SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
INTEGRASIINTEGRASI TATA RUANGTATA RUANG
DARATAN DAN LAUTANDARATAN DAN LAUTAN
OLEH:OLEH:
Prof. Dr. Rifdan, M.Si.Prof. Dr. Rifdan, M.Si.
Issue Penataan Ruang
1. Kesenjangan dalam dan antar wilayah.
2. RTRW belum efektif sebagai alat keterpaduan lintas
wilayah dan lintas sektoral
3. Rendahnya semangat untuk melibatkan dan bekerja
bersama masyarakat dalam Penataan Ruang
4. Belum terintegrasinya aspek kelautan dan daratan
5. Pengelolaan pembangunan di daerah belum optimal
dalam menunjang pengembangan wilayah
Kontribusi terhadap PDB Nasional KTI : KBI = 19% : 81%
Jumlah penduduk KTI : KBI = 20% : 80%
Ketergantungan KTI terhadap KBI (khususnya Pulau Jawa)
sangat besar dalam hal ekspor ekstraktif SDA – dimana
seyogyanya industri manufaktur turut menunjang
peningkatan nilai tambah hasil-hasil produksi
Pada skala yang lebih kecil, kesenjangan antar wilayah
juga terjadi antara Pantai Utara dengan Selatan di Jawa –
Pantai Timur dengan Barat di Sumatera – Poros Utara
Selatan dengan Poros Tengah Tenggara di Sulawesi serta
spot-spot kota tertentu dengan sekitarnya di Kalimantan,
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Kesenjangan dalam dan antar wilayah
Sudahkah RTRWN dijadikan acuan
pembangunan di daerah ?
sudah 59%
sudah, namun kurang optimal 31%
belum 10%
Bagaimanakah Menurut Anda
dengan SistemTransportasi
Nasional yang berhierarkhi ?
kriteria di RTRWN,
Penetapan oleh daerah 9%
tetap berhirarkis dan
Ditetapkan
scr nasional 91%
Kesulitan apa sajakah yang dirasakan
dalam pemanfaatan RTRWN ?
tidak memiliki dan
tidak tersosialisasi
21%
tidak ada pedoman
pemanfaatan 36%
terlalu makro 29%
tidak ada kesulitan 7%
abstein 7%
RTRW belum efektif digunakan
Peranserta masyarakat
• Rendahnya semangat untuk melibatkan dan bekerja
bersama masyarakat dalam PR sehingga pemahaman
atas masalah kurang baik.
• Hal ini terlihat dari masih banyaknya kebijakan
pemerintah bersifat Top-down, sehingga banyak
pembangunan tidak sesuai aspirasi daerah, tidak
sesuai potensi dan keunggulan lokal
• Belum berorientasi community driven development,
sehingga masyarakat masih menjadi obyek dan
menjadi bahan jualan “atas nama rakyat”
Pola pemanfaatan ruang kawasan/zonasi kelautan
sangat bervariasi – mulai dari gejala ‘overfishing’ di
zona laut Selat Malaka dan Laut Jawa hingga ke
‘underfishing’ di ketujuh zona laut lainnya (terutama
yang berada di KTI).
Potensi ikan dan sumber daya kelautan lainnya
dikembangkan dalam kerangka keterkaitan pulau-pulau
kecil dan pesisir serta kota-kota pantai sebagai pusat
pengembangan ‘marine-industry’
Konservasi kelautan baik berupa taman laut,
perlindungan mangrove dan pesisir (sempadan pantai)
Peranan transportasi laut yang sangat signifikan
terutama di KTI
Integrasi kelautan dan daratan
 Perwujudan pola pemanfaatan ruang, seperti arahan
pengembangan kawasan prioritas (KAPET, Kws. Andalan,
dan Kws. Tertinggal )
 Menunjang peningkatan kegiatan sosial-ekonomi-budaya-
politik-hukum termasuk daerah terisolir dalam konteks
wilayah Nasional melalui pelayanan multi-moda (darat, laut
dan udara)
 Sinergitas antara pengembangan kawasan (andalan/
tertinggal) dengan dukungan multi-moda sebagai alat
pengintegrasi ruang wilayah Nasional
 Kerusakan kawasan lindung, terutama pada hinterland
area pertambangan pertambangan (spt Freeport di Papua)
 Pelestarian Cagar Budaya yang merupakan asset dan
kekayaan Nasional
Pengelolaan Pemb. di daerah belum optimal
Tuntutan Publik
• Penguatan peran masyarakat, yaitu menempatkan
masyarakat sebagai tuan dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan
• Penguatan semangat good governance mencakup
transparansi, akuntabilitas, profesionalisme, peduli
terhadap rakyat, bermoral tinggi
• Mendorong lebih mendesentralisasikan
pembangunan kepada daerah, sehingga pusat lebih
banyak menyusun NSPM
• Pemanfaatan potensi kelautan yang sinergis dengan
potensi daratan
Paradigma Penyelenggaraan PR.
• Integrasi potensi dan keunggulan lokal dalam kerangka
Negara Kesatuan RI.
• Memfasilitasi kerjasama atau menyelesaikan masalah
lintas daerah.
• Mendorong pendekatan “Bottom Up” atau memahami
kebutuhan daerah.
• Mendorong ekonomi kerakyatan.
• Meningkatkan kemitraan atau penguatan peranserta
masyarakat/ stakeholders dengan pendekatan
community driven development (berorientasi kepada
