1. Main-main dalam thalaq
ٌمْيِلَع ٌعْيِم َس َهللا َّنِاَف َقَالَّالط واُمَزَع ْنِا َو:البقرة .227
Dan jika mereka ber’azam (bertetap hati untuk) thalaq, maka sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengatahui. [QS. Al-Baqarah : 227]
ُمُكُذِخاَؤُي َالِب ْمُكُذِخاَؤُّي ْنِكل َو ْمُكِنَامْيَا ْيِف ِوْغَّاللِب ُهللاَام
ٌمْيِلَح ٌرْوُفَغ ُهللا َو ، ْمُكُبْوُلُق ْتَب َسَك:البقرة .225
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk
bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. [QS. Al-
Baqarah : 225]
ِب ْمُكُذِخاَؤُّي ْنِكل َو ْمُكِنَامْيَا ْيِف ِوْغَّاللِب ُهللا ُمُكُذِخاَؤُي َالَام
ََانمْيَالْا ُمُّت ْدَّقَع:المائدة .89
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu segaja,
[QS. Al-Maaidah : 89]
َامَّنِا :ُلْوَُقي ص ِهللا َلْو ُسَر ُتْعِم َس :ِباَّطَخلْا ُنْب ُرَمُع َلاَق
....َىوَن َام ٍئِرْام ّلُكِل َامَّنِا َو ِتاَّيّنالِب َُالم ْعَالْاالجماعة
‘Umar bin Khaththab berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
amal-amal itu tergantung niatnya dan sesungguhnya tiap-tiap sesuatu tergantung apa yang
diniatkan”. [HR. Jama’ah]
َال :ُلْتوَُقي ص ِهللا َلْتو ُسَر ُتْعِمت َس : ْتتَلاَق رض َة َشِئاَع ْنَع
ٍقَال ْغِا ىِف ََاقتَع َال َو َقَالَطنيتل فتى مافت ابتن و واوو ابتو و احمتد .
االوطار6:264
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada
thalaq dan tidak ada memerdekakan budak dalam keadaan tidak normal akal”. [HR. Ahmad,
Abu Dawud dan Ibnu Majah, dalam Nailul Authar juz 6, hal. 264]
: َُانمْثُع َلاَق َوٌقَالَط َانَرْك َس َال َو ِنْوُنَْجمْلِل َسْيَلالبخارى .
2. Dan ‘Utsman berkata, “Tidak ada thalaq bagi orang yang majnun (gila) dan orang yang
sedang mabuk”. [HR. Bukhari]
.ٍزِئَاجِب َسْيَل ِهَرَْكت ْسُملْا َو ِناَرْك َّالس ُقَالَط :ٍاسَّبَع ُنْبا َلاَق
َوَسْيتَلَف ، ُ،تّلَطُيَف ُصْتوُصُّالل ُ ُهِرْكُي َْنمْيِف :ٍاسَّبَع ُنْبا َلاَق
ٍء ْي َشِباالوطار نيل فى ،البخارى .6:265
Ibnu ‘Abbas berkata, “Thalaqnya orang yang mabuk dan orang yang dipaksa itu tidak sah”.
Dan Ibnu ‘Abbas berkata tentang orang yang dipaksa oleh orang-orang jahat (untuk
menthalaq istrinya) lalu ia pun menthalaqnya, maka hal itu tidak apa-apa (tidak jatuh
thalaqnya). [HR. Bukhari, dalam Nailul Authar juz 6, hal. 265]
ِهْتوُتَْعملْا َقَالتَط َّالِا ٌزِئَاف ِقَالَّالط ُّلُك :ٌّيِلَع َلاَقالبختارى .فتى
صحيح
Ali RA berkata : Setiap thalaq dipandang jatuh kecuali thalaqnya orang yang tidak normal
akalnya”. [HR. Bukhari dalam kitab shahihnya]
ِتتنْب َرتتَمُع ِدتت ْبَع تىتَلَع هتتالُفَر َّنَا َمْيِهاَرتتْبِا ِتنتْب َةتتَمَادُق ْتنتَع
هال َسَع ُرَات َْشي ىََّلدَت ِباَّطَخلْاىَلَع ْت َسَلَجَف ُ ُتَأَرْام ِتَلَبْقَاَف
اَهَرَّكَذتَف .َلتْبَحلْا ِتتَعَطَق َّالِا َو اهثَالَث َابَّنَقّلَطُيِل ْتَلاَقَف ِلْبَحلْا
َرَكَذَف َرَمُع ىَلِا َجَرَخ َّمُث .اهثَالَث َابَقَّلَطَف . َْتبَاَف َمَال ْسِالْا َو َهللا
ىَلِا ْعِفْرِا :َلاَقَف ،ُ َل َكِلذٍقَالَطِب اَذه َسْيَلَف ،َكِلْهَاستعيد .
