Beberapa faktor mempengaruhi kontinuitas penyalahgunaan metamfetamin seperti ketersediaan zat, harga, potensi, dan tingkat ketergantungan. Laporan kasus ini menunjukkan bahwa seorang wanita mengkonsumsi metamfetamin untuk menghilangkan rasa sakit akibat KDRT dan dipengaruhi oleh ajakan teman. Ada empat komponen penting yang mempengaruhi kontinuitas penggunaan metamfetamin yaitu agen, in
2. Background : Drug abuse increase its rate every year. In Indonesia there are approximately 3,1-
3,6 million abusers (BNN,2011). The objective of this case report is to determine multiple
simultaneous variable affecting continuation of Metamphetamine abuse.
Case Report: Ny. S, 32th y.o. female. A housewife from Manado lives in Tanjung Priok. She sent
to RSKO because of positive urine result contains Metamphetamine.
Discussion: Multiple Factors affecting continuity of drug abuse come from many components.
These factors should be anticipated to prevent continuation Metamphetamine abuse.
Conclusion: There are 4 important components affecting continuity of Metamphetamine abuse
such as Agent, Host, Environment, and Pharmacological phenomena.
Keyword: continuity, drug abuse, metamphetamine
3. Penyalahgunaan narkoba meningkat
Banyak faktor yang mempengaruhi
Metamphetamine merupakan zat dengan peredaran terbanyak di Indonesia
Metamphetamine pada dosis tertentu memiliki efek sebagai obat.
Namun karena efeknya itu sekarang banyak disalahgunakan.
Laporan kasus ini bertujuan untuk menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi kontinuitas
pada penyalahgunaan narkoba terutama
metamphetamine.
5. NY. S
MENGKONSUMSI
SHABU
(METAMPHETAMINE)
REHABILITASI DI RSKO
WANITA 32 TAHUN
PEKERJAAN: IBU RUMAH TANGGA
ASAL : MANADO
ALAMAT : TANJUNG PRIOK
AGAMA : ISLAM
FAKTOR UTAMA : Menghilangkan rasa sakit akibat KDRT
PERTAMA KONSUMSI : JUNI 2015
SUMBER : Teman
CARA PAKAI : Dihirup
EFEK : Seperti melayang, semangat dan menghilangkan sakit
ALASAN KONSUMSI LAGI : KDRT, ajakan teman
SEMPAT TIDAK KONSUMSI : Tidak punya uang
EFEK SAAT TIDAK KONSUMSI : Drop, badan menjadi sakit, lemas, capek,
dan malas beraktivitas
EFEK KONSUMSI TERUS MENERUS: Tubuh jadi merasa tidak enak, tidak bisa
berpikir, kadang sering tidak merespon
orang sekitar, dan emosi tidak stabil
6. NY. S
MENGKONSUMSI
SHABU
(METAMPHETAMINE)
REHABILITASI DI RSKO
WANITA 32 TAHUN
PEKERJAAN: IBU RUMAH TANGGA
ASAL : MANADO
ALAMAT : TANJUNG PRIOK
AGAMA : ISLAM
FAKTOR UTAMA : Menghilangkan rasa sakit akibat KDRT
PERTAMA KONSUMSI : JUNI 2015
SUMBER : Teman
CARA PAKAI : Dihirup
EFEK : Seperti melayang, semangat dan menghilangkan sakit
ALASAN KONSUMSI LAGI : KDRT, ajakan teman
SEMPAT TIDAK KONSUMSI : Tidak punya uang
EFEK SAAT TIDAK KONSUMSI : Drop, badan menjadi sakit, lemas, capek,
dan malas beraktivitas
EFEK KONSUMSI TERUS MENERUS: Tubuh jadi merasa tidak enak, tidak bisa
berpikir, kadang sering tidak merespon
orang sekitar, dan emosi tidak stabil
29 September 2015, karena terbukti tes urin positif
shabu (Metamphetamine)
PROGRAM KESWA
7.