kemanfaatan bagi masyarakat)
• Mendorong pemanfaatan potensi kelautan secara bijak
3. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana publik, termasuk transportasi,
telekomunikasi, energi dan listrik, serta air bersih guna
mendorong pemerataan pembangunan, melayani
kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau, serta
membuka keterisolasian wilayah pedalaman dan
terpencil. (Arah Kebijakan: Ekonomi butir 17)
1. Meningkatkan pembangunan di seluruh daerah,
terutama di Kawasan Timur Indonesia, daerah
Perbatasan dan wilayah tertinggal lainnya dengan
berlandaskan pada prinsip desentralisasi dan otonomi
daerah (Pembangunan Daerah, butir 1.c)
2. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi
ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkah
seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar,
melalui regulasi, layanan publik, subsidi, dan insentif,
yang dilakukan secara transparan dan diatur dengan
undang-undang (Arah Kebijakan; Ekonomi Butir 3)
PESAN GBHNPESAN GBHN
KESEPAKATAN dan KOMITMEN
pengelolaan dan pengembangan wilayah
pulau untuk mewujudkan visi dan misi
bersama, yang didasarkan atas :
Kerjasama pembangunan lintas wilayah dan lintas
sektor yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat
Pelaksanaan prinsip-prinsip manfaat bersama
(mutual benefit) secara sosial-ekonomi dan
lingkungan
Semangat untuk mewujudkan integrasi wilayah
Landasan sinkronisasi dan koordinasi program
pembangunan secara lintas wilayah (cross-jurisdiction)
Landasan pengelolaan kompetisi (managed competition)
yang saling menguntungkan antar wilayah, melalui :
Kesepakatan penetapan spesialisasi produk
unggulan
Kesepakatan penetapan fungsi simpul-simpul
Kesepakatan penetapan outlet-outlet (port/bandara)
Kesepakatan pengelolaan dan pengembangan
prasarana wilayah (transportasi jalan, KA, sungai,
dan
sumber daya alam)
Landasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
secara bersama-sama, sesuai dengan prinsip ekonomi dan
Perwujudan operasionalisasi RTRWN
Landasan perumusan dukungan program-program
pembangunan sektor yang sesuai dengan aspirasi
lokal dan kebutuhan spesifik daerah
Sebagai alat perekat keutuhan bangsa – mencegah
terjadinya disintegrasi wilayah
Landasan keterpaduan penanganan kawasan
strategis nasional secara lintas sektor
Antisipasi terhadap tekanan persaingan regional
dan global melalui pemanfaatan sumber daya
secara kolektif dan berkelanjutan
Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Wilayah Pulau
Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor
Strategi pengelolaan dan pengembangan kawasan
strategis dalam lingkup pulau
Strategi pengelolaan dan pengembangan prasarana
wilayah
Indikasi program jangka menengah
Mekanisme kelembagaan dan pembiayaan penanganan
konflik pemanfaatan ruang wilayah Pulau
1. Menciptakan keterpaduan program sektoral melalui
pemanfaatan RTRW
2. Meningkatkan kemampauan kelembagaan & SDM daerah
3. Mendorong terwujudnya kemitraan dan peran masyarakat
dalam penyelenggaraan Penataan Ruang
4. Meningkatkan transparansi dalam penyelenggaraan
Penataan Ruang
Kebijakan Penataan RuangKebijakan Penataan Ruang
1. Memantapkan RTRWN dan RTRWP sebagai acuan
pembangunan
2. Melakukan bantuan dan pelatihan kepada Daerah
3. Menyusun dan mensosialisasikan NSPM
4. Mendorong penyelesaian RPP dan produk turunannya
5. Membangun networking dengan stakeholders
6. Mendorong pemberdayaan dan pelibatan masyarakat
dalam penyelenggaraan penataan ruang
7. Mendorong perwujudan transparansi penataan ruang
Strategi Penataan RuangStrategi Penataan Ruang
A. Memfasilitasi perwujudan struktur ruang wilayah,
didukung jaringan prasarana wilayah dan
pengembangan perkotaan dan perdesaan
B. Menyusun Rencana Terpadu Kimpraswil
C. Menyiapkan NSPM dan produk pengaturan dalam
Penataan Ruang
D. Meningkatkan kemampuan daerah dan pelaku lainnya
Program Penataan RuangProgram Penataan Ruang
E. Mengembangkan kemitraan penataan ruang,
informasi dan komunikasi kemitraan serta
pemberdayaan masyarakat
F. Memfasilitasi dan bantuan teknik penyusunan
dan peninjauan kembali RTRW Propinsi,
Kabupaten, dan Kota
G. Menyiapkan kebijakan, pedoman, bagi kawasan :
Andalan, Tertentu, Tertinggal, Perbatasan, yang
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
H. Memfasilitasi dan bantuan teknik pengelolaan
