SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
chemistry
Kamis, 31 Oktober 2013
laporan ekstraksi cair-cair
laporan ekstraksi cair-cair
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organikPenyiapan bahan yang akan diekstrak dan plarut Selektivitas Pelarat hanya
boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar
(kebutuhan pelarut lebih sedikit). Kemampuan tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair,
pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi. Kerapatan Terutama
pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut
dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali
pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor
sentrifugal). Reaktivitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstarksi. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak
harus berada dalam bentuk larutan.[1]
Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 - 24 bulan) yang menyimpan
karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Pada wortel
mentah hanya 3% β-ririencha yang dilepaskan selama proses pencernaan, proses ini dapat
ditingkatkan hingga 39% melalui pulping, memasaknya dan menambahkan minyak sawit. Wortel
mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Mengkonsumsi wortel baik untuk
penglihatan pada mata, terutama bisa meningkatkan pandangan jarak jauh.[2]
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau
penggambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut air
(biasanya organik)[3].
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui
pemisahan wortel dengan pelarut kloroform dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut cair-
cair?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pemisahan wortel dengan pelarut
kloroform dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut cair-cair.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau
lebihkomponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven)
sebagaiseparating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda
dari komponen-komponen dalam campuran[4]
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau
pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain
(biasanya organik).[5]
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara
lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase
dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang suatu
larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor
sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair
secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi
kontinu dari sejumlah kecil bahan.[6]
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di antara dua fasa cair
yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan
“bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk
analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan
anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana),
alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current Craig”.[7]
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau dise but juga ekstraksi
air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak
memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan
padsa distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidang saling
bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida, atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan
untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisis pada semua skala
kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi metode
yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logamyang bertindak sebagai trace
(pengotor) dan ion-ion logamdalam jumlah makrogram[8]
Menurut Estien Yazid (2005), berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu
ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk padatan.
Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung
di dalam bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi
cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod
atau logam-logam tertentu dalam larutan air.
Menurut Indra Wibawa (2010), Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam
teknik ekstraksi:
1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi
2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi
3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
6. Ekstraktor: Alat ekstraksi
7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari bahan ekstraksi
yang cair.
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan diperoleh (ekstrak),
melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak dalam pelarut.
Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan
pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut
anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya.[9]
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap (batch)
atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap.
Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut
pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan
konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan
dan lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan
analisis selanjutnya.[10]
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau dise but juga ekstraksi air
merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak
memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan
padsa distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidang saling
bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida, atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan
untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisis pada semua skala
kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi metode
yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logamyang bertindak
sebagaitrace (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah makro gram[11]
Cara ini digunakan jika harga D cukup besar (˃ 1000). Bila hal ini terjadi, maka satu kali
ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara kuantitatif. Nmaun demikian, ekstraksi akan
semakin efektif jika dilakukan berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit demi
sedikit.[12]
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat campur, ada suatu
hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada kesetimbangan. Nernst
pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun
1981 ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak
dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah
konstanta pada suatu temperatur tertentu:
= tetapan
menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun hubungan ini berlaku cukup
baik dalam kasus-kasus tertentu, pada kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang benar,
dalam pengertian termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang
seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu fase memelihara suatu rasio yang
konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase cair yang lain:
= KDA
Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1. Tetapan sejati KDA disebut koefisien
distribusi dari spesies A.[13]
Dalam klasifikasi ekstraksi, ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi atau zat
dari campuranya dengan mernggunakan yang sesuai. Menurut Estien Yazid (2005, h,181-
18) Ekstraksi dapat digolongkan berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi dan proses
pelaksanaannya.
a. Bentuk campuranya
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi
padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
1. Ekstraksi padat-cair
Zat yang diekstraksi terdapat didalam campuran yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis
ini banyak dilakukan didalam usaha mengrisolasi zat berkhasiat yang terkandung didalam bahan
alam seperti steroid, hormon, antibiotika, dan lipida pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair
Zat yang diekstraksi teradpat didalam campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair
sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod, atau
logam-logam tertentu dalam larutan air.
b. Proses pelaksanaannya
Menurut proses pelaksanaannya ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi
berkesinambungan (kontinyu) dan ekstraksi bertahap.
1. Ekstraksi kontinyu (Continues Extraction)
Pada ekstraksi kontinyu, pelarut yang digunakan secara berulang-ulang sampai proses
ekstraksi selesai. Tersedia berbagai alat dari jenis ekstraksi ini seperti alat soxhlet atau Craig
Countercurent.
2. Ekstraksi bertahap (batch)
Pada ekstraksi bertahap, setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru sampai
proses ekstraksi selesai. Alat yang biasa digunakan adalah berupa corong pisang.
Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara
intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.
Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang
pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat
ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang
sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar
haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan
tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan
bantuan perkakas pengaduk).[14]
Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan menyebabkan
terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat
mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak
pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin
segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi
tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan
kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.[15]
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap (batch)
atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap.
Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut
pertama melaluicorong pisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan
konsentrasi solut pada kedua pelarut.setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan,
dan lapisan yang berada dibawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan
analisa selanjutnya[16]
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilakukanya percobaan ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Jum’at / 31Mei 2013
Pukul : 08.00-12.00 WITA
: Laboratorium Kimia Analitik Lantai Dasar UIN Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah corong pisah 100 mL, pipet skala 10 mL, gelas
piala 100 mL, gunting, erlenmeyer 250 mL, mortal dan lumpang, statif dan klem.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah aquadest, aluminium foil, kain blacu, larutan
kloroform, tissue, wartel.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Memotong kecil-kecil wortel
2. Menimbang potongan wortel sebanyak 50,0030 gr.
3. Menggerus wortel dalam mortel hingga ekstraknya keluar.