8. ISTILAH LAIN: SHABU, CRANK, METH, SPEED, CRYSTAL, CHALK, FIRE, GLASS, CRYPTO, ICE
DEFINISI EFEK RISIKO
Zat yang berwarna putih, tidak berbau, terasa
pahit dan berwujud serbuk kristal yang mudah
larut dalam air atau alcohol (Gayatri, 2007)
Gambar 1. Methamphetamine
(Sumber: http://www.talktofrank.com,2015)
9. ISTILAH LAIN: SHABU, CRANK, METH, SPEED, CRYSTAL, CHALK, FIRE, GLASS, CRYPTO, ICE
DEFINISI EFEK RISIKO
Metamphetamine merupakan turunan
dari Amphetamine dan Ephedrine (Humas
BNN, 2013)
Gambar 1. Methamphetamine
(Sumber: http://www.talktofrank.com,2015)
10. ISTILAH LAIN: SHABU, CRANK, METH, SPEED, CRYSTAL, CHALK, FIRE, GLASS, CRYPTO, ICE
DEFINISI EFEK RISIKO
Penggunaannya dapat ditelan,
dihirup, disuntikkan atau dihisap
asapnya (Gayatri, 2007)
Gambar 1. Methamphetamine
(Sumber: http://www.talktofrank.com,2015)
11. ISTILAH LAIN: SHABU, CRANK, METH, SPEED, CRYSTAL, CHALK, FIRE, GLASS, CRYPTO, ICE
DEFINISI EFEK RISIKO
Menurut Undang-undang Republik Indonesia
No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika
Metamphetamine adalah zat yang termasuk dalam
Psikotropika Golongan II
12. ISTILAH LAIN: SHABU, CRANK, METH, SPEED, CRYSTAL, CHALK, FIRE, GLASS, CRYPTO, ICE
DEFINISI
EFEK RISIKO
Menurut Humas BNN (2013), efek dari Metamphetamine adalah:
1.Hilangnya rasa sakit penyakit dan keinginan untuk tidur
2.Energi yang meningkat secara drastis
3.Euphoria/senang
4.Hilangnya rasa lapar (walaupun tidak semua orang merasakan demikian)
5.Menjadi lebih sensitif terhadap suara, cahaya, dan sentuhan
6.Lebih aktif untuk berkomunikasi
7.Paranoid dan serangan panic
13. ISTILAH LAIN: SHABU, CRANK, METH, SPEED, CRYSTAL, CHALK, FIRE, GLASS, CRYPTO, ICE
DEFINISI EFEK
RISIKO
Menurut Humas BNN (2013), pemakaian jangka panjang dari Metamphetamine
mengakibatkan :
1.Kerusakan pada fungsi hormon dopamine, serotonin, dan noradrenaline
2.Kerusakan paru-paru, ginjal, dan liver
3.Penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit
4.Kerusakan di seluruh sistem saraf otot dan kulit
5.Perasaan terdapatnya banyak “kutu-kutu” yang merayap di kulit sehingga sering membuat si
pecandu menggaruk kulitnya terus-menerus sampai terluka di mana-mana
6.Menjadi lebih beresiko terserang stroke dan penyakit jantung
7.Meth mouth
14. Pemakaian obat-obatan atau zat- zat berbahaya
dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan
penelitian serta digunakan tanpa mengikuti
aturan atau dosis yang benar. (BNN, 2009).
POLA
PENYALAHGUNAAN METAMPHETAMINE
PADA NY. SDEFINISI
16. POLA
PENYALAHGUNAAN METAMPHETAMINE
PADA NY. SDEFINISI
POLA EKSPERIMENTAL
POLA SOSIAL
POLA SITUASIONAL
POLA HABITUASI
POLA KETERGANTUNGAN
Mulai mencoba-coba
untuk rasa ingin tahu.
17. POLA
PENYALAHGUNAAN METAMPHETAMINE
PADA NY. SDEFINISI
POLA EKSPERIMENTAL
POLA SOSIAL
POLA SITUASIONAL
POLA HABITUASI
POLA KETERGANTUNGAN
Untuk pergaulan
(saat berkumpul atau pada
acara tertentu),
ingin diakui/diterima
kelompoknya
18. POLA
PENYALAHGUNAAN METAMPHETAMINE
PADA NY. SDEFINISI
POLA EKSPERIMENTAL
POLA SOSIAL
POLA SITUASIONAL
POLA HABITUASI
POLA KETERGANTUNGAN
Tahap pemakaian karena
situasi tertentu,
misalnya kesepian atau
stres
19. POLA
PENYALAHGUNAAN METAMPHETAMINE
PADA NY. SDEFINISI
POLA EKSPERIMENTAL
POLA SOSIAL
POLA SITUASIONAL
POLA HABITUASI
POLA KETERGANTUNGAN
Pemakaian teratur
(kecanduan),
sering disebut
penyalahgunaan, terjadi
perubahan faal tubuh dan
gaya hidup
20. POLA
PENYALAHGUNAAN METAMPHETAMINE
PADA NY. SDEFINISI
POLA EKSPERIMENTAL
POLA SOSIAL
POLA SITUASIONAL
POLA HABITUASI
POLA KETERGANTUNGAN
Ketergantungan
psikis dan
Ketergantungan
fisik
27. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
a. KETERSEDIAAN
ZAT
Berdasarkan data kepolisian Metamphetamine
memiliki barang bukti terbanyak berarti
ketersediaannya cukup banyak di masyarakat.
Tabel 1. Jumlah barang bukti Narkotika yang disita pada tahun 2013
(sumber: Kepolisian Negara Republik Indonesia, Maret 2014)
b. HARGA
c. POTENSI
d. TINGKAT
KECANDUAN
28. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
b. HARGA
Semakin murah harga, semakin meningkatkan
kontinuitas. Semakin mahal harga, semakin
menurunkan kontinuitas. Namun hal ini tidak
berlaku bagi orang yang memiliki finansial yang baik.