KAPET, promosi investasi, di Kawasan Timur
Indonesia (KTI)
I. Meninjau kembali dan memantapkan Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
j. Menyusun RTRW Pulau dalam rangka Program
Terpadu Prasarana Wilayah
K. Memfasilitasi perwujudan transparansi bagi
kepastian pemanfaatan ruang
Community Development in Japan
-especially on organization (jichikai) -
Administration Units
- 47 Prefectures
- 3,224 Municipalities (May, 2001)
City : 670 (shi)
Town : 1,988 (cho)
Village : 566 (son or mura)
(mainly categorized by population size)
Community participation in
development activities in Japan
Community participation in rural areas
neighbourhood association
“jichikai”, “chonaikai”, “ku”, etc.
Desa / Kelurahan
RT
Village
Neighborhood
Settlement
KK
Cho / Son Leaders’ meeting /
Coordinating board
Kampung / RW
Kumi
Ie
Shuraku Jichikai≒
Household
Indonesia Japan
Community-based Organizations
in Indonesia and Japan
characteristics of Jichikai
Jichikai is the most basic organization in this hierarchy.
Jichikai consists of one or several settlements.
All households are joined to jichikai
Jichikai has several small groups of households those are called “kumi”,
“han”, ”jokai” etc.
Jichikai has several sections for settlement management
Jichikai deals with all kinds of matters on living environment. For example,
roads maintenance, cleaning of public space, mutual aid in agriculture,
promotion of many kinds of events, aid for aged or diseased people, etc.
Those activities are similar to Gotong royong in Indonesia.
Jichikai has a function of the smallest unit of the administration.
“Leaders meeting” consists of the leaders of each jichikai. It exists in old
municipality levels.
This hierarchical organization has only administrative functions without
any authority.
Sections in jichikai
Leader, sub-
leader,
accountant
Section for
general affairs
Section for
culture
Section for
agriculture
A case in Kaminaka Town,
Fukui Prefecture
- Number of population : 8,077
- Number of households : 2,086
- Number of settlements :
44
Kaminaka Town
Kaminaka (community development)
method
1963 ~ 1965: “Community college” founded.  →  Learning about community
development and local politics (two people from each settlement).
1964 ~ 1973: Period of settlement reorganization.
Subsidies from central government → Reorganization of
settlement → Small groups in each settlement → Recreational
events and community development plan.
1974 A new mayor elected. → Establishment of a new method for
community development based on the settlement reorganization
→ “Planning committees” in all settlements
1975 All settlements drew out “settlement plans”
1976 Master development plan by cho → Settlement planning and its
implementation → “Kaminaka method” developed.
Structure of jichikai in Kaminaka Town
Group for singles
Group for young wives
Group for young husbands
Group for middle-aged wives
Group for middle-aged husbands
Group for senior wives
Group for senior husbands
Committee of
group leaders
Class
leader
SectionsSection leaders meeting
Planning Committee
clas
s
ku
Improvement of living environment
in Kaminaka Town
– Each group makes a draft development plan.
– Planning committee draws up “settlement plan” based on the
drafts.
– Meeting of all households approves the plan.
– Shuraku presents “Settlement plan” to the cho. The plan is
evaluated by administration.
– The committee adjusts the plans of neighbouring
settlements.
– The committee presents the plan of old municipality to the cho.
– The cho implements the plan as public works. In order to carry
out the plan, “shuraku” must bear 30% of the total budget.
Planning process in Kaminaka Town
⑥
Each group
class
Planning committee
General meeting of all
households
Leaders committee
in old municipality
Administration of Kaminaka Town
①
②
③
④
⑤
⑦
Integrasi tata ruang
Integrasi tata ruang
Integrasi tata ruang
Catatan simpulan
1. Penataan ruang daratan dan lautan adalah satu dan tidak
bisa didikotomikan
2. Penataan ruang (RTRWN, RTRW Pulau, RTRW
Kab/Kota) merupakan alat keterpaduan program
pembangunan wilayah
3. Penyusunan, pemanfaatan dan pengendalian penataan
ruang harus melibatkan masyarakat lokal
4. Penyelenggaraan penataan ruang adalah proses yang
memerlukan waktu dan komitmen bersama antar seluruh
stakeholder