4. Mengambil ekstraknya dengan cara memeras hasil tumbukan wortel kedalam gelas kimia
menggunakan kain blacu.
5. Memindahkan ekstrak kecorong pisah.
6. Menambahkan 50 mL larutan kloroform kedalamnya.
7. Mengkocok corong pisah searah jarum jam selama 5 menit, dengan sekali-kali membuka tutup
corong.
8. Mendiamkan sampai terjadi pemisahan.
9. Mengeluarkan lapisan organik sedangkan ekstraknya dituang ke Erlenmeyer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Perlakuan
Wortel ditmbang wortel digerus ekstrak sampel dipindahkan
50,0030 gr mortal corong pisah
Kloroform tambahkan diamkan sampai terjadi pemisahan pindahkan
5 mL, kocok
Pisahkan lapisan organiknya, lapisan ekstrak pindahkan lapisan ekstrak
Dalam Erlenmeyer
Ditambah pelarut organic pemisahan I kuning tua Pemisahan II kuning bening.
2. Tabel Pengamatan
No. perlakuan Warna Gambar
1 penimbangan Orange
2 penggerusan Orange
3 Ekstrak wortel
(1 fase)
Orange
4 Pemisahan I
(2 fase)
Kuning tua
5 Pemisahan II
(2 fase)
Kuning bening
Hasil ekstraksi Kuning
B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan proses ekstraksi cair-cair dengan sampel, yaitu sampel
wortel pada ekstraksi dengan menggunakan corong pisah. dilakukan dengan cara menggerus
sampel wortel agar diperoleh ekstrak kentalnya. Ekstrak buah wortel yang diperoleh selanjutnya
dimasukkan ke dalam corong pemisah dan menambahkan dengan kloroform (CHCl3) kemudian
mengocok selama beberapa menit, fungsi pengocokan disini ialah membantu proses pemisahan.
Kloroform merupakan pelarut nonpolar yang sering digunakan dalam proses ekstraksi. Tujuan
penambahan kloroform (CHCl3) digunakan sebagai pelarutnya adalah karena kloroform bersifat
nonpolar, sedangkan ekstrak buah wortel bersifat polar, sehingga keduanya tidak saling
melarutkan. Hal ini terlihat ketika kloroform ditambahkan ke dalam corong pisah membentuk dua
fase (tidak bercampur) pada pemisahan pertama, dimana fase yang dibawah adalah kloroform yang
ditandai dengan warna orange, sedangkan fase yang diatasnya adalah fase kloroform. Mendiamkan
selama beberapa menit dan mengeluarkan lapisan organik dan menuangkan lapisan ekstraknya.
Hasil yang diperoleh untuk pemisahan pertama ialah terjadi dua lapisan yaitu lapisan atas yang
berwarna kuning bening, dan lapisan bawahnya berwarna kuning pekat ini disebabkan karena
bobot jenis kloroform memiliki bobt jenis yang lebih besar dibanding dengan bobot jenis wortel
menyebabkan ekstrak ada dibawah, setelah menuangkan ekstraknya, ditambahkan lagi kloroform,
dan hasil yang diperoleh terjadi pemisahan dimana lapisan atas berwarna kuning bening dan
lapisan atas berwarna kuning pucat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini ialah hasil yang diperoleh untuk pemisahan pertama
terbentuk dua fase dimana fase yang diatas adalah fase kloroform dan untuk fase yang di bawah
adalah ekstrak wortel dan untuk pemisahan ke dua fase atasnya ialah ekstraknya sedangkan yang
dibawah adalah kloroform.
B. Saran
Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan berikutnya menggunakan
sampel lain lebih banyak mengandung ekstrak seperti daun sirih.
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik Makassar: Alauddin Press, 2007
Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis Yogyakarta: Andi, 2005
“Ekstraksi” Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi (09 juni 2013).
Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Khopkar, Konsep Dasar kimia Analitik Jakarta: UI-PRESS, 2010
R.A. Day dan A.L. Underwood, Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam Jakarta: Erlangga, 2001
Sumar Hendayana, Kimia Pemisahan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010
Sukma, Dwi wibawa indra, ekstraksi cair-cair, http://indrawibawads.files.wordpress.com (09 juni 2013)
Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009. http://www.chem- is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/ (02 juni 2013)
“Wortel” Wikipedia the free encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Wortel (09 juni 2013).
[1]“ekstraksi” Wikipedia the free encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi (09 juni 2013).
[2]“wortel” Wikipedia the free encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Wortel (09 juni 2013).
[3]Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 181.
[4]Sukma, Dwi wibawa indra, ekstraksicair-cair, http://indrawibawads.files.wordpress.com (09 juni 2013) h. 1.
[5]Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 181.
[6]Sukma, Dwi wibawa indra, op.cit h. 2.
[7]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar:UIN Alauddin Makassar, 2007), h. 51.
[8]Khopkar.M. S, Konsep Dasar Kimia Analitik (UI-Press, 2010) h. 90.
[9]Khamidinal, Teknik LaboratoriumKimia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 138.
[10]Estien Yazid, op. cit., h. 183-184.
[11]Khopkar.M. S, op. cit h. 90.
[12]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, op. cit., h. 67.
[13]R.A. Day dan A.L. Underwood, Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457-458.
[14]Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/ (02 juni 2013).
[15]Ibid.
[16]Estien Yazid, op. cit., h.183-184.
Diposkan oleh RyusukeTsukumo di 03.21
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
 ▼ 2013 (2)
o ▼ Oktober (1)
 laporan ekstraksi cair-cair
o ► Juni (1)
Mengenai Saya
Lihat profil
lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

