمَا
ةَََّةنَا َةنِم ّةلِ ِِف َةتََْا ََ ىِْةُيَغ ْجَََّةزَةت َّئم ِةىّْلَطئت َال.ئةهئَْوَةق َقَِةكَا ِى ِةاََِْْا ََ َّ ةَلَع ِةَ تتَف
ٌرْتيَخ ُحْهُّالص َّو ااحْهُص اَمُاَتنْتيَتَ اَحِهْصُّي ْنَا اَمِاْيَهَْ َاحَنُجمِلا َ اََخارى َ امحد .
Dari 'Aisyah tentang firman Allah Ta'ala "Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz
(meninggalkan kewajiban bersuami istri) atau sikap tidak acuh dari suaminya". (QS.
An-Nisaa' : 128), 'Aisyah berkata, "Dia adalah wanita yang berada di bawah laki-laki yang
tidak banyak permintaannya kepada istrinya, kemudian ia bermaksud menthalaqnya dan
mengawini wanita lain. Berkatalah wanita itu kepada suaminya, "Pertahankanlah diriku,
jangan engkau menthalaqku dan kawinlah lagi dengan wanita lain, sedang engkau bebas
dalam memberi nafqah dan giliran kepadaku". Maka itulah (yang dimaksud oleh) firman
Allah "Maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-
benarnya, dan perda-maian itu lebih baik bagi mereka". (QS. An-Nisaa' : 128). [HR.
Ahmad, Bukhari dan Muslim]
ةتةةَقا ةةةَاَر ِف َئلْةوةةئَةتَةا ةاةةَاَةقاَرِا ئدةةةَِْئُيَةا ئاَةرةْةيَغ ََْا ارةرةةَةَِرئةهةةئَِاْعئةَ َال ةاةَم ِةهةةِتَأَرْام ِنةةةِم ىَةرةةَةَ ئةلةئجَّاَر َةوةةئَ
اَيَاضَرَةت اَذِا َسْأَب َالَا ْتََاَق َتْئِش ِى ْاِِْقا ََ ِىَْ ِِْمَامِلا َ اََخارى َ امحد .
Dan dalam satu riwayat (dikatakan), "Dia itu adalah laki-laki yang melihat istrinya tidak
menyenangkannya lagi karena tua atau lainnya, lalu ia bermaksud menthalaqnya. Maka
berkatalah istrinya kepadanya, "Pertahankanlah diriku dan gilirlah aku sesukamu". 'Aisyah
2. berkata, "Yang demikian itu tidak mengapa apabila mereka sama-sama ridla". [HR. Ahmad,
Bukhari dan Muslim]