More Related Content

More from ahmad akhyar

Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimahmad akhyar
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraahmad akhyar
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2ahmad akhyar
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaahmad akhyar
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01ahmad akhyar
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraahmad akhyar
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2ahmad akhyar
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasahmad akhyar
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2ahmad akhyar
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politik Bab i budaya politik
Bab i budaya politik ahmad akhyar
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013 Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013 ahmad akhyar
 
Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1 Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1 ahmad akhyar
 
Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia ahmad akhyar
 

More from ahmad akhyar (20)

Akhyar pulsa
Akhyar pulsa Akhyar pulsa
Akhyar pulsa
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritim
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesia
 
Laut lepas 02
Laut lepas 02Laut lepas 02
Laut lepas 02
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negara
 
Laut lepas 01
Laut lepas 01Laut lepas 01
Laut lepas 01
 
Laut lepas 04
Laut lepas 04Laut lepas 04
Laut lepas 04
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepas
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2
 
Explore
Explore Explore
Explore
 
Budaya politik
Budaya politik  Budaya politik
Budaya politik
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politik Bab i budaya politik
Bab i budaya politik
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013 Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
 
3 d
3 d 3 d
3 d
 
Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1 Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1
 
Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxrandikaakbar11
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 

Integrasi tata ruang

  • 1. INTEGRASIINTEGRASI TATA RUANGTATA RUANG DARATAN DAN LAUTANDARATAN DAN LAUTAN OLEH:OLEH: Prof. Dr. Rifdan, M.Si.Prof. Dr. Rifdan, M.Si.
  • 2. Issue Penataan Ruang 1. Kesenjangan dalam dan antar wilayah. 2. RTRW belum efektif sebagai alat keterpaduan lintas wilayah dan lintas sektoral 3. Rendahnya semangat untuk melibatkan dan bekerja bersama masyarakat dalam Penataan Ruang 4. Belum terintegrasinya aspek kelautan dan daratan 5. Pengelolaan pembangunan di daerah belum optimal dalam menunjang pengembangan wilayah
  • 3. Kontribusi terhadap PDB Nasional KTI : KBI = 19% : 81% Jumlah penduduk KTI : KBI = 20% : 80% Ketergantungan KTI terhadap KBI (khususnya Pulau Jawa) sangat besar dalam hal ekspor ekstraktif SDA – dimana seyogyanya industri manufaktur turut menunjang peningkatan nilai tambah hasil-hasil produksi Pada skala yang lebih kecil, kesenjangan antar wilayah juga terjadi antara Pantai Utara dengan Selatan di Jawa – Pantai Timur dengan Barat di Sumatera – Poros Utara Selatan dengan Poros Tengah Tenggara di Sulawesi serta spot-spot kota tertentu dengan sekitarnya di Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kesenjangan dalam dan antar wilayah
  • 4. Sudahkah RTRWN dijadikan acuan pembangunan di daerah ? sudah 59% sudah, namun kurang optimal 31% belum 10% Bagaimanakah Menurut Anda dengan SistemTransportasi Nasional yang berhierarkhi ? kriteria di RTRWN, Penetapan oleh daerah 9% tetap berhirarkis dan Ditetapkan scr nasional 91% Kesulitan apa sajakah yang dirasakan dalam pemanfaatan RTRWN ? tidak memiliki dan tidak tersosialisasi 21% tidak ada pedoman pemanfaatan 36% terlalu makro 29% tidak ada kesulitan 7% abstein 7% RTRW belum efektif digunakan