االوطار نيل فى ،سالم بن القاسم عبيد ابو و منصور بن6:265
Dari Qudamah bin Ibrahim, bahwasanya ada seorang laki-laki di jaman ‘Umar bin Khaththab
menggantung pada tali untuk mengambil madu lebah, lalu istrinya menghadap kepadanya
sambil duduk diatas tali tersebut seraya meminta supaya suaminya menthalaqnya tiga kali
(sekaligus) dan jika tidak maka tali itu akan ia potong. Kemudian suaminya
mengingatkannya supaya ia ingat kepada Allah dan Islam, tetapi perempuan itu tetap
menolak, lalu laki-laki itu menthalaqnya tiga kali (sekaligus). Kemudian orang laki-laki itu
pergi menemui ‘Umar menyampaikan hal itu kepadanya. Maka ‘Umar berkata, “Kembalilah
3. kepada istrimu, karena yang begini ini bukan thalaq”. [HR. Sa’d bin Manshur dan Abu ‘Ubaid
Al-Qashim bin Salam, dalam Nailul Authar juz 6, hal. 265]
َّنُهُّدِف ٌثَالَث :ص ِهللا ُلْو ُسَر َلاَق :َلاَق رض َةَرْيَرُه ىِبَا ْنَع
ُتةَعْفَّرال َو ُقَالتَّالط َو ُتاوَكّنال :ٌّتدِف َّنُبُلْتزَه َو ٌّدِفاال الخمستة .
الترمذى قال و النسائىغريب حسن خديث
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga perkara, sungguh-
sungguh jadi sungguhan dan main-main jadi sungguhan. Yaitu nikah, thalaq dan ruju’ ”.
[HR. Khamsah kecuali Nasai, dan Tirmidzi mengatakan, “Hadits hasan gharib]
ُ ْتوَُجي َال ٌثَالتَث :ص ِهللا ُلْتو ُسَر َلتاَق :ٍدتْيَبُع ُتنْب ُةَلاَضُف َلاَق
ُ،ْتِعلْا َو ُاوَكّنال َو ُقَالَّلطَا : ُبِعَّالل َّنِبْيِفضعيف ،الطبرانى .
Dari Fudlalah bin ‘Ubaid, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga perkara yang tidak
boleh dibuat permainan, yaitu thalaq, nikah dan memerdekakan budak”. [HR. Thabrani,
dla’if karena di dalam sanadnya ada Ibnu Lahi’ah yang dilemahkan oleh ahli hadits]
: رفع الصامت بن عباوة حديث من اسامة ابى بن للحارث وُبِعَّالل ُ ْوَُجي َال
َنْبَفَو ْدَقَف َّنُبَلاَق َْنمَف . ُ،َتِعلَْاو ُاوَكّنَالو ُقَالَّلطَا :ٍثَالَث ْيِف.
ضعيف سنده
Dan bagi Harits bin Abu Usamah dari hadits ‘Ubadah bin Shamit, ia merafa’kannya (hadits
itu dari Rasulullah SAW), “Tidak boleh untuk main-main dalam tiga perkara, yaitu thalaq,
nikah dan memerdekakan budak. Dan barangsiapa yang mengucapkannya, maka jadilah”.
[Sanadnya dla’if, dalam Bulughul Maram hadits no. 1111]
.ٌزِئَتاف ُ تُقَالَطَف ٌتبِعَال َوتُه َو َ،َّلَط َْنم :ُ َعَفَر ّرَذ ىِبَا ْنَعَو
ٌتبِعَال َوتُه َو َحَكَن َْنم َو .ٌزِئَاف ُ ُقْتِعَف ٌبِعَال َوُه َو َ،َت ْعَا َْنم
ٌزِئَاف ُ ُاحَكِنَفاالوطار نيل فى ،انقطاع اسناوه فى و اق الر عبد .6:264
Dari Abu Dzarr, ia merafa’kannya, “Barangsiapa menthalaq dengan main-main, maka
thalaqnya itu jadi, dan barangsiapa memerdekakan budak dengan main-main, maka
kemerdekaan itu jadi, dan barangsiapa menikah dengan main-main, maka nikahnya itu
jadi”. [HR. Abdur Razzaq, munqathi’ (terputus), dalam Nailul Authar juz 6, hal. 264]
4. Keterangan :
1. Dari dalil-dalil diatas menunjukkan bahwa thalaq yang sah adalah thalaq yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh. Dan thalaq yang dilakukan dengan main-main atau diwaktu tidak
sadar atau tidak normal akalnya atau dipaksa, adalah tidak sah.
2. Adapun maksud hadits yang menyatakan “Ada tiga perkara, sungguh-sungguh jadi
sungguhan, dan main-main jadi sungguhan ...” maksudnya adalah, “Thalaq, nikah, dan
memerdekakan budak maupun ruju’ adalah merupakan urusan yang besar, maka tidak
boleh orang main-main dengan ketiga hal tersebut. Maka apabila akan melakukan ketiga
perkara tersebut hendaklah melakukannya dengan serius (sungguh-sungguh).