More Related Content

What's hot

DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraCitra pharmacist
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairswirawan
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 

What's hot (20)

DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 

Similar to Chemistry

laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxakqj10oke
 
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfkuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfBenySaputra8
 
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptxnurrahimmah2
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxWahyuniMinangkabau
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Atika Fitria Ningrum
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxPPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxNovriDoank2
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara ivmuhlisun_azim
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiSMAN 4 MERLUNG
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuranaji indras
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairagusasnafi
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapanhengkinugraha
 

Similar to Chemistry (20)

laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfkuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
4-ekstraksi.ppt
4-ekstraksi.ppt4-ekstraksi.ppt
4-ekstraksi.ppt
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
 
Pemisahan
PemisahanPemisahan
Pemisahan
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxPPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara iv
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuran
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cair
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 

Chemistry

  • 1. chemistry Kamis, 31 Oktober 2013 laporan ekstraksi cair-cair laporan ekstraksi cair-cair BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organikPenyiapan bahan yang akan diekstrak dan plarut Selektivitas Pelarat hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). Kemampuan tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal). Reaktivitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-kornponen bahan ekstarksi. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.[1] Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 - 24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Pada wortel mentah hanya 3% β-ririencha yang dilepaskan selama proses pencernaan, proses ini dapat ditingkatkan hingga 39% melalui pulping, memasaknya dan menambahkan minyak sawit. Wortel mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Mengkonsumsi wortel baik untuk penglihatan pada mata, terutama bisa meningkatkan pandangan jarak jauh.[2] Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau penggambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut air (biasanya organik)[3].
  • 2. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui pemisahan wortel dengan pelarut kloroform dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut cair- cair? C. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pemisahan wortel dengan pelarut kloroform dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut cair-cair. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebihkomponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagaiseparating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran[4] Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain (biasanya organik).[5] Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan.[6] Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan
  • 3. anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current Craig”.[7] Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau dise but juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan padsa distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidang saling bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida, atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logamyang bertindak sebagai trace (pengotor) dan ion-ion logamdalam jumlah makrogram[8] Menurut Estien Yazid (2005), berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. 1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian. 2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau logam-logam tertentu dalam larutan air. Menurut Indra Wibawa (2010), Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi: 1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi 2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi 3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi 4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak 5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya 6. Ekstraktor: Alat ekstraksi 7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat 8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari bahan ekstraksi yang cair. Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak dalam pelarut.
  • 4. Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya.[9] Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya.[10] Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau dise but juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan padsa distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidang saling bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida, atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logamyang bertindak sebagaitrace (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah makro gram[11] Cara ini digunakan jika harga D cukup besar (˃ 1000). Bila hal ini terjadi, maka satu kali ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara kuantitatif. Nmaun demikian, ekstraksi akan semakin efektif jika dilakukan berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit demi sedikit.[12] Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun 1981 ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur tertentu: = tetapan menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun hubungan ini berlaku cukup baik dalam kasus-kasus tertentu, pada kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang benar, dalam pengertian termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang
  • 5. seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu fase memelihara suatu rasio yang konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase cair yang lain: = KDA Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1. Tetapan sejati KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A.[13] Dalam klasifikasi ekstraksi, ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi atau zat dari campuranya dengan mernggunakan yang sesuai. Menurut Estien Yazid (2005, h,181- 18) Ekstraksi dapat digolongkan berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi dan proses pelaksanaannya. a. Bentuk campuranya Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. 1. Ekstraksi padat-cair Zat yang diekstraksi terdapat didalam campuran yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan didalam usaha mengrisolasi zat berkhasiat yang terkandung didalam bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotika, dan lipida pada biji-bijian. 2. Ekstraksi cair-cair Zat yang diekstraksi teradpat didalam campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod, atau logam-logam tertentu dalam larutan air. b. Proses pelaksanaannya Menurut proses pelaksanaannya ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi berkesinambungan (kontinyu) dan ekstraksi bertahap. 1. Ekstraksi kontinyu (Continues Extraction) Pada ekstraksi kontinyu, pelarut yang digunakan secara berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. Tersedia berbagai alat dari jenis ekstraksi ini seperti alat soxhlet atau Craig Countercurent. 2. Ekstraksi bertahap (batch) Pada ekstraksi bertahap, setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru sampai proses ekstraksi selesai. Alat yang biasa digunakan adalah berupa corong pisang. Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar
  • 6. haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk).[14] Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.[15] Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melaluicorong pisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut.setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan, dan lapisan yang berada dibawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisa selanjutnya[16] BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Waktu dan tempat dilakukanya percobaan ini adalah sebagai berikut : Hari/Tanggal : Jum’at / 31Mei 2013 Pukul : 08.00-12.00 WITA : Laboratorium Kimia Analitik Lantai Dasar UIN Alauddin Makassar B. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat yang digunakan adalah corong pisah 100 mL, pipet skala 10 mL, gelas piala 100 mL, gunting, erlenmeyer 250 mL, mortal dan lumpang, statif dan klem. 2. Bahan
  • 7. Adapun bahan yang digunakan adalah aquadest, aluminium foil, kain blacu, larutan kloroform, tissue, wartel. C. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Memotong kecil-kecil wortel 2. Menimbang potongan wortel sebanyak 50,0030 gr. 3. Menggerus wortel dalam mortel hingga ekstraknya keluar. 4. Mengambil ekstraknya dengan cara memeras hasil tumbukan wortel kedalam gelas kimia menggunakan kain blacu. 5. Memindahkan ekstrak kecorong pisah. 6. Menambahkan 50 mL larutan kloroform kedalamnya. 7. Mengkocok corong pisah searah jarum jam selama 5 menit, dengan sekali-kali membuka tutup corong. 8. Mendiamkan sampai terjadi pemisahan. 9. Mengeluarkan lapisan organik sedangkan ekstraknya dituang ke Erlenmeyer. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan
  • 8. 1. Perlakuan Wortel ditmbang wortel digerus ekstrak sampel dipindahkan 50,0030 gr mortal corong pisah Kloroform tambahkan diamkan sampai terjadi pemisahan pindahkan 5 mL, kocok Pisahkan lapisan organiknya, lapisan ekstrak pindahkan lapisan ekstrak Dalam Erlenmeyer Ditambah pelarut organic pemisahan I kuning tua Pemisahan II kuning bening. 2. Tabel Pengamatan No. perlakuan Warna Gambar 1 penimbangan Orange 2 penggerusan Orange 3 Ekstrak wortel (1 fase) Orange 4 Pemisahan I (2 fase) Kuning tua
  • 9. 5 Pemisahan II (2 fase) Kuning bening Hasil ekstraksi Kuning B. Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan proses ekstraksi cair-cair dengan sampel, yaitu sampel wortel pada ekstraksi dengan menggunakan corong pisah. dilakukan dengan cara menggerus sampel wortel agar diperoleh ekstrak kentalnya. Ekstrak buah wortel yang diperoleh selanjutnya dimasukkan ke dalam corong pemisah dan menambahkan dengan kloroform (CHCl3) kemudian mengocok selama beberapa menit, fungsi pengocokan disini ialah membantu proses pemisahan. Kloroform merupakan pelarut nonpolar yang sering digunakan dalam proses ekstraksi. Tujuan penambahan kloroform (CHCl3) digunakan sebagai pelarutnya adalah karena kloroform bersifat nonpolar, sedangkan ekstrak buah wortel bersifat polar, sehingga keduanya tidak saling melarutkan. Hal ini terlihat ketika kloroform ditambahkan ke dalam corong pisah membentuk dua fase (tidak bercampur) pada pemisahan pertama, dimana fase yang dibawah adalah kloroform yang ditandai dengan warna orange, sedangkan fase yang diatasnya adalah fase kloroform. Mendiamkan selama beberapa menit dan mengeluarkan lapisan organik dan menuangkan lapisan ekstraknya. Hasil yang diperoleh untuk pemisahan pertama ialah terjadi dua lapisan yaitu lapisan atas yang berwarna kuning bening, dan lapisan bawahnya berwarna kuning pekat ini disebabkan karena bobot jenis kloroform memiliki bobt jenis yang lebih besar dibanding dengan bobot jenis wortel menyebabkan ekstrak ada dibawah, setelah menuangkan ekstraknya, ditambahkan lagi kloroform, dan hasil yang diperoleh terjadi pemisahan dimana lapisan atas berwarna kuning bening dan lapisan atas berwarna kuning pucat.
  • 10. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan pada percobaan ini ialah hasil yang diperoleh untuk pemisahan pertama terbentuk dua fase dimana fase yang diatas adalah fase kloroform dan untuk fase yang di bawah adalah ekstrak wortel dan untuk pemisahan ke dua fase atasnya ialah ekstraknya sedangkan yang dibawah adalah kloroform. B. Saran Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan berikutnya menggunakan sampel lain lebih banyak mengandung ekstrak seperti daun sirih. DAFTAR PUSTAKA Alimin, Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik Makassar: Alauddin Press, 2007 Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis Yogyakarta: Andi, 2005 “Ekstraksi” Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi (09 juni 2013). Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
  • 11. Khopkar, Konsep Dasar kimia Analitik Jakarta: UI-PRESS, 2010 R.A. Day dan A.L. Underwood, Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam Jakarta: Erlangga, 2001 Sumar Hendayana, Kimia Pemisahan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Sukma, Dwi wibawa indra, ekstraksi cair-cair, http://indrawibawads.files.wordpress.com (09 juni 2013) Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009. http://www.chem- is- try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/ (02 juni 2013) “Wortel” Wikipedia the free encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Wortel (09 juni 2013). [1]“ekstraksi” Wikipedia the free encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi (09 juni 2013). [2]“wortel” Wikipedia the free encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Wortel (09 juni 2013). [3]Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 181. [4]Sukma, Dwi wibawa indra, ekstraksicair-cair, http://indrawibawads.files.wordpress.com (09 juni 2013) h. 1. [5]Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 181. [6]Sukma, Dwi wibawa indra, op.cit h. 2. [7]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar:UIN Alauddin Makassar, 2007), h. 51. [8]Khopkar.M. S, Konsep Dasar Kimia Analitik (UI-Press, 2010) h. 90. [9]Khamidinal, Teknik LaboratoriumKimia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 138. [10]Estien Yazid, op. cit., h. 183-184. [11]Khopkar.M. S, op. cit h. 90. [12]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, op. cit., h. 67. [13]R.A. Day dan A.L. Underwood, Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457-458. [14]Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009. http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/ (02 juni 2013). [15]Ibid. [16]Estien Yazid, op. cit., h.183-184. Diposkan oleh RyusukeTsukumo di 03.21 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting LamaBeranda
  • 12. Langganan: Poskan Komentar (Atom) Arsip Blog  ▼ 2013 (2) o ▼ Oktober (1)  laporan ekstraksi cair-cair o ► Juni (1) Mengenai Saya Lihat profil lengkapku Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.