  • 5. Peranserta masyarakat • Rendahnya semangat untuk melibatkan dan bekerja bersama masyarakat dalam PR sehingga pemahaman atas masalah kurang baik. • Hal ini terlihat dari masih banyaknya kebijakan pemerintah bersifat Top-down, sehingga banyak pembangunan tidak sesuai aspirasi daerah, tidak sesuai potensi dan keunggulan lokal • Belum berorientasi community driven development, sehingga masyarakat masih menjadi obyek dan menjadi bahan jualan “atas nama rakyat”
  • 6. Pola pemanfaatan ruang kawasan/zonasi kelautan sangat bervariasi – mulai dari gejala ‘overfishing’ di zona laut Selat Malaka dan Laut Jawa hingga ke ‘underfishing’ di ketujuh zona laut lainnya (terutama yang berada di KTI). Potensi ikan dan sumber daya kelautan lainnya dikembangkan dalam kerangka keterkaitan pulau-pulau kecil dan pesisir serta kota-kota pantai sebagai pusat pengembangan ‘marine-industry’ Konservasi kelautan baik berupa taman laut, perlindungan mangrove dan pesisir (sempadan pantai) Peranan transportasi laut yang sangat signifikan terutama di KTI Integrasi kelautan dan daratan
  • 7.  Perwujudan pola pemanfaatan ruang, seperti arahan pengembangan kawasan prioritas (KAPET, Kws. Andalan, dan Kws. Tertinggal )  Menunjang peningkatan kegiatan sosial-ekonomi-budaya- politik-hukum termasuk daerah terisolir dalam konteks wilayah Nasional melalui pelayanan multi-moda (darat, laut dan udara)  Sinergitas antara pengembangan kawasan (andalan/ tertinggal) dengan dukungan multi-moda sebagai alat pengintegrasi ruang wilayah Nasional  Kerusakan kawasan lindung, terutama pada hinterland area pertambangan pertambangan (spt Freeport di Papua)  Pelestarian Cagar Budaya yang merupakan asset dan kekayaan Nasional Pengelolaan Pemb. di daerah belum optimal
  • 8. Tuntutan Publik • Penguatan peran masyarakat, yaitu menempatkan masyarakat sebagai tuan dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan • Penguatan semangat good governance mencakup transparansi, akuntabilitas, profesionalisme, peduli terhadap rakyat, bermoral tinggi • Mendorong lebih mendesentralisasikan pembangunan kepada daerah, sehingga pusat lebih banyak menyusun NSPM • Pemanfaatan potensi kelautan yang sinergis dengan potensi daratan
  • 9. Paradigma Penyelenggaraan PR. • Integrasi potensi dan keunggulan lokal dalam kerangka Negara Kesatuan RI. • Memfasilitasi kerjasama atau menyelesaikan masalah lintas daerah. • Mendorong pendekatan “Bottom Up” atau memahami kebutuhan daerah. • Mendorong ekonomi kerakyatan. • Meningkatkan kemitraan atau penguatan peranserta masyarakat/ stakeholders dengan pendekatan community driven development (berorientasi kepada kemanfaatan bagi masyarakat) • Mendorong pemanfaatan potensi kelautan secara bijak
  • 10. 3. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik, termasuk transportasi, telekomunikasi, energi dan listrik, serta air bersih guna mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau, serta membuka keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil. (Arah Kebijakan: Ekonomi butir 17) 1. Meningkatkan pembangunan di seluruh daerah, terutama di Kawasan Timur Indonesia, daerah Perbatasan dan wilayah tertinggal lainnya dengan berlandaskan pada prinsip desentralisasi dan otonomi daerah (Pembangunan Daerah, butir 1.c) 2. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkah seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar, melalui regulasi, layanan publik, subsidi, dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan diatur dengan undang-undang (Arah Kebijakan; Ekonomi Butir 3) PESAN GBHNPESAN GBHN
  • 11. KESEPAKATAN dan KOMITMEN pengelolaan dan pengembangan wilayah pulau untuk mewujudkan visi dan misi bersama, yang didasarkan atas : Kerjasama pembangunan lintas wilayah dan lintas sektor yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat Pelaksanaan prinsip-prinsip manfaat bersama (mutual benefit) secara sosial-ekonomi dan lingkungan Semangat untuk mewujudkan integrasi wilayah