(Gilman, 2013)
a. KETERSEDIAAN
ZAT
b. HARGA
c. POTENSI
d. TINGKAT
KECANDUAN
32. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
d. TINGKAT
KECANDUAN Semakin tinggi tingkat kecanduan dari suau zat,
maka semakin tinggi kontinuitas dalam
penyalahgunaannya (Gilman, 2013)
a. KETERSEDIAAN
ZAT
b. HARGA
c. POTENSI
Tingkat kecanduan yang dimaksud adalah potensi suatu zat
untuk menyebabkan penggunanya kecanduan setelah
mengkonsumsinya
33. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
d. TINGKAT
KECANDUAN
Metamphetamine memiliki tingkat kecanduan yang
tidak terlalu tinggi, sehingga jarang penggunanya
kecanduan.
ZAT TINGKAT KECANDUAN (%)
Tembakau 31,9
Alkohol 15,4
Ganja 9,1
Kokain 16,7
Metamphefetamin 11,2
Analgesik 7,5
Heroin 23,1
Tabel 2. Tingkat kecanduan (Anthony, dkk 1992)
a. KETERSEDIAAN
ZAT
b. HARGA
c. POTENSI
34. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
a. KETERSEDIAAN
ZAT
b. HARGA
c. POTENSI
d. TINGKAT
KECANDUAN
PADA NY. S
Pada wawancara yang dilakukan dengan Ny. S,
bahwa ketersediaan obat cukup banyak di
masyarakat dan mudah dicari.
Harga yang cukup mahal membuat Ny. S sempat
berhenti mengkonsumsi, karena keadaan finansial
Potensi yang diberikan Metamphetamine
memberikan efek yang diinginkan oleh Ny. S
terutama dalam menghilangkan rasa sakit oleh
karena itu dia mengkonsumsinya lagi
Tingkat kecanduan Metamphetamine memang tidak
berpengaruh pada Ny. S
38. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
Karakteristik
individu
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Tuntutan pekerjaan memiliki peranan penting bagi seseorang
untuk menggunakan obat-obatan secara kontinu. (BNN, 2010)
Hasil studi BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
Indonesia tahun 2009 di kalangan pekerja di Indonesia diperoleh
data bahwa penyalahguna NAPZA tertinggi pada karyawan
swasta dengan prevalensi 68%, PNS/TNI/POLRI dengan
prevalensi 13%, dan karyawan BUMN dengan prevalensi 11%
(BNN, 2010)
43. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
PADA NY. S
Masalah psikososial utama pada Ny. S yaitu karena kekerasan
(KDRT). Hal ini yang membuat Ny.N melakukan kontinuitas
penggunaan Metamphetemine.Semakin sering mendapat kekerasan
semakin sering pula menyalahgunakannya.
Orang-orang tempat dia bergaul mengajaknya untuk selalu
mengkonsumsi. Hal ini mendukung kontinuitas Ny. S dalam
mengkonsumsi Metamphetamine
. KEADAAN
SIKOSOSIAL
B. KOMUNITAS
46. AGENT
(ZAT)
HOST
(PENGGUNA)
LINGKUNGAN FENOMENA
FARMAKOLOGI
TOLERANSI Jumlah NAPZA yang dikonsumsi tidak lagi cukup untuk
menghasilkan pengaruh yang sama seperti yang dialami
sebelumnya.
Hal ini sangat mempengaruhi kontinuitas, karena sudah terjadi
ketergantungan yang artinya kalau dia tidak mengkonsumsi secara
kontinu akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
48. Terdapat 4 komponen penting yang menjadi
faktor yang mempengaruhi kontinuitas pada
penyalahgunaan Metamphetamine yaitu Agent
(Zat), Host (Pengguna), Lingkungan, dan
Fenomena farmakologi.
49. • Untuk meminimalisir Agent pemerintah harus lebih teliti lagi
dalam menutup akses peredaran narkoba dari luar serta
memperkuat hukum tentang peredaran narkoba.
• Mengadakan penyuluhan agar tida tercipta Host baru. Dan
untuk Host yang sudah memakai, informasi tentang
rehabilitasi harus lebih luas.
• Dalam menjaga Lingkungan seharusnya dilakukan dari lini
terkecil yaitu keluarga, memberikan pengetauan dan dasar-
dasar agama.
50. DATAR PUSTAKA
2008. Survey Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: NNB.
Alifia, U. 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. Semarang : PT Bengawan Ilmu
BNN. 2011. Journal Data on the prevention and eradication of drug abuse and illicit trafficking 2011.
Dandan, RH. 2013. Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics, Second Edition.
Ghodse, H. 2002. Drugs and Addictive Behavior, a Guide Treatment. 3rd ed. Cambridge University Press/
UK.
Gayatri. 2007. Everything a Girl must Know. Jakart: Gagas Media
Momand, AS. 2011. Sosial Factors Associated with Injection Drug Use. Jakarta. Diakses di
(http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/137304-T%2028500-Social%20factors-full%20text.pdf)
Laporan kasus narkoba. 2014. Diakses di:
http://103.3.70.3/portal/_uploads/post/2015/03/11/Laporan_BNN_2014_Upload_Humas_FIX.pdf
Peredaran Narkoba tingkat Global. 2013. Diakses di:
http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2014/08/19/Jurnal_Data_P4GN_2013_Edisi_2014_Oke.pdf