  • 12. Landasan sinkronisasi dan koordinasi program pembangunan secara lintas wilayah (cross-jurisdiction) Landasan pengelolaan kompetisi (managed competition) yang saling menguntungkan antar wilayah, melalui : Kesepakatan penetapan spesialisasi produk unggulan Kesepakatan penetapan fungsi simpul-simpul Kesepakatan penetapan outlet-outlet (port/bandara) Kesepakatan pengelolaan dan pengembangan prasarana wilayah (transportasi jalan, KA, sungai, dan sumber daya alam) Landasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bersama-sama, sesuai dengan prinsip ekonomi dan
  • 13. Perwujudan operasionalisasi RTRWN Landasan perumusan dukungan program-program pembangunan sektor yang sesuai dengan aspirasi lokal dan kebutuhan spesifik daerah Sebagai alat perekat keutuhan bangsa – mencegah terjadinya disintegrasi wilayah Landasan keterpaduan penanganan kawasan strategis nasional secara lintas sektor Antisipasi terhadap tekanan persaingan regional dan global melalui pemanfaatan sumber daya secara kolektif dan berkelanjutan
  • 14. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Wilayah Pulau Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor Strategi pengelolaan dan pengembangan kawasan strategis dalam lingkup pulau Strategi pengelolaan dan pengembangan prasarana wilayah Indikasi program jangka menengah Mekanisme kelembagaan dan pembiayaan penanganan konflik pemanfaatan ruang wilayah Pulau
  • 15. 1. Menciptakan keterpaduan program sektoral melalui pemanfaatan RTRW 2. Meningkatkan kemampauan kelembagaan & SDM daerah 3. Mendorong terwujudnya kemitraan dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan Penataan Ruang 4. Meningkatkan transparansi dalam penyelenggaraan Penataan Ruang Kebijakan Penataan RuangKebijakan Penataan Ruang
  • 16. 1. Memantapkan RTRWN dan RTRWP sebagai acuan pembangunan 2. Melakukan bantuan dan pelatihan kepada Daerah 3. Menyusun dan mensosialisasikan NSPM 4. Mendorong penyelesaian RPP dan produk turunannya 5. Membangun networking dengan stakeholders 6. Mendorong pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang 7. Mendorong perwujudan transparansi penataan ruang Strategi Penataan RuangStrategi Penataan Ruang
  • 17. A. Memfasilitasi perwujudan struktur ruang wilayah, didukung jaringan prasarana wilayah dan pengembangan perkotaan dan perdesaan B. Menyusun Rencana Terpadu Kimpraswil C. Menyiapkan NSPM dan produk pengaturan dalam Penataan Ruang D. Meningkatkan kemampuan daerah dan pelaku lainnya Program Penataan RuangProgram Penataan Ruang
  • 18. E. Mengembangkan kemitraan penataan ruang, informasi dan komunikasi kemitraan serta pemberdayaan masyarakat F. Memfasilitasi dan bantuan teknik penyusunan dan peninjauan kembali RTRW Propinsi, Kabupaten, dan Kota G. Menyiapkan kebijakan, pedoman, bagi kawasan : Andalan, Tertentu, Tertinggal, Perbatasan, yang mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah H. Memfasilitasi dan bantuan teknik pengelolaan KAPET, promosi investasi, di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
  • 19. I. Meninjau kembali dan memantapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional j. Menyusun RTRW Pulau dalam rangka Program Terpadu Prasarana Wilayah K. Memfasilitasi perwujudan transparansi bagi kepastian pemanfaatan ruang
  • 20. Community Development in Japan -especially on organization (jichikai) - Administration Units - 47 Prefectures - 3,224 Municipalities (May, 2001) City : 670 (shi) Town : 1,988 (cho) Village : 566 (son or mura) (mainly categorized by population size)
  • 21. Community participation in development activities in Japan Community participation in rural areas neighbourhood association “jichikai”, “chonaikai”, “ku”, etc.
  • 22. Desa / Kelurahan RT Village Neighborhood Settlement KK Cho / Son Leaders’ meeting / Coordinating board Kampung / RW Kumi Ie Shuraku Jichikai≒ Household Indonesia Japan Community-based Organizations in Indonesia and Japan
  • 23. characteristics of Jichikai Jichikai is the most basic organization in this hierarchy. Jichikai consists of one or several settlements. All households are joined to jichikai Jichikai has several small groups of households those are called “kumi”, “han”, ”jokai” etc. Jichikai has several sections for settlement management Jichikai deals with all kinds of matters on living environment. For example, roads maintenance, cleaning of public space, mutual aid in agriculture, promotion of many kinds of events, aid for aged or diseased people, etc. Those activities are similar to Gotong royong in Indonesia. Jichikai has a function of the smallest unit of the administration. “Leaders meeting” consists of the leaders of each jichikai. It exists in old municipality levels. This hierarchical organization has only administrative functions without any authority.
  • 24. Sections in jichikai Leader, sub- leader, accountant Section for general affairs Section for culture Section for agriculture
  • 25. A case in Kaminaka Town, Fukui Prefecture - Number of population : 8,077 - Number of households : 2,086 - Number of settlements : 44 Kaminaka Town
  • 26. Kaminaka (community development) method 1963 ~ 1965: “Community college” founded.  →  Learning about community development and local politics (two people from each settlement). 1964 ~ 1973: Period of settlement reorganization. Subsidies from central government → Reorganization of settlement → Small groups in each settlement → Recreational events and community development plan. 1974 A new mayor elected. → Establishment of a new method for community development based on the settlement reorganization → “Planning committees” in all settlements 1975 All settlements drew out “settlement plans” 1976 Master development plan by cho → Settlement planning and its implementation → “Kaminaka method” developed.
  • 27. Structure of jichikai in Kaminaka Town Group for singles Group for young wives Group for young husbands Group for middle-aged wives Group for middle-aged husbands Group for senior wives Group for senior husbands Committee of group leaders Class leader SectionsSection leaders meeting Planning Committee clas s ku
  • 28. Improvement of living environment in Kaminaka Town – Each group makes a draft development plan. – Planning committee draws up “settlement plan” based on the drafts. – Meeting of all households approves the plan. – Shuraku presents “Settlement plan” to the cho. The plan is evaluated by administration. – The committee adjusts the plans of neighbouring settlements. – The committee presents the plan of old municipality to the cho. – The cho implements the plan as public works. In order to carry out the plan, “shuraku” must bear 30% of the total budget.
  • 29. Planning process in Kaminaka Town ⑥ Each group class Planning committee General meeting of all households Leaders committee in old municipality Administration of Kaminaka Town ① ② ③ ④ ⑤ ⑦
  • 33. Catatan simpulan 1. Penataan ruang daratan dan lautan adalah satu dan tidak bisa didikotomikan 2. Penataan ruang (RTRWN, RTRW Pulau, RTRW Kab/Kota) merupakan alat keterpaduan program pembangunan wilayah 3. Penyusunan, pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang harus melibatkan masyarakat lokal 4. Penyelenggaraan penataan ruang adalah proses yang memerlukan waktu dan komitmen bersama antar seluruh stakeholder

Editor's Notes

  1. In Indonesia, community-level organizations such as RW and RT function as “branches” of administrative bodies. In Japan, a settlement has another face besides its administrative function. Here we commonly find a resident’s community named “jichikai”, literally meaning “self-governing group”. Members of jichikai are identical to the members of shuraku. There activities are somewhat similar to Gotong Royong in Indonesia, for example cleaning village roads and irrigation channels, but they also talk over various issues in their settlement and collect requests from households. The leader of jichikai, typically the head of the settlement, will bring the issues and requests to the leaders’ meeting to discuss and coordinate among settlements. Some topics are then proposed to village administration for budgeting and implementation. In some villages, certain amount of the annual budget is reserved for supporting such community-based activities.